Dosen:
GILANG SEKAR TAJIH , SMB ,M.M
Oleh :
ABU HASAN ALI (1802031)
AGUM GUMELAR ( 1802040 )
MUHAMMAD SIDIQ JATI P (1802046)
YAMALINA SETIAWAN (1802015)
PRODI MANAJAMEN
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI MIFTAHUL HUDA
SUBANG
2019
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI....................................................................................................................................i
KATA PENGANTAR........................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN....................................................................................................................3
1. Dampak negatif.................................................................................................................11
2. Dampak positif..................................................................................................................12
3.1 Kesimpulan..............................................................................................................................13
3.2 Saran.......................................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................................14
I
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, puji syukur kami
panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan Rahmat, Hidayah, dan Inayah-Nya
sehingga kami dapat merampungkan penyusunan makalah
PENGANTAR EKONOMI MAKRO dengan judul "Masalah kebijakan pemerintah dalam
ekonomi makro"
yang tepat pada waktunya.
Penyusunan makalah semaksimal mungkin kami upayakan dan didukung bantuan berbagai
pihak, sehingga dapat memperlancar dalam penyusunannya. Untuk itu tidak lupa kami
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam
merampungkan makalah ini.
Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih terdapat
kekurangan baik dari segi penyusunan bahasa dan aspek lainnya. Oleh karena itu, dengan
lapang dada kami membuka selebar-lebarnya pintu bagi para pembaca yang ingin memberi
saran maupun kritik demi memperbaiki makalah ini.
Akhirnya penyusun sangat mengharapkan semoga dari makalah sederhana ini dapat diambil
manfaatnya dan besar keinginan kami dapat menginspirasi para pembaca untuk mengangkat
permasalahan lain yang relevan pada makalah-makalah selanjutnya.
Penyusun
II
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Ilmu ekonomi makro mempelajari variabel: pendapatan nasional , kesempatan kerja dan
atau pengangguran , jumlah uang beredar , laju inflasi , pertumbuhan ekonomi. Maupun
neraca pembayaran internasional .
1
Seperti yang kita ketahui sebelumnya bahwa kebijakan moneter dan kebijakan fiskal dapat
Menggeser kurva permintaan agregat. Oleh sebab itu, kebijakan moneter fan fiskal dapat
memindahkan perekonomian sepanjang kurva philips. Kenaikan jumlah uang yang beredar,
Peningkatan pengeluaran pemerintah atau pemotongan pajak meningkatkan permintaan
agregat yang lebih rendah dan inflasi yang lebih tinggi. Dan juga begitu sebaliknya. Dengan
pemahaman ini kurva philp menawarkan pilihan-pilihan kombinasi antara inflasi dan
pengangguran kepada para pembuat kebijakan (Mankiw, 2006:364).
Oleh karena itu agar dapat lebih memahami Masalah dan kebijakan Makro Ekonomi,
maka ditulislah makalah ini sebagai sarana untuk pembelajaran lebih lanjut mengani
kebijakan Makro ekonomi tersebut.
B. RUMUSAN MASALAH
Dalam pembahasan materi mengenai “Masalah kebijakan pemerintah dalam Makro ekonomi”
Kami mengangkat rumusan masalah yaitu :
a. Bagaimana kebijakan ekonomi makro dapat mengatasi masalah pengangguran
dan inflasi ?
b. Apa akibat-akibat buruk dari inflasi dan pengangguran ?
C. TUJUAN
Tujuan dari pembuatan makalah ini dapat mengerti, memahami dan menjelaskan :
a. Masalah dan kebijakan makro ekonomi
b. Akibat-akibat buruk pengangguran
c. Faktor-faktor yang menimbulkan inflasi
d. Akibat-akibat buruk inflasi
2
BAB II
PEMBAHASAN
Ada beberapa masalah makro ekonomi yang lazim dihadapi negara antara lain, adalah :
Masalah pertumbuhan Ekonomi
Masalah pertumbuhan ekonomi dapat dipandang sebagai masalah ekonomi dalam
jangka panjang karena dari waktu ke waktu, faktor-faktor produksi satu negara akan
meningkat dalam hal kualitasnya maupun kuantitasnya. Seperti investasi yang
meningkat, teknologi yang berkembang, tenaga kerja yang bertambah dan
keterampilan para pekerja meningkat. Namun perkembangan kemampuan
memproduksi barang dan jasa yang demikian tidak selalu diikuti oleh bertambahnya
produksi barang dan jasa yang sama besarnya. Pertambahan potensi memproduksi
kerap kali lebih besar daripada pertambahan produksi sebenarnya. Hal itu
menyebabkan masalah perkembangan ekonomi menjadi lebih lambat dari potensintya.
