Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

MASALAH KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM EKONOMI MAKRO


Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah
Pengantar ekonomi makro

Dosen:
GILANG SEKAR TAJIH , SMB ,M.M

Oleh :
ABU HASAN ALI (1802031)
AGUM GUMELAR ( 1802040 )
MUHAMMAD SIDIQ JATI P (1802046)
YAMALINA SETIAWAN (1802015)

PRODI MANAJAMEN
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI MIFTAHUL HUDA
SUBANG
2019
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI....................................................................................................................................i

KATA PENGANTAR........................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................................1

1.1 Latar belakang.........................................................................................................................1

1.2 Rumusan masalah...................................................................................................................2

1.3 Tujuan penulisan.....................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN....................................................................................................................3

A. MASALAH DAN KEBIJAKAN MAKRO EKONOMI........................................................................4

2.1 Masalah makro ekonomi................................................................................................6

2.2 Kebijakan makro ekonomi..............................................................................................7

B. AKIBAT-AKIBAT BURUK PENGANGGURAN................................................................................8

C. FAKTOR-FAKTOR MENIMBULKAN INFLASI...............................................................................9

D. AKIBAT-AKIBAT BURUK INFLASI................................................................................................10

1. Dampak negatif.................................................................................................................11

2. Dampak positif..................................................................................................................12

3. Dampak inflasi terhadap pembangunan..........................................................................12

BAB III PENUTUP...........................................................................................................................13

3.1 Kesimpulan..............................................................................................................................13

3.2 Saran.......................................................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................................14

I
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, puji syukur kami
panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan Rahmat, Hidayah, dan Inayah-Nya
sehingga kami dapat merampungkan penyusunan makalah
PENGANTAR EKONOMI MAKRO dengan judul "Masalah kebijakan pemerintah dalam
ekonomi makro"
yang tepat pada waktunya.

Penyusunan makalah semaksimal mungkin kami upayakan dan didukung bantuan berbagai
pihak, sehingga dapat memperlancar dalam penyusunannya. Untuk itu tidak lupa kami
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam
merampungkan makalah ini.

Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih terdapat
kekurangan baik dari segi penyusunan bahasa dan aspek lainnya. Oleh karena itu, dengan
lapang dada kami membuka selebar-lebarnya pintu bagi para pembaca yang ingin memberi
saran maupun kritik demi memperbaiki makalah ini.

Akhirnya penyusun sangat mengharapkan semoga dari makalah sederhana ini dapat diambil
manfaatnya dan besar keinginan kami dapat menginspirasi para pembaca untuk mengangkat
permasalahan lain yang relevan pada makalah-makalah selanjutnya.

Subang, 28 Juni 2019

Penyusun

II
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Ilmu ekonomi makro mempelajari variabel: pendapatan nasional , kesempatan kerja dan
atau pengangguran , jumlah uang beredar , laju inflasi , pertumbuhan ekonomi. Maupun
neraca pembayaran internasional .

Ilmu ekonomi makro mempelajari masalah-masalah ekonomi utama sebagai berikut:


 Sejauh mana berbagai sumber daya telah dimanfaatkan di dalam kegiatan ekonomi.
Apabila seluruh sumber daya telah dimanfaatkan keadaan ini disebut full employment
dalam keadaan under employment atau terdapat pengangguran/ belum berada pada
posisi kesempatan kerja penuh.
 Sejauh mana pereokonomian dalam keadaan stabil khususnya stabilitas dibidang
moneter. Apabila nilai uang cenderung menurun dalam jangka panjang berarti terjadi
inflasi . sebaliknya terjadi deflasi
 Sejauh mana perekonomian mengalami pertumbuhan dan pertumbuhan tersebut
disertai dengan distribusi pendapatan yang membaik antara pertumbuhan ekonomi
dan pemerataan dalam distribusi pendapatan terdaoat trade off maksudnya bila yang
satu membaik yang lainya cenderung memburuk.
Dua indikator kinerja perekonomian yang terus-menerus diamati adalah inflasi dan
Pengangguran. Bagaimana kedua ukuran kinerja perekonomian ini dapat saling berkaitan?
Kita melihat bahwa tingkat pengangguran alamiah bergantung pada berbagai ciri pasar tenaga
kerja.seperti peraturan upah minimum, kekuasaan pasar serikat kerja, peranan upah efisiensi
dan seberapa efektifya proses pencarian kerja. Sebaliknya tingkat inflasi terutama sekali
bergantung pada jumlah uang yang beredar yang dikendalikan oleh bank sentral, oleh sebab
itu pada jangka panjang, inflasi dan pengangguran secara garis besar bukanlah dua masalah
yang saling berkaitan.

