Anda di halaman 1dari 27

===========================================================

TTM KEENAM : ANGGARAN PRODUKSI


===========================================================

ASSALAMU’ALAIKUM WARROHMATULLAHI WABAROKATUH...

1. SAUDARA-SAUDARA SEKALIAN, PADA SESI INI SAYA AKAN


MENYAMPAIKAN MATERI TENTANG “ANGGARAN PRODUKSI”

2. SAYA MENGHARAPKAN ANDA MEMBACA MATERI INI DENGAN TELITI,


SAMBIL MENCOBA UNTUK MELATIH DAN MEMAHAMI MATERI ANGGARAN
PRODUKSI TERSEBUT.

3. UNTUK TUGAS PADA MATERI ANGGARAN PRODUKSI, SAUDARA BISA


MEMBACA INSTRUKSI LATIHAN PADA CONTOH SOAL DI BAWAH.

4. TUGAS DIKERJAKAN SECARA BERKELOMPOK, MASING-MASING


KELOMPOK BERANGGOTAKAN MIN. 2 ORANG DAN MAKS. 3 ORANG.

5. TUGAS INI DIKUMPULKAN MINGGU DEPAN PADA WAKTU YANG SAMA


DENGAN PERKULIAHAN DAN DIKIRIMKAN MELALUI E-MAIL
MYUSUFKURNIAWAN@UNIGAMALANG.AC.ID.

TERIMA KASIH ATAS PERHATIANNYA, WASSALAMU’ALAIKUM


WARROHMATULLAHI WABAROKATUH

===========================================================
Deskripsi Materi :

Mampu menghitung kebutuhan produksi dan membuat rencana produksi

Pemahaman tentang penyusunan anggaran produksi dan rencana produksi

A. PENGERTIAN ANGGARAN PRODUKSI

Anggaran produksi adalah suatu perencanaan secara terperinci mengenai jumlah


unit produk yang akan diproduksi selama periode yang akan datang, yang didalamnya
mencakup rencana mengenai jenis (kualitas), jumlah (kuantitas), waktu (kapan) produksi
akan dilakukan. Anggaran produksi berarti anggaran kegiatan, karena produksi adalah proses
kegiatan membuat produk. Produksi tidak perlu dianggarkan tetapi dijadwalkan, karena
produksi adalah suatu kegiatan dalam membuat produk. Jadi, produksi sudah tidak perlu

1|Page
dianggarkan, namun dijadwalkan. Dalam pengertian sempit anggaran produksi adalah
merupakan jumlah unit produk yang harus diproduksi. (Ellen Christina, 2001: 60 )

Jumlah barang yang akan dijual akan mencerminkan pendekatan yang berbeda yaitu
kebijaksanaan tingkat produksi yang menekankan pada stabilitas produksi persediaan yang
mengambang, dan jika kebijaksanaan ditekankan pada tingkat penjualan maka pengendalian
tingkat persediaan yang mengambang. Kombinasi keduanya akan memunculkan produksi dan
persediaan akan berubah dalam batas waktu tertentu.

Anggaran produksi disusun dengan memperhatikan semua kegiatan produksi yang yang
diperlukan untuk menunjang anggaran penjualan yang telah disusun. Rencana produksi meliput
penentuan produk yang harus diproduksi untuk memenuhi penjualan yang direncanakan dan
memepertahankan tingkat persediaan barang jadi yang diinginkan.

Anggaran produksi adalah perencanaan dan pengorganisasian sebelumnya mengenai orang-


orang, bahan-bahan, mesin-mesin, dan peralatan lain serta modal yang diperlukan untuk
memproduksi barang pada suatu priode tertentu dimasa depan sesuai dengan apa yang
dibutuhkan atau diramalkan (Adi Saputro, 1995: 35 ).

B. KEGUNAAN ANGGARAN PRODUKSI

Anggaran produksi berguna untuk pedoman kerja, koordinasi kerja, dan pengendalian
kerja divisi produksi. Semua level manajer di divisi produksi harus bekerja berdasar anggaran
produksi. Di samping itu anggaran produksi berguna untuk:

1. menunjang kegiatan penjualan,


2. menjaga tingkat persediaan barang jadi yang sewaktu-waktu di minta oleh konsumen,
3. mengendalikan kegiatan produksi agar dapat meneipta harga pokok produksi yang
serendah – rendahnya.

Secara umum anggaran produksi berguna sebagai pedoman kerja , pengkoordinasian


kerja dan pengawasan kerja. Sedangkan secara khusus anggaran produksi dapat berguna
sebagai (Apandi Nasehatun,1999 :27 ) :

1. Menunjang kegiatan penjualan, sehingga produk dapat disediakan sesuai dengan waktu
yang telah direncanakan.
2. Menjaga tingkat persediaan yang memadai dengan cara mengusahakan persediaan yang
tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil.
3. Mengatur produksi agar biaya produksi dapat ditekan seminimal mungkin.

2|Page
Adapun tujuan dari anggaran produksi adalah sebagai berikut :

1. Untuk mencapai tingkat keuntungan tertentu, misalnya berapa hasil yang diproduksi supaya
dapat dicapai tingkat keuntungan dengan persentase tertentu dari keuntungan setahun
terhadap penjualan yang diinginkan.
2. Untuk menguasai pasar tertentu, sehingga hasil perusahaan ini tetap mempunyai market
share tertentu.
3. Untuk mengusahakan supaya perusahaan pabrik ini bekerja pada tingkat efisien tertentu.
4. Untuk mengusahakan dan mempertahankan supaya pekerjaan dan kesempatan kerja yang
sudah ada dapat sernakin berkembang.

C. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ANGGARAN PRODUKSI

Anggaran produksi seperti dihitung berdasarkan anggaran penjualan menentukan anggaran


penggunaan bahan, anggaran pembelian bahan, anggaran biaya upah buruh atau anggaran
biaya tenaga kerja langsung, dan anggaran biaya ovehead pabrik. Perencanaan dan
penjadwalan produksi adalah tugas pabrik yang menyangkut penentuan jumlah barang yang
diproduksi dan penentuan waktu produksi.

Oleh sebab itu faktor-faktor yang mempengaruhi penyusunan anggaran produksi antara
lain adalah:

1. Rencana penjualan yang tertuang dalam anggaran penjualan,


2. Kapasitas pabrik dan peralatan pabrik yang tersedia termasuk teknologi yang digunakan,
3. Tenaga buruh termasuk rekruitmen, pelatihan, penempatan, penggpahan, dan pemutusan
hubungan kerja,
4. Bahan baku termasuk teknik transportasi dan pergudangan, dan
5. Modal kerja untuk menjalankan proses produksi

Faktor-faktor Internal dan Eksternal dalam Penyusunan Budget Produksi :

Faktor internal adalah faktor-faktor yang berada dalam perusahaan yang mempunyai
pengaruh terhadap kelangsungan perusahaan :

1. Penjualan tahun lalu’bisajadi patokan


2. Kebijakan perusahaan yang berhubungan dengan harga jual
3. Syarat pembayaran barang yang dijual
4. Pemilihan saluran distribusi
5. Tenaga kerja yang dimiliki perusahaan (kuantitatif atau kualitatif)

3|Page
6. Modal kerja yang dimiliki perusahaan (Current asset-Current liabilities)
7. Fasilitas yang dimiliki perusahaan
8. Kebijaksanaan perusahaan yang dimiliki perusahaan dibidang-bidang lain.

