Anda di halaman 1dari 32

MANAJEMEN

Stephen P. Robbins
Mary Coulter

Nama Penulis :
Michelle (213010011)
Florence Utari Wijaya (213010030)
Yaumil Hasanah (213010056)
Charles Liem (213010068)
Fahra Maisya Putri (213010065)

Dosen Pengampu : FRANSISKA KAROLINA TAMPUBOLON, M.Pd

PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI


SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI EKA PRASETYA
FEBUARI 2022

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya, sehingga makalah ini dapa
terselesaikan untuk memenuhi kebutuhan tugas Mata Kuliah Manajemen. Penulis mengucapkan terima
kasih kepada Ibu Fransiska Karolina Tampubolon, M.Pd selaku Dosen Pengampu mata kuliah
Manajemen yang telah memberikan Penulis waktu untuk bisa menyelesaikan makalah Critical Book
Review ini.
Makalah Critical Book Review mata kuliah Manajemen ini dilaksanakan dengan
membandingkan kedua buku yang menjadi critical book. Makalah ini masih jauh dari yang diharapkan,
baik pengertian, penataan dan sebagaiya. Oleh karena itu penulis dengan senang hati bila ada saran
maupun kritikan yang konstruktif untuk perbaikan makalah ini selanjutnya.
Penulis menyadari, baik isi maupun teknik penyajian masih jauh dari kata sempurna, untuk itu
saran dan kritik yang konstruktif dari semua pihak penulis terima untuk meningkatkan kualitas dari
makalah ini. Terima kasih kami ucapkan bagi pembaca, semoga isi dalamnya bermanfaat bagi pembaca.

Medan, 10 Febuari 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................................1
1.1 Rasionalisasi Pentingnya CBR............................................................................................1
1.2 Tujuan Penulisan CBR........................................................................................................1
1.3 Manfaat CBR........................................................................................................................1
1.4 Identitas Buku yang Direview.............................................................................................1
BAB II RINGKASAN ISI BUKU...................................................................................................3
BAB I PENGANTAR MANAJEMEN DAN ORGANISASI.................................................3
BAB II SEJARAH MANAJEMEN..........................................................................................6
BAB III BUDAYA DAN LINGKUNGAN ORGANISASI.....................................................8
BAB V TANGGUNG JAWAB SOSIAL DAN ETIKA MANAJERIAL............................12
BAB VI MANAJER SEBAGAI PEMBUAT KEPUTUSAN...............................................14
BAB VII DASAR-DASAR PERENCANAAN.......................................................................15
BAB VIII MANAJEMEN STRATEGIK...............................................................................17
BAB IX STRUKTUR DAN DESAIN ORGANISASI...........................................................19
BAB X MENGELOLA SUMBER DAYA MANUSIA.........................................................21
BAB XI MENGELOLA TIM..................................................................................................22
BAB III PEMBAHASAN BUKU.................................................................................................23
A. Pembahasan Isi Buku.......................................................................................................24
B. Kelebihan dan Kekurangan Buku.....................................................................................25
BAB IV PENUTUP.......................................................................................................................27
3.1 Kesimpulan.........................................................................................................................27
3.2 Saran...................................................................................................................................27
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................28
Lampiran........................................................................................................................................29

ii
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Rasionalisasi Pentingnya CBR


Mengkritik buku merupakan salah satu cara yang dilakukan untuk menaikkan
ketertarikan minat baca seseorang terhadap suatu pokok bahasan. Mengkritik buku
(critical book review) ini adalah suatu tulisan atau ulasan mengenai sebuah hasil karya
atau buku juga dapat diartikan sebagai karya ilmiah yang melukiskan pemahaman
terhadap isi dari sebuah buku.

Mengkritik buku mengajarkan mahasiswa untuk berpikir kritis agar dapat


memahami isi buku yang dibacanya. Tujuan dibuatnya mengkritik buku (critical book
review) adalah untuk mereview buku referensi agar dapat mengetahui kelebihan dan
kekurangan dari sebuah buku. Lebih jelas dalam Critical Book Review kita dapat
menguraikan isi pokok pemikiran pengarang dari buku yang bersangkutan diikuti
dengan pendapat terhadap isi buku.

1.2 Tujuan Penulisan CBR


Tujuan dibuatnya Critical Book Review :
 Untuk memenuhi salah satu tugas dari mata kuliah Manajemen pada Program
Studi Akuntansi.
 Meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam meringkas, menganalisa dan
membandingkan serta memberikan kritik pada suatu buku berdasarkan fakta yang
ada
 Menguatkan pemahaman bagi pembaca dan menguatkan potensi atau keahlian
disaat melakukan perbandingan pada buku yang dibaca
 Menambah wawasan bagi penulis dan pembaca

1.3 Manfaat CBR


Manfaat dari dibuatnya Critical Book Review (CBR) ini adalah agar penulis
menjadi lebih mengerti dan memahami secara keseluruhan mengenai cakupan materi
yang tercantum dalam buku yang direview. Selain itu tugas ini juga bermanfaat dalam
melatih penulis sebagai mahasiswa yang lebih terlatih dalam meringkas isi suatu butu
dan dapat membandingkan dengan buku yang relevan seelah menganalisa kelemahan
dan kelebihan buku dan dapat memberikan masukan kepada penulis buku berupa
kritik dan saran terhadap cara penulisan, isi dan substansi buku.

1.4 Identitas Buku yang Direview


1. Judul : Manajemen
2. Edisi : Kesepuluh
3. Pengarang : Stephen P. Robbins & Mary Coulter

1
4. Penerbit : Penerbit Erlangga
5. Kota Terbit : Jakarta
6. Tahun Terbit : 2013
7. ISBN : ISBN-13 : 978-979-075-588-8

2
BAB II RINGKASAN ISI BUKU

BAB I PENGANTAR MANAJEMEN DAN ORGANISASI

Pengertian Manajemen
Manajemen adalah proses merancang dan memelihara lingkungan di mana individu,
bekerja sama dalam kelompok, secara efisien mencapai tujuan yang dipilih.

Tugas Manajer
Tugas manajer secara umum adalah mengatur keseimbangan sebuah manajemen. Lalu
melakukan perencanaan, mengelola dan mengawasi kegiatan dalam manajemen.
Ditambah lagi menentukan standar kualitas, mengadakan evaluasi dan memberikan
pengaruh baik kepada karyawan

Organisasi adalah suatu bentuk persekutuan antara dua orang atau lebih yang bekerja
bersama serta secara formal terikat dalam rangka pencapaian tujuan yang telah
ditentukan dan dalam ikatan itu terdapat seorang atau sekelompok orang yang disebut
bawahan.

1. Mengklasifikasikan karyawan manajerial dan non manajerial


Untuk membedakan karyawan manajerial dan non manajerial adalah karyawan
non-manajerial mencakup aktivitas pengelolaan seperti pabrik milik Genenral Cable
Corporation terdapat pembagian tanggung awab manajerial diantara para manajer dan
para angora regu. Di dalam sebuah shift kerja, seorang karyawan dapat saja diminta
berperan sebagai ketua regu, operator perangkat, teknisi perawatan, inspektur kendali
mutu atau perencana peningkatan perbaikan.
Definisi dari seorang manajer adalah seseorang yang melakukan koordinasi
dan pengawasan terhadap pekerjaan orang lain, sehingga sasaran-sasaran organisasi
dapat dicapai. Pekerjaan manajer adalah berupaya membantu orang lain
menyelesaikan tugas-tugas mereka dengan baik. Pada jenjang terbawah manajemen,
para manajer lini pertama (first-line manager) mengelola pekerjaan karyawan non-
manajemen yang biasanya melibatkan kegiatan memproduksi barang atau jasa bagi
para pelanggan organisasi. Manajer tingkat menengah (middle manager) adalah
mereka yang berada pada posisi di antara jentang terbawah dan jenjang teratas
organisasi. Manajer puncak (top manager) adalah mereka yang mengelola pekerjaan
para manajer tingkat pertama.

2. Mendefinisikan manajemen

3
Manajemen adalah hal yang dilakukan oleh para manajer. Manajemen
melibatkan aktivitas koordinasi dan pengawasan pekerjaan orang lain sehingga
pekerjaan terebut dapat diselesaikan secara efisian dan efektif. Koordinasi dan
pengawasan terhadap pekerjaan orang lain adalah aspek yang membedakan antara
jabatan manajerial dan non-manajerial. Manajemen melibatkan tanggung jawab
memastikan pekerjaan dapat diselesaikan dengan cara efisiensi dan efektif oleh orang
yang bertanggung jawab melakukannya.
Efisiensi adalah mendapatkan sebesar-besarnya output dari sekecil-kecilnya
input. Hal ini sering disebut juga tidak menyia-nyiakan sumber daya. Sedangkan
efektivitas adalah menjalankan aktvitas-aktivitas yang secara membantu organisasi
mencapai berbagai sasarannya.

