net/publication/362706020
Manajemen Koperasi
CITATIONS READS
0 1,778
9 authors, including:
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
Pengaruh Kualitas Jasa, Citra Perusahaan dan Tingkat Suku Bunga Kredit Terhadap Keputusan Pengambilan Produk Kredit Mikro View project
All content following this page was uploaded by Unang TOTO Handiman on 16 August 2022.
Penulis:
Hendra, Arfandi SN, Andriasan Sudarso, Vivi Candra
Unang Toto Handiman, Hengki Mangiring Parulian Simarmata
Marisi Butarbutar, Eko Sudarmanto, Mochamad Sugiarto
Penerbit
Yayasan Kita Menulis
Web: kitamenulis.id
e-mail: press@kitamenulis.id
WA: 0821-6453-7176
IKAPI: 044/SUT/2021
Hendra., dkk.
Manajemen Koperasi
Yayasan Kita Menulis, 2021
xiv; 162 hlm; 16 x 23 cm
ISBN: 978-623-342-130-0
Cetakan 1, Juli 2021
I. Manajemen Koperasi
II. Yayasan Kita Menulis
Puji Syukur dan terimakasih bagi Tuhan yang Maha Kuasa atas berkat
dan rahmatNya yang telah dilimpahkanNya, sehingga kami penulis dapat
menyelesaikan buku yang berjudul Manajemen Koperasi. Tujuan
disusunnya buku ini adalah untuk memberikan nuansa baru ilmu
pengetahuan membantu para pembaca dari berbagai kalangan, akademisi
maupun praktisi pendidikan dapat memahami seluk beluk Manajemen
Koperasi.
Buku ini dapat tersusun karena adanya suatu kolaborasi dari beberapa
penulis yang berasal dari berbagai perguruan tinggi baik swasta maupun
negeri sebagai bentuk dari pelaksanaan Tri Dharma Dosen di Perguruan
Tinggi. Dukungan moral dan material dari berbagai pihak sangat
membantu tersusunnya buku ini.
Akhir kata, kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah memberikan ide dan masukanmasukan yang positif, membangun,
selama penulisan buku ini. Penulis juga berterimakasih kepada Pimpinan
Penerbit Kita Menulis yang telah berkontribusi hingga diterbikannya
buku ini. Semoga Tuhan yang Maha Kuasa, senantiasa memberkati
segala usaha kita dalam membagikan pengetahuan, wawasan, inspirasi
dan ketrampilan bagi seluruh insan.
Penulis
Daftar Isi
Konvensi PBB dan Sesi ILO tahun 2002, pembangunan koperasi harus dengan
jelas berkontribusi pada pembangunan ekonomi, yaitu, dengan cara: :
1. Membantu meningkatkan produksi, antara lain pangan dan menjaga
stabilitas harganya.
2. Mendorong pengembangan inovasi dan persaingan pasar.
3. Mendorong peningkatan dan pemerataan pendapatan masyarakat.
4. Memperkuat kesempatan kerja.
5. Merubah taraf hidup masyarakat.
KELOMPOK KOPERASI
PASAR
Perusahaan Koperasi
ANGGOTA
NON ANGGOTA
Pesaing Koperasi
a. Jika para pemilik dan para pelanngan adalah para pembeli pelayanan
dari organisasinya adalah individu yang sama, maka organisasi
tersebut dapat digolongkan kedalam koperasi pembelian (purchasing
cooperative).
b. Koperasi pemasaran (marketing cooperative) adalah koperasi yang
para anggotanya menjual produk dari hasil usaha mereka masing-
masing kepada koperasi.
c. Jika produk yang dibeli dari perusahaan adalah barang konsumsi
akhir dan para pelanggannya adalah orang-orang yang sama sebagai
pemilik perusahaan, maka organisasi tersebut dapat digolongkan
sebagai koperasi konsumen (consumer cooperative).
d. Koperasi produksi (productive cooperative) didefinisikan sebagai
suatu perusahaan yang dimiliki oleh para pekerjanya. Anggota
koperasi ini adalah pekerja yang bersama-sama menghasilkan produk
tertentu dalam koperasi mereka, maka produk tersebut dijual ke pasar
publik atau untuk memenuhi pesanan klien mereka.
Dalam hal ini, kualitas pelayanan hendaknya dilihat dari sudut pandang
anggota koperasi, karena anggotalah yang menentukan nilai kualitas. Tujuan
Koperasi di Indonesia dijelaskan dalam Pasal 3 (Undang-Undang Koperasi
No. 25 tahun 1992), yaitu, bertujuan untuk mempromosikan kesejahteraan
anggota khususnya dan masyarakat pada umumnya dan bergabung dengan
perekonomian nasional untuk melakukan masyarakat advan, dan masyarakat
makmur berdasarkan Konstitusi Pancasila dan 1945.
Fungsi dan peran koperasi Indonesia (Pasal 4, Undang-Undang Koperasi
Nomor 25, 1992) adalah sebagai berikut:
1. Membangun dan mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi
anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya untuk
meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan sosial;
2. Berperan serta secara aktif dalam upaya mempertinggi kualitas
kehidupan manusia dan masyarakat;
3. Memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan
ketahanan perekonomian nasional dengan koperasi sebagai soko
gurunya;
4. Berusaha untuk mewujudkan dan mengembangkan perekonomian
nasional yang merupakan usaha bersama berdasar atas asas
kekeluargaan dan demokrasi ekonomi;
5. Membangun dan mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi
anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya untuk
meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan sosial;
6. Berperan serta secara aktif dalam upaya mempertinggi kualitas
kehidupan manusia dan masyarakat;
7. Memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan
ketahanan perekonomian nasional dengan koperasi sebagai soko
gurunya;
8. Berusaha untuk mewujudkan dan mengembangkan perekonomian
nasional yang merupakan usaha bersama berdasar atas asas
kekeluargaan dan demokrasi ekonomi.
Bab 1 Konsep Dasar Koperasi 7
Dampak tidak langsung koperasi terhadap anggota hanya dapat diraih bila
dampak langsungnya dapat dicapai, yakni dengan cara:
a. Pengembangan kondisi sosial ekonomi sejumlah produsen skala kecil
maupun pelanggan.
b. Mengembangkan inovasi pada perusahaan skala kecil, misalnya
inovasi teknik dan metode produksi.
c. Memberikan distribusi pendapatan yang lebih seimbang dengan
pemberian harga yang wajar antara produsen dengan pelanggan, serta
pemberian kesempatan yang sama pada koperasi dan perusahaan
kecil.
2. Konsep Koperasi Sosialis
Dari struktur dasar ekonomi anggota pada ketiga jenis koperasi tersebut, akan
menentukan derajat kompleksitas penerapan manajemen koperasi yang
dicerminkan dari kebutuhan ekonomi anggota, fungsi pelayanan unit usaha
yang harus terorganisir oleh koperasi, implementasi promosi anggota dan
sistem komunikasi antara anggota bersama perusahaan koperasi mereka.
Dalam beberapa kasus, koperasi kombinasi karya cenderung memiliki tingkat
konflik antara anggota dan manajemen kooperasi yang tinggi, oleh karena itu
fakta-fakta empiris menunjukkan bahwa jenis koperasi ini cenderung sulit
untuk dikembangkan.
2. Intensitas dan Interaksi antara ekonomi anggota dengan perusahaan
koperasi
Jika dilihat dari intensitas dan derajat keeratan hubungan antara ekonomi
anggota dengan perusahaan koperasinya, Dulfer lebih lanjut membedakan juga
kedalam 3 jenis koperasi, yaitu:
a. Koperasi tradisional atau koperasi tipe pelaksana (executively
operating cooperative), adalah Koperasi yang ekonomi
keanggotaannya menyatakan secara eksplisit tentang berbagai
kebutuhan layanan dari perusahaan koperasi mereka dan perusahaan
koperasi merespons layanan dengan tepat. Perusahaan koperasi hanya
melayani anggota, oleh karena itu loyalitas dan intensitas hubungan
antara anggota dan perusahaan koperasi sangat baik. Contoh praktik
yang baik koperasi tradisional adalah koperasi Rohdale ( Inggris ),
Kredit Union (Amerika), Koperasi Kredit dan Koperasi Setia Bakti
Wanita( Indonesia ).
b. Koperasi Tipe Pedagang atau koperasi merkhantil ( market linkage
cooperative ), adalah koperasi yang menyediakan layanan kepada
anggota bersaing dengan perusahaan lain yang menyediakan layanan
serupa di pasar. Dengan pertimbangan efisiensi bisnis dan bisnis,
Bab 1 Konsep Dasar Koperasi 11
Sedangkan jika dibedakan jenis koperasi berdasarkan tingkat dan luas daerah
kerja adalah sebagai berikut:
a. Koperasi Primer adalah koperasi yang yang minimal memiliki
anggota sebanyak 20 orang perseorangan.
b. Koperasi Sekunder adalah koperasi yang terdiri dari gabungan badan-
badan koperasi serta memiliki cakupan daerah kerja yang luas
dibandingkan dengan koperasi primer. Koperasi sekunder dapat
dibagi menjadi:
• koperasi pusat – adalah koperasi yang beranggotakan paling
sedikit 5 koperasi primer gabungan koperasi – adalah koperasi
yang anggotanya minimal 3 koperasi pusat
• induk koperasi – adalah koperasi yang minimum anggotanya
adalah 3 gabungan koperasi
Di sisi lain, jika jenis Koperasi menurut status keanggotaannya adalah sebagai
berikut:
a. Koperasi produsen adalah koperasi yang anggotanya para produsen
barang/jasa dan memiliki rumah tangga usaha.
b. Koperasi konsumen adalah koperasi yang anggotanya para konsumen
akhir atau pemakai barang/jasa yang ditawarkan para pemasok di
pasar.
c. Kedudukan anggota di dalam koperasi dapat berada dalam salah satu
status atau keduanya. Dengan demikian pengelompokkan koperasi
Bab 1 Konsep Dasar Koperasi 13
Logo Koperasi Indonesia dapat digunakan pada papan nama kantor, pataka,
umbul-umbul, atribut yang terdiri dari pin, tanda pengenal pegawai dan
emblem untuk seluruh kegiatan ketatalaksanaan administratif oleh Gerakan
Koperasi di Seluruh Indonesia;
Bab 1 Konsep Dasar Koperasi 15
2.1 Pendahuluan
Ketika diperhadapkan pada pertanyaan manakah yang paling penting
diterapkan dalam manajemen itu dan buku manajemen apa yang terbaik, maka
anda harus dapat mencari dan menemukan buku yang dapat meningkatkan
kemampuan manajerial anda. Jika anda seorang interpreneur, maka
keuntungan yang dapat anda peroleh dengan meningkatkan kemampuan
manajerial anda adalah (1) perusahaan yang anda bangun akan mampu
berkompetisi denga lebih baik dan memiliki keunggulan kompetitif ; (2) Anda
akan mampu mendidik dan melatih seluruh karyawan dengan baik sehingga
kompetisinya menjadi unggul ; (3) karyawan Anda menjadi lebih termotivasi
dalam bekerja karena terciptanya hubungan yang harmonis dengan atasan;
(4)pelanggan menjadi puas karena pelayanan prima yang anda berikan dan
pada akhirnya; (5) produktivitas terus meningkat seiring dengan kompetisi
mereka meraih pelanggan lebih banyak serta menghasilkan produk yang lebih
baik
Bagaimana jika anda bukan sebagai pengusaha melainkan sebagai karyawan
di suatu perusahaan? Apakah ilmu manajemen dapat membantu anda dalam
bekerja dan meniti karier sebagai seorang profesional ? Ilmu manajemen tentu
saja sangat bernanfaat bagi siapa saja termasuk anda yang ingin meniti karier
sebagai seorang profesional. Jika anda mempelajari ilmu manajemen dengan
18 Manajemen Koperasi
baik dibandingkan dengan rekan anda yang belum mempelajarinya. Anda akan
mampu mengambil keputusan yang lebih baik, maka anda akan bekerja lebih
baik dibandingkan dengan rekan anda yang belum mempelajarinya. Anda akan
mampu mengambil keputusan yang lebih baik, selalu berpikir lebih strategik,
membuat perencanaan kehidupan dan pekerjaan lebih terstruktur, menjadi
pemimpin yang disukai atasan, rekan dan bawahan dan dpat menjadi panutan
bagi karyawan lain. Oleh karena itu sangat penting untuk mempelajari konsep
dasar manajemen guna diterapkan dalam kehidupan sehari-hari (Supriyatna, D,
Andi Sylvana : 2014).
tahun 1997 tumbuh 11%. Laba GE jauh lebih tinggi dibandingkan perusaahn
besar lain seperti Exxon dan Intel.
