Anda di halaman 1dari 32

▪ MATERI 8

▪ AKUNTANSI PRODUK SAMPINGAN


AKUNTANSI PRODUK SAMPINGAN
(PENENTUAN HARGA POKOK)

3 Macam Produk Sampingan :


1. Siap dijual setelah dipisah dari produk utama tanpa proses lebih
lanjut
2. Memerlukan proses pengolahan setelah dipisah dari produk
utama agar siap dijual
3. Siap dijual setelah dipisah dari produk utama dan dapat pula
diproses lebih lanjut agar dapat dijual dengan nilai lebih tinggi

Metode pembebanan harga pokok :


1. PS tidak memperoleh alokasi biaya produksi sebelum dipisah.
Masalah : bagaimana memperlakukan hasil penjualan PS =>
Metode tanpa harga pokok
2. PS memperoleh alokasi biaya produksi sebelum dipisah =>
Metode dengan harga pokok 10/25/2020
MetodeTanpa Harga Pokok
1. PS langsung dapat dijual setelah dipisah, maka hasil
penjualan PS diperlakukan sebagai
a. Penghasilan di luar usaha/penghasilan lain-lain
b. Penambah penghasilan penjualan PU
c. Pengurang harga pokok penjualan
d. Pengurang biaya produksi PU
2. PS memerlukan proses pengolahan setelah dipisah dari
produk utama (diperlakukan sama dengan metode
pertama : a, b, c, & d)
3. Metode Harga Pokok Pengganti

Metode dengan Harga Pokok


Metode nilai Pasar atau Kebalikan (Reversal)
10/25/2020
METODE TANPA HARGA POKOK :
1. PS LANGSUNG DAPAT DIJUAL SETELAH DIPISAH
a. Hasil Penjualan PS diperlakukan sbg Penghasilan di
luar usaha (Penghasilan Lain-lain)
CONTOH 2 :
PT Anto menghasilkan dua produk : Produk A (PU) dg harga jual Rp 20.000 per
kg, Produk B (PS) dg harga jual Rp 1.200 per kg.
Biaya produksi bulan Januari 2000 : By Bahan Rp 8.600.000, By TK Rp 6.000.000,
BOP Rp 4.000.000. Perusahaan menggunakan satu rek Barang dalam Proses. By
Pemasaran Rp 450.000 dan BAU Rp 550.000. Produk utama dihasilkan 1.200 kg,
dijual dg harga Rp 20.000, sebanyak 1.000 kg, sedangkan Produk Sampingan
dihasikkan 500 kg dan dijual seleluruhnya dg harga Rp 1.200.
Diminta :
1. Catat jurnal transaksi bulan Januari 2000
2. Susun Laporan L/R jika hasil penjualan PS diperlakukan sbg penghasilan di
luar usaha.
Langkah 1 : Mencatat Jurnal Transaksi

PT ANTO
JURNAL TRANSAKSI
BULAN JANUARI 2000

No Nama Rekening dan Keterangan Jumlah


D K
1 BOP 4.000.000
By Pemasaran 450.000
By Adm dan Umum 550.000
Berbagai Rekening yg Dikredit 5.000.000
Barang dalam Proses 18.600.000
Persed Bahan 8.600.000
By Gaji dan Upah 6.000.000
BOP 4.000.000
(mencatat by produksi dan komersial yang terjadi)
2 Persediaan Barang Jadi 18.600.000
Barang dalam Proses 18.600.000
Mencatat HP Produk Utama yg selesai =
18.600.000 : 1.200 kg = Rp15.500 per kg
Lanjutan
PT ANTO
JURNAL TRANSAKSI
BULAN JANUARI 2000

