Anda di halaman 1dari 75

3 Jam

JAGO HITUNG &


LAPOR PPH21
Profil Narasumber

▪ Na ma : AGUS SUPRIYANTO, SE

▪ Pendidika n : STAN, UNPAD, STIE JAGAKARSA

▪ Pekerja a n : Auditor Senior pada Direktorat Jenderal Pajak (1991 - 2 00 3 )

Business Development pada Perusahaan berbasis teknologi (2004- 20 0 8 )

Independ ent Tax Consultant (Present)

Praktisi finance Accounting Tax pada hospitality industry (2010 - 2 01 8 )

Tutor t ema perpajakan pada LM Formasi (Present)

Tutor t ema perpajakan dan pembukuan UMKM pa da BPSDM IKA U NPAD

Redaktur Indonesian Tax Review

Penanggun g jawab produk mybrevet , taxes, ITR


Dasar Hukum

▪ UU No. 2 8 T a hun 2 0 0 7 te nta ng KUP;


▪ UU No. 3 6 T a hun 2 0 0 8 te nta ng PPh;
▪ PMK No. 2 5 2 / PM K. 0 3 / 2 0 0 8 te nta ng Pe tunj uk Pe la k s a na a n Pe motonga n PPh S e hub unga n d e nga n
Pe k e rj a a n, J a s a d a n Ke gia ta n O ra ng Prib a d i
▪ PMK No. 2 5 0 / PM K. 0 3 / 2 0 0 8 te nta ng Bia y a Ja b a ta n a ta u Bia y a Pe ns iun y a ng D a p a t d ik ura ngk a n d a ri
Pe ngha s ila n Bruto Pe ga wa i T e ta p a ta u Pe ns iun
▪ PMK No. 2 0 6 / PM K. 0 3 / 2 0 1 2 te nta ng Ba ta s a n PT KP Pe ga wa i Ha ria n d a n Minggua n s e rta Pe ga wa i T id a k
T e ta p L a inny a y a ng T id a k D ik e na k a n Pe motonga n PPh;
▪ PER - 1 6 / PJ . / 2 0 1 6 Pe d oma n T e k nis T a ta C a ra Pe motonga n, Pe ny e tora n d a n Pe la p ora n PPh Pa s a l 2 1 / 2 6
s e hub unga n d e nga n Pe k e rj a a n, Ja s a d a n Ke gia ta n O ra ng Prib a d i; PER - 3 2 / PJ . / 2 0 0 9
▪ Be ntuk Formulir S PM PPh Pa s a l 2 1 d a n/ a ta u Pa s a l 2 6 d a n Buk ti Pe motonga n PPh Pa s a l 2 1 d a n/ a ta u
Pa s a l 2 6 ; S T D D PER - 1 4 / PJ . / 2 0 1 3
▪ PP No. 6 8 T a hun 2 0 0 9 PPh Pa s a l 2 1 a ta s Pe s a ngon, Ma nf a a t Pe ns iun, T HT , J HT
▪ PMK No. 1 6 / PM K. 0 3 / 2 0 1 0 T a ta C a ra Pe mot onga n PPh Pa s a l 2 1 a ta s Pe s a ngon, M a nf a a t Pe ns iun,
T HT , JHT ;
▪ PP No. 8 0 T a hun 2 0 1 0 PPh 2 1 untuk Pe j a b a t Ne ga ra , PNS , T NI, PO L RI y a ng d a na ny a b e ra s a l d a ri
A PBN/ A PBD
▪ PMK No. 2 6 2 / PM K. 0 3 / 2 0 1 0 J uk la k PP No. 8 0 T a hun 2 0 1 0
▪ PMK No. 1 0 1 / PM K. 0 1 0 / 2 0 16 Pe ny e s ua ia n b e s a rny a PT KP
▪ PMK No. 1 0 2 / PMK. 0 1 0 / 2 0 16 Pe rub ahan PT KP Pe gawai Harian
KONSEP DASAR – RUANG LINGKUP PPh 21/26

Pajak atas penghasilan berupa gaji, upah,


honorarium, tunjangan dan imbalan lain dengan
nama apapun sehubungan dengan pekerjaan,
jabatan, jasa dan atau kegiatan yang diterima oleh
orang pribadi.

SPDN PPh Pasal 21

SPLN PPh Pasal 26


KONSEP DASAR – SIFAT PEMOTONGAN

PPh Pasal 21 PPh Pasal 26

▪ TIDAK FINAL , kecuali : ▪ FINAL , kecuali :

▪ Pembayaran pesangon sekaligus da n ▪ Pemot onga n atas penghasilan yang

▪ Honorarium untuk PNS, ABRI dit erima ora ng Priba di ya ng


st a t usnya beruba h menja di WPDN
(Pasal 26 aya t (5) huruf a U U PPh)
KONSEP DASAR – SIAPA PEMOTONG PPh 21/26?

➢ Pemberi Kerja
▪ Orang pribadi;

▪ Badan: pusat, cabang, perwakilan atau unit

➢ Bendaharawan atau pemegang kas pemerintah;


➢ Dana pensiun, penyelenggara JAMSOSTEK, atau badan lain
yang membayar uang pensiun dan THT atau JHT;
➢ Penyelenggara kegiatan
KEWAJIBAN PEMOTONG PPh 21

Setor;
• Mengidentifikasi dan • Dgn SPT 1721;
menjustifikasi • Nihil tetap hrs
transaksi; • Dgn SSP;
disampaikan;
• Menghitung PPh 21; • Paling lambat tgl 10
• Plg lambat tgl 20 bln
bln berikutnya;
• Memotong→ buat BP berikutnya.

Potong; Lapor

Bila batas waktu penyetoran jatuh pada hari libur, maka penyetoran atau pelaporan
dapat dilakukan satu hari kerja berikutnya
KEWAJIBAN MEMBUAT BUKTI POTONG

Penghitungan PPh Pasal


Subjek Pembuatan Bukti Potong
21
Pegawai Tetap - Penghitungan masa; Psl 23 (1) dan (2), PER-
(Jan-Nov)→ estimasi; 32/PJ./2015→Max. 1 bulan
- Penghitungan Masa Pajak setelah:
Terakhir (Bulan kary. berhenti - Tahun kalender berakhir;
kerja, pindah cabang, atau - Berhenti bekerja;
Desember) →Realisasi

Non Pegawai Setiap masa sesuai dengan saat Setiap kali dilakukannya
Tetap terutangnya penghasilan. pemotongan PPh
KAPAN SETOR DAN LAPOR PAJAK?

Batas Akhir Penyetoran Pajak (Pasal 3 PMK -184/PMK.03/2007)


 Bila tanggal jatuh tempo pembayaran atau penyetoran pajak bertepatan
dengan hari libur termasuk hari Sabtu atau hari libur nasional,
pembayaran atau penyetoran pajak dapat dilakukan pada hari kerja
berikutnya.

Batas Akhir Pelaporan (Pasal 8 PMK-184/PMK.03/2007)


 Bila bertepatan pada hari libur (sabtu atau hari libur nasional), pelaporan
dapat dilakukan pada hari kerja berikutnya.

Termasuk hari libur:


 Hari yang diliburkan untuk penyelenggaraan Pemilihan Umum yang
ditetapkan oleh Pemerintah dan cuti bersama secara nasional yang
ditetapkan oleh Pemerintah.
BILA TERDAPAT KELEBIHAN SETOR DIAPAIN?

Kompensasi lebih setor:


➢ Pasal 22 (7) PMK - 252/PMK.03/2008 jo.
➢ Pasal 22 (7) PER-16/PJ./2016:

Dalam hal dalam suatu bulan terjadi kelebihan penyetoran PPh Pasal
21 yang terutang, kelebihan pembayaran tersebut dapat
diperhitungkan dengan PPh Pasal 21 yang terutang pada bulan
berikutnya melalui SPT Masa.
KAPAN PPh 21/26 TERUTANG?