Contoh Lainnya adalah McDonald`s. Pada awal berdirinya, McDonald`s di
bawah kendali Ray A kroc yang terkenal sebagai manajer yang tegas dan tidak
ragu-ragu memecat karyawan yang menurutnya tdak berorientasi kepada QSC
(Quality, Service and Cleanliness) serta target restoran. Kroc menginginkan
McDonald`s dibangun hanya oleh orang-orang yang memiliki komitmen dan
berdikasi kepada misi dan target perusahaan. Ketegasan Kroc yang diimbangi
oleh kesediannya berbagi dengan karyawannya, baik secara spriritual maaupun
material hingga telah menjadikan McDonald`s memiliki sebutan sebagai
people business. Impian dan orientasi Kroc terhadap orang yang bekerja di
dalam perusahaannya terwujud dengan didirikannya Hamburger University,
dan program stock Option.
Di dalam perjalanan bisnisnya, Kroc tetap menjaga menu di McDonald`s
sesederhna mungkin dan membangun kemitraan dengan vendor-vendor-nya
untuk memperoleh harga beli yang jauh lebih murah dibandingkan
kompetitornya. Dengan cara ini Kroc dapat menjual burgernya hanya seharga
99 sen (US). Harga yang cukup kompetitif dan menarik bagi orang untuk
makan setiap hari di McDonald`s dan bagi mereka yang memeiliki uang pas-
pasan. Selanjutnya Kroc memilih program waralaba untuk memperluas
jaringan usahanya, untuk melakukan IPO di bursa saham Wall Street di New
York, Amerika Serikat untuk memperoleh dana segar bagi percepatan
ekspansi usaha tersebut. Saat ini dan beberapa waktu ke depan McDonald`s
adalah perusahaan waralaba terbesar di muka bumi. Apalagi sebagian besar
negara berkembangan menjadikan McDonald`ssebagai salah satu icon
moderen, gaya hidup, kemajuan dan kebebasan.
Dari kedua contoh tersebut dapat dikatakan bahwa sukses GE dan McDonald`s
diperoleh berkat ramuan manajemen yang sederhana dan mudah dimengerti.
Ramuan pengertian yang sederhana itu mungkin juga telah menjadi inspirasi
dari perusahaan besar lain yang di negara kita, seperti Hero Supermarket,
Matahari, Ramayana, Maspion dan sebagainya.
Cobalah renungkan sejenak sebelum melihat definisi di bawah ini, apakah
Anda memiliki definisi sendiri? Tuliskan di atas kertas dan cobalah kaitkan
dengan definisi berikut ini di bawah ini.
20 Manajemen Koperasi
Ini adalah salah satu cara memberi makna sebuah definisi manajemen. Anda
dapat pula mencoba memberikan makna pada definisi manajemen berikut ini.
Baiklah, sekarang kita mulai melihat denifisi manajemen yang dapat
membantu kita memberikan makro manajemen yang lebih dalam.
Manajemen berasal dari bahasa Perancis lama yaitu management ,yang berarti
seni melaksanakan dan mengatur yaitu sebuah proses kepemimpinan dan
pengatur seluruh atau sebagian dari suatu organisasi atau bisnis yang melalui
pemanfaatan atau peraturan sumber daya(sumber daya manusia,material,
kepandaian, dan lain-lain. Kebanyakan buku manajemen yang pernah terbit
menyatakan bahwa manajemen berasal dari kata bahasa Inggris so manage
yang mengelolah atau mengatur.
Williams (2001) berpendapat bahwa secara tradisional pengertian manajemen
adalah menjalankan fungsi perencanaan, organisasikan, memimpin, dan
menjalankan (planning organizing, leading ,and controlling).
• Merencanakan: Menentukan sasaran organisasi dan sarana untuk
mencapainya.
• Mengorganisasikan: Menetapkan di mana keputusan akan
dibuat,siapa yang akan melaksakan tugas dan pekerjaan dan siapa
bekerja untuk siapa di dalam perusahaan.
• Memimpin : Memberi inspirasi dan motivasi karyawan untuk bekerja
keras dalam mencapai sasaran organisasi.
• Mengendalikan : Mengawasi kemajuan pencapaian sasaran dan
mengambil tindakan koreksi bila mana kemajuan tidak tercapai.
Dari ciri pokok tersebut mari kita lihat beberapa contoh untuk lebih
memahaminya. Ketika Anda sedang menyaksikan pertandingan sepak bola di
Bab 2 Konsep Dasar Manajemen 25
Kita tentu bersepakat bahwa ciri utama suatu ilmu adalah harus memiliki pola
berdasarkan pembuktian ilmiah dan memiliki tahapan-tahapan yang sistematis.
Manajemen bukan hanya membutuhkan pola tunggal seperti itu. Dengan
demikian manajemen tida dapat dikatakan ilmu semata-mata. Manajemen
akan berdamoak efektif dan efisien jika dijalankan oleh orang-orang
professional. Jadi manajemen mebutuhkan sentuhan orang yang memiliki kiat
khsusus, strategi jitu, perasaan halus, intuisi tinggi, pengendalian emosi,
intelegensi tinggi, jiwa motivator, kreatif, inovatif, komunikatif dan lain-lain.
Oleh karena itu banyak orang yang setuju bahwa manajemen juga sebagai
suatu seni. Sentuhan seperti itu akan membuat manajemen menjadi dinamis,
kreatif, berkemampuan sebagai problem solver,dan dapat membuat suatu
organisasi lebih unggul daripada organisasi lain yang mungkin hanya
dijalankan setengah hati dan kurang memiliki orang-orang yang professional.
26 Manajemen Koperasi
Dengan demikian manajemen merupakan ilmu dan juga seni. Suatu organisasi
akan berhasil apabila dikelola melalui proses yang sistematis dan mampu
mengendalikan individu yang terlibat di dalamnya sehingga mereka dapat
bekerja secara maksimal untuk mencapai tujuan. Disini tanpak bahwa ilmu
dan seni dapat disatukan dalam meraih suatu tujuan yang dikehendaki.
4. Harapan Orang Lain terhadap Manajer
Ketika Anda ditunjuk sebagai manajer, maka sebagian besar orang yang ada di
dalam perusahaan mengharapkan Anda sukses. Orang yang paling
mengharapkan Anda berhasil tentu saja atasan langsung Anda sebagai orang
yang memilih Anda. Sukses Anda adalah juga, sukses atasan Anda sehingga
biasanya mereka selalu memonitor kemajuan Ansa. Selain atasan, tentunya
bawahan juga akan senang jika Anda memiliki kemampuan mengelola
mereka, baik dari segi teknis maupun manajerialnya. Mereka juga berpendapat
bahwa sukses Anda berarti sukses mereka. Rekan Anda sesama manajer dari
bagian atau divisi lain juga mengharapkan Anda berhasil dalam melaksanakan
tugas sebab keberhasilan unit kerja mereka. Dan terakhir adalah orang-orang
lain yang ingin melihat Anda sukses. Mereka mungkin seorang satpam,
penjaga kantor, staf pelayanan, sopir, supervisor, dan bahkan mungkin seorang
direktur utama.
5. Jenis-jenis Manajer
ini dapat bersifat otoriter atau partisipatif. Manajer partisipatif bersifat selalu
menghargai pendapat bawahan, lebih banyak mendengarkan daripada
berbicara, dan mencari solusi dari pengalaman bawahan karena ia menyadari
bahwa bawahan lebih mengetahui masalah daripada atasan. Kadangkala
manajer partisipatif juga memberikan wewenang kepada karyawan untuk
mngambil keputusan mereka sendiri dan mengimplementasikan gagasan-
gagasan mereka sendiri. Oleh karena itu, menampung keluhan, ide, saran,
ataupun gagasan adalah jalan yang sering ditempuh manajer jenis ini.
Sebaliknya, seorang manajer otoriter adalah manajer yang sering ikut camput
dalam berbagai hal yang terjadi, sering memegang rahasia, dan lebih suka
memberi tahu daripada bertanya.
Seorang manajer juga dapat diklasifikasikan sebagai manajer lima C yaitu
manajer cash (uang tunai), crisis (krisis), conflict (konflik), cool (tenang), dan
change (perubahan).
a. Cash Manajer seing berfokus pada biaya dan anggaran hingga kepada
tingkat finansial perusahaan. Manajer seperti ini lebih senang
menghindari risiko dan lebih mencari kestabilan ketimbang peluang.
Ia lebih baik memperbaiki teknologi daripada menggantikannya
dengan yang baru. Ia lebih berpikir kepada mencari keuntungan
jangka pendek dan bukannya persaingan jangka panjang.
b. Crisis Manajer adalah manajer yang mirip dengan cash manajer
dalam hal pencarian stabilitas, memandang masalah sebagai
gangguan, bukan dilihatnya sebagai peluang untuk masa depan.
Manajer ini sering menyerang masalah tanpa mencari tahu terlebih
dahulu akar permasalahannya.
c. Conflict Manajer adalah jenis manajer yang mengandalkan
pengendalian dengan berbagai alat kontrolnya untuk menguasai
keadaan, dan sering campur tangan dalam berbagai hal.
d. Cool Manajer adalah termasuk manajer yang tidak percaya diri.
Artinya ia memberikan apa pun kepada bawahan, ingin bawahannya
seperti teman biasa, dan berusaha selalu ceria ketika ketemu
bawahan. Dengan cara seperti ini bawahan justru tidak memahami
arah yang diberikan manajaer jenis ini.
e. Change Manajer memandang setiap perubahan sebagai peluang untuk
tumbuh maju dan setiap masalah dilihatnya sebagai peluang. Manajer
Bab 2 Konsep Dasar Manajemen 29
Dunia manajemen tidak seperti dahulu lagi. Kita memang tidak boleh
melupakan masa lalu karena merupakan bagian dari masa kini dan masa
mendatang. Kita saat ini menjadi saksi terjadinya suatu perubahan tersebut
mencakup kondisi sosial, ekonomi, dan politik. Berbagai bentuk organisasi
lokal dan regional terkena dampak perubahan tersebut sehingga manajer
organisasi juga mengalami suatu perubahan besar. Perusahaan dihadapkan
pada pilihan berhadapan dengan pasar global atau mati. Oleh karena itu, pada
umumnya perusahaan terpaksa mengurangi struktur biaya secara radikal
dengan merencanakan kembali dan mengurangi berbagai inisiatif yang
meningkatkan biaya pada struktur, proses, dan produk (Rhinesmith, 2001).
