Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH MANAJEMEN PEMASARAN

( STRATEGI MENGEMBANGKAN PRODUK BARU DAN


MENGELOLAH SIKLUS HIDUP PRODUK )

Di Susun Oleh :

Kelompok 1

1. Antonius Mario Dewa Sally (C20122005)


2. Nadira Albar.S (C20122001)
3. Cinta Nur Adha Febriyanti (C20122002)
4. Novia Indriyani Tandawuya (C20122007)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS TADULAKO

TAHUN 2023

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan ke hadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya sehingga
makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih
terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini yaitu para
anggota kelompok 1.

Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan baru bagi
pembaca. Bahkan, kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa kita praktekkan dalam
kehidupan sehari-hari.

Kami menyadari makalah ini masih memiliki banyak kekurangan dan jauh dari kata
sempurna. Untuk itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para
pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Palu, 1 november 2023

Kelompok 1

2
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Produk baru adalah darah bagi sebuah organisasi. Namun, pengembangan produk
barumempunyai risiko, dan banyak produk baru yang gagal. Jadi, akan dijelaskan suatu
prosesuntuk menemukan dan mengembangkan produk baru agar sukses. Begitu
diperkenalkan, pemasar ingin produk mereka mempunyai hidup yang panjang dan
menyenangkan. Dijelaskan juga bahwa semua produk akan melewati beberapa tahapan
siklus hidup dan setiap tahapanmemiliki tantangan baru yang membutuhkan strategi dan
taktik pemasaran yang berbeda.Terakhir penjelasan mengenai produk dan layanan dengan
melihat dua pertimbangantambahan, tanggung jawab sosial dalam keputusan produk dan
pemasaran produk serta layananinternasional.

Semua produk tampaknya mengalami siklus hidup, produk itu dilahirkan, melalui
beberapa fase, dan pada akhirnya mati ketika ada produk baru datang dan produk baru itu
dapatmelayani kebutuhan konsumen dengan lebih baik. Siklus hidup produk ini
menghadirkan duatantangan utama:
Pertama, karena semua produk pada akhirnya mengalami penurunan, perusahaan harus
mampu mengembangkan produk baru untuk menggantikan produk lama(tantangan
pengembangan produk baru).
Kedua, perusahaan harus mampu menyesuaikanstrategi pemasarannya dalam menghadapi
perubahan selera, teknologi, dan persaingan ketika produk melewati tahap-tahap siklus
hidup (tantangan strategi siklus hidup produk ). Mula-mulakita melihat masalah penemuan
dan pengembangan produk baru dan kemudian melihatmasalah mengelola produk baru itu
agar berhasil sepanjang siklus hidup produk.

1.2 Rumusan Masalah


1.Strategi pengembangan produk baru
2. Proses pengembangan produk baru
3. Product life cycle
4. Produk dan layanan tambahan

3
1.3 Tujuan
1. untuk mengetahui Strategi pengembangan produk baru

2. untuk mengetahui Proses pengembangan produk baru

3. untuk mengetahui Product life cycle

4. untuk mengetahui Produk dan layanan tambahan

4
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Strategi Pengembangan Produk Baru

Strategi dirancang untuk memastikan tujuan utama perusahaan bisa diperoleh melalui
pelaksanaan yang tepat dan juga merupakan rencana yang disatukan secara menyeluruh dan
terpadu guna mengaitkan keunggulaan strategi perusahaan. Pengembangan produk merupakan
suatu kegiatan atau aktivitas yang dijalankan dalam menghadapi yang berkemungkinan akan
merubah sebuah produk ke arah yang lebih baik agar bisa memberikan manfaat maupun
kepuasan yang lebih tinggi. Karna produksi merupakan suatu hal yang primer dalam kehidupan
(Moh Idril Gufron, 2015). Pengembangan produk bisa dijalankan oleh personalia dalam
perusahaan dengan sistem mengembangkan produk baru dengan menyesuaikan model- model
yang sesuai