1
Seperti yang kita ketahui sebelumnya bahwa kebijakan moneter dan kebijakan fiskal dapat
Menggeser kurva permintaan agregat. Oleh sebab itu, kebijakan moneter fan fiskal dapat
memindahkan perekonomian sepanjang kurva philips. Kenaikan jumlah uang yang beredar,
Peningkatan pengeluaran pemerintah atau pemotongan pajak meningkatkan permintaan
agregat yang lebih rendah dan inflasi yang lebih tinggi. Dan juga begitu sebaliknya. Dengan
pemahaman ini kurva philp menawarkan pilihan-pilihan kombinasi antara inflasi dan
pengangguran kepada para pembuat kebijakan (Mankiw, 2006:364).
Oleh karena itu agar dapat lebih memahami Masalah dan kebijakan Makro Ekonomi,
maka ditulislah makalah ini sebagai sarana untuk pembelajaran lebih lanjut mengani
kebijakan Makro ekonomi tersebut.

B. RUMUSAN MASALAH
Dalam pembahasan materi mengenai “Masalah kebijakan pemerintah dalam Makro ekonomi”
Kami mengangkat rumusan masalah yaitu :
a. Bagaimana kebijakan ekonomi makro dapat mengatasi masalah pengangguran
dan inflasi ?
b. Apa akibat-akibat buruk dari inflasi dan pengangguran ?
C. TUJUAN
Tujuan dari pembuatan makalah ini dapat mengerti, memahami dan menjelaskan :
a. Masalah dan kebijakan makro ekonomi
b. Akibat-akibat buruk pengangguran
c. Faktor-faktor yang menimbulkan inflasi
d. Akibat-akibat buruk inflasi

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. MASALAH DAN KEBIJAKAN MAKRO EKONOMI

1. MASALAH MAKRO EKONOMI

Ada beberapa masalah makro ekonomi yang lazim dihadapi negara antara lain, adalah :
 Masalah pertumbuhan Ekonomi
Masalah pertumbuhan ekonomi dapat dipandang sebagai masalah ekonomi dalam
jangka panjang karena dari waktu ke waktu, faktor-faktor produksi satu negara akan
meningkat dalam hal kualitasnya maupun kuantitasnya. Seperti investasi yang
meningkat, teknologi yang berkembang, tenaga kerja yang bertambah dan
keterampilan para pekerja meningkat. Namun perkembangan kemampuan
memproduksi barang dan jasa yang demikian tidak selalu diikuti oleh bertambahnya
produksi barang dan jasa yang sama besarnya. Pertambahan potensi memproduksi
kerap kali lebih besar daripada pertambahan produksi sebenarnya. Hal itu
menyebabkan masalah perkembangan ekonomi menjadi lebih lambat dari potensintya.
 Masalah ketidakstabilan kegiatan ekonomi
Perekonomian tidak selalu berkembang secara teratur. Ada kalanya berkembang dan
terkadang mengalami kemunduran. Perkembangan yang signifikan akan
menyebabkan inflasi dan kemunduran secara serius yang akan menyebabkan masalah
pengangguran membludak.
 Masalah pengangguran dan inflasi
Kekurangan pengeluaran agregat adalah faktor utama timbulnya pengangguran.
Selain itu ada beberpa faktor lain yang menimbulkan pengangguran semakin
bertambah. Karena para pencari kerja lebih banyak memlih soal pekerjaan yang lebih
baik imbuhnya. Penggunaan mesin industri oleh pengusaha untuk menggantikan
tenaga kerja dan ketidak sesuaian keterampilan pekerja yang sebenarnya dengan yang
dibutuhkan dalam dunia industri. Inflasi adalah proses kenaikan harga-harga barang
yang berlaku dalam suatu perekonomian. Biasanya disebabkan oleh tingkat

