Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN

A.LATAR BELAKANG
Seorang manusia membutuhkan materi ( uang ) untuk memenuhi kebutuhan hidupnya
yang begitu banyak. Materi ( uang ) sangat berkaitan dengan pendapatan, dalam hal ini
materi ( uang ) merupakan salah satu bentuk pendapatan. Lalu apa itu pendapatan? Dalam
pengertian umum, pendapatan adalah hasil pencahrian berupa uang atau materi lainnya yang
didapat dari suatu usaha, yang kemudian akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup.
Jadi, pendapatan memegang peranan penting dalam kehidupan seorang manusia, dengan
pendapatan yang berupa materi mereka dapat membuat peramalan, perencanaan, dan
pengaplikasian yang lebih baik dalam kehidupannya, terutama yang berkaitan dengan
kehidupannya. Contoh, seorang pegawai negeri memperoleh pendapatan ( gaji ) setiap bulan,
dari jumlah pendapatannya itu dia akan membuat suatu anggaran pengeluaran seperti biaya
makan, listrik, air, dan lain – lain untuk jangka waktu satu bulan. Dia akan berusaha untuk
memenuhi kebutuhannya sesuai dengan banyaknya pendapatan yang diperoleh. Pendapatan
menjadi aspek yang sangat penting dari setiap bentuk usaha.Di Negara kita ini, berbagai
sektor usaha seperti pertanian, perkebunan, industri, pariwisata, perbankan dan masih banyak
sektor yang lain berlomba – lomba menghasilkan pendapatan yang tinggi guna menghidupi
usaha yang mereka jalani agar tetap bisa bertahan. Di lain sisi, kegiatan perekonomian yang
dilakukan oleh berbagai sektor juga akan memberikan pendapatan nasional Negara.
Pendapatan nasional merupakan tolak ukur berhasil atau tidaknya suatu Negara
meningkatkan pertumbuhan ekonominya.
Pendapatan nasional adalah ukuran nilai output berupa barang dan jasa yang dihasilkan
suatu Negara dalam periode tertentu atau jumlah seluruh penadapatan yang diterima oleh
masyarakat dalam suatu Negara dalam satu tahun. Pendapatan nasional memiliki peran yang
sangat vital bagi sebuah Negara, karena pendapatan nasional merupakan salah satu tolak ukur
keberhasilan perekonomian suatu Negara. Mengingat konsep pertumbuhan ekonomi sebagai
tolak ukur penilaian Pendapatan Nasional dan Pertumbuhan ekonomi nasioanal sudah
terlanjur diyakini serta di terapakan secara luas, maka kita tidak boleh ketinggalan dan mau
tidak mau juga harus berusaha mempelajari hakekat dan sumber – sumber pertumbuhan
ekonomi tersebut. Dengan pendapatan nasional, akan terlihat tingkat kemakmuran suatu
Negara, semakin tinggi pendapatan nasional suatu Negara maka dapat dikatakan semakin
tinggi juga tingkat kesejahteraan rakyatnya.

B. RUMUSAN MASALAH
 Penghitungan Pendapatan Nasional
 Penghitungan Produk Neto / Pendapatan Nasional Neto (PNN)
 Penghitungan Pengeluaran Nasional
 Menentukan Pertumbuhan Ekonomi Nasional

C. TUJUAN PENULISAN
 Memahami Penghitungan Pendapatan Nasional
 Memahami cara Penghitungan Produk Neto/PNN
 Memahami Penghitungan Pengeluaran Nasional
 Cara menentukan Pertumbuhan Ekonomi Nasional
BAB II
PEMBAHASAN

I. Penghitungan Pendapatan Nasional

Pengertian Pendapatan Nasional adalah seluruh pendapatan yang diterima oleh setiap


anggota masyarakat di suatu negara dalam periode tertentu, umumnya dihitung dalam satu tahun.

Pengertian pendapatan nasional dapat juga didefinisikan sebagai jumlah total hasil produksi
nasional yang dihasilkan oleh semua anggota masyarakat di suatu negara dalam periode tertentu,
umumnya dalam satu tahun.

