Anda di halaman 1dari 15

ETIKA BISNIS

RUANG LINGKUP ETIKA BISNIS

Dosen Pengampu :
Mertyani Sari Dewi, S.E., M.Si

Oleh :

Kadek Intan Pandini (21.01.1.088)


A.A.Ayu Oka Gayatri Jelantik (21.01.1.109)
Ketut Riska Mahayani (21.01.1.118)

S1 MANAJEMEN (REGULAR SORE)


SEMESTER III

STIE SATYA DHARMA SINGARAJA


School of Economics with Spiritual Insight

TAHUN AJARAN 2022/2023


BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Etika bisnis adalah tindakan yang dilakukan dalam kegiatan bisnis dengan tidak menyalahi
aturan organisasi dan masyarakat. Dalam etika bisnis, setiap kegiatan harus dalam keadaan wajar
dan sesuai dengan norma dan etika yang berlaku. Setiap tindakan bisnis harus dilandasi
oleh moralitas dan prinsip kebenaran yang disertai dengan tanggung jawab. Dalam etika bisnis,
tindakan bisnis yang dilakukan oleh individu, kelompok atau perusahaan tidak boleh sampai
merugikan orang lain di luar kegiatan bisnis. Etika bisnis dikembangkan oleh masyarakat di tempat
bisnis diadakan. Tujuan penerapan etika bisnis adalah memmudahkan pencapaian tujuan bisnis.
Etika bisnis dilaksanakan dengan menggunakan metode yang diterima oleh logika dan
bersifat estetika. Konsep-konsep etika bisnis mulai diterapkan sejak awal abad ke-
21 Masehi. Etika Bisnis dalam suatu perusahaan dapat membentuk nilai, norma dan perilaku
karyawan serta pimpinan dalam membangun hubungan yang adil dan sehat dengan
pelanggan/mitra kerja, pemegang saham, masyarakat.

Etika bisnis telah diterapkan oleh negar-negara di Eropa sejak munculnya pemikiran
kapitalisme. Landasan pemikiran ini datang dari pemikiran agama khususnya doktrin gereja. Pada
masa kemuculan kapitalis, sedang berlaku beberapa kegiatan untuk membuat suku bunga pada
uang pinjaman. Gereja dan kaum kapitalis melarang kegiatan tersebut, karena pinjaman ini
digunakan untuk keperluan konsumsi bagi masyarakat miskin. Dasar pelarangannya adalah
kegiatan konsumsi merupakan kebutuhan hidup yang tidak dapat berakhir kecuali si peminjam
uang mengalami kematian. Suku bunga akan bertambah terus-menerus selama peminjam
masih hidup. Karenanya, gereja dan kaum kapitalis mengadakan kerja sama untuk membuat aturan
kegiatan bisnis yang mempunyai etika.
Dalam dunia bisnis, etika menjadi elemen penting yang harus diperhatikan, dan mencakup
dalam berbagai aspek baik itu individu, perusahaan, maupun masyarakat. Etika dalam bisnis dapat
juga bisa diartikan sebagai suatu pengetahuan mengenai norma-norma dalam mengelola bisnis dan
moralitas yang berlaku secara universal, ekonomi, dan sosial. Hal ini juga yang dijadikan standar
atau pedoman bagi semua karyawan di dalam perusahaan untuk menjadikannya sebagai pedoman
dalam bekerja.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa definisi dari etika bisnis?
2. Bagaimana sasaran dan ruang lingkup etika bisnis?
3. Apa tujuan dari etika bisnis?
4. Apa saja prinsip-prinsip dari etika bisnis?
5. Bagaimana teori dari etika bisnis?
6. Apa saja manfaat etika bisnis bagi perusahaan?
7. Apa saja contoh pelanggaran dalam etika bisnis?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui definisi dari etika bisnis.


2. Untuk mengetahui ruang ingkup dari etika bisnis.
3. Untuk mengetaui tujuan dari etika bisnis.
4. Untuk mengetahui prinsip dari etika bisnis.
5. Untuk mengetahui teori-teori dari etika bisnis.
6. Untuk mengetahui manfaat etika bisnis bagi perusahaan.
7. Untuk mengetahui contoh pelanggaran dalam etika bisnis.

