Anda di halaman 1dari 8

INOVASI DAN ENTERPRENEURSHIP

SISTEM PENGEMBANGAN DAN INOVASI PRODUK

Disusun oleh :

Aldi nosi putra (1710007)

Maksum hidayat (1710019)

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI WIDYA MANGGALA SEMARANG


2020
BAB I

PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang

Pengembangan produk dan inovasi merupakan sebuah hal penting yang dibutuhkan
oleh perusahaan. Perusahaan menjalankan bisnis pasti dengan adanya pesaing di luar
perusahaan. Maka dari itu proses ini penting agar perusahaan mempunyai produk yang
berbeda dengan pesain dan memiliki keunggulan yang menonjol, sehingga membuat orang
tertarik dengan produknya (Trott, 2008). Dengan semakin majunya jaman ditandai dengan
kemunculan produk-produk yang semakin berfariatif, produk"produk tersebut dibuat
sebagai alat pemuas kebutuhan dan keinginan konsumen yang semakin berfariatif pula.
Memahami konsumen adalah suatu keharusan yang sangat mutlak karena setiap orang
memiliki kebutuhan, keinginan, kemampuan dan selera yang berbeda, maka produk yang
ditawarkan juga harus disesuaikan dengan kebutuhan dan keinginan konsumen yang
bergeser dan mengalami perubahan dari waktu ke waktu. Sedangkan inovasi sendiri adalah
perubahan pengetahuan yang sudah ada atau pengetahuan yang baru menjadi produk baru
atau mengubah produk, proses, dan pelayanan yang bermaksud untuk membuat nilai yang
baru kepada pelanggan dan memberikan peningkatan keuangan kepada pembuat inovasi
(Magrab et all 2010), Inovasi juga mempunyai arti jantung atau pusat aktivitas dari setiap
perusahaan karena inovasi berperan penting pada kelangsungan perusahaan, serta
Manajemen dari semua aktivitas antara lain proses pembentukan ide, pengembangan
teknologi, proses pabrikan dan pemasaran atas produk baru atau produk yang
dikembangkan (Trott, 2008).

1.2. Rumusan masalah

A. Kualitas produk dan cara mengukurnya

B. Cara merancang produk untuk menciptakan keunggulan kompetetif

C. Inovasi dan perubahan pasar menciptakan peluang

D. Perencanaan untuk berbagai tahapan siklus hidup produk

1.3. Tujuan penulisan

A. Untuk mengetahui bagaimana cara mengukur kualitas produk

B. Untuk mengetahui cara merancang produk sehingga menciptakan keunggulan


kompetetif

C. Untuk mengetahui inovasi dan perubahan pasar bisa menciptakan peluang suatu
sistem produk

D. Mengetahui beberapa tahapan-tahapan dalam siklus produk


BAB II

PEMBAHASAN
2.1 Kualitas produk dan cara mengukurnya

Pengertian produk dibagi menjadi dua, yaitu produk nyata (tangible) dan
produk yang tidak nyata (intangible),berikut beberapa pengertian produk yang
dikemukakan oleh para ahli yaitu Menurut Kotler dan Armstrong (2001 : 346)
Produk adalah sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk diperhatikan,
dimiliki, digunakan atau dikonsumsi sehingga dapat memuaskan keinginan atau
dikonsumsi sehingga dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan. Termasuk
didalamnya objek secara fisik,orang, tempat, organisasi, dan gagasan.
Menurut body, walker, larranche (2007 : 7) Produk adalah objek fisik berwujud
(seperti mobil, jam tangan, dan & komputer) yang memberikan jasa.

Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa produk meliputi barang, jasa,orang,
ide, tempat, dan organisasi yang ditawarkan ke pasar dan diperoleh melalui
pertukaran untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan.