Masalah ketidakstabilan kegiatan ekonomi
Perekonomian tidak selalu berkembang secara teratur. Ada kalanya berkembang dan
terkadang mengalami kemunduran. Perkembangan yang signifikan akan
menyebabkan inflasi dan kemunduran secara serius yang akan menyebabkan masalah
pengangguran membludak.
Masalah pengangguran dan inflasi
Kekurangan pengeluaran agregat adalah faktor utama timbulnya pengangguran.
Selain itu ada beberpa faktor lain yang menimbulkan pengangguran semakin
bertambah. Karena para pencari kerja lebih banyak memlih soal pekerjaan yang lebih
baik imbuhnya. Penggunaan mesin industri oleh pengusaha untuk menggantikan
tenaga kerja dan ketidak sesuaian keterampilan pekerja yang sebenarnya dengan yang
dibutuhkan dalam dunia industri. Inflasi adalah proses kenaikan harga-harga barang
yang berlaku dalam suatu perekonomian. Biasanya disebabkan oleh tingkat
3
pengeluaran agregat yang melebihi kemampuan perusahaan-perusahaan menghasilkan
barang dan jasa.
Masalah Neraca perdagangan dan Neraca pembayaran
Yang menjadi kaitannya dengan Neraca perdagangan dan Neraca pembayaran adalah
perekonomian terbuka. Khususnya masalah export dan import. Yang biasa menjadu
masalah neraca pembayaran adalah defisit neraca pembayaran yang maksudnya
adalah pembayaran keluar negeri melebihi penerimaan dari luar negeri .
4
6) Kontribusi sektoral yang merata, kenaikanya rill
7) Tidak meninggalkan sektor pertanian
8) Penyumbang terbesar PDB adalah warga domestik, bukan asing
d. Kestabilan nilai tukar / exchange rate stability. Nilai tukar merupakan nilai uang
secara eksternal yang tinggi rendahnya berdampak pada berbagai aspek ekonomi dan
sosial lainya misalnya :
1) Impor dan ekspor,
2) APBN dan APBD,
3) Kesehatan dan pendidikan
4) Transportasi
5) Industri dalam negeri
6) Politik
7) Daya beli masyarakat
8) Dunia perbankan
9) Sektor pertanian, kelautan, peternakan, sektor properti, dan sebagainya.
Yaitu kebijakan pemerintah yang dilakukan dengan cara mengubah penerimaan dan
pengeluaran negara. Atau kebijakan pemerintah yang membuat perubahan dalam bidang per-
pajakan (T) dan pengeluaran pemerintah (G) dengan tujuan untuk mempengaruhi
pengeluaran/permintaan agregat dalam perekonomian. Kebijakan ini diambil untuk
menstabilkan ekonomi, memperluas kesempatan kerja, mempertinggi pertumbuhan ekonomi,
dan keadilan dalam pemeretaan pendapatan. Caranya dengan : menambah atau mengurangi
PAJAK dan SUBSIDI.
5
Kebijakan Anggaran / Politik Anggaran :
a) Anggaran Defisit (Defisit Budget) / Kebijakan Fiskal ekspansif
Anggaran defisit adalah kebijakan pemerintah untuk membuat pengeluaran lebih
besar dari pemasukan negara guna memberi stimulus pada perekonomian. Umumnya
sangat baik digunakan jika keadaan ekonomi sedang resesif.
b) Anggaran Surplus (Surplus budget) Kebijakan Fiskan Kontraktif
Anggaran surplus adalah kebijakan pemerintah untuk membuat pemasukanya lebih
besar daripada pengeluaranya. Baiknya politik anggaran surplus dilaksanakan ketika
perekonomian pada kondisi ekspansi yang mulai memanas (Overheating) untuk
menurunkan tekanan permintaan.
c) Anggaran berimbang (Balanced budget)
Anggaran berimbang terjadi ketika pemerintah menetapkan pengeluaran sama besar
dengan pemasukan. Tujuan politik anggaran berimbang yakni terjadinya kepastian
anggara serta meningkatkan disiplin anggaran.