Dengan perkembangan seperti ini, maka perusahaan harus memiliki staf dan
karyawan yang mampu melayani pasar global sekaligus pasar lokal yang ingin
dilayani dengan cara yang sama. Fungsi manajer pun perlu diredefinisi
manajer yang semula berperan “memerintah dan mengawasi” saat ini harus
berperan menajdi “pelatih” agar setiap karyawan mampu diberdayakan untuk
dapat memenuhi kebututuhan pasar, manajer juga harus memiliki sejumlah
ide, gagasan, strategi dan metode untuk membantu orang lain menyesuaikan
diri dalam kondisi seperti ini. Selain itu manajer juga harus menyesuaikan
strategi perekrutan, penyeleksian, pemberian kompensasi, pengembangan
karier, teknik meotivasi, serta teknik mengawasi karyawan agar semuannya
secara terintegrasi mampu memenuho kebutuhan perusahaan.
2. Bagaimana Seorang Manajer dapat menjadi Manajer Global
semua karena daya saing dan keterbukaan ekonomi Indoensia masih renddah.
Dalam hal ini Indoensia harus berbenah diri agar tidak kalah bersaing dengan
negara lain.
Di dalam setiap persaingan, pelaku bisnis tidak hanya perlu mengetahui kekuatan
dan kelemahan dirinya, melainkan juga harus dapat memanfaatkan peluang serta
mampu mengatasi ancaman yang datang. Dengan demikian, bila dikaitakn dengan
daya saing dan kesuksesan, maka hanya perusahaan yang sudah mengetahui posisi
(positioning) kualitas dirinya yang akan mampu tetap aksis di kancah persaingan
AFTA. Salah satu unit pelaku bisnis yang harus memiliki daya saing adalah
manajer, yaitu seseorang yang bertugas mengelola sumber daya yang dimiliki
perusahaan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Sumber daya
tersebut meliputi manusia, bahan baku, modal, peralatan atau mesin, metode
atau kepemimpinan, serta informasi. Sumber daya ini harus dapat dikelola
dengan baik agar nilai perusahaan terus meningkat. Manajer harus mengetahui
seberapa ketat tingkat persaingan perusahaannya. Semakin ketat tingkat
persaingan, berarti manjaer harus semakin cermat dalam mengelola sumber
daya yang dimiliki perusahaan. Penggunaan sumber daya haruslah efisien dan
dapat berkesinambungan.
Dalam kondisi lingkungan bisnis yang cepat berubah, perusahaan semakin
dituntut untuk lebih fleksibel sehingga dapat beradaptasi dalam waktu yang
relatif cepat terhadap perubahan. Bentuk perusahaan seperti ini berakibat pada
pemilihan sosok manajer yang sesuai dengan kondisi persaingan yang sangat
ketat. Oleh karena itu manajer yang diharapkan adalah manajer yang mempunyai
karakteristik fleksibel, yaitu memiliki kemampuan beradaptasi yang tinggi
terhadap lingkungan dan mampu memanfaatkan sumber daya yang efisien. Di
samping itu juga mereka harus memiliki wawasan global serta menguasai proses
decision makin interpersonal relation, dan good setting. Itu berarti seorang manajer saat
ini harus memiliki peran sebagai interpesonal roles (kepemimpinan, komunikasi),
informational roles (pengawas, pengendali, penyerap, dan penyebar informasi), dan
decisional roles (entrepreneur, menangani perubahan, alokasi sumber daya, negosiator).
Informasi menjadi hal yang sangat berpengaruh terhadap perkembangan bisnis
saat ini. Para manajer harus mampu beradaptasi terhadap perkembangan
informasi. Manajer era globalisasi harus mampu memanfaatkan perkembangan
teknologi informasi dan menjadikannya sebagai fsolusi daya saing bagi
bisnisnya karena sudah terbukti bahwa bisnis yang dikelola dengan
memanfaatkan teknologi informasi akan memiliki daya saing yang handal. Wall
Mart, DHL, dan Singapore Airlines adalah contoh perusahaan yang dikelola
dengan berbasis teknologi informasi.
Bab 3
Manajemen dalam Koperasi
3.1 Pendahuluan
Isu pengelolaan manajemen koperasi saat ini sedang hangat dibicarakan. Saat
ini, kerjasama seperti itu bagi perusahaan merupakan alat penting untuk
meningkatkan daya saingnya. Perusahaan tidak lagi mengembangkan kegiatan
kerjasama mereka berdasarkan “kesan” atau “firasat”, melainkan berdasarkan
pengetahuan yang diperoleh dari pendapat pelanggan, karyawan, dan mitra
mereka. Mereka mengumpulkan informasi yang diperlukan, mendukung
penciptaan pengetahuan, mengeksplorasi peluang pasar dan membuat
keputusan tentang perlunya bekerja sama. Perusahaan bertujuan untuk
sepenuhnya memanfaatkan potensi kerjasama mereka. Agar berhasil, perlu
untuk mengelola kegiatan ini secara efektif dan bereaksi secara dinamis
terhadap perkembangan pasar yang sedang berlangsung.
Membangun manajemen koperasi merupakan tantangan nyata yang sering
dihadapi oleh para manajer. Proses membangun manajemen koperasi
melibatkan sejumlah faktor, mulai dari konsep teoritis hingga aplikasi praktis.
Saat ini, sering berusaha untuk mengelola inisiatif kerjasama mereka secara
intuitif. Ada beberapa kegiatan yang tidak berhasil di bidang penerapan
manajemen koperasi yang dapat diidentifikasi secara empiris. Alasan
kegagalan ini terutama dapat dikaitkan dengan kurangnya rencana tindakan
yang jelas, pembagian kompetensi untuk implementasi dan, yang tak kalah
36 Manajemen Koperasi
Afrika tidak terlalu ramah terhadap koperasi sejak tahun 1960 dan seterusnya
dan karenanya koperasi tetap bergantung pada jalur (Develtere, Pollet and
Wanyama, 2008), bagaimanapun, mengandaikan bahwa kegagalan yang
dialami oleh koperasi di Afrika Sub-Sahara sering dikaitkan dengan masalah
manajemen yang disebabkan oleh kelemahan internal. Situasi koperasi di
negara kita tidak terkecuali dengan masalah koperasi yang dibahas di
atas(Bezabih, 2009);(United Nations, 2002).
Pengelolaan koperasi merupakan suatu model pengelolaan yang didasarkan
pada dua asas yang saling melengkapi, yaitu asas pengelolaan dan asas
koperasi. Tantangan manajemen dalam koperasi adalah praktik menjalankan
prinsip-prinsip koperasi melalui mana nilai-nilai koperasi dipraktikkan
(Lefteur, 2005). Ia menggarisbawahi bahwa ciri-ciri manajemen koperasi
mungkin unik karena kegiatan koperasi diatur oleh dua prinsip, yaitu prinsip
manajemen dan prinsip koperasi. Hal ini karena, menciptakan dan menjaga
keseimbangan antara aspek bisnis dan aspek sosial melibatkan proses
pengambilan keputusan yang kompleks dalam upaya untuk memenuhi
kepentingan banyak pemangku kepentingan termasuk anggota, karyawan,
pelanggan non-anggota, pemerintah dan masyarakat luas. Oleh karena itu
penulis menggarisbawahi bahwa untuk koperasi, untuk mencapai tujuannya
dalam memenuhi kebutuhan anggota dan pemangku kepentingan lainnya,
perlu memastikan efektivitas manajerial mereka baik dari segi sosial dan
ekonomi (yaitu kebutuhan untuk memenuhi pengembalian keuangan yang
diperlukan serta tanggung jawab sosial, dan pengembangan etika dan moral
anggota secara bersamaan).
Salah satu prinsip utama koperasi adalah keanggotaan koperasi harus bersifat
sukarela dan terbuka. Masyarakat kooperatif sebagai konsep sukarela, dengan
partisipasi dan kontrol yang adil di antara semua pihak yang berkepentingan di
perusahaan mana pun.
Jadi dapat dengan mudah dikatakan bahwa keanggotaan sukarela berarti
bahwa anggota masyarakat koperasi harus bergabung secara sukarela tanpa
dipaksa. Keanggotaan sukarela tidak hanya memperkuat tanggung jawab
Bab 3 Manajemen dalam Koperasi 43
Demokrasi adalah prinsip utama. Ini membedakan bisnis koperasi paling tajam
dari bisnis kapitalis dan dapat diterapkan secara seragam untuk semua jenis
koperasi.
Jelas dari penjelasan di atas bahwa salah satu ciri khas dari kerja-kerja koperasi
adalah bahwa para anggota memilih dari antara mereka pemimpin-pemimpin
mereka sendiri, yang juga dapat mereka singkirkan. Prinsip “satu anggota, satu
suara” dianut oleh koperasi. Dan prinsip ini menghilangkan kemungkinan
untuk mengambil kendali oleh segelintir tangan berdasarkan kepemilikan
saham, yaitu kendali dibenarkan atas dasar memperlakukan anggota sebagai
manusia dan bukan sebagai pelanggan modal.
3. Partisipasi ekonomi anggota
Koperasi adalah organisasi swadaya yang otonom dan dikendalikan oleh para
anggotanya. Jika mereka membuat perjanjian dengan organisasi lain, termasuk
pemerintah, atau mengumpulkan modal dari sumber eksternal, mereka
melakukannya dengan syarat yang memastikan kontrol demokratis oleh
anggota mereka dan mempertahankan otonomi koperasi mereka.
5. Kerjasama antar koperasi
Prinsip kerja sama antar koperasi sangat penting untuk kelangsungan dan
pemeliharaan pertumbuhan gerakan koperasi. Komisi Aliansi Koperasi
Internasional 1966, menyatakan, “Semua organisasi koperasi untuk melayani
kepentingan anggota dan komunitasnya dengan sebaik-baiknya, harus secara
aktif bekerja sama dalam setiap cara praktis dengan koperasi lain di tingkat
lokal, nasional dan internasional.”
6. Pendidikan koperasi
Koperasi juga berbeda dari organisasi bisnis lain dalam kepemilikan itu,
kontrol, dan penggunaan terintegrasi dan dimiliki oleh anggota sebagai
kumpulan orang yang memberikan tugas manajerial untuk memenuhi aspirasi
kelompok (Veerakumaran, 2006). Koperasi pada dasarnya adalah pusat di
mana demokrasi dijalankan karena secara ideal cocok untuk memastikan
partisipasi anggota dalam pengambilan keputusan (satu anggota satu suara).