3. Menguraikan fungsi, peranan, dan keahlian manajer, serta bagaimana tugas manajer
senantiasa berubah.
Setiap manajer menjalankan 4 buah fungsi yaitu : Yang pertama adalah
perencanaan (planning) didefinisikan sebagai sasaran-sasaran, menetapkan startegi
dan mengembangkan rencana kerja untuk mengelola aktivitas-aktivitas. Yang kedua
adalah penataan (organizing) adalah menentukan apa yang harus diselesaikan,
bagaimana caranya, dan siapa yang akan mengerjakannya. Yang ketiga adalah
kepemimpinan (leading) adalah memotivasi, memimpin dam tidakan-tindakan lainnya
yang melibatkan interaksi dengan orang lain. Yang keempat adalah pengendalian
(controlling) adalah mengawasi aktivitas-aktivitas demi memastikan segala
sesuatunya terselesaikan sesuai rencana.
Peran manajemen adalah tindakan dan perilaku yang diharapkan dari seorang
manajer. Menurut Henry Mintzberg menggagas 10 peran manajemen yang
dikelompokkan menjadi tiga divisi yaitu : divisi pertama yaitu Peran Jembatan Antar-
Pribadi (Interpersonal Roles), yang terdiri dari panutan (figurehead), pimpinan
(leader), penghubung (liaison). Divisi kedua yaitu Peran Penyambung Informasi
(Informational Roles) yang terdiri dari pengawas (monitor), penyebar berita
(disseminator), juru bicara (spokesperson). Divisi ketiga yaitu Peran Pengambil
Keputusan yang terdiri dari pengusaha/pelopor/pendobrak (entrepreneur), pengentas
kendala (disturbance handler), pengalokasi sumber-daya (resource allocator), dan
perunding (negotiator).
Menurut Robert L.Katz manajer membutuhkan 3 keahlian yaitu keahlian
teknis (technical skills) adalah pengetahuan dan keterampilan yang berakitan dengan
sebuah pekerjaan spesifik yang diperlukan untuk dapat menjalankan dan
menyelesaikan tugasnya dengan baik. Keahlian hubungan antar-manusia (human
skills) adalah kemampuan bekerja sama secara baik dengan orang lain, baik
perorangan maupun kelompok. Keahlian konseptual (conceptual skills) adalah
kemampuan berpikir dan memahami hal-hal yang bersifat abstrak atau kompleks.
Pekerjaa seorang manajer pada saat ini adalah mendelegasikan secara efektif, mampu
berkomunikasi secara efektif, berpikir secara kritis, mengelola beban
pekerjaan/waktu, memahami batasan yang jelas untuk peran dan tanggung jawab para
karyawan dan menciptakan suasana keterbukaan, membangkitkan kepercayaan dan
tantangan.

4
4. Menguraikan karakteristik sebuah organisasi
Organisasi adalah pentaan sekumpulan orang secara disengaja guna mencapat
tujuan-tujuan tertentu. Organisasi memiliki 3 sifat yang umum yaitu memiliki tujuan
yang jelas terdefinisi, terdiri dari orang-orang dan suatu bentuk struktur yang
mengatur hak dan kewajiban para anggotanya dalam melaksaan pekerjaan organisasi.
Struktur ini dapat bersifat terbuka dan fleksibel, tidak terdapat batasan-batasan
pekerjaan ang kaku dan strata jabatan yang tegas.

5. Menjelaskan manfaat mempelajari ilmu manajemen


Nilai dan manfaat studi manajemen melalui 3 hal yaitu: universalitas
manajemen, realitas dunia kerja, dan imbalan dan tantangan dalam menjadi seorang
manajer. Universalitas manajemen menjelaskan bahwa manajemen dibutuhkan secara
universal di dalam organisasi, sehingga harus berupaya memperbaiki cara pengelolaan
organisasi pada umumnya. Realitas dunia kerja menjelasakan kita tidak perlu
memiliki cita-cita menjadi seorang manajer dulu untuk memperoleh manfaat dan
mempelajari ilmu manajemen karena setelah lulus dari bangku sekolah anda dapat
memilih ingin dikelola atau mengelola. Imbalan dan tatangan dalam menjadi seorang
manajer menjelaskan bahwa menjadi seorang manajer memiliki banyak tantangan,
pekerjaan manajemen dapat menjadi sebuah pekerjaan yang keras dan seringkali tak
mengenal balas budi.

5
BAB II SEJARAH MANAJEMEN

1. Menguraikan latar belakang historis ilmu manajemen


Hal yang menarik untuk diketahui adalah manajemen telah dipraktikkan sejak
lama. Bangunan piramida mesir adalah contoh yang luar biasa, pembangunan
sebuah piramida melibatkan lebih dari 100.000 orang pekerja dan berlangsung
selama 20 tahun. Terdapat orang yang berperan sebagai manajer pada saat itu,
mereka harus merencanakan pekerjaan apa yang akan diselesaikan, menata orang
dan bahan baku, memimpin dan mengarahkan para pekerja, dan menerapkan suatu
bentuk control untuk memastikan segala sesuatunya berjalan sesuai rencana.
Ada dua kejadian yang patut mendapat perhatian khususdalam sejarah
manajemen adalah yang pertama pembagian kerja (division of labor) yaitu
pemisah-misahan tugas dan tanggung jwab ke dalam bidang-bidang yang sempit
dan khusus, serta dilakukan secara berulang-ulang. Yang kedua adalah revolusi
industri yaitu ketika tenaga mesin telah banyak menggeser peran tenaga manusia,
perusahaan juga mendapat bahwa lebih ekonomis untuk memproduksi di pabrik
ketimbang dirumah.

2. Menjelaskan berbagai teori dalam pendekatan klasik


Pendekatan Klasik berfokus pada rasionalitas dan bersaha menjadikan
organisasi dan para pekerja berfungsi seefisien mungkin. Dua teori utama
pendekatan klasik adalah manajemen ilmiah (scientific management) dan
administrasi umum (general administrative).
Manajemen Ilmiah teori manajemen modern lahir pada tahun 1911. Pada
tahun ini Ferderick Winslow Taylor yang berjudul Principles of Scientific
Management diterbitkan (Prinsip-prinsip manajemen ilmiah). Taylor dikenal
sebagai bapak manajemen ilmiah karena pemikiran-pemikirannya. Saat bekerja di
suatu perusahaan Taylor menyaksikan banyak ketidakefisienan, ia berupaya
menciptakan sebuah revolusi mental dikalangan para pekerja dan manajer dengan
mendefinisikan berbagai panduan untuk meningkatkan efisiensi produksi. Buku
ini menjelaskan teori manajemen ilmiah yaitu penggunaan metode ilmiah gunda
mendefinisikan “satu cara terbaik” dalam menyelesaikan tugas.
Dua figure yang paling menonjol dibalik perkembangan teori administrasi
umum adalah Henri Fayol dan Max Weber. Henri Fayol adalah orang yang
pertama kali mencetuskan lima fungsi yang harus dijalankan oleh seorang
manajer. Fayol menuliskan idenya berdasarkan pengalaman pribadinya sebagai
direktur eksekutif (managing director) sebuah perusahaan penambangan batu-bara
Prancis.

3. Menguraikan pendekatan kuantitatif


Pendekatan ini melibatkan penggunaan statistika, model-model optimasi,
model-model informasi, simulasi computer dan berbagai teknik kuantitatif lainnya
dalam aktivitas manajemen. Penjadwalan kerja dapat menjadi lebih efisien dengan
penerapan analisis penjadwalan jalur kritis (critical-path scheduling analysis).
Model kuantitas pemesanan ekonomi (economic order quantity, atau EOQ) dapat

6
membantu para manajer menentukan jumlah barang persedaan yang optimal.
Manajemen mutu total (total quality management , TQM) sebagai manfaat dari
penggunaan teknik-teknik kuantitatif adalah apa yang dikenal sebagai manajemen.
Dua nama paling terkemuka dalam kalangan praktisi manajemen mutu total ni
adalah W.Edwards Deming dan Joseph M. Juran. Manajemen mutu total adalah
sebuah falsafah manajemen yang sepenuhnya berfokus pada upaya perbaikan
secara berbagai kebutuhan dan harapan pelanggan. Istilah pelanggan disini bisa
berarti siapa saja yang berinteraksi dengan produk dan layanan organisasi, baik
secara internal maupun eksternal. TQM merupakan sebuah “pengkhianatan”
terhadap pendekatan manajemen terdaulu yang terlalu berpegang teguh pada
keyakinan bahwa menekan biaya adalah satu-satunya cara untuk meningkatkan
produktivitas.

