Anda di halaman 1dari 21

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Pemasaran (Marketing)

Menjalankan usaha salah satu aspek yang penting adalah pemasaran,

karena seorang yang mampu membuat produk belum tentu bisa menjual produk

yang di ciptakan oleh karena itu aspek pemasaran ini sangat penting untuk suatu

usaha. Pemasaran juga berperan penting dalam menjalankan usaha dan bersaing

dengan competitor yang ada. Dalam hal ini penulis perlu teori –teori yang

menjelaskan menganai pemasaran. Beberapa definisi tentang pemasaran. Menurut

Philip Kotler dalam subagyo (2010) pemasaran adalah pekerjaan rumah yang

harus dikerjanakan manajer untuk menilai kebutuhan, mengukur tingkat dan

intensitasnya, dan menentukan apakah ada peluang yang menguntungkan. Fandi

Tjiptono (2004) pemasaran adalah mencocokan kemampuan perusahaan dengan

kebutuhan dan keinginan konsumen untuk menapai hubungan mutu mutualisme

yang saling mengunutungkan. American Marketing Association (2013) pemasaran

adalah suatu proses perencanaan dan pelaksanaan mengenai konsep harga,

promosi, dan penyaluran ide-ide, barang-barang, jasa yang ditunjukan untuk

menciptakan pertukaran dengan sasaran untuk memberikan kepuasan kepada

individu atau organisasi.

Dalam uraian diatas menjelaskan bahwa pemasaran adalah suatu metode

perencaan untuk dapat menilai kebutuhan dan dapat mengukur tingkat

intensitasnya agar suatu perusahaan dapat bersaing dan bertahan


dalam persaingan dengan competitor lainnya. Beberapa konsep yang berada

dalam pemasaran yaitu harga,lokasi dan promosi yang akan penulis bahas

dalam bab ini.

2.2 Harga

Harga adalah salah satu konsep dalam pemasaran yang dapat

menghasilkan pendapatan, dalam konsep ini harga bersifat fleksibel dan dapat

berubah dengan cepat. Harga juga bisa digunakan dalam kaitannya dengan

memaksimalkan laba. Menurut Kotler dan Amstrong (2003) Harga adalah jumlah

semua nilai yang konsumen tukarkan dalam rangka mendapatkan manfaat (dari)

memiliki atau menggunakan barang atau jasa. Sedangkan menrut Swastha (2009)

harga adalah jumlah uang yang dibutuhkan untuk mendapat sejumlah kombinasi

dari barang beserta pelayannannya. Harga adalah sesuatu yang harus diberikan

kepada konsumen untuk mendapatkan keunggulan yang ditawarkan oleh bauran

pemasaran perusahaan. Menurut Kotler, (2009) harga adalah salah satu elemen

bauran pemasaran yang menghasilkan pendapatan, elemen lain menghasilkan

biaya, harga adalah elemen termudah dalam program pemasaran untuk

disesuaikan pada fitur produk, saluran, dan bahkan komunikasi membutuhkan

lebih banyak waktu. Dalam arti yang paling sempit, harga adalah jumlah uang

yang dibebankan atas suatu produk atau jasa. Lebih luas lagi, harga adalah jumlah

dari seluruh nilai yang ditukar konsumen atas manfaat memiliki atau

menggunakan produk atau jasa tersebut. (Kotler dan Amstrong, 2001).


2.2.1 Indikator Harga

Fure, (2013) mengungkapkan bahwa didalam indikator harga terdapat

beberapa unsur kegiatan utama tentang harga, indikator tersebut meliputi:

1. Keterjangkauan Harga adalah keterjangkaun harga yang di tawarkan

produsen kepada konsumen

2. Kompetitifan Harga adalah harga bersaing dengan pesaing lain

3. Kesesuaian Harga Dengan Fasilitas

4. Kesesuaian Harga Dengan Pelayanan

2.3 Kualitas Produk

Menurut Kotler dan Armstrong (2014:259), produk adalah segala sesuatu

yang dapat ditawarkan ke pasar untuk menarik perhatian, perolehan, penggunaan,

atau konsumsi yang mungkin dapat memuaskan pelanggan. Jika didefinisikan

secara luas, produk juga termasuk servis, acara, orang, tempat atau campuran dari

variabel diatas.