Pasal 21 PMK-252/PMK.03/2008:

Bagi pemotong PPh → terutang setiap masa, yaitu akhir bulan:


▪ Dilakukannya pembayaran; atau
▪ Terutangnya penghasilan yang bersangkutan (Saat dibebankan
sebagai biaya).
TEMPAT TERUTANG PPh 21/26

Butir 1 SE-23/PJ.43/2000:
• Pemotong PPh 21/26: Pusat, cabang, BUT, perwakilan atau unit;
• Pemotongan Pajak tersebut juga dilakukan oleh kantor cabang, perwakilan
atau unit tempat pembayaran imbalan jasa ketenagakerjaan dimaksud
dilakukan yang pada umumnya menunjuk pada tempat pelaksanaan
pekerjaan, jasa dan kegiatan.
• UU PPh tidak mengatur mekanisme pemusatan (sentralisasi) pemotongan,
penyetoran dan pelaporan PPh Pasal 21.
OBYEK PPh 21/26 – MACAM-MACAM PENGHASILAN

Penghasilan sehubungan dengan pekerjaan yang dipotong PPh 21/26


a. Penghasilan yang diterima atau diperoleh pegawai tetap, baik berupa
penghasilan yang bersifat teratur maupun tidak teratur;
b. Penghasilan yang diterima atau diperoleh penerima pensiun secara
teratur berupa uang pensiun atau penghasilan sejenisnya;
c. Penghasilan sehubungan dengan pemutusan hubungan kerja dan
penghasilan sehubungan dengan pensiun yang diterima secara
sekaligus berupa uang pesangon, uang manfaat pensiun, tunjangan
hari tua atau jaminan hari tua, dan pembayaran lain yang sejenis;
d. Penghasilan pegawai tidak tetap atau tenaga kerja lepas berupa upah
harian, upah mingguan, upah satuan, upah borongan atau upah yang
dibayarkan secara bulanan;
e. Imbalan kepada bukan pegawai, seperti: honorarium, komisi, fee, dan
imbalan sejenis dengan nama dan dalam bentuk apapun sebagai
imbalan sehubungan dengan pekerjaan, jasa dan kegiatan yang
dilakukan;
f. Imbalan kepada peserta kegiatan, antara lain berupa uang saku, uang
representasi, uang rapat, honorarium, hadiah atau penghargaan
dengan nama dan dalam bentuk apapun, dan imbalan sejenis dengan
nama apapun.
OBYEK PPh 21/26 – PREMI ASURANSI DITANGGUNG
PEMBERI KERJA

Asuransi: Kesehatan, Kecelakaan, Jiwa, Dwiguna, Bea Siswa (KKJDB)

PPh 21 PPh badan

Ditanggung oleh perusahaan TI DE


Dipotong dari penghasilan karyawan TI NDE

Pasal 9 (1) UU PPh:


Premi Asuransi (KKJDB) yang dibayar oleh orang pribadi, tidak boleh jadi
pengurang.
OBYEK PPh 21/26 – DIKECUALIKAN SEBAGAI OBYEK PPh
21 ATAS IURANG PENSIUN YANG DITANGGUNG PEMBERI
KERJA

Yaitu : Iuran Pensiun kepada Dana Pensiun yang pendiriannya sudah disahkan
Menkeu dan Iuran JHT kepada JAMSOSTEK.
Bagi pemberi kerja bersifat Deductible Expense (DE)

PPh 21 PPh badan

Ditanggung oleh perusahaan NTI DE


Dipotong dari penghasilan karyawan NTI NDE
ASPEK PAJAK ATAS PREMI JAMSOSTEK

No. Keterangan Sifat TI-PPh 21 DE-PPh


Bdn

1. Tunjangan Hari Tua (THT) Pensiun  ✓


2. THT – Dipotong dr. kary. Pensiun Peng. Ph. bruto 
3. Jaminan Kematian (JK) Asuransi ✓ ✓
4. Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) Asuransi ✓ ✓
5. Jaminan Perawatan Kesehatan (JPK) Asuransi ✓ ✓

6. BPJS Kesehatan,
Dibayar perusahaan Asuransi ✓ ✓
Dipotong dari karyawan Asuransi Bukan Peng. Ph. bruto 

7. BPJS Ketenaga kerjaan:


-Dibayar perusahaan Pensiun  ✓
-Dipotong dr karyawan Pensiun Peng. Ph. bruto ✓
CONTOH ASPEK PAJAK ATAS BPJS KESEHATAN

Tn. Ari adalah pegawai PT Formasi Nusantara. Menerima


gaji dan tunjangan setiap bulan sebesar Rp 5 juta. Iuran
premi BPJS kesehatan yang harus dibayar oleh PT Formasi
Nusantara adalah 5% dari penghasilan bulanan, atau Rp
250.000,-

Adapun rinciannya dari Rp. 200.000,- ditanggung


perusahaan dan Rp. 50.000 dibayar sendiri melalui
pemotongan dari penghasilan pegawai yang bersangkutan
setiap bulan.

Objek PPh Pasal 21 adalah:


Rp 5.000.000 + Rp 200.000,- = Rp 5.200.000,-
NON OBYEK PPh 21/26 – MACAM-MACAM PENGHASILAN
YG DIKECUALIKAN

Penghasilan yang DIKECUALIKAN dari obyek PPh 21/26

a. Pembayaran manfaat atau santunan asuransi dari perusahaan asuransi


kesehatan, kecelakaan, jiwa, dwiguna, dan beasiswa;
b. Natura/kenikmatan yang diberikan oleh Wajib Pajak atau oleh
pemerintah;
c. Iuran pensiun yang dibayarkan kepada dana pensiun yang
pendiriannya telah disahkan oleh Menteri Keuangan, iuran THT atau
iuran JHT kepada badan penyelenggara THT atau badan penyelenggara
JAMSOSTEK yang dibayar oleh pemberi kerja;
d. Kenikmatan berupa pajak yang ditanggung pemberi kerja, termasuk
yang ditanggung oleh pemerintah;
e. Beasiswa sepanjang memenuhi ketentuan yang disyaratkan oleh
Menteri Keuangan;
f. Zakat yang diterima orang pribadi dari badan LAZ yang dibentuk &
disahkan pemerintah. Sumbangan Wajib Keagamaan yang diterima
oleh OP dari lembaga keagamaan yang disahkan oleh Pemerintah.
NON OBYEK PPh 21/26 – BEASISWA

PMK No. 246/PMK.03/2008 stdd PMK No. 154/PMK.03/2009:

Beasiswa bukan Objek PPh dengan syarat:


1. Diterima atau diperoleh WNI dari WP pemberi beasiswa untuk
mengikuti pendidikan formal dan atau non formal yang dilaksanakan
di dalam negeri dan/atau di luar negeri pada tingkat pendidikan
dasar, menengah, dan tinggi;
2. Penerima beasiswa tidak mempunyai hubungan istimewa dengan
pemilik, komisaris, direktur, atau pengurus dari Wajib Pajak pemberi
beasiswa.
PERHITUNGAN PPh 21 – TARIF PAJAK

Pasal 17 huruf a UU PPh No. 36/2008)

Tarif Pajak
Lapisan Penghasilan Kena Pajak
NPWP Non NPWP
sd Rp50.000.000,00 5% 6%

> Rp50.000.000,00 sd Rp250.000.000,00 15% 18%

> Rp250.000.000,00 sd Rp500.000.000,00 25% 30%


> Rp500.000.000,00 30% 36%
Pasal 21 (5a) UU PPh 2008, WPOP yang tidak ber-NPWP dikenai tarif lebih tinggi 20%.
CONTOH PENGHITUNGAN PPh 21

Ph. KP = Rp600 juta

UU PPh 2000 UU PPh 2008

25 juta x 5% 1.250.000,- 50 juta x 5% 2.500.000,-

25 juta x 10% 2.500.000,- - -

50 juta x 15% 7.500.000,- 200 juta x 15% 30.000.000,-

100 juta x 25% 25.000.000,- 250 juta x 25% 62.500.000,-

400 juta x 35% 140.000.000,- 100 juta x 30% 30.000.000,-


Jml: 600 juta 176.250.000,- Jml: 600 juta 125.000.000,-
PENGHITUNGAN PPh 21 MENURUT PENERIMA
PENGHASILAN

Pegawai:
1. PPh Psl 21 Pegawai Tetap.
2. PPh Psl 21 Pegawai Tidak Tetap.
3. PPh Psl 21 Mantan Pegawai/Komisaris Yang Tidak
Merangkap Sebagai Pegawai Tetap/Penarikan Dapen oleh
Pegawai yang masih aktif.