4. Membahas pembangunan dan menggunakan pendekatan perilaku (behavioral


approach)
Bidang studi khusus yang mempelajari secara mendalam tindakan (perilaku)
orang yang bekerja disebuah organisasi dikenal sebagai perilaku organisasi
(organizational behavior, OB). Banyak diantara hal-hal yang dikerjakan manajer
masa kini adalah mengelola orang-memotivasi, memimpin, membangun
kepercayaan, bekerja didalam tim, mengelola konflik dan sebagainya adalah
termasuk didalam OB.
Pendekatan perilaku telah berperan bear dalam membentuk wajah manajemen
organisasi masa kini. Mulai dari cara para manajer mendefinisikan desain
pekerjaan,
hingga cara mereka bekerja dengan para karyawan atau tim-tim karyawan hingga
cara
mereka berkomunikasi.

5. Menjelaskan berbagai teori dalam pendekatan kontemporer


Dua pendekatan manajemen kontemporer yaitu kesisteman dan situasional.
Teori sistem (systems theory) belum pernah diterapkan di dalam organissi
manusia. Sebuah sistem adalah sekumpulan bagian yang saling terkait dan saling
bergantung antara satu dan lainnya yang ditata sedemikian rupa hingga
membentuk kesatuan yang utuh. Dua tipe dasar sistem adalah sistem tertututp dan
terbuka. Sitem tertutup tidak dipengaruhi dan tidak pula berinteraksi dengan
lingkungan di sekitaranya sementara sister terbuka dipengaruhi dan berinteraksi
dengan longkungan tempatnya berada.
Pendekatan situasional (contingency approach) menyatakan bahwa setiap
organisasi bersifat unik menghadapi situasi-situasiyang berlainan dan
membutuhkan cara pengolaan yang berbeda. Situasi yang berbeda dan cepat
berubah mengharuskan para manajer menggunakan beragam pendekatan dan
teknik.

7
BAB III BUDAYA DAN LINGKUNGAN ORGANISASI

1. Sang Manajer Mumpuni atau Simbiolis ?


Semuanya berawal pada tahun 1950 dari sebuah niat untuk menyediakan "roti
burger yang begitu enak sehingga siapa pun yang menyicipinya akan terhenyak dan
mengatakan, What a burger!' ('Bukan main burger inil'). Sekarang, restoran
Whataburger telah memiliki hampir 700 outlet yang tersebar di Texas dan di 10
negara bagian lainnya di A.S. Meskipun memiliki para pelanggan yang antusias dan
status ikonik, Whataburger tetap saja harus menghadapi masalah tingginya perputaran
(turnover) karyawan, yang secara umum melanda industri makanan siap-saji (fast-
food).
Para manajer Whataburger menyadari betapa pentingnya budaya organisasi
bagi perusahaannya. Perusahaan tersebut telah menciptakan suatu budaya di mana
para karyawan diperlakukan dengan penuh hormat dan sebagai anggota sebuah
keluarga. Mereka senang berada di tengah-tengah para rekan kerjanya dan saling
mendukung satu sama lainnya. Mereka juga menikmati adanya persaingan yang sehat
dan bersahabat di antara mereka, sebagaimana terlihat dalam acara kompetisi
WhataGames.
Seberapa besar seorang manajer dapat mempengaruhi kinerja organisasinya?
Pandangan yang dominan dalam teori manajemen dan di kalangan masyarakat umum
adalah bahwa para manajer bertanggung jawab secara langsung atas keberhasilan atau
kegagalan organisasi yang mereka pimpin. Kita menamakan pandangan ini sebagai
perspektif mumpuni terhadap manajemen (omnipotent view of management). Di sisi
lain, sebagian kalangan berpendapat bahwa hal yang paling menentukan
2. Budaya dan Lingkungan Organisasi
Keberhasilan atau kegagalan sebuah organisasi adalah faktor-faktor yang berada di
luar kendali para manajer. Pandangan ini dikenal sebagai perspektif simbolis terhadap
manajemen (symbolic view of management).

Seorang manajer yang baik dapat mengantisipasi perubahan, memanfaatkan


peluang, memperbaiki kinerja yang buruk, dan memimpin organisasi dengan baik.
Ketika laba meningkat, para manajer dapat memberi imbalan kepada diri mereka
sendiri dengan berbagai bonus. opsi saham, dan hal-hal semacamnya. Ketika laba
mengalami penurunan, para manajer puncak harus rela dipecat, dengan keyakinan
bahwa "wajah-wajah baru dapat menyegarkan kembali kinerja perusahaan. Dalam
pandangan mumpuni (omnipotent), harus ada orang yang memikul tanggung jawab-
atau singkatnya, dipersalahkan-ketika sebuah organisasi memperlihatkan kinerja yang
buruk, terlepas dari apa pun alasannya, dan "orang" itu adalah sang manajer.
Pandangan mumpuni terhadap para manajer selaras dengan gambaran stereotip
tentang eksekutif perusahaan yang tampil memimpin di depan dan menembus segala
rintangan demi meraih kesuksesan perusahaannya.

Organisasi ini adalah sebuah perusahaan pabrikan (manufaktur). Para manajer


di perusahaan ini dituntut untuk mendokumentasikan setiap keputusan yang mereka
ambil, dan "manajer yang baik" adalah yang dapat memberikan data pendukung yang
terinci demi pembuatan keputusan. Keputusan-keputusan kreatif yang dapat
menimbulkan perubahan atau risiko yang berarti tidak mendapat tempat di sini. Dan
karena manajer yang gagal menjalankan proyek akan menerima kritik dan sanksi

8
secara terbuka, para manajer tidak akan pernah menerapkan ide-ide yang jauh
menyimpang dari praktik-praktik yang biasanya dijalankan (status quo).

Aktivitas-aktivitas kerja menekankan pada peran individu. Terdapat garis-


garis pemisah yang tegas di antara departemen-departemen serta jalur-jalur
kewenangan, dan para karyawan diharapkan tidak banyak berinteraksi dengan rekan-
rekan di luar wilayah fungsional mereka atau yang berada di bawah jalur kewenangan
yang berbeda.

Organisasi ini juga merupakan sebuah perusahaan manufaktur. Akan tetapi, di


perusahaan ini manajemen mendorong dan menghargai keberanian mengambil risiko
serta mengadakan perubahan. Keputusan-keputusan yang didasarkan pada intuisi
dinilai sama baiknya dengan keputusan yang diambil berlandaskan pertimbangan
rasional.

Tidak banyak peraturan yang terlalu mengikat bagi para karyawan, dan
pengawasan dilakukan secara santai karena manajemen percaya bahwa para karyawan
mereka adalah manusia-manusia pekerja keras yang dapat dipercaya. Manajemen
menginginkan produktivitas yang tinggi, namun berkeyakinan bahwa hal ini akan
tercipta dengan memperlakukan para karyawan secara sepatutnya. Perusahaan bangga
akan reputasinya sebagai tempat bekerja yang baik.

3. Lingkungan
Budaya Kuat Nilai-nilai diterima secara luas Budaya Lemah Nilai-nilai hanya
dianut oleh segolongan orang saja di dalam organisasi biasanya kalangan manajemen
puncak Budaya memberikan pesan yang saling bertolak-belakang mengenai apa yang
dipandang berharga dan penting Budaya memberikan pesan yang konsisten kepada
para karyawan mengenai apa yang dipandang berharga dan penting Para karyawan
sangat mengidentikkan jati diri mereka dengan budaya organisasi Terdapat kaitan
yang erat di antara penerimaan nilai-nilai dan perilaku para anggota organisasi Para
karyawan tidak begitu peduli dengan identitas budaya organisasi mereka Tidak ada
kaitan yang kuat di antara nilai-nilai dan perilaku para anggota organisasi.