Faktor-faktor eksternal/faktor luar perusahaan, tapi memiliki pengaruh terhadap


perusahaan :

1. Persaingan
2. Tingkat pertumbuhan penduduk
3. Tingkat penghasilan masyarakat
4. Tingkat pendidikan masyarakat
5. Tingkat penyebaran masyarakat
6. Agama, adat istiadat dan kebijaksanaan masyarakat
7. Kebijaksanaan pemerintah
8. Keadaaan perekonomian internasional maupun nasional dan kemajuan teknologi.

D. PENYUSUNAN ANGGARAN PRODUKSI

Dalam penyusunan anggaran produksi yang mengutamakan stabilitas produksi


ditentukan terlebih dahulu kebutuhan selama 1 tahun, kemudian diperkirakan kebutuhan setiap
bulannya. Akhirnya tingkat persediaan disesuaikan dengan kebutuhan, agar produksi tetap
stabil.

Penyusunan anggaran produksi tergantung pada anggaran penjualan. Dalam kondisi


pasar persaingan sempurna, anggaran penjualan merupakan acuan utama untuk menyusun
anggaran produksi, anggaran biaya pemasaran, anggaran biaya administrasi dan anggaran
laba operasi. Manajer produksi sebelum melaksanakan kegiatan menyusun anggaran produksi
dalam unit dan anggaran persediaan barang jadi dalam unit (Munandar, 1999 : 32 ).

Suatu produksi dapat berjalan dengan lancar apabila interaksi antara faktor-faktor
produksi yang digunakan. Apabila hal tersebut dilakukan dengan sempurna maka akan
menghasilkan output yang baik. Dengan adanya pengaturan dalam faktor-faktor produksi
tersebut dapat diperbaiki tingkat efektifitas dan efisiensi proses produksi yang akhirnya tujuan
manajemen produksi akan dapat dicapai dengan baik.

Pengolahan faktor-faktor produksi yang ada sebaiknya dilakukan berdasarkan


kesempatan yang dimiliki selanjutnya dipilih kesempatan yang mana dapat dicapai, sebenarnya
sangat banyak kesempatan terbuka untuk dilaksanakan, tetapi karena adanya keterbatasan
dalam faktor-faktor produksi, maka harus dilakukan suatu prosedur sesuai dengan jenis usaha

4|Page
dan kegiatan yang dilakukan. “Secara formal dapat dinyatakan bahwa prosedur merupakan
bagian dari urutan kronologis dan cara yang ditetapkan untuk melaksanakan suatu pekerjaan.
Urutan kronologis merupakan ciri khas dari setiap prosedur, sebuah prosedur menunjukkan
bagaimana masing-masing tugas akan dilaksanakan dan siapa yang akan melaksanakannya”.

Untuk itu peranan prosedur perencanaan produksi dalam setiap perusahaan sangat
besar, karena seluruh tugas yang dilakukan dalam proses produksi harus ditetapkan dalam
rencana.

Dalam menetapkan prosedur perencanaan maka pimpinan harus memperhatikan


tahapan-tahapan sebagai berikut:

1. Menetapkan tujuan maupun serangkaian tujuan


2. Merumuskan keadaan saat ini
3. Mengidentifikasikan segala kemudahan dan hambatan
4. Mengembangkan rencana atau serangkaian kegiatan untuk mencapai tujuan

Dalam Catur Sasongko tahun 2010, anggaran produksi adalah anggaran yang disusun
oleh perusahaan untuk menentukan barang jadi yang harus diproduksi dalam rangka
mendukung target penjualan yang ada dalam anggaran perusahaan.

Untuk dapat menyusun anggaran produksi dibutuhkan berbagai data dan informasi
sebagai berikut :

1. Estimasi jumlah unit barang jadi yang akan dijual pada periode mendatang

Jumlah unit barang jadi yang akan terjual dapat diperoleh dari anggaran penjualan yang
telah dibuat sebelumnya (lihat pembahasan tentang anggaran penjualan pada materi TTM
kelima tentang Proyeksi Penjualan yang lalu).

2. Estimasi jumlah persediaan barang jadi pada akhir periode anggaran

Pada umumnya, perusahaan memproduksi barang jadi lebih banyak dari yang diperkirakan
dapat dijual. Hal ini dilakukan karena perusahaan ingin menghindari terjadinya kondisi
stock out, yaitu kondisi dimana perusahaan tidak memiliki persediaan barang ketika
perusahaan memperoleh order pembelian dari pelanggan.

Terdapat dua kerugian utama dari kondisi stock out, yaitu :

a. perusahaan mengalami opportunity lost dari penjualan yang seharusnya dapat dilayani
jika perusahaan memiliki persediaan barang jadi yang cukup;

5|Page
b. pelanggan beralih ke pesaing yang membuat perusahaan kehilangan sumber
pendapatan di masa depan.

Oleh karena itu, jika perusahaan memperkirakan akan menyimpan persediaan barang jadi
diakhir periode anggaran, maka nilainya harus diestimasi dan dimasukkan dalam
perhitungan anggaran produksi.

3. Estimasi jumlah persediaan barang jadi di awal periode anggaran

Jumlah persediaan barang jadi yang diestimasi di awal periode adalah estimasi persediaan
barang jadi yang tersisa dari periode sebelumnya. Setelah estimasi jumlah penjualan dalam
unit dan persediaan akhir barang jadi telah diperoleh datanya, langkah selanjutnya adalah
menentukan jumlah yang akan diproduksi diperoleh dari mengurangkan jumlah penjualan
dalam unit dan persediaan akhir barang jadi dengan persediaan awal barang jadi.

E. FORMAT ANGGARAN PRODUKSI

Berikut ini adalah format yang dapat digunakan untuk menyusun anggaran produksi.

PT.....
Anggaran Produksi
Untuk perode

Keterangan Jumlah
Penjualan barang jadi (unit)
Ditambah : Persediaan akhir barang jadi
Jumlah barang jadi yang dibutuhkan
Dikurangi : Persediaan awal barang jadi
Jumlah barang jadi yang akan diproduksi
Keterangan :

1. Informasi tentang jumlah unit yang direncanakan dijual pada periode anggaran diperoleh
dari anggaran penjualan.

2. Informasi persediaan akhir barang jadi diperoleh dari kebijakan pengadaan persediaan
yang ada di perusahaan. Biasanya, tingkat persediaan akhir barang jadi yang ingin
disimpan oleh perusahaan dihubungkan dengan penjualan barang jadi untuk bulan
berikutnya.

3. Jumlah unit yang rencananya akan dijual ditambahkan dengan unit dalam persediaan akhir
barang jadi akan menjadi total unit barang jadi yang dibutuhkan selama satu periode
anggaran.