Menurut Kotler pada Pusparani dan Rastini (2015), semakin tinggi tingkat

kualitas, maka akan semakin tinggi tingkat kepuasan yang dirasakan oleh

konsumen, dengan tingginya kepuasan yang dirasakan konsumen maka konsumen

akan merekomendasikan produk kepada orang lain.

Dari definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa kualitas produk adalah

karakter atau sifat yang dimiliki oleh sebuah produk yang dapat memenuhi

kebutuhan atau keinginan dari seseorang.


2.3.1 Dimensi Kualitas Produk

Menurut Kotler dan Keller (2016:394), dimensi kualitas produk terbagi

menjadi sembilan dimensi, yaitu :

1. Fitur (Features)

Berbagai produk yang beredar ditawarkan dengan bermacam-macam

fitur yang melengkapi fungsi dasarnya. Perusahaan dapat

mengidentifikasi dan memilih fitur baru yang sesuai dengan pembeli

baru dan kemudian menghitung nilai pelanggan dibandingkan dengan

biaya perusahaan untuk setiap fitur potensial.

2. Kualitas Kinerja (Performance Quality)

Berbagai produk yang beredar berada di salah satu dari 4 tingkat

kinerja yaitu : rendah, rata-rata, tinggi atau unggul. Kualitas kinerja

adalah sebuah tingkatan dimana karakteristik utama dari produk

beroperasi. Kualitas semakin penting untuk menjadi pembeda karena

perusahaan mengadopsi model nilai dan memberikan kualitas yang

lebih tinggi dengan biaya yang lebih sedikit.

3. Bentuk (Form)

Banyak produk dapat dibedakan dalam bentuk, ukuran atau struktur

fisik suatu produk. Meskipun pada dasarnya merupakan komoditas

namun dibedakan berdasarkan ukuran, dosis, warna, bentuk, pelapisan

atau waktu tindakan.

4. Daya Tahan (Durability)


Ukuran dari masa pakai produk yang diharapkan dalam kondisi alami

atau penuh tekanan, sebuah atribut yang dihargai untuk kendaraan,

peralatan dapur, dan barang tahan lama lainnya.

5. Kesesuaian Kualitas (Conformance Quality)

Pembeli mengharapkan kesuaian kualitas yang tinggi, sejauh mana

semua unit yang diproduksi identik dan memenuhi spesifikasi yang

telah dijanjikan.

6. Gaya (Style)

Gaya menggambarkan tampilan dan nuansa produk kepada pembeli

dan menciptakan khas tersendiri yang tidak mudah untuk ditiru oleh

pesaing dari produk tersebut.

7. Keandalan (Reliability)

Pembeli biasanya akan membayar harga untuk produk yang lebih

andal. Keandalan adalah ukuran probabilitas bahwa suatu produk tidak

akan mengalami kegagalan fungsi atau gagal dalam periode waktu

tertentu.

8. Penyesuaian (Customization)

Kemampuan perusahaan untuk memenuhi kebutuhan setiap pelanggan,

serta menyiapkan produk, jasa, program dan komunikasi yang berbasis

manual yang dirancang secara individual.

9. Kemudahan dalam Perbaikan (Repairability)

Merupakan kemudahan produk untuk diperbaiki apabila produk

mengalami kegagalan fungsi.


