Anda di halaman 1dari 46

ANGGARAN BOP

Nama kelompok :
1. Sayyidah Tri Mukti Wibawana (160421607646)
2. Septinella Putri Edelweis (160421607659)
3. Tika Risvia Kumala (160421607649)
PERENCANAAN
BIAYA OVERHEAD PABRIK
 Manajer harus memiliki perencanaan dan pengendalian terhadap
pengeluaran – pengeluaran sebagai sebuah kewajiban. Hal ini diperlukan
untuk mempertahankan biaya yang wajar demi tercapainya tujuan dan
program – program yang telah direncanakan perusahaan.
 Perencanaan yang baik harus dipusatkan pada hubungan antara tingkat
pengeluaran dengan manfaat yang diperoleh dari pengeluaran tersebut.
 Perencanaan biaya harus lebih terfokus pada penggunaan sumber daya
yang terbatas secara lebih baik, bukan sekedar pengurangan biaya.
ANGGARAN BIAYA OVERHEAD PABRIK

Biaya overhead pabrik (BOP) adalah semua biaya –


biaya pabrik yang dikeluarkan perusahaan dalam
proses produksi, kecuali biaya bahan mentah langsung
dan biaya tenaga kerja langsung.
JENIS BIAYA – BIAYA YANG MASUK KATEGORI BOP :

1. Biaya bahan mentah tidak langsung (bahan penolong)

2. Biaya tenaga kerja tidak langsung (termasuk gaji)

 Karyawan yang bekerja dalam departemen pembantu

 Karyawan tertentu yang bekerja dalam departemen produksi.

3. Biaya reparasi dan pemeliharaan

4. Biaya yang timbul sebagai akibat penilaian terhadap aktiva tetap

5. Biaya overhad pabrik lain yang secara langsung memerlukan


pengeluaran uang tunai
MASALAH POKOK YANG PERLU
PERHATIAN KHUSUS

Penanggungjawab Perencanaan Biaya

Perilaku Biaya dan Wewenang


Penganggaran
1. PENANGGUNGJAWAB
PERENCANAAN BIAYA
 Pelaksaan anggaran yang komperhensif memerlukan sistem
akuntansi pertanggungjawaban (responsibility accounting
system) atau kerap dikenal dengan prinsip biaya departemen
langsung (direct departemen cost).
 Dengan membandingkan antara rencana (anggaran dengan
realisasi, seorang manajer yang memimpin suatu pusat
pertanggungjawaban dapat mengetahui apakah sub unitnya telah
mencapai sasaran secara efektif dan telah menggunakan sumber
– sumber secara efisien.
Atas dasar prinsip inilah dikenal adanya pembagian sturktur organisasi
menjadi :
1. Departemen Produksi (Produsing departemen)
 BOP yang terjadi di departemen produksi dikenal sebagai BOP
langsung.
2. Departemen Jasa (Service departemen)
 BOP yang terjadi di departemen jasa ini dikenal sebagai BOP tidak
langsung.
2. PERILAKU BIAYA DAN
WEWENANG PENGANGGARAN

Biaya Tetap Biaya Variabel Biaya Semi


(fixed cost) (variabel cost) Variabel
1. BIAYA TETAP (FIXED COST)
Biaya yang jumlahnya tetap, tidak bergantung pada besar
kecilnya volume kegiatan. BOP tetap adalah BOP yang tidak
berubah dalam kisar perubahan volume kegiatan tertentu.

 Contoh

Biaya penyusutan per tahun dari sebuah mesin produksi adalah


Rp 2.500.000,- Apabila jumlah jam kerja ditentukan sebagai
volume kegiatan, maka berapapun jumlah jam kerja, biaya tetap
total sebesar Rp 2.500.000,- namun biaya per unitnya (per jam)
berubah – ubah, berbanding terbalik dengan volume kegiatan.
 Berdasarkan wewenang untuk menentukan anggaran, maka
BOP yang bersifat tetap ini wewenang penganggarannya
terletak di luar bagian/departemen yang bersangkutan yaitu
ditetapkan oleh pusat (direktur).
 Biaya Variabel (variabel cost)