2.1.1 cara yang dapat perusahaan lakukan dalam pengembangan produk

1. Penciptaan ide Pengembangan produk baru diawali dengan penciptakan ide yang
merupakan pencarian sistematis untuk ide produk yang baru. pengusaha kadang kalanya
mempunyai beberapa ide baru untuk dapat mendapatkan sedikit ide yang baik. Tujuan
dari penciptaan ide ini adalah menghasilkan ide yang cukup banyak. Ide baru ini harus
dipertimbangkan apakah ide ini flexible atau layak untuk diproses, jika ide ini layak maka
diteruskan tapi jika tidak maka dihentikan (drop).
2. Penyaringan ide Tujuan penyaringan ide adalah menemukan ide dalam jumlah yang tidak
sedikit. maksud dari tahapan ini yaitu menurunkan jumlah tersebut. Tahap pertama dalam
proses pengurangan ide adalah penyaringan ide (idea screening), yaitu menemukan ide
untuk menciptakan ide yang baik dan menyingkrkan ide yang kurang baik. Dalam hal ini
produsen bisa menghasilak ide-ide baik yang sesuai dengan kebutuhan konsumen.
3. Pengembangan dan pengujian konsep Setelah ide disaring dilakukan langkah selanjutnya
adalah memperkenalkan model produk baru kemudian diperlihatkan kepada konsumen,
dan mengadakan suvei terhadap pendapat konsumen pada produk baru tersebut.

5
4. Pengembangan strategi pemasaran Dalam ini perusahaan merencanakan strategi
pemasaran produk baru dengan menggunakan segmentasi pasar tertentu, serta cara
informasi yang digunakan.

5. Analisis usaha Analisis usaha dilakukan dengan cara memperbaiki jumlah penjualan
dibandingkan dengan pembelian bahan baku, biaya produksi dan perkiraan laba.
6. Pengembangan produk Dalam pengembangan produk ini gagasan produk yang masih
dalam rancangan dikirim pada bagian produksi untuk dibuat, menaruh merk, dan
membuat kemasan yang dengan semenarik mungkin. Dan inti merk yang berhasil adalah
produk atau jasa yangunggul yang didukung oleh perencanaan yang sama, sejumlah besar
komitmen dalam jangka panjang, dan pemasaran yang diatur dan dijalankan secara kreatif
dan baik. Merk yang kuat akan menghasilakan pelanggan yang yang berlangganan.
7. Market testing Langkah selanjutnya produk baru dipasarkan di segmen yang sudah
dirancang sejak awal, maka dari itu akan diperoleh informasi yang sangat penting tentang
keadaan barang, agen, permintaan potensial, dan sebagainya.
8. Komersialisasi Setelah perencanaan matang, dilaksanakan, dan diuji, maka memproduksi
dengan skala besar yang memerlukan modal investasi yang cukup besar. Mulailah
menciptakan produk baru di pasar, yang akan menjalani proses kehidupan sebagai suatu
produk baru, sampai kepada tahap proses adopsi oleh pihak konsumen, maka mampu
menyebabkan kepuasan bagi pelanggan, dan mengaut keuntungan bagi perusahaan.

2.1.2 Macam Tipe Produk

Pengembangan produk harus dibuat agar dapat mempertahankan dan meningkatkan Daya
saing. Pengembangan produk merupakan salah satu langkah perusahaan agar dapat tetap
bertahan dan mengembangkan produk untuk dapat meningkatkan daya saing perusahaan. Halhal
yang termasuk di dalam pengembangan produk adalah penentuan kualitas, ukuran, bentuk, daya
tarik, labeling, cap tanda (branding), pembungkus (packaging), dan sebagainya untuk
menyesuaikan selera yang sedang tumbuh. Aktifitas pengembangan produk baru bisa
menciptakan daya saing ada 6 macam tipe produk yaitu:

 produk baru
 lini produk

6
 Penyempurnaan produk
 Repositioning
 Pengurangan biaya

Dalam lingkungan persaingan yang semakin ketat dan juga didukung oleh letak pasar
yang dinamis, maka setiap perusahaan tidak bisa menghindari adanya persaingan. Hal yang harus
diperhatikan penuh adalah menghadapi tingkat persaingan tersebut dengan cara sebaikbaiknya.
Maksudnya disini dapat tarik sebagai upaya yang dilakukan secara optimal dan
berkesinambungan untuk menghasilkan sesuatu yang lebih baik saat ini dan di masa yang akan
dating.

Jadi pengembangan produk yang ditawarkan untuk meningkatkan daya saing di


masyarakat yaitu memproduksi sebuah produk baru agar perkembangan perusahaan tersebut
semakin meningkat dan dapat bertahan dalam menyambut persaingan dengan perusahaan lain.
Ada 5 cara yang digunakan dalam mengembangkan produk untuk meningkatkan daya saing
diantaranya: produk baru bagi dunia, lini produk baru, perluasan lini, penyempurnaan produk
yang sudah ada, repositioning, dan pengurangan biaya.