6|Page
4. Jumlah persediaan awal barang jadi dapat diperoleh dari persediaan akhir barang jadi
tahun lalu. Persediaan akhir barang jadi suatu periode akan menjadi persediaan awal
barang jadi periode berikutnya.

5. Jumlah unit barang jadi yang akan diproduksi dalam satu periode anggaran diperoleh
dengan mengurangi jumlah barang jadi yang dibutuhkan dengan persediaan awal
barang jadi.

F. PENYUSUNAN ANGGARAN PRODUKSI PER BULAN

Contoh 1. Penyusunan Anggaran Produksi (Per Bulan)

PT Sehati Indah (SI) sedang menyusun anggaran produksi untuk produk yang dihasilkanya,
yaitu produk “Boneka Unyil”, untuk bulan Agustus 2008. PT SI memperkirakan dapat menjual
8.000 unit Boneka Unyil selama bulan Agustus 2008. Selain itu, PT SI juga memperkirakan
jumlah unit persediaan akhir dan awal Boneka Unyil untuk bulan Agustus 2008.

Tabel 1 berikut ini menyajikan jumlah unit yang diperkirakan akan dijual serta persediaan akhir
dan persediaan awal Boneka Unyil untuk bulan Agustus 2008.

Tabel 1 Penjualan dan Persediaan Boneka Unyil

No Keterangan Jumlah
1 Penjualan (unit) 8.000
2 Persediaan akhir 2.000
3 Persediaan awal 1.000

Deskripsi berikut ini akan menjelaskan langkah-langkah yang dilakukan untuk menyusun
anggaran produksi Boneka Unyil untuk bulan Agustus 2008.

Langkah 1

Menyusun format anggaran produksi seperti tabel di bawah ini :

PT Sehati Indah (SI)


Anggaran Produksi
Untuk perode bulan Agustus 2008
Nama Produk Boneka Unyil
Keterangan Jumlah
Penjualan barang jadi (unit)
Ditambah : Persediaan akhir barang jadi
Jumlah barang jadi yang dibutuhkan
Dikurangi : Persediaan awal barang jadi
Jumlah barang jadi yang akan diproduksi

Langkah 2

7|Page
Memasukkan data-data penjualan, persediaan akhir barang jadi dan persediaan awal barang
jadi yang ada pada tabel 1 ke dalam format anggaran produksi. Format anggaran produksi yang
telah dimasukkan semua data-data yang diperlukan akan terlihat seperti tabel di bawah ini.

8|Page
PT Sehati Indah (SI)
Anggaran Produksi
Untuk perode bulan Agustus 2008
Nama Produk Boneka Unyil
Keterangan Jumlah
Penjualan barang jadi (unit) 8.000
Ditambah : Persediaan akhir barang jadi 2.000
Jumlah barang jadi yang dibutuhkan
Dikurangi : Persediaan awal barang jadi 1.000
Jumlah barang jadi yang akan diproduksi

Langkah 3

Menjumlahkan barang jadi yang dibutuhkan dengan menambahkan penjualan barang jadi (unit)
dengan persediaan akhir barang jadi.

PT Sehati Indah (SI)


Anggaran Produksi
Untuk perode bulan Agustus 2008
Nama Produk Boneka Unyil
Keterangan Jumlah
Penjualan barang jadi (unit) 8.000
Ditambah : Persediaan akhir barang jadi 2.000
Jumlah barang jadi yang dibutuhkan 10.000
Dikurangi : Persediaan awal barang jadi 1.000
Jumlah barang jadi yang akan diproduksi

Langkah 4

Menyelesaikan anggaran produksi dengan menghitung jumlah barang jadi yang akan
diproduksi. Jumlah barang jadi yang akan diproduksi diperoleh dengan mengurangkan jumlah
barang jadi yang dibutuhkan dengan persediaan awal barang jadi.

PT Sehati Indah (SI)


Anggaran Produksi
Untuk perode bulan Agustus 2008
Nama Produk Boneka Unyil
Keterangan Jumlah
Penjualan barang jadi (unit) 8.000
Ditambah : Persediaan akhir barang jadi 2.000
Jumlah barang jadi yang dibutuhkan 10.000
Dikurangi : Persediaan awal barang jadi 1.000
Jumlah barang jadi yang akan diproduksi 9.000

Berdasarkan anggaran produksi yang telah disusun, PT SI membutuhkan barang jadi sebanyak
10.000, dan harus memproduksi Boneka Unyil sebanyak 9.000 unit untuk bulan Agustus 2008.

9|Page
=====================================================================
INSTRUKSI UNTUK LATIHAN 1

Berdasarkan data-data di atas, bantulah staf anggaran PT SI menyusun anggaran produksi


Boneka Unyil untuk bulan September 2008, jika diketahui penjualan (unit) bulan September
2008 sebanyak 10.000 unit, sedangkan persediaan akhir sebanyak 3.000 unit.

======================================================================

G. PENYUSUNAN ANGGARAN PRODUKSI UNTUK PERIODE LEBIH DARI SATU BULAN

Jika perusahaan ingin menyusun anggaran produksi yang mencakup periode waktu
lebih dari satu bulan, maka terdapat dua hal penting berikut yang harus diperhatikan, yaitu :

a. Persediaan akhir barang jadi di suatu bulan akan menjadi persediaan awal barang
jadi pada bulan berikutnya. Sebagai contoh, persediaan akhir barang jadi bulan
November 2008 akan menjadi persediaan awal untuk bulan Desember 2008.

b. Persediaan akhir barang jadi di bulan terakhir dalam satu periode akan menjadi
persediaan akhir barang jadi untuk anggaran produksi periode tersebut. Misalnya,
jika anggaran produksi dibuat pada bulan Juli, Agustus, dan September, maka
persediaan akhir bulan September akan menjadi persediaan akhir barang jadi untuk
anggaran produksi tiga bulan (Juli, Agustus, September).

Sebaliknya, persediaan awal di bulan pertama (bulan Juli) dalam anggaran produksi
akan menjadi persediaan awal untuk anggaran produksi tiga bulan (Juli, Agustus,
September).

Contoh 2. Penyusunan Anggaran Produksi Lebih Dari 1 Bulan


PT Sehati Indah (SI) ingin menyusun anggaran produksi kuartal ketiga di tahun 2008 (Juli-
September) untuk Boneka Unyil. Berikut ini adalah rencana penjualan (unit) Boneka Unyil untuk
3 bulan.

Bulan Penjualan (unit)


Juli 7.000
Agustus 8.000
September 10.000

Selama tahun 2008, PT Sehati Indah (SI) ingin agar tingkat persediaan awal barang jadi setiap
bulannya adalah 1.000 unit. Jadi, persediaan akhir dan persediaan awal barang jadi adalah
tetap 1.000 unit.

Berikut ini adalah langkah-langkah yang dilakukan untuk menyusun anggaran produksi Boneka
Unyil untuk kuartal ketiga tahun 2008.

10 | P a g e
Langkah 1

Menyusun format anggaran produksi untuk kuartal ketiga tahun 2008 seperti tabel di bawah ini.

