Anda di halaman 1dari 21

AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN DAN TOTAL

QUALITY MANAGEMENT

DISUSUN OLEH:
ERWIN SANJAYA : 1840200347

DOSEN PEMBIMBING
BUDI GAUTAMA SIREGAR , SPd., M. M

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGRI PADANGSIDIMPUAN

2021
Kata Pengantar

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah atas berkar rahmat dan karunianya sehingga saya
dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul “Akuntansi Pertanggungjawaban dan Total
Quality Management”. Tak lupa sholawat serta salam semoga selalu tercurahkan pada Nabi kita
Nabi Muhammad SAW. Manusia istimewa kekasih Allah yang di dalam dirinya terdapat suri
teladan yang baik sehingga dapat menjadi contoh dan panutan untuk seluruh umat manusia di
dunia.

Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan
saran yang membangun kami harapkan agar menjadi koreksi bagi kami sendiri maupun
kesempurnaanmakalah ini. Akhir kata kami sampaikan terimakasih kepada semua pihak yang
telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini dan mohon maaf apabila terdapat kesalahan
tulisan yang tidak sengaja karena kesempurnaan hanya milik Allah SWT. Semoga Allah selalu
meridhoi dan melindungi segala usaha kita. Aamiin.

Padangsidimpuan, 6 Desember 2021

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR …………………………………………………………… i

DAFTAR ISI ……………………………………………………………………….3

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH……………………………………………..4

B.RUMUSAN MASALAH………………………………………………………….5

C. TUJUAN………………………………………………………………………….5

PEMBAHASAN

1. Akuntansi Pertanggungjawaban ………………………………………………6

2. Tujuan dan Manfaat Akuntansi Pertanggungjawaban ………………………9

3. Faktor-faktor yang Menunjang Efektivitas Penerapan Akuntansi


Pertanggungjawaban………………………………………………………………10

4. Fungsi Akuntansi Pertanggungjawaban ………………………………………11

PENUTUP

1. KESIMPILAN……………………………………………………………………20

2. SARAN…………………………………………………………………………….21

3.DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………..21

3
BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Akuntansi pertanggungjawaban merupakan suatu sistem yang digunakan oleh


perusahaan untuk mengevaluasi kinerja pusat-pusat pertanggungjawban dan
memudahkan pengendalian atas hasil dan biaya yang menjadi tanggung jawab manajer
yang bersangkutan. Akuntansi pertanggungjawaban sangat perlu diterapkan pada
perusahaan/industri yang kegiatan operasi serta unit usahanya banyak, karena
memungkinkan perusahaan untuk merekam seluruh aktivitas usahanya, kemudian
mengetahui unit yang bertanggung jawab atas aktivitas tersebut serta menentukan unit
usaha mana yang tidak berjalan secara efisien.

Total Quality Management (TQM) adalah salah satu dari pencapaian orientasi
kualitas yang telah diterapkan oleh banyak organisasi. TQM ini menarik untuk dipelajari
karena pertumbuhan yang luas dan penerimaan nya di dunia bisnis. Khususnya dalam dua
dekade terakhir, Berdasarkan banyaknya definisi tentang TQM, dengan berbagai sudut
pandang dan persepsi yang berbeda pengartian TQM dapat menjadi masalah.Sebagai
contoh, menurut (rahman, 2005) TQM adalah pendekatan manajemen untuk
mengimprovisasi kinerja organisasi yang mengaitkan teknik dan sikap.

2. Rumusan Masalah
1. Apa defenisi dari akuntansi pertanggungjawaban dan TQM ?
2. Apa fungsi dari akuntansi pertanggungjawaban dan TQM ?
3. Apa tujuan dari akuntansi pertanggungjawaban dan TQM ?

3. Tujuan

4
1. Untuk mengetahui defenisi dari akuntansi pertanggungjawaban dan TQM
2. Untuk mengetahui fungsi dari akuntansi pertanggungjawaban dan TQM
3. Untuk mengetahui tujuan dari akuntansi pertanggungjawaban dan TQM