Biaya yang totalnya berubah – ubah secara proporsional dengan


perubahan volume kegiatan, tetapi per unitnya tetap. Dengan
demikian BOP variabel adalah BOP yang berubah sebanding dengan
perubahan volume kegiatan.
CONTOH : BIAYA BAHAN MENTAH TIDAK LANGSUNG
Grafik Biaya Variable
3500000

Biaya Depresiasi
3000000

2500000

2000000

1500000

1000000

500000

0
2100

2200

2300

2400
2000

2500
1 2 3 4 5 6 7 8

Jumlah produksi(unit)

wewenang dalam menentukan anggaran, maka penetuan besarnya


biaya varibel untuk jumlah (volume) ditetapkan oleh bagian masing –
masing, sedangkan untuk tarif (harga) ditentukan oleh pusat
(direktur).
 Biaya Semi Variabel

Biaya yang bersifat campuran, yaitu antara biaya tetap dan


variabel. BOP semi variabel adalah BOP yang berubah, namun
perubahannya tidak sebanding dengan perubahan volume
kegiatan (unsur biaya tetap dan biaya variabel).
 Contoh

biaya listrik, biaya ini bersifat tetap, dan juga memiliki unsur
variabel karena biaya listrik ini bertambah seiring meningkatnya
perubahan volume kegiatan perusahaan.
 Berdasarkan kewenangannya, maka penentuan besarnya
anggaran biaya semi variabel ini sepenuhnya terletak di bagian
masing – masing. Contoh penganggaran biaya produksi yang
diselenggarakan oleh bagian departemen produksi.
PEMBEBANAN BIAYA
OVERHEAD PABRIK
CLEAN COST CONCEPTS
Pebebanan BOP adalah cara mengalokasikan BOP, dimana BOP
dibagian jasa secara langsung dialokasikan ke bagian produksi
sesuai proporsi pemakaian jasanya.
Ada 2 metode yang dugunakan ,yaitu :
1. Metode Alokasi Langsung
2. Metode Alokasi Bertahap
1. METODE ALOKASI LANGSUNG
PT.PQR mengelolah produknya melalui departemen proses 1
dan departemen proses 2 dan ditunjang oleh dua departemen
jasa yaitu jasa listrik (x) dan jasa pemeliharaan mesin (y).
Dep.Produksi Dep. Jasa X Dep.Jasa Y
Proses 1 30% 25%
Proses 2 35% 40%
Proses 3 35% 35%

Perkiraan besarnya BOP :

Dep.Produksi Jumlah BOP (Rp)


Proses 1 180 juta
Proses 2 200 juta
Proses 3 150 juta
Jasa X 30 juta
Jasa Y 60 juta
Alokasi BOP masing-masing departemen

1. Jasa X 2.Jasa Y
Dep.Proses 1=30% x 30juta= 9.000.000 Dep.Proses 1=25% x 60juta= 15.000.000
Dep.Proses 2=35% x 30juta= 10.500.000
Dep.Proses 3=35% x 30juta= 10.500.000 Dep.Proses 2=40% x 60juta= 24.000.000
Total 30.000.000 Dep.Proses 3=35% x 60juta= 21.000.000
Total 60.000.000

(Dalam ribuan rupiah)


Keterangan Proses 1 Proses 2 Proses 3
BOP langsung 176.000 165.500 168.500
Jasa X 9.000 10.500 10.500
Jasa Y 15.000 24.400 21.000
BOP TL 24.000 34.500 31.500
Total 200.000 200.000 200.000
2. METODE ALOKASI BERTAHAP

PT Abimanyu mempunya dua departemen produksi dan dua departemen jasa . PT


Abimanyu merencanakan BOP selama tahun 2011 untuk kapasitas normal produksi
sebesar 50.000 unit .
Departemen Kegiatan Jumlah BOP
Proses I Setting Rp.22.800.000
Proses II Finishing Rp.12.200.000
Jasa X Listrik Rp.28.000.000
Jasa Y Pemeliharan Rp. 2.000.000

Proporsi pemaikan jasanya :


Departemen Departemen Pemaikan Jasa
Pemberi Jasa Proses I Proses II Jasa X Jasa Y