Koperasi, dengan demikian, selain mempromosikan kesejahteraan materi,
bertujuan untuk perbaikan pendidikan, penghematan, moral dan demokrasi,
dan karenanya memainkan peran yang berarti dalam mengangkat kondisi
sosial-ekonomi anggota mereka dan komunitas lokal mereka. Dengan
kepedulian mereka terhadap anggota dan komunitasnya, mereka mewakili
model usaha ekonomi yang menjunjung tinggi nilai-nilai demokrasi dan
kemanusiaan serta penghargaan terhadap lingkungan.
Manajer koperasi memerlukan semua keterampilan teknis dan manajerial yang
diperlukan untuk mengelola organisasi apa pun. Mengelola koperasi adalah
pekerjaan yang lebih berat daripada mengelola bisnis konvensional karena sifat
ganda koperasi (Parnell, 1995). Prinsip-prinsip manajemen yang mengukur
efisiensi manajemen berdasarkan Laba/Modal yang diadaptasi dari bisnis
konvensional, hanya relevan sebagian untuk koperasi. Karena sifat gandanya,
koperasi memerlukan pendekatan yang sama sekali berbeda dalam proses
manajemen yang harus mewujudkan keberhasilan dalam kedua aspek melalui
fungsi manajemen (aspek perusahaan dan aspek asosiasi), yaitu koperasi
mengevaluasi efisiensi manajemen dalam hal kepuasan (kepuasan semua
jenis/total biaya).
Ada beberapa faktor yang memengaruhi kinerja perusahaan baik. Faktor-faktor
ini mungkin berada di bawah dua kategori utama, yaitu, faktor organisasi
internal dan faktor organisasi eksternal. Faktor internal organisasi yang
dipertimbangkan dalam penelitian ini meliputi kompetensi manajerial, tata
kelola, struktur organisasi, partisipasi anggota dan budaya organisasi;
sedangkan faktor eksternal organisasi meliputi peran pemerintah, organ
pengatur dan persaingan, dan pemangku kepentingan lokal lainnya.
Terdiri dari :
a) Kompetensi Manajerial
Masalah agen utama adalah salah satu masalah utama yang memengaruhi
efektivitas manajerial, terutama dalam organisasi bisnis konvensional.
Meskipun koperasi berbeda dari bisnis konvensional dalam hal manajemen
dan kepemilikan, namun kecil kemungkinannya untuk sepenuhnya
menghindari masalah yang timbul dari hubungan agen utama karena ada
pemutusan antara kantor pemegang Direksi dan anggota, dan antara Direksi
dan manajemen.
Masalah agen utama adalah hasil dari ketidaksesuaian tujuan agen dan
prinsipal, dan karenanya agen mungkin tidak selalu mewakili kepentingan
terbaik. dari kepala sekolah(Ortmann and King, 2007). Dengan demikian
menggarisbawahi bahwa teori keagenan sangat relevan dengan struktur
kelembagaan koperasi karena agen yang dipekerjakan (manajer) mungkin
tidak bertindak dalam kepentingan terbaik dari pemilik-anggota koperasi
(prinsipal).
Dari studi mereka yang membandingkan koperasi secara langsung (atau
harapan anggota dengan apa yang mereka anggap dipegang oleh manajer
Bab 3 Manajemen dalam Koperasi 49
mereka) dalam hal dasar untuk merancang kompensasi manajer, koperasi tidak
memiliki metrik umum untuk merancang skema kompensasi manajerial
(insentif)(Richards, Kelin and Walburger, 1998). Oleh karena itu, mereka
menemukan bahwa pemilik koperasi kurang mampu memberikan insentif
kepada manajer untuk menyelaraskan tujuan pribadi mereka dengan tujuan
organisasi.
c) Kesenjangan Keterampilan Manajerial
Tata kelola koperasi berkaitan dengan proses dan struktur yang digunakan
untuk mengarahkan dan mengelola operasi dan kegiatan koperasi. Tata kelola
yang baik membantu organisasi menggunakan sumber daya mereka secara
lebih efektif dan memastikan bahwa mereka dikelola untuk kepentingan
52 Manajemen Koperasi
kelola anggota yang demokratis yang menuntut partisipasi aktif dan penuh
anggota. Tingkat partisipasi anggota yang lebih tinggi, yang meningkatkan
keputusan demokratis karena lebih banyak anggota berpartisipasi dalam
pengambilan keputusan di rapat Direksi, meminimalkan masalah keagenan
(Shaw, 2006).
Mengingat pentingnya partisipasi anggota baik dalam pemerintahan dan
kegiatan untuk memastikan kelangsungan hidup koperasi, tantangan utama
yang dihadapi koperasi saat ini adalah bagaimana meningkatkan kontrol
anggota yang demokratis (pengambilan keputusan) dan masalah keagenan
yang berasal dari pemutusan hubungan antara manajemen dan
pemimpin/direksi khususnya. pada koperasi tingkat yang lebih tinggi dan
diperparah oleh sifat ganda koperasi.
Temuan studi tentang kepercayaan dan komitmen anggota sebagai faktor yang
memengaruhi persepsi anggota tentang partisipasi dalam tata kelola koperasi
mereka menemukan bahwa, koperasi sebagian besar memiliki tujuan sosial
dan ekonomi sebagai ditemukan dari fakta bahwa hanya anggota dengan
profitabilitas sedang yang terlihat memiliki kepercayaan pada Direksi mereka
dan persepsi partisipasi dalam tata kelola sementara mereka yang memiliki
profitabilitas tinggi (sebagai hasil dari layanan dari koperasi mereka) terlihat
memiliki kepercayaan yang rendah pada Direksi dan persepsi partisipasi dalam
pemerintahan(Osterberg, Hakelius and Nilson, 2007).
Penerimaan anggota atas prinsip hak suara yang sama (satu anggota satu suara)
terlepas dari jumlah modal saham yang dimiliki, menurut penelitian
menunjukkan bahwa layanan lebih dari harga, di mana subsidi silang terjadi
dan mungkin terlalu membutuhkan sejumlah besar perwakilan terpilih (dewan
koperasi).
d) Struktur Organisasi
terjadi eksploitasi antar sesama manusia. Selain koperasi ada juga perusahaan
negara, daerah atau swasta karena ketiga sektor perekonomian tersebut saling
berkaitan satu sama lain sehingga perlu adanya sinkronisasi antara pengelola
koperasi dengan anggota koperasi. Di Gambar 3.1 ini adalah indikator
keberhasilan koperasi.
4.1 Pendahuluan
Rapat anggota adalah salah satu wujud eksistensi wadah dari anggota koperasi
untuk mendiskusikan seluruh kepentingan organisasi maupun usaha koperasi,
dengan tujuan untuk menghasilkan sebuah keputusan yang baik dari suara
terbanyak pada keseluruhan jumlah anggota yang hadir. Kegiatan rapat
anggota telah diatur dalam Anggaran Dasar Koperasi, dan telah diatur
pelaksanaannya ataupun jumlah anggota yang hadir.
Hasil kesepakatan yang telah diputuskan dalam rapat anggota memiliki
kewenangan hukum, sebab hasil tersebut adalah keputusan dari suara
terbanyak pemilik koperasi. Selain hal tersebut, semua yang merupakan
anggota koperasi memiliki hak suara yang sama hal ini berkaitan dengan
prinsip koperasi di mana menyebutkan bahwa, koperasi merupakan
sekumpulan orang tetapi bukan sekumpulan modal. Oleh sebab itu, dalam
koperasi setiap keanggotaan wajib membayar simpanan pokok yang sama
jumlahnya pada setiap anggota.
Sesuai dengan pasal 22 UU.No 25 Tahun 1992, tentang perkoperasian sebagai
berikut :
a) Kekuasaan tertinggi dalam koperasi adalah rapat anggota
b) Dalam anggaran dasar telah diatur waktu pelaksanaan rapat
anggota yang dihadiri oleh anggota
66 Manajemen Koperasi
Notaris mencatat semua hasil keputusan rapat yang bersifat kuat dan mengikat
juga adanya berita acara dan pernyataan keputusan rapat yang telah
ditandatangai pimpin dan sekretaris serta salah satu wakil anggota di mana
hasil keputusan dibuat oleh panitia. Semua anggota harus mengetahui hasil
keputusan rapat dan pengurus wajib menyebarluaskan hasil keputusan rapat
anggota. Pengurus harus memutuskan kebijakan selanjutnya untuk
menyelenggarakan keputusan rapat anggota.
Pengurus wajib melaporkan hasil keputusan kepada pejawab yang berwenang,
setidaknya 1 (satu) bulan paling lambat setelah dilaksanakan rapat.
76 Manajemen Koperasi
5.1 Pendahuluan
Bab ini akan membantu kita untuk memahami hubungan manajemen
pelayanan dengan kepuasan anggota koperasi. Kepuasan anggota koperasi
merupakan aspek penting dari penerapan strategi manajemen pelayanan
koperasi. Koperasi sebagai sebuah perusahaan dalam menjalankan usahanya
harus dapat memuaskan semua anggotanya. Manajemen pelayanan dapat
dimaknai sebagai tata kelola pelayanan organisasi koperasi kepada seluruh
anggotanya. Kepuasan dapat dijadikan sebagai alat untuk mengukur
keberhasilan dari organisasi koperasi selain dari capaian keuntungan. Pada bab
sebelumnya telah dibahas secara mendalam tentang konsep dasar koperasi,
konsep dasar manajemen, dan manajemen dalam koperasi. Setelah memahami
manajemen dalam koperasi. Kita akan melanjutkan bahasan kita tentang
bagaimana manajemen pelayanan dapat memfasilitasi koperasi untuk
mencapai tujuan secara bersama-sama dengan seluruh pemangku kepentingan.
Dengan mempertimbangkan peran sentral yang dimainkan koperasi dalam
memenuhi kebutuhan para anggotanya, seperti kebutuhan finansial untuk
menyekolahkan anaknya, kebutuhan barang pokok untuk memenuhi
kebutuhan sehari – sehari dan kebutuhan pelayanan pengurusan surat ijin
78 Manajemen Koperasi
seperti surat ijin mengemudi, dst. Secara lebih luas koperasi memainkan peran
sentral dalam perekonomian nasional. Koperasi telah terbukti memberikan
peran aktif dalam memperkokoh perekonomian yang bebrbasis masyarakat
bawah sebagai dasar kekuatan dan ketahanan perekonomian nasional. Salah
satu fungsi koperasi yaitu mewujudkan dan mengembangkan perekonomian
nasional yang merupakan usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan dan
demokrasi ekonomi. Peran sentral koperasi dalam pembangunan ekonomi
dalam menggerakan perekonomian masyarakat harus didukung dengan sistem
pelayanan yang dapat memuaskan seluruh kebutuhan anggotanya dengan
bentuk pelayanan yang memuaskan cepat, tepat waktu dan terpercaya. Seiring
dengan manfaat yang dirasakan oleh anggota, koperasi akan mengalami
pertumbuhan jumlah anggota, jumlah cabang, jumlah produk pelayanan yang
ditawarkan. Dengan ini akan meningkatkan tuntutan dari anggotanya untuk
mendapatkan pelayanan yang prima. Dengan ini manajemen pelayanan
menjadi semakin penting untuk mengatur pelayanan yang sesuai dengan
kebutuhan anggota koperasi. Anggota koperasi berharap mendapatkan kualitas
pelayanan yang prima.
