Anda di halaman 1dari 5

Pengembangan Produk Bisnis

Dosen Pembimbing:
I Made Dwi Hita Darmawan, S.Ak., M.Sc.

Nama : I Wayan Andika Buana Putra


NIM : 2201010036
Prodi : Sistem Informasi
Mata Kuliah : Pengantar Bisnis dan Manajemen

Fakultas Teknologi Informasi dan Desain


PRIMAKARA UNIVERSITY
2023/2024

1
Pengembangan Produk Bisnis

Saat ini, industri menghadapi kompleksitas yang tinggi dalam menghadapi perubahan lingkungan
bisnis yang semakin rumit. Persaingan semakin ketat, terutama dengan adanya arus perdagangan bebas
yang membuat kompetisi datang dari segala penjuru, baik domestik, regional, maupun global. Hal ini
menjadi tantangan besar bagi pelaku bisnis di Indonesia. Namun, di tengah tantangan tersebut, terdapat
peluang untuk berhasil dalam usaha dengan mengadopsi paradigma sebagai wirausaha sepenuhnya dan
memiliki orientasi pemasaran yang memadai, serta memegang peran sebagai pemegang pasar
sesungguhnya (Subhan, 2018).
Dinamika lingkungan bisnis berdampak pada perubahan selera dan preferensi pelanggan,
mendorong organisasi untuk berinovasi dan berkreasi guna menyempurnakan produk yang ada dan
mengembangkan produk baru. Inovasi ini merupakan kunci untuk meningkatkan daya saing,
mempertahankan kelangsungan hidup, dan meningkatkan profitabilitas perusahaan. Keputusan konsumen
dalam membeli produk dipengaruhi oleh nilai tambah yang dimiliki produk tersebut dibandingkan dengan
produk lainnya. Oleh karena itu, perusahaan perlu menemukan strategi bisnis yang tepat, memanfaatkan
sumber daya secara optimal, dan melakukan pengembangan produk untuk menjaga keberlangsungan
perusahaan (Juhairi, 2021).
Menurut Kotler dan Keller yang dialih bahasakan oleh Bob Sabran (2009:4) definisi produk adalah
segala sesuatu yang dapat ditawarkan Kepada pasar untuk memuaskan suatu keinginan atau kebutuhan.
Produk yang dipasarkan meliputi barang fisik, jasa, pengalaman, acara, orang, tempat, properti,
organisasi,informasi, dan ide. Definisi kualitas produk merujuk pada kemampuan suatu produk dalam
melaksanakan fungsinya, yang mencakup aspek daya tahan, kehandalan, kemajuan, kekuatan, kemudahan
dalam pengemasan, kemampuan reparasi, dan ciri-ciri lainnya (Kotler dan Armstrong, dalam Putri
2010:15). Penilaian baik buruknya kualitas ini bergantung pada persepsi pelanggan, di mana suatu produk
dianggap berkualitas jika dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan pembeli. Kualitas produk, oleh karena
itu, ditentukan oleh pengalaman pelanggan terhadap produk atau jasa yang mereka terima. Adapun tujuan
dari mencapai kualitas produk, menurut Kotler (2002:29), mencakup beberapa aspek, yaitu:
1. Mengusahakan agar barang hasil produksi dapat mencapai standar yang telah ditetapkan.
2. Mengusahakan agar biaya inspeksi dapat diminimalkan sebanyak mungkin.
3. Mengusahakan agar biaya desain dari produksi tertentu dapat diminimalkan sebanyak
mungkin.
4. Mengusahakan agar biaya produksi dapat diminimalkan sebanyak mungkin.
Dengan demikian, tujuan utama dari fokus pada kualitas produk adalah mencapai standar yang
ditetapkan, mengoptimalkan efisiensi biaya inspeksi dan desain, serta mengurangi biaya produksi. Semua
ini bertujuan untuk memberikan nilai tambah kepada pelanggan dan memastikan kepuasan mereka terhadap
produk yang diberikan.
Menurut Orville, Larreche, dan Boyd (2005:422), untuk mempertahankan keunggulan
kompetitifnya di pasar, suatu perusahaan perlu memahami dimensi-dimensi apa yang digunakan oleh
konsumen untuk membedakan produknya dengan produk pesaing. Berikut adalah dimensi kualitas produk
menurut mereka:
1. Performance (kinerja):
Berkaitan dengan karakteristik operasi dasar suatu produk, seperti sejauh mana produk
mampu menjalankan fungsi-fungsinya.
2. Durability (daya tahan):
Menunjukkan berapa lama atau seberapa kuat produk dapat bertahan sebelum perlu diganti.
Daya tahan produk cenderung meningkat seiring dengan frekuensi pemakaian oleh konsumen.