No Nama Rekening dan Keterangan Jumlah


D K
3 Harga Pokok Penjualan 15.500.000
Persediaan Barang Jadi 15.500.000
(mencatat HPP Produk Utama : 1.000 x 15.500 =
Rp 15.500.000)
Piutang Dagang (Kas) 20.000.000
Penjualan 20.000.000
(mencatat hasil penjualan Produk Utama :
1.000 x 20.000 = Rp 20.000.000)
4 Piutang Dagang (Kas) 600.000
Penghasilan Di luar Usaha-Penjualan PS 600.000
(mencatat hasil penjualan Produk Sampingan :
500 x 1.200 = Rp 600.000)
Langkah 2 : Menyusun Laporan L/R
PT ANTO
LAPORAN LABA-RUGI
BULAN JANUARI 2000
Penjualan = 1.000 x Rp 20.000 Rp 20.000.000
Harga Pokok Penjualan
Biaya Produksi :
Bahan = Rp 8.600.000
TK = 6.000.000
BOP = 4.000.000
Jumlah By Porduksi = 1.200 kg x Rp 15.500 Rp 18.600.000
Persed.Akhir Produk Utama = 200 kg x Rp 15.500 3.100.000
Jumlah HP Penjualan = 1.000 kg x Rp 15.500 Rp 15.500.000
Laba Kotor atas Penjualan Rp 4.500.000
Biaya Pemasaran Rp 450.000
Biaya Adm dan Umum 550.000
Biaya Komersial Rp 1.000.000
Laba Operasi Rp 3.500.000
Penghasilan Di luar Usaha :
Penjualan Produk Sampingan 600.000
Laba Bersih Rp 4.100.000
b. Hasil Penjualan PS diperlakukan sbg
penambah Penghasilan Penjualan Produk Utama

Menggunakan contoh PT ANTO, langkah-langkah penyelesaian sama dg


sebelumnya, hanya jurnal pencatatan penjualan produk sampingan yang
berbeda.

Jurnal saat penjualan Produk Sampingan :


Kas (Piutang Dagang) Rp 600.000
Penjualan Rp 600.000
(mencatat penjualan Produk sampingan = 500 kg x Rp 1.200)
PT ANTO
LAPORAN LABA-RUGI
BULAN JANUARI 2000
Penjualan :
Produk Utama = 1.000 x Rp 20.000 Rp 20.000.000
Produk Sampingan = 500 x Rp 1.200 600.000
Jumlah Penjualan Rp 20.600.000
Harga Pokok Penjualan
Biaya Produksi :
Bahan = Rp 8.600.000
TK = 6.000.000
BOP = 4.000.000
Jumlah By Porduksi = 1.200 kg x Rp 15.500 Rp 18.600.000
Persed. Akhir Produk Utama = 200 kg x Rp 15.500 3.100.000
Jumlah HP Penjualan = 1.000 kg x Rp 15.500 Rp 15.500.000
Laba Kotor atas Penjualan Rp 5.100.000
Biaya Pemasaran Rp 450.000
Biaya Adm dan Umum 550.000
Biaya Komersial Rp 1.000.000
Laba Bersih Rp 4.100.000
c. Hasil Penjualan PS diperlakukan sbg
Pengurang HP Penjualan Produk Utama

Menggunakan contoh PT ANTO, langkah-langkah penyelesaian sama dg


sebelumnya, hanya jurnal pencatatan penjualan produk sampingan yang
berbeda.

Jurnal saat penjualan Produk Sampingan :


Kas (Piutang Dagang) Rp 600.000
Harga Pokok Penjualan Rp 600.000
(mencatat penjualan Produk sampingan = 500 kg x Rp 1.200)
PT ANTO
LAPORAN LABA-RUGI
BULAN JANUARI 2000