2.2 Proses Pengembangan Produk Baru

Kotler dan Armstrong (2008) menyatakan delapan tahapan proses pengembangan produk
baru, yaitu sebagai berikut :
1. Penciptaan Ide (Idea Generation)
Tahap awal dari proses pengembangan produk baru adalah penciptaan ide. Ide
dapat diperoleh dari berbagai sumber, yaitu pelanggan, ilmuwan, pesaing, salesman perusahaan,
distributor, ataupun manajemen puncak. Untuk memunculkan ide konsep poduk baru, ada
bebeapa hal yang harus diperhatikan, yaitu sebagai berikut :
a. Kebutuhan dan keinginan konsumen terus dipantau untuk memperoleh inormasi tentang
hal-hal yang harus dilakukan untuk menciptakan gagasan-gagasan yang jitu
b. Para ilmuwan merupakan sumber ide yang menarik, tetapi diperlukan seleksi yang teliti
c. Pesaing yang telah menciptakan dan meluncurkan ide – ide baru serta produk-produk
yang diciptakan dan diluncurkan pesaing tersebut perlu diinovasi. Banyak perusahaan
melakukan peniruan, tetapi dengan cara menyempurnakan atau menjadikan produknya
memiliki kekhasan tersendiri dibandingkan dengan prosuk pesaing
d. Sumber ide akan dapat dijadikan suatu produk baru yang memiliki keunggulan bersaing

7
e. Selanjutnya, dilakukan cara untuk mengembangkan konsep produk tersebut. Ada
beberapa teknik atau pendekatan yang dilakukan. Salah satu diantaranya adalah
mengidentifikasi kebutuhan konsumen atau menganalisis struktur manfaat, yaitu meneliti
manfaat yang dinginkan konsumen dan sejauh mana penerimaan konsumen sehingga
peluang – peluang baru dapat ditetapkan

2. Penyaringan Ide (Idea Screening)


Masalah penyaringan ide bukan hanya memilih salah satu ide yang tepat. Ide tersebut
hanya disesuaikan dengan tujuan dan sumber daya yang dimiliki perusahaan. Untuk menyaring
ide tersebut, perusahaan harus menyesuaikan ide - ide yang ada dengan tujuan - tujuan yang
dikehendaiki. Salah satu caranya adalah dengan menilai ineks tertimbang, artinya faktor - faktor
yang akan memengaruhi peluncuran produk tersebut diberi bobot penilaian dan akhirnya diambil
suatu kesimpulan apakah gagasan itu benar - benar meyakinkan.
3. Pengembangan dan pengujian konsep (concept Development and Testing)
Ide yang telah lolos dari penyaringan dibuat menjadi konsep produk yang dikembangkan
dan dilakukan pengujiannya. Kelompok konsumen akan memanfaatkan produk tersebut dan
memanfaatkan berbagai hal yang akan dipeolehnya sehingga ia menerima prosuk tersebut.
Selanjutnya, menentukan posisi produk dan merk produk. Meramalkan atau membandingkan
konsep produk baru tersebut dengan produk lain yang bersaing untuk menentukan produk yang
paling berkesan pada konsumen, terutama bagi pembeli potensial. Pengembangan dan pengujian
konsep ini harus dirancang sedemikian rupa sehingga dapat diketahui reaksi dan pembeli
potensial terhadap jenis produk, jasa atau ide.
4. Pengembangan strategi pemasaran (marketing Strategy development)
Untuk memperkenalkan konsep produk baru tersebut, manajer produk baru menyusun
strategi yang tepat, yaitu strategi penempatan produk, peningkatan hasil penjualan , pangsa pasar
dan sasaran laba yang akan dicapai.
5. Analisis bisnis (bussiness Analysis)
Setelah mengembangkan konsep produk dan strategi pemasaran, manajemen dapat
mengevaluasi daya tarik dari usulan. Manajemen juga memerlukan proyeksi penjualan, biaya
yang diperlukan, dan laba yang akan dicapai. Semua itu harus disesuaikan dengan tujuan
perusahaan
6. Pengembangan produk (product development)
Setelah dianalisis kemungkinan – kemungkinannya secara teoritis dan dapat diterima,
dikembangkan secara fisik produk tersebut. Ada 3 langkah yang perlu dilakukan yaitu sebagai
berikut:
a. Pembuatan prototype, dengan 3 persyaratan:
1) Dipandang konsumen sebagai perwujudan atribut – atribut pokok seperti produk
sebelumnya
2) Bekerja dengan aman dalam keadaan dan penggunaan yang normal
3) Dapat dilaksanakan oleh pabrik sesuai dengan anggaran yang tersedia