3
pengeluaran agregat yang melebihi kemampuan perusahaan-perusahaan menghasilkan
barang dan jasa.
 Masalah Neraca perdagangan dan Neraca pembayaran
Yang menjadi kaitannya dengan Neraca perdagangan dan Neraca pembayaran adalah
perekonomian terbuka. Khususnya masalah export dan import. Yang biasa menjadu
masalah neraca pembayaran adalah defisit neraca pembayaran yang maksudnya
adalah pembayaran keluar negeri melebihi penerimaan dari luar negeri .

2. KEBIJAKAN MAKRO EKONOMI


Negara dapat mengatasi permasalahan-permasalahan makro ekonomi tersebut dengan
membuat kebijakan kebijakan. Yaitu kebijakan Fiskal dan kebijakan moneter. Ada perbedaan
Antara kebijakan tersebut. Jika kebijakan fiskal meliputi langkah-langkah yang dilakukan
pemerintah untuk membuat perubahan di bidang perpajakan dan pengeluaran pemerintah
Dengan maksud untuk mempengaruhi pengeluaran agregat dalam perekonomian. Sedangkan
kebijakan moneter untuk mempengaruhi penawaran uang dalam perekonomian atau merubah
tingkat bunga dengan maksud untuk mempengaruhi pengeluaran agregat.

2.1 Tujuan-Tujuan Kebijakan Makro ekonomi


Tujuan-Tujuan kebijakan makro ekonomi dapat dibedakan kepada empat aspek berikut:
a. Menstabilkan kegiatan ekonomi / price level stability
b. Mencapai tingkat penggunaan tenaga kerja penuh tanpa inflasi / high employment
level. Beberapa hal yang perlu dijelaskan berkaitan dengan kesempatan kerja adalah
peran pemerintah dalam perluasan kesempatan kerja, pendekatan demand dan supply
of labor dalam perluasan kesempatan kerja, human capital sebagai upaya efektif
perluasan kerja, keuangan negara dan kesempatan kerja, kebijakan ketenegakerjaan,
serikat kerja, hubungan industrial, sistem ekonomi dan kesempatan kerja.
c. Menciptakan pertumbuhan ekonomi yang teguh / long-term economic growth.
Pertumbuhan ekonomi yang ideal adalah :
1) Berlangsung terus menerus,
2) Disertai dengan terciptanya lapangan kerja,
3) Tidak merusak lingkungan
4) Lebih tinggi daripada laju pertumbuhan penduduk,
5) Disertai dengan distribusi pendapatan yang adil

4
6) Kontribusi sektoral yang merata, kenaikanya rill
7) Tidak meninggalkan sektor pertanian
8) Penyumbang terbesar PDB adalah warga domestik, bukan asing
d. Kestabilan nilai tukar / exchange rate stability. Nilai tukar merupakan nilai uang
secara eksternal yang tinggi rendahnya berdampak pada berbagai aspek ekonomi dan
sosial lainya misalnya :
1) Impor dan ekspor,
2) APBN dan APBD,
3) Kesehatan dan pendidikan
4) Transportasi
5) Industri dalam negeri
6) Politik
7) Daya beli masyarakat
8) Dunia perbankan
9) Sektor pertanian, kelautan, peternakan, sektor properti, dan sebagainya.

2.2 Bentuk-bentuk kebijakan Makro ekonomi


I. KEBIJAKAN FISKAL

Yaitu kebijakan pemerintah yang dilakukan dengan cara mengubah penerimaan dan
pengeluaran negara. Atau kebijakan pemerintah yang membuat perubahan dalam bidang per-
pajakan (T) dan pengeluaran pemerintah (G) dengan tujuan untuk mempengaruhi
pengeluaran/permintaan agregat dalam perekonomian. Kebijakan ini diambil untuk
menstabilkan ekonomi, memperluas kesempatan kerja, mempertinggi pertumbuhan ekonomi,
dan keadilan dalam pemeretaan pendapatan. Caranya dengan : menambah atau mengurangi
PAJAK dan SUBSIDI.

