Anda di halaman 1dari 46

1

MATERI-5
COST ACCOUNTING
PROCESS COSTING LANJUTAN

UNIVERSITAS ESA UNGGUL


JAKARTA
PRODUK YANG HILANG PADA AWAL
PROSES
2

 Produk yang hilang pada awal


proses dianggap belum ikut
menyerap biaya produksi yang
dikeluarkan dalam departemen
yang bersangkutan, sehingga
tidak diikutsertakan dalam
perhitungan unit ekuivalensi
produk yang dihasilkan
departemen tersebut.
3

Pengaruh produk hilang pada awal proses terhadap


perhitungan Harga Pokok Produk per Satuan:
1. Produk hilang pada awal proses di Departemen Produksi
pertama mengakibatkan naiknya harga pokok produksi
per satuan di departemen tersebut.
2. Produk hilang pada awal proses di departemen produksi
setelah departemen pertama:
 Menaikkan harga pokok produksi per satuan produk yang
diterima dari departemen produksi sebelumnya.
 Menaikkan harga pokok produksi per satuan yang
ditambahkan dalam departemen tersebut.
Contoh Soal:
PT Elina memiliki dua departemen produksi untuk menghasilkan produknya, yaitu Departemen A
dan Departemen B.
Berikut data produksi dan biaya produksi kedua departemen pada bulan Januari 19X1:
Dept.A Dept.B
4 Barang masuk dalam proses 1,000 kg
Barang ditransfer ke Departemen B 700 kg
Barang jadi ditransfer ke gudang 400 kg
Barang Dalam Proses Akhir bulan, tingkat
penyelesaian:
Biaya Bahan Baku & penolong 100%, biaya konversi 40% 200 kg
Biaya Bahan penolong 60%, biaya konversi 50% - 100 kg
Barang yang hilang pada awal proses 100 kg 200 kg

Menurut Catatan Bagian Akuntansi, biaya produksi yang telah dikeluarkan selama bulan
Januari 19X1 :
Dept.A Dept.B
Biaya Bahan Baku Rp 22,500 Rp -
Biaya Bahan Penolong 26,100 16,100
Biaya Tenaga Kerja 35,100 22,500
Biaya Overhead Pabrik 46,800 24,750
Rp 130,500 Rp 63,350

Diminta:
> Perhitungan Harga Pokok Produksi Departemen A & Laporan Biaya Produksi Dept.A
> Perhitungan Harga Pokok Produksi Departemen B & laporan Biaya Produksi Dept.B
PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI DEPT.A
Langkah 1
Perhitungan biaya produksi per unit Departemen A bulan Januari 19X1:
Catatan: karena barang hilang pada awal proses maka barang tidak ikut menyerap biaya produksi yang dikeluarkan
5
Dept.A dalam bulan Januari, sehingga tidak termasuk dalam perhitungan unit ekuivalen Departemen A. Akibatnya biaya
produksi per kg barang yang dihasilkan Dept.A menjadi lebih tinggi.
By per kg
Jenis biaya Unit ekuivalen Dept.A (kg) By.produksi Dept.A barang Dept.A
(Rp) (Rp)
(1) (2) (2) : (1)
Biaya Bahan Baku 700 + (200 x 100%) = 900 22,500 25
Biaya Bahan Penolong 700 + (200 x 100%) = 900 26,100 29
Biaya Tenaga Kerja 700 + (200 x 40%) = 780 35,100 45
Biaya Overhead Pabrik 700 + (200 x 40%) = 780 46,800 60
130,500 159

Langkah 2 :
Perhitungan biaya produksi Departemen A bulan Januari 19X1:
Harga pokok barang ditransfer ke Dept.B: 700 x Rp 159= Rp 111,300
Harga pokok persediaan Barang Dalam Proses akhir bulan (200kg):
Biaya Bahan Baku (200 x 100%) x Rp 25 = 5,000
Biaya Bahan penolong (200 x 100%) x Rp 29 = 5,800
Biaya Tenaga Kerja (200 x 40%) x Rp 45 = 3,600
Biaya Overhead pabrik (200 x 40%) x Rp 60 = 4,800
19,200
Jumlah Biaya Produksi Departemen A: Rp 130,500
Langkah 3 :
Laporan Biaya Produksi Dept.A bulan Januari 19X1
PT ELINA
Laporan Biaya Produksi Departemen A
Bulan Januari 19X1
6
Data Produksi:
Barang yang dimasukkan dalam proses: 1,000 kg
Barang yang ditransfer ke Dept.B 700
Barang Dalam Proses akhir bulan, tingkat penyelesaian:
Biaya bahan baku & bahan penolong 100%, by konversi 40% 200
Barang hilang pada awal proses 100
1,000 kg

Biaya yang dibebankan dalam Departemen A:


Total Per kg
Biaya bahan baku 22,500 25
Biaya bahan penolong 26,100 29
Biaya tenaga kerja 35,100 45
Biaya overhead pabrik 46,800 60
130,500 159

Perhitungan biaya:
Harga Pokok Produk yang ditransfer ke Dept.B: 700 x Rp 159 Rp 111,300
Harga Pokok Persediaan Barang Dalam Proses Akhir bulan (200kg):
Biaya Bahan Baku 5,000
Biaya Bahan Penolong 5,800
Biaya Tenaga Kerja 3,600
Biaya Overhead Pabrik 4,800
19,200
Jumlah biaya produksi Departemen A 130,500
PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI DEPARTEMEN B
Langkah 1:
Penyesuaian perhitungan Harga Pokok Produksi per kg Barang yang berasal dari Departemen A:
7
Harga Pokok Produksi per satuan produk yg berasal dr Dept.A: Rp 111.300 : 700kg= Rp 159
Harga Pokok Produksi per satuan produk yg berasal dr Dept.A setelah adanya
barang yang hilang di awal proses Dept.B sebanyak 200 kg:
Rp 111.300 : (700kg - 200kg) = Rp 222.6
Penyesuaian harga pokok produksi per satuan barang dari Dept.A Rp 63.6