Selain Pegawai:
4. PPh Psl 21 Peserta Kegiatan.
5. PPh Psl 21 Selain Pegawai Lainnya.
PEGAWAI TETAP
1. PEGAWAI TETAP - TARIF

▪ Pegawai Tetap:
Ph. KP = Ph. Neto – PTKP
Ph. Neto = Ph. Bruto – B. Jabatan – Iuran Pensiun/THT

▪ Penerima Pensiun:
Ph. KP = Ph. Neto – PTKP
Ph Neto = Ph. Bruto – B. Pensiun
1. PEGAWAI TETAP – PENGURANG PENGHASILAN BRUTO

▪ Biaya Jabatan:
 5% x Ph. Bruto;
 max Rp500.000,- per bulan atau Rp6.000.000,- per tahun;
 Berdasarkan Jml bulan kerja/perolehan yg sebenarnya.
▪ Biaya Pensiun:
 5% x Pensiun;
 max. Rp200.000,- per bulan atau Rp2.400.000,- per tahun
 Berdasarkan Jml bulan perolehan yg sebenarnya.
▪ Iuran pensiun dan JHT ditanggung karyawan;
 Dapen yang disahkan Menkeu;
 JHT kepada penyelenggara jamsostek.
▪ PTKP
1. PEGAWAI TETAP – PENGHASILAN TIDAK KENA PAJAK

Besarnya PTKP Pegawai:


Keterangan 2009 sd
2013 - 2014 2015 2016
2012
Diri WP sendiri 15.840.000 24.300.000 36.000.000 54.000.000

Status kawin
1.320.000 2.025.000 3.000.000 4.500.000
Tanggungan
1.320.000 2.025.000 3.000.000 4.500.000
Maks.
3 3 3 3
Tanggungan

➢ WNI → Ditentukan menurut kondisi di awal tahun


➢ WNA → Bulan saat WNA menjadi SPDN
1. PEGAWAI TETAP – CONTOH PTKP SESUAI STATUS WPOP

PMK- PMK- PMK-


Status UU PPh 2008
162/PMK.011/2012 122/PMK.010/2015 101/PMK.010/2016

TK/0 15.840.000 24.300.000 36.000.000 54.000.000


K/0 – TK/1 17.160.000 26.325.000 39.000.000 58.500.000
K/1 – TK/2 18.480.000 28.350.000 42.000.000 63.000.000
K/2 – TK/3 19.800.000 30.375.000 45.000.000 67.500.000
K/3 21.120.000 32.400.000 48.000.000 72.000.000
1. PEGAWAI TETAP – PTKP PEGAWAI WANITA

STATUS KAWIN SUAMI TDK STATUS TDK


STATUS KAWIN MENERIMA/MEMPEROLEH KAWIN
PENGHASILAN

HANYA UTK DIRI - UTK DIRI SENDIRI


SENDIRI, YAITU - STATUS KAWIN - UTK DIRI SENDIRI
Rp 54.000.000,- - TANGGUNGAN MAKS. - TANGGUNGAN
SETAHUN 3 ORG MAKS 3 ORG

SYARAT

MENUNJUKKAN KET. TERTULIS DARI


PEMERINTAH DAERAH SETEMPAT
SERENDAH-RENDAHNYA KECAMATAN
1. PEGAWAI TETAP – KONSEP PENGHITUNGAN

Penghitungan Masa
(Atas Dasar Estimasi Penghasilan Yang Disetahunkan )

Penghitungan Masa pajak terakhir


(Atas Dasar realisasi Penghasilan):

Untuk Masa Pajak:


1. Masa Desember, atau
2. Masa pajak karyawan berhenti bekerja
1. PEGAWAI TETAP – CONTOH PENGHITUNGAN

Jan - Nov Des


Contoh: Masa
Retta pada tahun Masa Terakhir
2020 bekerja pada Ph. bruto sebulan / setahun 5.750.000 69.000.000
perusahaan PT Dikurangi:
FORMASI MAJU - Biaya jabatan (5% x Rp5.750.000,-) 287.500 3.450.000
dgn memperoleh
- Iuran Pensiun 200.000 2.400.000
gaji sebulan
Ph neto sebulan 5.262.500
Rp5.750.000 dan
membayar iuran Perkiraan Ph. neto setahun / real setahun 63.150.000 63.150.000
pension seb. Dikurangi:
Rp200.000. Retta PTKP 58.500.000 58.500.000
menikah tetapi PhKP 4.650.000 4.650.000
belum mempunyai PPh 21 setahun 232.500 232.500
anak. Pada bulan PPh 21 sebulan 19.375
Jan penghasilan PPh 21 dipotong/ disetor Jan - Nov
Retto dari PT 213.125
(11 bulan x Rp 7.500,- )
FORMASI MAJU PPh 21 terutang Des 19.375
hanya dari gaji
1. PEGAWAI TETAP – ALUR PENGHITUNGAN PPh 21 MASA

Ph. Bruto Pengurang Ph. Ph. Neto Perk. Ph. neto Dikurangi
Sebulan Bruto Sebulan setahun (x 12) PTKP
(-) = (-)
*

=
Ph. yang B. Jabatan,
menjadi Iuran
Objek PPh Pensiun, dan Ph KP
Pasal 21. THT.
x trf Psl
17

PPh 21 Sebulan = PPh 21


PPh 21 setahun /12 Setahun
1. PEGAWAI TETAP – PENGHITUNGAN PPh 21 MASA

Menentukan Perkiraan (estimasi) Penghasilan Neto Setahun


▪ Bekerja sejak Januari
▪ Ph. Neto sebulan × 12
▪ PPh 21 sebulan = PPh 21 setahun /12

▪ Bekerja mulai tengah tahun


▪ Ph. Neto sebulan × ∑ bln sejak masuk kerja sampai dengan
Desember (n bulan)
▪ PPh 21 sebulan = PPh 21 setahun/n bulan

▪ WNA – Di Indonesia tdk setahun penuh


▪ Ph. Neto × 12
▪ PPh 21 sebulan = PPh 21 setahun /12
MASUK KERJA DI TENGAH TAHUN
CABANG
Membawa 1721A1 Penghasilan teratur
Gaji 10.000.000
Contoh : Premi Kesehatan 400.000