5
BAB II
PEMBAHASAN

1. Akuntansi Pertanggungjawaban
Akuntansi pertanggungjawaban muncul sebagai akibat dari adanya pendelegasian
wewenang. Pendelegasian wewenang adalah pemberian wewenang oleh manajer
lebih atas kepada manajer yang lebih rendah untuk melaksanakan suatu pekerjaan
dengan otoritas secara eksplisit dari manajer pemberi wewenang pada waktu
wewenang tersebut akan dilaksanakan. Menurut Trisnawati (2006:5) ada tiga alasan
mengapa manajer mendelegasikan wewenangnya, yaitu:
a. banyaknya pekerjaan seorang manajer sehingga tidak mungkin dikerjakan
oleh manajer tersebut.
b. mengikutsertakan bawahan serta memberikan kesempatan dalam
menunjukkan prestasinya di perusahaan.
c. perlunya orang-orang untuk menggantikannya apabila manajer tidak berada
dalam perusahaan.
Walaupun ada tugas dan wewenang yang didelegasikan atasan kepada bawahan,
namun otoritas pimpinan tetap dipertahankan. Sebagai konsekuensi dari orang yang
menerima wewenang,harus mempertanggungjawabkan wewenang tersebut kepada
atasannya. Tanggung jawab adalah suatu kewajiban untuk melaksanakan wewenang
yang dilimpahkan, dimana terjadi pelimpahan suatu peranan perorang atau dalam
kelompok, untuk berperan dalam kegiatan. 1

1) Pengertian Akuntansi Pertanggungjawaban


Akuntansi pertanggungjawaban didasarkan pada pemikiran bahwa seorang
manajer harus dibebani tanggung jawab atas kinerjanya sendiri dan kinerja
bawahannya. Konsep akuntansi pertanggungjawaban menjadi pedoman departemen
akuntansi untuk mengumpulkan, mengukur dan melaporkan kinerja sesungguhnya,
kinerja yang diharapkan dan selisih yang timbul dalam setiap pertanggungjawaban.
Akuntansi Pertanggungjawaban adalah suatu sistem akuntansi yang disusun

1
Carter,William,”Cost Accounting,Buku 1 Edisi 14”,(Jakarta : Salemba Empat,2009).

6
sedemikian rupa sehingga pengumpulan dan pelaporan biaya dan pendapatan
dilakukan sesuai dengan pusat pertangungjawaban dalam organisasi, dengan tujuan
agar dapat ditunjuk orang atau kelompok orang yang bertanggungjawab atas
penyimpangan biaya dan pendapatan yang dianggarkan.Definisitersebutmengatakan
bahwa akuntansi pertanggungjawaban mengelompokkan organisasi atas pusat-pusat
pertanggungjawaban, sehingga apabila terjadi penyimpangan atas anggaran, maka
pihak manajemen dapat mencari orang yang bertanggungjawab atas penyimpangan
yang terjadi.
Dari pengertian akuntansi pertanggungjawaban menurut Mulyadi, beliau
menyampaikan bahwa syarat untuk dapat menerapkan akuntansi
pertanggungjawaban yaitu:
a. Struktur

Organisasi Dalam akuntansi pertanggungjawaban struktur oraganisasi harus


menggambarkan aliran tanggung jawab, wewenang, dan posisi yang jelas untuk setiap unit
kerja dari setiap tingkat manajemen selain itu harus menggambarkan pemabagian tugas
dengan jelas pula.Dengan demikian wewenang mengalir dari tingkat manajemen atas ke
bawah, sedangkan tanggungjawab adalah sebaliknya.

b. Anggaran

Dalam akuntansi pertanggungjawaban setiap pusat pertanggungjawaban harus ikut serta


dalam penyusunan anggaran karena anggaran merupakan gambaran rencana kerja para
manajer yang akan dilaksanakan dan sebagai dasar dalam penilaian kerjanya.

c. Penggolongan Biaya

Pemisahan biaya ke dalam biaya terkendalikan dan tidak terkendalikan perlu dilakukan
dalam akuntansi pertanggungjawaban, karena tidak semua biaya yang terjadi di dalam
satu bagian dapat dikendalikan oleh manajer, maka hanya biaya-biaya terkendalikan yang
harus dipertanggungjawabkan olehnya.

d. Sistem Akuntansi Biaya

7
Setiap tingkatan manajemen merupakan pusat biaya dan akan dibebani dengan biaya-
biaya yang terjadi didalamnya yang dipisahkan antara biaya terkendalikan dengan biaya
yang tidak terkendalikan. Oleh karena biaya yang terjadi akan dikumpulkan untuk setiap
tingkatan manajer maka biaya harus digolongkan dan diberi kode sesuai dengan tingkatan
manajemen yang terdapat dalam struktur organisasi.

e. Sistem Pelaporan Biaya

Bagian akuntansi biaya setiap bulannya membuat laporan pertanggungjawaban untuk


setiap pusat-pusat biaya. Isi dari laporan pertanggungjawaban disesuaikan dengan
tingkatan manajemen yang akan menerimanya.