Langkah 2:
Perhitungan biaya produksi per satuan Departemen B bulan Januari 19X1:
By per kg
Jenis biaya Unit ekuivalen Dept.B (kg) By.produksi Dept.B barang Dept.B
(Rp) (Rp)
(1) (2) (2) : (1)
Biaya Bahan Penolong 400 + (100 x 60%)= 460 16,100 35
Biaya Tenaga Kerja 400 + (100 x 50%)= 450 22,500 50
Biaya Overhead Pabrik 400 + (100 x 50%)= 450 24,750 55
63,350 140
Langkah 3:
Perhitungan biaya produksi Departemen B bulan Januari 19X1:
Harga pokok barang ditransfer ke Gudang: 400 x (Rp 159+140+63,6)= Rp 145,040
Harga pokok persediaan Barang Dalam Proses akhir bulan (100kg):
8 Harga Pokok dari Departemen A : 100 kg x (Rp159+63.6) 22,260
Biaya Bahan penolong (100 x 60%) x Rp 35 = 2,100
Biaya Tenaga Kerja (100 x 50%) x Rp 50 = 2,500
Biaya Overhead pabrik (100 x 50%) x Rp 55 = 2,750
29,610
Jumlah Biaya Produksi Departemen B: Rp 174,650

Langkah 4:
Laporan Biaya Produksi Departemen B bulan Januari 19X1
PT ELINA
Laporan Biaya Produksi Departemen B
Bulan Januari 19X1
Data Produksi:
Barang yang di terima dari Dept.A 700 kg
Barang yang ditransfer ke Gudang 400 kg
Barang Dalam Proses akhir bulan, tingkat penyelesaian:
Biaya bahan penolong 60%, by konversi 50% 100 kg
Barang hilang pada awal proses 200 kg
700 kg
Biaya yang dibebankan dalam Departemen B: Total Per kg
Harga pokok produk yang diterima dari Dept.A Rp 111,300 159.0
Penyesuaian harga pokok per satuan Rp 63.6
9 Rp 111,300 222.6
Biaya yang ditambahkan dalam Departemen B:
Biaya Bahan Penolong 16,100 35.0
Biaya Tenaga Kerja 22,500 50.0
Biaya Overhead Pabrik 24,750 55.0
63,350 140.0
Jumlah biaya produksi kumulatif dalam Dept.B Rp 174,650 362.60

Perhitungan biaya:
Harga Pokok Barang yang ditransfer ke gudang : 400 kg x Rp 362.60 145,040
Harga pokok persediaan Barang Dalam Proses akhir bulan (100 kg):
Harga Pokok dari Departemen A : 100 kg x Rp 222,6 22,260
Biaya Bahan penolong 2,100
Biaya Tenaga Kerja 2,500
Biaya Overhead pabrik 2,750
29,610
Jumlah biaya produksi kumulatif Dept.B 174,650
PRODUK YANG HILANG PADA AKHIR
PROSES
10

 Produk yang hilang pada akhir proses sudah ikut menyerap biaya
produksi yang dikeluarkan dalam departemen yang
bersangkutan, sehingga harus diperhitungkan dalam
penentuan unit ekuivalensi produk yang dihasilkan
departemen tersebut.

 Harga pokok produk yang hilang pada akhir proses harus


dihitung dan diperlakukan sebagai tambahan harga pokok
produk selesai yang ditransfer ke departemen produksi
berikutnya atau ke gudang. Hal ini mengakibatkan harga pokok
per satuan produk selesai yang ditransfer ke departemen
berikutnya atau ke gudang menjadi lebih tinggi.
11

 Produk yang hilang pada akhir proses tidak


mempengaruhi harga pokok produksi per satuan
produk yang diterima dari departemen produksi
sebelumnya.
Contoh soal:
PT Risa memiliki dua departemen produksi untuk menghasilkan produknya, yaitu Departemen A
& Departemen B. Berikut data produksi dan biaya produksi kedua departemen tersebut untuk
bulan Januari 19X1:
12 Dept.A Dept.B
Barang masuk dalam proses 1,000 kg
Barang ditransfer ke Departemen B 700 kg
Barang jadi ditransfer ke gudang 400 kg
Barang Dalam Proses Akhir bulan, tingkat
penyelesaian:
Biaya Bahan Baku & penolong 100%, biaya konversi 40% 200 kg
Biaya Bahan penolong 60%, biaya konversi 50% 100 kg
Barang yang hilang pada akhir proses 100 kg 200 kg

Menurut Catatan Bagian Akuntansi, biaya produksi yang telah dikeluarkan selama bulan
Januari 19X1 :
Dept.A Dept.B
Biaya Bahan Baku Rp 22,500 Rp -
Biaya Bahan Penolong 26,100 16,100
Biaya Tenaga Kerja 35,100 22,500
Biaya Overhead Pabrik 46,800 24,750
Rp 130,500 Rp 63,350

Diminta:
> Perhitungan Harga Pokok Produksi Departemen A & Laporan Biaya Produksi Dept.A
> Perhitungan Harga Pokok Produksi Departemen B & laporan Biaya Produksi Dept.B
PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI DEPT.A
13
Langkah 1
Perhitungan biaya produksi per unit Departemen A bulan Januari 19X1:

Catatan: karena barang hilang pada akhir proses maka barang sudah ikut menyerap biaya produksi yang dikeluarkan Dept.A
dalam bulan Januari, sehingga diikutsertakan dalam perhitungan unit ekuivalen Departemen A. Akibatnya biaya produksi per
kg barang yang dihasilkan Dept.A menjadi lebih rendah.

By per kg
Jenis biaya Unit ekuivalen Dept.A (kg) barang Dept.A
By.produksi Dept.A (Rp) (Rp)
(1) (2) (2) : (1)
Biaya Bahan Baku 700 + (200 x 100%)+100 = 1000 22,500 22.50
Biaya Bahan Penolong 700 + (200 x 100%)+100 = 1000 26,100 26.10
Biaya Tenaga Kerja 700 + (200 x 40%)+100 = 880 35,100 39.89
Biaya Overhead Pabrik 700 + (200 x 40%)+100 = 880 46,800 53.18
130,500 141.67
Langkah 2 :
Perhitungan biaya produksi Departemen A bulan Januari 19X1:
14
Harga pokok barang ditransfer ke Dept.B: 700 x Rp 141.67= Rp 99,169
Penyesuaian harga pokok karena barang hilang akhir proses : 100 x Rp 141.67 Rp 14,167
Harga pokok barang ditransfer ke Dept.B stlh penyesuaian: 700 x Rp 161.91 Rp 113,336

Harga pokok persediaan Barang Dalam Proses akhir bulan (200kg):


Biaya Bahan Baku (200 x 100%) x Rp 22.50 4,500
Biaya Bahan penolong (200 x 100%) x Rp 26.10= 5,220
Biaya Tenaga Kerja (200 x 40%) x Rp 39.89= 3,191
Biaya Overhead pabrik (200 x 40%) x Rp 53.18= 4,254
17,166
Jumlah Biaya Produksi Departemen A: Rp 130,500