2.3.2 Faktor – faktor Kualitas Produk

Menurut Feigenbaum, 2010 pada masa sekarang ini industri disetiap

bidang bergantung pada sejumlah besar kondisi yang membebani produksi

melalui suatu cara yang tidak pernah dialami dalam periode sebelumnya:

1. Market (Pasar)

Jumlah produk baru dan baik yang ditawarkan di pasar terus

bertumbuh pada laju yang eksplosif. Konsumen diarahkan untuk

mempercayai bahwa ada sebuah produk yang dapat memenuhi hampir

setiap kebutuhan. Pada masa sekarang konsumen meminta dan

memperoleh produk yang lebih baik memenuhi ini. Pasar menjadi

lebih besar ruang lingkupnya dan secara fungsional lebih

terspesialisasi di dalam barang yang ditawarkan. Dengan

bertambahnya perusahaan, pasar menjadi bersifat internasional dan

mendunia. Akhirnya bisnis harus lebih fleksibel dan mampu berubah

arah dengan cepat.

2. Money (Uang)

Meningkatnya persaingan dalam banyak bidang bersamaan dengan

fluktuasi ekonomi dunia telah menurunkan batas laba (margin). Pada

waktu yang bersamaan, kebutuhan akan otomatisasi dan pemekanisan

mendorong pengeluaran mendorong pengeluaran biaya yang besar

untuk proses dan perlengkapan yang baru. Penambahan investasi

pabrik, harus dibayar melalui naiknya produktivitas,


2.3.3 Indikator Kualitas Produk

Kotler dan keller, (2008) menyatakan bahwa terdapat sembilan faktor

dimensi yang dapat diukur kualitas produk, antara lain :

1. Bentuk / from banyak produk yang di ferensiasikan berdasarkan

bentuk ukuran, bentuk atau struktur fisik produk.

2. Fitur / featuresebagian besar produk dapat di tawarkan dengan

memvariasikan fitur yang melengkapi fungsi dasar mereka

3. Kualitas Kinerja / performance qualitysebagian besar produk

ditetapkan pada satu dari empat tingkat kinerja : rendah, rata-rata

tinggi, atau unggul.

4. Kesan Kualitas / perceived qualitypembeli mengharapkan produk

mempunyai kualitas kesesuaian yang tinggi

5. Ketahanan / durabilityukuran umum operasi harapan produk dalam

kondisi biasa atau penuh tekanan, merupakan atribut berharga untuk

produk- produk tertentu.

6. Keandalan / reabilitypembeli biasanya akan membayar lebih untuk

produk yang lebih dapat diandalkan.

7. Kemudahan Perbaikan /repairabilityadalah ukuran kemudahan

perbaikan produk ketika produk itu tidak berfungsi atau gagal.

8. Gaya / style menggambarkan penampilan dan rasa produk kepada

pembeli
9. Desain / design ketika persaingan semakin kuat, desain menawarkan

suatu cara potensial untuk mendeferensiasikan serta memposisikan

produk dan jasa perusahaan.

2.4 Lokasi

Dalam memulai usaha lokasi adalah hal pertama yang harus di identifikasi

dalam pengertiannya kita harus benar mengetahui apakah lokasi tersebut tepat

atau tidak dengan usaha yang akan kita jalankan, karena lokasi menjadi salah satu

faktor yang dapat menetukan keberhasilan dari usaha yang akan kita jalankan.

Dalam pemilihan lokasi usaha biasanya seseorang dapat memilih loksai yang

strategis bisa dilihat dari kepadatan populasi, berada di keramaian dan juga

trasnportasi yang mudah di akses. Semakin banyaknya usaha yang sejenis dalam

pemilihan lokasi sangat berpengaruh untuk kelancaran usaha sedikit saja dapat

berdampak pada pangsa pasar yang ada.

