Anda di halaman 1dari 12

Memperkenalkan Penawaran Pasar Baru

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Manajemen Pemasaran

Dosen Pengampu:

Nurma Fitriana, M.SM.

Disusun Oleh:

1. Asfiroh Nur Azizah 401190034


2. Atifah Kartika Sari 401190035
3. Dhimas Haryo Prayoga 401190049
4. Diah Eka Intan Pratiwi 401190051

EKONOMI SYARIAH B
JURUSAN EKONOMI SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PONOROGO
2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena Rahmat serta
Hidayah-Nya kami dapat meneyelesaikan Tugas Makalah “Manajemen Pemasaran”. Kami
mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu baik dari segi spriritual
maupun material dalam menyelesaikan makalah kami dengan baik.
Kami menyadari bahwasanya dalam proses penulisan makalah ini masih jauh dari
kata kesempurnaan. Namun kami telah berupaya dalam melakukan penulisan ini dengan
pengetahuan dan kemampuan sehingga makalah ini dapat diselesaikan dengan baik. Saran
serta kritik sangat berguna untuk menyempurnakan makalah bagi penulis. Kami berharap
makalah ini dapat berguna bagi pembaca dan orang lain.

Ponorogo, 18 November 2021

Penulis

2
DAFTAR ISI

3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perusahaan dalam menjalankan aktivitasnya baik perusahaan yang
bergerak dalam bidang jasa maupun barang mempunyai tujuan yang sama yaitu
memperoleh keuntungan. Selain itu perusahaan juga ingin memberikan kepuasan
kepada konsumen atas produk yang yang dihasilkannya, karena kepuasan
konsumen menjadi tolak ukur dari keberhasilan perusahaan dalam menghasilkan
produk yang berkualitas, dan yang diinginkan oleh konsumen. Perusahaan harus
meningkatkan pendapatan mereka sepanjang waktu dengan mengembangkan
produk dan jasa baru serta melakukan perluasan ke pasar baru. pengembangan
produk baru membentuk masa depan perusahaan. Peningkatan atau penggantian
produk dan jasa dapat mempertahankan atau membangun penjualan produk dan jasa
yang baru bagi dunia dapat mengubah industry dan perusahaan serta mengubah
kehidupan. Akan tetapai, rendahnya tingkat keberhasilan produk dan jasa baru
menunjukan banyak tantangan didalamnya. Semakin banyak perusahaan yang tidak
hanya sekedar membicarakan inovasi. Mereka mengubah cara mereka dalam
mengembangkan produk dan jasa baru secara fundamental. Perusahaan di
seluruh dunia berusaha menemukan cara kreatif untuk mengembangkan produk
dan jasa yang jauh lebih baik, cepat dan efisien. Pemasar memainkan peran kunci
dalam pengembangan
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja Pilihan Produk Baru?
2. Bagaimana Tantangan dalam Pengembangan Produk Baru?
3. Bagaimana Pengaturan Organisasi?
4. Bagaimana cara Mengelola Proses Pengembangan: Ide
5. Bagaimana Mengelola Proses Pengembangan: Konsep sampai Strategi
6. Cara Mengelola Proses Pengembangan: Pengembangan sampai Komersialisasi
7. Jelaskan Proses Adopsi Konsumen
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa saja pilihan produk baru
2. Untuk mengetahui tantangan apa saja yang terdapat dalam pengembangan produk
baru
3. Untuk mengetahui bagaimana pengaturan dalam organisasi
4. Untuk mengetahui bagaimana cara mengelola proses pengembangan sebuah ide
5. Untuk mengetahui bagaimana prses pengembangan konsep sampai dengan strategi
6. Untuk mengetahui cara mengelola proses pengembangan sampai komersialisasi
7. Untuk mengetahui penjelasan proses adopsi konsumen