Catatan:
Rp 161.91 = Rp 113.336: 700 kg
Langkah 3 :
Laporan Biaya Produksi Dept.A bulan Januari 19X1-Barang hilang pada akhir proses
PT RISA
Laporan Biaya Produksi Departemen A
Bulan Januari 19X1
15 Data Produksi:
Barang yang dimasukkan dalam proses: 1,000 kg
Barang yang ditransfer ke Dept.B 700
Barang Dalam Proses akhir bulan, tingkat penyelesaian:
Biaya bahan baku & bahan penolong 100%, by konversi 40% 200
Barang hilang pada akhir proses 100
1,000 kg

Biaya yang dibebankan dalam Departemen A:


Total Per kg
Biaya bahan baku 22,500 22.50
Biaya bahan penolong 26,100 26.10
Biaya tenaga kerja 35,100 39.89
Biaya overhead pabrik 46,800 53.18
Jumlah biaya produksi Departemen A 130,500 141.67

Perhitungan biaya:
Harga Pokok Produk yang ditransfer ke Dept.B: 700 x Rp 141,67 Rp 99,169
Penyesuaian krn adanya barang hilang akhir proses: 100 x 141,67 Rp 14,167
Harga Pokok Barang yang ditransfer ke Dept.B: 700 x Rp 161,91 Rp 113,336
Harga Pokok Persediaan Barang Dalam Proses Akhir bulan (200kg):
Biaya Bahan Baku 4,500
Biaya Bahan Penolong 5,220
Biaya Tenaga Kerja 3,191
Biaya Overhead Pabrik 4,254
17,166
Jumlah biaya produksi Departemen A 130,500
PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI DEPARTEMEN B
Catatan:
Barang yang hilang pada akhir proses tidak mempengaruhi harga pokok produksi per satuan produk
yang diterima dari departemen produksi sebelumnya.
16 Langkah 1:
Perhitungan biaya produksi per satuan Departemen B bulan Januari 19X1:
By per kg
Jenis biaya Unit ekuivalen Dept.B (kg) barang Dept.B
By.produksi Dept.B (Rp) (Rp)
(1) (2) (2) : (1)
Biaya Bahan Penolong 400 + (100 x 60%) + 200= 660 16,100 24.39
Biaya Tenaga Kerja 400 + (100 x 50%) + 200= 650 22,500 34.62
Biaya Overhead Pabrik 400 + (100 x 50%) + 200= 650 24,750 38.08
63,350 97.09

Langkah 2:
Perhitungan biaya produksi Departemen B bulan Januari 19X1:
Harga pokok barang ditransfer ke gudang: 400 x (Rp 161,91+97,09)= Rp 103,600
Penyesuaian harga pokok karena barang hilang akhir proses : 200 x (161,91+Rp 97,09)= Rp 51,800
Harga pokok barang ditransfer ke Gudang stlh penyesuaian: 400 x Rp 388,50 Rp 155,400
Harga pokok persediaan Barang Dalam Proses akhir bulan (100kg):
Harga Pokok dari Departemen A : 100 kg x Rp161,91 16,191
Biaya Bahan penolong (100 x 60%) x Rp 24,39 = 1,463
Biaya Tenaga Kerja (100 x 50%) x Rp 34,62 = 1,731
Biaya Overhead pabrik (100 x 50%) x Rp 38,08= 1,904
21,289
Jumlah Biaya Produksi Departemen B: Rp 176,689
Langkah 3:
Laporan Biaya Produksi Departemen B bulan Januari 19X1
PT RISA
Laporan Biaya Produksi Departemen B
Bulan Januari 19X1
Data Produksi:
17 Barang yang di terima dari Dept.A 700 kg
Barang yang ditransfer ke Gudang 400 kg
Barang Dalam Proses akhir bulan, tingkat penyelesaian:
Biaya bahan penolong 60%, by konversi 50% 100 kg
Barang hilang pada akhir proses 200 kg
700 kg

Biaya yang dibebankan dalam Departemen B: Total Per kg


Harga pokok produk yang diterima dari Dept.A Rp 113,337 161.91
Biaya yang ditambahkan dalam Departemen B:
Biaya Bahan Penolong 16,100 24.39
Biaya Tenaga Kerja 22,500 34.62
Biaya Overhead Pabrik 24,750 38.08
63,350 97.09
Jumlah biaya produksi kumulatif dalam Dept.B Rp 176,689 259.00

Perhitungan biaya:
Harga pokok barang ditransfer ke gudang: 400 x (Rp 161,91+97,09)= Rp 103,600
Penyesuaian harga pokok karena barang hilang akhir proses : 200 x (161,91+Rp 97,09)= Rp 51,800
Harga Pokok Barang yang ditransfer ke gudang : 400 kg x Rp 388,50 155,400
Harga pokok persediaan Barang Dalam Proses akhir bulan (100 kg):
Harga Pokok dari Departemen A : 100 kg x Rp161,91 16,191
Biaya Bahan penolong (100 x 60%) x Rp 24,39 = 1,463
Biaya Tenaga Kerja (100 x 50%) x Rp 34,62 = 1,731
Biaya Overhead pabrik (100 x 50%) x Rp 38,08= 1,904
21,289
Jumlah biaya produksi kumulatif Dept.B 176,689
PERSEDIAAN PRODUK DALAM
PROSES AWAL
18

 Dalam suatu departemen produksi, produk yang belum


selesai diproses pada akhir periode akan menjadi
persediaan produk dalam proses pada awal periode
berikutnya.

 Produk dalam proses awal periode ini membawa harga


pokok produksi per satuan yang berasal dari periode
sebelumnya, yang kemungkinan akan berbeda dengan
harga pokok produksi per satuan pada periode
sekarang.
DUA METODE PENENTUAN HARGA POKOK
PRODUK DALAM METODE HARGA POKOK
PROSES
19

1. Metode Harga Pokok Rata-Rata


Tertimbang (Weighted Average Cost
Method)

2. Metode Masuk Pertama, Keluar


Pertama (First In, First Out Method)
Weighted Average Cost Method
20

 Pada metode ini, harga pokok persediaan barang dalam


proses awal ditambahkan kepada biaya produksi
sekarang, kemudian jumlahnya dibagi dengan unit
ekuivalensi produk untuk mendapatkan harga pokok
rata-rata tertimbang.