Syarat-syarat yang telah diuraikan sebelumnya dalam menerapkan akuntansi


pertanggungjawaban menunjukkan bahwa penerapan akuntansi pertanggungjawaban
yang baik harus memiliki standar yang telah ditentukan dan jika ternyata salah satu syarat
diatas tidak terpenuhi maka harus ada perbaikan-perbaikan untuk menyempurnakannya.

Akuntansi pertanggungjawaban bukan hanya untuk menunjukkan terjadinya


penyimpangan biaya yang diperlihatkan dalam laporan kinerja manajer, tetapi yang
terutama adalah sebagai manfaat dengan memberi informasi bagaimana kegiatan yang
menjadi tugas manajer pusat pertanggungjawaban dilakukan. Melalui informasi ini
diharapkan akan timbul motivasi bagi manajer untuk bekerja lebih efektif dan efisien
serta dapat melakukan tindakan korektif yang diperlukan agar hasil yang diperoleh
merupakan yang terbaik dengan tidak mengesampingkan tujuan perusahaan.
Pengertian akuntansi pertanggungjawaban menurut Hansen dan Mowen yang
diahlibahasakan oleh Deny Arnos Kwary(2009:229) akuntansi pertanggungjawaban
adalah alat fundamental untuk pengendalian manajemen dan ditentukan melalui empat
elemen penting, yaitu: pemberian tanggung jawab, pembuatan ukuran kinerja atau
bencmarking, pengevaluasian kinerja dan pemberian penghargaan. Akuntansi
pertanggungjawaban bertujuan memengaruhi perilaku dalam cara tertentu sehingga
seseorang atau kegiatan perusahaan akan disesuaikan dalam cara tertentu bersama.
Sedangkan menurut Samryn (2001:258), “akuntansi pertanggungjawaban merupakan
suatu sistem akuntansi yang digunakan untuk mengukur kinerja setiap
pertanggungjawaban sesuai dengan informasi yang dibutuhkan manajer untuk

8
mengoperasikan pusat pertanggungjawaban mereka sebagai bahan dari sistem
pengendalian manajemen”.
Dapat disimpulkan bahwa akuntansi pertanggungjawaban merupakan suatu sistem
yang digunakan oleh perusahaan untuk mengevaluasi kinerja pusat-pusat
pertanggungjwaban dan memudahkan pengendalian atas hasil dan biaya yang menjadi
tanggung jawab manajer yang bersangkutan.2

2) Tujuan dan Manfaat Akuntansi Pertanggungjawaban


Dari beberapa definisi yang dikemukan para ahli jelaslah bahwa tujuan akuntansi
pertanggungjawaban adalah mengajak para karyawan untuk melakukan pekerjaan yang
benar serta dapat bertanggungjawab atas penyimpangan biaya maupun penghasilan
(pendapatan) perusahaan.Adapun keuntungan dari akuntansi pertanggungjawaban itu
sendiri adalah individu dalam organisasi ikut berperan serta dalam mencapai sasaran
perusahaan secara efektif dan efisien. Menurut Mulyadi (2001:175), informasi akuntansi
pertanggungjawaban yang berupa informasi yang akan datang bermanfaat untuk:
a. Informasi akuntansi sebagai dasar penyusunan anggaran.
b. Informasi akuntansi sebagai penilaian kinerja manager pusat
pertanggungjawaban.
c. Informasi akuntansi sebagai pemotivasi manager.
d. Informasi akuntansi memungkinkan pengelolaan aktivitas.
e. Informasi akuntansi memungkinkan pemantauan efektivitas program pengelolaan
aktivitas.

3) Faktor-faktor yang Menunjang Efektivitas Penerapan Akuntansi


Pertanggungjawaban
Sebelum sistem akuntansi pertanggungjawaban disusun, harus lebih dahulu
dipelajari garis wewenang dan tanggung jawab pembuatan keputusan sehingga
dapat ditentukan pusat-pusat pertanggungjawaban yang ada dalam organisasi.Sistem
akuntansi pertanggungjawaban dirancang khusus sesuai dengan struktur organisasi
untuk dapat menyajikan laporan-laporan kinerja yang berguna dalam menilai