4
BAB III
PEMBAHASAN
A. Pilihan Produk Baru
Produk adalah sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk diperhatikan,
dipakai, dimiliki, atau dikonsumsikan sehingga dapat memuaskan keinginan atau
kebutuhan. Dari pengertian ini dapat disimpulkan bahwa hampir semua yang
termasuk hasil produksi adalah benda nyata yang dapat dilihat, diraba, dan dirasakan.
Karena produk adalah benda ril, maka jenisnya cukup banyak.1
Produk baru meliputi produk asli, produk yang ditingkatkan, produk yang
dimodifikai dan merk baru. Alasan dasar perusahaan mengembangkan produk baru
adalah meningkatkan penjualan dan keuntungan perusahaan. Dengan adanya
perubahan cepat dalam selera, teknologi, dan persaingan, perusahaan harus
mengembangkan arus produk dan jasa baru secara tepat. Sebuah perusahaan dapat
memperoleh produk baru lewat dua cara. Pertama adalah akuisisi yaitu dengan
membeli seluruh perusahaan, paten, atau lisensi untuk membuat produk perusahaan
lain. Kedua adalah lewat pengembangan produk baru yaitu pengembangan produk
asli.
Perbaikan produk, modifikasi produk, dan merek baru lewat usaha litbang milik
perusahaan sendiri. Karena biaya mengembangkan dan memperkenalkan produk baru terus
meningkat, banyak perusahaan besar membeli merek yang sudah ada ketimbang menciptakan
produk baru. Peursahaan lain menghemat biaya dengan meniru merek pesaing atau dengan
menghidupkan kembali merek lama.2
B. Tantangan dalam Pengembangan Produk Baru
Menurut Philip Kotler dan Kevin Lane Keller “pengembangan produk adalah
strategi untuk pertumbuhan perusahaan dengan menawarkan produk baru atau yang
dimodifikasi ke segmen pasar yang sekarang. Mengembangkan konsep produk
menjadi produk fisik untuk meyakinkan bahwa gagasan produk dapat diubah menjadi
produk yang dapat diwujudkan”.3 Pengembangan produk ini sendiri bukanlah hal
yang mudah, karena dalam pengembangan produk itu sendiri terdapat banyak
hambatan baik itu dari dalam perusahaan ataupun dari luar perusahaan. Tidak sedikit
perusahaan yang mengalami kegagalan dalam mengembangan produknya yang
disebabkan karena perusahaan tersebut tidak dapat memecahkan hambatan hambatan
itu. Kegagalan ini akan mengakibatkan perusahaan tidak berkembang dalam hal
produk yang selanjutnya perusahaan akan tampil dengan produk yang lama yang
kemungkinan besar sudah mengalami kejenuhan di pasar, karena perusahaan tampil
dengan produk lama, maka perusahaan tidak dapat bersaing dengan pesaingnya yang
telah mampu mengembangkan produknya. Setiap perusahaan menghendaki adanya
inovasi dan pengembangan produk, yang akhirnya menjadi suatu keharusan agar
perusahaan tersebut dapat bertahan hidup atau bahkan lebih berkembang lagi.4

1
Dr. M. Anang Firmansyah, SE., MM., PEMASARAN PRODUK DAN MEREK(PLANNING & STRATEGY), (Surabaya:
CV. Penerbit Qiara Media), Cetakan Ke-1, Hlm 2
2
Philip Kotler dan Kevin Lane Keller, Manajemen Pemasaran…, hal. 312.
3
Philip Kotler dan Kevin Lane Keller, Manajemen Pemasaran, Jilid II., Ed. 12., Terj. Benjamin Molan, (Jakarta:
Prenhallindo, 2007), hal. 320.
4
Weman Suardi, “Formulasi Strategi Pengembangan Produk Terhadap Tingkat Volume Penjualan”, Jurnal,
(Bogor: STIE Kesatuan, 2005), hal. 1