 Harga pokok rata-rata tertimbang digunakan untuk


menentukan harga pokok produk jadi yang ditransfer
ke departemen berikutnya atau ke gudang dengan cara
mengalikannya dengan jumlah kuantitasnya.
Rumus perhitungan harga pokok per unit produk
Departemen pertama dengan WACM
21
Biaya Bahan Baku Biaya Bahan Baku
yang melekat pada yang dikeluarkan
Biaya Bahan Barang Dalam + dalam periode
Baku per unit = Proses awal sekarang
Unit ekuivalensi biaya bahan baku

Biaya Tenaga Kerja Biaya Tenaga Kerja


yang melekat pada yang dikeluarkan
Biaya Tenaga
= Barang Dalam + dalam periode
Kerja per unit sekarang
Proses awal

Unit ekuivalensi biaya tenaga kerja

Biaya overhead pabrik Biaya overhead


Biaya yang melekat pada pabrik yang
overhead
=
Barang Dalam Proses + dilekuarkan periode
pabrik per awal sekarang
unit
Unit ekuivalensi biaya overhead pabrik
Rumus perhitungan Harga Pokok per unit produk
Departemen kedua dengan WACM
22

Harga Pokok Harga Pokok Barang


Harga Pokok Barang
Produk per unit Dalam Proses awal
yang dibawa dari = yang berasal dari + Yang di Transfer dari
Departemen Sebelumnya
Departemen Departemen
dalam periode sekarang
sebelumnya sebelumnya

Barang Dalam proses Awal + Barang yang ditransfer


dari Dept. Sebelumnya
dalam periode sekarang
(1)
BBB yang melekat pada Biaya BB yang dikeluarkan
Biaya Bahan
Baku per unit = BDP awal + periode sekarang

(2) Unit ekuivalensi Biaya Bahan Baku

Biaya Tenaga BTK yang melekat pada Biaya TK yang dikeluarkan


Kerja per unit = BDP awal + periode sekarang
(3) Unit ekuivalensi biaya tenaga kerja
Biaya overhead BOP yang melekat pada BOP yang dikeluarkan
=
23

pabrik per unit = BDP awal periode sekarang

(4) Unit Ekuivalensi Biaya Overhead Pabrik

Total Harga Pokok


Produksi per satuan = (1) + (2) + (3)+ (4)
Contoh perhitungan dengan WACM
24

Contoh soal:
PT Elina memproduksi produknya melalui dua departemen produksi, yaitu Departemen 1
dan Departemen 2. Data produksi dan biaya produksi bulan Januari 19X1, adalah sbb:
Dept.1 Dept.2
Data produksi:
Barang Dalam Proses Awal:
BBB = 100%, BK = 40% 4,000 kg
BTK = 20%, BOP = 60% 6,000 kg
Dimasukkan dalam proses bulan ini 40,000 kg
Unit yang ditransfer ke Departemen 2 35,000 kg
Unit yang diterima dari Departemen 1 35,000 kg
Barang jadi yang ditransfer ke gudang 38,000 kg
Barang Dalam Proses Akhir:
BBB = 100%, BK =70% 9,000 kg
BTK = 40%, BOP = 80% 3,000 kg
Harga Pokok Barang Dalam Proses Awal: Dept.1 Dept.2
25 Harga pokok dari Dept.1 Rp 11,150,000
Biaya Bahan Baku Rp 1,800,000
Biaya Tenaga kerja Rp 1,200,000 Rp 1,152,000
Biaya Overhead Pabrik Rp 1,920,000 Rp 4,140,000

Biaya Produksi:
Biaya Bahan Baku Rp 20,200,000 Rp -
Biaya Tenaga Kerja Rp 29,775,000 Rp 37,068,000
Biaya Overhead Pabrik Rp 37,315,000 Rp 44,340,000

Diminta:
Laporan biaya produksi Departemen 1 dengan WACM
Laporan biaya produksi Departemen 2 dengan WACM
Penyelesaian:

Departemen 1
26
Langkah 1
Perhitungan biaya produksi per satuan Departemen 1 bulan Januari 19X1
Yang melekat Yang dikeluarkan Unit Biaya produksi
Unsur biaya produksi Total Biaya
pada BDP awal periode sekarang ekuivalen per kg

Biaya Bahan Baku Rp 1,800,000 Rp 20,200,000 Rp 22,000,000 44,000 Rp 500


Biaya Tenaga Kerja Rp 1,200,000 Rp 29,775,000 Rp 30,975,000 41,300 Rp 750
Biaya Overhead Pabrik Rp 1,920,000 Rp 37,315,000 Rp 39,235,000 41,300 Rp 950
Rp 92,210,000 Rp 2,200

Langkah 2
Perhitungan Harga Pokok Barang Ditransfer dan Persediaan Barang Dalam Proses Departemen 1
Harga Pokok Barang selesai ditransfer ke Dept.2:
35.000 kg x Rp 2.200 Rp 77,000,000
Harga Pokok Barang Dalam Proses Akhir:
BBB: 100% x 9.000 kg x Rp 500: Rp 4,500,000
BTK: 70% x 9.000 kg x Rp 750: Rp 4,725,000
BOP: 70% x 9.000 kg x Rp 950: Rp 5,985,000
Rp 15,210,000
Jumlah biaya produksi yang dibebankan dalam Dept.1 Rp 92,210,000
Langkah 3
Laporan Biaya Produksi Departemen 1 - WACM
PT ELINA
Laporan Biaya Produksi Departemen 1
Bulan Januari 19X1
27
Data Produksi
Barang Dalam Proses Awal 4,000 kg
Dimasukkan dalam proses 40,000 kg
Jumlah Barang yang diolah di bulan Januari 44,000 kg

Barang selesai yang ditransfer ke Dept.2 35,000 kg


Barang Dalam Proses Akhir 9,000 kg
Jumlah barang yang dihasilkan 44,000 kg

Biaya yang dibebankan dalam Departemen 1 Total Per unit


Biaya Bahan Baku Rp 22,000,000 Rp 500
Biaya Tenaga Kerja Rp 30,975,000 Rp 750
Biaya Overhead Pabrik Rp 39,235,000 Rp 950
Jumlah biaya yang dibebankan dalam Dept.1 Rp 92,210,000 Rp 2,200