Menurut Alma (2010), faktor-faktor yang dipertimbangkan konsumen

untuk mendatangi sebuah lokasi bisnis adalah sebagi berikut :

1. Kenyamanan, artinya suasana yang nyaman dalam berbelanja.

2. Waktu tempuh, artinya waktu dari rumah menuju lokasi belanja.

3. Biaya, artinya terjangkau biaya untuk menuju ke lokasi belanja.

4. Kualtias, yaitu kualitas produk yang ditawarkan.

5. Layanan, yaitu pelayanan prima yang diberikan.

Menurut Lupiyoadi (2001) mendefinikasikan lokasi adalah tempat dimana

perusahaan harus bermarkas melakukan operasi. Dalam hal ini ada tiga jenis

interaksi yang mempengaruhi lokasi, yaitu :


1. Konsumen mendatangi pemberi jasa (perushaan), apabila keadaannya

seperti ini maka lokasi menjadi sangat penting. Perusahaan sebaiknya

memilih tempat dekat dengan konsumen sehingga mudah di jangkau

dengan kata lain harus strategis.

2. Pemberi jasa mendatangi konsumen, dalam hal ini lokasi tidak terlalu

penting tetapi yang harus di perhatikan adalah penyampainya jasa tetap

berkualitas.

3. Pemberi jasa dan konsumen tidak bertemu langsung, berati service

provider dan konsumen berinteraksi dengan saran tertentu seperti

telepon, komputer, dan surat.

Pertimbangan–pertimbangan yang cermat dalam menentukan lokasi

menurut Fandi Tjiptono (2000) meliputi faktor –faktor :

1. Akses, misalnya lokasi yang mudah dilalui atau mudah dijangkau

sarana transportasi umum.

2. Visibilitas, misalnya lokasi dapat dilihat dengan jelas dari tepi jalan.

3. Tempat parkir yang luas dana aman.

4. Ekspansi, yaitu tersedia tempat yang cukup luas untuk perluasan usaha

di kemudian hari.

5. Lingkungan, yaitu daerah sekitar yang mendukung jasa yang

ditawarkan.

Menurut Triyono (2006), ada empat faktor yang mempengaruhi kepadatan

pengunjung untuk membeli, yaitu:

1. Kemudahaan transportasi untuk mencapai lokasi


Banyak bukti yang menyatakan pebisnis riteail tidak memperhatikan

aspek kemudahaan untuk mencapai lokasi akan di tingalkan oleh

pelanggan. Kita hanya bisa melihat perubahan arus dari dua arah

menjadi satu arah jumlah pelanggan yang dating menjadi turun drastis.

Disamping kemudahaan aspek kendaraan umum, kemudahan jalan

(jalan tidak berbelit-belit) menuju lokasi juga harus di perhatikan. Bisa

di bayangkan jika lokasi usaha asing dan jarang sekali orang mengenal

lokasi tersebut tentu akan sulit untuk mencapai lokasi tersebut. Apabila

penentuan lokasi kurang di perhatikan, disamping bisa membatalkan

kunjungan pelanggan, juga akan menjadi masalah pengiriman barang

dari pemasok. Pemasok akan menghitung ulang aspek biaya, apabila

terlalu sulit untuk di jangkau (baik dengan kendaraan umum ataupun

kendaraan pribadi. Kesulitan ini dapat menaikan harga barang

sehingga dapat menurunkan margin perusahaan. Karena pebisinis retail

sangat bergantung pada pelanggan dan pemasok kedaua aspek ini perlu

di pertimbangkan dalam menentukan aspek lokasi.

2. Kenyaman dan keamanan parkir kendaraan

Kendaran salah satu bagian yang tak terpisahkan dari pelanggan (baik

roda dua atau roda empat), aspek keamanan dan kenyamanan lokasi

parkir harus juga di perhatian.

3. Kelengkapan mal,plaza, atau pusat perbelanja

Konsep one stop shoping yang secara sederhana dapat di perhatikan

“menyediakan kebutuhan pelanggan secara lengkap”, telah banyak di


penuhi oleh mall, plaza, dan pusat-pusat perbelanjaan. Dengan

kelengkapan ini, pelanggan akan sangat terbantu khususnya

kemudahaan dan efesiensi berebelanja.

4. Daur hidup lokasi

Daur hidup lokasi seperti mall,plaza, dan pusat perbelanjaan sama

seperti tahapan hidup manusia dan produk. Daur hidup lokasi secara

sederhana seperti daur hidup produk pengenalan, pertumbuhan,

dewasa, dan penuruan.