1.4 Manfaat

1. Makalah ini diharapkan bisa memberikan pandangan yang positif terhadap etika bisnis.
2. Dapat memberikan pengatahuan dan pandangan kepada pelaku bisnis dalam menjalankan
usahanya dan memanage perusahaan kecil menengah dalam etika bisnis.
3. Untuk menambah wawasan bagi penulis dalam memahami apa itu etika bisnis juga ruang
lingkup dalam etika bisnis itu sendiri.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Etika Bisnis

Menelusuri asal usul etika tak lepas dari asli kata ethos dalam bahasa Yunani yang berarti
kebiasaan (custom) atau karakter (character). Hal ini berarti etika berkaitan dengan nilai-nilai, tata
cara hidup yang baik, aturan hidup yang baik, dan segala kebiasaan yang dianut dan diwariskan
dari satu orang ke orang lain atau dari satu generasi ke generasi yang lainnya.

R.W. Griffin mengemukakan bahwa etika adalah keyakinan mengenai tindakan yang benar
dan salah atau tindakan yang baik atau buruk yang memengaruhi hal lainnya. Etika ini sangat erat
hubunganya dengan perilaku manusia, khususnya perilaku para pelaku bisnis, apakah berperilaku
etis ataukah berperilaku tidak etis. R.W. Griffin mengemukakan bahwa perilaku etis adalah
perilaku yang sesuai dengan norma-norma sosial yang diterima secara umum berkaitan dengan
tindakan-tindakan yang bermanfaat dan yang membahayakan. Dalam bahasa Kant, etika berusaha
menggugah kesadaran manusia untuk bertindak secara otonom dan bukan secara heteronom. Etika
bermaksud membantu manusia untuk bertindak secara bebas, tetapi dapat dipertanggungjawabkan.

bisnis” berasal dari kata “busy” dalam bahasa Inggris yang berarti sibuk. Artinya, bisnis
adalah aktivitas atau pekerjaan yang menghasilkan keuntungan.

Menurut Scholl, bisnis adalah aktivitas yang diorganisasi dan diatur untuk menyediakan
barang dan atau jasa kepada konsumen dengan tujuan mencari laba. Menurut R.W. Griffin bisnis
(perusahaan) adalah organisasi yang menyediakan barang atau jasa dengan maksud untuk
mendapatkan laba. Jadi bisnis merupakan suatu lembaga menghasilkan barang dan jasa yang
dibutuhkan oleh masyarakat. Dalam hal ini termasuk jasa dari pihak pemerintah dan swasta yang
disediakan untuk melayani anggota masyarakat. Bisnis berarti sejumlah total usaha yang meliputi
pertanian, produksi, konstruksi, distribusi, transportasi, komunikasi, usaha jasa dan pemerintahan
yang bergerak dalam bidang membuat dan memasarkan barang dan jasa konsumen.
Etika bisnis adalah seperangkat nilai tentang baik, buruk, benar dan salah dalam dunia
bisnis berdasarkan pada prinsip-prinsip moralitas. Dalam arti lain, etika bisnis berarti seperangkat
prinsip dan norma di mana para pelaku bisnis harus komit padanya dalam bertransaksi,
berperilaku, dan berelasi guna mencapai “daratan” atau tujuan-tujuan bisnisnya dengan selamat.

Etika bisnis kadang-kadang disebut pula etika manajemen ialah penerapan standar moral
ke dalam kegiatan bisnis. Etika bisnis adalah seperangkat nilai tentang baik, buruk, benar dan salah
dalam dunia bisnis berdasarkan pada prinsip-prinsip moralitas. Dalam arti lain, etika bisnis berarti
seperangkat prinsip dan norma di mana para pelaku bisnis harus komit padanya dalam
bertransaksi, berperilaku, dan berelasi guna mencapai “daratan” atau tujuan-tujuan bisnisnya
dengan selamat.
Secara sederhana mempelajari etika dalam berbisnis berarti mempelajari tentang mana
yang baik/buruk, benar/salah dalam dunia bisnis berdasarkan kepada prinsip-prinsip moralitas.
Etika bisnis dapat berarti pemikiran atau refleksi tentang moralitas dalam ekonomi dan bisnis.

