BAB VI
METODE HARGA POKOK PROSES II
6.1 Pengaruh Terjadinya Produk Yang Hilang Dalam Proses Terhadap Perhitungan
Harga Pokok Produk Per Satuan
Di dalam proses produksi, tidak semua produk yang diolah dapat menjadi produk yang
baik yang memenuhi standar mutu yang telah ditetapkan. Ditinjau dari saat terjadinya, produk
dapat hilang pada awal proses, sepanjang proses, atau pada akhir proses. Untuk kepentingan
perhitungan harga pokok produksi per satuan, produk hilang sepanjang proses harus dapat
ditentukan pada tingkat penyelesaian berapa produk yang hilang tersebut terjadi. Atau untuk
menyederhanakan perhitungan harga pokok produksi per satuan, produk yang hilang sepanjang
proses diperlukan sebagai produk yang hilang pada awal atau akhir proses.
6.2 Pengaruh Terjadinya Produk Yang Hilang Pada Awal Proses Terhadap Perhitungan
Harga Pokok Produksi Per Satuan
Produk yang hilang pada awal proses dianggap belum ikut menyerap biaya produksi yang
dikeluarkan dalam departemen yang bersangkutan, sehingga tidak diikutsertakan dalam
perhitungan-perhitungan unit ekuivalensi produk yang dihasilkan dalam departemen tersebut.
Dalam departemen produksi pertama, produk yang hilang pada awal proses mempunyai
akibat menaikkan harga pokok produksi per satuan. Dalam departemen produksi kedua, produk
yang hilang pada awal proses mempunyai dua akibat: (1) menaikkan harga pokok produksi per
satuan produk yang diterima dari departemen produksi sebelumnya, dan (2) menaikkan harga
pokok produksi per satuan yang ditambahkan dalam departemen produksi setelah departemen
pertama tersebut.
Contoh 1:
PT Eliona memiliki dua departemen produksi untuk menghasilkan produknya :
Departemen A dan Departemen B. Data produksi dan biaya produksi kedua departemen tersebut
untuk bulan Januari 19X1 adalah sebagai berikut:
Departemen A Departemen B
Produk yang dimasukkan dalam proses 1.000 kg
Produk selesai yang ditransfer ke Departemen B 700 kg
Produk selesai yang ditransfer ke gudang 400 kg
Produk dalam proses akhir bulan, dengan tingkat penyelesaian:
Biaya bahan baku & penolong 100% 200 kg
Biaya konversi 40% 200 kg
Biaya bahan penolong 60% 100 kg
Biaya konversi 50% 100 kg
Produk yang hilang pada awal proses 100 kg 200 kg
Menurut catatan Bagian Akuntansi, biaya produksi yang telah dikeluarkan selama bulan
Januari 19X1 adalah:
Departemen A Departemen B
Biaya bahan baku Rp. 22.500
Biaya bahan penolong Rp. 26.100 Rp. 16.100
Biaya tenaga kerja 35.100 22.500
54
Perhitungan harga pokok produk selesai yang ditransfer ke Departemen B dan persediaan produk
dalam proses akhir Departemen A adalah:
PT ELIONA
Laporan Biaya Produksi Departemen A
Bulan Januari 19X1
Data Produksi
Produk yang dimasukkan dalam proses 1000 kg
Produk jadi yang ditransfer ke Departemen B 700 kg
Produk dalam proses akhir 200 kg
Produk yang hilang pada awal proses 100 kg
1000 kg
Biaya yang dibebankan dalam Departemen A
Total Per Kg
Biaya bahan baku Rp. 22.500 Rp 25
Biaya bahan penolong 26.100 29
Biaya tenaga kerja 35.100 45
Biaya overhead pabrik 46.800 60
Jumlah biaya produksi Departemen A Rp. 130.500 Rp 159
Perhitungan Biaya
Harga pokok produk jadi yang ditransfer ke Departemen B:
700 kg @ Rp 159 Rp. 111.300
Harga pokok persediaan produk dalam proses akhir:
Biaya bahan baku Rp 5.000
Biaya bahan penolong 5.800
Biaya tenaga kerja 3.600
Biaya overhead pabrik 4.800
19.200
Jumlah biaya produksi Departemen A Rp 130.500
Harga pokok produksi per satuan produk yang berasal dari Departemen A
Rp 111.300 : 700 Rp 159,00
Harga pokok produksi per satuan produk yang berasal dari Departemen A
Setelah adanya produk yang hilang dalam proses di Departemen B
Rp 111.300 : (700 kg – 200 kg) 222,6
Penyesuaian harga pokok produksi per satuan produk yang berasal dari
Departemen A Rp. 63,6
Perhitungan harga pokok produksi per satuan yang ditambahkan di Departemen B adalah:
Rp 63.350 Rp 140
56
Perhitungan harga pokok produk selesai yang ditransfer ke gudang dan produk yang
masih dalam proses akhir bulan adalah sebagai berikut:
6.3 Pengaruh Terjadinya Produk Yang Hilang Pada Akhir Proses terhadap Perhitungan
Harga Pokok Produksi Per Satuan
Produk yang hilang pada akhir proses sudah ikut menyerap biaya produksi yang
dikeluarkan dalam departemen yang bersangkutan, sehingga harus diperhitungkan dalam
penentuan unit ekuivalensi produk yang dihasilkan oleh departemen tersebut. Harga pokok
produksi yang hilang pada akhir proses harus dihitung, dan harga pokok ini diperlakukan sebagai
tambahan harga pokok produk selesai ditransfer ke departemen produksi berikutnya atau ke
gudang. Hal ini akan mengakibatkan harga pokok per satuan produk selesai yang ditransfer ke
departemen selanjutnya atau ke gudang menjadi lebih tinggi.