Jasa X 30% 50% - 20%


Jasa Y 40% 35% 25% -
Hitung :
1. BOP Neto masing-masing dep.jasa
2. BOP yang dianggarkan untuk masing-masing dep.produksi
X = a1 + b1 Y
X =28.000.000 + 25% Y
X =28.000.000 + 0,25 (2.000.000 + 0,2X)
X =28.000.000 + 500.000 + 0,5X
X-0,05X=28.500.000
X =30.000.000

Y =a2+b2X
Y =2.000.000+20%X
Y =2.000.000+0,2(30.000.000)
Y =8.000.000
BOP NETO
Keterangan Mula-mula Tambahan (+) Kurangi(-) BOP Neto
Bagian Listrik (X) 28.000.000 2.000.000 6.000.000 24.000.000
Bagian 2.000.000 6.000.000 2.000.000 6.000.000
Pemeliharaan (Y)
Jumlah 30.000.000 30.000.000

Alokasi BOP masing-masing departemen


1.Jasa X
Dep.Proses 1 =30/80 x 24.000.000= 9.000.000
Dep.Proses 2 =50/80 x 24.000.000=15.000.000
Total 24.000.000

2.Jasa Y
Dep.Proses 1 =40/75 x 6.000.000= 3.200.000
Dep.Proses 2 =35/75 x 6.000.000=2.800.000
Total 6.000.000
BOP dianggarkan dan Tarif BOP

Keterangan Proses 1 Proses 2


BOP langsung 22.800.000 12.200.000
Alokasi BOP TL
Jasa X 9.000.000 15.000.000
Jasa Y 3.200.00 2.800.00
BOP TL 12.200.000 17.800.000
TOTAL 35.000.000 30.000.000
Total Produksi(Unit) 50.000 50.000

Tarif 700 600


PERHITUNGAN TARIF BOP
Langkah-langkah Penentuan tarif BOP:

1. Menyusun anggaran

2. Memilih dasar
pembebenan BOP
kepada Produk

3. Menghitung tarif
BOP
1.Menyusun Anggaran
Ada 3 kapasitas yang dapat dipakai sebagai dasar pembuatan
anggaran BOP :

Kapasitas praktis

Kapasitas normal

Kapasitas
sesungguhnya
2. MEMILIH DASAR PEMBEBANAN BOP KEPADA PRODUK

Secara umum satuan kegiatan yang digunakan untuk masing-masing


bagian adalah :
Departemen Satuan Kegiatan
Bagian produksi
Proses 1 Unit barang yang dihasilkan
Proses 2 Direct Labour Hours
Proses 3 Direct machine Hours
Proses 4 Biaya Bahan Mentah
Proses 5 BTKL
Bagian Jasa
Listrik Kilowatt Hours
Reparasi dan pemeliharaan Direct Repair Hours
Gudang Nilai persediaan barang
Bagian pebelian Nilai pembelian bahan mentah
Bagian umum dan administrasi Jam buruh langsung & jumlah TK
pabrik
3.MENGHITUNG TARIF BOP
a. Satuan produk

Tarif BOP persatuan = Taksiran BOP


Taksiran Jumlah Satuan Produk

b. Biaya bahan mentah

Tarif BOP persatuan = Taksiran BOP

Taksiran Biaya Bahan Mentah Yang Dipakai


c. Biaya Tenaga Kerja

Tarif BOP per satuan = Taksiran BOP


Taksiran BTKL

d. Jam Tenaga Kerja Langsung

Tarif BOP per satuan = Taksiran BOP


Taksiran Jam Tenaga Kerja
E. JAM MESIN
Jam mesin digunakan untuk dasar apabila BOP bervariasi dengan waktu
penggunaan mesin ( bahan bakar,listrik).