8
b. Pengujian fungsional, yaitu pengujian untuk mengetahui apakah produk tersebut benar -
benar berfungsi secara efektif dan aman bagi konsumen
c. Pengunjian konsumen, yaitu mencoba konsumen untuk memperoleh tanggapan
konsumen. Pengujian ini dilakukan sebelum dites di pasar, tetapi dapat dites di pabrik,
rumah atau kantor.

7. Pengujian pasar (market testing)


Uji pemasaran dilakukan setelah produk mendapat tanggapan dari konsumen dan
berfungsi aman. Setelah diberi kemasan dan merk, produk dibawa ke pasar untuk dites guna
mendapatkan informasi mengenai pembeli, penyalur, efektivitas pemasaran, potensi pasar dan
lain lain. Proses pengujian pasar bergantung pada biaya dan resiko penanaman modal,
keterbatasan waktu dan biaya penelitian.

2.3 Product Life Cycle

Product Life Cycle atau Siklus hidup produk adalah siklus hidup suatu produk/ organisasi
dengan tahapan-tahapan proses perjalanan hidupnya mulai dari peluncuran awal (soft launching),
peluncuran resmi (grand launching), perubahan dari target awal, lalu mulai berjuang dan
berkompetisi dengan produk-produk yang sejenis, hingga melewati persaingan dan kompetisi
produk memiliki tingkat penerimaan, penjualan, dan distribusi yang luas dan tersebar.

2.3.1 Tahap – Tahap Siklus Product Life Cycle


Menurut Basu Swastha (1984:127-132), daur hidup produk itu di bagi menjadi empat
tahap, yaitu :
1. Tahap perkenalan (introduction).
Pada tahap ini, barang mulai dipasarkan dalam jumlah yang besar walaupun volume
penjualannya belum tinggi. Barang yang di jual umumnya barang baru (betul-betul baru) Karena
masih berada pada tahap permulaan, biasanya ongkos yang dikeluarkan tinggi terutama biaya
periklanan. Promosi yang dilakukan memang harus agfesif dan menitik beratkan pada merek
penjual. Di samping itu distribusi barang tersebut masih terbatas dan laba yang
diperoleh masih rendah.

2. Tahap pertumbuhan (growth).


Dalam tahap pertumbuhan ini, penjualan dan laba akan meningkat dengan cepat. Karena
permintaan sudah sangat meningkat dan masyarakat sudah mengenal barang bersangkutan, maka

9
usaha promosi yang dilakukan oleh perusahaan tidak seagresif tahap sebelumnya. Di sini pesaing
sudah mulai memasuki pasar sehingga persaingan menjadi lebih ketat. Cara lain yang dapat
dilakukan untuk memperluas dan meningkatkan distribusinya adalah dengan
menurunkan harga jualnya.

3. Tahap kedewasaan (maturity)


Pada tahap kedewasaan ini kita dapat melihat bahwa penjualan masih meningkat dan
pada tahap berikutnya tetap. Dalam tahap ini, laba produsen maupun laba pengecer mulai turun.
Persaingan harga menjadi sangat tajam sehingga perusahaan perlu memperkenalkan produknya
dengan model yang baru. Pada tahap kedewasaan ini, usaha periklanan biasanya mulai
ditingkatkan lagi untuk menghadapi persaingan.

4. Tahap kemunduran (decline)


Hampir semua jenis barang yang dihasilkan oleh perusahaan selalu mengalami kekunoan
atau keusangan dan harus di ganti dengan barang yang baru. Dalam tahap ini, barang baru harus
sudah dipasarkan untuk menggantikan barang lama yang sudah kuno. Meskipun jumlah pesaing
sudah berkurang tetapi pengawasan biaya menjadi sangat penting karena permintaan sudah jauh
menurun. Apabila barang yang lama tidak segera ditinggalkan tanpa mengganti dengan barang
baru, maka perusahaan hanya dapat beroperasi pada pasar tertentu yang sangat terbatas.