9
BAB IV PRAKTIK MANAJEMEN DI LINGKUNGAN GLOBAL

1. Memahami Lingkungan Global


H&M, sebuah perusahaan ritel pakaian di Inggris, sangat dikenal akan
perhatiannya terhadap mutu. Inovasi-inovasi Nike dalam teknologi sepatu lari begitu
relegenda. Tom's of Maine dikenal akan komitmennya untuk menjalankan segala hal
secara etis dan penuh semangat kejiwaan (spiritualitas). Setelah berhasil bangkit
kembali dari keterpurukan akibat kasus hukum rasialisme terbesar dalam sejarah A.S.
(dengan denda sebesar US$192.5 juta), Coca Cola Company kini telah berubah
menjadi salah satu perusahaan terdepan dalam hal kebhinekaan. Budaya organisasi
yang memainkan peranan kunci di sini. Mari kita tinjau lima isu budaya organisasi
terkini: menciptakan budaya beretika, menciptakan budaya inovatif, menciptakan
budaya yang cepat tanggap terhadap tuntutan pelanggan (berorientasi pelanggan),
menciptakan budaya tempat kerja yang mendukung kebhinekaan (diversity), dan
membangun tempat kerja yang diwarnai spiritualitas.

2. Berbisnis Secara Global


Kandungan dan kekuatan budaya organisasi dapat mempengaruhi iklim etika
serta perilaku etika di antara para anggotanya. Jika budaya itu kuat dan menjunjung
tinggi etika, akan timbul pengaruh positif dan dorongan yang kuat pada para
karyawan untuk berperilaku etis. Sebagai contoh, Alfred P. West, pendiri dan CEO
firma jasa keuangan SEl Investments Company, menghabiskan banyak waktu untuk
menegaskan visi organisasinya kepada para karyawan-menciptakan budaya organisasi
yang terbuka dengan integritas, rasa kepemilikan yang kuat, dan jawab
(akuntabilitas). Ia mengatakan, "Kami menyampaikan kepada karyawan kami banyak
hal tentang ke arah mana [kami menginginkan) perusahaan berjalan. Kami
mengomunikasikan visi dan strategi kami bahkan dengan agak berlebihan kepada
mereka dan senantiasa menanamkan budaya organisasi kami dalam diri mereka."
Budaya organisasi yang paling mungkin menegakkan standar etika yang tinggi
di kalangan para anggota organisasi adalah budaya yang memberikan toleransi tinggi
terhadap risiko, memberi ruang bagi agresivitas yang rendah atau sedang-sedang saja,
dan memberi penekanan yang sama kuat pada hasil maupun proses. Manajemen
dalam organisasi (dengan budaya) semacam ini akan mendukung keberanian
mengambil risiko dan berinovasi, tidak akan mendorong maupun terdorong untuk
menciptakan persaingan yang berlebihan dan tak sehat, serta akan mempertimbangkan
bagaimana sasaran dicapai selain sasaran apa yang dicapai. Peraga 3-7 memaparkan
beberapa saran untuk menciptakan budaya organisasi yang lebih beretika.

3. Menjalankan manajemen di Lingkungan Global


Siapa saja yang meragukan pengaruh lingkungan eksternal terhadap proses
pengelolaan organisasi sebaiknya menelaah dulu isu-isu berikut: Meroketnya harga
makanan di seluruh dunia telah mendorong para ekonom untuk bergegas mengkaji isu
tersebut. Meskipun banyak faktor yang berperan di dalam hal ini, faktor terbesar
adalah peningkatan permintaan secara tak terkendali (runaway demand).
McDonald's menyatakan keteguhannya untuk terus berekspansi secara agresif
di China, meskipun perusahaan ini telah memiliki lebih dari 1000 gerai di sana.
Fabian Gomez, rekan audit dari cabang Deloitte Touche Tohmatsu di Meksiko
menyatakan. "Banyak bisnis kami yang melayani kantor-kantor cabang Meksiko dari
perusahaan internasional dan para eksekutif di kantor-kantor itu umumnya berasal
dari tempat-tempat selain Meksiko." Dan dua produsen mobil dari Asia - Toyota

10
(Jepang) dan Kia Motors (Korea Selatan) - berinvestasi pada pabrik-pabrik mobil di
dua negara bagian (Indiana dan Georgia) yang sebelumnya ditinggalkan oleh
produsen Amerika. Sebagaimana contoh-contoh di atas, organisasi-organisasi di
berbagai industri dan berbagai negara senantiasa mengejar kesempatan (opportunity)
global. Tapi bagaimanakah cara
Perusahaan yang berbisnis secara global bukanlah sesuatu yang baru. East
India Company mulai berdagang di India pada tahun 1600. Di antara perusahaan A.S.,
DuPont mulai berbisnis di China pada tahun 1863. H.J. Heinz Company
mempabrikasi produk makanan di Inggris Raya pada tahun 1905. Ford Motor
Company mendirikan cabang penjualan perta di Prancis pada tahun 1908. Menginjak
tahun 1920-an, perusahaan-perusahaan lain, seperti Fiat, Unilever, dan Royal
Dutch/Shell telah go international. Namun baru pada pertengahan tahun 1960-an
perusahaan internasional menjadi fenomena umum. Kini, hanya sedikit perusahaan
yang tidak berbisnis secara internasional. Meskipun begitu, tidak ada pendekatan yang
diterima umum mengenai berbagai tipe perusahaan internasional; para penulis buku
memakai beragam istilah. Kami memakai istilah multinasional, mulridomestik.
global, dan transnasional. Sebuah perusahaan multinasional (multinational
corporation - MNC) mencakup semua tipe perusahaan internasional yang
menjalankan operasi di banyak negara.
Salah satu tipe MNC adalah perusahaan multidomestik (multidomestic
corporation), yang menjalankan desentralisasi manajemen dan keputusan-keputusan
lainnya ke negara lokal. Tipe globalisasi ini mencerminkan pendekatan polisentrik.
Perusahaan multidomestik tidak berusaha membuat replika kesuksesan domestiknya
dengan cara menjalankan manajemen operasi luar negerinya dari dalam negeri.
Sebaliknya, karyawan lokal umumnya dipekerjakan untuk menjalankan manajemen
bisnisnya, dan strategi-strategi pemasaran dibuat sesuai karakteristik unik negara
tersebut.

11
BAB V TANGGUNG JAWAB SOSIAL DAN ETIKA MANAJERIAL

1. Dari Kewajiban ke Responsivitas ke Tanggung Jawab


Kewajiban sosial adalah keterlibatan perusahaan dalam aksi sosial
dikarenakan kewajibannya untuk memenuhi tanggung jawab ekonomi dan hukum.
Kewajiban sosial, yang merefleksikan pandanagn klasik tentang tanggung jawab
adalah situasi dimana sebuah oerusahaan terlibat dalam Tindakan sosial karena sudah
kewajiban mereka untuk memenuhi tanggung jawab ekonomi dan legal tertentu.
Renponsivitas adalah situasi dimana sebuah perusahaan terlibat dalam Tindakan
sosial sebagai respons terhadap beberapa kebutuhan sosial popular. Tanggung jawab
sosial adalah intensi bisnis,melampaui kewajiban ekonomi dan legal,untuk mengejar
tujuan jangka Panjang yang baik bagi masyarakat

2. Manajemen Hijau (Green Management)


Dengan manajemen hijau, manajer dapat mempertimbangkan dampak
organisasi mereka terhadap lingkungan alam. Organisasi dapat “go green” dalam
berbagai cara. Pendekatan hijau muda mencakup melakukan apa yang diminta secara
legal, yaitu kewajiban sosial. Dalam pendekatan pasar, organisasi merespons pilihan
lingkungan dari pelanggan mereka. Dalam pendekatan pemangku kepentingan,
organisasi merespons permintaan lingkungan dari berbagai pemangku kepentingan.
Baik pendekatan pasar dan pemegang kepentingan dapat dilihat sebagai responsivitas
sosial. Pendekatan aktivis, atau pendekatan hijau tua, adalah pendekatan dimana
sebuah organisasi mencari cara untuk menghargai dan melindungi bumi dan sumber
daya alamnya, yang dapat dilihat sebagai tanggung jawab sosial. Tindakan hijau dapat
dievaluasi dengan memeriksa laporan yang dikumpulkan perusahaan mengenai
kinerja lingkungan mereka, dengan melihat pemenuhan standar global bagi
manajemen lingkungan (ISO 14000) dan dengan menggunakan daftar globar 100
koperasi yang paling berkelanjutan didunia.