Instrumen kebijakan fiskal adalah penerimaan dan pengeluaran pemerintah yang


berhubungan erat dengan pajak. Dari sisi pajak jelas jika mengubah tarif pajak yang berlaku
akan berpengaruh pada ekonomi. Jika pajak diturunkan maka kemampuan daya beli
masyarakat akan meningkat dan industri akan dapat meningkatkan jumlah output. Dan
sebaliknya kenaikan pajak akan menurunkan daya beli masyarakat serta menurunkan output
industri secara umum

5
Kebijakan Anggaran / Politik Anggaran :
a) Anggaran Defisit (Defisit Budget) / Kebijakan Fiskal ekspansif
Anggaran defisit adalah kebijakan pemerintah untuk membuat pengeluaran lebih
besar dari pemasukan negara guna memberi stimulus pada perekonomian. Umumnya
sangat baik digunakan jika keadaan ekonomi sedang resesif.
b) Anggaran Surplus (Surplus budget) Kebijakan Fiskan Kontraktif
Anggaran surplus adalah kebijakan pemerintah untuk membuat pemasukanya lebih
besar daripada pengeluaranya. Baiknya politik anggaran surplus dilaksanakan ketika
perekonomian pada kondisi ekspansi yang mulai memanas (Overheating) untuk
menurunkan tekanan permintaan.
c) Anggaran berimbang (Balanced budget)
Anggaran berimbang terjadi ketika pemerintah menetapkan pengeluaran sama besar
dengan pemasukan. Tujuan politik anggaran berimbang yakni terjadinya kepastian
anggara serta meningkatkan disiplin anggaran.

Menurut pandangan Keynes, kebijakan fiskal (Fiscal Policy) adalah sangat penting untuk
mengatasi pengangguran. Prosesnya adalah :

a) Pengurangan pajak penghasilan akan menambah daya beli masyarakat dan akan
meningkatkan pengeluaran agregat
b) Peningkatan pengeluaran agregat dengan cara menaikan pengeluaran pemerintah
untuk pembelian barang dan jasa maupun untuk menambah investasi
c) Selanjutnya dalam masa inflasi atau ketika kegiatan ekonomi telah employment,
d) Langkah sebaliknya harus dilakukan yaitu : pajak dinaikan dan pengeluaran
pemerintah akan dikurangi.
e) Langkah ini akan menurunkan pengeluaran/permintaan agregat dan mengurangi
tekanan inflasi.

6
Secara garis besar berbagai jenis pajak yang dipungut pemerintah dapat digolongkan
sebagai berikut :
a) Pajak langsung : yaitu pajak / jenis pungutan pemerintah yang secara langsung
dikumpulkan dari wajibpajak, misal : PPh.
b) Pajak tak langsung : yaitu pajak yang belum pemungutanya dapat dipindah-tangankan
kepda pihak lain, misal : PPn & PPn BM pajak impor dsb.

Demikian pula perubahan-perubahan sebaliknya. Pemerintah seringkali menghadapi masalah


defisit anggaran. Ada beberapa sumber pembiayaan defisit anggaran :
a) Pajak.
b) Mencetak uang baru.
c) Pinjaman masyarakat dalam negeri
d) Pinjaman masyarakat luar negeri.

II. KEBIJAKAN MONETER

Kebijakan yang diambil oleh Bank sentral untuk menambah atau mengurangi jumlah uang.
Yang beredar di masyarakat. Pengaturan jumlah uang yang beredar pada masyarakat diatur
dengan cara menambah atau mengaruhi jumlah uang yang beredar. Kebijakan moneter dapat
digolongkan menjadi dua, yaitu :

1. Kebijakan Moneter Ekspansif / Monetary Expansive Policy. Adalah suatu kebijakan


dalam rangka menambah jumlah uang yang beredar.
2. Kebijakan Moneter Kontraktif / Monetary Contractive policy. Adalah suatu kebijkan
dalam rangka mengurangi jumlah uang yang beredar. Disebut juga dengan kebijakan
uang ketat (tight money policy)