Kualitas adalah faktor kunci yang membawa keberhasilan bisnis,


pertumbuhan dan peningkatan posisi bersaing. Kualitas suatu produk diartikan
sebagai derajat atau tingkatan dimana produk tersebut mampu memuaskan
keinginan dari konsumen (fitness for use).Produk memiliki arti penting dalam
perusahaan karena tanpa adanya produk, perusahaan tidak dapat melakukan
apapun dari usahanya. Konsumen akan membeli produk kalua merasa cocok,
karena itu produk harus disesuaikan dengan keinginan ataupun kebutuhan
konsumen agar pemasaran produk berhasil.Sementara itu untuk menjaga kualitas
produk yang dihasilkan dan sesuai dengan tuntutan kebutuhan pasar, perlu
dilakukan pengendalian kualitas atas aktivitas proses yang dijalani. Produk yang
berkualitas adalah produk yang sesuai dengan apa yang diinginkan konsumennya.
Menurut Goetch dan Davis (1995), kualitas adalah suatu kondisi dinamis yang
berkaitan dengan produk, pelayanan, orang, proses, dan lingkungan yang
memenuhi atau melebihi apa yang diharapkan.
Selain itu, kualitas memerlukan suatu proses perbaikan yang terus
menerus (continuous improvement process) yang dapat diukur baik secara
individual, organisasi, korporasi, dan tujuan kinerja nasional. Kualitas produk
meliputi kualitas bahan baku dan barang jadi, sedangkan kualitas proses meliputi
kualitas segala sesuatu yang berhubungan dengan proses produksi perusahaan
manufaktur.
Ada beberapa dimensi kualitas untuk industri manufaktur. Dimensi ini
digunakan untuk melihat dari sisi manakah kualitas dinilai. Tentu saja perusahaan
ada yang menggunakan salah satu dari sekian banyak dimensi kualitas yang ada,
namun ada kalanya yang membatasi hanya pada salah satu dimensi tertentu. Yang
dimaksud dimensi kualitas tersebut, telah diuraikan oleh Garvin (1995) untuk
industry manufaktur, meliputi:
a) erformance
Yaitu kesesuaian produk dengan fungsi utama produk itu sendiri atau karakteristik
operasi dari suatu produk.
b) Feature
Yaitu ciri khas produk yang membedakan dari produk lain yang merupakan
karakteristik pelengkap dan mampu menimbulkan kesan yang baik bagi
pelanggan.
c) Reliabilty
Yaitu kepercayaan pelanggan terhadap produk karena kehandalannya atau karena
kemungkinan kerusakan yang rendah.
d) Confornance
Yaitu kesesuaian produk dengan syarat atau ukuran tertentu atau sejauh mana
karakteristik desain dan operasi memenuhi standar yang telah diitetapkan.
e) Durability
Yaitu tingkat ketahanan/awet produk atau lama umur produk.
f) Serviceability
Yaitu kemudahan produk itu bila akan diperbaiki atau kemudahan memperoleh
komponen produk tersebut.
g) Aesthetic
Yaitu keindahan atau daya tarik produk tersebut.
h) Perception
Yaitu fanatisme konsumen akan merek suatu produk tertentu karena citra atau
reputasi produk itu sendiri.

Kualitas pada industri manufaktur selain menekankan pada produk yang


dihasilkan, juga perlu diperhatikan kualitas pada proses produksi. Bahkan, yang
terbaik adalah apabila perhatian pada kualitas bukan pada produk akhir,
melainkan proses produksinya atau produk yang masih ada dalam proses,
sehingga bila diketahui ada cacat atau kesalahan masih dapat diperbaiki. Dengan
demikian, produk akhir yang dihasilkan adalah produk yang bebas cacat dan tidak
ada lagi pemborosan yang harus dibayar mahal karena produk tersebut harus
dibuang atau dilakukan pengerjaan ulang.

2.2 Cara merancang produk untuk menciptakan keunggulan kompetetif

Menurut Philip Kotler dan Gray Armstong (2003 : 311 "Mendefiniskan


keunggulan kompetitif adalah keunggulan terhadap pesaing yang di peroleh
dengan menawakan nilai lebih rendah maupun dengan memberikan manfaat lebih
besar karena harganya lebih tinggi.

ada 2 cara dasar untuk mencapai keunggulan kompetitif

1. Strategi biaya rendah yang mempapukan perusahan untukmenawarakan


produk dengan harga yang lebih murah dari pesaingnya

2. Strategi differensiasi produk ,sehingga pelangan menganggap memperoleh


manfaat unik yang sesui dengan harga yang cukup . Akan tetapi kedua
strategi tersebut mempunyai pengaruh yang sama yakni meningkatkan
yang dinikmati oleh pelangan.