Ada tiga poin yang harus kita perhatikan, yaitu:

 Nilai total hasil produksi akhir (barang dan jasa), artinya nilai yang dihitung adalah nilai
akhir barang dan jasa.
 Suatu perekonomian, ini menjelaskan batasan penduduk dari suatu negara.
 Adanya periode, ini menjelaskan batasan perhitungan setiap periode (umumnya dalam
satu tahun).
Berdasarkan pendekatan pendapatan, pendapatan nasional dihitung dengan menjumlahkan
seluruh pendapatan yang diterima masyarakat (pemilik faktor produksi) sebagai balas jasa yang
mereka terima dalam proses produksi meliputi:
 Upah/gaji (w) = balas jasa pemilik tenaga kerja
 Sewa (r) = balas jasa pemilik tanah
 Bunga (i) = balas jasa pemilik modal
 Keuntungan (profit/p) = balas jasa pengusaha
Cara penghitungan pendapatan nasional yaitu sebagai berikut :

Y= W + R + I + P

kj

Keterangan nya :

Y = Pendapatan Nasional

r = Pendapatan dari upah, gaji, dan lainnya

w = Pendapatan bersih dari sewa

i = Pendapatan dari bunga

p = Pendapatan dari keuntungan perusahaan dan usaha perorangan


Contoh Soal :
Pada periode awal tahun 2017 diperoleh data sebagai berikut : Sewa sebesar Rp.
400 juta, upah yang diterima per individu sebesar Rp. 300 ribu, profit pengusaha
mencapai Rp. 450 juta, ekspor luar negeri sebesar Rp. 650 juta, bunga pemilik
modal sebesar Rp. 350 juta, dan impor luar negeri sebesar Rp. 230 juta.
 Berapa jumlah Pendapatan nasional dengan menggunakan perhitungan
pendapatan Nasional?

Pembahasan :

Di ketahui: R = 400 juta, W = 300 ribu, I = 350 juta, P = 450 juta X = 650 juta
M = 230 juta

Jadi : Y = 400 juta + 300 ribu + 350 juta + 450 juta = 1.200.300.000
II. Perhitungan Pengeluaran Nasional/ Pendekatan Pengeluaran
Nasional

Pengeluaran Pemerintah (goverment expenditure) adalah bagian dari kebijakan fiskal


(Sadono Sukirno, 2000), yaitu suatu tindakan pemerintah untuk mengatur jalannya
perekonomian dengan cara menentukan besarnya penerimaan dan pengeluaran pemerintah setiap
tahunnya, yang tercermin dalam dokumen Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) untuk
nasional dan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) untuk daerah atau regional. Tujuan
dari kebijakan fiskal ini adalah dalam rangka menstabilkan harga, tingkat output, maupun
kesempatan kerja dan memacu atau mendorong pertumbuhan ekonomi.

Pendapatan nasional dengan metode pengeluaran berdasarkan pada total pengeluaran dalam
perekonomian. Perhitung pengeluaran Nasional menjumlahkan seluruh pengeluaran para pelaku
ekonomi seperti rumah tangga, perusahaan, pemerintah, dan masyarakat luar negeri.

Pendapatan Nasional berdasarkan pendekatan pengeluaran dirumuskan sebagai berikut :

Y = C + I + G + (X-M)

Keterangan:
Y  = Pendapatan Nasional
C   = Konsumsi rumah tangga
I   = Investasi
G = Pengeluaran Pemerintah
X   = Ekspor
M = Impor
X-M = Ekspor neto
Contoh soal
Diketahui data sebagai berikut :
 -upah                                     Rp. 30.000.000
 -ekspor                                 Rp. 500.000.000
 -impor                                  Rp. 350.000.000
 -bunga                                  Rp. 150.000.000
 -investasi                               Rp. 3.500.000.000
 -profit                                   Rp. 35.000.000.000
 -konsumsi                             Rp. 300.000.000
 -sewa                                     Rp. 20.000.000
 -pengeluaran pemerintah     Rp. 500.000.000
Tentukan besarnya pendapatan nasional berdasarkan pendekatan pengeluaran!!!
Jawaban :
Pendapatan nasional berdasarkan metode pendekatan hanya menjumlahkan
besarnya konsumsi, investasi, pengeluaran pemerintah, dan ekspor neto.

Jadi : Rumus Y = C + I + G + (X-M)

Y = 300.000.000 + 3.500.000.000 + 500.000.000 + (500.000.000-350.000.000)


= 4.300.000.000 + 150.000.000
= 4.450.000.000
III. PENGHITUNGAN PRODUK NETO

Pendekatan Produksi adalah nilai tambah yang di ciptakan dalam suatu proses produksi.