2
Charles T. Hongren,”Pengantar Akuntansi Manajemen, Edisi Keenam, Jilid 1,(Jakarta:Erlangga,1996)

9
sumbangan manajer tingkat tertentu dalam pencapaian tujuan yang telah ditentukan.
MenurutSupriyono(2001:374) akuntansi pertanggungjawaban dapat digunakan
dengan baik apabila terdapat kondisi-kondisi sebagai berikut:
a. Luas wewenang dan tanggung jawab pembuatan keputusan harus
ditentukan dengan baik melalui standar organisasi.
b. Manajer pusat pertanggungjawaban harus berperan serta dalam penentuan
tujuan yang digunakan untuk mengukur kinerjanya.
c. Manajer pusat pertanggungjawaban harus berusaha untuk mencapai tujuan
yang ditentukan untuknya dan untuk pusat pertanggungjawabannya.
d. Manajer pusat pertanggungjawaban harus bertanggung jawab atas kegiatan
pusat pertanggungjawaban yang dapat dikendalikannya.
e. Hanya biaya, pendapatan, laba da investasi yang terkendalikan oleh
manajer pusat pertanggungjawaban yang harus dimasukkan ke dalam
laporan kinerjanya.
f. Laporan kinerja dan umpan baliknya untuk manajer pusat
pertanggungjawaban harus disajikan tepat waktu.
g. Laporan kinerja harus menyajikan secara jelas selisih yang terjadi, tindakan
koreksi, dan tindak lanjutnya sehingga memungkinkan diterapkannya
prinsip pengecualian.
h. Harus ditentukan denga jelas peranan kinerja manajemen terhadap struktur
balas jasa atau perangsang dalam perusahaan.
i. Sistem akuntansi pertanggungjawaban hanya mengukur salah satu kinerja
manajer pusat pertanggungjawaban, yaitu kinerja keuangan. Selain kinerja
keuangan, seorang manajer dapat dinilai kinerjanya atas dasar tingkat
kepuasan karyawan, moral dan sebagainya.3

4) Fungsi Akuntansi Pertanggungjawaban


Dari beberapa penjelasan dimuka, terlihat bahwa sistem akuntansi
pertanggungjawaban berfungsi sebagai alat pencatatan, pelaporan dan pengawasan
(pengendalian). Penjelasan Siagian (2004:29) sebagai berikut:

3
Hansendan Mowen ,”Akuntansi Manajemen, Edisi kedelapan, Jilid 1”,(Jakarta:Salemba Empat,2009).

10
a. Pencatatan Pusat pertanggungjawaban akan mengumpulkan semua biaya
yang terjadi pada pusat pertanggungjawabannya dan melakukan pencatatan
terhadap biaya-biaya tersebut.
b. Pelaporan Setelah kegiatan-kegiatan pada pusat pertanggungjawaban terjadi,
pusat pertanggungjawaban akan mempertanggungjawabkan semua
aktivitasnya dengan membuat suatu laporan pertanggungjawaban. Tidak
semua biaya menjadi tanggungjawab manajer pusat pertanggungjawaban,
melainkan hanya biaya-biaya terkendali saja (controllable cost).
c. Pengawasan Akuntansi pertanggungjawaban dapat digunakan sebagai alat
pengawasan biaya karena akuntansi pertanggungjawaban mengumpulkan
semua informasi akuntansi dari pusat-pusat pertanggungjawaban mengenai
biaya maupun pendapatan, baik yang berupa anggaran maupun hasil
produksi maupun hasil aktivitas sebenarnya.Dengan akuntansi
pertanggungjawaban pimpinan perusahaan dapat melakukan pengawasan
biaya secara efisien dari performance report masing-masing pusat
pertanggungjawaban.

5) Laporan Akuntansi Pertanggungjawaban


Menurut Ikhsan(2009:58) tujuan dari mengembangkan laporan
pusatpertanggungjawaban adalah untuk:
a. Mengijinkan manajemen puncak untuk mendelegasikan tanggungjawab dan
otoritas terhadap kepala departemen sehingga mereka dapat mencapai tujuan
operasi departemen.
b. Menyediakan manajemen puncak dengan informasi (umumnya terhadap dasar
akuntansi)untuk mengukur kinerja dari setiap departemen dalam pencapaian
tujuan operasi.
Laporan pertanggungjawaban yang disajikan harus memuat ciri-ciri pokok
sebagai berikut:
a. Laporan harus sesuai dengan bagan organisasi;