5
Untuk memperoleh laba yang diinginkan melalui volume penjualan yang
ditingkatkan suatu perusahaan harus memperbaiki maupun menambah produk-produk
yang dihasilkan berdasarkan atas dua fungsi dasar yaitu pemasaran dan inovasi
produk. Produk baru secara keseluruhan, misalnya produk baru di rancang untuk
menjaga posisi perusahaan dalam pangsa pasar, atau untuk menjaga posisi perusahaan
untuk mengembalikan investasi disaat merintis posisi dalam pasar baru, sehingga
dapat dikatakan bahwa tujuan pengembangan produk yang dilaksanakan oleh
perusahaan. Umumnya tujuan yang ingin di capai dari penciptaan produk baru adalah:
a. Untuk memenuhi kebutuhan baru dan memperkuat reputasi perusahaan
sebagai investor, yaitu dengan menawarkan produk yang lebih baru dari
pada produk sebelumnya.
b. Untuk mempertahankan daya saing terhadap produk yang sudah ada, yaitu
dengan jalan menawarkan produk yang dapat memberikan jenis kepuasan
yang baru. Bentuknya bisa bertambah terhadap lini produk yang sudah ada
maupun revisi terhadap produk yang telah ada.
Faktor-Faktor yang Cenderung Menghambat Pengembangan Produk Baru:
1. Kekurangan gagasan mengenai produk baru yang penting di bidang
tertentu.
2. Pasar yang terbagi-bagi
3. Kendala sosila dan pemerintah
4. Mahalnya proses pengembangan produk baru.
5. Kekurangan modal.
6. Waktu pengembangan yang lebih singkat.
7. Siklus hidup produk yang lebih singkat.
C. Pengaturan Organisasi
Terdapat banyak pendapat mengenai definisi dari organisasi. Salah satunya
yaitu pendapat dari James L. Gibson yang menyatakan organisasi merupakan
ententitas-ententitas yang memungkinkan masyarakat mencapai hasil-hasil tertentu,
yang tidak mungkin dilaksanakan oleh individu-individu yang bertindak secara
sendiri. Organisasi dicirikan oleh perilaku yang diarahkan ke arah pencapaian tujuan.
Mereka mengupayakan pencapaian tujuan dan sasaran, yang dapat dilaksanakan
secara efektif dan efisien. Hal itu melalui tindakan-tindan individu-individu serta
kelompok-kelompok secara terpadu.5
Seorang pakar tentang teori organisasi Stephen. R. Robbins merumuskan
organisasi sebagai berikut: organisasi secara sadar dikoordinasikan entitas sosial,
dengan batas yang relatif dapat diidentifikasi, fungsi yang secara relatif terus menerus
untuk mencapai tujuan bersama atau serangkaian tujuan. Terdapat kemiripan dari dua
pakar diatas yaitu adanya sekumpulan orang yang diembani tugas dengan upaya
mencapai tujuan yang diiginkan.
Pada intinya pengorganisasian adalah suatu proses untuk merancang struktur
formal, mengelompokan dan mengatur serta membagi tugas–tugas atau pekerjaan
diantara para anggota organisasi, agar tujuan organisasi dapat dicapai dengan efisien.
Proses pengorganisasi dapat ditunjukan dengan tiga langkah prosedur berikut ini :

5
J. Winardi, “Teori Organisasi dan Pengorganisasian”, Jakarta: Rajawali Pers, 2014, 13.

6
1. Pemerincian seluruh pekerjaan ynag harus dilaksanakan untu mencapai tujuan
organisasi.
2. Pembagian beban pekerjaan total menjadi kegiatan-kegiatan yang decara logis
dapat dilaksanakan oleh satu orang. Pembagian kerja juga harus efisien, dalm arti
tidak memberikan tugas yang terlalu ringan atau barat.
3. Pengadaan dan pengembangan suatau mekanisme untuk mengkoordinasikan
pekerjaan para anggota organisasi menjadi satu kesatuan yang terpadu dan harmonis.
Mekanisme pengkoordinasian ini akan memebuat para anggotaorganisasi menjaga
perhatiannya pada tujuan organisasi dan mengurangi ketidak efisienan dan konflik-
konflik yang merusak.
Pengorganisasian yang berjalan secara efektif akan menghasilkan manfaat atau
keuntungan diantaranya :
1. Kejelasan tentang tujuan kerja individual dan tugas-tugas yang terspesialisasi.
2. Pembagian kerja yang efektif.
3. Terciptanya arus aktivitas kerja yang logis, yang dapat dilaksanakan dalam
bentuk individu atau kelompok.
4. Terciptanya komunikasi ynag baik yang memudahkan dalm hal pengawasan
dan pengambilan keputusan.
5. Terbentuknya rasa harmoni antar anggota yang kerap terlibat dalam satu
kegiatan.
6. Tujuan yang terfokus.
7. Penempatan struktur yang baik akan memudahkan dalam pengawasan pada
setiap anggota.
Organisasi yang terstruktur secara optimal memudahkan koordinasi antar
aanggota, mencegah dan meminimalisir konflik. Selain itu dalam hal ini juga dapat
memperjelas peran dan fungsi pada setiap individu atau kelompok organisasi sehingga
akan diperoleh suatu proses pekerjaan yang efisien. Kejelasan yng akan terjadi
nantinya akan menimbulkan sebuah keharmonisasian dalam melaksanakan aktivitas
organisasi yang hasil akhirnya diharapkan dapat memberikan prestasi yang optimal.6
D. Mengelola Proses Pengembangan: Ide
Hal yang perlu dilakukan dalam mengelola proses pengembangan ide adalah:
1. Penciptaan Ide
Beberapa ahli pemasaran percaya bahwa peluang terbesar dan peningkatan
tertinggi produk baru ditemukan dengan mengungkapkan kemungkinan
rangkaian terbaik dari kebutuhan pelanggan yang belum terpenuhi atau inovasi
teknologi.Ide produk baru bisa berasal dari interaksi dengan berbagai
kelompok dan menggunakan teknik yang menghasilkan kreativitas.
2. Penyaringan Ide
Dalam menyaring ide, perusahaan harus menghindari dua jenis kesalahan.
Kesalahan menolak (DROP-error) dan Kesalahan Menjalankan (GO-error).
3. Pengembangan dan Pengujian Konsep
Pengembangan konsep kita ilustrasikan pengembangan konsep dalam situasi
berikut: Perusahaan pemrosesan makanan besar mendapatkan ide untuk
memproduksi bubuk yang ditambahkan ke susu guna meningkatkan nilai
nutrisi dan rasanya. Ini adalah ide produk, tetapi konsumen tidak membeli ide