Metode ini untuk menghitung pendapatan nasional dengan cara menjumlahkan nilai tambah yang
diwujudkan oleh perusahaan-perusahaan di berbagai lapangan usaha dalam perekonomian.

pendekatan ini menekankan pada kegiatan yang menciptakan nilai tambah (value added).


Maka dari itu, perhitungan hanya mencakup perhitungan nilai tambah pada sektor
produksi. Perhitungan pendapatan nasional dengan pendekatan produksi dapat dihitung dengan
menggunakan rumus sebagai berikut:

Y=(P1 x Q1)+(P2 x Q2)+...(Pn x Qn)

Keterangan :

Y = Pendapatan nasional
P1 = Harga barang ke-1
Q1 = Jumlah/kuantitas barang ke-1
P2 = Harga barang ke-2
Q2 = Jumlah/kuantitas barang ke-2
Pn = Harga barang ke-n
Qn = Jumlah/harga barang ke-n
Contoh Soal sebagai Berikut :

Diketahui data harga barang dan jumlah yang diproduksi pada negara ABC pada tahun 2016
sebagai berikut

Nama Barang Harga Barang (Dalam Jumlah barang


rupiah)
Kain Batik 250.000 20.000
Sepatu 350.000 5.000
Beras 100.000 100.000

Berapa besar pendapatan nasional berdasarkan pendekatan produksi?

JADI :
Diketahui:
P1 = 250.000
P2 = 350.000
P3 = 100.000
Q1 = 20.000
Q2 = 5.000
Q3 = 100.000

Jawab :
Rumus Y = (P1 x Q1) + (P2 x Q2) + (P3 x Q3)

Y = (250.000x20.000) + (350.000x5.000) + (100.000x100.000)

Y = 16.750.000.000
IV. Menentukan Pertumbuhan Nasional

Kesuksesan suatu negara dilihat dari pertumbuhan ekonominya. Sementara kesuksesan


pemerintahan suatu negara dillihat dari kemampuannya meningkatkan pertumbuhan ekonomi
negaranya. Pertumbuhan ekonomi ini penting untuk diperhatikan bahkan terus ditingkatkan
karena menjadi indikator keberhasilan kinerja pemerintah dan jajarannya dalam menciptakan
kehidupan yang lebih baik dan sejahtera bagi rakyatnya. Oleh sebab itu, setiap negara senantiasa
berusaha untuk menggenjot pertumbuhan ekonominya agar mencapai optimal bahkan maksimal.
Berhasil tidaknya pencapaian pertumbuhan ekonomi suatu negara dicirikan dengan hal-hal
berikut.

1. Produktivitas meningkat

2. Laju pertumbuhan penduduk dan produk per kapita tinggi

3. Laju perubahan struktural tinggi

4. Adanya gelombang urbanisasi, yakni perpindahan penduduk dari desa ke kota

5. Ekspansi negara maju

Semakin tinggi pertumbuhan ekonomi suatu negara mengindikasikan tingkat kesejahteraan


rakyat yang tinggi pula. Lantas, apa yang menjadi ukuran atau indikator dari pertumbuhan
ekonomi suatu negara? Bicara indikator, banyak faktor yang bisa dijadikan indikator
pertumbuhan ekonomi, di antaranya:

 Produk Domestik Bruto (PDB)

Pada prinsipnya, pertumbuhan ekonomi dapat dipahami sebagai pertambahan pendapatan


nasional atau pertambahan output atas barang dan jasa yang diproduksi selama satu tahun. Dari
sini jelas bahwa indikator pertumbuhan ekonomi salah satunya ditunjukkan oleh nilai PDB
(Produk Domestik Bruto). PDB merepresentasikan pendapatan nasional riil yang dihitung dari
keseluruhan output dari barang dan jasa yang diproduksi suatu negara. Syarat bagi suatu negara
dikatakan mengalami pertumbuhan ekonomi apabila nilai PDB atau pendapatan nasional riil
mengalami kenaikan dari periode sebelumnya.