3. Manajer dan Perilaku Etis


Etika didefinisikan sebagai prinsip, nilai dan kepercayaan yang menentukan
keputusan dan perilaku benar dan salah. Faktor yang mempengaruhi perilaku etis dan
tidak etis termasuk tingkat pengembangan moral dari seseorang (prakonvesional,
konvensional atau principal). Karakteristik individu (nilai dan variable kepribadian-
kekuatan ego dan kemampuan mengendalikan): variable structural (desainstruktural,
menggunakan tujuan, system penilaian kinerja, dan prosedur alokasi penghargaan)
dan intensitas masalah (besarnya bahaya, konsensus kesalahan, kemungkinan bahaya,
kecepatan konsenkuensi, perkiraan korban, dan konsentrasi dari efek). Karena standar
etika tidak universal,manajemen harus tau apa yang dapat dan tidak dapat mereka
lakukan secara legal. Menurut hukum negara asal mereka. Penting juga untuk
mengenali perbedaan budaya dan mengklarifikasi panduan etika bagi karyawan yang
bekerja diberbagai lokasi didunia. Terakhir, manajemen harus mengetahui dasar-dasar
dari global compact dan konvensi anti-penyuapan.

4. Mendorong Perilaku Etis

12
Perilaku dari manajer adalah factor yang paling penting yang mempengaruhi
keputusan seseorang untuk bertindak etis atau tidak etis. Niat manajemen mendorong
perilaku etis mencakup memberi perhatian kepada pemilihan karyawan, mempunyai
dan menggunakan kode etik, mengenali pentingnya peran kepemimpinan etis yang
mereka jalankan dan apa yang mereka lakukan jauh lebih penting dari pada apa yang
mereka katakan, memastikan penilaian tujuan dan kinerja, tidak memberikan
penghargaan atau pencapaian tujuan tanpa memperhitungkan proses tujuan dicapai,
menggunakan pelatihan etika dan audit sosial yang independent, dan menciptakan
mekanisme perlindungan.

5. Faktor yang Menentukan Tindakan Beretika dan Tidak Beretika


Tingkatan perkembangan moral riset membenarkan danya tiga level
perkembangan moral, masing-masing mempunyai dua tingkatan. Pada setiap
tingkatan tersebut, penilaian moral seseorang semakin tidak tergantung kepada
pengaruh dari luar dan lebih terinternalisasi. Pada level pertama, level
prakonvensional, pilihan seseorang antara benar dan salah didasarkan pada
konsekuensi personal dari sumber luar, seperti hukuman fisik, hadiah,atau penukaran
kebutuhan. Pada level kedua, level konvensional, keputusan etika tergantung pada
penjagaan standar yang diharapkan dan memenuhi ekspektasi dari orang lain. Pada
level principal, individu mendevinisikan nilai moral terpisah dari otoritas kelompok
tempat mereka bergabung atau masyarakat umum.

6. Tanggung Jawab Sosial dan Masalah Etika di Dunia Masa Kini


Manajer dapat mencegah runtuhnya etika dari ketakbertanggungjawaban
sosial dengan menjadi pemimpin yang menjalankan etika yang kuat dan melindungi
karyawan yang mengangkat isu etika. Teladan yang diberikan oleh manajer
mempunyai pengaruh yang kuat pada bagaimana karyawan berprilaku etis. Pemimpin
beretika juga jujur, berbagi nilai mereka, menekankan nilai bersama yang penting, dan
menggunakan system penghargaan yang sesuai. Manajer dapat melindungi whistle
blower (pegawai yang mengangkat isu atau kekhawatiran etika) dengan mendorong
mereka untuk maju kedepan, dengan membuat sambungan langsng bebas pulsa, dan
membuat budaya dimana karyawan dapat mengeluh, dan didengan tanpa ketakutan
akan ditindak entrepreneur sosial melainkan peran penting dalam memecahkan
masalah sosial dengan mencari kesempatan untuk memejukan masyarakat lewat
pendekatan praktis,inovativ, dan berkelanjutan. Entrepreneur sosial hendak membuat
dunia menjadi tempat yang lebih baik dan mempunyai dorongan keinginan untuk
membuatnya terjadi. Bisnis dapat mempromosikan perubahan sosial melalui filantrofi
korporat dan usaha sukarelawan karyawan.

13
BAB VI MANAJER SEBAGAI PEMBUAT KEPUTUSAN

1. Manajer Pembuat Keputusan


Asumsi rasionalitas adalah sebagai berikut: masalahnyanjelas dan tidak
mendua, satu tujuan yang terdefinisi dengan baik untuk dicapai, semuan alternatif dan
konsekuensi diketahui, dan pilihan akhir akan memaksimalkan payoff. Rasionalitas
terikat menyatakan bahwa manajer membuat keputusan yang rasional tetpi terikat
(terbatas) oleh kemampuannya untuk memproses informasi. Pembuat keputusan puas
apabila mereka menerima solusi yang cukup baik. Eskalasasi komitmen terjadi
apabila manajer meningkatkan komitmen terhadap sesuatu keputusan walaupun
terbukti bahwa hal itu mungkin merupakan keputusan yang salah. Pembuatan
keputusan intuitif adalah membuat keputusan berdasarkan pengalaman, perasaan, dan
akumulasi penilaian/pertimbangan.

2. Jenis Keputusan dan Kondisi Pembuatan Keputusan


Keputusan terprogram adalah keputusan berulang yang dapat di tangani
dengan pendekatan rutin dan digunakan Ketika masalah yang hendak dipecahkan
bersifat langsung, familiar, mudah didefinisikan (terstruktur). Keputusan tak
terprogram adalah keputusan unik yang membutuhkan solusi yang umum dan
digunakan ketuka masalah masih baru atau tidak biasa (tak terstruktur) serta Ketika
informasi untuk memecahkan masalah bersifat mendua atau tidak lengkap. Kepastian
adalah situasi dimana manajer dapat membuat keputusan yang akurat karena semua
hasil sudah diketahui. Resiko adalah situasi dimana manajer dapat mengentimasi
kemungkinan hasil tertentu. Ketidakpastian adalah situasi dimana manajer tidak pasti
mengenai hasilnya dan bahkan tidak dapat membuat estimasi probabilitas yang masuk
akal. Ketika membuat keputusan menemui ketidakpstian, orientasi spikologinya akan
menentukan apakan mereka mengikuti pilihan maximax (memaksimalkan playoff
maksimum yang mungkin), pilihan maximim (memaksimalkan playoff minimum
yang mungkin) atau pilihan minimax (meminimalkan penyesalan atau regret
maximum-jumlah uang yang dapat dihasilkan bila keputusan yang berbeda telah
dibuat).

3. Gaya Pembuat Keputusan


Gaya berpikir seseorang merefkeksikan dua hal: sumber informasi yang
cendeung digunakan seseorang (ekternal atau internal) dan bagaimana seseorang
memproses informasi tersebut (linear atau nonlinear) keempat dimensi tersebut dibagi
kedalam dua gaya. Gaya berpikir linear yang dicirikan oleh preferensi orang untuk
menggunakan data eksternal dan memproses informasi ini secara rasional serta
berfikir logis. Gaya berpikir nonlinear yang dicirikan oleh refrensi terhadap sumber
informasi internal dan memproses informasi ini engan pencerahan, perasaan, dan
pendapat internal. 12 kesalahan dan bias pembuatan keputusan yang umum adalah
terlalu percaya diri, gratifikasi secara, efek jangkar, persepsi selektif, konfirmasi,
pembingkaian, ketersediaan, representasi, ketidakteraturan, biaya tertanam, biaya
menjalani diri sendiri, dan pengamatan. Model pembuatan keputusan manjerial

14
membantu menjelskan bagaimana proses pembuatan keputusan digunakan untuk
memilih akeputusan alternatif terbaik melalui maksimalisasi atau kepuasan dan
kemudian mengimplementasikan serta engevaluasi keputusan. Ini juga membantu
menjelaskan factor-faktor apa yang mempengaruhi proses pembuatan keputusan,
termasuk pendekatan pembuatan keputusan (rasionalitas, rasionalitas terikat, intuisi).
Jenis masalah dan keputusan (terstruktur dan terprogram atau tak terstruktur dan tak
terprogram). Kondisi pembuatan keputusan (kepastian, resiko, ketidakpastian). Dan
gaya pembuatan keputusan(linear atau nonlinear).

4. Pembuatan Keputusan yang Efektif di Dunia yang Dewasa ini


Manajer dapat membuat keputusan yang efektif dengan memahami perbedaan
budaya dalam pembuatan keputusan, mengetahui kapan waktu untuk
keluar,menggunakan proses pembuatan keputusan yang efektif dan membangun
organisasi yang dapat menemukan hal yang tak terduga serta beradaptasi secara cepat
dngan lingkungan yang berubah. 6 karakteristik proses pembuatan keputusan yang
efektif adalah (1) berfokus pada yang penting. (2) logis dan konsisten. (3) mengakui
pemikiran subjektif dan objektif secara campuran analitis dengan pemikiran intuitif.
(4) hanya membutuhkan informasi yang “cukup” untuk memecahkan masalah (5)
mendorong dan memandu pengumpulan informasi yang relefan secara opini tertentu
(6) jelas dapat diandalkan, mudah digunakan dan fleksibel. 5 kebiasaan organisasi
yang dapat diandalkan adalah (1) tidak tertipu dengan kesuksesan (2) tidak
menempatkan para ahli digaris depan (3) membiarkan situasi yang tidak terduga
memberikan solusi (4) menerima komplesitas (5) mengantisipasi sembari mengakui
keterbatasan.