PT Sehati Indah (SI)


Anggaran Produksi
Untuk kuartal yang berakhir bulan September 2008
Nama Produk Boneka Unyil
Keterangan Juli Agustus September Total
Penjualan (unit)
Ditambah : Persediaan akhir
Jumlah barang jadi yang dibutuhkan
Dikurangi : Persediaan awal
Jumlah barang jadi yang akan diproduksi

Langkah 2

Memasukkan data-data penjualan selama bulan Juli-September 2008, persediaan akhir barang
jadi bulan September, dan persediaan akhir barang jadi bulan Juli ke dalam format tabel
anggaran produksi seperti terlihat pada tabel di bawah ini.

PT Sehati Indah (SI)


Anggaran Produksi
Untuk kuartal yang berakhir bulan September 2008
Nama Produk Boneka Unyil
Keterangan Juli Agustus September Total
7.000 8.000 10.000 25.000
Ditambah : Persediaan akhir 1.000 1.000 1.000 1.000
Jumlah barang jadi yang dibutuhkan
Dikurangi : Persediaan awal 1.000 1.000 1.000 1.000
Jumlah barang jadi yang akan diproduksi

Langkah 3

Menghitung total barang jadi yang dibutuhkan untuk setiap bulan selama kuartal ketiga tahun
2008 dengan menjumlahkan penjualan setiap bulannya denga persediaan akhir barang jadi
yang relevan. Hitung pula total barang jadi yang akan diproduksi selam kuartal ketiga tahun
2008.

PT Sehati Indah (SI)


Anggaran Produksi
Untuk kuartal yang berakhir bulan September 2008
Nama Produk Boneka Unyil
Keterangan Juli Agustus September Total
Penjualan (unit) 7.000 8.000 10.000 25.000
Ditambah : Persediaan akhir 1.000 1.000 1.000 1.000
Jumlah barang jadi yang dibutuhkan 8.000 9.000 11.000 26.000
Dikurangi : Persediaan awal 1.000 1.000 1.000 1.000
Jumlah barang jadi yang akan diproduksi 7.000 8.000 10.000 25.000

11 | P a g e
H. KEBIJAKAN TINGKAT PRODUKSI

Ada dua kebijakan yang dapat digunakan perusahaan untuk menentukan jumlah barang yang
akan diproduksi, yaitu kebijakan stabilisasi tingkat produksi dan kebijakan stabilisasi
tingkat persediaan.

1. Kebijakan Stabilisasi Produksi

Dalam menyusun anggaran produksi untuk anggaran lebih dari satu bulan, perusahaan
seringkali ingin memiliki jumlah produksi yang sama untuk setiap bulannya. Pertimbangannya
adalah :

a. perusahaan ingin memperoleh biaya produksi yang sama untuk setiap bulannya;

b. jumlah pegawai pabrik cenderung tetap setiap bulannya, maka jumlah produksi setiap
bulan yang stabil akan lebih tepat digunakan;

c. mesin akan berproduksi lebih efisien jika tingkat produksi barang stabil setiap bulannya.

Kebijakan untuk berproduksi pada tingkat produksi yang sama setiap bulan dalam satu tahun ini
disebut dengan kebijakan stabilisasi produksi.

Misalnya, diasumsikan perusahaan berencana memproduksi barang jadi sebesar 2.400.000


selama 1 tahun ke depan. Jika perusahaan mengadopsi kebijakan stabilisasi produksi, maka
jumlah yang harus diproduksi setiap bulannya untuk tahun depan adalah :

Produksi/bulan = Jumlah produksi 1 tahun / 12 bulan


Produksi/bulan = 2.400.000 unit / 12 bulan
Produksi/bulan = 100.000

Contoh 3. Penyusunan Anggaran Produksi Dengan Kebijakan Stabilisasi Produksi

PT Kreasindo Pratama (KP) menerapkan kebijakan stabilisasi produksi untuk menyusun


anggaran produksi produk “Boneka Barbie” selama periode triwulan untuk bulan Oktober-
Desember tahun 2008. Tabel berikut ini adalah data-data penjualan, persediaan awal dan akhir
barang jadi selama bulan Oktober-Desember 2008.

Bulan Penjualan (unit)


Oktober 6.400
November 5.600
Desember 4.000

Nama Produk Persediaan Akhir Persediaan Awal


(Desember) (Oktober)
Boneka Barbie 2.000 6.000

Langkah 1

12 | P a g e
Menyusun format anggaran produksi untuk triwulan Oktober-Desember 2008 seperti tabel di
bawah ini.

PT Kreasindo Pratama (KP)


Anggaran Produksi
Untuk triwulan yang berakhir 31 Desember 2008
Nama Produk Boneka Barbie
Keterangan Oktober November Desember Total
Penjualan (unit)
Ditambah : Persediaan akhir
Jumlah barang jadi yang dibutuhkan
Dikurangi : Persediaan awal
Jumlah barang jadi yang akan diproduksi

Langkah 2

Memasukkan data penjualan (unit) bulan Oktober-Desember 2008. Kemudian masukkan pula
persediaan barang jadi di akhir bulan Desember dan persediaan di awal bulan Oktober.

Setelah semua data sudah dimasukkan, format anggaran produksi akan terlihat seperti berikut
ini.

PT Kreasindo Pratama (KP)


Anggaran Produksi
Untuk triwulan yang berakhir 31 Desember 2008
Nama Produk Boneka Barbie
Keterangan Oktober November Desember Total
Penjualan (unit) 6.400 5.600 4.000 16.000
Ditambah : Persediaan akhir 2.000 2.000
Jumlah barang jadi yang dibutuhkan
Dikurangi : Persediaan awal 6.000 6.000
Jumlah barang jadi yang akan diproduksi

Langkah 3

Melengkapi kolom total yang masih belum terisi data dengan melakukan operasi penambahan
dan pengurangan.

Setelah langkah ketiga selesai dilakukan, format anggaran produksi akan terlihat seperti di
bawah ini.

PT Kreasindo Pratama (KP)


Anggaran Produksi
Untuk triwulan yang berakhir 31 Desember 2008
Nama Produk Boneka Barbie
Keterangan Oktober November Desember Total
Penjualan (unit) 6.400 5.600 4.000 16.000

13 | P a g e
Ditambah : Persediaan akhir 2.000 2.000
Jumlah barang jadi yang dibutuhkan 18.000
Dikurangi : Persediaan awal 6.000 6.000
Jumlah barang jadi yang akan diproduksi 12.000

Langkah 4

Membagi jumlah produksi keseluruhan dengan jumlah bulan dalam anggaran produksi. Pada
contoh ini, total produksi selama 3 bulan (Oktober-Desember) adalah 12.000 unit. Jadi jumlah
produksi tiap bulan adalah 12.000 unit dibagi 3 bulan sama dengan 4.000 unit tiap bulan.