2.3.2 Strategi Produk Life Cycle

1. Tahap Perkenalan (Introduction)

 Peluncuran produk baru pada harga tinggi dengan tingkat promosi yang tinggi.
Perusahaan berusaha menetapkan harga tinggi untuk memperoleh keuntungan yang
manaakan digunakan untuk menutup biaya pengeluaran dari pemasaran.
 Strategi peluncuran lambat (slow skimming strategy). Merupakan peluncuran produk
barudengan harga tinggi dan sedikit promosi. Harga tinggi untuk memperoleh
keuntungan sedangkan sedikit promosi untuk menekan biaya pemasaran.
 Strategi penetrasi cepat (rapid penetration strategy). Merupakan peluncuran produk pada
harga yang rendah dengan biaya promosi yang besar. Strategi ini menjanjikan penetrasi
pasar yang paling cepat dan pangsa pasar yang paling besar.

10
 Strategi penetrasi lambat (slow penetration strategy). Merupakan peluncuran produk baru
dengan tingkat promosi rendah dan harga rendah. Harga rendah ini dapat mendorong
penerimaan produk yang cepat dan biaya promosi yang rendah

2. Tahap Pertumbuhan (Growth)


Selama tahap pertumbuhan perusahaan menggunakan beberapa strategi untuk
mempertahankan pertumbuhan pasar yang pesat selama mungkin dengan cara:
 Meningkatkan kualitas produk serta menambahkan keistimewaan produk baru dan gaya
yang lebih baik.
 Perusahaan menambahkan model – model baru dan produk – produk penyerta (yaitu,
produk dengan berbagai ukuran, rasa, dan sebagainya yang melindungi produk utama)
 Perusahaan memasuki segmen pasar baru.
 Perusahaan meningkatkan cakupan distribusinya dan memasuki saluran distribusi yang
baru.
 Perusahaan beralih dari iklan yang membuat orang menyadari produk (product
awarenessadvertising) ke iklan yang membuat orang memilih produk (product preference
advertising)
 Perusahaan menurunkan harga untuk menarik pembeli yang sensitif terhadap harga
dilapisan berikutnya

3. Tahap Kedewasaan (Maturity)

 Perusahaan meninggalkan produk mereka yang kurang kuat dan lebih berkonsentrasi
sumber daya pada produk yang lebih menguntungkan dan pada produk baru.
 Memodifikasi pasar dimana perusahaan berusaha untuk memperluas pasar untuk merek
yang mapan.
 Perusahaan mencoba menarik konsumen yang merupakan pemakai produknya.
 Menggunakan strategi peningkatan keistimewaan (feature improvement) yaitu bertujuan
menambah keistimewaan baru yang memperluas keanekagunaan, keamanan atau
kenyaman produk.
 Strategi defensif dimana perusahaan untuk mempertahankan pasar yang mana hasil dari
strategi ini akan memodifikasi bauran pemasaran.

11
 Strategi peningkatkan mutu yang bertujuan meningkatkan kemampuan produk, misalnya
daya tahan, kecepetan, dan kinerja produk.
 Strategi perbaikan model yang bertujuan untuk menambah daya tarik estetika produk
seperti model, warna, kemasan dan lain – lain.
 Menggunakan take-off strategy yang mana marupakan salah satu strategi yang digunakan
untuk mencapai fase penerimaan konsumen baru, strategi ini dapat memperbaharui
pertumbuhan pada saat produk masuk dalam kematangan.

4. Tahap Penurunan (Decline)

 Manambah investasi agar dapat mendominasi atau menempati posisi persaingan yang
baik.
 Mengubah produk atau mencari penggunaan/manfaat baru pada produk.
 Mencari pasar baru.
 Tetap pada tingkat investasi perusahaan saat ini sampai ketidakpastian dalam industri
dapat diatasi.
 Mengurangi investasi perusahaan secara selesktif dengan cara meninggalkan konsumen
yang kurang menguntungkan.
 Harvesting strategy untuk mewujudkan pengembalian uang tunai secara cepat.
 Meninggalkan bisnis tersebut dan menjual aset perusahaan

2.4 Produk Dan Layanan Tambahan

Pemasaran jasa harus selalu menyesuaikan diri dengan selera konsumen, serta juga
dipengaruhi oleh jumlah pendapatan, tidak ada fungsi penyimpanan, dan kualitas dipengaruhi
barang. Yang terpenting dalam memasarkan jasa adalah keandalan, daya tanggap, kepastian dan
empati. Berbeda dengan bauran pemasaran barang. Selain itu, setiap perusahaan jasa akan selalu
dihadapkan pada situasi yang menuntut agar selalu memberikan produk jasa dan layanan yang
tepat, yang dibutuhkan dan seseuai dengan harapan pelanggan, atau dengan kata lain perusahaan
harus terus berinovasi dengan cara mengembangkan produk pelayanan (service).