6
Tanri Abeng, “Profesi Manajemen” Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2006, 118.

7
produk; mereka membeli konsep produk. Pengujian konsep Pengujian konsep
berarti menampilkan konsep produk, secara simbolis atau fisik, untuk
membidik konsumen dan melihat reaksinya.
4. Pengembangan Strategi Pemasaran
Setelah uji konsep berhasil, manajer produk baru akan mengembangkan
rencana strategi tiga bagian awal untuk memperkenalkan produk baru ke
pasar.
E. Pengembangan: Konsep sampai Strategi
Sebuah ide yang menarik harus disempurnakan menjadi konsep produk baru
yang dapat diuji. Ide produk ialah produk yang mungkin akan ditawarkan perusahaan
ke pasar. Konsep produk merupakan uraian ide tersebut.
1. Pengembangan Konsep (Concept Development)
Menurut Philip Kotler dan Kevin Lane Keller, pegembangan produk adalah
strategi pertumbuhan dalam menawarkan produk baru ke segmen pasar saat ini.
Atau konsep produk yang dikembangkan dan dapat diyakini bahwa gagasan
konsep tersebut menjadi produk yang berwujud.7
2. Pengujian Konsep (Concept Testing)
Pengujian konsep berarti menyajikan konsep produk kepada sasaran konsumen
secara fisik atau contoh sebagai simbolis untuk mendapatkan reaksi mereka.
Pengujian konsep ini dapat membantu menghindari kesalahan yang mungkin
terjadi. Dengan menggunakan teknik visualisai dapat membantu responden
mencocokkan keadaan mereka dengan yang terjadi ketika benar-benar memilih
produk baru.8

Pengembangan strategi pemasaran yaitu:


1. Pertama, mendiskripsikan ukuran, struktur, dan perilaku sasaran pasar, penentuan
posisi produk dan penjualan yang direncanakan, pangsa pasar, dan sasaran laba
yang akan dicapai dalam beberapa tahun pertama;
2. Kedua, menentukan rencana harga, sistem distribusi, dan anggaran pemasaran
untuk tahun pertama

F. Mengelola Proses Pengembangan: Pengembangan sampai Komersialisasi


Salah satu pendekatan mendasar dalam memperkenalkan suatu produk baru adalah
market pull. Dalam pendekatan ini, pasar merupakan pijakan utama dalam menentukan
produk apa yang akan dibuat perusahaan. Selain itu penting juga bagi perusahaan
7
Nur Chamidah Saliq, “Peranan Pengembangan Produk Dalam Meningkatkan Volume Penjualan Busana
Muslim Di Uasaha Dagang (UD) Eva Indah Tulungagung, Skripsi, (Tulungangung: IAIN Tulungangung,
2017), 15.
8
Philip Kolter dan Kevin Kane Keller, Marketing Management 15th edition (British: Pearson Global Edition,
2016), 467.