 Pendapatan riil per kapita

Pendapatan riil per kapita menunjukkan pendapatan masyarakat suatu negara. Jika pendapatan
masyarakat secara keseluruhan mengalami peningkatan dari tahun ke tahun, maka dapat
dikatakan bahwa perekonomian di negara tersebut juga mengalami pertumbuhan yang positif.

 Kesejahteraan penduduk
Indikator kesejahteraan penduduk ini memiliki keterkaitan dengan pendapatan riil per kapita.
Semakin banyak barang dan jasa yang dihasilkan suatu negara tentu harus ditunjang dengan
distribusi yang lancar. Jika distribusi barang dan jasa lancar, maka distribusi pendapatan per
kapita di seluruh wilayah negara merata. Hal ini mengindikasikan adanya peningkatan
kesejahteraan bagi seluruh masyarakat di negara tersebut.

 Tingkat penyerapan tenaga kerja dan pengangguran

Ketika lapangan kerja tersedia sehingga tingkat penyerapan tenaga kerja tinggi, saat itulah
negara mengalami pertumbuhan ekonomi. Tingkat penyerapan tenaga kerja yang tinggi jelas
berpengaruh pada berkurangnya angka pengangguran. Artinya, produktivitas meningkat.

 Cara menghitung Pendapatan Nasional

Ekonomi maju dan berkembang serta rakyat yang sejahtera menjadi cita-cita dari seluruh negara di
dunia. Untuk mewujudkan cita-cita tersebut, negara melalui pemerintah dan jajarannya senantiasa
mengoptimalkan indikator-indikator yang mendorong pertumbuhan ekonomi. Meski banyak indikator
yang bisa digunakan untuk mengukur pertumbuhan ekonomi, namun pada praktiknya yang menjadi
tolok ukur adalah nilai PDB.

Sebagai pendapatan nasional, PDB diukur dalam satuan rupiah berdasarkan harga konstan.
Sementara ukuran pertumbuhan ekonomi bukanlah dalam satuan rupiah, melainkan persentase.
Jika persentase pertumbuhan ekonomi yang diperoleh positif dan mengalami kenaikan dari tahun ke
tahun, maka perekonomian negara tumbuh dan berkembang. Sebaliknya, apabila persentase
pertumbuhan ekonomi menurun bahkan negatif, artinya perekonomian negara mengalami
kemunduran atau penurunan. Pertumbuhan ekonomi yang negatif mengindikasikan bahwa
pendapatan nasional riil yang diperoleh negara pada periode tertentu lebih kecil atau rendah
dibandingkan dengan periode yang lalu.

Dengan indikator PDB, pertumbuhan ekonomi dapat dihitung menggunakan formulasi sebagai
berikut :

R(t-1, t) = (PDBt – PDBt-1)/PDBt-1 x 100%

Keterangan:

R = tingkat pertumbuhan ekonomi dalam satuan persentase (%)


PDBt = Produk Domestik Bruto (pendapatan nasional riil) pada tahun t
PDBt-1 = Produk Domestik Bruto (pendapatan nasional riil) pada tahun sebelumnya
Untuk menghitung tingkat pertumbuhan ekonomi, terlebih dahulu harus diketahui nilai PDB selama
periode tertentu. 

Contoh Soal :

Diketahui data PDB selama lima tahun terakhir seperti ditunjukkan pada tabel berikut.

Tahun PDB (dalam miliaran rupiah)

2013 Rp    8.262.000

2014 Rp   8.692.500

2015 Rp   9.177.300

2016 Rp   9.643.200

2017 Rp 10.729.500

Dari data di atas, hitunglah:

1. Tingkat pertumbuhan ekonomi dari tahun 2013 hingga 2017!

2. Rata-rata pertumbuhan ekonomi selama periode 2013 – 2017!

Penyelesaian:

Tingkat Pertumbuhan
Tahun Proses Penghitungan Ekonomi

{(Rp 8.692.500 – Rp 8.262.000)/Rp 8.262.000} x 100% 5,2%


2014
2015 {(Rp 9.177.300 – Rp 8.692.500)/Rp 8.692.500} x 100% 5,6%
{(Rp 9.643.200 – Rp 9.177.300)/Rp 9.177.300 x 100% 5,1%
2016
{(Rp 10.729.500 – Rp 9.643.200)/Rp 9.643.200} x 100% 11,3%
2017