Didin Qomarudin yang berstatus Jumlah Ph. Bruto sebulan 10.400.000


belum menikah adalah pegawai Pengurangan:
pada PT FORMASI MAJU di
1. Biaya Jabatan
cabang Bandung. Sejak 1 Juli
(maksimum Rp500.000,- sebulan) 500.000
2020 dipindahtugaskan ke
2. Iuran pensiun 200.000 (+)
kantor pusat di Jakarta
Jumlah 7 00.000 (-)
Gaji Didin Qomarudin sebesar Jml Ph. neto sebulan 9.700.000
Rp10.000.000 dan pembayaran Jml Perkiraan Ph. Neto selama 6 bln 58.200.000
iuran pension yang dibayar ( 6 bln x Rp9.700.000,-)
sendiri sebulan sejumlah
Jml Ph neto masa sebelumnya 58.200.000
Rp200.000. Perusahaan
Jml seluruh Ph neto 116.400.000
kembayarkan iuran JAMSOSTEK
Dikurangi:
KETENAGAKERJAAN sebulannya
Rp400.000. Selama bekerja di PT PTKP: TK/0 54.000.000 (-)
FORMASI MAJU Didin Ph. Kena Pajak 62.400.000
Qomarudin hanya menerima Ph. Kena Pajak Dibulatkan 62.400.000
penghasilan berupa gaji saja.
PPh Pasal 21 terutang 4.360.000
PPh Pasal 21 yang terutang di masa sebelumnya 2.180.000 (-)
PPh Pasal 21 terutang di tempat sekarang 2.180.000
PPh Pasal 21 sebulan 363.333
(Rp2.180.000,- : 6)
PINDAH KERJA DI TENGAH TAHUN
ke CABANG
Jan - Mei Juni
Contoh : Masa Masa Terakhir
Bambang Sumoko yang
berstatus menikah dengan Ph. bruto sebulan / setahun 10,400,000 62,400,000
tanggunan anak kandung 2 Dikurangi:
orang adalah pegawai pada PT
FORMASI MAJU di kantor - Biaya jabatan (5% x Rp10.400.000,-) 500,000 3,000,000
pusat Jakarta, Mulai 1 Juli - Iuran Pensiun 200,000 1,200,000
2020 dipindahtugaskan ke Ph neto sebulan / real setahun 9,700,000 58,200,000
kantor cabang di Bandung
Perkiraan Ph. neto setahun 116,400,000 116,400,000
Bambang Sumoko sebesar
Rp10.000.000 dan Dikurangi:
pembayaran iuran pension PTKP 72,000,000 72,000,000
yang dibayar sendiri sebulan
PhKP 44,400,000 44,400,000
sejumlah Rp200.000.
Perusahaan kembayarkan PPh 21 setahun / real setahun 2,220,000 1,110,000
iuran JAMSOSTEK PPh 21 sebulan 185,000
KETENAGAKERJAAN
sebulannya Rp400.000. PPh 21 dipotong/ disetor Jan - Mei
925,000
Selama bekerja di PT (11 bulan x Rp 185.000,- )
FORMASI MAJU Didin
Qomarudin hanya menerima PPh 21 terutang Jun 185,000
penghasilan berupa gaji saja.
PPh Pasal 21 atas Bonus /Ph. Tidak Teratur:
Selisih PPh Pasal 21 atas seluruh Ph (Ph teratur + tidak teratur)
dengan PPh Pasal 21 atas Ph teratur
PPh 21 Bonus/Ph Tdk teratur

Karyawan Antoni Shanaya (kawin dengan tidak punya


tanggungan) bekerja pada PT Formasi Maju dengan memperoleh
gaji sebesar 10.000.000 sebulan. Perusahaan ikut dalam program
BPJS Ketenagakerjaan. Premi Jaminan Kecelakaan Kerja dan premi
Jaminan Kematian dan iuran Jaminan Hari Tua dibayar oleh
pemberi kerja setiap bulan masing-masing sebesar 1,00%, 0,30%
dan 3,70% dari gaji.
Antoni Shanaya membayar iuran Pensiun Rp 50.000 dan iuran
Jaminan Hari Tua sebesar 2,00% dari gaji untuk setiap bulan.
Pada bulan April 2020 Antoni Shanaya memperoleh bonus sebesar
Rp6.000.000 sehingga pada bulan April 2020 Antoni Shanaya
menerima pembayaran berupa gaji sebesar sebesar Rp10.000.000
dan bonus sebesar Rp6.000.000.
PPh Pasal 21 atas Bonus /Ph. Tidak Teratur:
Selisih PPh Pasal 21 atas seluruh Ph (Ph teratur + tidak teratur)
dengan PPh Pasal 21 atas Ph teratur
PPh 21 Bonus/Ph Tdk teratur

PPh 21 atas Gaji + Bonus PPh 21 Gaji


Penghasilan teratur
Gaji 10.000.000 10.000.000
JKK 100.000 100.000
JKM 30.000 (+) 30.000 (+)
Jml Ph. Bruto teratur sebulan 10.130.000 10.130.000
Jml. Perkiraan Ph Bruto teratur setahun 121.560.000 121.560.000
Bonus 6.000.000
Jml Ph teratur + tdk teratur 127.560.000 121.560.000
Pengurangan:
1. Biaya Jabatan
(maksimum Rp6.000.000,- setahun) 6.000.000 6.000.000
2. Iuran pension 600.000 600.000
3. Iuran – JHT (2% x gaji sebulan x 12 bln) 2.400.000 (+) 2.400.000 (+)
Jumlah 9.000.000 (-) 9.000.000 (-)
Jml Ph. Neto setahun 118.560.000 112.560.000
Dikurangi:
PTKP: K/0 58.500.000 (-) 58.500.000 (-)
Ph. Kena Pajak 60.060.000 54.560.000
Ph. KP dibulatkan 60.060.000 54.560.000
PPh 21 setahun 4.009.000
PPh atas penghasilan teratur setahun 3.109.000
PPh 21 atas Bonus saja 900.000
(Rp4.537.000,- -- Rp3.037.000,-)
PPh 21 sebulan atas penghasilan teratur 259.083 (+)
PPh 21 terutang bulan ini 1.159.083
(Rp1.500.000,- + Rp253.083,-)
ALUR PENGHITUNGAN PPh 21 MASA PAJAK TERAKHIR

Pengurang Ph. Ph. Neto real Dikurangi


Ph. Bruto real (-) = (-)
Bruto real 1 thn setahun PTKP

Ph. yang B. Jabatan, Iuran


menjadi Objek Pensiun, dan Ph KP
PPh Pasal 21. THT.

x
Trf. Psl 17

PPh 21 terutang = PPh 21 Setahun


PPh 21 setahun – PPh 21 disetor di masa (real)
pajak sebelumnya

▪ Penghitungan PPh 21 di masa pajak terakhir didasarkan pada


penghasilan sebenarnya karyawan yang bersangkutan;
PENGHASILAN NETO REAL YANG DISETAHUNKAN

▪ WPOP kewajiban pajak subjektifnya tidak setahun penuh:


▪ WNA (datang/pergi) meninggalkan Indonesia ditengah tahun ;atau
▪ WNI meninggal dunia tengah tahun.

Ph neto disetahunkan = Ph. Neto Real x 12/n


PPh 21 terutang = PPh 21 setahun x n/12

▪ Pegawai pindah cabang.