Penjualan = 1.000 x Rp 20.000 Rp 20.000.000


Harga Pokok Penjualan
Biaya Produksi :
Bahan = Rp 8.600.000
TK = 6.000.000
BOP = 4.000.000
Jumlah By Porduksi = 1.200 kg x Rp 15.500 Rp 18.600.000
Persed.Akhir Produk Utama = 200 kg x Rp 15.500 3.100.000
Jumlah HP Penjualan seb.dikurangi
hasil penjualan produk sampingan = 1.000 kg x Rp 15.500 Rp 15.500.000
Hasil Penjualan Produk Sampingan = 500 kg x Rp 1.200 600.000
Harga Pokok Penjualan Rp 14.900.000
Laba Kotor atas Penjualan Rp 5.100.000
Biaya Pemasaran Rp 450.000
Biaya Adm dan Umum 550.000
Biaya Komersial Rp 1.000.000
Laba Bersih Rp 4.100.000
d. Hasil Penjualan PS diperlakukan sbg Pengurang
Biaya Produksi Utama

Penggunaan metode ini akan menghasilkan laba bersih yg berbeda jika


pada akhir periode sebagian produk utama belum terjual, karena hasil
penjualan PS mengurangi by produksi maka persed akhir PU nilainya
rendah dan laba bersih akan rendah. Rumus :
LA – LB = PA (HA – HB)
Dimana :
LA = Laba bersih ketiga metode sebelumnya
LB = Laba bersih metode hasil penjualan PS mengurangi by produksi
PA = Jumlah kuantitas persed akhir PU
HA = HP PU ketiga metode sebelumnya
HB = HP PU metode hasil penjualan PS mengurangi by produksi
Jurnal
Kas (Piutang Dagang) 600.000
Barang dalam Proses 600.000
(mencatat penjualan produk sampingan)
Persediaan Barang Jadi 18.000.000
Barang dalam Proses 18.000.000
(mencatat HP Produk Utama yang selesai =
1.200 kg x Rp 15.000 = Rp 18.000.000)
Harga Pokok Penjualan 15.000.000
Persediaan Barang Jadi 15.000.000
(mencatat HP Penjualan Produk Utama =
1.000 kg x Rp 15.000 = Rp 15.000.000)
PT ANTO
LAPORAN LABA-RUGI
BULAN JANUARI 2000
Penjualan = 1.000 x Rp 20.000 Rp 20.000.000
Harga Pokok Penjualan
Biaya Produksi :
Bahan = Rp 8.600.000
TK = 6.000.000
BOP = 4.000.000
Jumlah By Porduksi seb dikurangi
hasil penjualan produk sampingan = 1.200 kg x Rp 15.500 Rp 18.600.000
Hasil Penjualan Produk Sampingan = 500 kg x Rp 1.200 600.000
Jumlah By Produk Produk Utama = 1.200 kg x Rp 15.000 Rp 18.000.000
Persed.Akhir Produk Utama = 200 kg x Rp 15.000 3.000.000
Harga Pokok Penjualan Rp 15.000.000
Laba Kotor atas Penjualan Rp 5.000.000
Biaya Pemasaran Rp 450.000
Biaya Adm dan Umum 550.000
Biaya Komersial Rp 1.000.000
Laba Bersih Rp 4.000.000
Perbedaan Laba dengan metode lainnya

LA – LB =
Rp 4.100.000 – Rp 4.000.000 = Rp 100.000

Atau, berdasarkan rumus :


LA – LB = PA (HA – HB)
= (1.200 kg – 1.000 kg) (Rp 15.500 – Rp 15.000)
= 200 x Rp 500
= Rp 100.000
METODE TANPA HARGA POKOK :
2. PS MEMERLUKAN PROSES LEBIH LANJUT SETELAH DIPISAH
Hasil Penjualan PS diperlakukan sbg :
a. Penghasilan di luar usaha/penghasilan lain-lain
b. Penambah penghasilan penjualan PU
c. Pengurang harga pokok penjualan
d. Pengurang biaya produksi PU

Penjualan Bersih PS (PBS) =


PBS = PS – (BPS + BPmS + BAS)
PS = Penjualan produk sampingan
BPS = Biaya produksi PS setelah dipisah
BPmS = Biaya pemasaran PS
BAS = Biaya administrasi PS
CONTOH
Melanjutkan contoh 2 :

