Anda di halaman 1dari 61

STRATEGI PENGEMBANGAN

PRODUK DAN MEREK


Dr Meriza Hendri, MM
Informasi apa yang bisa kita dapatkan dari kegiatan
forcasting tersebut?
Salah satu keputusan yang sangat penting dari hasil
forecasting adalah PENGEMBANGAN PRODUK DAN
MEREK
1. Dosen Magister Manajemen(S2) dan
Doktor Ilmu Manajemen (S3)
Universitas Widyatama – Bandung
2. Ketua Tim Sinergitas ABCGM untuk
UMKMJabar naik kelas
3. Wakil Ketua Umum Kadin Bandung

DIREKTUR STRABIZ MANAJEMEN BANDUNG


1. RISET, KONSULTAN, TRAINING
2. AKADEMI PENSIUNPRENEUR
3. MEDIA

3
Bisnis yang Kami Lakukan
Direktur PT Strabiz Manajemen
Bandung
a. Konsultan bisnis dan manajemen
Konsultan Program OPOP Jabar, UMKM
Juara, Satgas Pemulihan Ekonomi Jabar,
Satgas Pemulihan Ekonomi Bandung , Tim
Revitalisasi Terminal Tipe A Ditjen Hubdar
Kemenehub
b. Akademi Pensiun
Kelas Akademi Pensiun untuk persiapan
Karyawan menjadi Pensiun
c. Media
Portal strategidanbisnis.com, Program Belbiz
On Radio K Lite, Potcast
d. Investasi di beberapa bisnis
Materi
1. Strategi pengembangan produk dan merek
2. Strategi pengembangan produk
3. Strategi pengembangan merek
4. Kasus strategi pengembangan produk dan merek pada berbagai tipe
organisasi
Mie Gacoan
Menurut (Kotler and Keller, 2016) menyatakan bahwa Manajemen
pemasaran sebagai seni dan ilmu memilih target pasar dan
mendapatkan, mempertahankan, serta menumbuhkan pelanggan
dengan menciptakan penyampaian dan mengkomunikasikan nilai
pelanggan yang unggul.
Konsumen itu membeli setiap barang melalui sebuah proses
pembuatan keputusan pembelian
Kotler dan Keller (2016) menjelaskan bahwa keputusan pembelian
merupakan sebuah kondisi dimana seorang konsumen melakukan
pemilihan dan memutuskan pembelian sebuah produk
PRODUK
Mawar Wedding Service
Menurut Kotler dan Armstrong (2017:244) produk didefinisikan sebagai
apa pun yang dapat ditawarkan ke pasar untuk mendapatkan
perhatian, akuisisi, penggunaan, atau konsumsi yang mungkin
memuaskan keinginan atau kebutuhan
Menurut Kotler dan Keller (2016: 389) produk adalah segala sesuatu yang dapat
ditawarkan ke pasar untuk memuaskan keinginan atau kebutuhan, termasuk di dalamnya
1. barang fisik,
2. jasa,
3. pengalaman,
4. acara,
5. orang,
6. tempat,
7. properti,
8. organisasi,
9. informasi, dan
10. ide
Klasifikasi Jasa

1. Barang berwujud murni yaitu penawaran yang terdiri dari barang


berwujud, tidak ada jasa yang menyertai produk itu. Contoh :
garam, gula, merica, sabun, pasta gigi
2. Barang berwujud disertai layanan yaitu penawaran berupa barang
berwujud yang disertai dengan satu atau beberapa jenis jasa untuk
meningkatkan daya tarik konsumen. Contoh : perusahaan dealer
mobil tidak hanya menjual produknya saja tetapi disertai jasa
pendukung dari awal, proses dan sesudah produk tersebut terjual.
3. Campuran yaitu penawaran terdiri barang dan jasa dalam proporsi
yang sama.Contoh : orang datang ke restoran untuk mendapatkan
makanan dan pelayanan yang diberikan’
Klasifikasi Jasa