Semua perusahaan jasa mengahadapi pilihan berkaitan dengan jenis produk yang
ditawarkan dan cara penghantarannya pada pelanggan. Untuk lebih memahami sifat-sifat dasar

12
jasa, akan lebih baik apabila kita membedakan antara produk inti dan elemen tambahan yang
mempermudah penggunaan produk inti dan memperkuat nilainya di mata pelanggan.

1. Produk Jasa

Apa yang dimaksud dengan “produk” jasa? Pemberian layanan itu dialami, bukan
dimiliki. Bahkan saat ada elemen fisik yang terlibat- seperti makanan (yang langsung
dikonsumsi), alat pacu jantung yang dipasang melalui operasi, atau suku cadang pengganti untuk
mobil- terdapat porsi yang signifikan dari harga yang diabayarkan untuk nilai tambah yang
diberikan oleh elemen-elemen layanan, termasuk tenaga ahli dan penggunaan alat-alat khusus.
Sebuah produk jasa terdiri dari seluruh elemen pemberian layanan, baik berwujud maupun
nirwujud, yang menciptakan nilai bagi pelanggan.

a) Merancang Konsep Layanan

Pemasar jasa yang berpengalaman akan menyadari bahwa dibutuhkan pandangan holistic
terhadap keseluruhan penerapan yang mereka ingin dialami oleh pelanggan. Proporsi
nilai harus mencakup dan menyatukan tiga komponen, yaitu:

1. Produk Inti

Jasa biasanya didefinisikan dengan mengacu pada industry tertentu, contohnya


perawatan kesehatan atau transportasi- berdasarkan manfaat dan solusi inti yang
diberikan kepada pelanggan. Produk inti adalah komponen utama yang memberikan
manfaat penyelesaian masalah yang dicari pelanggan. Misalnya, jasa transportasi
memberikan solusi kebutuhan seseorang atau benda untuk berpindah dari satu lokasi ke
lokasi lain.

2. Layanan-Layanan Tambahan

Penghantaran produk inti biasanya dibarengi dengan berbagai aktivitas layanan lain
yang disebut layanan tambahan. Layanan ini memberikan tambahan pada produk inti,
mempermudah penggunaannya dan memperkuat nilainya bagi keseluruhan pengalaman
pelanggan. Produk inti cenderung menjadi sebuah komoditas begitu industry mulai maju

13
dan persaingan meningkat, sehingga pencarian terhadap keunggulan kompetitif seringkali
ditekankan pada layanan tambahan.

3. Proses Penghantaran

Komponen ketiga dalam merancang konsep layanan berkatan dengan proses yang
digunakan untuk menghantarkan produk inti dan seluruh layanan tambahan. Hal yang
mengelilingi produk inti adalah berbagai layanan tambahan. Desain dari penawaran jasa
harus menjawab isu-isu berikut ini :

2. Layanan tambahan yang mempermudah


a. Informasi (information)
Untuk mendapatkan nilai penuh dari barang atau jasa apa pun, pelanggan
membutuhkan informasi yang relevan. Jenis informasinya mulai dari jadwal kereta dan
pesawat, bantuan untuk menemukan lokasi outlet ritel tertentu, hingga ke informasi
mengenai layanan dari perusahaan profesional. Pelanggan baru dan calon pelanggan
biasanya sangat haus akan informasi. Pelanggan juga menghargai saran mengenai cara
untuk mendapatkan nilai terbesar dari sebuah layanan dan bagaimana menghindari
permasalahan. Perusahaan harus memastikan bahwa informasi yang mereka berikan tepat
waktu dan akurat. Jika tidak, kemungkinan akan membuat pelanggan merasa kesal atau
menyebabkan ketidaknyamanan.
Cara tradisional untuk menyediakan informasi ini adalah menggunakan pegawai
garis depan, papan informasi, brosur, dan buku petunjuk. Informasi juga dapat diberikan
melalui video atau peranti lunak yang berisi tutorial, tampilan layar sentuh, atau melalui
situs perusahaan.

