Anda di halaman 1dari 9

BAB III

PENENTUAN HARGA POKOK PRODUK (PRODUCT COSTING)

Akuntansi manajemen dan anak cabangnya akuntansi biaya berperan untuk


memberikan informasi kepada manajemen tentang besarnya harga pokok produk yang
dihasilkan oleh perusahaan. Dengan megetahui harga pokok produksi maka akan diketahui
biaya produksi yg dikeluarkan selanjutnya akan dipergunakan untuk menentukan harga jual
produk dengan harapan laba yang diperoleh akan maksimal.Dalam menetukan harga pokok
produksi , terdapat bbeberapa metode sbb:

1. Full costing
2. Variabel costing
3. Activity based costing

1. METODE FULL COSTING


Metode full costing = absorption costing=conventional costing=harga pokok produk
konvesional adalah metode untuk menentukan harga pokok produksi, dengan
membebankan semua biaya produksi tetap maupun variabel pada produk yang dihasilkan.
Biaya produksi terdiri atas biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, BOP yang
berperilaku tetap maupun variabel.

Perhitungan harga pokok produk menurut metode full costing sbb:

Biaya bahan baku xxx

Biaya tenaga kerja lngsung xxx

Biaya overhead pbrik:

Variabel xxx

Tetap xxx +

Harga pokok produk xxx

Contoh soal metode full costing


PT ABAdi memproduksi dan menjual alat elektronika.
Harga jual per unit Rp.500.000
Biaya produksi:
• Biaya variabel per unit:
Biaya bahan Rp.110.000
BTK Langsung Rp. 60.000
BOP Variabel Rp. 30.000
Biaya tetap pertahun Rp.12.000.000
Persediaan barang jadi:
• Unit persediaan awal 0
• Unit yang diproduksi 100 unit
• Unit yang terjual 80 unit
Biaya pemasaran tetap setahun Rp.7.000.000
Biaya pemasaran variabel per unit Rp.50.000
Hitungla HPP menggunakan metode full costing dan sajikan dalam laporan laba rugi
Jawab:
Biaya produksi per unit dengan metode absorption costing:
=BBB+BTKL+BOP Variabel+BOP Tetap
=110.00+60.000+30.000+(12.000.000/100)
=Rp.320.000

Harga Pokok Per Unit dengan metode absorption costing =


=Persediaan BDP Awal+ Biatya Produksi periode ini-persediaan BDP Akhir
=0 + (100unit x Rp.320.000) – 0 = Rp.32.000.000

Laporan Laba Rugi metode full costing sbb:


Penjualan (80xRp.500.000) Rp.40.000.000
HPP:
Persediaan awal Barang Jadi Rp.0
Harga Pokok Produksi(100xRp.320.000) Rp.32.000.000 +
Barang yg tersedia unt dijual Rp.32.000.000
Persd.Akhir Barang jadi 20x320.000 Rp.6.400.000 _-
HPP Rp.25.600.000 -
Laba kotor Rp.14.400.000
Biaya adm dan penjualan Rp.11.000.000 -
Laba bersih Rp.3.400.000
2. METODE VARIABEL COSTING
Metode variabel costing=direct costing= Penetuan harga pokok variabel adalah metode
penentuan harga pokok produk yang hanya membebankan biaya produksi yang bersifat
variabel saja kepada produk /jasa
Biaya produksi yang bersifat tetap diberlakukan sebagai biaya periodik

Perhitungan biaya produksi menurut metode variabel costing sbb:

Biaya bahan baku xxx

Biaya tenaga kerja langsung xxx

BOP Variabel xxx +

Biaya Produksi variabel xxx

Perhitungan harga pokok produksi menurut metode variabel costing sbb:

Persediaan awal Barang dalam proses + Biaya produksi variabel periode ini –
Persediaan akhir barang dalam proses

Laporan Laba Rugi denga variabel costing sebagai berikut:


Hasil Penjualan xx
Dikurangi total biaya variabel:
Harga Pokok Penjualan Variabel xx
Biaya pemasaran variabel xx
Biaya adm & umum variabel xx
xx
Laba kontribusi = Contribusi Margin xx
Dikurangi biaya tetap:
Biaya overhead pabrik tetap xx
Biaya pemasaran tetap xx
Biaya adm umum tetap xx
xx
Laba bersih usaha xx