Kebijakan moneter dapat dilakukan dengan menjalankan instrumen kebijakan moneter, yaitu
antara lain:

A. Operasi pasar Terbuka (Open Market operation). Operasi pasar terbuka adalah cara
mengendalikan uang yang beredar dengan menjual atau membeli surat berharga
pemerintah (Government securities). Jika ingin menambah jumlah uang beredar.
pemerintah akan membeli surat berharga pemerintah. Namun, nila ingin jumlah uang
yang beredar berkurang, maka pemerintah akan menjual surat berharga pemerintah

7
kepada masyarakat. Surat berharga pemerintag antara lain diantaranya adalah SBI
atau singkata dari Sertifikat Bank Indonesia dan SPBU singkatan atas Surat Berharga
Pasar Uang.

B. Fasilitas Diskonto (Discount Rate). Fasilitas diskonto adalah pengaturan jumlah uang
yang beredar dengan memainkan tingkat bunga bank sentral pada bank umum. Bank
umum terkadang mengalami kekurangan uang sehingga harus meminjam ke bank
sentral, untuk membuat jumlah uang bertambah. Tingkat bunga demi mebuat uang
yang berbeda berkurang,,

C. Rasio cadangan wajib ( Reserve Requierement Ratio). Rasio cadangan wajib adalah
mengatur jumlah uang yang beredar dengan memainkan jumlah dana cadangan
perbankan yang harus disimpan pada pemerintah. Untuk menambah jumlah uang,
pemerintah menurunkan rasio cadangan wajib. Untuk menurunkan jumlah uang
beredar, pemerintah menaikan rasio cadangan wajib.

D. Himbauan Moral (Moral persuasion). Himabaun moral adalah kebijakan untuk


mengatur jumlah uang beredar dengan jalan memberi himbauan kepada pelaku
ekonomi. Contohnya seperti menghimbau perbankan pemberi kredit untuk berhati-
hati dalam mengeluarkan kredit untuk mengurangi jumlah uang beredar dan
menghimbau agar bank meminjam uang lebih ke bank senttal untuk memperbanyak
jumlah uang beredar pada perekonomian.

B . AKIBAT-AKIBAT BURUK PENGANGGURAN

Pengangguran adalah orang yang masuk dalam kategori angkatan kerja (penduduk yang
berumur 15-99 tahun, ada beberapa negara lain memakai kategori 15-64 tahun yang sedang
mencari pekerjaan dan belum mendapatkanya. Jumlah tenaga kerja atau angkatan kerja tidak.
Boleh disamakan dengan jumlah penduduk. Mengapa demikian? Sebagian dari penduduk
tidak dapat digolongkan sebagai angkatan kerja karena terlalu muda atau terlalu tua untuk
dapat bekerja secara efektif. Golongan penduduk ini tidak termasuk kedalam angkatan kerja.
Tetapi tidak semua penduduk yang berada dalam lingkungan umur 15-59 tahun atau 15-64
tahun dapat dipandang sebagai angkatan kerja. Apabila mereka tidak bekerja dan tidak
mereka mencari pekerjaan walaupun umur mereka seperti diatas, maka mereka tidak
termasuk golongan angkata kerja pada suatu waktu tertentu adalah banyaknya jumlah
penduduk yang berada dalam lingkungan umur diatas yang bekerja atau sedang mencari
pekerjaan .

Tujuan akhir dari pembangunan ekonomi suatu negara pada dasarnya adalah meningkatkan
kemakmuran masyarakat dan pertumbuhan ekonomi agar stabil dan dalam keadaan terus
meningkat. Jika tingkat penganggguran disuatu negara relatif tinggi. Hal ini akan
menghambat pencapaian tujuan pembangunan ekonomi yang telah diimpikan Hal ini karena
pengangguran berdampak negatif terhadap kegiatan perekonomian, dan kestabilan politik,