Dengan kualitas pelayanan yang baik dan didukung dengan strategi penerapan
pelayanan yang mampu bersaing tentunya juga akan memengaruhi rasa
kepercayaan konsumen. Dengan memahami faktor-faktor yang menjadi
pertimbangan pelanggan dalam membeli produk tersebut, maka diharapkan
koperasi dapat mempengarui dan mempertahankan anggotanya, sehingga
koperasi dapat terus eksis berkelanjutan.
Kerangka penulisan pada bab ini dibagi menjadi dua bagian pembahasan.
Bagian pertama membahas manajemen pelayanan secara konseptual, dan
bagian kedua mambahas implementasi manajemen pelayanan untuk organisasi
koperasi kepada angotanya dengan menggunakan konsep yang telah dijelaskan
pada bagian pertama. Konsep manajemen pelayanan secara konseptual
menguraikan sifat operasi pelayanan dan karakteristik khusus. Dilanjutkan
dengan mendefinisikan pelayanan. Kemudian mengidentifikasi karakteristik
yang paling penting dari operasi pelayanan dengan melibatkan pelanggan
dalam sistem penyampaian pelayanan. Pada bagian ini akan diahiri dengan
hasil penelitian tentang pengaruh kualitas pelayanan terhadap kepuasan
anggota koperasi.
Sangat penting bagi koperasi sebagai perusahaan pelayanan menjalankan
strategi bersaing yang efektif karena mereka bersaing dalam lingkungan di
mana terdapat hambatan masuk yang relatif rendah. Visi pelayanan strategis
Bab 5 Manajemen Pelayanan Kepada Anggota Koperasi 79
menjadi pembahasan pada bagian ini. Strategi bersaing yang umum dilakukan
adalah kepemimpinan biaya (cost leadership), diferensiasi, dan fokus pada
pelayanan.
Kualitas pelayanan adalah konsep yang kompleks yang membutuhkan
pemahaman dan pengertian yang lengkap dan menyeluruh. Kualitas pelayanan
akan didefinisikan melalui makna lima dimensi yang mencakup keandalan,
daya tanggap, jaminan, empati, dan berwujud. Dimensi ini digunakan untuk
menjelaskan konsep kesenjangan kualitas pelayanan. Perbedaan antara
ekspektasi pelanggan terhadap pelayanan dan persepsi tentang pelayanan yang
diberikan menjadi dasar munculnya kesenjangan. Pengukuran kualitas
pelayanan dibahas pada bagian terakhir. Dengan instrumen survei yang disebut
SERVQUAL kualitas pelayanan diukur dengan mendasarkan pada penerapan
konsep kesenjangan kualitas pelayanan.
5.2 Pelayanan
5.2.1 Peran Pelayanan
Sejarah pergeseran basis pereknomian telah menunjukkan proses migrasi dari
era perekonomian berbasis pertanian dan manufaktur ke era perekonomian
berbasis jasa atau pelayanan. Proses migrasi ini berjalan dengan tidak terlihat
dan sebagian besar bergeser dalam cakupan global. Migrasi ini didorong oleh
pertumbuhan bisnis dan perkembangan teknologi, perpindahan masyarakat
urban, meningkatnya tenaga kerja berbiaya rendah, dan kemudahan
komunikasi global tanpa batas geografi. Dengan fenomena tersebut, sektor
pelayanan telah menciptakan banyak lapangan kerja baru yang mendominasi
perekonomian nasional dan berpotensi meningkatkan kualitas hidup setiap
orang sehingga menjadi sektor unggulan di setiap negara industri. Banyak dari
pekerjaan ini tersedia untuk pekerja yang memiliki banyak pengetahuan.
Pekerja tumbuh dalam berbagai sektor bisnis pelayanan.
Kini, sektor pelayanan mendominasi perekenomian global. Ini merupakan
refleksi evolusi alami dari masyarakat praindustri ke industri dan ke
masyarakat pascaindustri. Ini lah hakikat bagaimana manusia hidup dan
bagaimana standar hidup diukur dan ditentukan oleh aktivitas ekonomi
masyarakat. Sifat dari sektor pelayanan merupakan aktivitas ekonomi yang
80 Manajemen Koperasi
Perlu dicatat di sini bahwa banyak karakteristik yang unik dari pelayanan,
seperti partisipasi pelanggan dan masa pakai produk, yang saling terkait.
Partisipasi Pelanggan dalam Proses Pelayanan
Keterlibatan pelanggan sebagai peserta dalam proses pelayanan membutuhkan
perhatian pada desain fasilitas. Keterlibatan pelanggan di lokasi memerlukan
perhatian lingkungan fisik dari fasilitas pelayanan. Bagi pelanggan, pelayanan
adalah pengalaman yang terjadi di fasilitas pelayanan Front Office, dan
kualitas pelayanan jika fasilitas pelayanan dirancang dari perspektif pelanggan.
Perhatian pada dekorasi interior, perabot, tata letak, kebisingan, dan bahkan
warna dapat memengaruhi persepsi pelanggan terhadap pelayanan.
Bandingkan perasaan yang muncul saat membayangkan diri kita berada di
terminal bus dengan perasaan yang muncul saat diri kita berada di terminal
maskapai penerbangan.
Pertimbangan penting dalam menyediakan pelayanan adalah kesadaran bahwa
pelanggan dapat berperan aktif dalam proses tersebut. Beberapa contoh akan
menggambarkan bahwa pengetahuan, pengalaman, motivasi, dan bahkan
kejujuran pelanggan semuanya secara langsung memengaruhi kinerja sistem
pelayanan (Fitzsimmons, 2010).
Strategi ini paling baik diilustrasikan oleh restoran cepat saji yang telah
mengurangi jumlah petugas penyajian dan kebersihan secara sifnifikan.
Pelanggan tidak hanya memesan langsung dari menu yang terbatas tetapi juga
diharapkan untuk membersihkan meja setelah makan. Biasanya, pelanggan
mengharapkan pelayanan yang lebih cepat dan makanan yang lebih murah
untuk mengimbangi masukan ini, tetapi penyedia pelayanan diuntungkan
dengan banyak cara halus. Pertama, lebih sedikit personel yang membutuhkan
pengawasan dan tunjangan. Kedua, pelanggan menyediakan tenaga kerja tepat
pada saat dibutuhkan; dengan demikian, kapasitas pelayanan lebih bervariasi
secara langsung. Pelanggan bertindak seperti karyawan.
Pertimbangkan perbankan ritel, di mana pelanggan didorong untuk
menggunakan transaksi m-banking, internet banking, dan Automatic Teller
Machine (ATM) di mana setoran langsung, dan pembayaran tagihan debit
otomatis, pembayaran tagihan telephone atau listrik, dst dapat dilakukan dari
mana saja dan kapan saja dengan tidak harus kehadiran fisk nasabah di bank.
Selain itu, munculnya perdagangan Internet “e-commerce” memberikan arti
baru pada frasa "window shopping".
Bab 5 Manajemen Pelayanan Kepada Anggota Koperasi 83
Serentak
Fakta bahwa pelayanan dibuat dan digunakan secara bersamaan, dengan
demikian tidak dapat disimpan sebagai fitur penting dalam pengelolaan
pelayanan. Ketidakmampuan inventaris pelayanan ini untuk menghalangi
penggunaan strategi manufaktur tradisional yang mengandalkan inventaris
sebagai penyangga (buffer) untuk menyerap fluktuasi permintaan. Inventaris
barang jadi berfungsi sebagai sistem batas aman bagi produsen, memisahkan
operasi internal perencanaan dan pengendalian dari lingkungan eksternal.
Dengan demikian, fasilitas manufaktur dapat dioperasikan pada tingkat
keluaran konstan yang paling efisien. Pabrik dioperasikan sebagai sebuah
sistem tertutup, dengan inventaris yang memisahkan sistem produktif dari
permintaan pelanggan. Pelayanan, bagaimanapun, beroperasi sebagai sistem
terbuka, dengan dampak penuh dari variasi permintaan yang ditransmisikan ke
sistem.
Inventaris juga dapat digunakan untuk memisahkan tahapan dalam proses
manufaktur. Untuk pelayanan, decoupling (kebutuhan dan keinginan terpisah)
dicapai melalui penantian pelanggan. Kontrol inventaris adalah masalah utama
dalam operasi manufaktur, sedangkan dalam pelayanan masalah yang muncul
adalah terkait pada sistem menunggu pelanggan, atau "antrian". Pemilihan
kapasitas pelayanan, pemanfaatan fasilitas, dan penggunaan waktu idle
semuanya harus seimbang dengan waktu tunggu pelanggan.
Produksi dan konsumsi serentak dalam pelayanan juga menghilangkan banyak
peluang untuk intervensi kendali mutu. Sebuah produk dapat diperiksa
sebelum pengiriman, tetapi di sisi lain pelayanan harus bergantung pada
ukuran lain yaitu kualitas pelayanan yang diberikan.
Mudah rusak
Jasa atau pelayanan adalah komoditas yang mudah rusak. Pertimbangkan kursi
maskapai penerbangan yang kosong, tempat tidur rumah sakit atau kamar
hotel yang kosong, atau satu jam tanpa pasien di pelayanan dokter gigi. Dalam
setiap kasus akan ditemukan kejadian berupa kehilangan kesempatan. Karena
pelayanan tidak dapat disimpan, pelayanan akan hilang selamanya jika tidak
digunakan. Pemanfaatan kapasitas pelayanan secara penuh menjadi tantangan
manajemen, karena permintaan pelanggan menunjukkan variasi yang cukup
besar dan membangun inventaris untuk menyerap fluktuasi ini bukanlah suatu
pilihan (Fitzsimmons, 2010).
84 Manajemen Koperasi
Opsi terakhir adalah kontribusi pasif untuk proses pelayanan yang membawa
risiko kehilangan pelanggan yang tidak puas dan beralih ke pesaing. Dengan
menunggu, pelanggan mengizinkan pemanfaatan kapasitas pelayanan yang
lebih besar. Maskapai penerbangan secara eksplisit menyadari hal ini dengan
menawarkan kursi yang tidak terjual kepada penumpang siaga pada
penerbangan keberangkatan.
Bab 5 Manajemen Pelayanan Kepada Anggota Koperasi 85
Intangible
Pelayanan adalah ide dan konsep, sedangkan produk adalah benda. Oleh
karena itu, inovasi pelayanan tidak dapat dipatenkan. Untuk mengamankan
manfaat dari konsep pelayanan baru, perusahaan harus berkembang sangat
cepat dan mendahului pesaing. Waralaba telah menjadi kendaraan untuk
mengamankan pasar (market size) dan membangun nama merek. Waralaba
memungkinkan perusahaan induk untuk menjual idenya kepada pengusaha
lokal, sehingga menjaga modal sambil tetap memegang kendali dan rendah
risiko.
Sifat pelayanan yang tidak berwujud juga menghadirkan masalah bagi
pelanggan. Saat membeli suatu produk, pelanggan dapat melihatnya,
merasakannya, dan menguji kinerjanya sebelum membeli. Untuk pelayanan,
pelanggan harus bergantung pada reputasi perusahaan pelayanan. Di banyak
area pelayanan, pemerintah harus turun tangan untuk menjamin kinerja
pelayanan yang dapat diterima. Melalui penggunaan registrasi, perizinan, dan
regulasi, pemerintah dapat meyakinkan konsumen bahwa pelatihan dan
pengujian kinerja beberapa penyedia pelayanan memenuhi standar tertentu.