15
BAB VII DASAR-DASAR PERENCANAAN

1. Mendefinisikan sifat dan tujuan perencanaan


Perencanaan berhubungan dengan hasil akhir dan sarana. Ketika
menggunakan istilah perencanaan yang kita maksud adalah perencanaan formal.
Dalam perencanaan formal, tujuan khusus yang mencakup periode waktu khusus
akan didefinisikan. Tujuan ini ditulis dan dibagikan ke semua anggota organisasi
untuk menciptakanpemahaman umum tentang apa yang harus dilakukan.
Empat alasan mengapa manajer perlu melakukan perencanaan. Pertama,
perencanaan memberikan arah kepada para manajer dan non manajer. Berikutnya,
perencanaan mengurangi ketidakpastian dengan mendorong para manajernya
memandang kedepan, mengantisipasi perubahan, mempertibangkan dampak
perubahan dan mengembangkan respons yang tepat. Selain itu perencanaan juga
meminimalkan pemborosan dan kekosongan. Terakhir, perencanaan menetapkan
tujuan atau standar yang digunakan dalam pengendalian.

2. Mengklasifikasikan jenis tujuan yang mungkin dimiliki organisasi dan rencana


yang digunakan
Tujuan (sasaran) adalah hasil yang diinginkan atau target. Kita harus tau target
atau hasil yang diinginkan sebelum menentukan rencana untuk mencpainya.
Rencana adalah dokumen yang menentukan kerangka bagaimana tujuan itu akan
terpenuhi. Organisasi mempunyai satu tujuan: untuk bisnis, menghasilkan laba
dan untuk organisasi menghasilkan nirlaba, memenuhi beberapa kebutuhan
konstituen. Sebagian besar tujuan dari perusahaan dapat digambarkan sebagai
tujuan strategis atau keuangan.
Tujuan keuangan berhubungan dengan kinerja keuangan organisasi sedangkan
tujuan strategis berhubungan dengan semua bidang kerja organisasi lainnya.
Tujuan yang dinyatakan (stated goals) adalah laporan resmi tentang apa yang
dikatakan organisasi dan apa yang diyakini oleh para pemangku kepentingan.
Tujuan sebenarnya dari sebuah organisasi adalah tujuan yang secara actual dikejar
oleh organisasi. Kita harus mengamati apa yang dikerjakan oleh anggota
organisasi dan harus mendefinisikan prioritas.
Ada beberapa jenis rencana sebagai berikut: Rencana strategis yang diterapkan
diseluruh organisasi dan menetapkan tujuan keseluruhan organisasi sementara
rencana operasional memotong daerah fungsional tertentu. Rencana jangka
Panjang sebagai rencana yang mempunyai jangka waktu lebih dari tiga tahun,
rencana jangka pendek adalah yang berjangka waktu kurang dari satu tahun.
Rencana spesifik adalh rencana yang didefinisikan secara jelas dan tidak
memberikan ruang bagi interpretasi. Sedangkan rencana arahan adalah rencana
fleksibel yang menentukan panduan umum.

3. Membandingkan dan membedakan pendekatan dengan penetapan serta


perencanaan tujuan

16
Dalam penetapan tujuan tradisional, tujuan ditetapkan oleh manajer puncak
kemudian diturunkan ke bawah dan menjadi subtujuan bagi setiap area organisasi.
Alih-alih menggunakan penetapan tujuan tradisional, banyak organisasi yang
menggunakan manajemen menurut tujuan (management by objective = MBO)
adalah sebuah proses penetapan tujuan yang disetujui Bersama dan menggunakan
tujuan tersebut untuk mengevaluasi kinerja karyawan.
Ada enam tujuan yang ditulis dengan baik : mereview misi atau tujuan
organisasi, mengevaluasi sumber daya yang tersedia, menentukan tujuan secara
individu datau dengan masukan dari pihak lain, menulis tujuan dan
mengomunikasikannya kepada semua yang perlu tahu, mereview hasil dan apakah
tujuan telah tercapai. Setelah tujuan ditetapkan, ditulis, dan komunikasikan,
seorang manajer telah siap mengembangkan rencana mengejar tujuan tersebut.
Pengembangan rencana dipengaruhi oleh tiga faktor kontinjensi dan oleh
pendekatan perencanaan yang mengikutinya. Faktor kontijensi pertama
menunjukkan hubungan anatar tingkatan manajer dalam organisasi dan jenis
perancanaan yang dilakukan. Faktor kontinjensi yang kedua adalah ketidakpastian
lingkungan, dan yang terakhir adalah faktor kontijensi yang berhubungan dengan
konsep komitment. Konsep komitmen mengatakan bahwa rencana harus ditarik
sejauh mungkin untuk memenuhi komitmen yang dibuat pada saat rencana
dikembangkan. Sedangkan pendekatan perencanaan adalah melibatkan lebih
banyak anggota organisasi dalam proses.

4. Membahas isu kontemporer dalam perencanaan


Kritik telah menantang beberapa dasar perencanaan: (1) perencanaan dapat
menyebabkan kekauan, (2) rencana tidak dapat dikembangka untuk lingkungan
yang dinamis, (3) rencana formal tidak dapat mengganti intuisi dan kreativitas, (4)
perencanaan memfokuskan perhatian manajer pada persaingan dewasa ini bukan
kemampuan bertahan hidup besok, (5) perencanaan formal memperkuat
kesuksesan yang dapat menimbulkan kesalahan, (6) hanya perencanaan belumlah
cukup.

17
BAB VIII MANAJEMEN STRATEGIK

1. Manajemen Strategik
Manajemen strategik adalah apa yang dilakukan manajer untuk mengembangkan
Strategi organisasi. Ini merupakan tugas penting yang melibatkan semua fungsi
manajemen dasar - perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian.
Apakah strategi organisasi? Strategi adalah rencana mengenai bagaimana sebuah
organisasi akan melakukan sesuatu yang harus dikerjakan dalam bisnis, bagaimana
organisasi akan menang bersaing, dan bagaimana menarik serta memuaskan para
pelanggannya agar dapat mencapai tujuannya.
Salah satu istilah yang sering digunakan dalam manajemen strategik adalah
model bisnis, yaitu bagaimana perusahaan akan menghasilkan uang. Model bisnis
berfokus pada dua faktor: (1) apakah pelanggan menghargai apa yang disediakan
perusahaan, dan (2) apakah perusahaan dapat menghasilkan uang dengan melakukan
hal tersebut.

2. Mengapa Manajemen Strategik itu Penting?


Ada tiga alasan. Alasan pertama yang paling penting adalah bahwa hal itu
dapat membedakan seberapa baik kinerja perusahaan. Mengapa beberapa perusahaan
berhasil sementara yang lainnya gagal, meskipun menghadapi kondisi lingkungan
yang sama? (Ingatlah contoh Walmart dan Kmart kita.) Riset telah menemukan
hubungan yang positif antara perencanaan strategik dan kinerja. Dengan kata lain,
terlihat bahwa organisasi yang menggunakan manajemen strategik mempunyai tingkat
kinerja yang lebih tinggi. Dan itu membuatnya cukup penting bagi para manajer.