8
seperti berikut :

a) Pengangguran dapat menyebabkan masyarakat tidak dapat memaksimalkan tingkat


kemakmuran yang dapat dicapainya. Hal ini terjadi karena pengangguran bisa
menyebabkan pendapatan nasional rill (nyata) yang dicapai masyarakat lebih rendah
daripada pendapatan potensional (pendapatan yang seharusnya). Sehingga,
kemakmuran yang dicapai masyarakatpun lebih rendah
b) Pengangguran menyebabkan negara yang berasal dari sektor pajak khusunya pajak
penghasilan akan berkurang. Hal ini terjadi karena pengangguran yang tinggi
menyebabkan kegiatan perekonomian menurun sehingga pendapatan masyarakatpun
akan menurun. Dengan demikian, pajak yang harus dibayar masyarakatpun akan
menurun. Jika penerimaan pajak menurun, dana untuk kegiatan perekonomian
pemerintah akan berkurang sehingga kegiatan pembangunan pun akan menurun.
c) Pengangguran tidak meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Keberadaan pengangguran
menyebabkan daya beli masyarakat berkurang sehingga permintaan terhadap barang
hasil produksi berkurang. Keadaan demikian tidak merangsang kalangan investor
untuk melakukan perluasan atau pendirian industri baru dengan demikian tingkat
investasi turun sehingga pertumbuhan ekonomi pun tidak meningkat.
d) Pengangguran menambah beban pengeluaran negara. Bagaimana juga setiap manusia
memerlukan untuk bertahan hidup seperti makan. Namun jika manusia tersebut tidak
bekerja dan tidak memliki pendapatan, mereka tak akan mampu untuk memenuhi
kebutuhannya tersebut. Dan untuk memenuhi kebutuhan mereka tersebut, pemerintah
menyalurkan beras untuk orang miskin (RASKIN), bantuan tunai langsung (BLT)
yang tentunya menambah anggaran negara dan mengurangi pendapatan negara.
e) Pengangguran akan menimbulkan ketidak stabilan poltik. Pengangguran yang tinggi
juga akan menyebabkan ketidak puasan rakyat sehingga menimbulkan demonstrasi,
bahkan huru-hara (CHAOS) sehingga keadaan politik menjadi tidak stabil.

Tidak pada perekonomian saja penggangguran berdampak, namun pengangguran


berdampak pada masyarakat. Pengangguran akan meninmbulkan ketidakstabilan sosial.
Tingkat pengangguran yang tinggi menggambarkan banyak masyarakat yang kehilangan
pendapatan. Namun, mereka akan melakukan apa saja untuk memenuhi kebutuhan tersebut.
Inilah yang memicu terjadinya perampokan, dan tindak kriminal lainya.

C . FAKTOR-FAKTOR YANG MENIMBULKAN INFLASI

Terdapat beberapa faktor yang dapat menyebabkan inflasi, yaitu sebagi berikut :
1. Tingkat pengeluaran Agregat yang melebihi kemampuan perusahaan untuk
menghasilkan barang dan jasa.
Tingkat pengeluaran agregat adalah pengeluaraan keselurahan perusahaan apabila
pengeluaraan Total perusahaan melebihi kemampuanya dalam menghasilkan barang
dan jasa, tentunya akan memicu kenaikan harga barang dan jasa yang dihasilkan
tersebut.
2. Tuntutan kenaikan upah dari pekerja.

9
Seringkali pekerja atau karyawan perusahaan melakukan demo menuntut kenaikan
upah. Adanya kenaikan upah karyawan akan menyebabkan biaya produksi barang dan
jasa juga meningkat dan pada akhirnta harga barang dan jasa tersebut.

3. Kenaikan harga barang impor


Kenaikan harga barang impor akan membawa pengaruh terhadap harga barang dalam
negeri, terlebih lagi apabila barang impor tersebut digunakan sebagai faktor produksi
(bahan mentah) untuk memproduksi barang dalam negeri.
4. Penambahan penawaran Uang ddengan Cara mencetak uang baru.
Apabila jumlah uang yang beredar banyak, maka nilai uang akan turun yang pada
akhirnya akan menyebabkan kenaikan hara barang dan jasa.
5. Kekacauan politik dan Ekonomi
Hal ini pernah terjadi di indonesia, yaitu pada tahun 1998. Akibat kekacauan politik
dan ekonomi tahun 1998 tersebut, angka inflasi indonesia mencapai 70%. Lalu,
berapakah angka idealinflasi ? Menurut Boediono (2008) angka inflasi ideal antara 3-
4%.

