Dosen Pengampu
Akuntansi Syariah
2020/2021
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
kemajuan teknologi yang kini merambah keseluruh lapisan masyarakat memang sangat
membantu dalam segala bidang. Banyaknya mesin-mesin impor yang digunakakan untuk
mempermudah pekerjaan manusia dapat menghasilkan barang yang berkualitas yang tak
kalah dengan buatan manual manusia.
Tetapi hal ini tidak cukup membuat pemerintah dan masyarakat merasa lega, yang juga
menimbulkan masalah baru yang sampai sekarang ini belum dapat terselesaikan. Masalah
yang setiap tahun bertambah rumit, dan makin banyak saja masyarakat yang menjalani
profesi ini, yaitu pengangguran.
Jika masalah pengangguran yang makin pelik dibiarkan berlarut-larut maka sangat besar
kemungkinannya untuk mendorong suatu krisis sosial. Yang terjadi tidak saja menimpa para
pencari kerja yang baru lulus sekolah, melainkan juga menimpa orang tua yang kehilangan
pekerjaan karena kantor dan pabriknya tutup.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian pengangguran?
2. Apa saja jenis-jenis pengangguran?
3. Bagaimanakah dampak pengangguran?
4. Seperti apakah pengangguran dalam islam?q
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui apa pengertian pengangguran
2. Untuk mengetahui jenis-jenis pengangguran
3. Untuk mengetahui seperti apa dampak pengangguran
4. Untuk mengetahui seperti apa pengangguran dalam islam
BAB II
PEMBAHASAN
Menganggur tidak sama dengan tidak bekerja atau tidak mau bekerja. Orang yang
tidak mau bekerja, tidak dapat dikatakan sebagai pengangguran. Sebab jika dia mencari
pekerjaan (ingin bekerja), mungkin dengan segera mendapatkannya. Kalau begitu,
mengapa tidak mau bekerja? Mungkin karena sudah kaya! Misalnya, tabungannya sudah
mencapai Rp3 miliar. Jika tingakat bunga deposito bersih (setelah dipotong pajak) 1%
per bulan (12% pertahun), maka tanpa bekerja penghasilannya mencapai Rp30 juta per
bulan. Sudah lebih dari cukup. Alasan-alasan lain yang membuat orang tidak mau bekerja
antara lain adalah ibu-ibu yang harus mengasuh anak, kawula muda yang harus
sekolah/kuliah dulu.1
Contoh dalam paragraf diatas merupakan pengantar untuk membuat lebih mudah
memahami konsep penganggguran. Sebab defenisi ekonomi tentang pengangguran tidak
identik dengan tidak (mau) bekerja. Seseorang baru dikatakan menganggur bila dia ingin
bekerja dan telah berusaha mencari kerja, namun tidak mendapatkannya.
Total Penduduk
1
Pratama Rahardja, Pengantar Ilmu Ekonomi,(Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia),377
Usia kerja 15-16
Bukan usia kerja
tahun
0-14 +> 65 tahun
Tidak bekerja
Penduduk
usia kerja, tetapi
tidak mencari kerja dengan
Berbagai alasan, misalnya
Sekolah/kuliah, ibu-ibu mengurus
sumah tangga.
Pada diagram tersebut terlihat bahwa jumlah penduduk suatu negara dapat
dibedakan menjadi penduduk usia kerja dan bukan usia kerja. Yang masuk kelompok
bukan usia kerja (usia nonproduktif) adalah anak-anak (0-14 tahun) dan manusia lanjut
usia (manula) yang berusia > 65 tahun.
Dari jumlah penduduk usia kerja, yang masuk angkatan kerja adalah mereka yang
mencari kerja atau bekerja. Sebagian yang tidk bekerja dengan berbagai alasan tidak
masuk angkatan kerja (bukan angkatan bekerja). Lebih lanjut lagi, ternyata tidak semua
angkatan kerja memproleh lapangan kerja. Mereka inilah yang disebut pengangguran.
Pengangguran merupakan masalah bagi semua negara di dunia. Tingkat
pengangguran yang tinggi akan menganggu stabilitas nasional negara. Sehingga setiap
negara berusaha untuk mempertahankan tingkat pengangguran pada tingkat yang wajar.
B. Jenis-Jenis Pengangguran
Pengangguran sering diartikan sebagai orang yang ingin bekerja namun tidak
memiliki pekerjaan. Jenis –jenis pengangguran berdasarkan cirinya terdiri dari 3 macam:
Indonesia merupakan Negara yang memiliki sumber daya manusia yang banyak,
namun sumber daya manusia yang banyak tidak menjamin memiliki sumber daya
manusia yang kopeten. Salah satu factor banyaknya pengangguran adalah sedikitnya
angkatan kerja yang berkopeten.Budaya malas juga menjadi salah satu factor makin
meningkatnya jumlah pengangguran di Indonesia.