PT Anto menghasilkan produk sampingan 500 kg, dapat


dijual dg harga Rp 2.400 per kg dan memerlukan proses
produksi tambahan dan menyerap biaya bahan Rp
150.000, By TK Rp 125.000, BOP Rp 125.000, serta
menikmati biaya pemasaran Rp 20.000 dari total by
pemasaran Rp 450.000 dan menikmati biaya administrasi
Rp 30.000 dari total by administrasi Rp 550.000.
Jika penjualan bersih PS diperlakukan sebagai
penghasilan di luar usaha (metode 1.A), maka :
1. Catatlah jurnal transaksi biaya
2. Susun Laporan Laba-Rugi
1. Jurnal
Barang dalam Proses-Prod Sampingan 400.000
Persediaan Bahan 150.000
Biaya Gaji dan Upah 125.000
Berbagai Rekening yang Dikredit 125.000
(mencatat By Produksi untuk produk sampingan
setelah dipisah dari produk utama)
Persediaan Produk Sampingan 400.000
Barang dalam Proses-Prod Sampingan 400.000
(mencatat HP Produk Sampingan =
500 kg x Rp 800 = Rp 400.000)
Kas (Piutang Dagang) 1.200.000
Persediaan Produk Sampingan 400.000
Biaya Pemasaran 20.000
Biaya Adm dan Umum 30.000
Penghasilan Di luar Usaha-Prod Sampingan 750.000
(mencatat Penghasilan Bersih PS yang diperlakukan
sbg penghasilan di luar usaha=
= (500xRp2.400) - [(500xRp800)+(20.000)+(30.000)]
= Rp 1.200.000 – (400.000 + 20.000 + 30.000)
= Rp 750.000
PT ANTO
LAPORAN LABA-RUGI
Penjualan BULAN
= 1.000JANUARI
x Rp 20.0002000 Rp 20.000.000
HP Penjualan
Biaya Produksi : By Bahan = Rp 8.600.000
ByTK = 6.000.000
BOP = 4.000.000
Jumlah By Porduksi = 1.200 kg x Rp 15.500 Rp 18.600.000
Persed.Akhir Produk Utama = 200 kg x Rp 15.500 3.100.000
Jumlah HP Penjualan = 1.000 kg x Rp 15.500 Rp 15.500.000
Laba Kotor atas Penjualan Rp 4.500.000
Biaya Pemasaran Rp 450.000 – 20.000 Rp 430.000
Biaya Adm dan Umum 550.000 – 30.000 520.000
Biaya Komersial Rp 950.000
Laba Bersih Usaha Rp 3.550.000
Penghasilan Di luar Usaha :
Penjualan Produk Sampingan = 500 kg x Rp 2.400 Rp 1.200.000
HP Produk Sampingan = 500 kg x Rp 800 400.000
Rp 800.000
By Komersial PS : By Pemasaran = Rp 20.000
By Adm dan Umum = Rp 30.000 Rp 50.000
Jumlah Penghasilan Diluar Usaha Rp 750.000
Laba Bersih Rp 4.300.000
3. METODE HARGA POKOK PENGGANTI (REPLACEMENT COST)
PS tidak dijual, tapi digunakan sendiri dalam proses produksi.
Contoh : Pabrik pengolahan batu bara menghasilkan PS berupa gas oven
yg digunakan sbg bahan bakar untuk pemanasan di tanur pembakaran