D . AKIBAT-AKIBAT BURUK INFLASI

Inflasi umumnya memberikan dampak yang kurang menguntungkan dalam


perekonomian, akan tetapi sebagaimana dalam salah satu prinsip ekonomi bahwa dalam
jangka pendek ada trade off antara inflasi dan pengangguran menunjukan bahwa inflasi
dapat menurunkan tingkat pengangguran, atau inflasi dapat dijadikan salah satu cara untuk
menyeimbangkan perekonomian Negara, dan lain sebagainya. Secara khusus dapat diketahui
beberapa dampak baik negatif maupun positif dari inflasi adalah sebagai berikut .

1. DAMPAK NEGATIF
a. Bila harga secara umum naik terus-menerus masyarakat akan panik, sehingga
perekonomian tidak akan berjalan normal, karena disatu sisi ada masyarakat
yang berlebihan uang memborong sementara yang kekurangan uang tidak bisa
membeli barang. Akibatnya negara rentan terhadap segala macam kekacauan
yang ditimbulkanya.
b. Sebagai akibat dari kepanikan tersebut maka masyarakat cenderung untuk
menarik tabungan guna membeli dan menumpuk barang sehingga banyak bangk
di rush. Akibatnya bank kekurangan dana berdampak pada tutup (bangkrut) atau
rendahnya dana Investasi yang tersedia.
c. Produsen cenderung memanfaatkan kesempatan kenaikan harga untuk
memperbesar keuntungan dengan cara mempermainkan harga di pasaran
d. Distribusi barang relative tidak adil karena adanya penumpukan dan konsentrasi
produk pada daerah yang masyarakatnya dekat dengan sumber produksi dan

10
yang masyarakatnya memiliki banyak uang.
e. Bila inflasi berkepanjangan produsen banyak yang bangkrut karena produknya
relatif akan semakin mahal sehingga tidak ada yang mampu membeli.
f. Jurang antara kemiskinan dan kekayaan masyarakat semakin nyata yang
mengarah pada sentimen dan kecemburuan eonomi yang dapat berakhir pada
penjarahan dan perampasan

2. DAMPAK POSITIF
a) Masyarakat akan semakin selektif dalam mengkonsumsi, produksi akan diusahakan
seefisien mungkin dan konsumtifme dapat ditekan.
b) Inflasi yang berkepanjangan dapat menimbulkan industri kecil dalam negeri menjadi
semakin dipercaya dan tangguh
c) Tingkat pengangguran cenderung akan menurun karena masyarakat akan tergerak
untuk melakukan kegiatan produksi dengan cara mendirikan atau membuka usaha.

3. Dampak inflasi terhadap pembangunan


a) Dampak terhadap pemeretaan.
Dengan adanya inflasi akan mengakibatkan terjadinya perubahan dalam pola
pembagian pendapatan dan kekayaan masyarakat. Akibatnya akan terjadi
ketimpangan di masyarakat, ibarat “Kue pembangunan” dampak inflasi terhadap
pembagian kue tersebut semakin tidak adil dimana yang besar mendapat bagian
semakin besar dan yang kecil mendapat bagian semakin sedikit.
b) Dampak terhadap output / pertumbuhan ekonomi
Akibat adanya inflasi, pemerintah melalui Bank indonesia akan berupaya
mengurangi jumlah uang beredar menggunakan instrumen kebijaksanaan moneter,
sehingga pada akhirnya hal tersebut akan menurunkan investasi masyrakat secara
keseluruhan. Yang kemudian akan berdampak terhadap penurunan produksi
barang dan jasa yang dihasilkan oleh suatu perekonomian.
c) Dampak terhadap perdagangan luar negeri.
Kenaikan harga-harga akan menimbulkan akibat buruk pula terhadap perdagangan
luar negeri, dimana kenaikan harga-harga didalam negeri menyebabkan barang-
barang yang akan diproduksi di negara kita tidak dapat bersaing dengan barang-
barang yang sama di pasar luar negeri. Hal ini diakibatkan karena dengan adanya
inflasi maka barang dan jasa di dalam negeri akan menjadi relatif mahal di
banding dengan barang dan jasa luar negeri, oleh karenanya ekspor kemungkinan