4. Jasa utama yang disertai barang dan jasa tambahan yaitu


penawaran terdiri dari jasa utama yang disertai dengan jasa
tambahan atau barang pendukung.Contoh : penumpang pesawat
terbang membeli jasa angkitan Perjalanan tersebut meliputi
bawang berwujud, seperti makanan dan minuman, tiket dan
majalah penerbangan. Jasa tersebut memerlukan barang padat
moda (pesawat terbang) untuk merealisasikannnya, tetapi produk
utamanya adalah jasa.
5. Jasa murni yaitu penawaran hanya terdiri dari jasa. Contoh :
psikiater, guru, laundry, psikolog.
PENGEMBANGAN PRODUK
• Menurut Kotler dan Amstrong (2008), pengembangan produk
strategi untuk pertumbuhan perusahaan dengan menawarkan
produk memodifikasi atau produk baru ke segmen pasar yang
ada sekarang pengembangan konsep produk menjadi produk
fisik dalam upaya memastikan bahwa ide produk bisa diubah
menjadi produk yang bisa diwujudkan secara efektif.
• Philip Kotler dan Kevin Lane Keller “pengembangan produk adalah
strategi untuk pertumbuhan perusahaan dengan menawarkan produk
baru atau yang dimodifikasi ke segmen pasar yang sekarang.
Mengembangkan konsep produk menjadi produk fisik untuk
meyakinkan bahwa gagasan produk dapat diubah menjadi produk
yang dapat diwujudkan
Philip Kotler Tahap-tahap pengembangan
produk ada 8 diantaranya
1. Lahirnya Gagasan (Idea Generation)
2. Penyaringan Ide (Idea Screening)
3. Pengembangan dan pengujian konsep
4. Pengembangan strategi pemasaran (Marketing Strategi
Development)
5. Analisis bisnis (Business Analysis)
6. Pengembangan produk (Product Development)
7. Pengujian pasar (Market Testing)
8. Komersialisasi (Commercialization)
Menurut Kotler dan Keller (2008), umumnya
tujuan pengembangan produk baru adalah:
1. Untuk memenuhi kebutuhan baru dan memperkuat reputasi
perusahaan sebagai investor, yaitu dengan menawarkan produk
yang lebih baru dari pada produk sebelumnya.
2.Untuk mempertahankan daya saing terhadap produk yang
sudah ada, yaitu dengan jalan menawarkan produk yang dapat
memberikan jenis kepuasan yang baru. Bentuknya bisa
bertambah terhadap lini produk yang sudah ada maupun revisi
terhadap produk yang telah ada.
Menurut Kotler dan Keller (2008), strategi
pengembangan produk terdapat beberapa
jenis, yaitu:
1.Memperbaiki yang sudah ada. Dalam hal ini perusahaan menggunakan teknologi dan
fasilitas yang ada untuk membuat variasi dan memperbaiki produk yang ada. Dalam
menggunakan cara ini perusahaan tidak memiliki resiko besar, karena hanya akan
melakukan perubahan yang menyeluruh.
2.Memperluas lini produk. Jenis pengembangan produk dilakukan perusahaan dengan cara
menambah item pada lini produk yang sudah ada atau menambah lini produk baru.
3.Menambah produk yang ada. Perusahaan dalam hal ini menambah atau memberikan
variasi pada produk yang telah ada dan juga memperluas segmen pasar dengan melayani
berbagai macam konsumen atau pembeli yang memiliki selera yang berbeda-beda.
4.Meniru strategi pesaing. Pada cara ini perusahaan meniru kebijakan pesaing yang
dianggap menguntungkan, seperti halnya penetapan harga.
5.Menambah lini produk. Biasanya perusahaan memerlukan dana besar dalam
penambahan produk baru yang tidak ada kaitannya sama sekali dengan lini produk yang
telah ada. Karena produk yang belum pernah diproduksi sebelumnya, serta dalam hal
penggunaan fasilitas-fasilitas untuk mempromosikannya memerlukan proses yang baru
pula.
• a. Faktor Pendukung
• Terdapat beberapa faktor yang mendorong perusahaan untuk
melakukan pengembangan produk, faktor-faktor ini harus
dipertimbangkan agar terlaksananya pengembangan produk
yang berhasil. Menurut Stanton (1996) faktor pendorong atau
pendukung pengembangan produk adalah sebagai berikut:
William J. Stanton, faktor-faktor yang mendorong
perusahaan melakukan pengembangan produk
1. Perkembangan Teknologi. Perkembangan teknologi yang pesat memungkinkan terciptanya sarana
produksi yang baru untuk dimanfaatkan oleh perusahaan untuk membuat dan menyempurnakan