1. Tingkat pertumbuhan ekonomi dari tahun 2014 – 2017

2. Rata-rata pertumbuhan ekonomi selama periode 2014 – 2017

Rata-rata = (5,2% + 5,6% + 5,1% + 11,3%)/4 = 6,8%

V. Produk Nasional Bruto (Gross National Product)


Produk Nasional Bruto adalah nilai seluruh barang-barang dan jasa-jasa yang
dihasilkan oleh sesuatu perekonomian dalam suatu periode tertentu (Dobrnbusch : 1981). Produk
Nasional Bruto (GNP) adalah pendapatan nasional yang dihitung dengan mengeluarkan faktor
pendapatan dari warga negara asing yang berdomisili di negara tersebut dan hanya menghitung
nilai barang dan jasa yang dihasilkan oleh orang yang bekewarganegaraan negara tersebut saja.
           
 Thompson (1980 : 804) mengatakan bahwa ahli ekonomi cendererung untuk mengukur
pertumbuhan ekonomi sebagai kenaikan GNP riil perkapita. GNP riil perkapita diperoleh
dengan membagi GNP riil dengan jumlah penduduk. GNP riil perkapita mengukur jumlah rata-
rata keseluruhan output yang diperoleh oleh setiap penduduk. Dengan demikian kenaikan GNP
riil perkapita berarti kenaikan standar hidup masyarakat (standar hidup lebih tinggi).

Tolak ukur yang biasa dipakai untuk mengukur keberhasilan perekonomian suatu negara
diantaranya adalah pendapatan nasional, produk nasional, tingkat kesempatan kerja, tingkat
harga dan posisi neraca pembayaran luar negeri. Pendapatan Nasional (National Income) adalah
merupakan salah satu tolok ukur yang sangat penting dalam menganalisis dan mengatasi
masalah-masalah ekonomi makro yang dihadapi masyarakat sesuatu negara. Jadi Pendapatan
Nasional Neto (NNP) adalah pendapatan nasional yang hanya memperhitungkan investasi neto
(nilai investasi bersih setelah dikurangi depresiasi dari aktiva investasi)
           
Pembangunan ekonomi adalah pertumbuhan ekonomi yang diikuti oleh perubahan dalam
struktur dan corak kegiatan ekonomi. Dengan kata lain, ahli ekonomi bukan saja tertarik kepada
masalah perkembangan pendapatan nasional riil, tetapi juga kepada modernisasi kegiatan
ekonomi, misalnya kepada usaha merombak sektor pertanian yang tradisional, masalah
mempercepat pertumbuhan ekonomi dan masalah perataan pembagian pendapatan (Sukirno,
2004). Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu sasaran dari kebijakan ekonomi suatu
Negara. Pertumbuhan ekonomi menunjukkan perkembangan GNP (Gross National Product)
suatu Negara (Samuelson,1995). Untuk mengetahui adanya pertumbuhan ekonomi suatu negara,
diperlukan suatu indikator. Menurut Suparmoko (1998), salah satu indikator yang dapat
digunakan untuk mengukur pertumbuhan ekonomi adalah PDB (Produk Domestik Bruto) untuk
skala nasional atau PDRB (Produk Domestik Regional Bruto) untuk skala daerah. Konsep
pendapatan domestik regional bruto (PDRB) adalah ukuran yang paling sering dipakai sebagai
indikator pertumbuhan ekonomi. 

VI. KOMPONEN – KOMPONEN PENDAPATAN NASIONAL

A. Identitas pendapatan nasional

Hubungan ini dinyatakan dalam identitas pendapatan nasional , di mana jumlah yang diterima
sebagai pendapatan nasional identik dengan jumlah yang dibelanjakan sebagai pengeluaran
nasional , yang juga identik dengan apa yang diproduksi sebagai output nasional seperti konsep
pendapatan nasional. Di seluruh makroekonomi, istilah pendapatan, output, dan pengeluaran
dipertukarkan.