8
memanfaatkan keunggulan berbasis teknologi dengan mengembangkan produk dan teknologi
yang superior. Dengan demikian produk baru yang dihasilkan tidak hanya sesuai dengan
kebutuhan pasar melainkan memiliki keunggulan teknik yang memadai. Dari sisi operasional,
Schroeder (2000) menawarkan model proses pengembangan produk baru yang secara umum
meliputi beberapa aktivitas, yaitu: pengembangan konsep, pendesainan produk, desain awal
proses, pengujian produksi, dan desain akhir proses.
Kotler (2000) memberikan tahapan yang lebih rinci dalam mengelola proses
pengembangan produk baru, tahapan-tahapan ini adalah sebagai berikut:
1. Pemunculan gagasan, dilakukan dengan mengidentifikasi produk dan pasar yang
dituju serta menyatakan tujuan produk baru tersebut. Dinyatakan pula usaha-
usaha yang akan dilakukan, misalnya dengan mengembangkan produk terobosan,
memodifikasi produk lama, ataupun meniru produk pesaing.
2. Penyaringan gagasan, dengan menyeleksi gagasan-gagasan yang baik untuk
ambil dan membuang gagasan-gagasan buruk dengan menggunakan teknik-
teknik tertentu.
3. Pengembangan dan pengujian konsep, gagasan yang menarik untuk selanjutya
disempurnakan menjadi konsep produk yang dapat diuji.
4. Pengembangan strategi pemasaran, dengan merencanakan rencana awal strategi
pemasaran untuk memperkenalkan produk baru ke pasar.

5. Analisis bisnis, dengan mengevaluasi daya tarik bisnis dari produk baru melalui
perkiraan penjualan, penjualan pertama, penjualan pengganti, penjualan berulang
serta biaya dan laba.
6. Pengembangan produk, yaitu membuat suatu produk fisik.
7. Pengujian pasar, menguji produk baru pada lingkungan konsumen yang nyata dan
untuk mempelajari seberapa besar pasar itu dan bagaimana konsumen bereaksi
serta reaksi penyalur.
8. Komersialisasi, yaitu memperkenalkan produk tersebut ke pasar secara terbuka. 9
G. Proses Adopsi Konsumen
Proses adopsi konsumen (consumer adoption process) terhadap produk baru dimulai
sejak selesainya proses inovasi produk dan mulai diperkenalkannya produk ke pasar. Proses
ini berlangsung melalui berbagai tahapan yang dapat digambarkan sebagai berikut:
1. Knowledge, yaitu tahap dimana konsumen memperoleh informasi tentang
keberadaan produk/ produk hasil inovasi untuk pertama kali

9
Nurilda Wardiah SE, “Pengembangan Produk Baru dan Model-Model Evaluasi Produk Baru”, Jurnal
Manajemen Maranatha, Jogjakarta: Universitas Gadjah Mada Jogjakarta, Volume 2 (2003): 98-99

9
2. Persuasion, yaitu konsumen mengembangkan sikap suka atau tidak suka terhadap
produk/ produk inovasi
3. Decision, yaitu memutuskan untuk mengadopsi atau menolak produk/ produk
inovasi
4. Implementation, yaitu konsumen memutuskan untuk memakai produk/ produk
inovasi secara rutin/ permanen
5. Confirmation, yaitu konsumen kemungkinan meninjau kembali keputusan yang
telah dibuatnya dan pada tahap ini bila konsumen mendapatkan pengalaman atau
informasi yang bertentangan atau tidak sesuai dengan kenyataan, maka ada
kemungkinan mereka membatalkan keputusan adopsinya.