Tarif BOP per satuan = Taksiran BOP


Taksiran Jam Kerja Mesin
3. MENGHITUNG TARIF BOP

Tarif BOP = Jumlah BOP yang dianggarkan


Tingkat Kegiatan
HARGA POKOK
PRODUKSI
PENENTUAN BIAYA
PRODUKSI
1. Full Costing
Metode penentuan biaya produksi yang memperhitungkan
semua unsur biaya produksi ke dalam biaya produksi, yang
terdiri dari bahan mentah, biaya tenaga kerja langsung, dan
biaya overhead pabrik, baik yang bersifat tetap maupun
variabel .
2. Variable costing
Metode penentuan biaya produksi yang hanya
memperhitungkan biaya produksi yang berperilaku ke dalam
biaya produksi, yang terdiri dari biaya bahan mentah , biaya
tenaga kerja dan biaya overhead pabrik.
PERHITUNGAN HARGA
POKOK PRODUKSI
 Volume produksi masing masing barang
 Biaya bahan mentah untuk masing masing barang
 Biaya tenaga kerja langsung untuk masing masing barang
 Biaya overhead pabrik masing masing departemen produksi
dan departemen jasa
 Satuan kegiatan masing masing departemen produksi dan
departemen jasa
 Angka angka standar pada masing masing departemen
Manfaat HPP untuk jangka waktu tertentu

 Menentukan harga jual produk


 Memantau realisasi biaya produksi
 Menghitung laba rugi perusahaan
 Menentukan harga pokok persediaan produk jadi dan produk
dalam proses yang disajikan dalam neraca
PROYEKSI LAPORAN LABA RUGI
Penjualan   XXX

Harga Pokok Produksi   XXX +

Laba Kotor   XXX

Biaya Operasi    

Biaya Administrasi Umun & Keuangan XXX  

Biaya Pemasaran XXX +  

Total Biaya Operasi   XXX -

Laba Usaha   XXX

Biaya Bunga   XXX -

Laba Sebelum Pajak   XXX

Pajak   XXX -

Laba Bersih   XXX


CONTOH KASUS

Perusahaan “SANDINO GROUP” bermaksud membuat laporan


laba rugi untuk tahun 2011. data data yang dimiliki perusahaan
yaitu :
1. Biaya overhead pabrik yang dianggarka di dapertemen
produksi tahun 2011 sebesar :

Departemen Kegiatan Jumlah BOP


Proses 1 processing Rp 22.500.000
Proses II Finishing Rp 13.300.000
Jasa X Listrik Rp 11.000.000
Jasa Y Gudang Rp 3.200.000
2. Rencana penggunaan jasa dari departemen jasa adalah :
Departemen Departemen Pemakai Jasa
Pemberi
Jasa Proses I Proses II Jasa X Jasa Y

Jasa X 50 % 35% - 15%

Jasa Y 30% 50% 20% -

3. Tingkat Kegiatan
tingkat kegiatan di daparetemen proses I adalah sebesar 10 jam dengan
komposisi 50% untuk menyelesaikan produk A dan produk B. sedangkan
tingkat kegiatan di departemen proses Iinadalah sebesar 5 jam dengan
komposisi 60 % untuk menyelesaikan produk A dan 40 % untuk produk
B.
4. Unit produk dan harga jual produk
produk A diproduksi sebanyak 2.000 unit dengan harga jual Rp 70.000/
unit, dari prosuk B diproduksi sebanyak 1000 unit dengan harga jual Rp
50.000/ unit.
5. Unit Produk Dan Harga Jual Produk
Jenis Biaya Produk A Produk B
Bahan Mentah Langsung Rp 10.000.000 Rp 7.000.000

Tenaga Kerja Langsung Rp 15.000.000 Rp 3.000.000

6. Biaya Usaha
 biaya pemasaran Rp 12.500.000
Biaya administrasi keuangan Rp 7.500.000
Berdasarkan data tersebut, diminta :

1. Menghitung BOP neto masing masing departemen jasa


2. Menghitung BOP yang dianggarkan untk masing masing
departemen produksi
3. Menghitung tarif BOP untuk masing masing departemen produksi
4. Menghitung satuan kegiatan untuk masing masing departemen
produksi dan per produk
5. Menghitung BOP per produk
6. Menghitung HPP per produk
7. Menyusun laporan laba rugi, jika diasumsikan semua unitt produksi
laku terjual dengan beban bunga pada periode tersebut sebesar Rp
5.000.000 dan pajak ditentukan sebesar 30%
Penyelesaian kasus
1. Menghitung BOP Neto masing masing departemen jasa
Keterangan Mula Mula Tambahan Kurangi BOP Neto