Pengangguran sukarela dan duka lara di atas erat kaitannya dengan jenis-jenis
pengangguran berikut ini.2
2
Ibid, 376-377
Apabila dalam suatu periode tertentu perekonomian terus-menerus mengalami
perkembangan yang pesat, jumlah dan tingkat pengangguran akan menjadi
semakin rendah. Pada akhirnya perekonomian dapat mencapai tingkat
penggunaan tenaga kerja penuh, yaitu apabila pengangguran tidak melebihi 4%.
Pengangguran ini dinamakan pengangguran friksional.
Sepuluh atau duapuluh tahun yang lalu, seseorang yang tidak memenuhi
persyaratan yang dibutuhkan masih dapat toleransi, selama kekurangannya hanya
sedikit, sebab penawaran tenaga kerja yang berkualitas baik relatif sedikit
dibanding kebutuhan. Tetapi sekarang yang terjadi adalah keebihan tenaga kerja
yang berkualitas. Jika tetap terjadi kekurangan, dapat diatasi dengan
mendatangkan tenaga kerja asing.
3. Pengangguran Siklis
Afalah pengangguran yang diakibatkan oleh perubahan-perubahan dalam
tingkat kegiatan perekonomian. Pada waktu kegiatan ekonomi mengalami
kemunduran, perusahaan-perusahaan harus mengurangi kegiatan
memproduksi. Dalam pelaksanaanya berarti jam kerja dikurangi, sebagian
mesin produksi tidak digunakan, dan sebagian tenaga kerja diberhentikan.
Dengan demikian, kemunduran ekonomi akan menaikkan jumlah dan tingakat
pengangguran.
Tenaga kerja akan terus bertambah sebagai akibat pertambahan
penduduk. Apabila kemunduran ekonomi terus berlangsung sehingga tidak
dapat menyerap tambahan tenaga kerja , maka pengangguran kongjungtur
akan menjadi permasalahan serius. Ini berati diperlukan kebijakan-kebijakan
ekonomi guna meningkatkan kegiatan ekonomi, dan harus diusahakan
menambah penyediaan kesempatan kerja untuk tenaga kerja yang baru
memasuki pasar tenaga kerja (sebagai akibat dari bertambahnya penduduk).
Pengangguran kongjungtur hanya dapat dikurangi atau diatasi masalahnya
apabila pertumbuhan ekonomi yang terjadi setelah kemunduran ekonomi yang
cukup besar juga dapat menyediakan kesempatan kerja baru yang lebih besar
dari pertambahan tenaga kerja yang terjadi.
2. Kurangnya keahliah yang dimiliki oleh para pencari kerja. Banyak jumlah
Sumber daya manusia yang tidak memiliki keterampilan menjadi salah satu
penyembab makin bertambahnya angka pengangguran di Indonesia.
6. Budaya malas yang masih menjangkit para pencari kerja yang membuat para
pencari kerja mudah menyerah dalam mencari peluang kerja.
C. Dampak pengangguran
Salah satu faktor penting yang menentukan kemakmuran suatu masyarakat adalah
tingkat pendapatan. Pendapatan masyarakat mencapai maksimum jika tingkat penggunaan
tenaga kerja penuh dapat tercapai. Pengangguran berdampak mengurangi pendapatan
masyarakat, sehingga akan menurunkan tingkat kemakmuran yang mereka capai.
3
Riska Franita, ( Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial ) Volume 1, Desember 2016, hlm 90.
Dampak dari pengangguran berimbas pada menurunnya tingkat perekenomian
Negara, berdampak pada ketidakstabilan politik, berdampak pada para investor, dan pada
social dan mental.
Banyak sekali dampak yang ditimbulkan dari pengangguran. Beberapa dampak yang
timbul oleh pengangguran:
2. Ditinjau dari segi social, dengan banyaknya pengangguran yang terjadi maka akan
meningkatnya jumlah kemiskinan, dan banyaknya pengemis, gelandangan, serta
pengamen. Yang dapat mempengaruhi terhadap tingkat kriminal, karena sulitnya
mencari pekerjaan, maka banyak orang melakukan tindak kejahatan seperti
mencuri,merampok, dan lain – lain untuk memenuhi kehidupan mereka.
4. Ditinjau dari segi politik maka akan banyaknya demonstrasi yang terjadi Yang akan
membuat dunia politik menjadi tidak stabil, banyaknya demosntrasi para serikat kerja
karena banyaknya pengangguran yang terjadi.
Islam telah memperingatkan ummatnya agar tidak menganggur, hal ini tertera dalam
Al-Qur’an surat An-Naba ayat 11 yang berbunyi:
b) Pengangguran khiyariyah
Adapun pembagian kedua kelompok ini mempunyai kaitan erat degan solusi
yang ditawarkan islam untuk mengatasi suatu pengangguran. Kelompok pengangguran
jabariyah perlu mendaptkan perhatian dari pemerintah agar dapat bekerja. Sebaliknya,
islam tidak mengalokasikan dana dan bantuan untuk pengangguran khiyariyah, karena
pada prinsipnya mereka memang tidak memerlukan bantuan karena pada dasrnya mereka
mampu untuk bekerja hanya saja mereka malas untuk memanfaatkan potensinya dan libih
memilih menjadi beban bagi orang lain.