DISUSUN OLEH :
Agung Mustofa Basilly (D42200389 ) A
Mohammad Hikmal Fadhany ( D42200648 ) A
Nafisa Banafsyah Syafah ( D42200715 ) A
Hidayah Atta Mimi ( D42200951 ) B
Heny Inayatul Maula ( D42201123 ) B
Maimuna ( D42201279 ) B
Raihani Rusdiyanti ( D42202315 ) C
1
2021-2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat
dan hidayah-Nya, penulis bisa menyelesaikan karya ilmiah yang berjudul
"Bagaimana cara mempertahankan hubungan?"
Tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Endro selaku
dosen interpersonal skill yang telah membantu penulis dalam mengerjakan
makalah ini. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada teman-teman
yang telah berkontribusi dalam pembuatan karya ilmiah ini.
Penulis menyadari ada kekurangan pada karya ilmiah ini. Oleh sebab itu,
saran dan kritik senantiasa diharapkan demi perbaikan karya penulis.
Penulis juga berharap semoga makalah ini mampu memberikan
pengetahuan tentang bagaimana cara mempertahankan hubungan.
Jember, 21 Februari 2022
Penulis
2
DAFTAR ISI
3
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Interpersonal skill didefinisikan sebagai keterampilan untuk
mengenali dan merespon secara layak perasaan, sikap dan perilaku, motivasi
serta keinginan orang lain. Bagaimana diri kita mampu membangun hubungan
yang harmonis dengan memahami dan merespon manusia atau orang lain
merupakan bagian dari keterampilan interpersonal.
Untuk membangun hubungan dengan orang lain, terlebih dahulu
kita harus menguasai kemampuan dan keterampilan dalam mengenal diri
sendiri, kemudian baru keterampilan dalam mengenal orang lain, keterampilan
untuk mengekspresikan diri secara jelas, bagaimana merespon, bagaimana
menyampaikan pesan dan maksud, bagaimana bernegosiasi dan menyelesaikan
konflik, bagaimana berperan dalam tim dan banyak lagi.
Setelah kita membangun interpesonall skill dengan orang lain
tentunya kita juga harus tau bagaimana cara mempertahankan hubungan.
Tentunya mempertahankan hubungan komunikasi itu merupakan bagian dari
interpersonal skill. Oleh karena itu dalam makalah ini mengangkat judul
‘’Bagaimana cara mempertahankan hubungan?’’ untuk mempermudah
seseorang dalam memahami mempertahankan hubungan.
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud Hubungan
2. Untuk mengetahui apa saja tahapan komunikasi antar manusia
3. Untuk mengetahui apa Hubungan dalam komunikasi antar manusia
4. Untuk mengetahui Karakteristik hubungan dalam komunikasi antar
manusia
5. Untuk mengetahui Faktor faktor yang menumbuhkan hubungan antar
manusia
6. Untuk mengetahui Bagaimana cara mempertahankan hubungan
4
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Hubungan
Hubungan adalah kesinambungan interaksi antara dua orang atau lebih
yang memudahkan proses pengenalan satu akan yang lain. Hubungan terjadi
dalam setiap proses kehidupan manusia. Hubungan dapat dibedakan menjadi
hubungan dengan teman sebaya, orang tua, keluarga, dan lingkungan
sosial. Secara garis besar, hubungan terbagi menjadi
hubungan positif dan negatif. Hubungan positif terjadi apabila kedua pihak
yang berinteraksi merasa saling diuntungkan satu sama lain dan ditandai
dengan adanya timbal balik yang serasi. Sedangkan, hubungan yang negatif
terjadi apabila suatu pihak merasa sangat diuntungkan dan pihak yang lain
merasa dirugikan. Dalam hal ini, tidak ada keselarasan timbal balik antara
pihak yang berinteraksi. Lebih lanjut, hubungan dapat
menentukan tingkat kedekatan dan kenyamanan antara pihak yang
berinteraksi. Semakin dekat pihak-pihak tersebut, hubungan tersebut akan
dibawa kepada tingkatan yang lebih tinggi.
5
antarpribadi itu mampu memberi dorongan kepada orang tertentu berkaitan
dengan perasaan, pemahaman informasi, dukungan, yang mempengaruhi citra
diri orang serta membantu orang untuk memahami orang lain.