Beradasarkan uraian diatas yang di maksud dengan lokasi dalam penelitian

ini adalah letak yang strategis dari jangkuan konsumen meliputi

transportasi,lokasi yang mudah di lihat oleh pengguna jalan umum. Lokasi juga

menjadi pertimbangan untuk menentukan ekpansi dalam kaitannya dengan

perluasan usaha, oleh karena itu lokasi menjadi faktor yang penting untuk

perkembangan usaha.

2.4.1 Indikator Lokasi

Tjiptono (2007), menjelaskan bahwa terdapat faktor-faktor dalam

pemilihan tempat atau lokasi, pada penelitian ini indikator lokasi yang digunakan

dalam pemilihan tempat atau lokasi adalah :

1. Akses adalah kemudahan untuk menjangkau lokasi yang meliputi :

a. Lokasi yang mudah dijangkau

b. Kondisi jalan menuju lokasi

c. Waktu yang ditempuh menuju lokasi


2. Lalu lintas, banyaknya orang yang lalu-lalang bisa memberikan

peluang besar terhadap terjadinya impluse buying. Kepadatan dan

kemacetan lalu-lintas bisa juga menjadi hambatan

3. Tempat parkir yang luas, aman, dan terjamin keamanannya.

2.5 Promosi

Dalam menjalankan usaha selain pemilihan tempat yang sesuai dengan

jenis usaha harus juga memperhatikan jenis promosi seperti apa yang akan

digunakan. Promosi adalah kegiatan pemasaran yang digunakan oleh suatu

perusahaan untuk mencapai tujuan usahanya.

Promosi merupakan komunikasi yang persuasive, mengajak, mendesak,

membujuk, meyakinkan. Fungsi promosi menurut Terence A. shimp (2003)

promosi memiliki lima fungsi yang sangat penting bagi suatu

perusahaan/lembaga. Kelima fungsi tersebut daapat dijabarkan sebagai berikut :

1. Informing (memberikan informasi)

Promosi membuat konsumen sadar akan produk–produk baru,

mendidik mereka tentang berbagai fitur dan manfaat merek, serta

memfasilitasi penciptaan citra sebuah perusahaan yang menghasilkan

produk atau jasa. Promosi menampilkan peran informasi bernilai

lainnya, baik untuk merek yang diiklankan maupun konsumennya,

dengan mengerjakan manfaat- manfaat baru dari merek yang telah ada.

2. Persuading (membujuk)

Media promosi atau iklan yang baik mampu membujuk pelanggan

untuk mencoba produk dan jasa yang ditawarkan. Terkadang persuasi


berbentuk mempengaruhi permintaan primer, yakni menciptakan

permintaan bagi keseluruhan kategori produk. Lebih sering, promosi

berupa untuk membangun permintaan sekunder, permintaan bagi

merek perusahaan yang spesifik.

3. Reminding (mengingat)

Iklan menjaga agar merek perusahaan tetap segar dalam ingatan

konsumen. Saat kebutuhan muncul, yang berhubungan dengan produk

jasa yang diiklankan, dampak promosi di masa lalu memungkinkan

merek pengiklan hadir di benak konsumen. Periklanan lebih jauh

didemonstrasikan untuk mempengaruhi pengalihan merek dengan

mengingatkan para konsumen yang akhir–akhir ini belum membeli

merek yang tersedia dan mengandung atribut–atribut yang

menguntungkan.

4. Adding Value (menambah nilai)

Terdapat tiga cara mendasar dimana perushaan bisa memberi nilai

tambah bagi penawaran–penawaran mereke, inovasi, penyempurnaan

kualitas, atau mengubah persepsi konsumen. Ketiga komponen

tersebut benar – benar independen. Promosi yang efektif menyebabkan

merek dipandang lebih elegan, lebih bergaya, lebih bergengsi, dan bisa

lebih unggul dari tawaran pesaing.

