Anda di halaman 1dari 5

1.

Konsep persaudaraan dalam agama Islam menekankan hubungan sesama muslim


berdasarkan kesamaan iman yang pada kenyataannya jauh lebih kuat daripada hubungan
darah dan etnik. Bagaimanapun, iman merupakan dasar keyakinan yang berpengaruh
terhadap seluruh perilaku seorang muslim. Ukhuwah atau persaudaraan lahir karena
adanya persamaan-persamaan, semakin banyak persamaan semakin kuat persaudaraan itu.
Ukhuwah Islamiyah didasarkan pada hal-hal yang paling mendasar dalam hidup, yaitu
persamaan aqidah. (Shihab, 2000; 486). Persamaan ini melahirkan adanya perhatian dan
keakraban sehingga derita yang dialami satu pihak dirasakan oleh pihak yang lain.
Allah berfirman dalam surat Al-Hujarat ayat 10
ࣖ َ‫م َواتَّقُوا هّٰللا َ لَ َعلَّ ُك ْم تُرْ َح ُموْ ن‬Aْ ‫اِنَّ َما ْال ُم ْؤ ِمنُوْ نَ اِ ْخ َوةٌ فَاَصْ لِحُوْ ا بَ ْينَ اَ َخ َو ْي ُك‬

Artinya : Sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara, karena itu damaikanlah antarakedua
.saudaramu (yang berselisih) dan bertakwalah kepada Allah agar kamu mendapat rahmat

Kasih sayang terlahir dari kesamaan iman merupakan dasar utama pergaulan dikalangan
umat Islam. Kasih sayang tersebut akan memancar dan membentuk pola hubungan antar
kaum muslimin dalam memandang orang lain sebagaimana ia memandang dirinya sendiri.
Kasih sayang dalam ukhuwah islamiah akan membentuk hubungan yang akrab, saling
mengasihi, dan saling memberikan perhatian. Dengan demikian, umat Islam akan
membentuk suatu kelompok masyarakat yang penuh dengan kasih sayang atau masyarakat
”marhamah”. Landasan keimanan dalam ukhuwah islamiyah, akan membentuk sikpa adil
dalam menyikapi perbedaan-perbedaan pendapat dan perilaku orang lain. Perbedaan
pendapat dan sikap adalah hak setiap orang. Namun, kadang-kadang perbedaan-perbedaan
melahirkan konflik tertentu di kalangan umat Islam, sehingga ukhuwah islamiah
terganggu.
Perbedaan yang biasa muncul dikalangan umat Islam dalam pemahaman keislaman
yang fiqiyah atau furu’ bukan persoalan-persoalan mendasar atau pokok (aqidah).
Perbedaan pemahaman adalah sesuatu yang wajar dan manusiawi. Allah menciptakan
manusia dalam keadaan berbeda, baik latar belakang keturunan, kemampuan, maupun
harapan dan keinginan. Perbedaan harus disikapi secara wajar sebagai konsekuensi
kemanusiaan bahkan dipandang sebagai dinamika yang akan melahirkan peningkatan
kualitas, yaitu mendorong umat untuk menggali ajaran Islam untuk memecahkan dan
memenuhi keingintahuan akibat perbedaan tersebut.
Dalam memantapkan ukhuwah islamiyah berkaitan dengan perbedaan pemahaman dan
pengalaman ajaran agama, para ulama menetapkan tiga konsep, yaitu: (Sunarya, 1997;
181-182)
 Konsep tanawwu al-ibadah (keragaman cara beribadah)
Konsep ini mengakui adanya keragaman yang dipraktekkan nabi SAW dalam
bidang pengalaman agama. Hal ini mengantarkan pada pengakuan akan
kebenaran semua praktek keagamaan, selama merujuk kepada Rasulullah SAW.
 Konsep al-mukhtiu fi al-ijtihadi lahu ajrun (kesalahan dalam berijtihad mendapat
ganjaran)
Konsep ini berarti bahwa selama seseorang mengikuti pendapat seorang ulama,
ia tidak akan berdosa, bahkan tetap diberi ganjaran, walaupun hasil ijtihad yang
diamalkan itu keliru. Di sini perlu dicatat bahwa wewenang dalam menentukan
yang kebenaran dan kesalahan bukan manusia, melainkan Allah SWT, dan akan
diketahui di hari akhir.
 Konsep la hukma lillahi qabla ijtihad al mujtahid
Konsep ini dapat kita pahami bahwa pada persoalan-persoalan hukum yang
Belum ditetapkan secara pasti, baik dalam Al-Qur’an maupun Sunnah Rasul,
Allah belum menetapkan hukumnya. Oleh karena itu, umat Islam khususnya para
mujtahid dituntut untuk menetapkan hukum melalui ijtihad. Hasil ijtihad
merupakan hukum Allah bagi masing-masing mujtahid, walaupun hasilnya
berbeda-beda.
Dari ketiga konsep di atas dapat kita pahami bahwa ajaran Islam mentolerir adanya
perbedaan-perbedaan dalam pemahaman maupun pengamalan. Kemutlakan itu hanya
Allah dan firman-firman-Nya. Interpretasi terhadap firman Allah bersifat relatif karena
itu sangat dimungkinkan untuk terjadi perbedaan. Interpretasi sangat berkait dengan
berbagai faktor, seperti lingkungan budaya, pengetahuan dan pengalaman interpretator
dan lain sebagainya.