Perhitungan biaya:
Harga Pokok Barang selesai ditransfer ke Dept.2:
35.000 kg x Rp 2.200 Rp 77,000,000
Harga Pokok Barang Dalam Proses Akhir (9.000 kg)
Biaya Bahan Baku Rp 4,500,000
Biaya Tenaga Kerja Rp 4,725,000
Biaya Overhead Pabrik Rp 5,985,000
Rp 15,210,000
Jumlah biaya produksi yang dibebankan dalam Dept.1 Rp 92,210,000
Departemen 2
Langkah 1
Perhitungan biaya produksi per satuan Departemen 2 bulan Januari 19X1
Biaya
Biaya
Yang
Yang melekat
melekat Yang
Yang dikeluarkan
dikeluarkan Unit
Unit
28 Unsur
Unsur biaya
biaya produksi
produksi pada
Total
Total Biaya
Biaya produksi
produksi per
per
pada BDP
BDP awal
awal periode
periode sekarang
sekarang ekuivalen
ekuivalen kg
kg
Harga Pokok Dari
11,150,000
11,150,000 Rp
Rp 77,000,000
77,000,000 88,150,000
88,150,000 41,000
41,000 Rp
Rp 2,150
2,150
Dept.1
Biaya ditambahkan di
Dept.2:
Biaya Tenaga Kerja Rp 1,152,000 Rp 37,068,000 Rp 38,220,000 39,200 Rp 975
Biaya Overhead Pabrik Rp 4,140,000 Rp 44,340,000 Rp 48,480,000 40,400 Rp 1,200
174,850,000 Rp 4,325

41.000 kg = 6.000 kg + 35.000 kg


--> Barang Dalam Proses Awal Dept.2 + Barang yang ditransfer dari Dept.1

Langkah 2
Perhitungan Harga Pokok Barang Ditransfer dan Persediaan Barang Dalam Proses Dept.2
Harga Pokok Barang selesai ditransfer ke gudang:
38.000 kg x Rp 4.325 Rp 164,350,000
Harga Pokok Barang Dalam Proses Akhir:
Yang berasal dari Dept.1:
3.000 kg x Rp 2.150 Rp 6,450,000
BTK: 40% x 3.000 kg x Rp 975: Rp 1,170,000
BOP: 80% x 3.000 kg x Rp 1.200: Rp 2,880,000
Rp 10,500,000
Jumlah biaya produksi yang dibebankan dalam Dept.2 Rp 174,850,000
Langkah 3
Laporan Biaya Produksi Departemen 2 - WACM
PT ELINA
Laporan Biaya Produksi Departemen 2 - WACM
Bulan Januari 19X1
29
Data Produksi
Barang Dalam Proses Awal 6,000 kg
Dimasukkan dalam proses 35,000 kg
Jumlah Barang yang diolah di bulan Januari 41,000 kg

Barang jadi yang ditransfer ke gudang 38,000 kg


Barang Dalam Proses Akhir 3,000 kg
Jumlah barang yang dihasilkan 41,000 kg

Biaya yang dibebankan dalam Departemen 2: Total Per unit


Biaya yang berasal dari Dept.1 88,150,000 Rp 2,150
Biaya yang ditambahkan di Dept.2:
Biaya Tenaga Kerja Rp 38,220,000 Rp 975
Biaya Overhead Pabrik Rp 48,480,000 Rp 1,200
Jumlah biaya yang dibebankan dalam Dept.2 Rp 174,850,000 Rp 4,325

Perhitungan biaya:
Harga Pokok Barang selesai ditransfer ke gudang:
38.000 x Rp 4.325 Rp 164,350,000
Harga Pokok Barang Dalam Proses Akhir ( kg)
Yang berasal dari Dept.1: Rp 6,450,000
Biaya Tenaga Kerja Rp 1,170,000
Biaya Overhead Pabrik Rp 2,880,000
Rp 10,500,000
Jumlah biaya produksi yang dibebankan dalam Dept.2 Rp 174,850,000
FIRST IN FIRST OUT
30
METHODE
 Metode First in First Out (FIFO) menganggap
biaya produksi periode sekarang pertama kali
digunakan untuk menyelesaikan Barang Dalam
Proses pada awal periode, baru kemudian sisanya
digunakan untuk mengolah barang yang
dimasukkan dalam proses pada periode sekarang.

 Dalam metode FIFO tingkat penyelesaian


persediaan Barang Dalam Proses awal harus
diperhitungkan dalam perhitungan unit ekuivalensi.
31

 Menurut metode FIFO, dalam Departemen


Produksi setelah Departemen Produksi pertama,
barang telah membawa harga pokok dari
Departemen sebelumnya.

 Barang dalam Proses yang membawa harga


pokok dari periode sebelumnya digunakan
pertama kali untuk menentukan harga pokok
produksi yang ditransfer ke Departemen
berikutnya atau ke gudang.
FIRST IN FIRST OUT
32
METHODE
Contoh soal:
PT Elina memproduksi produknya melalui dua departemen produksi, yaitu Departemen 1
dan Departemen 2. Data produksi dan biaya produksi bulan Januari 19X1, adalah sbb:
Dept.1 Dept.2
Data produksi:
Barang Dalam Proses Awal:
BBB = 100%, BK = 40% 4,000 kg
BTK = 20%, BOP = 60% 6,000 kg
Dimasukkan dalam proses bulan ini 40,000 kg
Unit yang ditransfer ke Departemen 2 35,000 kg
Unit yang diterima dari Departemen 1 35,000 kg
Barang jadi yang ditransfer ke gudang 38,000 kg
Barang Dalam Proses Akhir:
BBB = 100%, BK =70% 9,000 kg
BTK = 40%, BOP = 80% 3,000 kg
33

Harga Pokok Barang Dalam Proses Awal: Dept.1 Dept.2


Harga pokok dari Dept.1 Rp 11,150,000
Biaya Bahan Baku Rp 1,800,000
Biaya Tenaga kerja Rp 1,200,000 Rp 1,152,000
Biaya Overhead Pabrik Rp 1,920,000 Rp 4,140,000

Biaya Produksi:
Biaya Bahan Baku Rp 20,200,000 Rp -
Biaya Tenaga Kerja Rp 29,775,000 Rp 37,068,000
Biaya Overhead Pabrik Rp 37,315,000 Rp 44,340,000

Diminta:
Laporan biaya produksi Departemen 1 dengan FIFO
Laporan biaya produksi Departemen 2 dengan FIFO
Penyelesaian:

Departemen 1
Langkah 1
34
Perhitungan unit ekuivalensi Departemen 1 dengan metode FIFO
Biaya Bahan Baku Biaya Konversi

Persediaan Barang BBB = 100%, Januari BK = 40%, Januari =


Dalam Proses Awal =
= 0%
0% - kg 60%
60% 2,400 kg

Barang selesai
ditransfer ke Dept.2 (35.000kg - 4.000kg) 31,000 kg (35.000kg-4.000kg) 31,000 kg
Barang Dalam Proses
Akhir (100%
(100% x
x 9.000kg)
9.000kg) 9,000 kg (70%
(70% x
x 9.000kg)
9.000kg) 6,300 kg
Jumlah 40,000 kg 39,700 kg