5. Assiting (mendapingi upaya – upaya lain perusahaan)

Periklanan merupakan salah satu upaya promosi. Promosi membantu

perwakilan penjualan, iklan mengawasi proses penjualan produk–


produk perusahaan dan memberikan pendahuluan yang bernilai bagi

wiraniaga sebelum melakukan kontak personal dengan para pelanggan

yang prospektif. Upaya, waktu, dan biaya periklanan dapat dihemat

karena lebih sedikit waktu yang diperlukan untuk memberi informasi

kepda prospek tentang keistimewaan dan keunggulan produk jasa.

Terlebih lagi, iklan melegitimasi atau membuat apa yang dinyatakan

klaim oleh perwakilan penjualan kredibel.

Keuntungan bagi produsen ialah promosi dapat menghindarkan persaingan

berdasarkan harga, sebab konsumen membeli barang karena tertarik akan

mereknya. Promosi menimbulkan keuntungan terhadap merek. Promosi bukan

saja meningkatkan penjualan tapi juga dapat menstabilkan produksi. Oleh karena

itu produk tersebut haruslah diperkenalkan kepada konsumen. Upaya

memperkenalkan produk tersebut kepada konsumenn merupakan awal dari

kegiatan promosi. Upaya tersebut bukanlah usaha yang mudah, seringkali kita

menjumpai suatu produk yang sebenarnya sangat kita butuhkan akan tetapi baru

saja kita melihatnya secara kebetulan disebuah toko. Hal ini membuktikan bahwa

usaha promosi untuk memperkenalkan produk tersebut tidak kurang berhasil.

2.5.1 Indikator Promosi

Menurut Kotler (2001) indikator dalam promosi adalah :

1. Jangkauan promosi harus sesuai dengan keadaan.

2. Kuantitas penayangan promosi di media iklan.

3. Kualitas penyampaian pesan dalam penayangan iklan di media

promosi.
2.6 Keputusan Pembelian

Dalam upaya memahai perilaku konsumen di perlukannya riset terhadap

konsumen tersebut. Riset yang di lakukan bertujuan untuk pengusaha agar dapat

memahami hal apa saja yang dapat mempengaruhi seseorang atau konsumen

memutuskan, memakai, atau membeli produk atau jasa yang di tawarkan. Proses

pengambilan keputusan pembelian menurut Kotler dan Amstrong (dalam

Puryono,2004) melalui 5 tahapan yaitu :

1. Pengenalan kebutuhan

Proses pembelian bermula dari pengenalan kebutuhan. Pembeli

merasakan perbedaan antara ke adaan aktual dan sejumlah ke adaan

yang diinginkan.

2. Pencarian informasi

Konsumen yang bergerak mungkin mencari dan mungkin pula tidak

mencari informasi tambahan. Jika dorongan konsumen kuat dan

produk yang memenuhi kebutuhan terjangkau, maka konsumen

terdorong untuk membelinnya. Jika tidak, konsumen akan menyimpan

kebutuhan itu kedalam ingatan atau mengerjakan pencairan informasi

yang berhubungna dengan kebutuhan itu. Konsumen dapat

memperoleh inforamasi dari berbagai sumber meliput sumber pribadi

(keluarga, teman, tetangga, rekan kerja), sumber komersial (iklan,

penjual, pengecer, situs Web), sumber publik (media masa, organiasi

pemberi peringkat, dan sumber berdasarkan pengalaman).

3. Pengevaluasian alternative
Tahap proses keputusan pembelian dimana konsumen menggunakan

informasi untuk mengevelauasi berabagai merek alternative di dalam

serangkaian pilihan. Pada tahap ini konsumen menyusun peringkat

merek dan membentuk kecenderungan (niat) pembelian.

4. Keputusan pembelian

Merupakan tahap proses keputusan, dimana konsumen secara aktual

melakukan pembelian produk.