B. Komponen Pendapatan Nasional

Komponen – komponen pendapatan terbagi menjadi 13 komponen, Berikut beberapa komponen


pendapatan nasional yang penting:

1. Produk Domestik Bruto (PDB)

GDP adalah total nilai barang dan jasa yang diproduksi di dalam negeri selama satu tahun. Ini
dihitung dengan harga pasar dan dikenal sebagai PDB dengan harga pasar. Dernberg
mendefinisikan PDB dengan harga pasar sebagai “nilai pasar dari output barang dan jasa akhir
yang diproduksi di wilayah domestik suatu negara selama satu tahun akuntansi.”
Ada tiga cara berbeda untuk mengukur GDP:
Metode Produk, Metode Penghasilan, dan Metode Pengeluaran. Ketiga metode penghitungan
PDB ini menghasilkan hasil yang sama karena Produk Nasional = Pendapatan Nasional =
Pengeluaran Nasional.
2. GDP dengan Biaya Faktor

PDB pada biaya faktor adalah jumlah dari nilai bersih yang ditambahkan oleh semua produsen di
dalam negeri seperti contoh gnp dan gdp. Karena nilai tambah bersih didistribusikan sebagai
pendapatan kepada pemilik faktor-faktor produksi, GDP adalah jumlah dari pendapatan faktor
domestik dan konsumsi modal tetap (atau depresiasi).
Jadi GDP dengan Biaya Faktor = Nilai bersih ditambahkan + Depresiasi.
PDB dengan biaya faktor meliputi:
 Kompensasi Karyawan yaitu, upah, gaji, dll.
 Surplus Operasi yang merupakan keuntungan bisnis dari kedua perusahaan yang
tergabung dan tidak terkait,
 Pendapatan Campuran dari Wiraswasta.
Secara konseptual, GDP pada biaya faktor dan GDP pada harga pasar harus identik. Ini karena
biaya faktor (pembayaran untuk faktor) barang yang diproduksi harus sama dengan nilai akhir
barang dan jasa dengan harga pasar. Namun, nilai pasar barang dan jasa berbeda dari pendapatan
faktor produksi. Dalam PDB dengan harga pasar termasuk pajak tidak langsung dan dikeluarkan
dari subsidi oleh pemerintah. Oleh karena itu, untuk mencapai PDB dengan biaya faktor, pajak
tidak langsung dikurangi dan subsidi ditambahkan ke PDB dengan harga pasar. Dengan
demikian, PDB pada Faktor Biaya = PDB pada Harga Pasar – Pajak Tidak Langsung + Subsidi.

3. Produk Domestik Bersih (NDP)

NDP adalah nilai output ekonomi bersih sepanjang tahun. Beberapa peralatan modal negara
habis dipakai atau menjadi usang setiap tahun selama proses produksi. Nilai dari konsumsi
modal ini adalah beberapa persentase dari investasi bruto yang dikurangkan dari PDB. Jadi
Produk Domestik Neto = PDB dengan Biaya Faktor – Penyusutan.

4. Nominal dan GDP Riil

Ketika GDP diukur berdasarkan harga saat ini, itu disebut GDP pada harga saat ini atau PDB
nominal. Di sisi lain, ketika PDB dihitung berdasarkan harga tetap dalam beberapa tahun, itu
disebut PDB dengan harga konstan atau GDP riil.
GDP Nominal adalah nilai barang dan jasa yang diproduksi dalam setahun dan diukur dalam
bentuk rupee (uang) pada harga saat ini (pasar). Dalam membandingkan satu tahun dengan yang
lain, kita dihadapkan pada masalah bahwa rupee bukan merupakan ukuran daya beli yang stabil.
PDB dapat meningkat banyak dalam setahun, bukan karena ekonomi telah berkembang pesat
tetapi
karena kenaikan harga (atau inflasi).

5. Deflator PDB

Deflator PDB adalah indeks perubahan harga barang dan jasa yang termasuk dalam PDB. Ini
adalah indeks harga yang dihitung dengan membagi PDB nominal pada tahun tertentu oleh GDP
riil untuk tahun yang sama dan mengalikannya dengan 100. Jadi,
GDP Deflator = Nominal (atau Harga Saat Ini) GDP / Real (atau Harga Konstan) GDP x 100