3. Masalah Manajemen Strategik Saat Ini


Setelah diformulasikan, strategi harus diimplementasikan. Tidak peduli seberapa
efektif sebuah organisasi telah merencanakan strateginya, kinerja tetap saja akan
buruk jika strategi tidak diimplementasikan dengan benar. Langkah terakhir dalam
proses manajer strategik adalah mengevaluasi hasil.
Prada menginvestasikan termasuk jaringan nirkabel yang terhubung dengan
hampir seperempat anggaran toko ke dalam IT, State base persediaan. Tako itu
membayangkan staf penjualan berkeliling PDA, memeriksa apakah masih ada
persediaan be barang. Bahkan kamar mencoba pakaian pun akan mempunyai layar
sentuh sehingga dapat memeriksa barang yang diinginkan. Tetapi sehingga pelanggan
strategi ini tidak i tidak bekerja seperti yang direncanakan. Peralatannya mengalami
malfungsi, dan para staf kerepotan mencoba melayani pembeli yang banyak dan
peralatan yang tidak bekerja. Dalam kasus ini, investasi multi-jutaan-dolar mungkin
bukanlah strategi yang terbaik
Sebuah perusahaan juga mungkin memilih tumbuh dengan menggunakan
integrasi vertikal, baik backward, forward, maupun keduanya. Dalam integrasi
vertikal backward, sebuah organisasi akan menjadi pemasok bagi dirinya sendiri
sehingga dapat mengendalikan inputnya. Sebagai contoh, eBay memiliki bisnis
pembayaran online sendiri yang membantunya menyediakan transaksi yang lebih
aman dan mengendalikan salah satu proses yang paling penting. Dalam integrasi
vertikal forward, sebuah organisasi menjadi distributor bagi dirinya sendiri sehingga
mampu mengendalikan outputnya. Sebagai contoh, Apple mempunyai lebih dari 200
toko ritel di seluruh dunia untuk mendistribusikan produknya.

18
4. Efektivitas Organisasi
Efektivitas organisasi adalah pengukuran kesesuaian tujuan organisasi dan
seberapa baik tujuan tersebut dapat dicapai. Efektivitas adalah hasil akhir bagi
manajer dan yang mengarahkan keputusan manajer dalam mendesain strategi dan
aktivitas kerja, juga dalam mengkoordinasi kerja para karyawan.

19
BAB IX STRUKTUR DAN DESAIN ORGANISASI

Struktur oranganisasi ini dan desain organisasi ini memiliki kelebihan dan
kekurangan nya sendiri yaitu ;
- Kelebihan asas komando pimpinan sehingga tidak ada yang simpang siur
pengambilan keputusan
- Proses pengambilan keputusan dan kebijaksanaan organisasi berjalan cepat
- Pengawasan terhadap kegiatan bawahan dapat dilakukan secara langsung
- Koordinasi mudah dilakukan
- Solidaritas pada setiap anggota organisasi
- Dislipin kerja sangat baik karena akan dipantau secara langsung
- Spesialis karyawan dapat berkembang secara optimal
- Meningkatkan produktivitas organisasi
- Atasan hanya perlu berfokus koordinasi sedangkan performa spesialis sudah
dipegang oleh bawahannya
- Spesialis anggota organisasi yang beraneka ragam dapat memberikan manfaat
untuk organisasi
Secara maksimal sehingga bisa memberikan keuntungan yang juga maksimal
- Azaz satu komando mengurangi simpang siur pengambilan keputusan organisasi
- Pembagian tugas dan tanggung jawab dan wewenang jelas karena dibagi
berdasarkan garis pimpinan dan spesialis anggotanya
- Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab menjadi lebih lancar karena seluruh
pekerjaan sudah sesuai dengan spesialisnya
- Pelaksanaan tugas atasan juga menjadi lebih lancar karena seluruh pekerjaan
sudah dilakukan bawahaannya
- Pembagian tugas yang jelas mempermudah koordinasi saja
- Pembagian tugas yang jelas mempermudah koordinasi
- Spesialis karywan dapat berkembang secara optimal
Dan sebaliknya di struktur organisasi ini memiliki kekurangan nya sendiri seperti :

 Ada peluang untuk pemimpin bertindak secara otoriter.


 Masa depan organisasi bergantung pada kemampuan pimpinan dalam
menetapkan keputusan dan kebijakan karena pengendalian ada di tangan
pimpinan sepenuhnya.
 Tujuan pribadi pimpinan seringkali mengatasnamakan tujuan organisasi.
 Organisasi sangat bergantungan kepada pimpinan.
 Pengembangan diri bawahan kurang mendapatkan perhatian karena jarang
diikutsertakan dalam perencanaan dan pengambilan keputusan.
 Bawahan sulit menempatkan prioritas karena mendapat perintah dari beberapa
alasan.
 Bawahan mudah bosan karena hanya terus-terusan mengerjakan spesialisasinya
saja.
 Solidaritas antar anggota organisasi kurang erat karena tidak saling mengenal satu
sama lain.

20
 Sering terjadinya persaingan kurang sehat karena masing-masing anggota
organisasi merasa tugasnya paling penting.
 Penanggung jawab keputusan sulit dilakukan karena merupakan keputusan
bersama.
 Membutuhkan banyak waktu untuk menyatukan pikiran masing-masing anggota
organisasi.
 Adanya peluang kecurangan demi kepentingan suatu pihak jika dilakukan voting
suara.

21
BAB X MENGELOLA SUMBER DAYA MANUSIA

Sumber daya Manusia penting karena memiliki tiga alasan: Pertama, sumber
daya manusia bisa menjadi sumber yang signifikan bagi keunggulan kompetatif
seperti yang di tunjukan berbagai studi dan hal ini berlaku bagi organisasi diseluruh
dunia human capital index sebuah studi menyeluruh tentang lebih dari 2000
perushaan global menyimpulkan bahwa sdm yang berorentasi manusia memberikan
kemajuan bagi oranganisasi dengan menciptkan nlai pemegang saham yang unggul.
Keseluruhan proses sumber daya manusia dipengaruhi oleh lingkungan
eksternal. Faktor faktor yang paling mempengaruhi secara langsung meliputi serikat
pekerja peraturan dan regulasi pemerintah serta trend demografis.
Serikat pekerja merupakan suatu organisasi yang mewakili pekerja dan
berupaya untuk melindungi kepentingan mereka melalui perundingan bersama . dalam
oraganisasi yang memiliki serikat kerja sebagian besar keputusan msdm didikte oleh
kesepakatan yang di hasilkan dari perundingan bersama ini yang biasanya meliputi
hal hal yang terkait dengan sumber rekrutmen kriteria penerimaan karywaaan promosi
dan pemecatan kelayakan pelatihan serta praktik kedislipinan . Para manajer harus
menggunakan informasi yang dihimpun melalui analisis pekerjaan agar dapat
menuntun mereka dalam melakukan rekrutmen yaitu melokasikan
mengidentifikasikan dan menarik para pelamar kerja yang kompoten disisi lain
apabila perencanaan sdm menunjukan kelebihan karyawan manajer dapat mengurangi
angkatan kerja organisasi melalui dekrutmen
Begitu anda memiliki sejumlah kandidat langkah berikutnya adalah seleksi
yaitu menyaring para pelamar kerja untuk menentukan siapa yang paling memenuhi
kualifkasi atas pekerjaan tersebut manajer harus memilih dengan cermat karena
kesalahan penerimaan dapat menimbulkan impilkasi yang signiatif sebagai contoh
seorang pengemudi di fresh dirct toko kelontong online yang mengantarkan maknan
kepada penghuni apartemen di new york dituntun dan akhirnya dinyatakan bersalah
atas tindakan menguniat dan mengusik pelangganan wanita di t mobile layanan
pelanggan yang minim mengakbitkan perushaan ini meduduki peringkat terbawah
dalam survei kepuasaan pelanggan yang dilkukan j d power langkah pertama dalam
merombak secara total bidang layanan pelanggan adalah mengubah pratik dalam
bidang layanan pelanggan. Anda mungkin diberitahukan mengenai peraturan kampus
dan prosuder lain mencairkan cek atau mendaftarkan kelas kuliah anda mungkin juga
diperkenalkan dengan beberapa staf administaris kuliahan dengan orientasi
Ada dua jenis orientasi yaitu: orientasi unit kerja memperkenalkan karyawan
dengan sasaran dari unit kerja menjelaskan bagaimana pekerjaannya berkontribusi
pada pencapaian sasaran unit kerja dan meliputi pengenakan karywan baru tersebut
dengan rekan kerjaanya mencakup kebijakan sdm yang revalan dan bahkan mungkin
bekeliling ke fasilitas fasilitas perushaan

22
BAB XI MENGELOLA TIM

Suatu kelompok didefinisikan sebagai dua atau lebih individu yang


berinteraksi dan saling bergantung yang bekerja sama untuk meraih tujuan tertentu
kelompok formal merupakan kelompok yang terbatas pada satu struktur organisasi
dan memiliki rancangan penguasaaan kerja serta tugas tugas spesifik yang ditunjukan
untuk mencapai tujuan oraganisasi pertemnan serta minat yang sama sebagai contoh
lima karyawan berbagai departemen yang sering makan siang bersama merupakan
kelompok informal
Riset telah menunjukan bahwa suatu kelompok berkembang melalui lima
tahapan seperti yang ditunjukan pada peraga 11,2 kelima tahapan tersebut antara lain
pembentukan penorman , pelaksanakan dan perundaan. Tahap pembentukan memiliki
dua fase fase pertama terjadi ketika orang orang mulai bergabung ke dalam kelompok
dalam kelompok formal orang orang bergabung adanya tugas tertentu setelah
bergabung seperti : Mengubah kelompok menjadi tim yang efektif , membandingkan
antara kelompok dan tim, menggambarkan empat jenis tim yang paling umum,
menyebutkan karakteristik tim yang efektif.
Kelompok kerja memiliki karakteristik berikut ini pempinin yang berpengaruh
dan sangat terfokus tujuan yang sejalan dengan misi organiasai hasil kerja indivdu
memutuskan dan kelompok tujuan tim yang spesifik hasil kerja koletif rapat dengan
diskusi terbuka dan pemecahan masalah yang aktif kinerja pekerjaan rill. Tantangan
masa kini dalam mengelola tim adalah : Membahas berbagai tantangan dalam
mengolola tim global, menjelaskan peran jaringan informal dalam mengelola tim.