PT Kreasindo Pratama (KP)


Anggaran Produksi
Untuk triwulan yang berakhir 31 Desember 2008
Nama Produk Boneka Barbie
Keterangan Oktober November Desember Total
Penjualan (unit) 6.400 5.600 4.000 16.000
Ditambah : Persediaan akhir 2.000 2.000
Jumlah barang jadi yang dibutuhkan 18.000
Dikurangi : Persediaan awal 6.000 6.000
Jumlah barang jadi yang akan diproduksi 4.000 4.000 4.000 12.000

Langkah 5

Menjumlah seluruh (total) barang jadi yang dibutuhkan untuk bulan Desember 2008 dengan
menambahkan penjualan bulan Desember dengan persediaan akhir bulan yang sama
(Desember) (4.000 + 2.000 = 6.000).

Persediaan awal barang jadi bulan Desember diperoleh dengan mengurangkan total barang
jadi yang dibutuhkan dengan jumlah produksi barang jadi bulan Desember (6.000 - 4.000 =
2.000).

PT Kreasindo Pratama (KP)


Anggaran Produksi
Untuk triwulan yang berakhir 31 Desember 2008
Nama Produk Boneka Barbie
Keterangan Oktober November Desember Total
Penjualan (unit) 6.400 5.600 4.000 16.000
Ditambah : Persediaan akhir 2.000 2.000
Jumlah barang jadi yang dibutuhkan 6.000 18.000
Dikurangi : Persediaan awal 6.000 2.000 6.000
Jumlah barang jadi yang akan diproduksi 4.000 4.000 4.000 12.000

Langkah 6

Seperti telah dijelaskan bahwa persediaan akhir suatu bulan akan menjadi persediaan awal
pada bulan berikutnya. Berdasarkan hubungan tersebut, pada langkah ke-6 adalah mengisi
kolom persediaan akhir barang jadi bulan November dengan nilai persediaan awal bulan

14 | P a g e
Desember, yaitu 2.000 unit. Hal yang sama dilakukan untuk mengisi kolom persediaan akhir
bulan Oktober. === Persediaan awal bulan Oktober sama dengan persediaan akhir bulan
November, yaitu 3.600 Jumlah barang yang dibutuhkan dikurangi jumlah barang yang akan
diproduksi, yaitu 7.600 - 4.000 = 3.600.

Setelah pengisian kolom persediaan akhir bulan November dan Oktober, kolom-kolom yang
masih kosong diisi dengan melakukan operasi penambahan dan pengurangan. Hasil akhir dari
anggaran produksi terlihat seperti tabel di bawah ini.

PT Kreasindo Pratama (KP)


Anggaran Produksi
Untuk triwulan yang berakhir 31 Desember 2008
Nama Produk Boneka Barbie
Keterangan Oktober November Desember Total
Penjualan (unit) 6.400 5.600 4.000 16.000
Ditambah : Persediaan akhir 3.600 2.000 2.000 2.000
Jumlah barang jadi yang dibutuhkan 10.000 7.600 6.000 18.000
Dikurangi : Persediaan awal 6.000 3.600 2.000 6.000
Jumlah barang jadi yang akan diproduksi 4.000 4.000 4.000 12.000
Dikurangkan

=====================================================================
INSTRUKSI UNTUK LATIHAN 2

Di bawah ini adalah tabel data perkiraan penjualan (unit) PT Abadi Utama untuk bulan Januari-
April 2008.
Bulan Penjualan (unit)
Januari 2.000
Februari 2.200
Maret 2.640
April 3.130

Adapun persediaan barang jadi awal bulan Januari adalah 200 unit dan diakhir bulan April
adalah 150 unit.
Instruksi :
Susunlah anggaran produksi PT Abadi Utama dengan metode kebijakan stabiisasi produksi.
=====================================================================

2. Kebijakan Stabilisasi Tingkat Persediaan


Berbeda dengan kebijakan stabilisasi produksi yang menginginkan tingkat produksi barang
jadi yang sama untuk setiap periodenya, kebijakan stabilisasi persediaan dapat ditetapkan pada
perusahaan yang tidak menginginkan tingkat persediaan berfluktuasi secara berlebihan
setiap periode yang tercakup dalam anggaran. Kebijakan stabilisasi tingkat persediaan juga
menjamin bahwa kenaikan atau penurunan persediaan terjadi secara bertahap dalam setiap
periode. Perusahaan yang memiliki ruang penyimpanan persediaan yang terbatas atau
menghadapi biaya sewa gudang yang tinggi cocok untuk menerapkan kebijakan ini.

15 | P a g e
Contoh 4. Penyusunan Anggaran Produksi Dengan Kebijakan Stabilisasi Persediaan

PT Pancaran Sinar Mulia (PSM) menerapkan kebijakan stabilisasi tingkat persediaan untuk
menentukan jumlah produksi untuk produk Lampu Senter (Flashlight) periode Oktober-
Desember 2008.
Berikut ini adalah data-data penjualan, persediaan awal dan akhir barang jadi PT PSM selama
periode Oktober-Desember 2008.
Bulan Penjualan (unit)
Oktober 8.000
November 12.000
Desember 10.000

Nama Produk Persediaan Akhir Persediaan Awal


(Desember) (Oktober)
Lampu Senter (Flashlight) 7.200 4.800

Langkah 1
Menyusun format anggaran produksi untuk triwulan Oktober-Desember 2008 seperti tabel di
bawah ini.

PT Pancaran Sinar Mulia (PSM)


Anggaran Produksi
Untuk triwulan yang berakhir 31 Desember 2008
Nama Produk Lampu Senter (Flashlight)
Keterangan Oktober November Desember Total
Penjualan (unit)
Ditambah : Persediaan akhir
Jumlah barang jadi yang dibutuhkan
Dikurangi : Persediaan awal
Jumlah barang jadi yang akan diproduksi

Langkah 2

Memasukkan data penjualan (unit) bulan Oktober-Desember 2008. Kemudian masukkan pula
persediaan barang jadi di akhir bulan Desember dan persediaan di awal bulan Oktober.

Setelah semua data sudah dimasukkan, format anggaran produksi akan terlihat seperti berikut
ini.

PT Pancaran Sinar Mulia (PSM)


Anggaran Produksi
Untuk triwulan yang berakhir 31 Desember 2008
Nama Produk Lampu Senter (Flashlight)
Keterangan Oktober November Desember Total
Penjualan (unit) 8.000 12.000 10.000 30.000
Ditambah : Persediaan akhir 7.200 7.200

16 | P a g e
Jumlah barang jadi yang dibutuhkan
Dikurangi : Persediaan awal 4.800 4.800
Jumlah barang jadi yang akan diproduksi

Langkah 3

Menghitung perubahan tingkat persediaan barang jadi setiap bulannya. Pada contoh ini, jumlah
persediaan akhir barang jadi di bulan Desember lebih banyak 2.400 unit dibandingkan dengan
persediaan awal barang jadi bulan Oktober, yaitu 7.200 - 4.800 = 2.400 unit. Pertambahan
barang jadi sebanyak 2.400 unit terjadi merata selama 3 bulan (Oktober-Desember) sehingga
tambahan persediaan setiap bulannya adalah 2.400 ÷ 3 bulan = 800 unit.