5. Perilaku setelah pembelian

Tahap proses keputusan pembelian, konsumen melakukan tindakan

lebih lanjut setelah pembelian berdasarkan kepuasan dan

ketidakpuasan. Konsumen yang puas akan membeli produk, berbicara

yang menyenangkan tentang produk, lebih sedikit memperhatikan

merek dan iklan pesaing, serta membeli produk lain dari perusahaan

yang sama.

Dalam melakukan pembelian setiap orang melakukan identifikasi terhadap

produk yang akan di beli nya, tentunya identifikasi tersebut berbeda-beda, tetapi

kita dapat mengetahui apa saja kah faktor-faktor yang dapat mempengaruhi

seseorang untuk melakukan keputusan pembelian dan kita juga dapat mempelajari

hubungan faktor-faktor tersebut dengan teori identifikasi keputusan pembelian.

2.6.1 Indikator Keputusan Pembelian

Menurut Kotler dan Philip (2007), Terdapat indikator dari keputusan

pembelian, yaitu :
1. Kemantapan pada sebuah produk adalah kualitas produk yang sangat

baik akan membangun kepercayaan konsumen sehingga merupakan

penunjang kepuasan konsumen.

2. Kebiasaan dalam membeli produk adalah pengulangan secara terus

menerus dalam melakukan pembelian produk yang sama.

3. Memberikan rekomendasi pada orang lain adalah memberikan kepada

seseorang atau lebih atau sesuatu yang dapat dipercaya.

2.7 Penelitian Terdahulu Yang Relevan

Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu Yang Relevan
No Nama/Institusi Judul Variabel Hasil
Penelitian/Tah
un
1 Purwati, Heri Pengaruh hargadan Bebas : kesimpulan
Setiawan, kualitas Harga (X1) bahwa
Rohmawati, produk terhadakeputusan Kualtias variabel kualitas
2012, Politeknik pembelian produk (X2) produk
Negeri motor Honda memberikan
Sriwijaya, matic beat (studikasus Terikat : pengaruh yang
pada Keputusan paling
PT.Nusantara pembelian dominan dari
Solar Sakti) (Y) pada
variabel harga,
untuk
mempengaruhi
pengamabilan
keputusan
pembelian
2 Driyanto Wahyu Pengaruh Bebas : Kepuasan
Wicaksono, personal selling, Personal konsumen
Bagus putu kualtias produk, selling (X1) yang baik akan
Yudhia terhadap Kualitas meningkatkan
K,Hariadi keputuasan produk (X2) personal selling
Subagja, 2015, pembelian dan
Politeknik Negri melalui Terikat : kualitas produk
Jember, kepuasan Keputusan yang
konsumen di pembelian baik di mata
No Nama/Institusi Judul Variabel Hasil
Penelitian/Tah
un
toko Bakiak (Y) konsumen.
Pelangi Sari Konsumen
Banyuwangi biasanya
memiliki
pengetahuan dan
waktu yang
terbatas
pada saat
membuat
keputusan
pembelian.
3 Algrina Agnes Bauran Bebas: Hasil penelitian
Ulus , 2013, pemasaran produk(X1) yang
Fakultas pengaruhnya harga (X2) dilakukan secara
Ekonomi dan tehadap lokasi (X3) simultan produk,
Bisnis, keputusan Promosi harga, tempat,
Universitas Sam pembelian mobilDaihatsu (X4)Terikat dan
Ratulangi pada : promosi
Manado PT.Astra Keputusan berpengaruh
Internatioanl pembelia secara signifikan
Manado (Y) terhadap
Keputusan
pembelian pada
PT.Astra
Manado,
maupun secara
parsial
produk, harga,
tempat
dan promosi
berpengaruh
signifikan
terhadap
Keputusan
pembelian.
4 Paurav Shukla Impact of Independen The findings
Brighton contextual : suggest
Business factors, brand brand that contextual
School, loyalty and loyalty factors
University of brand switchinon (X1) have the
Brighton, purchase brand strongest
Brighton, UK decisions switching influence on
2009 (X2) purchase
No Nama/Institusi Judul Variabel Hasil
Penelitian/Tah
un
dependen : decisions.
purchase Furthermore,
decisions contextual
(Y) factors
influence the
brand
loyalty and
switching
behaviour.
5 Syamsul Arifin Pengaruh Produk, Harga, Indenpende Hasil Penelitian
(2013) Lokasi, Promosi, n: di atas dapat di
Fasilitas Dan Pelayanan (X1) lihat dari hasil
Terhadap Keputusan Produk koefisien
Pembelian Besi UD Rizal (X2) Harga detirminasi
Jaya Surabaya (X3) Lokasi parsial dapat
(X4) disimpulkan
Fasilitas bahwa variabel
dan yang
Pelayanan mempunyai
pengaruh yang
Dependen : dominan adalah
(Y) variabel fasilitas
Keputusan (X), karena
Pembelian mempunyai
koefisien
detirminasi
parsialnya
paling besar.