produk, sehingga kualitas produk menjadi lebih baik dan jumlah produksi yang diperoleh akan dapat
ditingkatkan.
2. Perubahan Selera Konsumen. Perubahan ini dipengaruhi oleh tingkat pendapatan, tingkat
perkembangan penduduk, tingkat pendidikan, serta kesetiaan konsumen terhadap produk yang
bersangkutan.
3. Persaingan. Adanya persaingan yang kuat di antara perusahaan yang sejenis akan menyebabkan
perusahaan berusaha untuk selalu mengembangkan produknya dengan harapan dapat menyaingi
volume produksi pesaing.
4. Adanya Kapasitas Produk Berlebihan. Dengan meningkatkan kapasitas mesin-mesin yang dimiliki
perusahaan, maka perusahaan berusaha untuk menggunakan kelebihan kapasitas tersebut dengan
jalan memproduksi perusahaan.
5. Siklus Hidup Produk yang Pendek. Siklus kehidupan produk yang pendek mendorong perusahaan
untuk terus mengembangkan produknya, sehingga konsumen tidak bosan dengan produk-produk
yang diproduksi perusahaan.
6. Adanya Keinginan untuk Meningkatkan Laba. Perusahaan mempunyai keinginan untuk
memperkuat posisi produknya di pasar, sera untuk memperluas pasar.
b. Faktor Penghambat
Menurut Kotler dan Keller (2008), terdapat beberapa faktor yang
menjadi penyebab terhambatnya proses pengembangan produk,
yaitu:
Faktor penghambat
1.Kekurangan gagasan mengenai produk baru yang penting dibidang
tertentu. Mungkin hanya ditemukan sedikit cara untuk memperbaiki
beberapa produk dasar (seperti baja, deterjen).
2.Pasar yang terbagi-bagi karena persaingan yang ketat. Perusahaan harus
mengarahkan produk baru mereka ke segmen pasar yang lebih kecil, hal
ini berarti penjualan dan laba yang lebih rendah untuk tiap produk.
3.Kendala sosial dan pemerintah. Produk baru harus memenuhi beberapa
kriteria seperti keamanan konsumen dan keseimbangan lingkungan.
4.Mahalnya proses pengembangan produk baru. Suatu perusahaan pada
umumnya harus menciptakan berbagai gagasan tentang produk baru
untuk menemukan hanya satu produk yang layak dikembangkan.
Selanjutnya, perusahaan sering menghadapi biaya litbang, manufaktur,
dan pemasaran yang tinggi.
Faktor penghambat
5. Kekurangan modal. Beberapa perusahaan yang memiliki gagasan-
gagasan yang baik tidak dapat mengumpulkan dana yang diperlukan
untuk melakukan riset dan meluncurkan produk baru.
6. Waktu pengembangan yang lebih singkat. Perusahaan-perusahaan
yang tidak dapat mengembangkan produk-produk baru secara cepat
akan berada di pihak yang tidak memiliki keunggulan. Perusahaan-
perusahaan harus belajar bagaimana mempersingkat waktu
pengembangan dengan menggunakan teknik perancangan yang dibantu
komputer dan teknik manufaktur, mitra strategis, pengujian konsep awal,
dan perencanaan pemasaran tingkat tinggi. Perusahaan yang waspada
akan menggunakan pengembangan produk baru serentak, dimana
kelompok lintas-fungsional bekerja sama untuk mendorong produk baru
melalui pengembangan dan menuju pasar.
7. Siklus hidup produk yang lebih singkat. Ketika suatu produk yang baru
berhasil, pesaing dengan cepat meniru
Philip Kotler ada tiga macam strategi di dalam
pengembangan produk
1. Strategi peningkatan kwalitas (quality improvement) Strategi ini
bertujuan untuk meningkatkan kinerja fungsional produk, daya
tahan, keandalan, kecepatan, rasa
2. Strategi peningkatan keistimewaan (feature improvement) Strategi
ini bertujuan untuk menambah keistimewaan baru (seperti ukuran,
berat, bahan, kelengkapan tambahan, aksesoris) yang mempeluas
keanekaragaman, keamanan atau kenyamanan produk.
3. Strategi peningkatan gaya (style improvement) Strategi ini
bertujuan untuk meningkatkan daya tarik astetis suatu produk,
seperti perusahaan memperkenalkan variasi warna, dan tekstur
serta sering merubah gaya kemasan
PENGEMBANGAN MEREK
Manajemen membutuhkan brand yang kuat
dalam menjalankan bisnis
Kotler and Keller (2009:172) merek adalah nama, istilah,lambang, atau
desain atau kombinasinya, yang dimaksudkan untuk mengidentifikasi
barang atau jasa dari salah satu penjual dan mendiferensiasikan
mereka dari pesaing
Brand