23
BAB III PEMBAHASAN BUKU

A. Pembahasan Isi Buku

• BAB I PENGANTAR MANAJEMEN DAN ORGANISASI


Menjelaskan tentang apa itu manajemen, organisasi mengapa perlu
mempelajari manajemen dan bagaimana tata cara penerapan menejemn di
dalam dunia pekerjaan.

• BAB II SEJARAH MANAJEMEN


Menjelaskan tentang pendekatan klasik, Pendekatan kuantitatif, pendekatan
perilaku dan pendekatan kontemporer, dan juga menjekaskan awal mula
manajemen dibentuk

• BAB III BUDAYA DAN LINGKUNGAN ORGANISASI


Menjelaskan tentang Budaya Organisasi, Isu-isu budaya organisasi dan
lingkungan organisasi. Pada bab ini juga di jelaskan pengaruh lingkungan
terhadap organisasi

• BAB IV PRAKTIK MANAJEMEN DI LINGKUNGAN GLOBAL


Menjelaskan tentang lingkungan global, berbisnis secara global dan
menjalankan manajemen dilingkungan global. Serta tahapan tahapan bagaiana
agar bisa bersain di dunia insdustri global

• BAB V TANGGUNG JAWAB SOSIAL DAN ETIKA MANAJERIAL


Menjelaskan tentang Tanggung jawab social, manajemen green dan perilaku
etis serta tanggung jawab social dan masalah etika didunia masa kini.

• BAB VI MANAJER SEBAGAI PEMBUAT KEPUTUSAN


Menjelaskan tentang manajer sebagai pembuat keputusan, Langkah-langkah
membuat keputusan, jenis, gaya, dan pembuatan keputusan yang efektif.

• BAB VII DASAR-DASAR PERENCANAAN


Menjelaskan apa itu perencanaan, tujuan dan bagai mana cara menetapkan
perencanaan. Agar perencaaan yang dibat rapi matang, dan terstruktur

• BAB VIII MANAJEMEN STRATEGIK


Menjelaskan apa itu manajemen strategik, proses manajemen startegik,
masalah manajemen saat ini.

• BAB IX STRUKTUR DAN DESAIN ORGANISASI


Menjelaskan bagaimana merancang struktur organisasi, struktur mekanistik
danorganik, dan desain organisai yang umum.

24
• BAB X MENGELOLA SUMBER DAYA MANUSIA
Menjelaskan proses mengelola sumber daya manusia, mengapa MSDM begitu
penting dan mengidentifikasinya.

• BAB XI MENGELOLA TIM


Menjelaskan arti dari kelompok dan kinerja dari kelompok. Dan menjelaskan
mengapa penting dilakukan kerja kelompok agar tujuan kerja dapat tercapai.

B. Kelebihan dan Kekurangan Buku


Kelebihan buku utama:
1. Setiap bab dalam buku menampilkan seorang manajer dari berbagai bidang
pekerjaan.
2. Setiap bab dalam buku menampilkan pandangan seorang manajer terhadap suatu
masalah dalam organisasi.
3. Penjelasan tertulis secara rinci sehingga mudah dipahami
4. Istilah yang digunakan mudah dipahami dan dimengerti
5. Banyak terdapat gambar- gambar yang membuat buku menjadi menarik
6. Informasi yang terdapat di buku up to date dan paling baru
7. Cover buku tebal dan kokoh
8. Buku lebih memiliki pengetahuan yang lengkap dibandingkan buku pembanding
9. Di setiap bab lebih menjelaskan secara terperinci mengenai setiap topik
10. Memiliki pembahasan disetiap akhir bab agar pembaca mengetahui isi bahasan
dari buku tersebut.

Kekurangan buku utama:


1. Memiliki kesalahan dalam beberapa kata-kata yang diketikkan
2. Buku ini merupakan hasil terjemahan dari Bahasa Inggris jadi memiliki beberapa
arti yang sulit dimengerti
3. Untuk bahan dari buku sendiri tidak memiliki cover yang kokoh sehingga buku
mudah lepas dari cover tersebut.
4. Font yang digunakan didalam buku tergolong normal, namun terlalu padat pada
setiap halaman.
5. Bahan kertas buku yang digunakan terlalu tipis sehingga mudah robek
6. Bahan kertas yang tipis membuat buku menjadi tembus pandang saat dibaca
7. Banyak menggunanakan kosa kata baku yang harus di cari tahu

Kelebihan buku bandingan :


1. Font yang digunakan tergolong besar sehingga dapat dibaca dengan mudah oleh
pembaca
2. Informasi yang disampaikan sangat informatif
3. Kertas buku yang bagus membuat buku tidak mudah robek dan kokoh
4. Ukuran buku sudah tergolong pas tidak terlalu kebesaran
5. Kosa kata yang digunakan mudah dipahami.

Kekurangan buku bandingan :


1. Buku terlalu monoton sehingga membuat pembaca tergolong bosan saat membaca
2. Tidak ada ilustrasi atau gambar didalam buku tersebut sehingga penjelasan kurang
mudah dipahami

25
3. Design sampul buku terlalu kaku
4. Banyak istilah baku yang harus dicari tahu terlebih dahulu artinya
5. Cover yang digunakan terlalu tipis
6. Buku memiliki isi kurang lengkap dibandingkan buku utama
7. Isi dari setiap bab kurang mudah dipahami dikarenakan tidak ada contoh maupun
ilustrasi

26
BAB IV PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Ringkasan yang berhasil dihimpun dari penjelasan dan pembahasan diatas dapat
diketahui bahwa ilmu manajemen adalah ilmu manajemen adalah suatu ilmu yang mengarah
kepada pengetahuan untuk melakukan penyusunan, perencanaan, menggerakkan serta
pengendalian dalam tujuan untuk mencapai sebuah target yang telah ditetapkan dengan
memanfaatkan sumber daya manusia dan yang tersedia lainnya.
Untuk fungsi manajemen yaitu: Mengandung fungsi perencanaan atau planning. Jika
dijabarkan ilmu manajemen dapat berfungsi sebagai sebuah analisis yang dirancang dan
diprogram untuk menyikapi dan sebagai antisipasi akan adanya perubahan dimasa yang akan
datang. Misalnya menyiapkan produk yang laku di pasaran di masa yang akan datang.
3.2 Saran
Adapun saran yang dapat disampaikan adalah hendaknya makalah ini dapat dijadikan
pengetahuan tambahan yang dapat memotivasi dan memberikan informasi tambahan tentang
ilmu manajemen. Apapun alasannya ilmu manajemen sangat bermanfaat dalam segala hal
termasuk untuk diri sendiri dan dalam mencapai tujuan tertentu.
Makalah manajemen yang membahas dan memaparkan secara sederhana tentang ilmu
manajemen dan proses perkembangannya. Tanpa disadari dengan mengetahui informasi
tentang manajemen maka seseorang dapat mempelajarinya sendiri tentang ilmu manajemen
dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.
Makalah manajemen ini sangat bermanfaat bagi organisasi perusahaan, instansi
maupun lembaga pendidikan. Dengan makalah ini dapat diketahui tentang suatu hal dan cara
efektif merencanakan suatu teknik untuk mencapai suatu tujuan.

27
DAFTAR PUSTAKA

Robbins, Stephen. P. & Coulter, Mary. (2009). Manajemen Edisi Kesepuluh Jilid 1, Jakarta:
Erlangga
Robbins, Stephen. P. & Coulter, Mary. (2016). Manajemen Edisi Ketigabelas Jilid 2, Jakarta:
Erlangga

28
Lampiran

29

Anda mungkin juga menyukai