Proses komunikasi yang terjadi antara komunikator dengan komunikan
merupakan suatu upaya yang dilakukan seseorang dalam rangka mengubah
perilaku orang lain. Namun demikian, di dalam kegiatan komunikasi persuasif,
perubahan perilaku bukanlah merupakan satu-satunya tujuan yang ingin
dicapai. Sebab komunikasi persuasif tidak terbatas pada pemberian informasi
saja, tetapi diharapkan dapat mengubah perilaku komunikan sesuai dengan apa
yang diharapkan oleh komunikator dan terjalinnya hubungan (relation) yang
baik/harmonis di antara peserta komunikasi.
Seorang komunikator bukan hanya sebagai information officer, tetapi juga
berfungsi sebagai persuader, yakni. Komunikasi persuasif sangat berkaitan erat
dengan konteks hubungan (relation) antarmanusia. Hal ini sesuai dengan
pendapat yang dibuat oleh kelompok sarjana komunikasi, bahwa komunikasi
merupakan suatu transaksi, proses simbolik yang menghendaki orang-orang
bisa mengatur lingkungannya dengan (1) membangun hubungan antar sesama
manusia (2) melalui pertukaran informasi (3) guna menguatkan sikap dan
tingkah laku orang lain (4) serta mengubah sikap dan tingkah laku itu.
Bertitik tolak dari pendapat di atas, maka faktor jalinan hubungan antar
sesama manusia di dalam kegiatan komunikasi menjadi aspek penting yang
harus senantiasa dijaga dan dipelihara, agar komunikasi itu dapat berjalan
sesuai dengan harapan komunikator serta mencapai efektivitas komunikasi.
Dalam hal ini komunikasi yang efektif adalahkomunikasi yang dapat
menyentuh hati/perasaan orang lain melalui jalinan hubungan yang harmonis.
Komunikasi yang terjadi di antara peserta komunikasi yang mengabaikan
faktor hubungan, maka dapat berakibat kegagalan komunikasi. Menurut
Jalaluddin Rakhmat (2005), bahwa komunikasi yang efektif adalah komunikasi
yang ditandai dengan adanya hubungan interpersonal yang baik pada pelaku
komunikasi (komunikan dan komunikator). Kegagalan komunikasi terjadi bila
isi pesan dipahami, tetapi hubungan di antara komunikan menjadi rusak.
Bahkan Anita Taylor(1977) berpendapat secara tegas bahwa dalam menjalin
komunikasi, maka hubungan interpersonal-lah yang paling penting.
Hubungan yang baik diantara peserta komunikasi dapat meminimalisir
rintangan komunikasi, sebaliknya, pesan yang jelas, tegas, dan cermat, dapat
menimbulkan kegagalan dalam berkomunikasi, karena hubungan diantara
peserta komunikasi yang kurang baik. Oleh sebab itu setiap orang yang
melakukan komunikasi, bukan hanya sekedar menyampaikan isi pesan, akan
tetapi ia juga menentukan kadar hubungan interpersonal atau dengan kata lain,
aktivitas komunikasi antarpribadi bukan hanya menentukan "content" tetapi
juga harus menjalin "relationship". Dengan demikian seorang komunikator
ketika membuat pesan, maka kalimat-kalimat yang digunakan bukan hanya
menyampaikan isi, tetapi juga mendefinisikan hubungan interpersonal. Faktor
ini oleh banyak komunikator menjadi bagian yang terabaikan, akibatnya
6
komunikasi yang mereka lakukan mengalami kegagalan, bahkan justru
menciptakan konflik diantara mereka.
7
1. Rasa percaya.
2. Sikap sportif.
3. Sikap terbuka dan sikap tertutup.
Rasa Percaya
Secara ilmiah “percaya” didefinisikan mangandalkan perilaku orang untuk
mencapai tujuan yang dikehendaki, yang pencapaiannya tidak pasti dan dalam
situasi yang penuh resiko (Eiddin, 1967: 224-234).
8
6. Kepastian dan Profesionalisme. Individu yang memiliki kepastian bersifat
dogmatis, egois, dan melihat pendapatnya merupakan kebenaran yang
mutlak. Profesionalisme adalah kesediaan meninjau kembali pendapat
orang lain.