2.2 Sasaran dan Ruang Lingkup

Setelah melihat penting dan relevansi etika bisnis ada baiknya jika kita tinjau lebih lanjut
apa saja sasaran dan lingkup etika bisnis itu. Ada tiga sasaran dan ruang lingkup pokok etika bisnis
di sini, yaitu:

1. Etika bisnis sebagai etika profesi membahas berbagai prinsip, kondisi, dan masalah yang
terkait dengan praktek bisnis yang baik dan etis. Dengan kata lain, etika bisnis pertama-
tama bertujuan untuk menghimbau para pelaku bisnis untuk menjalankan bisnis secara baik
dan etis.
2. Menyadarkan masyarakat khususnya konsumen, buruh, atau karyawan dan masyarakat
luas pemilik aset umum semacam lingkungan hidup, akan hak dan kepentingan mereka
yang tidak boleh dilanggar oleh praktek bisnis siapa pun juga. Pada tingkat ini, etika bisnis
berfungsi untuk menggugah masyarakat untuk bertindak menuntut para pelaku bisnis untuk
berbisnis secara baik demi terjaminnya hak dan kepentingan masyarakat tersebut. Etika
bisnis mengajak masyarakat luas, entah sebagai karyawan, konsumen, atau pemakai aset
umum lainnya yang berkaitan dengan kegiatan bisnis, untuk sadar dan berjuang menuntut
haknya atau paling kurang agar hak dan kepentingannya tidak dirugikan oleh kegiatan
bisnis pihak mana pun.
3. Etika bisnis juga berbicara mengenai sistem ekonomi yang sangat menentukan etis
tidaknya suatu praktek bisnis. Dalam hal ini, etika bisnis lebih bersifat makro, yang karena
itu barang kali lebih tepat disebut etika ekonomi. Dalam lingkup makro semacam ini, etika
bisnis berbicara mengenai monopoli, oligopoli, kolusi, dan praktek-praktek semacamnya
yang akan sangat mempengaruhi sehat tidaknya suatu ekonomi melainkan juga baik
tidaknya praktek bisnis dalam sebuah negara.

2.3 Tujuan Etika Bisnis


Etika bisnis ini memiliki tujuan untuk dapat memberikan dorongan terhadap kesadaran
moral dan juga untuk memberikan batasan-batasan bagi pengusaha ataupun pembisnis supaya bisa
atau dapat menjalankan bisnis dengan jujur serta adil serta juga menjauhkan diri dari bisnis yang
tidak sehat atau curang yang tentu akan merugikan banyak orang atau juga pihak yang memiliki
atau mempunyai keterikatan.

Selain dari hal itu, etika bisnis tersebut kemudian mempunyai tujuan agar bisnis tersebut bisa atau
dapat dijalankan serta juga dapat diciptakan dengan cara seadil mungkin serta juga kemudian
disesuaikan dengan hukum yang sudah atau telah disepakati. Etika bisnis tersebut bisa atau dapat
memberikan motivasi kepada para pelaku bisnis untuk terus dapat meningkatkan kemampuan
mereka.

Serta etika bisnis tersebut dimaksudkan untuk dapat menjauhkan suatu perusahaan atau
pun juga pelaku bisnis dari citra yang tidak baik disebabkan karna biasanya perusahaan atau
pembisnis yang tidak mempunyai etika bisnis bisa atau dapat merugikan orang lain. Etika bisnis
tidak hanya dijadikan sebuah pedoman bagi karyawan ataupun perusahaan dalam kegiatan
berbisnis tapi memiliki banyak tujuan penting lainnya, diantaranya :