Keunggulan kompetitif berkembang dari nilai yang mampu di ciptakan untuk


pembelinya yang melebihi biyaya perusahaan yang melebihi biyaya perusahaan dalm
menciptakannya.Keunggulan kompetitif berasal dari banyak aktifitas berlainan yang di
lakukan perusahaan dalam mendesain,memproduksi,memasarakan,menyerahkan dan
medukung produknya .Masing -masing aktifitas dapat mendukung posisi biaya relatif
perusahaan dan menciptakan difereniasi.

Ada dua jenis keunggulan kompetitif ,

1. Keunggulan Biaya Merupakan Inti Dari Setiap Strategi Bersaing .


Untuk mencapai keunggualan biaya , sebuah perusahaan harus bersiap
menjadi produsen berbiaya rendah dalam industrinya. Perusahaan harus
memiliki banyak segmen , bahkan beroperasi dalam industri terkait.

Bila perusahaan dapat mencapai dan mempertahakan keunggulan biaya, maka


akan menjadi perusahaan dengan kinerja rata - rata dalam isndustri asal dapat
menguasai harga pada,atau dekat, rata – rata industri.

2. Diferensiasi

Cara melakukan diferensiasi berbeda untuk tiap industri dan pada umunya
dapat didasrkan kepada produk , sistem penyerahan , pendekatan pemasasran
dan lain-lain.

a. Para pesaing terperangkap di tengah ,sehingga tidak memiliki posisi


yang cukup baik untuk mencapai keunggulan (tidak konsisten)
b. Perusahaan merintis inovasi besar yang memungkinkan penurunan
biaya dan meningkatkan diferensiasi.
c. Perusahaan memungkinkan biaya tambahan di tempat lain dan
mempertahankan keunggulan biaya keseluruhan atau mengurangi
biaya diferensiasi dibanding pesaing.

2.3 Inovasi dan perubahan pasar menciptakan peluang

Menggunakan inovasi baru untuk menghadapai persaingan pasar ternyata


cukup efektif untuk memenagkan pasar yang ada .Tanpa adanya inovasi dari
pelaku usaha , bisa di pastikan konsumen akan cepat bosan dan bisnisnya pun
akan tenggelam di tengah ramainya persaigan .Karen itulah ,para pelaku usaha
kecil maupun besar dituntut selalu berinovasi bai dalm urusan internal perusahaan
maupun meningkatkan daya saing produk yang di hasil kan .

Untuk melakukan sebuah inovasi ,bisa memulainya dari hal-hal yang


sederhana

 Produk Unik dan Menarik

Sebagian besar pelaku usaha pastinya berusaha untuk menciptkan produk


baru yang belum pernah ada sebelumnya .Strategi ini memang cukup efektif
,sehingga produk yang anda ciptakan memiliki daya sain yang cukup kuat dan
mampu bertahan di tengah padatnya persaingan pasar.Selain menciptakan produk
baru ,juga bisa mengembangkan produk yang sudah ada menjadi produk luar
biasa dengan memperbaruhi bentuknya ,atau mempercantik kemasan produk .

 Manfaatkan teknologi modern

Strategi inovasi juga bisa di jalankan dengan memanfaatkan bantuan


teknologi modern dalam setiap proses produksi maupun operasional.Dengan
begitu bisa lebih produktif ,memiliki daya saing produk yang lebih tinggi,serta
bisa lebih teliti untuk mengurabgi resiko kesalahan kerja yang di sebabkan oleh
human error .

 Meningkatkan kualitas SDM

Untuk menciptakan produk yang inovatif ,tentunya di butuhkan sumber


daya manusia yang berkompetensi dan memiliki kreativitas cukup tinggi .Karenya
sebelum merencanakan sesuatu yang inovatif ,peting untuk meningktakan
pengetahuan dan kemampuan karyawan sesuai dengan perkembangan
perusahaan .Sebab ,tanpa tangan – tangan kreatif ,mustahil sebuah produk inovatif
bisa tercipta .

 Tingkatkan Pelayanan

Disamping strategi inovasi dengan menciptakan sebuah produk ,juga bisa


menawarkan pelayanan khusus bagi konsumen anda .Melihat pentingnya strategi
inovasi untuk mengasti persaingan usaha ,tidak ada salahnya segera mencoba
untuk meningktakan daya saing bisnis dan jangan pernah berhrnti untuk
berkreasi.

