Anda di halaman 1dari 17

PERTEMUAN III & IV:

KEUNGGULAN KOMPARATIF,
SPESIALISASI DAN PERDAGANGAN

Diana Chalil
MENGAPA TERJADI PERDAGANGAN
INTERNASIONAL?
 Pada pasar dunia (world market) umumnya pelaku
pasar cenderung bersaing (competitive behaviour) dan
menerima harga yang sama (international price).

 Untuk memenuhi kebutuhan konsumsi, tiap negara


mempunyai 2 pilihan:
 Memproduksi sendiri (direct production) semua barang
yang dibutuhkan
 Memproduksi barang yang menjadi keunggulan komparatif
negara tersebut dan mengekspornya, serta mengimpor
barang yang tidak menjadi keunggulan komparatif negara
tersebut(acqusition through trade)

 Suatu negara akan melakukan perdagangan (impor dan


ekspor) apabila mendapat keuntungan yang lebih besar
dibandingkan jika memproduksinya sendiri
CONTOH
Tabel 1. Labour Coefficient

Kebutuhan TK Negara A Negara B


Komoditi X (TK) 4 6
Komoditi Y (TK) 2 12

Rasio biaya X terhadap Y 4/2 =2 1/2

Misalkan terdapat dua negara A dan B, yang dapat menghasilkan 2


komoditi X dan Y dengan kebutuhan unit tenaga kerja untuk
menghasilkan 1 unit masing-masing komoditi (labour coefficient)
sebagaimana yang terdapat pada Tabel 3. Karena diasumsikan
(Ricardo) bahwa TK merupakan satu2nya input dan biaya TK/ unit
sama untuk setiap unit ditiap negara, maka diperoleh rasio biaya
untuk masing-masing negara.
Misalkan international price ratio (terms of trade) Px/Py = 10
Terdapat 2 hal yang dapat dilakukan A untuk merespon peluang :
(1) A dapat melanjutkan memproduksi X dan Y (direct production)
(2)A dapat memproduksi Y (lakukan perhitungan untuk menentukan
keunggulan komparatif negara A) dan menukarnya dengan komoditi
lain yang dibutuhkan (acquisition through trade)
OPPORTUNITY OF TRADE

Acquisition through trade (tambahan melalui perdagangan):

Px/Py =10, artinya harga 1 unit x = 10 kali harga 1 unit y. Jika Py=1 , maka
Px =10 sehingga jika A ingin mendapatkan tambahan 1 X dengan
mengimpor (acquisition through trade) , maka A harus memberikan 10 Y.
Untuk memproduksi 10 Y negara A membutuhkan 20 TK (tiap 1 unit Y
membutuhkan 2 TK). Dengan cara yang sama, diperoleh bahwa tambahan 1
unit Y, negara A harus memberikan 1/10 X dan membutuhkan 2/5 TK
untuk memproduksinya.

Negara A Direct production Acquisition through trade

Komoditi X (TK) 4 10 x 2 = 20
Komoditi Y (TK) 2 1/10 x 4 = 2/ 5= 0.4
PILIHAN UNTUK NEGARA A
Negara A Direct production Acquisition through trade

Komoditi X 4 10 x 2 = 20
Komoditi Y 2 1/10 x 4 = 2/ 5

Dengan asumsi biaya per unit TK yang sama untuk tiap sektor dan tiap
negara, maka dari Tabel terlihat bahwa biaya
Untuk memperoleh tambahan 1 unit X
Dengan produksi sendiri (DP) : 4
Dengan impor (ATT) : 20
Untuk tambahan 1 unit X lebih menguntungkan produksi sendiri
Untuk memperoleh tambahan 1 unit Y
Dengan produksi sendiri (DP) : 2
Dengan impor (ATT) : 0.4
Untuk tambahan 1 unit Y lebih menguntungkan mengimpor
Kesimpulan: Negara A berspesialisasi memproduksi X, dan mengekspornya
untuk memperoleh Y (mengimpor Y)
 Sebelum perdagangan:

 Price ratio negara A = 4/2= 2


 Jumlah TK untuk menghasilkan komoditi X 2 kali lebih banyak
dibandingkan Y, sehingga harga jual X 2 kali lebih mahal

 Setelah perdagangan:

 Price ratio negara A = 20/(0.4) = 50


 Harga jual X 50 kali lebih mahal dibandingkan Y

 Karena nilai X jauh lebih mahal di pasar internasional


dibandingkan dengan pasar domestik, maka akan lebih
menguntungkan bagi negara A untuk memproduksi X dan
menjualnya ke pasar internasional/ mengekspor
Dengan cara yang sama, tentukan keputusan apa yang akan diambil negara A
jika international Px/Py= ¼,?