Contoh Soal
PT ABADI memproduksi dan menjual alat elektronika.
Harga jual per unit Rp.500.000
Biaya produksi:
• Biaya variabel per unit:
Biaya bahan Rp.110.000
BTK Langsung Rp. 60.000
BOP Variabel Rp. 30.000
• Biaya overhead tetap pertahun Rp.12.000.000
Persediaan barang jadi:
• Unit persediaan awal 0
• Unit yang diproduksi 100 unit
• Unit yang terjual 80 unit
Biaya pemasaran tetap setahun Rp.7.000.000
Biaya pemasaran variabel per unit Rp.50.000
Hitungla HPP menggunakan metode variabel costing dan sajikan dalamlaporan laba rugi
Jawab:
Biaya produksi per unit berdasarkan variabel costing/ direct costing:
=BBB+BTKL+BOP variabel=110.000+60.000+30.000=200.000
Harga Pokok Produksi berdasarkan variabel costing/ direct costing:

= Persediaan awal Barang dalam proses + Biaya produksi variabel periode ini –
Persediaan akhir barang dalam proses

= 0 + (100 unit x Rp.200.000) – 0 = Rp.20.000.000

Laporan laba rugi dengan metodedirect/variabel costing:


Penjualan 80xRp.500.000
Rp.40.000.000
Total Biaya Variabel:
Harga Pokok Penjualan Variabel
Persediaan Awal Barang Jadi 0
Harga Pokok Produksi periode ini Rp.20.000.000 +
Persediaan brg Jadi siap dijual Rp.20.000.000
Persediaan akhir Barang jadi 20 x Rp.200.000 Rp. 4.000.000 -
Harga Pokok Penjualan Variabel Rp.16.000.000
Biaya Pemasarani Variabel: 80 unit x Rp.50.000 Rp. 4.000.000 +
Harga Pokok Penjualan Variabel Rp.20.000.000 –
Laba Konstribusi= Constribusi Margin Rp.20.000.000
Biaya Tetap:
BOP Tetap+ Biaya Pemasaran Tetap Rp.12.000.000 + Rp. 7.000.000
Rp.19.000.000 –
Laba Operasional Rp. 1.000.000
Selisih laba netto full costing dengan variabel costing =3.400.000-
1.000.000=Rp.2.400.000
Berasal dari saldo akhir x selisih harga pokok full costing dengan variabel costing
=20 unit x(320.000-200.000)=Rp.2.400.00

PERBEDAAN ANTARA METODE VRIABEL COSTING DENGAN METODE FULL


COSTING

1. Perlakuan terhadap BOP tetap:

 Full costing: BOP tetap diperhitungan dalam harga pokok


 Variabel costing: BOP tetap diperhitungkan sebagai biaya peridik. Biaya periodik
merupakan biaya yang lebih erat hubungannya dengan periode akuntansi daripada
dengan produk yang dihasilkan
2. Jika terdapat selisih pembebana BOP, menurut metode full costing selisih ini
diperlakukan sebagai penambah/pengurang harga pokok persediaan
3. Penyajian laporan laba rugi
 Full costing : Biaya dikelompokkan berdasarkan fungsi pokok dalam perusahaan
 Variabel costing : biaya digolongkan berdasarkan perilakunya terhadap
perubahan volume kegiatan perusahaan
 berapa sumber daya yang digunakan untuk melakukan aktivitas tersebut

KEUNGGULAN DAN KELEMAHAN VARIABEL COSTING

KEUNGGULAN VARIABEL COSTING

1. Alat perencanaan operasi : tersedianya data biaya variabel dan margin konstribusi
memungkinkan manajemen mengambil keputusan secara cepat ttg persoalan biaya yg
dihadapi tiap hari

2. Penentuan harga jual : konsep margin konstribusi memudahkan perusahaan untuk


menentukan harga jual yang dapat menutup biaya tetap (biaya gaji, sewa, pajak)

3. Alat bantu pengambilan keputusan: Perkiraan biaya, margin konstribusi, analisis volume
yg flexibel , hubungan antara biaya,volume penjualan dan harga memungkinkan
manajemen memahami pengaruh dari biaya periodik terhadap laba, sehingga
dimungkinkan pengambilan keputusan yang lebih baik

4. Penentuan titik impas

5. Alat pengendalian manajemen.: Dengan variabel costing dapat dihubungan lebih


langsung dengan sasaran laba atau anggaran dalam periode ybs. Penyimpangan dari
standar yg ditentukan lebih cepat diketahui dan dikoreksi.