Bagian listrik (X) 11.000.000 1.000.000 1.800.000 10.200.000

Bagian Gudang (Y) 3.200.000 1.800.000 1.000.000 4.000.000

Jumlah 14.200.000 14.200.000

2. Menghitung BOP yang dianggarkan untuk masing masing


departemen produksi
Keterangan Proses 1 Proses 2

BOP langsung 22.500.000 13.300.000

Alokasi BOP tidak langsung :

Jasa X 6.000.000 4.200.000

Jasa Y 1.500.000 2.500.000

BOP tidak langsung 7.500.000 6.700.000

Total BOP langsung dianggarkan 30.000.000 20.000.000


3. Menghitung tarif BOP untuk masing masing departemen produksi

Keterangan Proses 1 Proses 2


BOP dianggarkan (Rp) 30.000.000 20.000.000
Satuan kegiatan (jam) 15.000 8.000
Tarif BOP (Rp/ jam) 2.000 2.500

4. Menghitung satuan kegiatan untuk masing masing departemen produksi dan


per produk

Keterangan Unit produksi JKL/ Unit Satuan kegiatan


(jam/Unit) (jam )
Departemen proses 1

Produk A 2.000 10 x 50% = 5 10.000

Produk B 1.000 10 x 50% = 5 5.000

Total 15.000

Departemen proses 2

Produk A 2.000 5 x 60 % = 3 6.000

Produk B 1.000 5X 40 % = 2 2.000

Total 8.000
5. Menghitung BOP per produk
Keterangan Tarif BOP Satuan kegiatan BOP dianggarkan
(Rp/ jam ) (jam ) (Rp)

Departemen proses
1
Produk A 2.000 10.000 20.000.000
Produk B 1.000 5.000 10.000.000
Total 30.000.000
Departemen proses
2
Produk A 2.500 6.000 15.000.000
Produk B 2.500 2.000 2.000.000
Total 8.000.000
6. Menghitung HPP per produk

Keterangan Produk A Produk B

Biaya bahan mentah 10.000.000 7.000.000


langsung
Biaya tenaga kerja 15.000.000 3.000.000
langsung
Biaya overhead pabrik

a. Departemen proses 1 20.000.000 10.000.000

b. Departemen proses 2 15.000.000 5.000.000

Total BOP dianggarkan 35.000.000 15.000.000

Harga Pokok Produk (Rp) 60.000.000 25.000.000

Unit produksi (unit) 2.000 1.000

HPP / unit ( Rp/ unit) 30.000 25.000


7. Proyeksi Laporan Raba Rugi Tahun 2011
Keterangan Produk A Produk B Total

Penerimaan Penjualan (Rp)  140.000.000 50.000.000 190.000.000

Harga Pokok Penjualan (Rp)  60.000.000 25.000.000 + 85.000.000

Laba Kotor  80.000.000 25.000.000 105.000.000

Biaya Operasi  
 
Biaya Administrasi Umun & Keuangan 7.500.000

Biaya Pemasaran 12.500.000

Total Biaya Operasi 20.000.000

Laba Usaha 85.000.000

Biaya Bunga (5.000.000)

Laba Sebelum Pajak 80.000.000

Pajak (24.000.000)

Laba Bersih 56.000.000


PENGENDALIAN BIAYA
OVERHEAD PABRIK
Pengendalian biaya memerlukan identifikasi
tentang dapat tidaknya biaya dikendalikan oleh
setiap pusat tanggung jawab. Hal ini berarti bahwa
BOP yang tidak dapat dikendalikan seharusnya
tidak diidentifikasi sebagai tanggung jawab manajer
sebuah pusat tanggung jawab. Dengan demikian
untuk mengendalikan biay overhead pabrik, biaya
yang “bersih” harus dipertimbangkan. Hal ini berarti
bahwa hanya biaya langsung yang dihitung dan
tidak termasuk biaya biaya yang dialokasikan .
THANK YOU
ANY QUESTIONS ?

Anda mungkin juga menyukai