Pada saat produk baru diluncurkan, konsumen yang tertarik pada produk akan
membeli, mencobanya, dan merekapun masuk pada proses edukasi pasar. Tahap ini tergolong
pada tahap kedua dari kerangka Rogers dan merupakan saat-saat yang kritis dan mempunyai
andil yang relatif besar terhadap keberhasilan produk tersebut di pasar terutama bagi produk
yang baru dengan teknologi baru dan diluncurkan oleh perusahaan yang baru pula dimana
belum ada perusahaan yang menawarkan produk serupa di pasar. Keberhasilan peluncuran
produk baru ditentukan oleh tanggapan atau reaksi konsumen selama mereka menggunakan
produk.10

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan
Produk adalah sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk diperhatikan,
dipakai, dimiliki, atau dikonsumsikan sehingga dapat memuaskan keinginan atau
kebutuhan. Dari pengertian ini dapat disimpulkan bahwa hampir semua yang
termasuk hasil produksi adalah benda nyata yang dapat dilihat, diraba, dan
dirasakan. Karena produk adalah benda ril, maka jenisnya cukup banyak.
Sedangkan pengembangan produk adalah strategi untuk pertumbuhan perusahaan
dengan menawarkan produk baru atau yang dimodifikasi ke segmen pasar yang
sekarang. Mengembangkan konsep produk menjadi produk fisik untuk
meyakinkan bahwa gagasan produk dapat diubah menjadi produk yang dapat
diwujudkan.
Pengembangan strategi pemasaran yaitu:
1. Pertama, mendiskripsikan ukuran, struktur, dan perilaku sasaran pasar,
penentuan posisi produk dan penjualan yang direncanakan, pangsa pasar,
dan sasaran laba yang akan dicapai dalam beberapa tahun pertama;

10
Adi Santosa Budiman, MM, “Minat Mereferensikan dalam Proses Adopsi Konsumen Pasca Edukasi Pasar
Fitur GPRS IM3 Smart di Surabaya”, Jurnal Sains Pemasaran Indonesia, Surabaya: Universitas Surabaya,
Volume 2 Nomor 1 (2003): 1

10
2. Kedua, menentukan rencana harga, sistem distribusi, dan anggaran
pemasaran untuk tahun pertama
Salah satu pendekatan mendasar dalam memperkenalkan suatu produk baru adalah
market pull. Dalam pendekatan ini, pasar merupakan pijakan utama dalam menentukan
produk apa yang akan dibuat perusahaan. Selain itu penting juga bagi perusahaan
memanfaatkan keunggulan berbasis teknologi dengan mengembangkan produk dan
teknologi yang superior. Dengan demikian produk baru yang dihasilkan tidak hanya
sesuai dengan kebutuhan pasar melainkan memiliki keunggulan teknik yang memadai.

11
DAFTAR PUSTAKA

Adi Santosa Budiman, MM, “Minat Mereferensikan dalam Proses Adopsi Konsumen
Pasca Edukasi Pasar Fitur GPRS IM3 Smart di Surabaya”, Jurnal Sains Pemasaran Indonesia,
Surabaya: Universitas Surabaya, Volume 2 Nomor 1 (2003)
Dr. M. Anang Firmansyah, SE., MM., PEMASARAN PRODUK DAN MEREK
(PLANNING & STRATEGY), (Surabaya: CV. Penerbit Qiara Media), Cetakan Ke-1
Nur Chamidah Saliq, “Peranan Pengembangan Produk Dalam Meningkatkan
Volume Penjualan Busana Muslim Di Uasaha Dagang (UD) Eva Indah Tulungagung,
Skripsi, (Tulungangung: IAIN Tulungangung, 2017)
Nurilda Wardiah SE, “Pengembangan Produk Baru dan Model-Model Evaluasi
Produk Baru”, Jurnal Manajemen Maranatha, Jogjakarta: Universitas Gadjah Mada
Jogjakarta, Volume 2 (2003)
Philip Kotler dan Kevin Lane Keller, Manajemen Pemasaran.
Philip Kotler dan Kevin Lane Keller, Manajemen Pemasaran, Jilid II., Ed. 12., Terj.
Benjamin Molan, (Jakarta: Prenhallindo, 2007)
Philip Kolter dan Kevin Kane Keller, Marketing Management 15th edition (British:
Pearson Global Edition, 2016).
Abeng, Tanri, Profesi Manajemen, Jakarta : (Gramedia Pustaka Utama, 2006)
Weman Suardi, “Formulasi Strategi Pengembangan Produk Terhadap Tingkat
Volume Penjualan”, Jurnal, (Bogor: STIE Kesatuan, 2005).
Winardi, J., “Teori Organisasi dan Pengorganisasian”, (Jakarta: Rajawali Pers, 2014)

12

Anda mungkin juga menyukai