American Marketing Association (Kotler, 2009)


mendefinisikan merek sebagai nama, istilah,
tanda, lambang, atau desain atau kombinasinya,
yang dimaksudkan untuk mengidentifikasikan
barang atau jasa dari salah satu penjual atau
kelompok penjual dan mendiferensiasikan mereka
dari para pesaing.
Tiga Brand

1. Personal brand, merek


pribadi yang dimiliki oleh
entrepreneur
2. Corporate brand, merek
perusahaan
3. Product brand, merek
produk
Kotler (2009;259) berpendapat bahwa merek memiliki peranan
dilihat dari sudut pandang produsen, dimana merek memiliki
peranan serta kegunaan sebagai berikut:
1. Merek memudahkan proses pemesanan dan penelusuran
produk.
2. Merek membantu mengatur catatan persediaan dan catatan
akuntansi.
3. Merek menawarkan perlindungan hukum atas ciri dari
keunikan produk yang dimiliki.
4. Merek menandakan tingkat kualitas tertentu sehingga
pembeli yang puas akan melakukan pembelian berulang
(loyalitas konsumen).
5. Merek dapat menjadi alat yang berguna untuk
mengamankan keunggulan kompetitif.
Elemen merek (Kotler:2009, 269)
adalah alat pemberi nama dagang yang mengidentifikasikan dan
mendiferensiasikan merek.Merek setidaknya harus memiliki beberapa
elemen yang mampu memberikan kontribusi positif dalam penciptaan
merek yang ideal.
Beberapa elemen tersebut antara lain :
1. Nama merek , merupakan bagian dari merek yang dapat diucapkan.
Nama merek merupakan unsur sentral yang ada di dalam suatu
merek. Nama merek harus mudah di ucapkan, dapat di ingat dengan
baik oleh konsumen, serta memiliki konotasi yang baik di dalam
pikiran penggunanya.
2. Logo dan simbol, merupakan seperangkat gambar atau huruf yang
diciptakan untuk mengindikasikan keorisinilan, kepemilikan ataupun
asosiasi. Walaupun kunci elemen dalam merek adalah nama merek,
namun logo dan simbol sangat penting agar dapat dikaitkan dengan
suatu nama merek didalam ingatan pelanggan
3. Karakter, merupakan unsur khusus di dalam simbol suatu merek.
Karakter umumnya muncul dalam iklan dan memainkan peran penting
dalam suatu merek
Merek merupakan suatu simbol yang kompleks yang dapat
menyampaikan enam tingkat pengertian, antara lain (Kotler and
Keller (2012:316):
1. Atribut (attributes), suatu merek mendatangkan atribut
tertentu ke dalam pikiran konsumen.
2. Manfaat (benefits), atribut yang ada harus diterjemahkan
menjadi manfaat fungsional dan emosional.
3. Nilai (values), merek juga menyatakan tentang nilai pembuat
atau produsen.
4. Budaya (culture), merek dapat mempresentasikan budaya.
5. Kepribadian (personality), merek dapat menjadi proyeksi
danpribadi tertentu.
6. Pengguna (user), merek dapat mengesankan tipe konsumen
tertentu
Kriteria Merek
Menurut Kotler (2009;269) terdapat enam pemilihan kriteria merek,
1. Mudah diingat Merek harus dapat diingat dan dikenali dengan
mudah oleh konsumen.
2. Berarti, Merek harus kredibel dan mencirikan karakter yang sesuai,
serta menyiratkan sesuatu tentang bahan atau tipe orang yang