Hal ini berarti apabila persediaan awal barang jadi untuk bulan Oktober sebesar 4.800, maka
persediaan awal bulan November menjadi 4.800 + 800 = 5.600 unit. Adapun persediaan awal
bulan Desember adalah 5.600 + 800 = 6.400 unit.

Data tentang persediaan awal barang jadi untuk bulan November dan Desember dimasukkan
dalam format anggaran produksi seperti dalam tabel di bawah ini.

PT Pancaran Sinar Mulia (PSM)


Anggaran Produksi
Untuk triwulan yang berakhir 31 Desember 2008
Nama Produk Lampu Senter (Flashlight)
Keterangan Oktober November Desember Total
Penjualan (unit) 8.000 12.000 10.000 30.000
Ditambah : Persediaan akhir 7.200
Jumlah barang jadi yang dibutuhkan
Dikurangi : Persediaan awal 4.800 5.600 6.400
Jumlah barang jadi yang akan diproduksi

Langkah 4

Persediaan akhir suatu bulan akan menjadi persediaan awal di bulan berikutnya sehingga
persediaan akhir bulan November diperoleh dari persediaan awal bulan Desember, yaitu
sebesar 6.400 unit. Adapun persediaan akhir bulan Oktober adalah persediaan awal bulan
November, yaitu sebesar 5.600 unit.

PT Pancaran Sinar Mulia (PSM)


Anggaran Produksi
Untuk triwulan yang berakhir 31 Desember 2008
Nama Produk Lampu Senter (Flashlight)
Keterangan Oktober November Desember Total
Penjualan (unit) 8.000 12.000 10.000 30.000
Ditambah : Persediaan akhir 5.600 6.400 7.200
Jumlah barang jadi yang dibutuhkan
Dikurangi : Persediaan awal 4.800 5.600 6.400
Jumlah barang jadi yang akan diproduksi

17 | P a g e
Langkah 5

Menyelesaikan anggaran produksi dengan menjumlah seluruh (total) barang jadi yang
dibutuhkan dan jumlah barang jadi yang akan diproduksi untuk bulan Oktober-Desember 2008
dan secara total selama 3 bulan.

PT Pancaran Sinar Mulia (PSM)


Anggaran Produksi
Untuk triwulan yang berakhir 31 Desember 2008
Nama Produk Lampu Senter (Flashlight)
Keterangan Oktober November Desember Total
Penjualan (unit) 8.000 12.000 10.000 30.000
Ditambah : Persediaan akhir 5.600 6.400 7.200 7.200
Jumlah barang jadi yang dibutuhkan 13.600 18.400 17.200 37.200
Dikurangi : Persediaan awal 4.800 5.600 6.400 4.800
Jumlah barang jadi yang akan diproduksi 8.800 12.800 10.800 32.400

Jadi penyusunan anggaran produksi dengan menerapkan kebijakan stabilisasi persediaan


selama periode Oktober-Desember 2008 jumlah barang yang diperlukan sebanyak 37.200 unit
dan yang akan diproduksi sebanyak 32.400 unit.

=====================================================================
INSTRUKSI UNTUK LATIHAN 3

PT Gajayana Abadi Utama (GAU) adalah perusahaan yang memproduksi topi seragam. PT
GAU hendak menyusun anggaran produksi dengan menerapkan kebijakan stabilisasi
persediaan selama satu tahun.
Data mengenai rencana penjualan topi selama satu tahun sebanyak 2.000 unit. Rencana
penjualan ini terbagi dalam triwulan yaitu penjualan triwulan 1, 2, 3 dan 4, adalah masing-
masing sebesar 515 unit, 500 unit, 500 unit, dan 485 unit. Persediaan awal 60 unit dan
persediaan akhir 40 unit.
Instruksi :
Susunlah anggaran produksi PT Gajayana Abadi Utama dengan metode kebijakan stabilisasi
persediaan.
=====================================================================

Referensi :
Catur Sasongko dan Safrida Rumondang Parulian. 2010. Anggaran. Jakarta : Salemba Empat
Narifin, M. 2009. Penganggaran Perusahaan. Edisi 3, Jakarta: Salemba Empat
Nasehatun, Apandi. 1999. Budget & Control: Sistem Perencanaan dan Pengendalian Terpadu
Konsep dan Penerapannya. Jakarta: PT. Grasindo

=========== TAMBAHAN INFO ===========

Contoh kasus 1
PT Cinta Abadi merencanakan penjualan untuk tahun 2018 sebagai berikut :

18 | P a g e
Keterangan Tingkat Penjualan
Triwulan I 115.000 unit
Triwulan II 85.000 unit
Triwulan III 85.000 unit
Triwulan IV 115.000 unit
Jumlah 400.000 unit
• Perkiraan tingkat persediaan awal = 60.000 unit dan akhir = 40.000 unit.
• Tingkat persediaan TW I dan II berfluktuasi 6000 unit, sedangkan TW III dan IV
berfluktuasi 4.000 unit.

Berdasarkan data di atas, susunlah anggaran produksi dengan ketiga pendekatan yang anda
ketahui , yaitu :
1. Stabilitas Tingkat Produksi (Konstan)
2. Stabilitas Tingkat Persediaan (Gelombang)
3. Kombinasi (Moderat)

Tabel 24: Stabilitas Tingkat Produksi (Konstan)


Keterangan Triwulan I Triwulan II Triwulan III Triwulan IV Total

Penjualan 115.000 85.000 85.000 115.000 400.000


PersediaanAkhir 40.000 50.000 60.000 40.000 40.000

Tersedia 155.000 135.000 145.000 155.000 440.000


PersediaanAwal 60.000 40.000 50.000 60.000 60.000

Tingkat Produksi 95.000 95.000 95.000 95.000 380.000

Penjualan  400.000 unit


Persediaan akhir  40.000   unit +
Kebutuhan/tersedia   440.000 unit
Persediaan awal     60.000   unit –
Produksi           380.000   unit
Tingkat produksi per triwulan = 380.000 = 95.000
Tabel 25: Stabilitas Tingkat Persediaan (Gelombang)
Keterangan Triwulan I Triwulan II Triwulan III Triwulan IV Total

Penjualan 115.000 85.000 85.000 115.000 400.000


PersediaanAkhir 55.000 50.000 45.000 40.000 40.000
Tersedia 170.000 135.000 130.000 155.000 440.000
PersediaanAwal 60.000 55.000 50.000 45.000 60.000
Tingkat Produksi **110.000 80.000 80.000 110.000 380.000

19 | P a g e
** Selisih tingkat persediaan (per TW)
= (Persediaan awal – persediaan akhir)/4
= (60.000 – 40.000) / 4 = 5.000
Tingkat produksi TW 1 = 115.000 – 5.000 = 110.000

Tabel 26 : Kombinasi (Moderat)


Keterangan Triwulan I Triwulan II Triwulan III Triwulan IV Total

Penjualan 115.000 85.000 85.000 115.000 400.000


PersediaanAkh 54.000 48.000 44.000 40.000 40.000
ir
Tersedia 169.000 133.000 129.000 155.000 440.000
PersediaanAw 60.000 54.000 48.000 44.000 60.000
al
Tingkat 109.000 79.000 81.000 111.000 380.000
Produksi
*** Tingkat persediaan TW I dan II berfluktuasi 6000 unit

Sedangkan TW III dan IV berfluktuasi 4.000 unit.