1. Meningkatkan Pribadi Karyawan


Adanya etika dalam berbisnis mempunyai tujuan untuk meningkatkan pribadi (personal)
karyawan perusahaan. Tujuannya agar tidak menyalah gunakan kepentingan sesama
karyawan lainnya ketika menjalankan tugas bisnis. Bukan hanya itu, etika ini diperlukan
agar organisasi atau perusahaan menepati janji yang diberikan kepada karyawan
perusahaannya. Ketika memperluas usahanya perusahaan tidak boleh mendapatkan
keuntungan yang merugikan masyarakat. Selain itu, jangan sampai melanggar norma-
norma dan nilai yang berlaku dalam masyarakat untuk mencapai tujuannya tersebut.
2. Sebagai Kebijakan Internal Organisasi
Tujuan etika bisnis berikutnya yaitu membantu organisasi untuk mempraktikkan bisnis
mereka dengan adil dan tidak menyalahi aturan yang ada, terutama yang berhubungan
dengan karyawan usaha. Dengan begitu, perusahaan dapat membuka komunikasi secara
bebas, sebab jika komunikasi berjalan dengan baik maka karyawan akan terdorong untuk
menjalani segala kebijakan bisnis yang ada.
3. Dapat dijadikan Pemangku Kebijakan
Berikutnya, etika bisnis memiliki tujuan untuk menjaga hubungan dengan orang lain yang
mempunyai kepentingan. Misalnya pelanggan, pemegang saham, pemasok barang,
karyawan, pemerintah, lembaga keuangan, dan semua orang atau organisasi yang
terhubung dengan perusahaan.

2.4 Prinsip Etika Bisnis

1. Prinsip Kejujuran Etika Bisnis


Pelaku bisnis ini kemudian diharuskan untuk memiliki prinsip kejujuran supaya bisa
mendapatkan kunci keberhasilan yang bisa atau dapat bertahan didalam jangka waktu
panjang. Apabila terdapat seorang pembisnis yang kemudian berlaku tidak jujur serta
curang maka kemungkinan besar tidak akan ada pelaku bisnis yang mau bersedia untuk
dapat melakukan kerja sama.
Sikap kejujuran tersebut juga biasanya dikaitkan dengan harga barang yang sudah atau
telah ditawarkan.Dalam berbisnis secara modern, kepercayaan konsumen tersebut ini
adalah hal yang sangat penting. Oleh sebab itu pelaku bisnis tersebut kemudian dihimbau
untuk memberikan informasi yang sebenarnya terhadap para konsumen.
2. Prinsip Otonomi Etika Bisnis
Prinsip otonomi dietika bisnis ini merupakan suatu kemampuan serta sikap seseorang saat
mengambil tindakan serta keputusan yang dengan berdasarkan kesadarannya sendiri
mengenai apa yang dianggapnya baik yang bisa atau dapat dilakukan.
Jika orang sadar di dalam melaksankan kewajibannya berbisnis maka dapat dikatakan
orang tersebut sudah memiliki atau mempunyai prinsip otonomi di dalam beretika bisnis.
Sebagai contoh ialah dia paham tentang atau mengenai bidang pekerjaannya dengan
kondisi atau situasi serta juga tuntutan yang kemudian akan dihadapinya serta juga
mengetahui aturan apa saja pada bidang pekerjaannya.
Selain dari hal itu juga seseorang yang sudah atau telah memiliki fungsi otonomi kemudian
akan sadar mengenai risiko serta juga akibat yang akan dihadapi terhadap dirinya serta juga
orang lain yakni sebagai pelaku bisnis. Pada umumnya seseorang yang mempunayi prinsip
otonomi akan lebih menyukai diberikan kebebasan serta juga kewenangan untuk
melakukan hal yang dianggapnya baik.
3. Prinsip Saling Memberi Keuntungan Etika Bisnis
Pelaku bisnis ini harus menjalankan bisnisnya dengan sebaik mungkin supaya tiap-tiap
pihak yang terkait mendapatkan keuntungan. Sama seperti pada prinsip keadilan, prinsip
ini kemudian memberi keuntungan dan juga tujuan untuk bisa atau dapat menghindarkan
salah satu pihak saja yang untung.
Misalnya saja, pengusaha tersebut harus memberikan harga sebenarnya suatu barang
terhadap konsumen dan juga memberikan pelayanan sebaik mungkin di dalam memberikan
kepuasan konsumen. disebabkan oleh karna prinsip tersebut saling memberikan
keuntungan harus dipegang erat.
4. Prinsip Keadilan Etika Bisnis
Prinsip yang satu ini kemudian mengharuskan para pelaku bisnis berlaku secara adil serta
disesuaikan dengan kriteria rasional. selain dari itu pun juga mengharuskan seseorang agar
di dalam menjalankan suatu bisnis harus memperlakukan relasi internal serta juga eksternal
secara sama serta juga memberikan hak mereka masing-masing. Hal tersebut memiliki
tujuan untuk menjauhkan kerugian terhadap salah satu pihak pelaku bisnis.
5. Prinsip Integritas Moral Etika Bisnis
Di dalam menjalankan tugasnya para pelaku bisnis tersebut kemudian juga harus
mempertahankan citra pada perusahaannya. Pelaku bisnis itu kemudian harus mengelola
serta juga menjalankan bisnis itu dengan sebaik mungkin agar kepercayaan para konsumen
atau pun juga pihak lain pada perusahaan itu tetap ada.
Dengan pengertian lainnya, seseorang atau juga pelaku bisnis itu harus memberikan
dorongan terhadap diri sendiri di dalam berbisnis guna memunculkan rasa bangga. Hal
tersebut biasanya dapat atau bisa terlihat dari perilaku pembisnis diluar serta didalam
perusahaan.