2.4 Perencanaan untuk berbagai tahapan siklus hidup produk

Siklus hidup produk adalah suatu konsep penting yang memberikan


pemahaman tentang dinamika kompetitif suatu produk. Seperti halnya dengan
manusia, suatu produk juga memiliki siklus atau daur hidup. Siklus Hidup Produk
(Product Life Cycle) ini yaitu suatu grafik yang menggambarkan riwayat produk
sejak diperkenalkan ke pasar sampai dengan ditarik dari pasar .Konsep ini
dipopulerkan oleh levitt (1978) yang kemudian penggunaannya dikembangkan
dan diperluas oleh para ahli lainnya.

Ada berbagai pendapatan mengenai tahap – tahap yang ada dalam Siklus
Hidup Produk (Product Life Cycle) suatu produk. Ada yang menggolongkannya
menjadi introduction, growth, maturity, decline dan termination. Sementara itu
ada pula yang menyatakan bahwa keseluruhan tahap – tahap Siklus Hidup Produk
(Product Life Cycle) terdiri dari introduction (pioneering), rapid growth (market
acceptance), slow growth (turbulance), maturity (saturation), dan decline
(obsolescence). Meskipun demikian pada umumnya yang digunakan adalah
penggolongan ke dalam empat tahap, yaitu introduction, growth, maturity dan
decline.

Menurut Basu Swastha (1984:127-132), daur hidup produk itu di bagi


menjadi empat tahap, yaitu :

1. Tahap perkenalan (introduction).


pada tahap ini, barang mulai dipasarkan dalam jumlah yang besar
walaupun volume penjualannya belum tinggi. Barang yang di jual umumnya
barang baru (betul-betul baru) Karena masih berada pada tahap permulaan,
biasanya ongkos yang dikeluarkan tinggi terutama biaya periklanan. Promosi
yang dilakukan memang harus agfesif dan menitikberatkan pada merek penjual.
Di samping itu distribusi barang tersebut masih terbatas dan laba yang diperoleh
masih rendah.
2. Tahap pertumbuhan (growth).
Dalam tahap pertumbuhan ini, penjualan dan laba akan meningkat dengan
cepat. Karena permintaan sudah sangat meningkat dan masyarakat sudah
mengenal barang bersangkutan, maka usaha promosi yang dilakukan oleh
perusahaan tidak seagresif tahap sebelumnya. Di sini pesaing sudah mulai
memasuki pasar sehingga persaingan menjadi lebih ketat. Cara lain yang dapat
dilakukan untuk memperluas dan meningkatkan distribusinya adalah dengan
menurunkan harga jualnya.

3. Tahap kedewasaan (maturity)


Pada tahap kedewasaan ini kita dapat melihat bahwa penjualan masih
meningkat dan pada tahap berikutnya tetap. Dalam tahap ini, laba produsen
maupun laba pengecer mulai turun. Persaingan harga menjadi sangat tajam
sehingga perusahaan perlu memperkenalkan produknya dengan model yang baru.
Pada tahap kedewasaan ini, usaha periklanan biasanya mulai ditingkatkan lagi
untuk menghadapi persaingan.