CONTOH 3 :
PT Gelas Indo menghasilkan botol untuk minuman ringan. Produk
sampingan berupa pecahan botol (beling) yang dipakai kembali sebagai
bahan dalam pengolahan botol.
Dalam bulan Januari 2000 perush menghasilkan botol beras kencur
8.000 bh dan PS 200 kg. Biaya produksi : By Bahan Rp 150.000.000, By
TK Rp 150.000.000, BOP Rp 100.000.000.
Harga pokok pengganti jika beling dibeli dari luar Rp 50.000 per kg.
Diminta : Hitung HP Produk Utama dan Catat jurnal transaksi bulan
Januari 2000
PT GELAS INDONESIA
Jurnal Transaksi
Januari 2000
Barang dalam Proses- By Bahan 150.000.000
Barang dalam Proses- By TK 150.000.000
Barang dalam Proses- BOP 100.000.000
Persediaan Bahan 150.000.000
Biaya Gaji dan Upah 150.000.000
Berbagai Rekening yang Dikredit 100.000.000
(mencatat pembebanan By Produksi utk produk utama)
Persediaan Bahan 10.000.000
Barang dalam Proses- By Bahan 3.750.000
Barang dalam Proses- By TK 3.750.000
Barang dalam Proses- BOP 2.500.000
(mencatat HP pengganti Produk Sampingan =
200 kg x Rp 50.000 = Rp 10.000.000 dg alokasi sbb :
Elemen By Jumlah Awal % Alokasi HP PS
Bahan Rp 150.000.000 37,5 Rp 3.750.000
TK 150.000.000 37,5 3.750.000
BOP 100.000.000 25,0 2.500.000
Jumlah Rp 400.000.000 100 Rp 10.000.000
Jurnal Transaksi (Lanjutan)

Persediaan Barang Jadi 390.000.000


Barang dalam Proses- By Bahan 146.250.000
Barang dalam Proses- By TK 146.250.000
Barang dalam Proses- BOP 97.500.000
(mencatat HP Produk Utama yang telah selesai (8.000
botol) = Rp 390.000.000 : 8.000 = Rp 48.750
BB = 150.000.000 – 3.750.000 = 146.250.000
TK = 150.000.000 – 3.750.000 = 146.250.000
OP = 100.000.000 – 2.500.000 = 97.500.000
METODE DENGAN HARGA POKOK :
METODE NILAI PASAR ATAU KEBALIKAN (REVERSAL)

RUMUS :
ABS = TPS – (TLKS + TBPmS + TBAS + TBPS)
Dimana :
ABS = Alokasi by bersama kepada PS
TPS = Taksiran nilai penjualan PS
TLKS = Taksiran laba kotor PS
TBPmS = Taksiran by pemasaran PS
TBAS = Taksiran by administrasi PS
TBPS = Taksiran by produksi PS setelah dipisah
Sedangkan HP Produk Sampingan adalah
HPS = ABS + BPSS
Dimana :
HPS = Harga pokok PS
ABS = Alokasi by bersama kepada PS
BPSS = By Produksi sesungguhnya PS setelah dipisah

Alokasi Biaya Bersama kepada Produk Utama :