11
b. Bentuk dan isi laporan harus konsisten setiap kali diterbitkan.
Perubahaperubahan hanya bisa dilakukan dengan alasan yang tepat disertai
keterangan yang jelas untuk para pemakai.
c. Laporan harus cepat dan tepat waktu.
d. Laporan harus diterbitkan secara teratur.
e. Laporan harus mudah dimengerti.
f. Laporan harus memberikan perincian yang cukup namun tidak berlebihan.
g. Laporan harus memberi angka-angka yang dapat diperbandingkan
(perbandingan antara angka aktual dengan anggaran, atau antara standar yang
ditentukan dengan hasil aktual) harus menunjukkan varians-varians yang
terjadi.
h. Laporan harus bersifat analisis.
i. Laporan untuk manajemen operasi harus dinyatakan baik dalam unit fisik
maupun dalam nilai uang.
j. Laporan dapat cenderung menonjolkan keefisiensian dan ketidak efisiensian
dalam departemen.4
2. Pengertian Total Quality Manajemen
Total Quality Management (TQM) disebut juga dengan Manajemen Mutu
Terpadu atau Manajemen Kualitas Terpadu adalah pendekatan manajemen pada suatu
organisasi, berpusat pada kualitas, berdasarkan partisipasi semua anggotanya dan
bertujuan untuk kesuksesan jangka panjang melalui kepuasan pelanggan, dan manfaat
bagi semua anggota organisasi dan masyarakat.
Berikut ini beberapa pengertian Total Quality Management (TQM) dari beberapa
sumberbuku:
a. Menurut Nasution (2005:22), Total Quality Management (TQM) adalah
Perpaduan semua fungsi manajemen, semua bagian dari suatu perusahaan dan
semua orang ke dalam falsafah holistik yang dibangun berdasarkan konsep
kualitas, teamwork, produktivitas, dan kepuasan pelanggan.Menurut Tjiptono
(1995:4), Total Quality Management (TQM) merupakan suatu pendekatan dalam
menjalankan usaha yang mencoba untuk memaksimumkan daya saing organisasi

4
Ibid

12
melalui perbaikan terus menerus atas produk, jasa, manusia, proses, dan
lingkungannya. 
b. Menurut Gaspersz (2001:5), Total Quality Management merupakan suatu cara
meningkatkan performasi secara terus-menerus (continuous performance
improvement) pada setiap level operasi atau proses, dalam setiap area
fungsional dari suatu organisasi, dengan menggunakan semua sumber daya
manusia dan modal yang tersedia.
c. Menurut Simamora (2012:28), Total Quality Management atau manajemen
mutu terpadu adalah lingkungan organisasional dimana semua fungsi bekerja
sama untuk membangun mutu ke dalam produk atau jasa perusahaan. 
d. Menurut Ibrahim (2000:22), Total Quality Management adalah suatu
manejemen yang membuat perencanaan dan mengambil keputusan,
mengorganisir, memimpin, mengarahkan, mengolah, memanfaatkan seluruh
modal peralatan dan material, teknologi, sistem informasi, energi dan sumber
daya manusia untuk membuat produk atau jasa berkualitas yang memenuhi
kebutuhan dan kepuasan pasar konsumen terus menerus untuk kelangsungan
hidup perusahaan secara efisien, efektif dan bertanggungjawab dengan
partisipasi seluruh sumber daya manusia. 
e. Menurut Hansen dan Mowen (2009:17), Total Quality Management adalah
suatu perbaikan berkelanjutan yang mana hal ini adalah sesuatu yang
mendasar sifatnya bagi pengembangan proses manufaktur yang sempurna.
Memproduksi produk dan pengurangan pemborosan yang sesuai dengan
standar merupakan dua tujuan umum perusahaan.5 
1) Karakteristik Total Qality Management 
Menurut Goetsch dan Davis, ada sepuluh karakteristik Total Qality Management,
yaitu sebagai berikut :
a) Fokus pada pelanggan.
Dalam TQM, baik pelanggan internal maupun pelanggan eksternal merupakan
driver. Pelanggan eksternal menentukan kualitas produk atau jasa yang
disampaikan kepada mereka, sedangkan pelanggan internal berperan besar dalam