4. Tahap kemunduran (decline)


Hampir semua jenis barang yang dihasilkan oleh perusahaan selalu
mengalami kekunoan atau keusangan dan harus di ganti dengan barang yang baru.
Dalam tahap ini, barang baru harus sudah dipasarkan untuk menggantikan barang
lama yang sudah kuno. Meskipun jumlah pesaing sudah berkurang tetapi
pengawasan biaya menjadi sangat penting karena permintaan sudah jauh
menurun.Apabila barang yang lama tidak segera ditinggalkan tanpa mengganti
dengan barang baru, maka perusahaan hanya dapat beroperasi pada pasar tertentu
yang sangat terbatas' Altematif-alternatif yang dapat dilakukan oleh manajemen
pada saat penjualan menurun antara lain:
a. Memperbarui barang (dalam arti fungsinya).
b. Meninjau kembali dan memperbaiki progrcm pemasaran serta program
produksiny a agar lebih efisien.
c. Menghilangkan ukuran, warna, dan model yang kurang baik
d. Menghilangkan sebagian jenis barang untuk mencapai laba optimum
pada barang yang sudah ada
e. Meninggalkan sama sekali barang tersebut.
Dalam keempat tahap dari analisa Siklus Hidup Produk (Product Life Cycle) ini
memiliki beberapa strategi (Kotler 1997) yaitu :
1. Tahap Perkenalan (Introduction)
a. Strategi peluncuran cepat (rapid skimming strategy)
Peluncuran produk baru pada harga tinggi dengan tingkat promosi yang tinggi.
Perusahaan berusaha menetapkan harga tinggi untuk memperoleh keuntungan
yang mana akan digunakan untuk menutup biaya pengeluaran dari pemasaran.
b. Strategi peluncuran lambat (slow skimming strategy)
Merupakan peluncuran produk baru dengan harga tinggi dan sedikit promosi.
Harga tinggi untuk memperoleh keuntungan sedangkan sedikit promosi untuk
menekan biaya pemasaran.
c. Strategi penetrasi cepat (rapid penetration strategy)
Merupakan peluncuran produk pada harga yang rendah dengan biaya promosi
yang besar. Strategi ini menjanjikan penetrasi pasar yang paling cepat dan pangsa
pasar yang paling besar.
d. Strategi penetrasi lambat (slow penetration strategy)
Merupakan peluncuran produk baru dengan tingkat promosi rendah dan harga
rendah. Harga rendah ini dapat mendorong penerimaan produk yang cepat dan
biaya promosi yang rendah.

2. Tahap Pertumbuhan (Growth)


Selama tahap pertumbuhan perusahaan menggunakan beberapa strategi untuk
mempertahankan pertumbuhan pasar yang pesat selama mungkin dengan cara:
a. Meningkatkan kualitas produk serta menambahkan keistimewaan produk baru
dan gaya yang lebih baik.
b. Perusahaan menambahkan model – model baru dan produk – produk penyerta
(yaitu, produk dengan berbagai ukuran, rasa, dan sebagainya yang melindungi
produk utama)
c. Perusahaan memasuki segmen pasar baru.
d. Perusahaan meningkatkan cakupan distribusinya dan memasuki saluran
distribusi yang baru.
e. Perusahaan beralih dari iklan yang membuat orang menyadari produk (product
awareness advertising) ke iklan yang membuat orang memilih produk (product
preference advertising)
f. Perusahaan menurunkan harga untuk menarik pembeli yang sensitif terhadap
harga dilapisan berikutnya.

3. Tahap Kedewasaan (Maturity)


a. Perusahaan meninggalkan produk mereka yang kurang kuat dan lebih
berkonsentrasi sumber daya pada produk yang lebih menguntungkan dan pada
produk baru.
b. Memodifikasi pasar dimana perusahaan berusaha untuk memperluas pasar
untuk merek yang mapan.
c. Perusahaan mencoba menarik konsumen yang merupakan pemakai produknya.
d. Menggunakan strategi peningkatan keistimewaan (feature improvement) yaitu
bertujuan menambah keistimewaan baru yang memperluas keanekagunaan,
keamanan atau kenyaman produk.
e. Strategi defensif dimana perusahaan untuk mempertahankan pasar yang mana
hasil dari strategi ini akan memodifikasi bauran pemasaran.
f. Strategi peningkatkan mutu yang bertujuan meningkatkan kemampuan produk,
misalnya daya tahan, kecepetan, dan kinerja produk.
g. Strategi perbaikan model yang bertujuan untuk menambah daya tarik estetika
produk seperti model, warna, kemasan dan lain – lain.
h. Menggunakan take-off strategy yang mana marupakan salah satu strategi yang
digunakan untuk mencapai fase penerimaan konsumen baru, strategi ini dapat
memperbaharui pertumbuhan pada saat produk masuk dalam kematangan.

4. Tahap Penurunan (Decline)


a. Manambah investasi agar dapat mendominasi atau menempati posisi persaingan
yang baik.
b. Mengubah produk atau mencari penggunaan/manfaat baru pada produk
c. Mencari pasar baru
d. Tetap pada tingkat investasi perusahaan saat ini sampai ketidakpastian dalam
industri dapat diatasi
e. Mengurangi investasi perusahaan secara selesktif dengan cara meninggalkan
konsumen yang kurang menguntungkan.
f. Harvesting strategy untuk mewujudkan pengembalian uang tunai secara cepat
g. Meninggalkan bisnis tersebut dan menjual aset perusahaan.

Anda mungkin juga menyukai