2. Toleransi dalam Islam adalah otentik. Artinya tidak asing lagi dan bahkan mengeksistensi
sejak Islam itu ada. Karena sifatnya yang organik, maka toleransi di dalam Islam hanyalah
persoalan implementasi dan komitmen untuk mempraktikkannya secara konsisten. Namun,
toleransi beragama menurut Islam bukanlah untuk saling melebur dalam keyakinan. Bukan
pula untuk saling bertukar keyakinan di antara kelompok-kelompok agama yang berbeda
itu. Toleransi di sini adalah dalam pengertian mu’amalah (interaksi sosial). Jadi, ada batas-
batas bersama yang boleh dan tak boleh dilanggar.
Inilah esensi toleransi di mana masing-masing pihak untuk mengendalikan diri dan
menyediakan ruang untuk saling menghormati keunikannya masing-masing tanpa merasa
terancam keyakinan maupun hakhaknya. Syari’ah telah menjamin bahwa tidak ada
paksaan dalam agama. Karena pemaksaan kehendak kepada orang lain untuk mengikuti
agama kita adalah sikap a historis, yang tidak ada dasar dan contohnya di dalam sejarah
Islam awal. Justru dengan sikap toleran yang amat indah inilah, sejarah peradaban Islam
telah menghasilkan kegemilangan sehingga dicatat dalam tinta emas oleh sejarah
peradaban dunia hingga hari ini dan insyaallah di masa depan.

3. Merawat kerukunan berdakwah  merupakan pilar yang paling fundamental bagi persatuan
dan kesatuan bangsa Indonesia yang multireligius saat ini dan untuk menghindari
disintegrasi bangsa Indonesia, termasuk dengan kasus penusukan Ulama Syekh Ali Jaber.
Dengan begitu, untuk meningkatkan kerukunan berdakwah dapat dilakukan dengan dialog
antar  agama, yakni dengan selalu merajut ukhuwah Islamiyah, ukhuwah
wathoniyah dan ukhuwah basyariyah sebagai upaya mengatasi kekerasan dan konflik sosial
keagamaan. Dengan cara dialog ini diharapkan dapat mencapai perdamaiaan dan tercipta
keharmonisan dalam beragama.
Dengan demikian, umat Islam yang tidak bisa menerima dan menghargai keunikan orang
lain, dalam hal ini perbedaan agama dan tidak mampu melebur dalam dialog dengan orang
lain adalah umat yang gagal dalam memahami dirinya dan sesamanya. Oleh karena itu,
umat Islam harus mampu mengerti akan agamanya, bahwa masih ada agama lain yang
bersanding dengan agama. Prinsip kerukunan berdakwah saat ini harus direaktualisasi
kembali dengan semangat menjalin keharominasan dalam hidup bermasyarakat, berbangsa
dan bernegara di Indonesia yang majemuk.
Dengan demikian, umat Islam yang lain harus selalu berpegang teguh pada nilai-nilai
persatuan dan kesatuan umat manusia dalam bingkai merajut tali persaudaraan antar
perbedaan agama dan keyakinan atau bahkan perbedaan aliran keagamaan, dengan tujuan
untuk membangun kesadaran kerukunan umat beragama yang berdasarkan pada ukhuwah
Islamiyah,  dan pada nilai-nilai luhur setiap agama yang lainnya.
Untuk itu umat Islam harus menjalin persatuan dan kerukunan berdakwah sehingga akan
terus terwujud suasana aman, tentram dan kondusif. Agama merupakan potensi bagi
terselenggaranya proses integrasi mengingat agama dalam ajaranya mewajibkan untuk
mencintai sesamanya, menebarkan kasih sayang antar umat beragama dan selalu
mengedepankan pada sikap toleransi dan  inklusif antar sesama agama yang lain.
Contoh Zakat :
 Orang yang membayar zakat kepada fakir miskin
 Membayar zakat kepada amil dan mualaf
Berikut adalah contoh infaq:

 Menyisihkan uang Rp.50.000 di kotak amal yang kita jumpai di rumah makan.
 Memberikan sejumlah uang kepada pengemis di jalan.

 Memberikan sejumlah uang kepada lansia.

 Menyantuni anak yatim dengan sejumlah uang untuk keperluan bulanan mereka.

 Memberikan sejumlah uang kepada ayah dan ibu setiap selesai gajian.

Adapun contoh sedekah adalah sebagai berikut:

 Memberikan sejumlah uang kepada anak kecil yang meminta-minta di jalanan.


 Menyingkirkan batu atau pecahan kaca yang sekiranya bisa membahayakan pengguna
jalan lainnya.

 Melemparkan senyum kepada sesama saat bertemu.

 Membantu orang lain yang sedang kesusahan juga adalah sedekah tenaga atau pikiran.
 Menasehati seseorang agar menjauhi kemungkaran dan berbuat kebaikan juga adalah
sedekah.

Anda mungkin juga menyukai