KELEMAHAN VARIABEL COSTING

1. Kesulitan dalam memisahkan biaya tetap dan biaya variabel


2. Variabel costing tidak diterima dalam pelaporan untuk pihak ekstern
Untuk membuat laporan kepada pihak ekstern memang harus berdasar konsep harga
pokok penuh. Dengan melalui beberapa penyesuaian, laporan harga pokok variabel dapat
dengan mudah diubah menjadi laporan yang berdasarkan harga pokok penuh.

PERBEDAAN METODE FULL COSTING DENGAN METODE VARIABEL


COSTING
1. Perlakuan terhadap BOP tetap:
 Full costing : BOP tetap diperhitungkan dalam harga pokok, BOP tetap belum diakui
sebagai biaya sampai produk tsb terjual
Biaya periodki menurut full costing: semua biaya yang tidak berkaitan dengan
kegiatan produksi (biaya pemasaran dan biya administrasi umum)
 Variabel costing: BOP tetap diperlakukan sebagai biaya periodik, langsung diakui
sebagai biaya pada saat terjadinya.
Biaya periodik menurut variabel costing : biaya yang bersifat tetap yaitu BOP tetap,
Biaya pemasaran tetap, biya administrasi tetap
2. Jika terdapat selisih pembebana BOP, menurut metode full costing selish ini diperlakukan
senagai penambah/pengurang harga pokok perediaan
3. Penyajian laporan laba rugi
 Full costing : Biaya diklompokkan berdasarkan fungsi pokok dalam perusahan yaitu
fungsi produksi, fungsi pemasaran, fungsi administrasiumum.
 Variabel costing : biaya digolongkan berdasarkan perilakunya terhadap peruahan
volume kegiatan perusahaan
Contoh laporan Rugi laba metod Full Costing

ACTIVITY – BASED PRODUCT COSTING

Perkembangan terkini perhitungan harga pokok produk dengan adanya pengaruh


konsep Activity based Costing (ABC) adalah menelusuri harga pokok produk berdasarkan
aktivitas yang dikonsumsi untuk menghasilka dan/ata menjual suatu produk. Penelusuran
aktivitas dapat dilakuka dengan penelusuran langsung ( direct tracing) dan penelusuran
pemicu ( driver tracing). Dengan mengidentifikasikan aktivitas yang dperlukan untuk
menghasilkan produk maka dapat ditentukan
Metode ini menentukan harga pokok produk berdasarkan aktivitas yang dikonsumsi
untuk menghasilkan / menjual suatu produk. Penelusuran aktivitas dengan cara penelusuran
langsung dan penelusuran pemicu. Dengan mengidntifikasika aktivitas yang diperlukan untuk
menghasilkan produk maka dapat ditentukan berapa sumber aya yang digunakan untuk
melakukan aktivita s tsb.

Metode ini merupakan metode perhitungan harga pokok produk yang dijabarkan dari konsep
ABC. Asumsi yang digunakan adalah aktivitas memerlukan sumber daya sedang produk
mengkonsumsi aktivitas.Sitim ABC menekankan penelusuran biayamelalui hubungan
kualitas antara sumber daya– aktivitas – produk dengan cara melakukan penelusuran
langsung (direct tracing) dan penelusuran pemicu (driver tracing). Langkah – langkah dalam
menghitung harga pokok produk berdasarkan sistim ABC adalh mengidentifikasi aktivitas-
aktivitas di dalam sisitim ABC beserta atributnya, menentukan biaya sumber daya ke
aktivitas, mennetukan biaya aktivitas ke aktivitas lainnya dan menentukan biaya ke produk.
Pada sisitim ABC, aktivitas dikategorikan ke dalam empat tingkatan aktivitas secara umum
yaitu aktivitas tingkat unit, tingkat batch, tingkat produk dan tingkat fasilitas.

MENGENDITIKASIKAN AKTIVITAS DAN ATRIBUTNYA

MENETAPKAN BIAYA PADA AKTIVITAS

MENETAPKAN BIAYA AKTIVITAS KE AKTIVITAS LAIN

MENETAPKAN BIAYA PADA PRODUK

SOAL

1. Data produksi, biaya dan penjualan selama tahun 2015 dan 2016 adalah sbb:

Keterangan Tahun 2015 Tahun 2016


Volume produksi 1.000 unit 800 unit
Volume penjualan 800 unit 1.000 unit
Harga jual per unit Rp350 Rp0.35
Biaya produksi variabel:    
- BBB per unit Rp. 75 Rp. 75
- BTKL per unit Rp41 Rp.41
- Tarif BOP Rp30 Rp.30
- Biaya adm & penjualan Rp12 Rp.12
Biaya Tetap Per Tahun:    
- BOP Rp.92.000 Rp.92.000
- Biaya adm & penjualan Rp.50.000 Rp.50.000
• Dari data di atas susunlan laporan rugi laba menurut metode full cocting dan variabel
costing