mungkin menggunakan merek
3. Disukai Seberapa menarik estetika dari merek dan dapat disukai
secara visual, verbal, dan lainnya.
4. Dapat dipindahkan Merek dapat digunakan untuk
memperkenalkan produk baru dalam kategori yang sama atau
berbeda dengan melintasi batas geografis dan segmen pasar.
5. Dapat disesuaikan Merek harus dengan mudah dapat
disesuaikanatau diperbarui sesuai dengan kebutuhan pasar.
6. Dapat dilindungi Merek harus dapat dipatenkan atau dapat
dilegalkan secara hukum, sehingga tidak mudah ditiru oleh pesaing
Brand Image
• Menurut Kotler and Keller
(2012:315), Brand image adalah
persepsi dan keyakinan yang
dilakukan oleh konsumen,
seperti tercermin dalam asosiasi
yang terjadi dalam memori
konsumen.
• Suatu brand image yang kuat
dapat memberikan keunggulan
utama bagi bank salah satunya
dapat menciptakan keunggulan
bersaing
Menurut Aaker dan Biel dalam (Keller, 2012:239) indikator yang
digunakan untuk mengukur brand image adalah sebagai
berikut :
1. Citra pembuat (corporate image), Citra pembuat
merupakan perkumpulan asosiasi yang telah dipersepsikan
konsumen terhadap suatu produk/jasa yang meliputi
popularitas, kredibilitas dan jaringan yang dimilki
perusahaan.
2. Citra pemakai (user image), Citra pemakai adalah
sekelompok asosiasi yang dipersepsikan konsumen
terhadap pemakai yang menggunakan barang atau jasa,
meliputi pemakai itu sendiri, gaya hidup, atau kepribadian,
serta status sosial.
3. Citra produk (product image), yaitu sekumpulan asosiasi
yang dipersepsikan konsumen terhadap suatu produk, yang
meliputi atribut produk tersebut, manfaat bagi konsumen,
penggunaannya, serta jaminan.
Berdasarkan Sandy (2010;22) yang mengacu kepada Kerby
(2004), pembentukan citra merek dalam benak konsumen
tidak terjadi secara cepat melainkan membutuhkan proses
bertahun-tahun. Pembentukan citra merek dipengaruhi oleh
beberapa faktor yaitu:
1. Kualitas dari produk yang dihasilkan.
2. Pelayanan yang disediakan.
3. Kebijakan perusahaan.
4. Reputasi perusahaan.
5. Kegiatan pemasaran perusahaan.
Brand Equity
Salah satu elemen merek yang mampu memberikan kontribusi
yang positif dalam penciptaan merek yang ideal yaitu logo dan
simbol (Kotler, 2002:460)
Penciptaan logo dan simbol sangat penting agar dapat
dikaitkan dengan suatu nama merek didalam ingatan
pelanggan.
A logo is an image that symbolizes your business
• Menurut (Mazwahid, 2012) tampilan berhubungan dengan
logo bisnis atau produk. Sebuah logo yang efektif seharusnya:
1. Unik dan menarik bagi target market.
2. Mampu menggambarkan sifat alami bisnis produk,atau
servis. Hal ini dapat ditafsirkan dengan dua cara yakni literal
dan abstrak.
3. Tidak mudah usang/ketinggalan jaman karena pergantian
waktu (tahan lama).
4. Dapat diterapkan dalam semua konteks potensi komunikasi
Dr. Meriza Hendri, SIp, MM

Hp/Wa: 0811-1111-2585
www.Drmerizahendri.com
Ig/fb @merizahendri

Anda mungkin juga menyukai