Contoh 2:
Hitunglah harga pokok produksi Departemen A dan Departemen B pada keterangan pada
Contoh 1, dengan perubahan keterangan mengenai produk yang hilang yang diubah menjadi pada
akhir proses.
Perhitungan harga pokok produk selesai yang ditransfer ke Departemen B dan persediaan produk
dalam proses akhir dalam Departemen A disajikan di bawah ini:
57
PT ELIONA
Laporan Biaya Produksi Departemen A
Bulan Januari 19X1
Data Produksi
Produk yang dimasukkan dalam proses 1000 kg
Produk jadi yang ditransfer ke Departemen B 700 kg
Produk dalam proses akhir 200 kg
Produk yang hilang pada akhir proses 100 kg
1000 kg
Biaya yang dibebankan dalam Departemen A:
Total Per Kg
Biaya bahan baku Rp. 22.500 Rp. 25,5
Biaya bahan penolong 26.000 26,1
Biaya tenaga kerja 35.100 39,89
Biaya overhead pabrik 46.800 53,18
Jumlah biaya produksi Departemen A Rp. 130.500 Rp. 141,67
Perhitungan Biaya
Harga pokok produk jadi yang ditransfer ke Departemen B:
700 kg x Rp. 141,67 Rp. 99.169,00
Penyesuaian karena adanya produk yang hilang pada akhir
Proses:
100 kg x Rp. 141,67 14.167,00
Harga pokok produk yang selesai yang ditransfer ke Departemen B:
700 kg x Rp. 161,91 Rp. 113.334,4
Jumlah Biaya
Produksi Yang Biaya per kg Produk
Jenis Ditambahkan di Yang Ditambahkan di
Biaya Departemen B Unit Ekuivalensi Departemen B
(1) (2) (3) (4)
Bahan
Penolong Rp. 16.100 400 kg + 60% x 100 kg + 200 kg = 660 kg Rp. 24,39
Tenaga
Kerja Rp. 22.500 400 kg + 50% x 100 kg + 200 kg = 650 kg Rp. 34,62
Overhead
Pabrik Rp. 24.750 400 kg + 50% x 100 kg + 200 kg = 650 kg Rp. 38.08
Rp. 63.350 Rp. 97,09
Perhitungan harga pokok produk selesai yang ditransfer ke gudang dan produk yang masih dalam
proses adalah :
PT ELIONA
Laporan Biaya Produksi Departemen B
Bulan Januari 19X1
Data Produksi
Produk yang diterima dari Departemen A 700 kg
Produk jadi yang ditransfer ke gudang 400 kg
Produk dalam proses akhir 100 kg
Produk yang hilang pada akhir proses 200 kg
700 kg
Biaya yang dibebankan dalam Departemen A:
Total Per Kg
Harga pokok produk yang diterima dari Departemen A Rp. 113.334 Rp. 161,91
Biaya yang ditambahkan dalam Departemen B:
Biaya bahan penolong 16.100 24,39
Biaya tenaga kerja 22.500 34,62
Biaya overhead pabrik 24.750 38,08
Jumlah biaya yang ditambahkan dalam Departemen B Rp. 63.350 Rp. 97.09
Jumlah biaya produksi kumulatif dalam Departemen B Rp. 176.684,4 Rp. 259,00
Perhitungan Biaya :
Harga pokok produk jadi yang ditransfer ke gudang :
Harga pokok dari Departemen A: 400 kg x Rp 161,91 Rp. 64.764,00
Harga pokok yang ditambahkan Departemen B:
400 kg x Rp 97,09 38.836,00
Harga pokok produk yang hilang pada akhir proses:
200 kg x (Rp. 161,91 + Rp. 97,09) 51.800,00
Harga pokok persediaan produk dalam proses akhir
Harga pokok produk dari Departemen A
100 kg x Rp 161,91 Rp. 16.191,00
Harga pokok yan ditambahkan dalam Departemen B
Biaya bahan penolong 1.463,40
Biaya tenaga kerja 1.731,00
Biaya overhead pabrik 1.904,00
Rp. 21.289,40
Jumlah biaya produksi kumulatif dalam Departemen B Rp. 176.689,40
60
SOAL PRAKTIKUM
Departemen A Departemen B
Dimasukkan dalam proses 40.000 unit
Ditransfer ke departemen B 35.000
Produk jadi yang ditransfer ke gudang 28.000
Produk dalam proses 3.000 6.000
Produk yang hilang pada akhir proses 2.000 1.000
a. Buatlah laporan biaya produksi Departemen A dan Departemen B bulan Maret 200X
b. Hitung unit ekuivalensi dari masing-masing unsur biaya produksi pada departemen A dan
B
2. Dengan menggunakan data yang sama pada soal No.1 diatas, buatlah laporan biaya produksi
Departemen A dan Departemen B untuk bulan Maret 200X dengan anggapan produk hilang
pada akhir proses!
3. PT FAIZ memiliki dua departemen produksi yaitu A dan B. Data produksi dan biaya produksi
departemen B untuk bulan Agustus 200X sebagai berikut :
Data Produksi Departemen B :
Produk yang diterima dari dept. A 800 unit
Produk selesai yang ditransfer ke gudang 500 unit
Produk dalam proses akhir (konversi 40%) 150 unit
Produk hilang diakhir proses 150 unit
Data biaya produksi departemen B :
Harga pokok produk dari dept. A Rp 460.000
Biaya tenaga kerja Rp 320.000
Biaya overhead pabrik Rp 300.000
Jumlah biaya produksi yang dibebankan di dept. B Rp1.080.000
Dari data diatas hitunglah harga pokok produk jadi yang ditransfer ke gudang dan harga
pokok persediaan produk dalam proses akhir pada departemen B.