b. Penerimaan-Pesanan (Order Taking)


Begitu pelanggan siap membeli, sebuah elemen tambahan utama langsung
berperan-menerima pendaftaran, pemesanan, dan reservasi. Penerimaan pesanan meliputi

14
aplikasi, pengisian pesanan, dan reservasi atau check-in. Reservasi mewakili jenis
penerimaan pesanan khusus yang mengharuskan pelanggan untuk menuju unit layanan
yang spesifik. Pesanan dapat diterima melalui berbagai sumber seperti agen penjuaan,
telepon, email, atau secara online. Proses penerimaan pesanan haruslah sopan, cepat, dan
akurat sehingga pelanggan tidak membuang-buang waktu dan harus mengalami upaya
fisik atau mental yang sebenarnya tidak diperlukan. Teknologi dapat digunakan untuk
membuat penerimaan pesanan lebih mudah dan cepat untuk pelanggan maupun penyedia
layanan.

c. Penagihan (Billing)
Penagihan adalah hal yang umum bagi hampir semua jasa (kecuali jika jasa itu
memberikan pelayanan gratis). Tagihan yang tidak akurat, tidak terbaca, atau tidak
lengkap memiliki risiko mengecewakan pelanggan yang mungkin, sampai titik ini, telah
cukup puas dengan pengalaman mereka, atau lebih buruk lagi, ketidaksempurnaan seperti
itu menambah parah situasi jika memang pelanggan sebelumnya sudah merasa tidak
puas. Penagihan haruslah tepat waktu, karena hal itu akan menstimulasi pembayaran
yang lebih cepat. Pelanggan biasanya mengharapkan tagihan yang jelas dan informative,
dan dirinci sehingga jelas perhitungan jumlahnya.

d. Pembayaran (Payment)
Dalam kebanyakan kasus, tagihan mengharuskan pelanggan untuk melakukan
pembayaran. Terdapat beragam pilihan cara pembayaran, tetapi seluruh pelanggan
mengharapkan kemudahan dan kenyamanan. Kebanyakan pembayaran masih dalam
bentuk uang tunai atau kartu kredit. Pilihan lain adalah voucher, kupon, atau tiket
prabayar dn metode elektronik lain seperti paypal, yang menawarkan cara aman dan
mudah dalam melakukan pembayaran, khususnya karena semakin banyak pembelian
yang dilakukan secara online.
Untuk memastikan bahwa pelanggan benar-benar membayar tagihannya,
beberapa bisnis jasa memiliki system pengawasan yang terorganisasi, seperti
pemeriksaan tiket sebelum masuk kedalam bioskop atau sebelum naik ke kereta.

15
3. Branding Produk Dan Pengalaman Jasa
Beberapa tahun terakhir ini, semakin banyak bisnis jasa yang berbicara tentang produknya
hingga muncul sebuah istilah yang diasosiasikan dengan barang manufaktur yaitu “produk dan
layanan”. Sebuah istilah juga yang digunakan oleh perusahaan manufaktur yang menekankan
layanan. Apa perbedaan antara kedua istilah tersebut dalam lingkungan bisnis saat ini?
Sebuah produk mengimplikasikan suatu “kumpulan output” yang terdefinisi dan konsisten serta
kemampuan untuk mendiferensiasi suatu kumpulan output satu dengan yang lainnya. Dalam
perusahaan manufaktur hal ini sangat mudah dipahami dan dibayangkan, namun dalam
pemasaran jasa untuk membedakan output dapat dilakukan dengan cara melihat berbagai
“model” yang ditawarkan oleh perusahaan manufaktur. Contohnya, restoran akan menawarkan
menu yang ditawarkan oleh perusahaannya melalui gambar yang disajikan.

Penyedia layanan yang lebih nirwujud juga menawarkan menu produk, mewakili
sekumpulan layanan tambahan penambah nilai yang sudah ditetapkan disekitar produk inti.
Contohnya, sebuah universitas yang menawarkan berbagai program sarjana yang berbeda dan
setiap program sarjana memiliki penawaran mata kuliah wajib dan mata kuliah pilihan.