Sikap Terbuka dan Sikap Tertutup
Perbedaan karakteristik orang yang terbuka dan orang yang tertutup yaitu:
1. Sikap terbuka: menilai pesan secara objektif dengan menggunakan data dan
keajegan logika; membedakan dengan mudah, melihat suasana ;
berorientasi pada isi pesan; mencari informasi dari berbagai sumber; lebih
bersifat profesionalisme dan berusaha mengubah kepercayaan; mencari
pengertian pesan yang tidak sesuai dengan rangkaian kepercayaan.
2. Sikap tertutup: menilai pesan berdasarkan motif; berpikir simplisis tanpa
suasana; bersandar pada banyak sumber pesan daripada isi pesan; kaku dan
memegang teguh sistem kepercayaan; menolak dan mengabaikan pesan
yang tidak konsisten dengan sistem kepercayaan.
9
seperti memiliki batasan kapan kamu menghabiskan waktu bersama, tahu hal
apa saja yang harus diceritakan dan kapan kamu ada untuknya. Hal ini juga
melibatkan seberapa banyak kamu bersedia untuk berbagi tentang dirimu
secara emosional, fisik, dan bahkan digital pada mereka. Orang lain harus
mematuhi batasanmu dan kamu juga harus melakukan yang sama.
5. Empati
Empati melibatkan kemampuan untuk menempatkan dirimu pada posisi orang
lain dan merasakan apa yang mereka rasakan. Hubungan interpersonal
mendapatkan manfaat dari empati dalam banyak hal. Ketika kamu
menunjukkan bahwa dirimu merasakan apa yang orang lain rasakan, maka itu
dapat membantu orang lain mendapatkan dukungan darimu. Hal ini membantu
orang lain merasa dipahami, dan pemahaman itu berfungsi sebagai dasar untuk
kepercayaan dan kedekatan dalam suatu hubungan. Mampu mempertahankan
hubungan interpersonal yang kuat memainkan peran penting dalam
kesejahteraan fisik dan emosional dirimu. Pikirkan tentang kualitas yang paling
kamu hargai dalam hubungan ini, seperti kepercayaan, rasa hormat,
persahabatan, kebaikan, dan kejujuran. Berusahalah untuk menunjukkan
kepada orang lain kebaikan yang sama seperti yang mereka berikan padamu.
10
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Melalui uraian-uraian diatas, diambil kesimpulan sebagai acuan dalam
melaksanakan komunikasi yang berhasil :
1. Dalam interaksi, manusia mustahil dapat survive dan mengembangkan kondisi
kehidupannya, tanpa keterlibatan komunikasi. Bahkan manusia belajar
menjadi manusia melalui komunikasi. Dan komunikasi-pulalah yang dapat
menciptakan gap dan konflik antarmanusia, manakala komunikasi yang
dikembangkan tidak didasarkan pada konsep komunikasi yang efektif.
2. Komunikasi yang terjadi di antara manusia dapat berlangsung pada taraf
kedalaman yang berbeda-beda. Taraf kedalaman komunikasi itu diukur dari
siapa dan apa yang dibicarakan, baik pikiran ataupun perasaan, obyek tertentu,
orang lain atau dirinya sendiri. Semakin orang tertarik untuk saling
membicarakan tentang perasaan yang ada di dalam dirinya, semakin dalamlah
taraf komunikasi yang terjadi diantara mereka
3. Proses komunikasi yang terjadi antara komunikator dengan komunikan
merupakan upaya untuk mengubah perilaku orang lain. Namun demikian, di
dalam kegiatan komunikasi persuasif, perubahan perilaku bukanlah merupakan
satu-satunya tujuan yang ingin dicapai. Sebab komunikasi persuasif tidak
terbatas pada pemberian informasi, tetapi hal yang sangat penting harus dapat
dibangun, yakni terjalinnya hubungan (relation) yang baik/harmonis di antara
peserta komunikasi.
3.2 Saran
11
DAFTAR PUSTAKA
Lestari, Riri. 2007. “Interpersonal Skill”. Bogor. Pusat Pendidikan dan Pelatihan
Pengawasan BPKP.
12