Langkah 2
Perhitungan biaya persatuan Departemen 1 dengan metode FIFO
Biaya Produksi
Unsur Biaya Produksi Total Biaya Unit Ekuivalen
per satuan

Biaya Bahan Baku Rp 20,200,000 40,000 Rp 505


Biaya Tenaga Kerja Rp 29,775,000 39,700 Rp 750
Biaya Overhead Pabrik Rp 37,315,000 39,700 Rp 940
Rp 87,290,000 Rp 2,195
Langkah 3
Perhitungan Harga Pokok Produk selesai dan Persediaan Barang dalam Proses Dept.1
35
Harga Pokok Produk selesai ditransfer ke Dept.2:
Harga Pokok Barang Dalam Proses Awal Rp 4,920,000
Biaya penyelesaian BDP awal:
Biaya Bahan Baku 0% x 4.000 kg x Rp 505 Rp -
Biaya Tenaga Kerja 60% x 4.000 kg x Rp 750 Rp 1,800,000
Biaya Overhead Pabrik 60% x 4.000 kg x Rp 940 Rp 2,256,000
Rp 8,976,000

Harga Pokok Produk dari produksi Januari (31.000 kg x Rp 2.195) Rp 68,042,000


Harga Pokok Barang selesai yg ditransfer ke Dept.2 Rp 77,018,000
Harga Pokok Barang Dalam Proses Akhir:
Biaya Bahan Baku 100% x 9.000 kg x Rp 505 4,545,000
Biaya Tenaga Kerja 70% x 9.000 kg x Rp 750 4,725,000
Biaya Overhead Pabrik 70% x 9.000 kg x Rp 940 5,922,000
Rp 15,192,000
Rp 92,210,000
Langkah
Langkah 4 4
Laporan
Laporan Biaya Produksi
Biaya Produksi Departemen
Departemen 1
1 bulan
bulan Januari
Januari 19X1-Metode
19X1-Metode FIFO
FIFO
PT
PT ELINA
ELINA
Laporan
Laporan Biaya
Biaya Produksi
Produksi Departemen
Departemen 1
1
Bulan Januari 19X1
Bulan Januari 19X1
Data
Data Produksi:
Produksi:
Barang
Barang Dalam
Dalam Proses
Proses Awal
Awal (BB:100%,
(BB:100%, BK:60%)
BK:60%) 4,000
4,000
36 Dimasukkan Dalam Proses
Dimasukkan Dalam Proses 40,000
40,000
Jumlah
Jumlah 44,000
44,000

Barang
Barang selesai
selesai yang
yang ditransfer
ditransfer ke
ke Dept.2
Dept.2 35,000
35,000
Barang
Barang Dalam
Dalam Proses akhir (BB:100%, BK:70%)
Proses akhir (BB:100%, BK:70%) 9,000
9,000
Jumlah
Jumlah 44,000
44,000

Biaya
Biaya yg
yg dibebankan
dibebankan dalam
dalam Departemen
Departemen 1
1
Total
Total Biaya
Biaya Biaya
Biaya per
per kg
kg
Harga
Harga Pokok
Pokok Barang
Barang Dalam
Dalam Proses
Proses Awal
Awal Rp
Rp 4,920,000
4,920,000 0
0
Biaya yang dikeluarkan Januari:
Biaya yang dikeluarkan Januari:
Biaya
Biaya Bahan
Bahan Baku
Baku Rp
Rp 20,200,000
20,200,000 Rp
Rp 505
505
Biaya
Biaya Tenaga
Tenaga Kerja
Kerja Rp
Rp 29,775,000
29,775,000 Rp
Rp 750
750
Biaya
Biaya Overhead
Overhead Pabrik
Pabrik Rp
Rp 37,315,000
37,315,000 Rp
Rp 940
940
Jumlah
Jumlah Biaya
Biaya Produksi
Produksi Rp
Rp 92,210,000
92,210,000 2,195
2,195

Perhitungan
Perhitungan Biaya
Biaya
Harga
Harga Pokok
Pokok Produk
Produk selesai
selesai ditransfer
ditransfer ke
ke Dept.2:
Dept.2:
Harga
Harga Pokok
Pokok Barang
Barang Dalam
Dalam Proses
Proses Awal
Awal Rp
Rp 4,920,000
4,920,000
Biaya
Biaya penyelesaian
penyelesaian BDP
BDP awal:
awal:
Biaya
Biaya Bahan
Bahan Baku
Baku Rp
Rp --
Biaya
Biaya Tenaga
Tenaga Kerja
Kerja Rp
Rp 1,800,000
1,800,000
Biaya
Biaya Overhead
Overhead Pabrik
Pabrik Rp
Rp 2,256,000
2,256,000
Rp
Rp 8,976,000
8,976,000
Harga Pokok Produk
Harga Pokok Produk dari
dari produksi
produksi Januari
Januari (31.000
(31.000 kg
kg x
x Rp
Rp 2.195)
2.195) Rp
Rp 68,042,000
68,042,000
Harga
Harga Pokok Barang selesai
Pokok Barang selesai yg
yg ditransfer
ditransfer ke
ke Dept.2
Dept.2 Rp
Rp 77,018,000
77,018,000

Harga
Harga Pokok
Pokok Barang
Barang Dalam
Dalam Proses
Proses Akhir:
Akhir:
Biaya Bahan Baku
Biaya Bahan Baku Rp
Rp 4,545,000
4,545,000
Biaya
Biaya Tenaga
Tenaga Kerja
Kerja Rp
Rp 4,725,000
4,725,000
Biaya
Biaya Overhead
Overhead Pabrik
Pabrik Rp
Rp 5,922,000
5,922,000
Rp
Rp 15,192,000
15,192,000
Jumlah
Jumlah biaya
biaya yang
yang dibebankan
dibebankan dalam
dalam Departemen
Departemen 1
1 Rp
Rp 92,210,000
92,210,000
Departemen 2

Langkah 1
Perhitungan unit ekuivalensi Departemen 2 dengan metode FIFO
37 Biaya Tenaga Kerja Biaya Overhead Pabrik
Persediaan Barang
Dalam Proses Awal 100%-20% = 80% 4,800 kg 100%-60%=40% 2,400 kg

Barang selesai
ditransfer ke Gudang 38.000kg - 6.000kg 32,000 kg 38.000kg - 6.000kg 32,000 kg
Barang Dalam Proses
Akhir 40% x 3.000kg 1,200 kg 80% x 3.000 kg 2,400 kg
Jumlah 38,000 kg 36,800 kg