ABU = B - ABS
Dimana :
ABU = Alokasi By Bersama kepada Produk Utama
B = By Bersama
ABS = Alokasi By Bersama kepada Produk Sampingan
Sedangkan HP Produk Utama adalah
HPU = ABU + BPSU
Dimana :
HPU = Harga pokok PU
ABU = Alokasi by bersama kepada PU
BPSU = By Produksi sesungguhnya PU setelah dipisah
CONTOH :
Metode dengan HP Produk Sampingan dan Produk Utama
memerlukan biaya pengolahan setelah dipisah
PT Utami mengolah produk melalui Dept A yang menghasilkan Produk
Utama X dan Produk Sampingan Y. PU X diproses lebih lanjut di Dept B
sehingga siap dijual dan PS Y diproses lebih lanjut pada Dept C menjadi
produk yang siap dijual.
Besarnya taksiran harga jual PS Y Rp 25.000 per kg, taksiran laba kotor
20%, taksiran by pemasaran 6%,dan taksiran by adm 4% dari harga jual.
Taksiran by produksi PS setelah dipisah : by bahan Rp 1.000.000, BTK Rp
750.000 dan BOP Rp 750.000.
By sesungguhnya terjadi selama Januari 2000 sbb :
Elemen By Dept A Dept B Dept C
Bahan Rp 200.000.000 Rp 40.000.000 Rp 1.150.000
TK 100.000.000 40.000.000 800.000
BOP 100.000.000 35.000.000 750.000
Jumlah Rp 400.000.000 Rp115.000.000 Rp 2.700.000
Produk yang dihasilkan : PU X 10.000 bh dan PS Y 1.000 kg
Diminta : (1) Hitung HP setiap jenis produk (2) buat jurnal, gunakan 1 rek
barang dalam proses untuk setiap departemen.
PENYELESAIAN :
1. Menghitung HP per satuan secara matematis :
ABS = TPS – (TLKS + TBPmS + TBAS + TBPS)
= (1.000 x Rp 25.000) – [(20%x1.000xRp25.000) + (6%x1.000xRp25.000) +
(4%x1.000xRp25.000) + (Rp 1.000.000 + 750.000 + 750.000)]
= Rp 15.000.000
HPS = ABS +BPSS
= Rp 15.000.000 + (Rp 1.150.000 + 800.000 + 750.000)
= Rp 17.700.000
Jadi, HP per unit PS = Rp 17.700.000 : 1.000 = Rp 17.700 per kg
ABU = B – ABS
= (Rp 200.000.000 + 100.000.000 + 100.000.000) – Rp 15.000.000
= Rp 385.000.00
HPU = ABU +BPSU
= Rp 385.000.000 + (Rp 40.000.000 + 40.000.000 + 35.000.000) = Rp 500.000.000
Jadi HP per unit PU = Rp 500.000.000 : 10.000 bh = Rp 50.000 per bh
PT UTAMI
PERHITUNGAN HP PRODUKSI
Bulan Januari 2000
Keterangan Produk Sampingan Produk Utama
Biaya Bersama Pd Dept A
Bahan 200,000,000
TK 100,000,000
BOP 100,000,000
Jumlah Biaya Bersama 400,000,000
Alokasi BB Ke Prod Samp Taksiran :
Nilai Pasar 1.000 kg x Rp 25.000 25,000,000
Laba Kotor 20% x Rp 25.000.000 5,000,000
Bi Pemasaran 6% x Rp 25.000.000 1,500,000
Bi Admn 4% x Rp 25.000.000 1,000,000
7,500,000
Taksiran Bi Produksi 17,500,000
Taksiran Bi Pengolahan setelah pemisahan :
Bahan 1,000,000
TK 750,000
BOP 750,000
Jumlah by Produksi setelah Dipisah 2,500,000
Alokasi BB ke Produk Sampingan 15,000,000 15,000,000
Alokasi BB ke Produk Utama 385,000,000
Bi Produksi sesungguhnya set pemisahan
Bahan 1,150,000 40,000,000
TK 800,000 40,000,000
BOP 750,000 35,000,000
Jumlah Bi Produksi setelah pemisahan 2,700,000 115,000,000
Jumlah HP Produksi 17,700,000 500,000,000
Jumlah produk yang dihasilkan (unit) 1,000 10,000
HPP per unit 17,700 50,000
Jurnal
Barang dalam Proses-Dept A 400.000.000
Persediaan Bahan 200.000.000
Biaya Gaji dan Upah 100.000.000
BOP 100.000.000
(mencatat By bersama untuk Dept A)

Barang dalam Proses-Dept B 385.000.000


Barang dalam Proses-Dept C 15.000.000
Barang dalam Proses-Dept A 400.000.000
(mencatat alokasi By bersama kpd PU dan PS)
Barang dalam Proses-Dept B 115.000.000
Barang dalam Proses-Dept C 2.700.000
Persediaan Bahan 41.150.000
Biaya Gaji dan Upah 40.800.000
BOP 35.750.000
(mencatat tambahan by pada Dept B dan C)
Jurnal (lanjutan)

