KEUNGGULAN KOMPARATIF,
SPESIALISASI DAN PERDAGANGAN
Diana Chalil
MENGAPA TERJADI PERDAGANGAN
INTERNASIONAL?
Pada pasar dunia (world market) umumnya pelaku
pasar cenderung bersaing (competitive behaviour) dan
menerima harga yang sama (international price).
Px/Py =10, artinya harga 1 unit x = 10 kali harga 1 unit y. Jika Py=1 , maka
Px =10 sehingga jika A ingin mendapatkan tambahan 1 X dengan
mengimpor (acquisition through trade) , maka A harus memberikan 10 Y.
Untuk memproduksi 10 Y negara A membutuhkan 20 TK (tiap 1 unit Y
membutuhkan 2 TK). Dengan cara yang sama, diperoleh bahwa tambahan 1
unit Y, negara A harus memberikan 1/10 X dan membutuhkan 2/5 TK
untuk memproduksinya.
Komoditi X (TK) 4 10 x 2 = 20
Komoditi Y (TK) 2 1/10 x 4 = 2/ 5= 0.4
PILIHAN UNTUK NEGARA A
Negara A Direct production Acquisition through trade
Komoditi X 4 10 x 2 = 20
Komoditi Y 2 1/10 x 4 = 2/ 5
Dengan asumsi biaya per unit TK yang sama untuk tiap sektor dan tiap
negara, maka dari Tabel terlihat bahwa biaya
Untuk memperoleh tambahan 1 unit X
Dengan produksi sendiri (DP) : 4
Dengan impor (ATT) : 20
Untuk tambahan 1 unit X lebih menguntungkan produksi sendiri
Untuk memperoleh tambahan 1 unit Y
Dengan produksi sendiri (DP) : 2
Dengan impor (ATT) : 0.4
Untuk tambahan 1 unit Y lebih menguntungkan mengimpor
Kesimpulan: Negara A berspesialisasi memproduksi X, dan mengekspornya
untuk memperoleh Y (mengimpor Y)
Sebelum perdagangan:
Setelah perdagangan:
Jika Px/Py = 5?
Jika labour coefficient untuk komoditi X dan Y adalah ax dan ay maka dari
perhitungan-perhitungan tersebut dapat diperoleh kesimpulan jika
Px ax
spesialisa si y
Py ay
Px ax
spesialisa si x
Py ay
SUPPLY DUNIA
Dengan menggunakan prinsip tersebut, dapat dihitung
supply relatif dunia.
aLx 4 a*Lx 6
aLy 2 a*Ly 12
1 Px a x Px a x
spesialisasi y spesialisasi y
<1/2 Py ay Py ay
2 Px a x
spesialisasi y
=1/2 Py ay indifferen
3 Px a x
spesialisasi y Px a x
1/2<Px/Py<2 Py ay spesialisasi x
Py ay
4 Px a x
=2 indifferen spesialisasi x
Py ay
5 Px a x
spesialisasi x
Px a x
spesialisasi x
>2 Py ay Py ay
N A B
Px/Py SR
o. X Y X Y
1 <1/2 0 16/2=8 0 16/12=1.3 (0+0)/(8+1.3)=0
Min: 0 Min: 0
Max: Max: Min:
16/2=8 16/6=2.6 16/12=1.3 (0+0)/(8+1.3)=0
2 =1/2 0
Max:
(0+2.6)/(8+0)=0.325
0<X/Y<3
X=0; y=1.3
X=2.6;y=0
3 1/2<Px/Py<2 0 16/2=8 16/6=2.6 0 0+2.6/8+0=0.325
Min: 0 Min: 0 16/6=2 .6 0 Min:
4 =2 Max: Max: (0+2.6)/8+0=0.325
16/4=4 16/2=8 Max: (4+2.6)/(0+0)=
∞
X=0; y=8 0.325<X/Y<∞
X=4;y=0
2 RS
1/ 2
Qx
0.325 Qy
Dengan ketentuan perbandingan antara price ratio dan
labour coefficient ratio, diperoleh pola spesialisasi untuk
negara A sbb:
Y X
0 1 2 3 4
Price Ratio
POLA SPESIALISASI DAN PERDAGANGAN
Dengan cara yang sama diperoleh spesialisasi negara B
Y X
0 1/2 1 2 3 4 Px/Py
A=Y A=X
B=X B=X
A=Y
B=Y
0 1/2 1 2 3 4
Px/Py
Dari Gambar terlihat bahwa jika:
½<Px/Py <2
A spesialisasi Y dan B spesialisasi X
Px/Py >2
A dan B spesialisasi X (tidak produksi Y)