2.5 Teori Etika Bisnis

Etika ini memberi manusia pegangan di dalam menjalani kehidupan di dunia. Hal Ini
berarti tindakan manusia itu akan selalu memiliki tujuan tertentu yang ingin dicapainya. Dibawah
ini merupakan macam teori etika, diantaranya sebagai berikut.

A. Etika Deontologi
Istilah dari “deontology” ini berasal dari kata Yunani deon, yang memiliki arti kewajiban.
Disebabkan karna itu, etika deontologi tersebut kemudian menekankan kewajiban manusia
di dalam bertindak secara baik. Misalnya, pada suatu tindakan bisnis itu, akan dinilai baik
dengan etika deontologi bukan oleh karena tindakan yang dilakukan itu mendatangkan
akibat yang baik bagi para pelakunya, melainkan karna disebabkan oleh tindakan yang
dilakukan itu sejalan dengan kewajiban si pelaku. Seperti misalnya memberikan pelayanan
yang baik itu kepada seluruh konsumen, dan sebagainya. Atas dasar itu kemudian, etika
deontologi ini begitu sangat menekankan pada adanya motivasi, setelah itu juga kemauan
baik serta juga watak yang kuat dari pelaku.

“Mengapa perbuatan tersebut baik serta juga perbuatan tersebut harus ditolak sebagai
buruk”, deontologi kemudian menjawab : “Hal tersebut disebabkan karna perbuatan
pertama itu jemudian menjadi kewajiban kita serta disebabkan karna perbuatan kedua itu
dilarang”. Yang kemudian menjadi dasar baik buruknya perbuatan itu ialah kewajiban.
Pendekatan deontologi tersebut telath atau sudah diterima di dalam konteks agama, serta
untuk sekarang merupakan salah satu dari teori etika yang paling penting.
Terdapat tiga prinsip yang harus dipenuhi :

1. Supaya tindakan tersebut punya nilai moral,maka tindakan tersebut wajib dijalankan
dengan berdasarkan kewajiban.
2. Nilai moral dari tindakan itu kemudian tidak tergantung dari tercapainya suatu tujuan
melainkan tergantung dari kemauan baik yang kemudian akan mendorong seseorang
untuk bisa atau dapat melakukan tindakan itu, maksudnya meskipun tujuan nya itu
tidak tercapai, tindakan tersebut itu sudah dinilai baik.
3. Sebagai adanya konsekuensi dari kedua prinsip tersebut, kewajiban ini merupakan hal
yang niscaya dari tindakan yang dilakukan dengan berdasarkan sikap hormat serta
hukum moral universal.

Hukum Moral tersebut kemudian dianggapnya sebagai perintah tak bersyarat


(imperatif kategoris), yang maksudnya adalah hukum moral tersebut berlaku bagi seluruh
orang disegala situasi serta tempat. Perintah Bersyarat ini ialah suatu perintah yang
kemudian dilaksanakan apabila orang itu juga menghendaki akibatnya, atau pun apabila
akibat dari tindakan tersebut merupakan hal yang juga diinginkan serta juga dikehendaki
oleh orang tersebut. Perintah Tak Bersyarat ini merupakan perintah yang dilaksanakan
begitu saja tanpa adanya syarat apapun, ini adalah tanpa mengharapkan akibatnya, atau pun
juga tanpa mempedulikan apakah akibatnya tercapai serta juga berguna bagi orang tersebut
atau tidak.