11
akan menurun.

d) Dampak terhadap RAPBN / RAPBD


Kenaikan harga-harga yang cukup tinggi dan terus menerus akan mengacaukan.
Rencana anggaran penerimaan dan pengeluaran pemerintah pusat maupun
pemerintah daerah, karena biaya anggaran rutin maupun anggaran pembangunan
kemungkinan akan membengkak sehingga tidak sesuai dengan rencana anggaran
berimbang yang sudah ditetapkan pada awal tahun anggaran
e) Dampak terhadap kesempatan kerja.
Akibat dari pengaruh inflasi ialah penurunan investasi swasta maupun pemerintah.
Yang disebabkan oleh terjadinya inflasi, kemudian dampak selanjutnya yang akan
terjadi dari penurunan investasi tersebut adalah menurunya jumlah penciptaan
lapangan pekerjaan, dan hal ini berarti bahwa tingkat pengangguran akan
meningkat.

12
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Negara dapat mengatasi permasalahan-permasahan makro ekonomi tersebut


dengan membuat kebijakan kebijakan. Yaitu kebijakan fiskal dan kebijakan moneter.
Ada perbedaan antara kedua kebijakan tersebut. Jika kebijakan fiskal meliputi
langkah-langkah yang dilakukan pemerintah untuk membuat perubahan dibidang
perpajakan dan pengeluaran pemerintah dengan maksud untuk mempengaruhi
pengeluaran agregat dalam perekonomian. Sedangkan kebijakan moneter untuk
mempengaruhi penawaran uang dalam perekonomian atau merubah tingkat bunga,
dengan maksud untuk mempengaruhi pengeluaran agregat.

Dalam perekonomian tertutup, dan dalam jangka pendek, pengangguran dan


inflasi merupakan masalah ekonomi yang perlu di hadapi dan diatasi. Dalam sistem
pasar bebas, kedua masalah ini tidak dapat dengan sendirinya diatasi. Kebijakan
pemerintah perlu dijalankan apabila salah satu kedua masalah tersebut timbul. Sesuai
dengan keperluan ini dalam analisis makro ekonomi perlu diperhatikan dengan lebih
bik mengenai kedua masalah tersebut dan bentuk –bentuk kebijakan pemerintah yang
dapat digunakan untuk mengatasi kedua masalah.

B. SARAN

Menurut kami sebaiknya pemerintah dapat mengatasi pengangguran yang terjadi di


indonesia yaitu dengan membuka lapangan kerja atau menyediakan lapangan kerja.
Dalam menghadapi kemiskinan di zaman global diperlukan usaha- usaha yang lebih
kreatif, inovatif, dan eksplorasif. Selain itu globalisasi membuka peluang untuk
meningkatkan partisipasi masyarakat indonesia. Yang unggul untuk lebih ekspolrasif.
Di dalam menghadapi zaman globalisasi ke depan mau tidak mau dengan
meningkatkan kualitas SDM dalam pengetahuan, wawasan skill, mentalitas, dan
moralitas yangstandarnya adalah standar global.

13
DAFTAR PUSTAKA

http://organisasi/org/definisi-pengertian-kebijakan-moneter-dan-kebijakan-fiskal-instrumen-
serta-penjelasanya

Sukirno, Sadono, Makro Ekonomi Teori Pengantar, Penerbit PT. Raja Grafindo Persada.
Jakarta : 2011.

http://makalhku25.blogspot.com/2013/04/makalah-inflasi-dan-pengangguran.html

http://blog.uny.ac.id/kukuh/permasalahan-makro-ekonomi-yang-sering-dihadapi-suatu-
negara

Boediono, Ekonomi Moneter. Penerbit BPFE-YOGYAKARTA. Yogyakarta : 2001

14

Anda mungkin juga menyukai