Ph Neto disetahun = Ph neto real x MK/n
PPh 21 terutang = PPh 21 atas Ph neto disetahunkan x n/MK
VARIASI PENGHASILAN PPh 21 MASA TERAKHIR

- Penghitungan PPh 21 untuk pegawai yang kewajiban pajak


subjektifnya setahun penuh:
- Masa terakhir Desember;
- Masa terakhir – Berhenti kerja di tengah tahun;
- Masa terakhir – Pindah cabang di tengah tahun.
- Penghitungan PPh 21 untuk pegawai yang kehilangan/berakhir
kewajiban pajak subjektifnya di pertengahan tahun:
- Masa Desember WNA yg mulai kerja di pertengahan tahun;
- Masa terakhir – WNA pergi meninggalkan Indonesia selamanya.
PENGHITUNGAN PPh 21 MASA TERAKHIR (MASA
DESEMBER)
PPh 21 PPh 21
Des-16
(Jan-Jun) (Jul-Nov)
Gaji 10.000.000 15.000.000 150.000.000
JKK 100.000 150.000 1.500.000
JKM 30.000 45.000 450.000
Jumlah Ph bruto teratur sebulan 10.130.000 15.195.000 151.950.000
Pengurangan:
1. Biaya Jabatan 500.000 500.000 6.000.000
(maksimum Rp500.000,- sebulan)
2. Iuran terkait dengan gaji – THT 200.000 200.000 2.400.000
Jaka , K/0, kerja sebagai Jumlah 700.000 700.000 8.400.000
Manajer di PT Formasi Jumlah teratur sebulan 9.430.000 14.495.000 143.550.000
Maju dengan Jumlah Teratur setahun 113.160.000 173.940.000
memeroleh gaji dan 12 bulan x Ph neto sebulan
tunjangan setiap bulan Dikurangi:
sebesar Rp10.000.000,-, PTKP – K/0:
dan oleh Perusahaan Diri sendiri 58.500.000 58.500.000 58.500.000
diikutsertakan dalam Ph. Kena Pajak 54.660.000 115.440.000 85.050.000
program pensiun,-. Ph. Kena Pajak Dibulatkan 54.660.000 115.440.000 85.050.000
Mulai bulan Juli 2020, PPh Pasal 21 Setahun
Jaka memeroleh Trf Psl 17 x Ph Kena Pajak 3.199.000 12.316.000 7.757.500
kenaikan penghasilan PPh Pasal 21 sebulan 266.583 1.026.333
tetap setiap bulan PPh 21 dipotong s.d November 2020
menjadi Rp15.000.000,-. (6 x 266.583,-) + (5 x Rp1.026.333,-) 1.599.500 5.131.666 6.731.166
PPh 21 dipotong bulan Desember 2020 1.026.334
Idris Juwanto yang berstatus K/0 adalah pegawai pada PT FORMASI MAJU. Sejak 1 Juli 2020, yang
bersangkutan berhenti bekerja. Gaji Idris Juwanto setiap bulan sebesar Rp10.000.000,- dan juga
memperoleh tunjangan lainnya sebesar Rp. 40.000, serta mengikuti program pensiun.

Jan sd Mei Juni


Penghasilan teratur
Gaji 10.000.000 60.000.000
Berhenti Tengah Tahun

Tunjangan lainnya 40.000(+) 240.000(+)


Jumlah Ph. Bruto sebulan 10.040.000 60.240.000
Pengurangan:
1. BiayaJabatan
(max. Rp500.000,-
500.000 3.000.000
sebulan)
2. Iuranpensiun 200.000(+) 1.200.000(+)
Jumlah 700.000(-) 4.200.000(-)
Jml Ph. neto sebulan 9.340.000
Jml Perkiraan Ph. Neto
112.080.000 56.040.000
setahun
Dikurangi:
PTKP: K/0 58.500.000(-) 58.500.000(-)
Ph. Kena Pajak 53.580.000 0
Ph. Kena Pajak Dibulatkan 53.580.000 0
PPh Pasal 21 terutang
Trf Pasal 17 x Ph Kena Pajak 3.037.000 0
PPh Pasal 21 sebulan 253.083
(Rp3.037.000,- : 12)
PPh Pasal 21 yang telah disetor di masa sebelumnya (Jan-Mei) 1.265.415(-)
5 bln x Rp253.083,-)
PPh Pasal 21 kurang (lebih) bayar (1.265.415)
Andi Syahbudin, K/0 adalah pegawai PT Pustaka di Jakarta. Sejak 1 Juli 2020 dipindahtugaskan ke
kantor cabang di Bandung ,Gaji Andi Syahbudin sebesar Rp10.000.000,- dan perusahaan juga
mengikutsertakan Andi Syahbudin dalam program BPJS Kesehatan dan Program pensiun.
Januari Juni
Gaji 10.000.000 60.000.000
Premi BPJS Kesehatan 40.000 240.000
Pindah Cabang di Tengah Tahun

Jumlah Ph. neto sebulan /realisasi 10.040.000 60.240.000


Pengurangan:
1. Biaya Jabatan 500.000 3.000.000
max. Rp500.000,-/bulan; atau Rp6 juta /tahun
2. Iuran – THT 200.000
Jumlah 700.000 4.200.000
Jumlah Ph neto sebulan 9.340.000 56.040.000
Jumlah Perkiraan Ph neto setahun /real setahun 112.080.000
12 bulan x Ph neto sebulan
Ph neto disetahunkan (12/6*56.040.000) 112.080.000
Dikurangi:
PTKP: K/0 58.500.000 58.500.000
Ph. Kena Pajak 53.580.000 53.580.000
Ph. Kena Pajak Dibulatkan 53.580.000 53.580.000
PPh Pasal 21 Setahun
Trf Psl 17 x Ph Kena Pajak dibulatkan 3.037.000 3.037.000
PPh 21 terutang setahun/disetahunkan:
(6/12 x PPh Pasal 21 setahun) 1.518.500
PPh 21 sebulan 253.083
(5 x Rp253.083,-) 1.265.415
PPh 21 kurang (lebih) bayar 253.085
PEGAWAI TETAP – CONTOH PENGHITUNGAN GROSS UP
Jan - Nov Des

Masa Masa Terakhir


Contoh: Ph. bruto sebulan / setahun 22,026,000 264,312,000
Handoko pada tahun
2020 direktur PT Tunjangan pajak 2,412,921 28,955,050
FORMASI MAJU Total Ph bruto sebulan/setahun 24,438,921 293,267,050
memperoleh gaji Dikurangi:
sebulan Rp22.026.722 - Biaya jabatan (5% x Rp10.400.000,-) 500,000 6,000,000
dan membayar iuran - Iuran Pensiun 200,000 2,400,000
pensiun
Ph neto sebulan / real setahun 23,738,921 284,867,050
sebesar Rp200.000.
Menikah menikah Perkiraan Ph. neto setahun 284,867,050
tetapi belum Dikurangi:
mempunyai anak. PTKP 58,500,000 58,500,000
Setiap bulan PhKP 226,367,000 226,367,000
penghasilan Handoko PPh 21 setahun / real setahun 28,955,050 28,955,050
dari PT FORMASI
PPh 21 sebulan 2,412,921
MAJU jumlahnya
sama . PPh 21 PPh 21 dipotong/ disetor Jan - Nov
26,542,129
Grossup. (11 bulan x Rp 766.300,- )
PPh 21 terutang Des 2,412,921
Selisih pembulatan
KONSEP PENGHITUNGAN MASA PAJAK TERAKHIR

PPh 21 atas penghasilan real selama setahun (12 bulan) dikurangi PPh
21 yang telah dipotong selama 11 bulan (Jan – Nov).

12 – 11 = 1

PPh 21 Kurang Bayar Sebulan


(Desember)
Akankah Lebih Bayar?

▪ Fluktuasi penghasilan
▪ Perbedaan lapisan tarif
pengenaan pajak saat
menghitung PPh 21 Masa dan
PPh 21 Masa Pajak Terakhir.