B. Etika Teleologi
Etika Teleologi, ini berasala dari kata Yunani, yakni telos yang artinya tujuan, ini
mengukur baik buruknya suatu tindakan tersebut dengan berdasarkan tujuan yang ingin
dicapai dari tindakan tersebut, atau pun juga dengan dengan berdasarkan akibat yang
ditimbulkan oleh tindakan itu.

Misalnya, mencuri bagi teleologi tersebut tidak dinilai baik atau buruk dengan
berdasarkan tindakan, melainkan oleh tujuan serta akibat dari tindakan itu. Kalau tujuannya
baik, maka tindakanya itu pundinilai baik. Seperti, seorang anak kecil yang kemudian
mencuri demi biaya pengobatan ibunya yang sedang sakit. Atas dasar ini, dapat atau bisa
dikatakan bahwa etika teleologi ini lebih situasional, disebabkan karna tujuan serta akibat
suatu tindakan tersebut dapat atau bisa sangat tergantung pada situasi khusus tertentu. Dua
aliran etika teleologi :
1. Egoisme Etis
Inti pandangan egoisme ini ialah bahwa suatu tindakan dari tiap-tiap orang pada
dasarnya bertujuan untuk dapat mengejar pribadi serta juga memajukan dirinya sendiri.
tujuan dari tindakan moral tiap-tiap orang ialah mengejar kepentingannya sendiri serta
juga memajukan dirinya. Egoisme ini kemudian baru menjadi persoalan serius pada
saat ia cenderung menjadi hedonistis, ini merupakan kebahagiaan serta kepentingan
pribadi diterjemahkan semata-mata yakni sebagai kenikmatan fisik yang sifatnya itu
vulgar.
2. Utilitarianisme
Berasal dari bahasa latin utilis yang artinya adalah “bermanfaat”. Menurut teori ini
suatu perbuatan itu baik apabila membawa manfaat, tapi manfaat tersebut kemudian
harus menyangkut bukan saja 1 atau 2 orang melainkan masyarakat secara keseluruhan.

Di dalam rangka pemikiran teori ini, kriteria di dalam menentukan baik dan juga buruknya
suatu perbuatan itu ialah “the greatest happiness of the greatest number”, atau pun juga
kebahagiaan terbesar dari jumlah orang yang terbesar. Utilitarianisme , teori ini kemudian
cocok sekali dengan pemikiran ekonomis, disebabkan karna cukup dekat dengan Cost-
Benefit Analysis. Manfaat yang kemudian dimaksudkan oleh teori utilitarianisme ini bisa
atau dapat dihitung sama seperti kita waktu menghitung kredit serta juga debet atau pun
juga untung serta juga rugi di dalam konteks bisnis. Utilitarianisme, dibedakan menjadi
dua macam : Utilitarianisme Perbuatan (Act Utilitarianism) dan Utilitarianisme Aturan
(Rule Utilitarianism).
C. Teori Hak
Barang kali teori hak ini ialah suatu pendekatan yang paling banyak digunakan atau dipakai
guna mengevaluasi baik atau buruknya suatu perbuatan maupun juga perilaku. Teori Hak
ini adalah suatu aspek dari teori deontologi, disebabkan karna berkaitan dengan kewajiban.
Hak serta kewajiban ini bagaikan dua sisi uang logam yang sama. Hak tersebut didasarkan
atas martabat manusia serta martabat seluruh manusia itu sama. Disebabkan karna itu hak
ini sangat cocok dengan kondisi atau suasana pemikiran demokratis.
D. Teori Keutamaan (Virtue)
Memandang sikap atau pun juga akhlak seseorang. Tidak ditanyakan apakah suatu
perbuatan tertentu itu adil, atau jujur, atau pun juga murah hati serta lain sebagainya.
Keutamaan tersebut dapat atau bisa didefinisikan yakni sebagai berikut disposisi watak
yang telah atau sudah diperoleh seseorang serta juga memungkinkan dia untuk bertingkah
laku baik dengan secara moral.
Contoh keutamaan :
1. Kebijaksanaan 3. Suka bekerja keras
2. Keadilan 4. Hidup yang baik
Keutamaan-keutamaan yang dipunyai seorang manajer serta karyawan sejauh mereka mewakili
perusahaan, ialah :
1. Keramahan, Keramahan tersebut ialah inti dari kehidupan bisnis, keramahan ini
hakiki untuk tiap-tiap hubungan antar manusia serta juga hubungan bisnis ini juga
tidak terkecuali.
2. Loyalitas, Loyalitas ini ialah bahwa karyawan tersebut tidak hanya bekerja hanya
untuk bisa mendapat uang atau gaji, namun memiliki juga komitmen yang juga
tulus pada suatu perusahaan.
3. Kehormatan, Kehormatan ini ialah keutamaan yang membuat poara karyawan
menjadi peka terhadap suka maupun juga duka serta sukses ataupun kegagalan
perusahaan.
4. Rasa malu, Rasa malu tersebut membuat karyawan solider yakni dengan kesalahan
perusahaan.