Langkah 2
Perhitungan biaya persatuan Departemen 2 dengan metode FIFO
Biaya
Unsur Biaya Produksi Total Biaya Unit Ekuivalen
Produksi per
Harga Pokok produk ditransfer dr
Dept.1 Rp 77,018,000 35,000 kg Rp 2,201

Biaya Dept.2 di Januari:


Biaya Tenaga Kerja Rp 37,068,000 38,000 kg Rp 975
Biaya Overhead Pabrik Rp 44,340,000 36,800 kg Rp 1,205
Rp 158,426,000 Rp 4,381
Langkah 3

Perhitungan Harga Pokok Produk selesai dan Persediaan Barang dalam Proses Dept.2
38 Harga Pokok Produk selesai ditransfer ke gudang:
Harga Pokok Barang Dalam Proses Awal Rp 16,442,000
Biaya penyelesaian BDP awal:
Biaya Tenaga Kerja 80% x 6.000 kg x Rp 975 Rp 4,680,000
Biaya Overhead Pabrik 40% x 6.000 kg x Rp 1.205 Rp 2,892,000
Rp 24,014,000
Harga Pokok Produk dari produksi Januari (32.000 kg x Rp 4.381) Rp 140,188,000

Rp 164,202,000

Harga Pokok Barang Dalam Proses Akhir:


Harga Pokok dari Departemen 1: 3.000 x Rp 2.201 6,603,000
Biaya Tenaga Kerja 40% x 3.000 kg x Rp 975 1,170,000
Biaya Overhead Pabrik 80% x 3.000 kg x Rp 1.205 2,892,000
Rp 10,665,000
Jumlah biaya dibebankan Departemen 2 Rp 174,867,000
Langkah
Langkah 4 4
Laporan
Laporan Biaya
Biaya Produksi
Produksi Departemen
Departemen 2
2 bulan
bulan Januari
Januari 19X1-Metode
19X1-Metode FIFO
FIFO
PT ELINA
PT ELINA
Laporan
Laporan Biaya
Biaya Produksi
Produksi Departemen
Departemen 2 2 bulan
bulan Januari
Januari 19X1-Metode
19X1-Metode FIFO
FIFO
Bulan Januari 19X1
Bulan Januari 19X1
Data
Data Produksi:
Produksi:
39 Barang
Barang Dalam
Dalam Proses
Proses Awal
Awal 6,000
6,000
Diterima
Diterima dari
dari Departemen
Departemen 1 1 35,000
35,000
Jumlah
Jumlah 41,000
41,000

Barang
Barang selesai
selesai yang
yang ditransfer
ditransfer ke
ke gudang
gudang 38,000
38,000
Barang
Barang Dalam Proses akhir
Dalam Proses akhir 3,000
3,000
Jumlah
Jumlah 41,000
41,000

Biaya
Biaya yg
yg dibebankan
dibebankan dalam
dalam Departemen
Departemen 2
2
Total
Total Biaya
Biaya Biaya
Biaya per
per kg
kg
Harga
Harga Pokok
Pokok Barang
Barang Dalam
Dalam Proses
Proses Awal
Awal Rp
Rp 16,442,000
16,442,000 0
0
Biaya
Biaya yang
yang dikeluarkan
dikeluarkan Januari:
Januari:
Harga
Harga pokok
pokok produk
produk dari
dari Departemen
Departemen 1
1 Rp
Rp 77,018,000
77,018,000 Rp
Rp 2,201
2,201
Biaya
Biaya Tenaga
Tenaga Kerja
Kerja Rp
Rp 37,068,000
37,068,000 Rp
Rp 975
975
Biaya
Biaya Overhead
Overhead Pabrik
Pabrik Rp
Rp 44,340,000
44,340,000 Rp
Rp 1,205
1,205
Jumlah
Jumlah Biaya
Biaya Produksi
Produksi yang
yang dibebankan
dibebankan Dept.2
Dept.2 Rp 174,868,000
Rp 174,868,000 4,381
4,381

Perhitungan
Perhitungan Biaya
Biaya
Harga
Harga Pokok
Pokok Barang
Barang selesai
selesai ditransfer
ditransfer ke
ke gudang:
gudang:
Harga
Harga Pokok
Pokok Barang
Barang Dalam
Dalam Proses
Proses Awal
Awal Rp
Rp 16,442,000
16,442,000
Biaya
Biaya penyelesaian
penyelesaian BDP
BDP awal:
awal:
Biaya
Biaya Tenaga
Tenaga Kerja
Kerja Rp
Rp 4,680,000
4,680,000
Biaya
Biaya Overhead
Overhead Pabrik
Pabrik Rp
Rp 2,892,000
2,892,000
Rp
Rp 24,014,000
24,014,000
Harga
Harga Pokok
Pokok Produk
Produk dari
dari produksi
produksi Januari
Januari (32.000
(32.000 kg
kg x
x Rp
Rp 4.381)
4.381) Rp
Rp 140,188,000
140,188,000
Harga
Harga Pokok Barang selesai
Pokok Barang selesai yg
yg ditransfer
ditransfer ke
ke gudang
gudang Rp
Rp 164,202,000
164,202,000

Harga
Harga Pokok
Pokok Barang
Barang Dalam
Dalam Proses
Proses Akhir:
Akhir:
Harga
Harga Pokok
Pokok dari
dari Departemen
Departemen 1 1 Rp
Rp 6,603,000
6,603,000
Biaya
Biaya Tenaga
Tenaga Kerja
Kerja Rp
Rp 1,170,000
1,170,000
Biaya
Biaya Overhead
Overhead Pabrik
Pabrik Rp
Rp 2,892,000
2,892,000
Rp
Rp 10,665,000
10,665,000
Jumlah
Jumlah biaya
biaya yang
yang dibebankan
dibebankan dalam
dalam Departemen
Departemen 2
2 Rp
Rp 174,867,000
174,867,000
PENAMBAHAN BAHAN BAKU DALAM DEPARTEMEN
PRODUKSI SETELAH DEPARTEMEN PRODUKSI PERTAMA
40

 Dalam proses produksi, seringkali bahan baku ditambahkan dalam


departemen produksi setelah departemen produksi pertama.
 Terdapat dua kemungkinan dari penambahan bahan baku:

1. Tidak menambah jumlah barang yang dihasilkan oleh


departemen produksi yang mengkonsumsi tambahan bahan baku
tersebut  tambahan biaya bahan baku hanya menambah biaya
bahan baku per satuan dalam departemen tersebut.
2. Menambah jumlah barang yang dihasilkan oleh departemen

produksi yang mengkonsumsi tambahan bahan baku tersebut. 