Jadi, sebuah rencana bangunan konstruksi publik harus melalui proses
persetujuan dari insinyur profesional yang terdaftar, seorang dokter harus
memiliki lisensi untuk praktik kedokteran, dan akuntan public harus memiliki
lisensi untuk melakukan pemeriksaan dan memberikan opini wajar tanpa sarat.
Heterogen
Kombinasi dari sifat pelayanan yang tidak berwujud dan pelanggan sebagai
peserta dalam sistem penyampaian pelayanan telah menghasilkan perbedaan
pelayanan dari pelanggan yang satu ke pelanggan yang lain. Interaksi antara
pelanggan dan karyawan penyedia pelayanan dalam sector pelayanan,
bagaimanapun telah menciptakan kemungkinan pengalaman manusia yang
lebih memuaskan. Dalam pelayanan, kegiatan atau tindakan kerja umumnya
lebih berorientasi pada manusia daripada pada benda. Akan tetapi, ada
pengecualian untuk pelayanan yang memproses informasi misalnya,
komunikasi atau properti pelanggan misalnya, pelayanan perantara. Dalam
industri pelayanan kontak pelanggan yang terbatas, sekarang kita melihat telah
terjadi penurunan yang dramatis dalam tingkat penggunaan tenaga kerja dan
mulai digantikan melalui pengenalan teknologi pelayanan mandiri.
Bahkan pengenalan otomatisasi pelayanan dapat memperkuat personalisasi
dengan menghilangkan tugas yang bersifat rutin, sehingga memungkinkan
86 Manajemen Koperasi
perhatian pribadi dapat ditingkatkan pada pekerjaan yang tersisa yang lebih
penting. Pada saat yang sama, perhatian pribadi dapat menciptakan peluang
untuk perbedaan dalam pelayanan yang diberikan. Namun, ini tidak buruk
secara keseluruhan, kecuali pelanggan melihat perbedaan kualitas pelayanan
yang signifikan. Seorang pelanggan mengharapkan untuk diperlakukan secara
adil dan diberi pelayanan yang sama dengan yang diterima orang lain.
Pengembangan standar dan pelatihan karyawan dalam prosedur yang tepat
adalah kunci untuk memastikan konsistensi dalam pelayanan yang diberikan.
Agak tidak praktis untuk memantau kinerja dari setiap karyawan. Oleh karena
itu, pelanggan berperan dalam pengendalian kualitas pelayanan melalui umpan
balik pelanggan.
Kontak pelanggan dengan karyawan secara langsung juga berimplikasi pada
hubungan pelayanan. Pekerja otomotif yang memiliki keluhan terhadap
perusahaan diketahui telah melakukan sabotase produk di jalur perakitan.
Agaknya, pemeriksaan akhir akan memastikan bahwa mobil seperti itu
dikoreksi sebelum pengiriman. Seorang karyawan pelayanan yang tidak puas,
bagaimanapun dapat melakukan kerusakan yang tidak dapat diperbaiki bagi
organisasi karena karyawan adalah satu-satunya kontak perusahaan dengan
pelanggan. Oleh karena itu, manajer pelayanan harus memperhatikan sikap
dan kinerja karyawan. J. Willard Marriott, pendiri jaringan Marriott Hotel,
pernah berkata, "Dalam bisnis pelayanan, Anda tidak dapat membuat tamu
bahagia dengan karyawan yang tidak bahagia." (Hostage, 1975) Melalui
pelatihan dan kepedulian yang tulus terhadap kesejahteraan karyawan, tujuan
organisasi dapat diinternalisasikan.
Empati.
Dimensi ini merujuk pada kesediaan perusahaan memberikan perhatian secara
individual kepada pelanggan. Empati mencakup fitur-fitur berikut: mudah
didekati, kepekaan, dan upaya untuk memahami kebutuhan pelanggan. Salah
satu contoh empati adalah kemampuan petugas Customer service sebuah Bank
dalam menanggapi keluhan nasabah untuk mendengarkan setiap keluhannya
dari nasabah menjadi masalah petugas itu sendiri untuk menemukan solusi.
Dimensi ini mengacu pada kemampuan perusahaan untuk memberikan
perhatian pada pelanggannya. Praktik empati perusahaan dapat dilihat dari
petugas yang dengan tulus mendengarkan keluhan pelanggan, membantu
pelanggan menyelesaikan masalahnya, memahami yang menjadi keluhan dan
kehawatiran pelanggan, merasakan kecemasan pelanggan, tidak membiarkan
pelanggan, dan sebagainya.
Tangibles.
Munculnya fasilitas fisik, peralatan, personel, dan materi komunikasi. Kondisi
lingkungan fisik misalnya kebersihan merupakan bukti nyata dari kepedulian
dan perhatian terhadap detail yang diperlihatkan oleh penyedia pelayanan.
Dimensi penilaian ini juga dapat meluas ke perilaku pelanggan lain dalam
pelayanan misalnya, tamu yang berisik di kamar sebelah di hotel.
Dimensi ini mengacu pada segala sesuatu yang bersifat tangible dan
memengaruhi kualitas layanan kepada pelanggan. Misalnya, ruang tunggu
penumpang pesawat saat ini lebih nyaman, bersih dan rapi, penamilan fisik staf
dan karyawan, ambience ruangan, dekorasi, interior, dan sebagainya.
Pelanggan menggunakan lima dimensi ini untuk membentuk penilaian mereka
tentang kualitas pelayanan yang didasarkan pada perbandingan antara
pelayanan yang diharapkan dan yang dirasakan. Kesenjangan antara pelayanan
yang diharapkan dan yang dirasakan adalah ukuran kualitas pelayanan.
Kepuasan pelanggan yang dirasakan bisa negatif atau positif.
Kesenjangan dalam Kualitas Pelayanan
Pengukuran kesenjangan antara pelayanan yang diharapkan dan pelayanan
yang dipersepsikan dapat dilakukan melalui proses umpan balik pelanggan
rutin oleh perusahaan pelayanan terkemuka. Misalnya jaringan hotel
internasional Club Med yang mengoperasikan Village resort di seluruh dunia,
menggunakan kuesioner untuk mendapatkan feed back dari tamu vila
90 Manajemen Koperasi
yang diterima mereka. Kepuasan anggota inilah yang menjadi dasar menuju
terwujudnya anggota koperasi yang loyal dan setia.
Beberapa pengertian kepuasan pelanggan (customer satisfied) dan loyalitas
pelanggan (customer loyalty) dapat dilihat pada bagian berikut (Tjiptono,
2008) mengutip beberapa definisi kepuasan pelanggan di antaranya:
1. Menurut Tse dan Wilton bahwa kepuasan atau ketidak puasan
pelanggan adalah merupakan respon pelanggan terhadap ketidak
sesuaian atau diskonfirmasi yang dirasakan antara harapan
sebelumnya dan kinerja yang dirasakan pemakainya.
2. Menurut Wilkie kepuasan pelanggan merupakan suatu tanggapan
emosional pada evaluasi terhadap pengalaman konsumsi terhadap
suatu pelayanan.
3. Menurut Engel, kepuasan pelanggan merupakan evaluasi purnabeli di
mana alternatif yang dipilih sekurang – kurangnya sama atau
melampaui harapan pelanggan, sedangkan ketidak puasan pelanggan
timbul apabila hasil (outcome) tidak memenuhi harapan.
6.1 Pendahuluan
Pemasaran merupakan aktivitas yang dilakukan untuk memindahkan barang
dan jasa dari produsen kepada konsumen. Aktivitas tersebut meliputi kegiatan
penjualan, pembelian, penggudangan dan promosi. Tujuan dari pemasaran
adalah barang atau jasa sampai ke tangan konsumen akhir sehingga konsumen
mampu memenuhi kebutuhan dan keinginannya sehingga menimbulkan
kepuasan. Konsumen yang dilayani oleh produsen secara optimal akan
menimbulkan kepuasan dan meningkatkan loyalitas sehingga konsumen tidak
berpindah ke produk pesaing (Sumantri and Permana, 2017).
Pemasaran merupakan salah satu kegiatan yang sangat penting dalam
perusahaan hal ini disebabkan karena perusahaan akan berhubungan dengan
tingkat pendapatan perusahaan. Semakin besarnya jumlah produk yang terjual
akan berdampak pada keuntungan perusahaan yang semakin tinggi.
Keberhasilan koperasi bergantung pada kemampuan koperasi untuk
menjalankan strategi pemasarannya sehinga produk yang dijual koperasi dibeli
oleh masyarakat maupun para anggotanya. Koperasi memiliki fungsi
pemasaran yang mencakup pada fungsi pembelian, fungsi penjualan, dan
98 Manajemen Koperasi
promosi. Pelaksanaan ketiga fungsi ini jika dilakukan dengan tepat maka
berdampak pada pemasaran koperasi dan kepuasan bagi anggota koperasi.
Besarnya manfaat dan kepuasan akan berpengaruh pada intensitas usaha
koperasi sehingga akan memengaruhi besar kecilnya sisa hasil usaha koperasi.
Besarnya manfaat koperasi tercermin dari produksi, harga, pelayanan,
informasi pasar dan promosi yang dilakukan koperasi (Bangsawan, 2016).
Manajemen pemasaran untuk koperasi sangat penting karena pemasaran
sebagai inti dari koperasi, Koperasi dianggap berhasil tergantung pada
keberhasilan koperasi dalam melakukan strategi penjualannya. Dengan adanya
manajemen pemasaran diharapkan koperasi mampu mempersingkat saluran
distribusi pasar, meningkatkan penjualan, dan memperoleh keuntungan
(Hasmawati, 2013).
Disamping tiga fungsi dari promosi yang diuraikan sebelumnya ada beberapa
peranan koperasi yang dapat ditonjolkan yaitu
1. Mempersingkat saluran pemasaran dari penjual ke pembeli sehingga
biaya barang jauh lebih murah. Dengan kata lain barang-barang yang
dijual di koperasi akan jauh lebih murah dibandingkan di pasaran.
2. Mengembangkan diversifikasi produk dengan cara memberikan
pelatihan, penyuluhan sehingga anggota koperasi mampu
mengembangkan produk yang dihasilkan dan tidak hanya terfokus
pada satu produk usaha.
3. Memberikan informasi yang lengkap kepada anggota seperti harga
jual yang tepat, kualitas barang yang dibutuhkan konsumen, lokasi
pelanggan potensial, cara menghemat biaya pemasaran, mendapatkan
informasi bahan baku, harga dan kualitas.
Bab 7
MSDM Strategik Dalam
Koperasi
7.1 Pendahuluan
Koperasi sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berlandaskan Undang-undang
Dasar Tahun 1945 dan Pancasila dalam tata perekonomian nasional yang
disusun sebagai usaha bersama berdasarkan atas asas kekeluargaan, dengan
tujuan memajukan kesejahteraan anggota secara khusus dan masyarakat secara
umum. Sesuai dengan amanat Undang-undang No. 25 Tahun 1992
diamanatkan bahwa peran dan fungsi koperasi di Indonesia memegang
peranan penting, sebagai pembuka pintu gerbang usaha kecil dan menengah,
menciptakan masyarakat yang mandiri, penggerak perekonomian dan
menciptakan pasar baru, ikut membangun tatanan perekonomian nasional
dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju, adil dan makmur
(Indonesia, 1992).