2.6 Manfaat Etika Bisnis


Adapun manfaat dari dilakukannya etika bisnis, diantaranya sebagai berikut :

1. Memiliki Citra Baik di Mata Pelanggan


2. Perusahaan Menjadi Tepercaya
3. Memaksimalkan Keuntungan
4. Memerhatikan Kepentingan Bersama
5. Menjunjung Nilai Moral
2.7 Pelanggarn dalam Etika Bisnis

Dibawah ini merupakan beberapa contoh dari pelanggaran Etika Bisnis, diantaranya
sebagai berikut :
1. Pelanggaran Hukum
Contoh pelanggaran hukum dari etika bisnis ini ialah sebuah perusahaan yang kemudian
melakukan PHK tetapi tidak memberikan suatu pesangon sama sekali. Padahal hal tersebut
kemudian sudah diatur di dalam UU nomor 13 tahun 2003.
2. Pelanggaran Transparasi
Sebuah perusahaan tersebut kemudian tidak memberikan biaya tambahan suatu kreditan
barang terhadap konsumen. Tentu hal ini, para konsumen tersebut kemudian akan
melakukan protes disebabkan oleh karna tidak dijelaskan diawal.
3. Pelanggaran Kejujuran
Suatu perusahaan dapat atau bisa dikatakan melakukan pelanggaran terhadap kejujuran
apabila mereka tidak memberikan harga yang sejujurnya kepada konsumen serta juga
kualitas-kualitas dari barang yang ditawarkannya.
4. Pelanggaran Empati
Perusahaan itu tidak merespon keterlamabatan seorang klien bisnis yang mempunayi
halangan seperti sakit serta juga bahkan pihak perusahaan tersebut pun juga mengancam
orang tersebut.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dalam dunia bisnis, etika menjadi elemen penting yang harus diperhatikan, dan mencakup
dalam berbagai aspek baik itu individu, perusahaan, maupun masyarakat. Hal ini perlu
diperhatikan sebagaimana nantinya akan berguna untuk banyak pihak. Selain itu etika yang baik
akan membantu dalam mengembangkan bisnis dengan lebih mudah.

3.2 Saran

Melakukan suatu bisnis adalah satu hal yang bisa saja semua orang lakukan, baik itu
kalangan muda atau tua. Tidak ada seorang pebisnis di muka bumi ini yang langsung merasakan
indahnya kesuksesan sebelum merasakan kegagalan dan rintangan yang berat yang bertubi-tubi
menghadang. Dalam sebuah kesuksesan seseorang pasti ada proses dalam mencapainya. Tidak
ada kesuksesan yang instan. Maka dari itu jangan mengharapkan kesuksesan jika takut dalam
menghadapi sebuah rintangan dan kegagalan. Anggaplah rintangan dan kegagalan sebagai
penuntun dalam meraih kesuksesan bukan malah menganggapnya sebagai kutukan. Kuncinya
adalah kegigihan dalam menjalani semua kemungkian-kemungkinan terburuk
yang akan dihadapi nantinya dalam berbisnis. Selalu terapkan etika berbisnis dalam melakukan
usaha apapun.
DAFTAR PUSTAKA

Griffin, R. W. (2004). Manajemen. Jakarta: Erlangga


Scholl, R. W. (2003). Job Satisfaction. Kingston: Schmidt Labor Research Center.
Velasquez, Manuel G. 2002. “Business Ethics: Consepts and Cases Fift Edition”. New Jersey,
Mc. Pearson Education.

Anda mungkin juga menyukai