6. Produk Nasional Bruto (GNP)

GNP adalah ukuran total arus barang dan jasa dengan nilai pasar yang dihasilkan dari produksi
saat ini selama setahun di suatu negara, termasuk pendapatan bersih dari luar negeri. GNP
mencakup empat jenis barang dan jasa akhir:
 Barang dan jasa konsumen untuk memenuhi keinginan langsung masyarakat;
 Investasi domestik bruto dalam negeri barang modal yang terdiri dari pembentukan
modal tetap, konstruksi tempat tinggal dan persediaan barang jadi dan yang belum
selesai;
 Barang dan jasa yang diproduksi oleh pemerintah; dan
 Ekspor barang dan jasa bersih, yaitu perbedaan antara nilai ekspor dan impor barang dan
jasa, yang dikenal sebagai pendapatan bersih dari luar negeri.
Jika produk-produk tersebut dihitung di setiap tahap, mereka akan termasuk banyak waktu dalam
produk nasional. Akibatnya, GNP akan meningkat terlalu banyak. Untuk menghindari
penghitungan ganda, karena itu, hanya produk akhir dan bukan barang perantara yang harus
diperhitungkan.
7. GNP dengan Harga Pasar

Ketika kita mengalikan output total yang dihasilkan dalam satu tahun oleh harga pasar mereka
yang lazim selama tahun itu di suatu negara, kita mendapatkan Produk Nasional Bruto dengan
harga pasar. Jadi, GNP dengan harga pasar berarti nilai bruto barang dan jasa akhir yang
diproduksi setiap tahun di suatu negara ditambah pendapatan bersih dari luar negeri. Ini
mencakup nilai bruto output semua item dari (1) hingga (4) yang disebutkan di bawah GNP.
GNP dengan Harga Pasar = PDB pada Harga Pasar + Penghasilan Bersih Yang Diperoleh dari
Luar Negeri.

8. GNP dengan Biaya Faktor

PNB pada biaya faktor adalah jumlah dari nilai uang dari pendapatan yang dihasilkan oleh dan
bertambahnya berbagai faktor produksi dalam satu tahun di suatu negara. Ini termasuk semua
item yang disebutkan di atas di bawah Pendekatan Pendapatan untuk GNP dikurangi pajak tidak
langsung.
GNP dengan harga pasar selalu termasuk pajak tidak langsung yang dipungut oleh pemerintah
atas barang-barang yang menaikkan harga mereka. Tetapi GNP dengan biaya faktor adalah
pendapatan yang diterima oleh faktor-faktor produksi, sebagai imbalan, untuk layanan mereka
sendiri. Ini adalah biaya produksi. Jadi, GNP dengan harga pasar selalu lebih tinggi daripada
GNP dengan biaya faktor.

9. Net National Product (NNP)


GNP mencakup nilai total output barang konsumsi dan barang investasi. Tetapi proses produksi
menggunakan sejumlah modal tetap tertentu. Beberapa peralatan tetap rusak, komponen-
komponen lainnya rusak atau hancur, dan yang lainnya menjadi usang karena perubahan
teknologi.

10. NNP dengan Harga Pasar 

Produk Nasional Net dengan harga pasar adalah nilai bersih barang dan jasa akhir yang
dievaluasi dengan harga pasar selama satu tahun di suatu negara. Jika kita memotong depresiasi
dari GNP dengan harga pasar, kita mendapatkan NNP dengan harga pasar. Jadi NNP dengan
Harga Pasar = GNP dengan Harga Pasar-Depresiasi.

11. NNP dengan Biaya Faktor

Produk Nasional Bersih dengan biaya faktor adalah output bersih yang dievaluasi pada harga
faktor. Ini termasuk pendapatan yang diperoleh oleh faktor-faktor produksi melalui partisipasi
dalam proses produksi seperti upah dan gaji, sewa, laba, dll. Ini juga disebut Pendapatan
Nasional. Ukuran ini berbeda dari NNP dengan harga pasar di mana pajak tidak langsung
dikurangi dan subsidi ditambahkan ke NNP dengan harga pasar untuk tiba di NNP dengan biaya
faktor. Demikian: NNP dengan Biaya Faktor = NNP dengan Harga Pasar – Pajak Tidak Langsung +
Subsidi.
12. Pendapatan Domestik