▪ Banyak pegawai keluar di


pertengahan tahun
▪ Perbedaan estimasi
penghasilan yang disetahunkan
dengan penghasilan sebenarnya
PEGAWAI TIDAK TETAP
KONSEP PENGHASILAN : PEGAWAI TIDAK TETAP

Dibayarkan Bulanan:
PPh Psl. 21 = Trf Psl 17 x Ph KP disetahunkan
Ph KP disetahunkan = Ph. Bruto disetahunkan – PTKP Setahun
PPh Psl 21 bulan ini = PPh Psl 21 Setahun/12

Dibayarkan Harian/Mingguan, satuan:

Jumlah Sebulan PPh Pasal 21 Terutang Keterangan

<=Rp 4.500.000,- 5% x Upah – PTKP Harian PTKP Harian = Rp450.000,-

> Rp 4.500.000,- 5% x Upah – PTKP sebenarnya PTKP/360 x hari kerja

> Rp 10.200.000,- Tarif Psl 17 x Ph. KP yg disetahunkan Ph KP = Ph Neto – PTKP


MANTAN PEGAWAI, KOMISARIS NON PEGAWAI TETAP,
PENARIKAN DANA PENSIUN

▪ Honorarium yg bersifat tidak teratur yg diterima atau diperoleh


Komisaris/dewan pengawas yg bukan pegawai tetap pada perusahaan
yg sama;
▪ Jasa produksi, tantiem, gratifikasi, bonus atau imbalan lain yang
bersifat tidak teratur yg diterima atau diperoleh oleh mantan
pegawai;
▪ Penarikan Dapen o/ peserta program pensiun yg berstatus sbg
pegawai dari Dapen yang pendiriannya telah disahkan oleh MenKeu.
PENGHITUNGAN PPh 21 ATAS KOMISARIS SEBAGAI BUKAN
PEGAWAI TETAP

Tn. Dul Abdullah merupakan komisaris PT FORMASI MAJU yang tidak


merangkap sebagai pegawai tetap. Pada bulan Februari dan Juni tahun
2020, PT FM telah membayarkan honorarium untuk Tn. Dul Abdulloh
masing-masing sebesar Rp40.000.000,00 dan Rp50.000.000,00.
Penghitungan PPh Pasal 21 untuk Tn. Dul Abdullah adalah sebagai
berikut:

1) PPh Pasal 21 yang terutang atas pembayaran honorarium di bulan


Februari 2020;
PPh Pasal 21 = Tarif Pasal 17 x Ph. Bruto Akumulasi
= 5% x Rp40.000.000,00
= Rp2.000.000,00
2) PPh Pasal 21 yang terutang atas pembayaran honorarium di bulan Juni
2020:
PPh Pasal 21 = Tarif Pasal 17 x Ph. Bruto Akumulasi
= (5% x Rp10.000.000,00) + (15% x Rp40.000.000,00)
= Rp6.500.000,00
PENGHITUNGAN PPh 21 ATAS KOMISARIS SEBAGAI
PEGAWAI TETAP PPh Pasal 21 - Masa
PPh Pasal 21 -
Desember
Penghasilan teratur
Gaji 20.000.000,00 240.000.000,00
Tn. Karyo Basuki adalah
JKK 0,50% 100.000,00 1.200.000,00
komisaris PT Aku Cinta Negeriku JKM 0,30% 60.000,00(+) 720.000,00(+)
yang dalam kesehariannya turut
serta secara aktif mengelola Jumlah Ph. Bruto sebulan 20.160.000,00 241.920.000,00
Pengurangan:
kegiatan perusahaan. Tn. Karyo
1. Biaya Jabatan
Basuki telah menikah dan
memiliki dua orang anak (K/2),
(maksimum Rp500 rb sebulan) 500.000,00 6.000.000,00
memperoleh gaji sebulan
Rp20.000.000,00. 2. Iuran Pensiun (5% dari Gaji) 1.000.000,00 12.000.000,00

3. Iuran Jaminan Hari Tua (JHT 2%) 400.000,00 (+) 4.800.000,00 (+)
PT Aku Cinta Negeriku
mengikuti program Jamsostek, Jumlah 1.900.000,00(-) 22.800.000,00
premi Jaminan Kecelakaan Kerja Jumlah Ph. Neto sebulan 18.260.000,00 219.120.000,00
dan premi Jaminan Kematian Jumlah Ph. Neto setahun 219.120.000,00
yang dibayar oleh pemberi kerja Dikurangi:
dengan jumlah masing-masing PTKP – K/2:
0,50% dan 0,30% dari gaji. PT
1.Diri sendiri 54.000.000,00 54.000.000,00
Aku Cinta Negeriku
2.Status Kawin 4.500.000,00 4.500.000,00
menanggung iuran Jaminan Hari
Tua setiap bulan sebesar 3,70% 3.Tanggungan (2 orang) 9.000.000,00(+) 9.000.000,00 (+)
dari gaji, sedangkan Tn. Karyo 67.500.000,00(-) 67.500.000,00(-)
Basuki membayar iuran Jaminan Ph. Kena Pajak (PhKP) 151.620.000,00 151.620.000,00
Hari Tua sebesar 2,00% dari
PhKP dibulatkan 151.620.000,00 151.620.000,00
gaji setiap bulan. Di samping
PPh Pasal 21 setahun
itu, PT Aku Cinta Negeriku juga 5% x Rp50.000.000,00 2.500.000,00
mengikuti program pensiun
untuk pegawainya. 15% x Rp101.620.000,00 15.243.000,00 (+)
17.743.000,00 17.743.000,00
PPh 21 sebulan (Rp17.743.000,00 /12) 1.478.583,00
PPh 21 dipotong (Januari - November) 16.264.413,00
PPh 21 terutang di Desember 1.478.587,00
PESERTA KEGIATAN

PESERTA KEGIATAN:
▪ Peserta perlombaan dalam segala bidang, antara lain perlombaan
olahraga, seni, ketangkasan, ilmu pengetahuan, teknologi dan
perlombaan lainnya;
▪ Peserta rapat, konferensi, sidang, pertemuan, atau kunjungan kerja;
▪ Peserta atau anggota dalam suatu kepanitiaan sebagai
penyelenggara kegiatan tertentu;
▪ Peserta pendidikan, pelatihan, dan magang;
▪ Peserta kegiatan lainnya.
BUKAN PEGAWAI

Yang termasuk Bukan Pegawai:


▪ Tenaga ahli yang melakukan pekerjaan bebas, yang terdiri dari pengacara,
akuntan, arsitek, dokter, konsultan, notaris, penilai, dan aktuaris;
▪ pemain musik, pembawa acara, penyanyi, pelawak, bintang film, bintang
sinetron, bintang iklan, sutradara, kru film, foto model, peragawan/peragawati,
pemain drama, penari, pemahat, pelukis, dan seniman lainnya;
▪ olahragawan;
▪ penasihat, pengajar, pelatih, penceramah, penyuluh, dan moderator;
▪ pengarang, peneliti, dan penerjemah;
▪ pemberi jasa dalam segala bidang termasuk teknik komputer dan sistem
aplikasinya, telekomunikasi, elektronika, fotografi, ekonomi dan sosial serta
pemberi jasa kepada suatu kepanitiaan;
▪ agen iklan;
▪ Pengawas atau pengelola proyek;
▪ pembawa pesanan atau yang menemukan langganan atau yang menjadi
perantara;
▪ petugas penjaja barang dagangan;
▪ petugas dinas luar asuransi;
▪ distributor perusahaan multilevel marketing atau direct selling dan kegiatan
sejenis lainnya;
BUKAN PEGAWAI - PERHITUNGAN

Bukan pegawai tidak


berkesinambungan

Ph. Bruto

Bukan pegawai

Bukan pegawai
berkesinambungan:

Ph. Bruto Ph KP
BUKAN PEGAWAI - PERHITUNGAN

Tdk
Berkesinambungan PPh 21 = Trf Psl 17 x 50% x Ph. Bruto

Imbalan kepada bukan pegawai yang bersifat tidak berkesinambungan


adalah imbalan kepada bukan pegawai yang dibayar atau terutang satu
kali dalam satu tahun kalender sehubungan dengan pekerjaan, jasa, atau
kegiatan.
BUKAN PEGAWAI – PENEGHASILAN BERKESINAMBUNGAN

Tdk Berhak PTKP Trf Psl 17 x Kumulatif (50% x Ph. Bruto)