2
3. Conformance to Specifications (kesesuaian dengan spesifikasi):
Sejauh mana karakteristik operasi dasar produk memenuhi spesifikasi yang ditentukan oleh
konsumen atau tidak adanya cacat pada produk.
4. Features (fitur):
Merupakan karakteristik produk yang dirancang untuk meningkatkan fungsi atau
menambah daya tarik konsumen terhadap produk tersebut.
5. Reliability (reliabilitas):
Merupakan probabilitas bahwa produk akan berfungsi memuaskan atau tidak mengalami
kerusakan dalam periode waktu tertentu. Semakin kecil kemungkinan kerusakan, semakin
dapat diandalkan produk tersebut.
6. Aesthetics (estetika):
Berkaitan dengan penampilan produk dari segi tampak, rasa, bau, dan bentuknya.
7. Perceived Quality (kesan kualitas):
Sering dianggap sebagai hasil dari pengukuran yang dilakukan secara tidak langsung.
Kesimpulan konsumen terhadap kualitas produk dapat dipengaruhi oleh harga, merek,
periklanan, reputasi, dan negara asal produk tersebut.
Pengembangan produk merupakan suatu kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas
produk agar dapat memberikan manfaat dan kepuasan yang lebih tinggi. Aktivitas ini dianggap penting
karena produksi memiliki peran utama dalam kehidupan sehari-hari (Moh Idril Gufron, 2015). Adapun
proses pengembangan produk dapat dilakukan oleh personalia dalam perusahaan dengan menerapkan
sistem pengembangan produk baru yang sesuai. Beberapa langkah yang dapat diambil oleh perusahaan
dalam pengembangan produk melibatkan:
1. Penciptaan Ide:
Proses dimulai dengan pencarian sistematis untuk menciptakan ide produk baru. Tujuan
utamanya adalah menghasilkan sejumlah ide yang cukup banyak, kemudian ide-ide tersebut
dievaluasi untuk menentukan keberlanjutan atau penghentian.
2. Penyaringan Ide:
Langkah ini bertujuan untuk mengurangi jumlah ide, menyaring ide yang baik, dan
menyingkirkan ide yang kurang potensial. Penyaringan ide dilakukan untuk memastikan bahwa
ide yang dipilih memiliki nilai dan potensi yang tinggi.
3. Pengembangan dan Pengujian Konsep:
Ide yang telah disaring dikembangkan menjadi model produk baru dan kemudian
diperlihatkan kepada konsumen. Survei dilakukan untuk mengumpulkan pendapat konsumen
terhadap produk baru tersebut.
4. Pengembangan Strategi Pemasaran:
Perusahaan merencanakan strategi pemasaran produk baru dengan menentukan segmentasi
pasar yang tepat dan cara informasi yang efektif.
5. Analisis Usaha:
Analisis dilakukan untuk membandingkan jumlah penjualan dengan pembelian bahan
baku, biaya produksi, dan perkiraan laba. Hal ini bertujuan untuk memastikan kelayakan bisnis
produk baru.
6. Pengembangan Produk:
Ide produk yang telah melalui tahapan rancangan dikirim ke bagian produksi untuk
diproduksi, diberi merk, dan dikemas semenarik mungkin.
7. Market Testing:
Produk baru diuji dengan memasarkannya di segmen yang telah direncanakan sebelumnya,
untuk mendapatkan informasi penting mengenai kondisi pasar, permintaan, dan faktor lainnya.

3
8. Komersialisasi:
Setelah perencanaan, produksi, dan pengujian, produk diproduksi dengan skala besar.
Komersialisasi dilakukan dengan memasukkan produk baru ke pasar, melewati tahap proses
adopsi oleh konsumen, dan berpotensi memberikan keuntungan bagi perusahaan.

4
DAFTAR PUSTAKA

Riyono, & Budiharja, G. (2016). PENGARUH KUALITAS PRODUK, HARGA, PROMOSI DAN
BRAND IMAGE TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK AQUA . JURNAL STIE
SEMARANG, 92-121.
Wijaya, T., & Maghfiroh, A. (2018). STRATEGI PENGEMBANGAN PRODUK UNTUK
MENINGKATKAN DAYA SAING PRODUKSI (STUDI PADA TAPE “WANGI PRIMA
RASA” DI BINAKAL BONDOWOSO). Jurnal Kajian Ekonomi dan Perbankan, 87-98.

Anda mungkin juga menyukai