Pendapatan yang dihasilkan (atau diperoleh) oleh faktor-faktor produksi dalam negara dari
sumber dayanya sendiri disebut pendapatan domestik atau produk domestik. Penghasilan
domestik meliputi:
 Upah dan gaji,
 Sewa, termasuk sewa rumah yang diperhitungkan,
 Bunga,
 Dividen
 Keuntungan perusahaan yang tidak terdistribusi, termasuk surplus dari usaha publik,
 Pendapatan campuran yang terdiri dari laba dari perusahaan tidak berhubungan,
wiraswasta, kemitraan, dll, dan
 Pajak langsung.
Karena pendapatan domestik tidak termasuk pendapatan yang diperoleh dari luar negeri, itu juga
dapat ditunjukkan sebagai: Pendapatan Domestik = Pendapatan Nasional-Laba Bersih yang
diperoleh dari luar negeri. Dengan demikian perbedaan antara pendapatan domestik dan
pendapatan nasional adalah pendapatan bersih yang diperoleh dari luar negeri.

13. Pendapatan Pribadi

Pendapatan pribadi adalah pendapatan yang diperoleh oleh individu pribadi dari sumber apa pun,
produktif atau sebaliknya, dan pendapatan tetap dari perusahaan. Ini dapat diperoleh dari NNP
dengan Biaya Faktor dengan membuat tambahan dan pemotongan tertentu.

BAB III

PENUTUPAN
A. Kesimpulan

Pendapatan nasional adalah jumlah pendapatan yang diterima oleh seluruh rumah tangga
keluarga (RTK) di suatu negara dari penyerahan faktor-faktor produksi dalam satu
periode,biasanya selama satu tahun. Perhitungan tersebut berdasarkan anggapan bahwa
pendapatan nasional merupakan penjumlahan biaya hidup selama setahun. Oleh karena itu
pengertian pendapatan nasional adalah ukuran dari nilai total barang dan jasa yang dihasilkan
suatu Negara dalam kurun waktu tertentu (biasanya satu tahun) yang dinyatakan dalam satuan
uang.

harga konstan adalah harga yang dianggap tidak berubah. Untuk memperoleh PDB harga
konstan, kita harus menentukan tahun dasar (based year), yang merupakan tahun di mana
perekonomian berada dalam kondisi baik/stabil. Harga barang pada tahun tersebut kita gunakan
sebagai harga konstan. Deflator = (Harga tahun t : Harga tahun t-1) x 100%.

Dalam menghitung pendapatan nasional, diperlukan metode atau cara. Metode tersebut
disesuaikan dengan objek yang akan dihitung. Metode perhitungan pendapatan nasional dibagi
menjadi tiga metode, yaitu Metode Produksi, Metode Pengeluaran dan Metode Pendapatan.
Produk Nasional neto (NNP) adalah GNP dikurangi depresiasi atau penyusutan yang disebut
juga replacement dari barang modal. Replacement atau penggantian barang modal/penyusutan
bagi peralatan produksi yang terpakai dalam proses produksi umumnya bersifat taksiran
sehingga mungkin saja kurang tepat dan dapat menimbulkan kesalahan meskipun relative kecil.
Pendapatan Disposible (DI) adalah pendapatan yang siap untuk dimanfaatkan guna membeli
barang dan jasa konsumsi dan selebihnya menjadi tabungan yang disalurkan menjadi investasi.
Disposable income ini diperoleh dari personal income (PI) dikurangi dengan pajak langsung.
Pajak langsung (direct tax) adalah pajak yang bebannya tidak dapat dialihkan kepada pihak lain,
artinya harus langsung ditanggung oleh wajib pajak, contohnya pajak pendapatan.

B. Saran

Dengan penjelasan yang dapat penulis jabarkan, semoga bermafaat untuk kita semua. Besar
harapan penulis kepada para pembaca untuk dapat memahami dan mampu untuk
mengaplikasikannya dengan baik.

DAFTAR PUSTAKA

 https://blog.ruangguru.com/tiga-metode-penghitungan-
pendapatan-nasional
 https://www.jurnal.id/id/blog/2017-ketahui-3-cara-
penghitungan-pendapatan-nasional/
 https://www.ilmu-ekonomi-id.com/2016/09/pertumbuhan-
ekonomi-pengertian-dan.html
 https://mohamadrza.wordpress.com/2011/05/09/pengertia
n-dan-konsep-pendapatan-nasional/
 https://pinopinntc.wordpress.com/2013/05/25/gross-
national-product-gnp/
 https://dosenekonomi.com/ilmu-ekonomi/ekonomi-
makro/komponen-pendapatan-nasional

Anda mungkin juga menyukai