16
BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Strategi dirancang untuk memastikan tujuan utama perusahaan bisa diperoleh melalui
pelaksanaan yang tepat dan juga merupakan rencana yang disatukan secara menyeluruh dan
terpadu guna mengaitkan keunggulaan strategi perusahaan.
Pengembangan produk merupakan suatu kegiatan atau aktivitas yang dijalankan dalam
menghadapi yang berkemungkinan akan merubah sebuah produk ke arah yang lebih baik
agar bisa memberikan manfaat maupun kepuasan yang lebih tinggi. Pengembangan produk
bisa dijalankan oleh personalia dalam perusahaan dengan sistem mengembangkan produk
baru dengan menyesuaikan model- model yang sesuai cara yang dapat perusahaan lakukan
dalam pengembangan produk . Pengembangan dan pengujian konsep Setelah ide disaring
dilakukan langkah selanjutnya adalah memperkenalkan model produk baru kemudian
diperlihatkan kepada konsumen, dan mengadakan suvei terhadap pendapat konsumen pada
produk baru tersebut. Pengembangan produk Dalam pengembangan produk ini gagasan
produk yang masih dalam rancangan dikirim pada bagian produksi untuk dibuat, menaruh
merk, dan membuat kemasan yang dengan semenarik mungkin.
Inti merk yang berhasil adalah produk atau jasa yang unggul yang didukung oleh
perencanaan yang sama, sejumlah besar komitmen dalam jangka panjang, dan pemasaran
yang diatur dan dijalankan secara kreatif dan baik. Market testing Langkah selanjutnya
produk baru dipasarkan di segmen yang sudah dirancang sejak awal, maka dari itu akan
diperoleh informasi yang sangat penting tentang keadaan barang, agen, permintaan
potensial, dan sebagainya.
Meramalkan atau membandingkan konsep produk baru tersebut dengan produk lain yang
bersaing untuk menentukan produk yang paling berkesan pada konsumen, terutama bagi
pembeli potensial. Pengembangan strategi pemasaran (marketing Strategy development)
Untuk memperkenalkan konsep produk baru tersebut, manajer produk baru menyusun

17
strategi yang tepat, yaitu strategi penempatan produk, peningkatan hasil penjualan , pangsa
pasar dan sasaran laba yang akan dicapai.
Setiap perusahaan jasa akan selalu dihadapkan pada situasi yang menuntut agar selalu
memberikan produk jasa dan layanan yang tepat, yang dibutuhkan dan seseuai dengan
harapan pelanggan, atau dengan kata lain perusahaan harus terus berinovasi dengan cara
mengembangkan produk pelayanan (service).
Untuk lebih memahami sifat-sifat dasar jasa, akan lebih baik apabila kita membedakan
antara produk inti dan elemen tambahan yang mempermudah penggunaan produk inti dan
memperkuat nilainya di mata pelanggan. Bahkan saat ada elemen fisik yang terlibat- seperti
makanan (yang langsung dikonsumsi), alat pacu jantung yang dipasang melalui operasi, atau
suku cadang pengganti untuk mobil- terdapat porsi yang signifikan dari harga yang
diabayarkan untuk nilai tambah yang diberikan oleh elemen-elemen layanan, termasuk
tenaga ahli dan penggunaan alat-alat khusus.
Branding Produk Dan Pengalaman Jasa Beberapa tahun terakhir ini, semakin banyak
bisnis jasa yang berbicara tentang produknya hingga muncul sebuah istilah yang
diasosiasikan dengan barang manufaktur yaitu “produk dan layanan”.Sebuah produk
mengimplikasikan suatu “kumpulan output” yang terdefinisi dan konsisten serta kemampuan
untuk mendiferensiasi suatu kumpulan output satu dengan yang lainnya.

DAFTAR PUSTAKA

Ghufron, M. I., & Fahmiyah, I. (2018). KONSEP WARALABA PERSPEKTIF EKONOMI


ISLAM. Amwaluna: Jurnal Ekonomi Dan Keuangan Syariah, 3(1).

Moh Idril Gufron. (2015). Peningkatan Produksi Dalam Sistem Ekonomi Islam Sebagai Upaya
Pemberdayaan Ekonomi Umat. Dinar Jurnal Ekonomi Dan Keuangan Islam, 2(1).

18
Alma, Buchari. 2005. Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa. Bandung: Alfabeta

Kotler, Philip dan Gary Armstrong. 1997. Dasar-Dasar Pemasaran. Jilid 1. Alih Bahasa:
Alexander Sindoro. Jakarta: Prenhallindo

19

Anda mungkin juga menyukai