Persediaan Produk Utama 500.000.000


Barang dalam Proses-Dept B 500.000.000
(mencatat harga pokok PU yang selesai sebanyak
= 10.000 bh x Rp 50.000 = Rp500.000.000)

Persediaan Produk Sampingan 17.700.000


Barang dalam Proses-Dept C 17.700.000
(mencatat harga pokok PS yang selesai sebanyak
= 1.000 kg x Rp 17.700 = Rp 17.700.000)
PR
1. BIAYA BERSAMA; METODE HARGA JUAL RELATIP
Perusahaan..PT "Rukun Agawe Santosa" memproduksikan barang-barang dari satu jenis bahan mentah
yang dapat menghasilkan 3 macam produk yaitu X, Y dan Z.
Pada awal bulan Januari terdapat persediaan barang da1am proses yang ekwivalen unitnya adalah X = 200
unit, Y = 150 unit dan Z = 100 unit, yang harga pokok keseluruhannya Rp 900.000,-.
Selama periode itu telah dimasukkan bahan baku ke dalam proses produksi yang akan menghasilkan produk
X = 1,900 unit, Y = 950 unit dan Z = 950 unit yang keseluruhannya telah menelan biaya produksi sebesar
Rp 7.600.000,-. Pada akhir bulan Januari masih ada persediaan barang dalam proses yang ekwivalen
unitnya adalah X = 100 unit, Y = 100 unit dan Z = 50 unit yang keseluruhannya mempunyai harga pokok
Rp 500.000,-.
Ketiga macam produk tersebut untuk dapat dijual masih memutuhkan biaya pengolahan tambahan sebagai
herikut :

Produk X = Rp 60.000,-
Produk Y = 60.000,-
Produk Z = 80.000,-
Harga jual per unit ketiga produk tersebut masing-masing sebagai berikut :
X = Rp 1.500,-
Y = 3.200,-
Z = 4.000,-
Di dalam gudang barang jadi ternyata masih ada persediaan akhir produk:
X = 300 unit
Y = 100
Z = 100
Diminta :Menghitung nilai persediaan akhir untuk masing-masing produk selesai dengan metode harga jual
relatip
PR
2. BIAYA BERSAMA; PRODUK UTAMA DAN PRODUK SAMPINGAN; METODE HARGA JUAL RELATIP

Perusahaan "PT Sari" menghasilkan dua macam produk A dan B. Produk-produk tersebut dihasilkan dari
satu proses bersama dalam bentuk yang masih kasar dan masih membutuhkan penyelesaian sebelum dapat
dijual. Di dalam memproduksi produk-produk tersebut di atas timbul sisa bahan yang tidak ada harganya bila
dijual. Oleh perusahaan sisa bahan tersebut diproses lebih lanjut sehingga menjadi produk yang dapat dijual
dan disebut produk C.
Data produksi dari ketiga produk tersebut untuk bulan Juni sebagai berikut :
Nama produk Jumlah Harga pasar

A 400.000 kg Rp. 900.000,-


B 100.000 450.000,-
C 30.000 15.000,-
Rp. 1.365.000,-

Data biaya bulan Juni adalah sebagai berikut :


Jenis Sebelum saat Sesudah saat pemisahan
biaya pemisahan A B C
Bahan Rp. 64.000,- Rp. 26.000,- Rp. 9.000,- Rp. 200,-
Upah langsung 30.000,- 45.000,- 18.000,- 1.100,-
Overhead pabrik 16.000,- 15.000,- 6.000,- 700,-
Rp. 110.000,- Rp. 86.000,- Rp. 33.000,- Rp. 2.000,-
Produk A dan B dipandang sebagai produk utama sedangkan produk C merupakan produk
sampingan. Laba kotor produk C diperkirakan 20% dari harga jualnya.
Diminta : Hitunglah harga pokok per unit masing-masing produk di atas untuk bulan Juni dengan
menggunakan metode harga pasar relatip dalam alokasi biaya bersama

Anda mungkin juga menyukai