Menurut pandangan Keynes, kebijakan fiskal (Fiscal Policy) adalah sangat penting untuk
mengatasi pengangguran. Prosesnya adalah :
a) Pengurangan pajak penghasilan akan menambah daya beli masyarakat dan akan
meningkatkan pengeluaran agregat
b) Peningkatan pengeluaran agregat dengan cara menaikan pengeluaran pemerintah
untuk pembelian barang dan jasa maupun untuk menambah investasi
c) Selanjutnya dalam masa inflasi atau ketika kegiatan ekonomi telah employment,
d) Langkah sebaliknya harus dilakukan yaitu : pajak dinaikan dan pengeluaran
pemerintah akan dikurangi.
e) Langkah ini akan menurunkan pengeluaran/permintaan agregat dan mengurangi
tekanan inflasi.
6
Secara garis besar berbagai jenis pajak yang dipungut pemerintah dapat digolongkan
sebagai berikut :
a) Pajak langsung : yaitu pajak / jenis pungutan pemerintah yang secara langsung
dikumpulkan dari wajibpajak, misal : PPh.
b) Pajak tak langsung : yaitu pajak yang belum pemungutanya dapat dipindah-tangankan
kepda pihak lain, misal : PPn & PPn BM pajak impor dsb.
Kebijakan yang diambil oleh Bank sentral untuk menambah atau mengurangi jumlah uang.
Yang beredar di masyarakat. Pengaturan jumlah uang yang beredar pada masyarakat diatur
dengan cara menambah atau mengaruhi jumlah uang yang beredar. Kebijakan moneter dapat
digolongkan menjadi dua, yaitu :
Kebijakan moneter dapat dilakukan dengan menjalankan instrumen kebijakan moneter, yaitu
antara lain:
A. Operasi pasar Terbuka (Open Market operation). Operasi pasar terbuka adalah cara
mengendalikan uang yang beredar dengan menjual atau membeli surat berharga
pemerintah (Government securities). Jika ingin menambah jumlah uang beredar.
pemerintah akan membeli surat berharga pemerintah. Namun, nila ingin jumlah uang
yang beredar berkurang, maka pemerintah akan menjual surat berharga pemerintah
7
kepada masyarakat. Surat berharga pemerintag antara lain diantaranya adalah SBI
atau singkata dari Sertifikat Bank Indonesia dan SPBU singkatan atas Surat Berharga
Pasar Uang.
B. Fasilitas Diskonto (Discount Rate). Fasilitas diskonto adalah pengaturan jumlah uang
yang beredar dengan memainkan tingkat bunga bank sentral pada bank umum. Bank
umum terkadang mengalami kekurangan uang sehingga harus meminjam ke bank
sentral, untuk membuat jumlah uang bertambah. Tingkat bunga demi mebuat uang
yang berbeda berkurang,,
C. Rasio cadangan wajib ( Reserve Requierement Ratio). Rasio cadangan wajib adalah
mengatur jumlah uang yang beredar dengan memainkan jumlah dana cadangan
perbankan yang harus disimpan pada pemerintah. Untuk menambah jumlah uang,
pemerintah menurunkan rasio cadangan wajib. Untuk menurunkan jumlah uang
beredar, pemerintah menaikan rasio cadangan wajib.
Pengangguran adalah orang yang masuk dalam kategori angkatan kerja (penduduk yang
berumur 15-99 tahun, ada beberapa negara lain memakai kategori 15-64 tahun yang sedang
mencari pekerjaan dan belum mendapatkanya. Jumlah tenaga kerja atau angkatan kerja tidak.
Boleh disamakan dengan jumlah penduduk. Mengapa demikian? Sebagian dari penduduk
tidak dapat digolongkan sebagai angkatan kerja karena terlalu muda atau terlalu tua untuk
dapat bekerja secara efektif. Golongan penduduk ini tidak termasuk kedalam angkatan kerja.