Jika Px/Py =1?

Jika Px/Py = 5?

Jika labour coefficient untuk komoditi X dan Y adalah ax dan ay maka dari
perhitungan-perhitungan tersebut dapat diperoleh kesimpulan jika

Px ax
  spesialisa si y
Py ay
Px ax
  spesialisa si x
Py ay
SUPPLY DUNIA
 Dengan menggunakan prinsip tersebut, dapat dihitung
supply relatif dunia.

 Misalkan hanya ada 2 negara di dunia, A dan B, untuk


menghasilkan komoditi X dan Y

 a = labour coefficient untuk negara A


 a* = labour coefficient untuk negara B

 Masing-masing negara mempunyai total TK=16


SUPPLY DUNIA
Px/Py A B

aLx 4 a*Lx 6
 
aLy 2 a*Ly 12

1 Px a x Px a x
  spesialisasi y   spesialisasi y
<1/2 Py ay Py ay

2 Px a x
  spesialisasi y
=1/2 Py ay indifferen

3 Px a x
  spesialisasi y Px a x
1/2<Px/Py<2 Py ay   spesialisasi x
Py ay

4 Px a x
=2 indifferen   spesialisasi x
Py ay

5 Px a x
  spesialisasi x
Px a x
  spesialisasi x
>2 Py ay Py ay
N A B
Px/Py SR
o. X Y X Y
1 <1/2 0 16/2=8 0 16/12=1.3 (0+0)/(8+1.3)=0
Min: 0 Min: 0
Max: Max: Min:
16/2=8 16/6=2.6 16/12=1.3 (0+0)/(8+1.3)=0
2 =1/2 0
Max:
(0+2.6)/(8+0)=0.325
0<X/Y<3
X=0; y=1.3
X=2.6;y=0
3 1/2<Px/Py<2 0 16/2=8 16/6=2.6 0 0+2.6/8+0=0.325
Min: 0 Min: 0 16/6=2 .6 0 Min:
4 =2 Max: Max: (0+2.6)/8+0=0.325
16/4=4 16/2=8 Max: (4+2.6)/(0+0)=

X=0; y=8 0.325<X/Y<∞
X=4;y=0

5 >2 16/4=4 0 16/6=2.6 0 (4+2.6)/(0+0)=∞


GRAFIK FUNGSI SUPPLY (RELATIF) DUNIA
Px
Py

2 RS

1/ 2

Qx
0.325 Qy
 Dengan ketentuan perbandingan antara price ratio dan
labour coefficient ratio, diperoleh pola spesialisasi untuk
negara A sbb:

Y X

0 1 2 3 4
Price Ratio
POLA SPESIALISASI DAN PERDAGANGAN
 Dengan cara yang sama diperoleh spesialisasi negara B

Y X

0 1/2 1 2 3 4 Px/Py

 serta perdagangan antar negara A dan B

A=Y A=X
B=X B=X
A=Y
B=Y

0 1/2 1 2 3 4
Px/Py
 Dari Gambar terlihat bahwa jika:

 Px/Py < 1/2


 A dan B spesialisasi Y (tidak produksi X)

 ½<Px/Py <2
 A spesialisasi Y dan B spesialisasi X

 Px/Py >2
 A dan B spesialisasi X (tidak produksi Y)

 Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa perdagangan


hanya akan terjadi jika price ratio berada diantara labour
coefficient 2 negara yang terlibat
KELEMAHAN PENDEKATAN TERMS OF TRADE
 Jika international price lebih kecil atau lebih besar dari range
labour coefficient kedua negara yang terlibat, maka
keduanya akan memproduksi komoditi yang sejenis. Jika
keduanya membutuhkan 2 jenis komoditi, maka spesialisasi
tidak akan bertahan dalam jangka panjang.

 Jika international price sama dengan labour coefficient


salahs satu negara, maka biaya memproduksi sendiri sama
dengan mengimpor sehingga perdagangan tidak akan
menguntungkan negara tersebut. Dalam kondisi yang
demikian, perdagangan tidak akan bertahan dalam jangka
panjang.

Anda mungkin juga menyukai