2. Data data berikut ini adalah data biaya produksi dan persediaan dari PT Luber pada akhir
tahu 2020
Produksi tahun2020 100.000 unit
70% dari produksi 2020 terjual dan sisanya masih dalam gudang pada akhir tahun
Biaya bahan baku Rp.1.000.000
Upah langsung Rp.1.300.000
FOH variabel Rp.750.000
FOH Tetap Rp. 375.000
Diminta nilai persediaan akhir dengan metode:
a. Direct costing
b. Full costing

3. Perusahaan luwes adalah perusahaan yang memproduksi jas hujan dengaharga jual per
unit Rp.6.000.Perusaahan ini mempunyai tenaga kerja dan mesin yang mampu
memproduksi 1.000 unit tiap kuartal. Biaya produksi rata-rata kuartal adalah Rp.3000.000
yang terdiri dari 60% adalah biaya produksi variabel dan 40% adalah biaya produksi
tetap. Laporan Rugi Laba selama 3 kuartal tahun 2020 sbb:

Perkiraan Kuartal 1 Kuartal 2 Kuartal 3

Penjualan 3.000.000 1.200.000 12.000.0000


HPP:
Persediaan Awal - 1.500.000 3.900.000
Harga Pokok Produksi 3.000.000 3.000.000 3.000.000
Produksi tersedia dijual 3.000.000 4.500.000 6.900.000
Persediaan Akhir 1.500.000 3.900.000 900.000
HPP 1.500.000 600.000 6.000.000
Laba Kotor 1.500.000 600.000 6.000.000
a. Dari data-data tersebut di atas saudara diminta untuk merubah laporan rugi laba
dengan menggunakan metode direct costing
b. Apabila ada perbedaan laba rugi antara kedua metode tersebut terangkan sebab-sebab
perbedaan tersebut

4. PT Sumeh pada tahun 2020 memproduksi 15.000unit sepatu dengan biaya produksi sbb:
BBB Rp.30.000.000
BTKL Rp.45.000.000
BOP variabel Rp. 15.000.000
BOP Tetap Rp.25.000.000
Dari produksi tahun 2020 yang bisa laku terjual adalah 10.000 unit sepaty. Data-data lain
sbb:
Upah langsung per unit Rp.3.000
Pembebanan BOP berdasarkan biaya tengaga kerja langsung
Kapasitas norma adalah saat BTKL sebesar Rp.60.000.0000 per tahun ,di mana saat itu
BOP tetap diperkirakan Rp.25.000.0000 dan BOP Variabel Rp. 20.000.000
Bila menggunakan metode full costing hitunglah Tarip BOP per Unit dan jumlah BOP
dibebankan tahun 2020
Bila perusahaan menggunakan Metode direct costing : Hitunglah persediaan akhir dan
HPP

5. Data produksi dan penjualan PT ANGKASA tahun 2020 sbb:


Kapasitas produksi normal selama tahun 2020 sebesar 10.000 unit dan unit yang terjual
9.500
Total biaya bahan baku Rp. 45.000.000
Total BTKL Rp. 18.000.000
Total BOP Variabel Rp. 13.500.000
Total BOP Tetap 22.000.000
• Informasi alternatif mengenai operasi perusahaan untuk tahun 2020 sbb:
• Unit yang diproduksi 5.000
• Unit yang terjual 4.250
• Persediaan awal 0
• Biaya bahan baku Rp.160.000.000
• Biaya tenaga kerja langsung Rp.240.000.000
• BOP Variabel Rp.192.000.000
• BOP Tetap Rp.224.000.000
• Beban Penjualan dan administrasi Variabel Rp.128.000.000
• Beban Penjualan dan administrasi Tetap Rp.168.000.000
a. Berapa nilai akhir persediaan produk jadi dengan metode absortion costing
dan variabel costing
b. Berapa laba/rugi dari masing masing metode jika harga jual per unit 240.000
c. Jelaskan perbedaannya

6. Harga jual per unit Rp.15.000


Biaya non produksi tetap Rp.15.000.000
Biaya non produksi variabel per unit pruduk yang terjual Rp.2000
Pada awal Januari 2017 tidak terdapat persediaan awal.
Diminta:
a. Berapa harga pokok produksi dengan metode full costing dan metode variabel
costing
b. Berapa laba bersih dari masing-masing metode

Anda mungkin juga menyukai