2.8 Kerangka Pemikiran

Pertama, adanya hubungan antara variabel harga (X1) dengan keputusan

konsumen dalam melakukan pembelian. Apabila terjadi perubahan harga suatu

produk, maka konsumen akan mempertimbangkan kembali untuk melakukan

pembelian. Kedua, Kualitas produk (X2) mempengaruhi konsumen dalam

membuat keputusan pembelian suatu produk, jika suatu produk dapat memenuhi

kebutuhan konsumen. Ketiga, lokasi (X3) yang strategis dapat mempengaruhi


keputusan pembelian konsumen. Lokasi yang mudah dijangkau, aman, dan dekat

dengan pusat keramaian akan lebih di pilih oleh konsumen dalam melakukan

pembelian. Keempat, Promosi (X4) yang efektif dapat menimbulkan tingkat

keputusan pembelian konsumen. Pengetahuan konsumen akan produk yang di

jual, dapat memenuhi kebutuhan konsumen. Kerangka teoritis menggambarkan

hubungan dari variabel independen, dalam hal ini adalah harga (X1), kualitas

produk (X2), lokasi (X3) dan promosi (X4) terhadap variabel dependen yaitu

keputusan pembelian (Y) yang di lakukan oleh konsumen. Biasanya kerangka

teori di susun dalam bentuk matrix, bagan atau gambar sederhana.

Harga (X1)

Kualitas Produk
(X2)
Keputusan
Pembelian (Y)

Lokasi (X1)

Promosi (X4)

Gambar 2.1
Kerangka Pemikiran
2.9 Hipotesis

Menurut Sugiyono (2009), Perumusan hipotesis merupakan bagian dari

langkah dalam suatu penelitian. Tetapi perlu diketahui bahwa tidak setiap

penelitian harus merumuskan hipotesis. Hipotesis merupakan jawaban sementara

terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah

dinyatakan dalam bentuk pernyataan seperti dibawah ini :

Hipotesis 1 :

Ho : Tidak ada pengaruh harga terhadap keputusan pembelian

Ha : Adanya pengaruh harga terhadap keputusan pembelian

Hipotesis 2 :

Ho : Tidak ada pengaruh kualitas terhadap keputusan pembelian

Ha : Adanya pengaruh kualitas terhadap keputusan pembelian

Hipotesis 3 :

Ho : Tidak adapengaruh lokasi terhadap keputusan pembelian

Ha : Adanya pengaruh lokasi terhadap keputusan pembelian

Hipotesis 4 :

Ho : Tidak adapengaruh promosi terhadap keputusan pembelian

Ha : Adanyapengaruh promosi terhadap keputusan pembelian

Hipotesis 5 :

Ho : Tidak ada pengaruh harga, kualitas Produk, lokasi dan promosi

terhadap keputusan pembelian

Ha : Ada pengaruh harga, kualitas produk, lokasi dan promosi terhadap

keputusan pembelian.

Anda mungkin juga menyukai