a. berakibat terhadap penyesuaian harga pokok per satuan
produk yang berasal dari departemen sebelumnya
b. menambah biaya bahan baku per satuan dalam departemen
tersebut.
PENAMBAHAN BAHAN BAKU DALAM DEPARTEMEN
PRODUKSI SETELAH DEPARTEMEN PRODUKSI PERTAMA
41

Contoh Soal:
PT Oki memproduksi barang melalui dua departemen produksi yaitu Departemen 1
dan Departemen 2. Bahan baku diproses di Departemen 1 dan ditambahkan dalam
proses produksi Departemen 2. Data produksi dan biaya produksi Departemen 2 dalam
bulan Januari 19X1 sbb:

Data Produksi: Departemen 2


Barang Dalam Proses Awal: BBB 100%, BTK 20%, BOP 60% 6,000 kg
Unit yang diterima dari Departemen 1 35,000 kg
Tambahan produk karena tambahan bahan baku 4,000 kg
Produk jadi yang ditransfer ke gudang 38,000 kg
Barang Dalam Proses Akhir: BBB 100%, BTK 40%, BOP 80% 7,000 kg
Harga Pokok Persediaan Barang Dalam Proses Awal:
Harga Pokok dari Dept.1 Rp 11,150,000
42
Biaya yg ditambahkan Dept.2 bulan lalu:
Biaya Bahan Baku 950,000
Biaya Tenaga Kerja 1,152,000
Biaya Overhead Pabrik 4,140,000
Harga Pokok kumulatif persediaan Barang Dalam Proses Awal Rp 17,392,000

Harga Pokok barang yg diterima dr Dept.1 dalam bulan ini: Rp 77,018,000

Biaya produksi Departemen 2 bulan ini:


Biaya Bahan Baku Rp 15,000,000
Biaya Tenaga Kerja 37,068,000
Biaya Overhead Pabrik 44,340,000
Jumlah biaya produksi Departemen 2 bulan ini Rp 96,408,000

Diminta:
Laporan Biaya Produksi Departemen 2 bulan Januari 19X1
Penyelesaian:
Langkah 1
43

Perhitungan biaya produksi per satuan Departemen 2 dengan metode FIFO


Biaya per
Total Biaya
satuan
Harga Pokok Persediaan Barang Dalam Proses Awal Rp 17,392,000

Harga Pokok Barang yang diterima dari Departemen 1 Rp 77,018,000 Rp 2,201


Penyesuaian tambahan produk karena tambahan bahan baku:
(77.018.000 : 35.000)- (77.018.000 : 39.000) 226
Harga Pokok Barang yg diterima dr Dept.1 setelah penyesuaian Rp 1,975

Biaya produksi yang ditambahkan dalam Dept.2:


Biaya Bahan Baku UE=(38.000-6.000+7.000)=39.000kg Rp 15,000,000 Rp 385
Biaya Tenaga Kerja UE=(80%x6.000)+(38.000-6.000)+(40%x7.000)=39.600kg 37,068,000 936
Biaya Overhead Pabrik UE=(40%x6.000)+(38.000-6.000)+(80%x7.000)=40.000kg 44,340,000 1,109
Rp 190,818,000 Rp 4,404
Langkah 2
Perhitungan Harga Pokok Produk jadi & Persediaan Barang Dalam Proses Dept.2-metode FIFO

Harga Pokok barang yang ditransfer ke gudang:


44

Harga Pokok Barang Dalam Proses Awal Rp 17,392,000


Biaya penyelesaian Barang Dalam Proses Awal:
Biaya Tenaga Kerja : 80% x 6.000 x Rp 936 4,492,800
Biaya Overhead Pabrik: 40% x 6.000 x Rp 1.109 2,661,600
Rp 24,546,400
Harga Pokok barang yang diproduksi di Januari: 32.000 x Rp 4.404 140,920,400

165,466,800
Harga Pokok Barang dalam Proses akhir:
Harga Pokok dari Dept.1 7.000 x Rp 1.975 Rp 13,825,000
Biaya Bahan Baku 100% x 7.000 x Rp 385 2,695,000
Biaya Tenaga Kerja 40% x 7.000 x Rp 936 2,620,800
Biaya Overhead Pabrik 80% x 7.000 x Rp 1.109 6,210,400
25,351,200

Jumlah biaya yang dibebankan dalam Departemen 2 190,818,000


LANGKAH 3
Laporan Biaya Produksi Departemen 2 bulan Januari 19X1-tambahan produk -FIFO

PT OKI
45
LAPORAN BIAYA PRODUKSI DEPARTEMEN 2
Bulan Januari 19X1

Data Produksi:
Barang Dalam Proses Awal 6,000
Diterima dari Departemen 1 35,000
Tambahan produk karena tambahan bahan baku 4,000
Jumlah 45,000

Barang selesai ditransfer ke gudang 38,000


Barang Dalam Proses Akhir 7,000
Jumlah 45,000

Biaya yang dibebankan dalam Departemen 2 :


Total Biaya Biaya per unit
Harga Pokok Barang Dalam Proses awal Rp 17,392,000 -
Biaya yang dikeluarkan di Januari:
Harga Pokok barang diterima dari Dept.1 Rp 77,018,000 2,201
Penyesuaian karena tambahan bahan baku 226
Harga Pokok barang diterima dr Dept.1 setelah penyesuaian: 1,975
Biaya yang ditambahkan di Dept.2:
Biaya Bahan Baku Rp 15,000,000 385
Biaya Tenaga Kerja 37,068,000 936
Biaya Overhead Pabrik 44,340,000 1,109
Jumlah biaya produksi Rp 190,818,000 4,404
Perhitungan Biaya:
Harga Pokok barang ditransfer ke gudang:
46
Harga Pokok Barang Dalam Proses awal Rp 17,392,000
Biaya penyelesaian Barang Dalam Proses awal:
Biaya Tenaga Kerja 4,492,800
Biaya Overhead Pabrik 2,661,600
Rp 24,546,400
Harga Pokok barang dari produksi Januari:
(38.000-6000) x Rp 4.404 140,920,400
Harga Pokok barang ditransfer ke gudang 165,466,800

Harga Pokok barang Dalam Proses Akhir :


Harga Pokok dari Departemen 1 Rp 13,825,000
Biaya Bahan Baku 2,695,000
Biaya Tenaga Kerja 2,620,800
Biaya Overhead pabrik 6,210,400
Harga Pokok barang Dalam Proses Akhir : 25,351,200

Jumlah biaya dibebankan dalam Departemen 2 190,818,000

Anda mungkin juga menyukai