Tk Produksi TW 1 = 115.000 – 6.000 = 109.000
Tk Produksi TW 3 = 85.000 – 4.000 – 81.000
Contoh kasus 2
Diketahui anggaran penjualan PT F & F tahun 2018 adalah sebagai berikut :
Tabel 27 : Anggaran Penjualan PT F & F Tahun 2018
Bulan Penjualan (unit)
Januari 2.000
Februari 2.100
Maret 2.500
April 2.300
Mei 2.250
Juni 2.350
Juli 2.050
Agustus 2.150
September 2.500
Oktober 2.350
November 2.250
Desember 2.400
Jumlah 27.200

• Persediaan akhir tahun 2018 direncanakan sebesar 1.800 unit dengan anggaran produksi
tahun 2018 yang dihitung sbb :
Anggaran penjualan 27.200 unit
Persediaan akhir 1.800 unit
Jumlah tersedia 29.000 unit
Persediaan awal (2.000 unit)

20 | P a g e
Anggaran produksi 27.000 unit
• Produksi bulan januari, februari, maret, juli, agustus dan september masing-masing 10%
diatas produksi rata-rata.
• Produksi bulan april, mei, juni, oktober, november dan desember masing-masing 10%
dibawah produksi rata-rata.
Dari data di atas hitunglah :
1. Anggaran produksi dengan kebijakan konstan
2. Anggaran produksi dengan kebijakan Gelombang
3. Anggaran produksi dengan kebijakan Moderat

1. Anggaran produksi dengan kebijakan konstan

Tabel 28 : Anggaran Produksi Konstan

Keterangan Bulan Jumla


h
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Penjualan 2,000 2,100 2,500 2,300 2,250 2,350 2,050 2,150 2,500 2,350 2,250 2,400 27,200
(a)
Persediaan 2,250 2,400 2,150 2,100 2,100 2,000 2,200 2,300 2,050 1,950 1,950 1,800 1,800
Akhir (b)
Jumlah 4,250 4,500 4,650 4,400 4,350 4,350 4,250 4,450 4,550 4,300 4,200 4,200 29,000
(c = a+b)
Persediaan 2,000 2,250 2,400 2,150 2,100 2,100 2,000 2,200 2,300 2,050 1,950 1,950 2,000
Awal (d)
Produksi 2,250 2,250 2,250 2,250 2,250 2,250 2,250 2,250 2,250 2,250 2,250 2,250 27,000
(e = c-d)
Tingkat produksi = 27.000 / 12 = 2.250

2. Anggaran produksi dengan stabilitas tingkat persedian (gelombang)

Tabel 29 : Stabilitas Tingkat Persediaan (Gelombang)


Bulan Jumlah
Keterangan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Penjualan 2,000 2,100 2,500 2,300 2,250 2,350 2,050 2,150 2,500 2,350 2,250 2,400 27,200
(a)
Persediaan 1,983 2,000 2,017 2,000 1,984 1,967 1,950 1,934 1,917 1,900 1,884 1,867 1,800
Akhir (b)
Jumlah 3,983 4,100 4,517 4,300 4,234 4,317 4,000 4,084 4,417 4,250 4,134 4,267 29,000
(c = a+b)
Persediaan 2,000 1,983 2,000 2,017 2,000 1,984 1,967 1,950 1,934 1,917 1,900 1,884 2,000
Awal (d)
Produksi 1,983 2,083 2,483 2,283 2,233 2,333 2,033 2,133 2,483 2,333 2,233 2,383 27,000
(e = c-d)
Selisih tingkat persediaan = 2.000 – 1.800)/12 = 16,667 = 17, Produk TW 1 = 2.000 – 17 =
1.983

21 | P a g e
3. Anggaran kebijakan produksi moderat
Tabel 30 : Kebijakan Produksi Moderat
Bulan Jumlah
Keterangan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Penjualan 2,000 2,100 2,500 2,300 2,250 2,350 2,050 2,150 2,500 2,350 2,250 2,400 27,200
(a)
Persediaan 2,475 2,850 2,825 2,550 2,325 2,000 2,425 2,750 2,725 2,400 2,175 1,800 1,800
Akhir (b)
Jumlah 4,475 4,950 5,325 4,850 4,575 4,350 4,475 4,900 5,225 4,750 4,425 4,200 29,000
(c = a+b)
Persediaan 2,000 2,475 2,850 2,825 2,550 2,325 2,000 2,425 2,750 2,725 2,400 2,175 2,000
Awal (d)
Produksi 2,475 2,475 2,475 2,025 2,025 2,025 2,475 2,475 2,475 2,025 2,025 2,025 27,000
(e = c-d)
Tingkat produksi = 27.000 / 12 = 2.250
Kenaikan / penurunan 10% = 2.250 x 10% = 225
Tingkat produksi bulan 1,2,3,7,8,9 = 2.250 + 225 = 2.475
Tingkat produksi bulan 4,5,6,10,11,12 = 2.250 – 225 = 2.025

Contoh 3
Sebuah perusahaan pada tahun 2010 merencanakan menjual produknya sebanyak 142.000
unit. Jumlah persediaan awal Januari diperkirakan sebanyak 20.000 unit. Sedangkan akhir
tahun sebesar 15.000 unit. Dari total volume yang dianggarkan sebesar 142.000 unit dalam
setahun, direncanakan akan dijual dalam 12 bulan operasi, dengan rincian sebagai berikut:
             Anggaran Penjualan

Volume/Tingkat
Bulan
Penjualan

Januari 15.000

Februari 16.000

Maret 16.000

April 14.000

Mei 12.000

Juni 10.000

Juli 7.000

Agustus 6.000

September 9.000

Oktober 11.000

22 | P a g e
Nopember 12.000

Desember 14.000

Maka untuk tahun 2010 perusahaan harus memproduksi barang sebanyak 137.000 unit, yang
berasal dari:

Keterangan Volume

Vol Penjualan 142.000

Vol Persediaan, akhir tahun 15.000

Vol Persediaan, awal tahun (20.000)

Volume Produksi 137.000

Jika perusahaan menetapkan akan menggunakan metode produksi stabil maka untuk
mempermudah membuat produksi stabil adalah dengan membagi volume produksi dengan 12
bulan:
137.000 unit / 12 bln = 11.416,67
Karena volume produksi rata-rata ini menghasilkan angka desimal maka dibulatkan pada angka
ribuan yaitu sebesar 11.000 unit. Jika 11.000 unit ini dikalikan 12 bulan maka:
11.000 unit x 12 bulan = 132.000 unit
hasilnya sebesar 132.000 unit. Sedangkan volume totalnya adalah sebesar 137.000 selisihnya
adalah:
137.000 – 132.000 = 5.000 unit.
Kekurangan ini ditempatkan di bulan-bulan yang volume penjualannya relatif lebih tinggi yaitu
Januari, Februari, maret, November dan Desember. Sehingga sisa volume produksi dibagi 5
bulan:
5.000 unit / 5bln = 1.000 unit
Tambahkan 1.000 unit pada bulan-bulan tersebut
Jika vol produksi telah diketahui, untuk menentukan vol persediaan akhir maka:
(vol prod Januari + Pers. Awal Januari) – vol penjualan Januari
(12.000 + 15.000) – 15.000 = 17.000 unit