Koperasi sebagai salah satu ujung tombak perekonomian dalam gerakan
ekonomi masyarakat, menjadi salah satu usaha yang menjadi harapan
masyarakat. Jumlah anggota koperasi Indonesia yang aktif sampai tahun 2020
baik yang aktif secara kelembagaan dan usaha, maupun pernah tercatat sebagai
koperasi aktif sebanyak 25.098.807 anggota (Kemenkopukm, 2020). Jumlah
108 Manajemen Koperasi
anggota ini cukup berpotensi untuk dikelola secara profesional sebagai sumber
daya manusia koperasi yang berperan penting atas maju mundurnya koperasi.
Harapan pemerintah dan juga masyarakat agar koperasi juga memberikan
kontribusi secara khusus dalam situasi pandemi Covid-19 di mana banyak
kegiatan ekonomi masyarakat terdampak dan terpuruk.
Pandemi Covid-19 yang mengguncang perekonomian nasional memberikan
dampak cukup berat bagi pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah
(UMKM). Tidak sedikit pelaku UMKM di tanah air yang akhirnya tidak
mampu bertahan ataupun memilih untuk alih usaha. Dengan kondisi tersebut,
peran koperasi sebagai lembaga sosial-ekonomi sangat dibutuhkan. Bahkan,
hal ini bisa menjadi momentum bagi koperasi untuk unjuk gigi sebagai rumah
besar bagi UMKM dan berperan sebagai aggregator. Pelaku UMKM harus
bergabung dan berkoperasi. Saat ini dengan adanya Undang-undang Cipta
Kerja maka pembentukan koperasi lebih mudah karena cukup minimal
memiliki 9 Orang dari sebelumnya harus 20 orang (Hardum, 2020). Hal ini
menunjukkan betapa pentingnya koperasi dalam perekonomian, secara khusus
ditinjau dari aspek sumber daya manusia yang akan membuka, merencanakan,
dan mengelola koperasi. Aspek sumber daya manusia dalam koperasi terdiri
dari Anggota, Pengurus, Pengelola, dan Pengawas yang diharapkan memiliki
kompetensi dalam menjalankan koperasi (Sitio and Tamba, 2001).
Melihat pentingnya peran dan kontribusi koperasi tersebut, maka
permasalahan yang dihadapi koperasi dalam mempertahankan dan
mengembangkan eksistensinya juga perlu menjadi perhatian, yang salah
satunya terkait dengan aspek SDM. Permasalahan ini disebabkan oleh
pendidikan SDM di koperasi yang masih banyak tamatan SMA ke bawah, usia
pengurus dan pengelola yang kurang produktif, pengelolaan SDM yang tidak
profesional, kompetensi atau kemampuan yang juga masih minim, sehingga
dibutuhkan pembenahan SDM yang dikelola secara profesional.
Perkembangan SDM yang dinamis dipicu kemajuan peradaban, pendidikan,
ilmu pengetahuan dan teknologi, keunggulan bersaing, dan faktor lain yang
mendorong pemberdayaan SDM lebih baik. Strategi pengelolaan SDM pada
koperasi terakit dengan fungsi manajerial dan fokus pada fungsi operasional
MSDM seperti perencanaan SDM, perekrutan, seleksi, orientasi, penempatan,
integrasi, pelatihan dan pengembangan, kompensasi, pemeliharaan, dan
pemutusan hubungan kerja (Basri, 2005).
Bab 7 MSDM Strategik Dalam Koperasi 109
7.3 Pengadaan
Dasar dari pengadaan tenaga kerja adalah perencanaan kebutuhan SDM yang
menganalisis dan mengidentifikasi kebutuhan SDM. Perencanaan SDM
dianggap baik dan berhasil jika mampu mengetahui apa dan bagaimana SDM
yang diperlukan (Siregar et al., 2020).
Konsep MSDM berhubungan dengan kebijakan, dan prosedur pengelolaan
atau pengaturan sumber daya manusia dalam organisasi untuk mencapai tujuan
yang telah ditetapkan. Setelah struktur organisasi dibentuk, deskripsi dan
uraian jabatan tersedia, jumlah tenaga kerja sudah direncanakan, maka langkah
selanjutnya adalah mencari tenaga kerja untuk mengisi lowongan jabatan
tersebut. Pengadaan tenaga kerja merupakan upaya memperoleh tenaga kerja
yang tepat dalam memenuhi kebutuhan organisasi sesuai dengan jumlah dan
jenis yang dibutuhkan. Pengadaan tenaga kerja dapat meliputi perekrutan,
seleksi, orientasi dan penempatan.
Perekrutan merupakan upaya mencari calon tenaga kerja baik dari sumber
internal maupun eksternal yang memenuhi persyaratan untuk mengisi
lowongan yang ada secara tepat. Seleksi merupakan proses pemilihan untuk
mendapatkan tenaga kerja paling tepat sesuai persyaratan yang ada. Seleksi
dapat dimulai dengan seleksi administrasi, tes akademik, tes kepribadian, tes
kesehatan, dan wawancara. Kehadiran tenaga kerja baru sebagai hasil dari
seleksi perlu melalui masa perkenalan terlebih dahulu sehingga sebelum
memulai aktivitasnya dalam perusahaan, tenaga kerja tersebut telah mengenal
baik lingkup aktivitas perusahaan dan lingkup aktivitas tenaga kerja yang
dikenal dengan orientasi. Tenaga kerja yang telah menyelesaikan masa
orientasi segera ditempatkan sesuai dengan spesifikasi jabatan dan
karakteristik yang dimiliki tenaga kerja sebagai kegiatan penempatan (Purba et
al., 2021) dan (Zainal et al., 2015).
Bab 7 MSDM Strategik Dalam Koperasi 111
7.4 Integrasi
Integrasi merupakan fungsi operasional dari MSDM yang berhubungan dalam
menyelaraskan tujuan tenaga kerja dengan tujuan organisasi. Pihak
manajemen memperhatikan beragam keinginan tenaga kerja, demikian juga
dengan hubungan antar tenaga kerja dan kaitannya dengan kesepakatan kerja
bersama sebagai jembatan masing-masing kepentingan tenaga kerja, serikat
pekerja, dan manajemen (Kasmir and Jakfar, 2010).
Ketika organisasi telah mendapatkan karyawan, organisasi diperhadapkan
dengan pengintegrasian. Pengintegrasian merupakan perpaduan antara
kepentingan tenaga kerja dan organisasi sehingga dicapai kesamaan
kepentingan kedua belah pihak. Perasaan dan sikap tenaga kerja perlu
dipahami organisasi sebagai bahan pertimbangan pengambilan keputusan yang
berkaitan dengan masalah sumber daya manusia, seperti komplain, tuntutan,
kedisiplinan, demonstrasi, mogok kerja, sabotase dan sebagainya
(Sedarmayanti, 2001) dan (Purba et al., 2021).
112 Manajemen Koperasi
7.6 Kompensasi
Kompensasi menjadi hal yang sangat vital direncanakan dan diterapkan
organisasi dalam pencapaian tujuan organisasi. Kompensasi sebagai balas jasa
atau penghargaan yang diberikan perusahaan pada tenaga kerja atas
pengorbanannya dalam pencapaian tujuan perusahaan. Secara umum
114 Manajemen Koperasi
7.7 Pemeliharaan
Manajemen perusahaan sudah seharusnya melakukan pemeliharaan tenaga
kerja dengan beragam usaha yang terencana agar tenaga kerja nyaman dalam
organisasi. Hal ini dapat dicapai melalui upaya pembinaan bagi tenaga kerja
yang tidak disiplin dengan cara komunikasi yang efektif, demikian juga
dengan masalah K3 (kesehatan dan keselamatan kerja) sebagai bagian dari
pemeliharaan tenaga kerja (Kasmir and Jakfar, 2010).
Pada dasarnya memelihara hubungan dengan tenaga kerja meliputi: upaya
peningkatan yang lebih baik dari kualitas kehidupan kerja, upaya komunikasi
dari bagian SDM yang efektif, dan penerapan disiplin preventif dan disiplin
korektif sesuai kebutuhan. Salah satu hubungan antara perusahaan dengan
tenaga kerja yang umum kita kenal adalah hubungan ketenagakerjaan yang
tampak dalam perjanjian kerja bersama dan serikat pekerja. Hubungan kerja
merupakan kerja sama semua pihak yang berada dalam proses operasi
perusahaan. Pemeliharaan ini sebagai perwujudan dan pengakuan atas hak dan
kewajiban tenaga kerja sebagai mitra pengusaha menjamin kelangsungan dan
keberhasilan pencapaian tujuan perusahaan (Zainal et al., 2015).
Sasaran utama kegiatan pemeliharaan SDM adalah SDM tetap bertahannya
dalam menjalankan tugas dan tanggungjawabnya dalam organisasi. SDM akan
termotivasi bekerja dengan mengorbankan tenaganya, kemampuan yang
dimiliki, ide dan pemikirannya, serta mengorbankan waktunya bagi
perusahaan, jika mereka merasa diperhatikan dan dipelihara secara optimal.
Kegiatan pemeliharaan dapat meningkatkan loyalitas, motivasi dan disiplin
kerja, semangat dan kegairahan kerja, rasa aman dan bangga dalam bekerja,
mengoptimalkan kinerja, penurunan tingkat kemangkiran dan perputaran
116 Manajemen Koperasi
terkait dengan PHK jika terjadi pada pengelola. Terkait berakhirnya hubungan
keanggotaan bagi anggota koperasi, pengurus, atau pengawas sudah pasti
diatur dalam anggaran dasar dan anggaran rumah tangga koperasi. Namun
khusus untuk pengelola kemungkinan ada koperasi yang sudah memuatnya
dalam anggaran dasar dan anggaran rumah tangganya, jika tidak sebaiknya
mengacu atau mempertimbangkan peraturan perundang-undangan yang
berlaku. Demikian juga bagi pengurus yang akan menyusun, merevisi
anggaran dasar dan anggran rumah tangganaya yang terkait dengan pemutusan
hubungan kerja atau kita katakana berakhirnya masa keanggotaan dan
kepengurusan sebaiknya tetap mengacu atau mempertimbangkan peraturan
perundang-undangan yang berlaku juga. Segala sebab akibat atau kewajiban
dan hak yang terjadi akibat berakhirnya masa keansggotaan atau
kepengurusan, atau pemutusan hubungan kerja dengan pengelola, hendaknya
diselesaikan dengan baik, agar tidak menimbulkan konflik yang
berkepanjangan bahkan sampai ke ranah hukum.
Strategi MSDM merupakan salah salah satu aspek penting dalam usaha
termasuk pengelolaan koperasi. Strategi SDM koperasi tidak terlepas dari
penerapan fungsi manajerial dan fungsi operasional MSDM. Fokus strategi
SDM pada koperasi ditinjau dari aspek fungsi operasional yang terdiri dari
perencanaan, pengadaan, integrasi, pelatihan dan pengembangan, kompensasi,
pemeliharaan, dan pemutusan hubungan kerja.
118 Manajemen Koperasi
Bab 8
Koperasi Syariah
8.1 Pendahuluan
Keberadaan lembaga keuangan memiliki peranan penting dalam
menggerakkan roda perekonomian suatu negara. Di antaranya ialah dapat
membantu para pelaku usaha dalam menjalankan, memperluas, dan
mengembangkan usahanya melalui skema pemberian pembiayaan.