Berhak PTKP Trf Psl 17 x Kumulatif Ph. KP

Ph. KP = (50% x Ph Bruto) – PTKP Sebulan

Pasal 1 angka 22 PER-16/PJ./2016:


Imbalan kepada bukan pegawai yang bersifat berkesinambungan adalah
imbalan kepada bukan pegawai yang dibayar atau terutang lebih dari satu
kali dalam satu tahun kalender sehubungan dengan pekerjaan, jasa, atau
kegiatan.
KASUS

Tn. Rudi seorang Konsultan Pajak, ber-NPWP, Status


K/0 memberikan jasa konsultasi selama 3 bulan
selama tahun 2020

DPP Penguran DPP Pasal 21- Tarif PPh


Bulan Ph. Bruto (50%) PTKP DPP Pasal 21 Akumulasi Pasal 17 Terutang
APRIL 15.000.000 4.875.000 10.125.000 10.125.000 5% 506.250
30.000.000
JUNI 30.000.000 4.875.000 25.125.000 35.250.000 5% 1.256.250
60.000.000
JULI 37.500.000 4.875.000 14.750.000 67.875.000 5% 737.500
75.000.000
17.875.000 15% 2.681.250
BUKAN PEGAWAI YANG BERHAK MENDAPAT PTKP

Pasal 13 ayat (1) PER-32/PJ/2015→ Non Pegawai yg menerima Ph berkesinambungan


berhak PTKP, sepanjang:

1. Telah mempunyai NPWP; dan

2. Hanya memperoleh penghasilan dari hubungan kerja dengan Pemotong PPh


Pasal 21 dan/atau PPh Pasal 26 serta tidak memperoleh penghasilan lainnya.

Pasal 13 ayat (2) PER-32/PJ/2015:


“Untuk dapat memperoleh pengurangan berupa PTKP sebagaimana dimaksud pada ayat
(1), penerima penghasilan bukan pegawai harus menyerahkan fotokopi kartu Nomor
Pokok Wajib Pajak, dan bagi wanita kawin harus menyerahkan fotokopi kartu Nomor
Pokok Wajib Pajak suami serta fotokopi surat nikah dan kartu keluarga.”
BUKAN PEGAWAI – PENGHASILAN BRUTO

▪ Pasal 10 ayat (5) huruf a PER -32/PJ./2015:

Ph Bruto tidak termasuk bagian gaji atau upah dari pegawai yang dipekerjakan.

• Pasal 10 ayat (5) huruf b PER-32/PJ./2015:


Ph Bruto tidak termasuk penyerahan barangnya. Hanya atas pemberian
jasa.

• Pasal 10 ayat (6) PER-32/PJ./2015:


Khusus dokter yang melakukan praktik di RS dan/atau klinik:
Sebesar jasa dokter yang dibayarkan pasien melalui rumah sakit dan/atau
klinik sebelum dipotong biaya-biaya atau bagi hasil oleh rumah sakit
dan/atau klinik.
Non Pegawai
SKEMA PEMAJAKAN BUKAN PEGAWAI

Ph. Tdk Tdk


Memiliki Trf Psl 17 x 120% x 50%
Berkesinam-
NPWP? x Jml Ph Bruto
bungan

Ya Ya
Trf Psl 17 x 50% x Jml Ph Bruto

Memiliki Trf Psl 17 x 120% x


NPWP? Kumulatif Ph Bruto (50% x Ph Bruto)

Trf Psl 17 x
Kumulatif Ph Bruto (50% x Ph Bruto)

Ph. Dari 1 Tdk


pemotong
pjk

Ya Trf Psl 17 x Kumulatif Ph KP


((50% x Ph Bruto) - PTKP 1 bln))
PPh PASAL 21 ATAS PESANGON, UANG MANFAAT PENSIUN,
THT DAN JHT YANG DIBAYARKAN SEKALIGUS

PP Nomor 68 Tahun 2009:

▪ Uang pesangon;

▪ Uang manfaat pensiun;

▪ THT;

▪ JHT

Berlaku mulai 16 November 2009

Pembayaran uang pesangon, uang manfaat pensiun, THT dan JHT yang
dibayarkan sekaligus sebelum 16 November 2009, ikut PP Nomor 149
Tahun 2000.
TARIF PPh PASAL 21 – PP NO. 68 TAHUN 2009

Pesangon Uang Manfaat Pensiun, THT, JHT

Penghasilan Tarif Penghasilan Tarif

s.d. Rp50.000.000,- 0% s.d. Rp50.000.000,- 0%


> Rp50.000.000,- s.d Rp100.000.000,- 5% > Rp50.000.000,- 5%
> Rp100.000.000,- s.d 15%
Rp500.000.000,-
> Rp500.000.000,- 25%

Dianggap dibayarkan sekaligus:


Uang pesangon, uang manfaat pensiun, THT, JHT yang dibayarkan sebagian atau
seluruh pembayarannya dilakukan dalam jangka waktu 2 (dua) tahun kalender.
SIFAT PEMOTONGAN PAJAK

Uang Pesangon,
Uang Manfaat Pensiun, Final (Dibayar sekaligus /
THT dan JHT  2 (dua) tahun kalender)

Tidak Final
(Tahun ke-3 dan seterusnya)

Tarif Psl 17 x Ph Bruto


(20% lebih tinggi untuk non NPWP)
TARIF PPh PASAL 21 BAGI NON NPWP

(Psl. 20 PMK-252/PMK.03/2008)

▪ Penerima Ph. Non NPWP akan dikenai tarif 20% lebih tinggi daripada
tarif yang ber-NPWP;
PPh 21 Non NPWP= 120% x PPh terutang;
▪ Hanya berlaku untuk pemotongan PPh Pasal 21 tidak final;
▪ Bagi Pegawai Tetap/pensiunan: PPh 21 yang dipotong dengan tarif
20% lebih tinggi dapat diperhitungkan dengan PPh 21 terutang untuk
bulan selanjutnya setelah ber-NPWP.
▪ Selain pegawai Tetap: Dalam hal WP yang dikenai pemotongan PPh 21
dengan tarif lebih tinggi mendaftarkan diri untuk memperoleh NPWP,
PPh 21 yang dikenakan dengan tarif lebih tinggi tsb dapat dikreditkan
di SPT PPh WPOP-nya.
KEBIJAKAN PEMOTONGAN PPh PASAL 21

Tunjangan PPh Pasal 21


▪ Dipotong Dipotong Ditanggung
(Gross Up )
dari Ph Gaji 10.000.000 10.000.000 10.000.000
Tunj. pajak 297.733
Pegawai; Tunjangan lainnya 40.000 40.000 40.000

▪ Ditanggung ; Jumlah Ph. Bruto sebulan 10.040.000 10.040.000 10.337.733


Pengurangan:
1. Biaya Jabatan 500.000 500.000 500.000
▪ Di-gross up
(max. Rp500.000,-
→ sebulan)
2. Iuran Pensiun 200.000 200.000 200.000
Perusahaan Jumlah 700.000 700.000 700.000
memberikan Jumlah Ph neto sebulan 9.340.000 9.340.000 9.437.733
Jumlah Perkiraan Ph. Neto
tunjangan setahun 112.080.000 112.080.000 113.252.796
PPh Pasal 12 bulan x Ph neto
sebulan
21 sebesar Dikurangi:
PTKP: K/0 58.500.000 58.500.000 58.500.000
PPh Pasal
Ph. Kena Pajak 53.580.000 53.580.000 54.752,796
21 yang Ph. Kena Pajak Dibulatkan 53.580.000 53.580.000 54.752.796
PPh Pasal 21 Setahun 3.037.000 3.037.000 3.572.919
terutang. PPh Pasal 21 sebulan 253.083 253.083 297.733
Take Home Pay 9.546.917 9.800.000 9.800.000
JURNAL AKUNTANSI – KEBIJAKAN PEMOTONGAN PPh 21