5
Slamet Sugiri,”Akuntansi Manajemen, Edisi Revisi, Cetakan Juli 1994”(Yogyakarta:Penerbit BPFE,1999)

13
menentukan kualitas tenaga kerja, proses, dan lingkungan yang berhubungan
dengan produk atau jasa. 
b) Obsesi terhadap kualitas.
Dalam organisasi yang menerapkan TQM, pelanggan internal dan eksternal
menentukan kualitas. Dengan kualitas yang ditetapkan tersebut, organisasi harus
terobsesi untuk memenuhi atau melebihi apa yang ditentukan mereka. Hal ini
berarti bahwa semua karyawan pada setiap level berusaha melaksanakan setiap
aspek pekerjaannya berdasarkan perspektif. 
c) Pendekatan ilmiah.
Pendekatan ilmiah sangat diperlukan dalam penerapan TQM, terutama untuk
mendesain pekerjaan dan dalam proses pengambilan keputusan dan pemecahan
masalah yang berkaitan dengan pekerjaan yang didesain tersebut. Dengan
demikian, data diperlukan dan dipergunakan dalam menyusun patok duga
(benchmark), memantau prestasi, dan melaksanakan perbaikan. 
d) Komitmen jangka panjang.
TQM merupakan suatu paradigma baru dalam melaksanakan bisnis. Untuk itu,
dibutuhkan budaya perusahaan yang baru pula. Oleh karena itu, komitmen jangka
panjang sangat penting guna mengadakan perubahan budaya agar penerapan
TQM dapat berjalan dengan sukses. 
e) Kerjasama tim.
Dalam organisasi yang dikelola secara tradisional seringkali diciptakan
persaingan antar departemen yang ada dalam organisasi tersebut agar daya
saingnya terdongkrak. Sementara itu, dalam organisasi yang menerapkan TQM,
kerjasama tim, kemitraan, dan hubungan dijalin dan dibina, baik antar karyawan
perusahaan maupun dengan pemasok, lembaga-lembaga pemerintah, dan
masyarakat sekitarnya. 
f) Perbaikan secara berkesinambungan.
Setiap produk dan atau jasa dihasilkan dengan memanfaatkan proses-proses
tertentu di dalam suatu sistem/ lingkungan. Oleh karena itu, sistem yang ada perlu
diperbaiki secara terus-menerus agar kualitas yang dihasilkannya dapat makin
meningkat. 

14
g) Pendidikan dan pelatihan.
Dewasa ini masih terdapat perusahaan yang menutup mata terhadap pentingnya
pendidikan dan pelatihan karyawan. Kondisi seperti itu menyebabkan perusahaan
yang bersangkutan tidak berkembang dan sulit bersaing dengan perusahaan
lainnya, apalagi dalam era persaingan global. Sedangkan dalam organisasi yang
menerapkan TQM, pendidikan dan pelatihan merupakan faktor yang fundamental.
Setiap orang diharapkan dan didorong untuk terus belajar. Dengan belajar, setiap
orang dalam perusahaan dapat meningkatkan keterampilan teknis dan keahlian
profesionalnya. 
h) Kebebasan yang terkendali.
Dalam TQM, keterlibatan dan pemberdayaan karyawan dalam pengambilan
keputusan dan pemecahan masalah merupakan unsur yang sangat penting. Hal ini
dikarenakan unsur tersebut dapat meningkatkan rasa memiliki dan tanggung
jawab karyawan terhadap keputusan yang telah dibuat. Meskipun demikian,
kebebasan yang timbul karena keterlibatan dan pemberdayaan tersebut merupakan
hasil dari pengendalian yang terencana dan terlaksana dengan baik.
i) Kesatuan tujuan.
Supaya TQM dapat diterapkan dengan baik, maka perusahaan harus memiliki
kesatuan tujuan. Dengan demikian, setiap usaha dapat diarahkan pada tujuan yang
sama. Akan tetapi, kesatuan tujuan ini tidak berarti bahwa harus selalu ada
persetujuan/ kesepakatan antara pihak manajemen dan karyawan, misalnya
mengenai upah dan kondisi kerja. 
j) Adanya keterlibatan dan pemberdayaan karyawan.
Keterlibatan dan pemberdayaan karyawan dapat meningkatkan kemungkinan
dihasilkannya keputusan yang baik, rencana yang baik, atau perbaikan yang lebih
efektif, karena juga mencakup pandangan dan pemikiran dari pihak-pihak yang
langsung berhubungan dengan situasi kerja serta meningkatkan rasa memiliki dan
tanggung jawab atas keputusan dengan melibatkan orang-orang yang harus
melaksanakannya.6