Dalam perkembangan perekonomian syariah di Indonesia dewasa ini, lembaga
perbankan syariah aktif dan berlomba dalam melakukan kegiatan pemberian
pembiayaan kepada para pelaku usaha, baik usaha mikro, kecil, maupun
menengah. Lembaga keuangan mikro seperti koperasi, baik koperasi
konvensional maupun koperasi syariah juga tidak ketinggalan untuk bisa turut
berperan aktif dalam membantu meningkatkan kualitas hidup perekonomian
masyarakat dan anggotanya dengan berbagai produk yang dimilikinya
termasuk memberikan pembiayaan kepada anggota.
Apabila ditilik dari asal mula keberadaannya, lahirnya koperasi bukan berasal
dari ajaran dan kultur Islam, melainkan dari pemikiran kapitalis dan sosialis
yang awal pemanfaatannya adalah hanya untuk mendukung dan memperkuat
sistem perekonomian mereka sendiri. Tidak ada dalil atau nash yang secara
tekstual menjelaskan mengenai koperasi dan tidak pula dilakukan pada masa
nabi Muhammad Saw.
120 Manajemen Koperasi
• Kekayaan merupakan amanah dari Allah SWT dan tidak bisa dimiliki
sepenuhnya oleh siapa pun secara mutlak.
• Setiap manusia berhak dan diberi kebebasan untuk bermu’amalah
selama hal tersebut sesuai dengan ketentuan syariah.
• Manusia adalah khalifah Allah dan pemakmur di muka bumi.
• Menjunjung tinggi keadilan, serta menolak semua yang berhubungan
dengan ribawi dan pemusatan sumber ekonomi pada sekelompok
orang tertentu.
Pembiayaan jual beli yang bisa dilakukan oleh koperasi syariah memiliki
beragam jenis antara lain:
Pertama, Jual-beli secara tangguh antara penjual dan pembeli di mana
kesepakatan harga si penjual menyatakan harga belinya dan si pembeli
mengetahui keuntungan penjual. Transaksi seperti ini disebut dengan Bai al-
Mudharabah.
Kedua, Jual-beli secara paralel yang dilakukan oleh tiga pihak. Sebagai
ilustrasi, Tn. Ahmad memesan pakaian seragam sebanyak 100 stel kepada
koperasi syariah dan selanjutnya koperasi syariah memesan dari konveksi
untuk dibuatkan 100 stel seragam yang dimaksud. Koperasi syariah membayar
dengan uang muka dan sisanya dibayar setelah seragam tersebut selesai.
Setelah selesai seragam tersebut diserahkan ke Tn. Ahmad dan selanjutnya Tn.
Ahmad membayar kepada koperasi syariah bisa secara tunai maupun diangsur.
Ilustrasi pembiayaan seperti tersebut dinamakan dengan Al-Bai’ Istishna.
Namun jika koperasi syariah membayar lunas dimuka maka disebut dengan
Al-Bai’ Salam.
3. Jasa-jasa.
Disamping produk kerjasama dan jual beli tersebut, koperasi syariah juga
dapat melakukan kegiatan jasa layanan antara lain sebagai berikut:
(a) Jasa Al-Ijarah (Sewa).
Jasa Al-Ijarah adalah akad pemindahan hak guna/manfaat barang atau jasa
melalui pembayaran upah sewa tanpa pemindahan hak milik atas barang itu
sendiri.
Manfaat dari transaksi al-Ijarah untuk koperasi syariah adalah keuntungan
sewa dan kembalinya uang pokok. Sedangkan risiko yang mungkin terjadi
dalam al-Ijarah antara lain: (1) Default, penyewa tidak membayar cicilan
dengan sengaja; (2) Rusak, aset ijarah rusak sehingga menyebabkan biaya
Bab 8 Koperasi Syariah 129
Al-Wadi’ah diartikan sebagai titipan murni dari satu pihak ke pihak lain baik
individu maupun badan hukum yang harus dijaga dan dikembalikan kapan saja
si penitip menghendaki.
Terdapat dua jenis Wadi’ah, yaitu Wadi’ah yad al-amanah (barang/harta
titipan tidak boleh diambil manfaatnya) dan Wadi’ah yad Dhamanah
(brang/harta titipan boleh dan dapat diambil manfaatnya oleh penerima titipan
dengan mengelolanya).
Jasa Wadiah dapat dilakukan pula dalam bentuk barang seperti jasa penitipan
barang dalam locker karyawan atau penitipan sepeda motor, mobil, pesawat
dan lain-lain.
(c) Hawalah (Anjak piutang)
Al-Hawalah adalah pengalihan utang dari orang yang berutang kepada orang
lain yang wajib menanggungnya.
Praktik Hawalah di koperasi syariah, yaitu adanya peralihan kewajiban dari
seseorang terhadap pihak lain dan dialihkan kewajibannya kepada koperasi
syariah. Contoh sederhananya, anggota yang terbelit utang dan pihak lain,
mengajukan agar koperasi syariah dapat menyelesaikan/ membayarkan
kewajiban utang tersebut, selanjutnya anggota koperasi tersebut membayar
kewajibannya kepada koperasi syariah.
(d) Rahn (Menahan)
Ar-Rahn adalah menahan salah satu harta milik si peminjam sebagai jaminan
atas pinjaman yang diterimanya. Dan tentunya harta yang ditahan memiliki
nilai ekonomis. Secara sederhana dapat dijelaskan bahwa rahn adalah
semacam jaminan utang atau gadai.
Praktik rahn dalam koperasi syariah, gadai (rahn) tidak menggunakan sistem
bunga akan tetapi koperasi syariah dapat mengenakan tarif sewa penyimpanan
barang yang digadaikan tersebut, seperti gadai emas dan sebagainya.
130 Manajemen Koperasi
Manfaat rahn, antara lain: (1) Menjaga kemungkinan anggota lalai atas fasilitas
pembiayaan; (2) Memberikan keamanan bagi anggota koperasi yang
menyimpan dananya di koperasi syariah; (3) Adanya manfaat/ pendapatan
yang diterima oleh koperasi syariah atas biaya sewa penyimpanan.
Sedangkan risiko dari rahn, yaitu tidak terbayarnya utang (wanprestasi) serta
risiko penurunan nilai aset yang ditahan (rusak).
(e) Wakalah (Perwakilan)
Al-Qardh adalah pemberian harta kepada orang lain yang dapat ditagih atau
diminta kembali atau dengan kata lain meminjamkan tanpa mengharapkan
imbalan.
Al-Qardh termasuk katagori pinjaman lunak, di mana pinjaman yang harus
dikembalikan sejumlah dana yang diterima tanpa adanya tambahan. Kecuali
anggota mengembalikan lebih tanpa persyaratan dimuka maka kelebihan dana
tersebut diperbolehkan diterima koperasi dan dimasukkan ke dalam qardh
Bab 8 Koperasi Syariah 131
(atau Baitulmaal-ZIS). Pada umumnya dana qardh bisa diambil dari simpanan
pokok anggota koperasi syariah.
Manfaat qardh, antara lain: (1) Anggota koperasi yang sedang dalam kesulitan,
memungkinkan untuk mendapat talangan jangka pendek; (2) Qard al-hasan
juga merupakan pembeda koperasi syariah dengan koperasi konvensional; dan
(3) Adanya misi sosial-kemasyarakatan ini bisa menjadi citra baik koperasi
syariah di masyarakat.
Namun demikian, al-qardh ini termasuk jenis pembiayaan yang memiliki
risiko tinggi, karena tidak ditutup dengan jaminan.
132 Manajemen Koperasi
Bab 9
Kewirausahaan Koperasi
9.1 Pendahuluan
Organisasi koperasi adalah bentuk organisasi terdiri dari orang-orang yang
secara sukarela berserikat/berkumpul bersama sebagai kekuatan produksi dan
distribusi untuk memajukan kepentingan ekonomi mereka sendiri. Koperasi
merupakan asosiasi sukarela dari orang-orang yang memiliki kepentingan
yang sama dan didorong oleh motif memberikan pelayanan. Koperasi
didirikan untuk pembangunan ekonomi dan sosial masyarakat yang berada
pada kategori miskin/ lemah. Semua bentuk organisasi bisnis memiliki tujuan
yang sama yaitu mendapatkan keuntungan. Namun koperasi memiliki tujuan
yang agak berbeda yaitu memberikan pelayanan kepada anggota dan
masyarakat. Semboyan organisasi koperasi adalah semua untuk satu dan satu
untuk semua. Konteks ini dapat didefinisikan sebagai perkumpulan sukarela
dari orang-orang yang memiliki keterbatasan dan dibentuk bersama atas dasar
kesetaraan untuk memajukan kepentingan ekonomi atau bisnis
anggota/masyarakat (Ishak et al., 2020).
Koperasi telah banyak ditemukan di berbagai wilayah di dunia baik di
pedesaan maupun perkotaan serta telah banyak memberikan kontribusi dalam
perubahan struktur masyarakat. Koperasi sampai saat ini telah memiliki peran
penting dalam isu pembangunan berkelanjutan. Koperasi telah diyakini
sebagai organisasi penting dalam merealisasikan tujuan tujuan pembangunan
134 Manajemen Koperasi
Sorong, Beberapa karya Buku Ekonomi karya kolaborasi dalam satu tahun
terakhir antara lain : Pemasaran Internasional, Sistem Perekonomian Indonesia,
Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, Perekonomian Indonesia dan Bisnis,
Manajemen Logistik dan Supply Chain Management.. Manajemen Konflik,
Ekonomi Demografi, Manajemen Pelayanan Publik. dan Metode Penelitian
Ekonomi
Eko Sudarmanto.
Lahir di Boyolali, 12 Maret 1970, anak kedua dari
pasangan Dulkarim (alm.) dan Sunarti. Saat ini
penulis sedang menyelesaikan pendidikan program
doktoral di Institut Perguruan Tinggi Ilmu Al-Quran
(PTIQ) Jakarta, Program Studi Ilmu Alquran dan
Tafsir. Pendidikan sebelumnya, Pascasarjana
Universitas Muhammadiyah Tangerang (UMT)
Program Studi Magister Manajemen, Sarjana
Akuntansi di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE)
Muhammadiyah Jakarta, Akademi Akuntansi Muhammadiyah (AAM) Jakarta,
SMA Negeri Simo Boyolali, SMP Muhammadiyah 6 Klego Boyolali, dan
Madrasah Ibtidaiyah Islamiyah (MII) Jaten Klego Boyolali. Pelatihan dan
sertifikasi profesi yang pernah diikuti, yaitu Certified Risk Associate (CRA),
Certified Risk Professional (CRP), Certified of Sharia Fintech (CSF), dan
Certified Book and Paper Authorship (CBPA). Penulis adalah Dosen tetap
Fakultas Ekonomi dan Bisnis - Universitas Muhammadiyah Tangerang [UMT]
Indonesia, sebelumnya sebagai praktisi di salah satu bank swasta terbesar di
Indonesia cabang Jakarta (> 25 tahun) dan dua tahun sebelumnya bekerja di PT
JIPRI Rattan Industry – Tangerang. Email penulis:
ekosudarmanto.umt@gmail.com .
162 Manajemen Koperasi