Dipotong
Gaji 10.000.000
Utang Gaji 9.546.917
Utang Iuran Pensiun 200.000
Utang PPh Pasal 21 253.083

Ditanggung
Gaji 10.000.000
PPh Pasal 21 253.083
Utang Gaji 9.800.000
Utang Iuran Pensiun 200.000
Utang PPh Pasal 21 253.083

Digross up
Gaji 10.000.000
Tunjangan PPh 297.733
Utang Gaji 9.800.000
Utang Iuran Pensiun 200.000
Utang PPh Pasal 21 297.733
PPh 21 DTP
EX PMK NO. 86/PMK.03/2020
INSENTIF PPh PASAL 21 EX PMK NO. 86/PMK.03/2020
Menerima/memperoleh penghasilan dari

Penghasilan bruto
Pegawai yang bersangkutan
• WP KLU Tertentu • Memiliki NPWP • Pada masa yang
sesuai Lampiran A bersangkutan
(1189 KLU) penghasilan bruto
• Perusahaan KITE yang bersifat
• Ijin tetap dan teratur
Penyelenggara yang
Kawaan Berikat, disetahunkan
Pengusaha tidak lebih dari
Kawasan Berikat, 200jt
PDKB

PPh Pasal 21 di tanggung Pemerintah sebagaimana dimaksud pada ayat (2) harus
dibayarkan secara tunai oleh Pemberi Kerja pada saat pembayaran penghasilan kepada
Pegawai, termasuk dalam hal Pemberi Kerja memberikan tunjangan PPh Pasal 21 atau
menanggung PPh Pasal 21 kepada Pegawai.
KETENTUAN LAINNYA

Dikecualikan : dalam hal penghasilan yang diterima Pegawai berasal


APBN/D dan PPh 21 telah DTP berdasarkan ketentuan perundang
perundang-undangan di bidang perpajakan.
PPh Pasal 21 DTP yang diterima oleh Pegawai tidak diperhitungkan
sebagai penghasilan yang dikenakan pajak.

Dalam hal Pegawai yang menerima insentif PPh Pasal 21 DTP


menyampaikan SPT Tahunan orang pribadi Tahun Pajak 2020 dan
menyatakan kelebihan pembayaran, kelebihan pembayaran yang
berasal dari PPh Pasal 21 DTP tidak dapat dikembalikan.

PPh Pasal 21 DTP diberikan sejak Masa Pajak April 2020 sampai
dengan Masa Pajak Desember 2020.
CONTOH PERHITUNGAN
PPh 21 DTP (1)

Tuan A (K/ 1) pegawai tetap di PT Z


(industri makanan bayi/KLU
10791), pada bulan April 2020
menerima gaji dan tunjangan
sebesar Rp16.500.000,00 dan
membayar iuran pensiun sebesar
Rp330.000,00.

Penghasilan bruto Tuan A yang


disetahunkan Rp198.000.000,00
(Rp16.500.000,00 x 12). Karena
masih dibawah Rp200.000.000,00
maka Tuan A dapat memperoleh
insentif PPh Pasal 21 DTP.
CONTOH PERHITUNGAN PPh 21 DTP (2)

Tuan B (K/O) pegawa1 tetap di PT Z (industri makanan bayi/KLU 10791),


pada bulan Mei 2020 menerima gaji dan tunjangan sebesar
Rp21.000.000,00 dan membayar iuran pensiun sebesar Rp420.000,00.
Penghasilan bruto Tuan B yang disetahunkan Rp252.000.000,00
(Rp2l.OOO.OOO,OO x 12). Karena telah melebihi Rp200.000.000,00
maka seluruh PPh Pasal 21 terutang pada bulan Mei 2020 tidak dapat
memperoleh insentif PPh Pasal 21 DTP. Atas penghasilan tersebut PPh
Pasal 21 dipotong dan disetor oleh pemberi kerja.
CONTOH PERHITUNGAN
PPh 21 DTP (3)

Tuan C (K/ 1) pegawai tetap di


PT Z (industri makanan bayi/KLU
10791), pada bulan Mei 2020
menerima gaji dan tunjangan
sebesar Rpl5.000.000,00 dan
membayar iuran pensiun
sebesar Rp300.000,00, serta
menerima Tunjangan Hari Raya
(THR) sebesar Rpl0.000.000,00.
Penghasilan bruto Tuan C yang
bersifat tetap dan teratur berupa
gaji dan tunjangp.n sebesar
Rpl5.000.000,00 sebulan yang
disetahunkan sebesar
Rpl80.000.000,00
(Rpl5.000.000,00 x 12). Karena
masih dibawah
Rp200.000.000,00 maka Atas PPh Pasal 21 DTP sebesar
penghasilan Tuan C yang dapat Rp925.833,00 diserahkan oleh pemberi
memperoleh insentif PPh Pasal kerja kepada Tuan C.
21 DTP hanya atas penghasilan
gaji dan tunjangan bulanan.
CONTOH PERHITUNGAN
PPh 21 DTP

Tuan C (K/ 1) pegawai tetap di


PT Z (industri makanan bayi/KLU
10791), pada bulan Mei 2020
menerima gaji dan tunjangan
sebesar Rpl5.000.000,00 dan
membayar iuran pensiun
sebesar Rp300.000,00, serta
menerima Tunjangan Hari Raya
(THR) sebesar Rpl0.000.000,00.
Penghasilan bruto Tuan C yang
bersifat tetap dan teratur berupa
gaji dan tunjangp.n sebesar
Rpl5.000.000,00 sebulan yang
disetahunkan sebesar
Rpl80.000.000,00
(Rpl5.000.000,00 x 12). Karena
masih dibawah
Rp200.000.000,00 maka
penghasilan Tuan C yang dapat
memperoleh insentif PPh Pasal
21 DTP hanya atas penghasilan
gaji dan tunjangan bulanan.
CONTOH PERHITUNGAN PPh 21 DTP

Tuan C (K/ 1) pegawai tetap di


PT Z (industri makanan bayi/KLU
10791), pada bulan Mei 2020
menerima gaji dan tunjangan
sebesar Rpl5.000.000,00 dan
membayar iuran pensiun
sebesar Rp300.000,00, serta
menerima Tunjangan Hari Raya
(THR) sebesar Rpl0.000.000,00.
Penghasilan bruto Tuan C yang
bersifat tetap dan teratur berupa
gaji dan tunjangp.n sebesar
Rpl5.000.000,00 sebulan yang
disetahunkan sebesar
Rpl80.000.000,00
(Rpl5.000.000,00 x 12). Karena
masih dibawah
Rp200.000.000,00 maka
penghasilan Tuan C yang dapat
memperoleh insentif PPh Pasal
21 DTP hanya atas penghasilan
gaji dan tunjangan bulanan.
CONTOH PERHITUNGAN
PPh 21 DTP (4)

Tuan D (K/ 1) pegawai tetap di PT X


(industri kaca mata/KLU 32503), pada
bulan Juli 2020 menerima gaji dan
tunjangan sebesar Rp15.000.000,00 dan
membayar iuran pensiun sebesar
Rp300.000,00. PT X memberikan tunjangan
PPh Pasal 21 kepada Tuan D sebesar Rp
1.000.000,00. Penghasilan bruto Tuan D
yang disetahunkan Rp192.000.000,00
((Rp15.000.000,00 + Rpl.000.000,00) x
12). Karena masih dibawah
Rp200.000.000,00 maka Tuan D dapat
memperoleh insentif PPh Pasal 21 DTP.
CONTOH SURAT PEMBERITAHUAN PEMANFAATAN INSENTIF
PPh 21 DTP DAN/ATAU PENGURANGAN ANGSURAN PPh 25
DAN LAPORAN REALISASI

Anda mungkin juga menyukai