6
Ibid

15
2) Metode Total Quality Management 
a) Metode W. Edwards Deming 
Deming mencatat kesuksesan dalam memimpin revolusi di Jepang, yaitu dengan
memperkenalkan penggunaan teknik pemecahan masalah dan pengendalian
proses statistik (statistical process control = SPC). Salah satu metode Deming
yang terkenal adalah siklus deming (deming cycle).
1. Siklus Deming adalah model perbaikan berkesinambungan yang
dikembangkan oleh W. Edward Deming yang terdiri atas empat komponen
utama secara berurutan yang dikenal dengan siklus PDCA (Plan-Do-Check-
Act).
2. Mengembangkan rencana perbaikan (plan).
Ini merupakan langkah setelah dilakukan pengujian ide perbaikan masalah.
Rencana perbaikan disusun bedasarkan prinsip 5-W (what, why, who, when,
dan where) dan 1 H (how), yang dibuat secara jelas dan terinci serta
menetapkan sasaran dan target yang harus dicapai. Dalam menetapkan
sasaran dan target harus dengan memerhatikan prinsip SMART (specific,
measurable, attainable, reasonable, dan time).
3. Melaksanakan rencana (do).
Rencana yang telah disusun diimplementasikan secara bertahap, mulai dari
skala kecil yang pembagian tugas secara merata sesuai dengan kapasitas dan
kemampuan setiap personil. Selama dalam melaksanakan rencana harus
dilakukan pengendalian yaitu mengupayakan agar seluruh rencana
dilaksanakan dengan sebaik mungkin sasaran dapat dicapai. 
4. Memeriksa atau meneliti hasil yang dicapai (check atau study). Memeriksa
atau meneliti hasil merujuk pada penetapan apakah pelaksanaannya berada
dalam jalur, sesuai dengan rencana dan memantau kemajuan perbaikan yang
direncanakan. Alat atau piranti yang dapat digunkan dalam memeriksa
adalah pareto diagram, histogram, dan diagram control.
5. Melakukan tindakan penyesuaian bila diperlukan (action). Penyesuaian
dilakukan bila dianggap perlu, yang didasarkan hasil analisis di atas.
Penyesuaian berkaitan dengan standarisasi prosedur baru guna menghindari

16
timbulnya kembali masalah yang sama atau menetapkan sasaran baru bagi
perbaikan berikutnya.
b) Metode Joseph M. Juran 
Juran mendefinisikan kualitas sebagai cocok atau sesuai untuk digunakan
(fitness for use), yang mengandung pengertian bahwa suatu barang atau jasa harus
dapat memenuhi apa yang diharapkan oleh para pemakainya.Kontribusi Juran
yang paling terkenal adalah Juran’s Basic Steps to Progress, tiga langkah dasar ini
merupakan langkah yang harus dilakukan perusahaan bila mereka ingin mencapai
kualitas tingkat dunia. Juran juga yakin bahwa ada titik diminishing return dalam
hubungan antara kualitas dan daya saing. Ketiga langkah tersebut terdiri atas
berikut ini:
1. Mencapai perbaikan terstruktur atas dasar kesinambungan yang
dikombinasikan dengan dediksi dan keadaan yang mendesak. 
2. Mengadakan program pelatihan secara luas.
3. Membantu komitmen dan kepemimpinan pada tingkat manajemen yang
lebih tinggi.
c) Metode Philip B. Crosby 
Crosby terkenal dengan anjuran manajemen zero defect dan pencegahan, yang
menentang tingkat kualitas yang dapat diterima secara statistik (acceptable quality
level). Pandangan-pandangan Crosby dirangkumnya dalam ringkasan yang ia sebut
sebagai dalil-dalil manajemen kualitas, yaitu:
1) Definisi kualitas adalah sama dengan persyaratan. Definisi kualitas menurut
Crosby adalah memenuhi atau sama dengan persyaratan (conformance to
requirements). Kurang sedikit saja dari persyaratan maka suatu barang atau jasa
dikatakan tidak berkualitas. Persyaratan itu sendiri dapat berubah sesuai dengan
keinginan pelanggan, kebutuhan organisasi, pemasok dan sumber, pemerintah,
teknologi, serta pasar atau persaingan. 
2) Sistem kualitas adalah pencegahan. Pada masa lalu, sistem kualitas adalah
penilaian (appraisal). Dalam suatu proses pasti ada input dan output. Di dalam
proses kerja internal sendiri ada empat kendali input, di mana proses pencegahan
dilakukan, yaitu pada: a). Fasilitas dan perlengkapan. b). Pelatihan dan

17
pengetahuan. c). Prosedur, pedoman/manual operasi standar, dan pedoman
standar kualitas. d). Standar kinerja/prestasi. 
3) Kerusakan nol (zero effect) merupakan standar kinerja yang harus digunakan.
Konsep yang berlaku di masa lalu, yaitu konsep mendekati (close enough
concept), misalnya efisensi mesin mendekati 95%. Tetapi, jika dihitung besar
inefisensi 5% dikaliakan dengan penjualan maka akan didapat nilai yang cukup
besar. Crosby mengajukan konsep kerusakan nol, yang menurutnya dapat tercapai
bila perusahaan melakukan sesuatu dengan benar sejak awal proses dan setiap kali
proses.
4) Ukuran kualitas adalah price of nonconformance. Price of nonconformance
(PONC) adalah biaya yang harus dikeluarkan karena melakukan kesalahan. Price
of conformance adalah biaya yang dikeluarkan bila tugas dilakukan secara benar
semenjak pertama kalinya. Kualitas harus merupakan sesuatu yang dapat diukur.
Biaya untuk menghasilkan kualitas juga harus terukur. Menurut Crosby, biaya
mutu merupakan penjumlahan antara price of nonconformance dan price of
conformance. Untuk keperluan ini di butuhkan konfirmasi persyaratan dari
pelanggan.
3) Manfaat Total Quality Management (TQM)
Menurut Hessel, manfaat penerapan Total Quality Management (TQM) bagi
perusahaan/organisasiadalah:

a) Proses desain produk menjadi lebih efektif, yang akan berpengaruh pada kinerja
kualitas, yaitu keandalan produk, product features, dan serviceability. 
b) Penyimpangan yang dapat dihindari pada proses produksi mengakibatkan produk
yang dihasilkan sesuai dengan standar, meniadakan pengerjaan ulang, mengurangi
waktu kerja, mengurangi kerja mesin, dan menghemat penggunaan material.
c) Hubungan jangka panjang dengan pelanggan akan berpengaruh positif bagi
kinerja organisasi, antara lain dapat merespon kebutuhan pelanggan dengan lebih
cepat, serta mengantisipasi perubahan kebutuhan dan keinginan pelanggan. 

18
d) Sikap pekerja yang baik akan menimbulkan partisipasi dan komitmen pekerja
pada kualitas, rasa bangga bekerja sehingga akan bekerja secara optimal, perasaan
tanggung jawab untuk meningkatkan kinerja organisasi.7

7
Mulyadi ,”Akuntansi Manajemen : Konsep, Manfaat, dan Rekayasa, Edisi Ketiga”,(Jakarta:Salemba
Empat,2001).

19
BAB III
PENUTUP
A. Keimpulan

Akuntansi pertanggungjawaban didasarkan pada pemikiran bahwa seorang manajer harus


dibebani tanggung jawab atas kinerjanya sendiri dan kinerja bawahannya. Konsep akuntansi
pertanggungjawaban menjadi pedoman departemen akuntansi untuk mengumpulkan, mengukur
dan melaporkan kinerja sesungguhnya, kinerja yang diharapkan dan selisih yang timbul dalam
setiap pertanggungjawaban. Akuntansi Pertanggungjawaban adalah suatu sistem akuntansi yang
disusun sedemikian rupa sehingga pengumpulan dan pelaporan biaya dan pendapatan dilakukan
sesuai dengan pusat pertangungjawaban dalam organisasi, dengan tujuan agar dapat ditunjuk
orang atau kelompok orang yang bertanggungjawab atas penyimpangan biaya dan pendapatan
yang dianggarkan.Definisitersebutmengatakan bahwa akuntansi pertanggungjawaban
mengelompokkan organisasi atas pusat-pusat pertanggungjawaban, sehingga apabila terjadi
penyimpangan atas anggaran, maka pihak manajemen dapat mencari orang yang
bertanggungjawab atas penyimpangan yang terjadi.

Total Quality Management (TQM) disebut juga dengan Manajemen Mutu Terpadu atau
Manajemen Kualitas Terpadu adalah pendekatan manajemen pada suatu organisasi, berpusat
pada kualitas, berdasarkan partisipasi semua anggotanya dan bertujuan untuk kesuksesan jangka
panjang melalui kepuasan pelanggan, dan manfaat bagi semua anggota organisasi dan
masyarakat.

B.Saran

Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya penulis akan lebih
focus dan detail dalam menjelaskan tentang makalah di atas dengan sumber sumber yang lebih
banyak yang tentunya dapat di pertanggung jawabkan

20
DAFTAR PUSTAKA
Carter,William.2009.Cost Accounting,Buku 1 Edisi 14.Jakarta : Salemba Empat.
Charles T. Hongren. (1996). Pengantar Akuntansi Manajemen, Edisi Keenam, Jilid 1,Jakarta,
Erlangga.
Hansendan Mowen (2009). Akuntansi Manajemen, Edisi kedelapan, Jilid 1,Salemba Empat,
Jakarta.
Slamet Sugiri (1999).Akuntansi Manajemen, Edisi Revisi, Cetakan Juli 1994. Penerbit BPFE,
Yogyakarta.
Mulyadi (2001). Akuntansi Manajemen : Konsep, Manfaat, dan Rekayasa, Edisi Ketiga,Salemba
Empat, Jakarta

21

Anda mungkin juga menyukai