Tetapi tidak semua penduduk yang berada dalam lingkungan umur 15-59 tahun atau 15-64
tahun dapat dipandang sebagai angkatan kerja. Apabila mereka tidak bekerja dan tidak
mereka mencari pekerjaan walaupun umur mereka seperti diatas, maka mereka tidak
termasuk golongan angkata kerja pada suatu waktu tertentu adalah banyaknya jumlah
penduduk yang berada dalam lingkungan umur diatas yang bekerja atau sedang mencari
pekerjaan .
Tujuan akhir dari pembangunan ekonomi suatu negara pada dasarnya adalah meningkatkan
kemakmuran masyarakat dan pertumbuhan ekonomi agar stabil dan dalam keadaan terus
meningkat. Jika tingkat penganggguran disuatu negara relatif tinggi. Hal ini akan
menghambat pencapaian tujuan pembangunan ekonomi yang telah diimpikan Hal ini karena
pengangguran berdampak negatif terhadap kegiatan perekonomian, dan kestabilan politik,
8
seperti berikut :
Terdapat beberapa faktor yang dapat menyebabkan inflasi, yaitu sebagi berikut :
1. Tingkat pengeluaran Agregat yang melebihi kemampuan perusahaan untuk
menghasilkan barang dan jasa.
Tingkat pengeluaran agregat adalah pengeluaraan keselurahan perusahaan apabila
pengeluaraan Total perusahaan melebihi kemampuanya dalam menghasilkan barang
dan jasa, tentunya akan memicu kenaikan harga barang dan jasa yang dihasilkan
tersebut.
2. Tuntutan kenaikan upah dari pekerja.
9
Seringkali pekerja atau karyawan perusahaan melakukan demo menuntut kenaikan
upah. Adanya kenaikan upah karyawan akan menyebabkan biaya produksi barang dan
jasa juga meningkat dan pada akhirnta harga barang dan jasa tersebut.
1. DAMPAK NEGATIF
a. Bila harga secara umum naik terus-menerus masyarakat akan panik, sehingga
perekonomian tidak akan berjalan normal, karena disatu sisi ada masyarakat
yang berlebihan uang memborong sementara yang kekurangan uang tidak bisa
membeli barang. Akibatnya negara rentan terhadap segala macam kekacauan
yang ditimbulkanya.
b. Sebagai akibat dari kepanikan tersebut maka masyarakat cenderung untuk
menarik tabungan guna membeli dan menumpuk barang sehingga banyak bangk
di rush. Akibatnya bank kekurangan dana berdampak pada tutup (bangkrut) atau
rendahnya dana Investasi yang tersedia.
c. Produsen cenderung memanfaatkan kesempatan kenaikan harga untuk
memperbesar keuntungan dengan cara mempermainkan harga di pasaran
d. Distribusi barang relative tidak adil karena adanya penumpukan dan konsentrasi
produk pada daerah yang masyarakatnya dekat dengan sumber produksi dan
10
yang masyarakatnya memiliki banyak uang.
e. Bila inflasi berkepanjangan produsen banyak yang bangkrut karena produknya
relatif akan semakin mahal sehingga tidak ada yang mampu membeli.
f. Jurang antara kemiskinan dan kekayaan masyarakat semakin nyata yang
mengarah pada sentimen dan kecemburuan eonomi yang dapat berakhir pada
penjarahan dan perampasan
2. DAMPAK POSITIF
a) Masyarakat akan semakin selektif dalam mengkonsumsi, produksi akan diusahakan
seefisien mungkin dan konsumtifme dapat ditekan.
b) Inflasi yang berkepanjangan dapat menimbulkan industri kecil dalam negeri menjadi
semakin dipercaya dan tangguh
c) Tingkat pengangguran cenderung akan menurun karena masyarakat akan tergerak
untuk melakukan kegiatan produksi dengan cara mendirikan atau membuka usaha.
11
akan menurun.
12
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
B. SARAN
13
DAFTAR PUSTAKA
http://organisasi/org/definisi-pengertian-kebijakan-moneter-dan-kebijakan-fiskal-instrumen-
serta-penjelasanya
Sukirno, Sadono, Makro Ekonomi Teori Pengantar, Penerbit PT. Raja Grafindo Persada.
Jakarta : 2011.
http://makalhku25.blogspot.com/2013/04/makalah-inflasi-dan-pengangguran.html
http://blog.uny.ac.id/kukuh/permasalahan-makro-ekonomi-yang-sering-dihadapi-suatu-
negara
14