23 | P a g e
Untuk menentukan vol persediaan awal dibulan berikutnya maka persediaan akhir januari
menjadi persediaan awal februari.
Sehingga dengan menggunakan metode produksi stabil akan terlihat seperti tabel berikut ini:
Volume Produksi Dengan Metode Produksi Stabil

volume Persediaan Volume


Bulan
penjualan Akhir Total Awal Produksi

Januari 15.000 17.000 32.000 20.000 12.000

Februari 16.000 13.000 29.000 17.000 12.000

Maret 16.000 9.000 25.000 13.000 12.000

April 14.000 6.000 20.000 9.000 11.000

Mei 12.000 5.000 17.000 6.000 11.000

Juni 10.000 6.000 16.000 5.000 11.000

Juli 7.000 10.000 17.000 6.000 11.000

Agustus 6.000 15.000 21.000 10.000 11.000

September 9.000 17.000 26.000 15.000 11.000

Oktober 11.000 17.000 28.000 17.000 11.000

Nopember 12.000 17.000 29.000 17.000 12.000

Desember 14.000 15.000 29.000 17.000 12.000

142.000 147.000 289.000 152.000 137.000

B.     Metode Persediaan Stabil


Adalah suatu metode produksi dimana perusahaan menetapkan volume persediaan yang relatif
sama dari bulan ke bulan, kecuali untuk bulan tertentu. Metode ini mengakibatkan volume
produksi menjadi tidak stabil dari bulan ke bulan.
Ilustrasi:
Dengan menggunakan ilustrasi sebelumnya, volume persediaan awal Desember disamakan
dengan persediaan akhir desember yaitu 15.000 unit.
Maka untuk menentukan tingkat persediaan yaitu:
Pers. Awal – Pers. Akhir ↔ 20.000 – 15.000 = 5.000 unit
Agar didapat hasil bilangan bulat dan mudah dihitung maka 5.000 unit dibagi dengan 5
sehingga :

24 | P a g e
5.000 / 5 = 1.000 unit.
Untuk menentukan volume persediaan akhir januari yaitu:
Persediaan akhir januari = 20.000 – 1.000 = 19.000,
Akhir Februari = 19.000 – 1.000 =18.000,
Akhir Maret = 18.000 – 1.000 =17.000,
Akhir April = 17.000 – 1.000 =16.000,
Akhir Mei = 16.000 – 1.000 =15.000
Pengurangan s.d. nilai selisih 5.000 unit habis (Januari s.d. Mei)
Untuk bulan mei s.d desember disamakan dengan 15.000 unit
Untuk menentukan Tingkat Produksi = (Rencana Penjualan + Persediaan Akhir) – Persediaan
Awal
Persediaan awal dibulan berikutnya = tingkat persediaan akhir bulan sebelumnya
Sehingga dengan menggunakan metode persediaan stabil akan terlihat seperti tabel berikut ini
Volume Produksi Dengan Metode Persediaan Stabil

volume Persediaan Volume


Bulan
penjualan Akhir Total Awal Produksi

Januari 15.000 19.000 34.000 20.000 14.000

Februari 16.000 18.000 34.000 19.000 15.000

Maret 16.000 17.000 33.000 18.000 15.000

April 14.000 16.000 30.000 17.000 13.000

Mei 12.000 15.000 27.000 16.000 11.000

Juni 10.000 15.000 25.000 15.000 10.000

Juli 7.000 15.000 22.000 15.000 7.000

Agustus 6.000 15.000 21.000 15.000 6.000

September 9.000 15.000 24.000 15.000 9.000

Oktober 11.000 15.000 26.000 15.000 11.000

Nopember 12.000 15.000 27.000 15.000 12.000

Desember 14.000 15.000 29.000 15.000 14.000

142.000 190.000 332.000 195.000 137.000

25 | P a g e
C.     Metode Kombinasi atau Fleksibel
Adalah suatu metode produksi dimana perusahaan menetapkan vol produksi yg berubah terus
dari bulan ke bulan. Metode ini mengakibatkan volume persediaan dan volume produksi
menjadi naik tidak stabil dari bulan ke bulan.
Ilustrasi:
Bedasarkan ilustrasi sebelumnya, jika perusahaan menetapkan menggunakan metode fleksibel
maka perusahaan dapat menetapkan kebijakan misalnya tingkat produksi tidak boleh
berfluktuasi lebih dari 8% diatas atau dibawah rata- ratanya.
137.000 x 8% = 10.960 dibulatkan 11.000 unit
11.000 unit x 12 bulan = 132.000
Sisa 137.000 – 132.000 = 5.000
       Volume Produksi Dengan Metode Fleksibel

volume Persediaan Volume


Bulan
penjualan Akhir Total Awal Produksi

Januari 15.000 16.000 31.000 20.000 11.000

Februari 16.000 13.000 29.000 16.000 13.000

Maret 16.000 10.000 26.000 13.000 13.000

April 14.000 7.000 21.000 10.000 11.000

Mei 12.000 6.000 18.000 7.000 11.000

Juni 10.000 7.000 17.000 6.000 11.000

Juli 7.000 11.000 18.000 7.000 11.000

Agustus 6.000 16.000 22.000 11.000 11.000

September 9.000 18.000 27.000 16.000 11.000

Oktober 11.000 18.000 29.000 18.000 11.000

Nopember 12.000 17.000 29.000 18.000 11.000

Desember 14.000 15.000 29.000 17.000 12.000

142.000 154.000 296.000 159.000 137.000

Referensi :

26 | P a g e
Adisaputro, Gunawan dan Asri, Marwan. 1995. Anggaran Perusahaan I. Edisi
Ketiga.Yogyakarta. BPFE
Catur Sasongko dan Safrida Rumondang Parulian. 2010. Anggaran. Jakarta : Salemba Empat
Christina, Ellen. 2001. Anggaran Perusahaan : Suatu Pendekatan Praktis. PT. Gramedia
Pustaka Utama. Jakarta
Munandar, M. 1999. Budgeting: Perencanaan Kerja, Pengkoordinasian Kerja, Pengawasan
Kerja. Yogyakarta: BPFE Yogyakarta.
Narifin, M. 2009. Penganggaran Perusahaan. Edisi 3, Jakarta: Salemba Empat
Nasehatun, Apandi. 1999. Budget & Control : Sistem Perencanaan dan Pengendalian Terpadu
Konsep dan Penerapannya. Jakarta: PT. Grasindo.

27 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai