Anda di halaman 1dari 20

PENGANGGURAN

Pengangguran Adalah – Pengertian, Faktor, Dampak, Contoh


& Solusi –  Salah satu masalah pokok yang dihadapi bangsa
dan negara Indonesia adalah masalah pengangguran.
Keadaan di Negara-negara berkembang seperti Indonesia
dalam beberapa dasawarsa ini menunjukan bahwa
pembangunan ekonomi yang telah tercipta tidak sanggup
mengadakan kesempatan kerja yang lebih cepat daripada
pertambahan penduduk yang berlaku.

Oleh karenanya, masalah pengangguran yang mereka hadapi


dari tahun ke tahun semakin bertambah serius.
Pengangguran yang tinggi berdampak langsung maupun
tidak langsung terhadap kemiskinan, kriminalitas dan
masalah-masalah sosial politik yang juga semakin
meningkat. Dengan jumlah angkatan kerja yang cukup
besar, arus migrasi yang terus mengalir, serta dampak krisis
ekonomi yang berkepanjangan sampai saat ini, membuat
permasalahan tenaga kerja menjadi sangat besar dan
kompleks.

Pengangguran terjadi disebabkan antara lain, yaitu karena


jumlah lapangan kerja yang tersedia lebih kecil dari jumlah
pencari kerja. Juga kompetensi pencari kerja tidak sesuai
dengan pasar kerja.Selain itu juga kurang efektifnya
informasi pasar kerja bagi para pencari kerja. Fenomena
pengangguran juga berkaitan erat dengan terjadinya
pemutusan hubungan kerja, yang disebabkan antara lain;
perusahaan yang menutup/mengurangi bidang usahanya
akibat krisis ekonomi atau keamanan yang kurang kondusif;
peraturan yang menghambat inventasi; hambatan dalam
proses ekspor impor, dan lain-lain.

Penelitian Biro Pusat Statistik (BPS) membedakan angkatan


kerja menjadi penduduk yang bekerja dan penduduk yang
mencari pekerjaan atau dapat di sebut sebagai
pengangguran terbuka. Pengertian BPS tentang angkatan
kerja adalah penduduk usia kerja (10 tahun ke atas) yang
bekerja atau punya pekerjaan sementara tidak bekerja dan
yang mencari pekerjaaan. Sedangkan yang di maksud bukan
angkatan kerja adalah penduduk usia kerja yang
kegiatannya tidak bekerja maupun mencari kerja. Mereka
adalah penduduk dengan kegiatan sekolah, menjurus rumah
tangga tanpa mendapat upah dan tidak mampu melakukan
kegiatan seperti pension atau cacad jasmani. Data yang
dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) ini sangat
boleh jadi masih lebih rendah daripada kenyataan riil yang
ada di lapangan. Bisa saja dalam kenyataannya angka
pengangguran di Indonesia masih lebih tinggi dari data dan
angka resmi itu.

Definisi Pengangguran
Definisi pengangguran secara teknis adalah semua orang
dalam referensiwaktu tertentu, yaitu pada usia angkatan
kerja yang tidak bekerja, baik dalam artimendapatkan upah
atau bekerja mandiri, kemudian mencari pekerjaan,
dalamarti mempunyai kegiatan aktif dalam mencari kerja
tersebut. Selain definisi diatas masih banyak istilah arti
definisi pengangguran diantaranya:

1. Definisi pengangguran menurut Sadono


Sukirno Pengangguran adalah suatu keadaan dimana
seseorang yang tergolong dalamangkatan kerja ingin
mendapatkan pekerjaan tetapi belum dapat
memperolehnya
2. Definisi pengangguran menurut Payman J. Simanjuntak
Pengangguran adalah orang yang tidak bekerja berusia
angkatan kerja yangtidak bekerja sama sekali atau
bekerja kurang dari dua hari selama seminggusebelum
pencacahan dan berusaha memperoleh pekerjaan.
3. Definisi pengangguran berdasarkan istilah umum dari
pusat dan latihan tenagakerja Pengangguran adalah
orang yang tidak mampu mendapatkan pekerjaan
yangmenghasilkan uang meskipun dapat dan mampu
melakukan kerja.
4. Definisi pengangguran menurut Menakertrans
Pengangguran adalah ornag yang tidak bekerja, sedang
mencari pekerjaan,mempersiapkan suatu usaha baru,
dan tidak mencari pekerjaan karena merasatidak
mungkin mendapatkan pekerjaan.

Selanjutnya International Labor Organization (ILO) memberikan


definisi pengangguran yaitu:

1. Pengangguran terbuka adalah seseorang yang


termasuk kelompok penduduk usia kerja yang selama
periode tertentu tidak bekerja, dan bersedia menerima
pekerjaan, serta sedang mencari pekerjaan.
2. Setengah pengangguran terpaksa adalah seseorang
yang bekerja sebagai buruh karyawan dan pekerja
mandiri (berusaha sendiri) yang selama periode
tertentu secara terpaksa bekerja kurang dari jam kerja
normal, yang masih mencari pekerjaan lain atau masih
bersedia mencari pekerjaan lain/tambahan (BPS, 2001:
4).

Sedangkan menurut Survei Angkatan Kerja Nasional


(SAKERNAS) menyatakan bahwa:

1. Setengah pengangguran terpaksa adalah orang yang


bekerja kurang dari 35 jam per minggu yang masih
mencari pekerjaan atau yang masih bersedia menerima
pekerjaan lain.
2. Setengah pengangguran sukarela adalah orang yang
bekerja kurang dari 35 jam per minggu namun tidak
mencari pekerjaan dan tidak bersedia menerima
pekerjaan lain (BPS, 2000: 14).

Pengangguran atau tuna karya adalah istilah untuk orang


yang tidak bekerja sama sekali, sedang mencari kerja,
bekerja kurang dari dua hari selama seminggu, atau
seseorang yang sedang berusaha mendapatkan pekerjaan
yang layak. Pengangguran umumnya disebabkan karena
jumlah angkatan kerja atau para pencari kerja tidak
sebanding dengan jumlah lapangan kerja yang ada yang
mampu menyerapnya. Pengangguran seringkali menjadi
masalah dalam perekonomian karena dengan adanya
pengangguran, produktivitas dan
pendapatan masyarakat akan berkurang sehingga dapat
menyebabkan timbulnya kemiskinan dan masalah-
masalah sosial lainnya.

Tingkat pengangguran dapat dihitung dengan cara


membandingkan jumlah pengangguran dengan jumlah
angkatan kerja yang dinyatakan dalam persen. Ketiadaan
pendapatan menyebabkan penganggur harus mengurangi
pengeluaran konsumsinya yang menyebabkan menurunnya
tingkat kemakmuran dan kesejahteraan. Pengangguran yang
berkepanjangan juga dapat menimbulkan efek psikologis
yang buruk terhadap penganggur dan keluarganya.

Tingkat pengangguran yang terlalu tinggi juga dapat


menyebabkan kekacauan politik keamanan dan sosial
sehingga mengganggu pertumbuhan dan pembangunan
ekonomi. Akibat jangka panjang adalah
menurunnya GNP dan pendapatan per kapita suatu negara.
Di negara-negara berkembang seperti Indonesia, dikenal
istilah “pengangguran terselubung” di mana pekerjaan yang
semestinya bisa dilakukan dengan tenaga kerja sedikit,
dilakukan oleh lebih banyak orang.

Pengertian Pengangguran
Pengangguran atau tuna karya adalah istilah untuk orang
yang tidak bekerja sama sekali, sedang mencari sebuah
pekerjaan, bekerja kurang dari dua hari selama seminggu
atau seseorang yang sedangn berusaha untuk medapatkan
pekerjaan yang layak. Pengangguran umumnya disebabkan
karena jumlah angkatan kerja atau para pencari kerja tidak
sebanding dengan jumlah lapangan pekerjaan yang ada yang
mampu menyerapnya. Pengangguran ini seringkali menjadi
faktor masalah dalam perekonomian, karena dengan adanya
pengangguran, produktivitas dan pendapatan masyarakat
akan berkurang sehingga dapat menyebabkan munculnya
kemiskinan dan masalah-masalah sosial lainnya.

Jenis-Jenis Pengangguran Menurut Sebab


Terjadinya
 Pengangguran Konjunktal

Yang artinya pengangguran yang disebabkan oleh adanya


gelombang konjunktur yaitu disebabkan karena adanya
kelesuan atau kemunduran kegiatan dalam ekonomi
nasional. Hal tersebut dapat terjadi ketika masyarakat telah
mengalami kelesuan dan barang menjadi tidak laku, yang
kemudian produksi barang akan dikurangi atau setidaknya
tidak akan dilakukan penambahan barang, hingga akhirnya
faktor produksi menjadi dikurangi yang berarti ini dapat
terjadi pengangguran.

 Pengangguran Struktural

Merupakan pengangguran yang terjadi disebabkan oleh


adanya masalah dalam segi penawaran, artinya jika
masyarakat masih mengalami seperti :

1. Kekurangan dalam perusahaan industri


2. Kekurangan prasarana, kekurangan
3. Kekurangan modal
4. Kurang keahlian
5. Dan kekurangan-kekurangan lain yang menimbulkan
pengurangan pada produksi karena tidak dapat
ditingkatkan dan banyak faktor produksi yang tidak
akan terpakai.
6. Pengangguran ini dapat terjadi karena penggantian
tenaga manusia dengan teknologi.

 Pengangguran Musiman
Pengangguran ini dapat terjadi secara berkala yang
disebabkan karena pengaruh musim. Hal ini dapat terjadi
pada sector pertanian, yang dimana pekerjaan paling pada
terjadi ketika musim tanam dan musim panen.
Pengangguran yang terjadi di pedesaan sering disebut juga
sebagai pengangguran tersembunyi atau tidak ketara atau
disguised unemployment, sebab terlihat ada saja hal-hal
yang dikerjakan, namun jika mereka tidak ikut bekerja maka
produksi juga tidak akan berkurang.

 Pengangguran Friksional Atau Transisional Atau


Peralihan

Pengangguran ini dapat terjadi karena perpindahan tenaga


kerja dari sektor atau pekerjaan yang satu ke sektor atau
pekerjaan yang lain. Dalam suatu Negara, pengangguran
jenis ini dinilai normal jika tidak melebihi 3-5%.

 Pengangguran Siklis

Pengangguran ini bisa terjadi jika permintaan lebih rendah


jika dibandingkan dengan output potensial dari
perekonomian. Dimana kemampuan ekonomi suatu bangsa
menjadi lebih rendah bila dibandingkan dengan kemampuan
yang harus dicapai. Pengangguran siklis dapat diukur dari
jumlah orang yang bekerja dikurangi dengan jumlah orang
yang seharusnya memiliki suatu pekerjaan pada tingkat
pendapatan nasional.

Berdasarkan lamanya waktu kerja pengangguran dapat


dikelompokkan menjadi tiga kelompok yaitu :

 Pengangguran terbuka
 Pengangguran setengah menganggur
 Dan pengangguran terselubung

Akibat dari pengangguran yaitu sebagai berikut :


 Orang yang tidak bekerja tentu saja tidak memiliki
penghasilan sehingga tidak dapat membelanjakan
uangnya untuk membeli kebutuhan hidup.
 Menimbulkan efek psikologis yang buruk bagi
pengangguran dan keluarganya.
 Menimbulkan kekacauan sosial dan politik, mungkin
juga menimbulkan kriminal.
 Terhambatnya pertumbuhan ekonomi dan tingkat
kesejahteraan masyarakat menjadi merosot.

Macam-Macam Pengangguran
 Berdasarkan jam kerja

Berdasarkan jam kerja, pengangguran dikelompokkan


menjadi 3 macam:

1. Pengangguran Terselubung (Disguised Unemployment).


Pengangguran terselubung terjadi jika tenaga kerja
yang tidak bekerja secara optimal karena sesuatu alas
an tertentu. Misalnya, untuk mengerjakan suatu
pekerjaan sebenarnya cukup untuk dilakukan oleh lima
orang, tetapi dilakukan oleh tujuh orang. Oleh karena
itu, yang dua orang sebenarnya adalah penganggur,
hanya saja tidak kentara.
2. Setengah Menganggur (Under Unemployment) adalah
tenaga kerja yang tidak bekerja secara optimal karena
tidak ada lapangan pekerjaan, biasanya tenaga kerja
setengah menganggur ini merupakan tenaga kerja yang
bekerja kurang dari 35 jam selama seminggu.
3. Pengangguran Terbuka (Open Unemployment.
Pengangguran terbuka adalah tenaga kerja yang
sungguh-sungguh tidak mempunyai pekerjaan.
Penyebabnya antara lain: tidak tersedianya lapangan
kerja, tidak sesuai antara lapangan kerja denagn latar
belakang pencari kerja, dan tidak berusaha mencari
pekerjaan secara keras karena memang malas.

 Berdasarkan penyebab terjadinya


Berdasarkan penyebab terjadinya, pengangguran
dikelompokkan menjadi 7 macam:

 Pengangguran friksional (frictional unemployment)

Pengangguran friksional adalah pengangguran yang sifatnya


sementara yang disebabkan adanya kendala waktu,
informasi dan kondisi geografis antara pelamar kerja dengan
pembuka lamaran pekerna penganggur yang mencari
lapangan pekerjaan tidak mampu memenuhi persyaratan
yang ditentukan pembuka lapangan kerja. Semakin maju
suatu perekonomian suatu daerah akan meningkatkan
kebutuhan akan sumber daya manusia yang memiliki
kualitas yang lebih baik dari sebelumnya.

 Pengangguran konjungtur (cycle unemployment)

Pengangguran konjungtur adalah pengangguran yang


diakibatkan oleh adanya siklus konjungtur (perubahan
kegiatan perekonomian). Perekonomian suatu Negara sering
menghadapi perubahan. Bila permintaan terhadap barang
dan jasa turun terjadilah penurunan permintaan missal
terhadap tenaga kerja.

 Pengangguran struktural (structural unemployment)

Pengangguran struktural adalah pengangguran yang


diakibatkan oleh perubahan struktur ekonomi dan corak
ekonomi dalam jangka panjang. Pengangguran struktural
bisa diakibatkan oleh beberapa kemungkinan, seperti:

1. Akibat permintaan berkurang


2. Akibat kemajuan dan pengguanaan teknologi
3. Akibat kebijakan pemerintah
 Pengangguran musiman (seasonal Unemployment)

Pengangguran musiman adalah keadaan menganggur karena


adanya fluktuasi kegiaan ekonomi jangka pendek yang
menyebabkan seseorang harus nganggur. Contohnya
seperti petani yang menanti musim
tanam, pedagang durian yang menanti musim durian.

 Pengangguran siklikal

Pengangguran siklikal adalah pengangguran yang


menganggur akibat imbas naik turun siklus ekonomi
sehingga permintaan tenaga kerja lebih rendah daripada
penawaran kerja.

 Pengangguran teknologi

Pengangguran teknologi adalah pengangguran yang terjadi


akibat perubahan atau penggantian tenaga manusia menjadi
tenaga mesin-mesin.

 Pengangguran siklus

Pengangguran siklus adalah pengangguran yang diakibatkan


oleh menurunnya kegiatan perekonomian karena terjadi
resesi. Pengangguran siklus disebabkan oleh kurangnya
permintaan masyarakat (aggrerate demand).

Faktor Penyebab dari Pengangguran


Pengangguran umumnya disebabkan karena
jumlah angkatan kerja tidak sebanding dengan
jumlah lapangan pekerjaan yang mampu menyerapnya.
Pengangguran seringkali menjadi masalah
dalam perekonomian karena dengan adanya pengangguran,
produktivitas dan pendapatan masyarakatakan berkurang
sehingga dapat menyebabkan
timbulnya kemiskinan dan masalah-masalah
sosial lainnya. Tingkat pengangguran dapat dihitung dengan
cara membandingkan jumlah pengangguran dengan jumlah
angkatan kerja yang dinyatakan dalam persen.

Faktor yang mendukung terhadap permasalahan


pengangguran, antara lain:

 Faktor Kemiskinan.

Banyaknya jumlah pengangguran itu dari kalangan


masyarakat miskin. Karena untuk mendapatkan pekerjaan
itu membutuhkan biaya yang sangat besar. Contohnya: Di
suatu pabrik, untuk menjadi seorang karyawan di suatu
pabrik tersebut, harus ada orang dalam yang membantunya
dan menjamin pekerjaan dapat diraih selain itu juga orang
yang ingin masuk pabrik tersebut harus memakai jasa
seorang calo dengan memberikan uang jerih payah. Dan
nominal uang tersebut tidak sedikit. Kesimpulannya, orang
yang tidak mempunyai uang, dia tidak bisa kerja.

 Faktor Pendidikan.

Banyaknya anak putus sekolah juga merupakan salah satu


faktor yang menunjang pengangguran. Karena untuk bekerja
di zaman sekarang, harus bisa calistung (baca, tulis,hitung)
minimal tamatan SLTP. Itupun hanya pekerjaan berkisar
Pembantu Rumah Tangga (PRT), Baby Sitter, dan lain-lain.
Namun, di era globalisasi sekarang sudah ada agen baby
sitter dan PRT. Jadi semakin sulit anak yang putus sekolah
itu mendapatkan pekerjaan yang berpenghasilan layak. Dari
Pendidikan juga belum ada kurikulum yang mampu
menciptakan dan mengembangkan kemandirian Sumber
Daya Manusia yang sesuai dengan kebutuhan dunia kerja.

 Faktor Keahlian

Untuk zaman sekarang, diperlukan manusia yang kreatif dan


inovatif. Meskipun hanya lulusan SLTA, jika seseorang itu
mempunyai keahlian dan keterampilan, maka orang tersebut
bisa menciptakan lapangan kerja sendiri. Contohnya:
Membuat kue, membuat prakarya, dan lain-lain. Tetapi,
masyarakat Indonesia pada umumnya malas untuk bekerja
keras, bekerja dari nol, maka karena itu pula pengangguran
tercipta.

 Faktor Budaya

Telah disebutkan bahwa sindrom pengangguran tidak hanya


terjadi di kalangan bawah saja. Namun, kalangan atas pun
ada. Ini dikarenakan faktor budaya. Orang yang senantiasa
hidup berkecukupan, ingin memperoleh pekerjaan yang
layak. Sedangkan segala sesatu itu harus mengalami proses
yang jelas. Kebanyakan dari orang tersebut menginginkan
kerja enak saja tanpa melakukan proses.

 Faktor Pasaran

Kurangnya lapangan kerja, banyaknya masyarakat yang


terkena PHK (Pemutusan Hubungan Kerja) dikarenakan
krisis ekonomi yang melanda negri ini, juga rendahnya
kualitas SDM yang kurang memenuhi standar di lapangan
kerja tersebut.

Bagaimana Tingkat Pengangguran di


Indonesia
Sejak 1997 sampai 2003, angka pengangguran terbuka di
Indonesia terus menaik, dari 4,18 juta menjadi 11,35 juta.
Didominasi oleh penganggur usia muda. Selain usia muda,
pengangguran juga banyak mencakup berpendidikan rendah,
tinggal di pulau Jawa dan berlokasi di daerah perkotaan.
Intensitas permasalahan juga lebih banyak terjadi pada
penganggur wanita dan pengaggur terdidik.

Pengangguran dan setengah pengangguran merupakan


permasalahan di muara yang tidak bisa diselesaikan pada
titik itu saja, tapi juga harus ditangani dari hulu.Sektor di
hulu yang banyak berdampak pada pengangguran dan
setengah pengangguran adalah sektor kependudukan,
pendidikan dan ekonomi.

Ada tiga asumsi yang menjadi harapan untuk menurunkan


pengangguran dan setengah pengangguran. Pertama,
pertumbuhan tenaga kerja rata-rata pertahun dapat ditekan
dari 2,0 persen pada periode 2000-2005 menjadi 1,7 persen
pada periode 2005-2009. Demikian juga pertumbuhan
angkatan kerja, dapat ditekan menjadi 1,9 persen pada
periode 2005-2009 dari periode sebelumnya yang mencapai
2,4 persen. Kedua, dapat ditingkatkannya pertumbuhan
ekonomi menjadi 6,0 persen pada periode 2005-2009 dari
periode sebelumnya yang hanya mencapai 4,1 persen.
Ketiga, transformasi sektor informal ke sektor formal dapat
dipercepat baik di daerah perkotaan maupun pedesaan
terutama di sektor pertanian, perdagangan, jasa dan
industri.

Cara-Cara Mengatasi Pengangguran


 Pengangguran Struktual

Cara untuk mengatasi pengangguran struktural dilakukan


dengan peningkatan mobilitas tenaga kerja dan modal.
Peningkatan mobilitas tenaga kerja dapat dilakukan dengan
cara memindahkan pekerja ke kesempatan kerja yang
lowong dan melatih kembali keterampilannya agar dapat
memenuhi tuntutan dari kualifikasi ditempat baru.sedangkan
peningkatan modal dapat dilakukan dengan cara
memindahkan industry atau padat karya ke wilayah yang
masih mengalami pengangguran.

 Pengangguran Siklus

Cara untuk mengatasi pengangguran siklus yaitu melalui


manajemen yang mengarahkan pada permintaan-permintaan
masyarakat ke barang atau jasa yang telah melimpah.

 Pengangguran Musiman
Cara untuk mengatasi pengangguran ini ialah perlu adanya
pemberian informasi yang cepat mengenai tempat-tempat
mana yang sedang memerlukan tenaga kerja.

 Pengangguran Teknologi

Cara untuk mengatasi pengangguran ini dengan cara


pemerintah mendirikan pusat balai latuhan kerja, sebagai
tenaga ahli yang dapat mengoperasikan atau menggunakan
teknologi canggih. Atau dengan cara menggalakkan
pembangunan sektor informal sebagai home industri.

Dampak Pengangguran Terhadap Ekonomi


Masyarakat
Tingginya tingkat pengangguran dalam sebuah
perekonomian akan mengakibatkan kelesuan ekonomi dan
merosotnya tingkat kesejahteraan masyarakat sebagai
akibat penurunan pendapatan masyarakat. Dampak
pengangguran terhadap ekonomi masyarakat meliputi hal-
hal berikut ini:

 Pendapatan Per Kapita

Orang yang menganggur berarti tidak memiliki penghasilan


sehingga hidupnya akan membebani orang lain yang bekerja.
Dampaknya adalah terjadinya penurunan pendapatan per-
kapita. Dengan kata lain, bila tingkat pengangguran tinggi
maka pendapatan per kapita akan menurun dan sebaliknya
bila tingkat pengangguran rendah pendapatan per kapita
akan meningkat, dengan catatan pendapatan mereka yang
masih bekerja tetap.

 Pendapatan Negara

Orang yang bekerja mendapatkan balas jasa berupa


upah/gaji, Upah/gaji tersebut sebelum sampai di tangan
penerima dipotong pajak penghasilan terlebih dahulu. Pajak
ini merupakan salah satu sumber pendapatan negara
sehingga bila tidak banyak orang yang bekerja maka
pendapatan negara dari pemasukan pajak penghasilan
cenderung berkurang.

 Beban Psikologis

Semakin lama seseorang menganggur semakin besar beban


psikologis yang ditanggungnya. Orang yang memiliki
pekerjaan berarti ia memiliki status sosial di tengah-tengah
masyarakat. Seseorang yang tidak memiliki pekerjaan dalam
jangka waktu lama akan merasa rendah diri (minder) karena
statusnya yang tidak jelas.

 Munculnya Biaya Sosial

Tingginya tingkat pengangguran akan menimbulkan


pengeluaran berupa biaya-biaya sosial seperti biaya
pengadaan penyuluhan, biaya pelatihan, dan biaya
keamanan sebagai akibat kecenderungan meningkatnya
tindak kriminalitas.

Cara mengatasi pengangguran berdasarkan


jenis dan macam macamnya
Adanya bermacam-macam pengangguran membutuh-kan
cara-cara mengatasinya yang disesuaikan dengan jenis
pengangguran yang terjadi, yaitu sebagai berikut.

1. Pengangguran Terselubung (Disguised Unemployment).


Pengangguran terselubung terjadi jika tenaga kerja
yang tidak bekerja secara optimal karena sesuatu alas
an tertentu. Misalnya, untuk mengerjakan suatu
pekerjaan sebenarnya cukup untuk dilakukan oleh lima
orang, tetapi dilakukan oleh tujuh orang. Oleh karena
itu, yang dua orang sebenarnya adalah penganggur,
hanya saja tidak kentara.
2. Setengah Menganggur (Under Unemployment) adalah
tenaga kerja yang tidak bekerja secara optimal karena
tidak ada lapangan pekerjaan, biasanya tenaga kerja
setengah menganggur ini merupakan tenaga kerja yang
bekerja kurang dari 35 jam selama seminggu.
3. Cara Mengatasi Pengangguran Struktural, Siklikal,
Konjungtur, dan Friksional,

Untuk mengatasi pengangguran jenis ini, cara yang


digunakan adalah :

1. Peningkatan mobilitas modal dan tenaga kerja.


2. Segera memindahkan kelebihan tenaga kerja dari
tempat dan sector yang kelebihan ke tempat dan sektor
ekonomi yang kekurangan.
3. Mengadakan pelatihan tenaga kerja untuk mengisi
formasi kesempatan (lowongan) kerja yang kosong, dan
4. Segera mendirikan industri padat karya di wilayah yang
mengalami pengangguran.

 Cara Mengatasi Pengangguran Friksional, Teknologi,


Siklus, dan Terbuka

Untuk mengatasi pengangguran secara umum antara lain


dapat digunakan cara-cara sebagai berikut.

1. Perluasan kesempatan kerja dengan cara mendirikan


industri-industri baru, terutama yang bersifat padat
karya.
2. Deregulasi dan debirokratisasidi berbagai bidang
industri untuk merangsang timbulnya investasi baru.
3. Menggalakkan pengembangan sektor informal,
seperti home industry.
4. Menggalakkan program transmigrasi untuk menyerap
tenaga kerja di sektor agrarisdan sektor formal
lainnya.
5. Pembukaan proyek-proyek umum oleh pemerintah,
seperti pembangunan jembatan, jalan
raya, PLTU, PLTA, dan lain-lain sehingga bisa
menyerap tenaga kerja secara langsung maupun untuk
merangsang investasi baru dari kalangan swasta.

 Cara Mengatasi Pengangguran Musiman, Setengah


Menganggur, dan Penganguran Terselubung.

Jenis pengangguran ini bisa diatasi dengan cara sebagai


berikut.

 Pemberian informasi yang cepat jika ada lowongan


kerja di sektor lain, dan
 Melakukan pelatihan di bidang keterampilan lain untuk
memanfaatkan waktu ketika menunggu musim tertentu.

Cara Mengatasi Pengangguran Siklis


Untuk mengatasi pengangguran jenis ini antara lain dapat
digunakan cara-cara sebagai berikut.

 Mengarahkan permintaan masyarakat terhadap barang


dan jasa, dan
 Meningkatkan daya beli masyarakat.

Kebijakan Pemerintah dalam Mengatasi


Pengangguran
Kondisi Indonesia masalah pengangguran harus dapat
diatasi dengan berbagai upaya. Tiap-tiap warga negara
berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi
kemanusiaan sesuai dengan UUD 45 pasal 27 ayat 2.
Sebagai solusi pengangguran berbagai strategi dan
kebijakan dapat ditempuh, untuk itu diperlukan kebijakan
yaitu :
 Pemerintah memberikan bantuan wawasan

Pengetahuan dan kemampuan jiwa kewirausahaan kepada


Usaha Kecil dan Menengah (UKM) berupa bimbingan teknis
dan manajemen memberikan bantuan modal lunak jangka
panjang, perluasan pasar. Serta pemberian fasilitas khusus
agar dapat tumbuh secara mandiri dan andal bersaing di
bidangnya. Mendorong terbentuknya kelompok usaha
bersama dan lingkungan usaha yang menunjang dan
mendorong terwujudnya pengusaha kecil dan menengah
yang mampu mengembangkan usaha, menguasai teknologi
dan informasi pasar dan peningkatan pola kemitraan UKM
dengan BUMN, BUMD, BUMS dan pihak lainnya.

 Segera melakukan pembenahan,

Pembangunan dan pengembangan kawasan-kawasan,


khususnya daerah yang tertinggal dan terpencil sebagai
prioritas dengan membangun fasilitas transportasi dan
komunikasi. Ini akan membuka lapangan kerja bagi para
penganggur di berbagai jenis maupun tingkatan. Harapan
akan berkembangnya potensi wilayah Negara Kesatuan
Republik Indonesia (NKRI) baik potensi sumber daya alam,
sumber daya manusia.

 Segera membangun lembaga sosial yang dapat menjamin


kehidupan penganggur.

Seperti PT Jaminan Sosial Tenaga Kerja (PT Jamsostek)


Dengan membangun lembaga itu, setiap penganggur di
Indonesia akan terdata dengan baik dan mendapat perhatian
khusus. Secara teknis dan rinci.

 Segera menyederhanakan perizinan dan peningkatan


keamanan

Karena terlalu banyak jenis perizinan yang menghambat


investasi baik Penanamaan Modal Asing maupun Penanaman
Modal Dalam Negeri. Hal itu perlu segera dibahas dan
disederhanakan sehingga merangsang pertumbuhan iklim
investasi yang kondusif untuk menciptakan lapangan kerja.
 Mengembangkan sektor pariwisata dan kebudayaan Indonesia
(khususnya daerah-daerah yang belum tergali potensinya)

Dengan melakukan promosi-promosi keberbagai negara


untuk menarik para wisatawan asing, mengundang para
investor untuk ikut berpartisipasi dalam pembangunan dan
pengembangan kepariwisataan dan kebudayaan yang
nantinya akan banyak menyerap tenaga kerja daerah
setempat.

 Melakukan program sinergi antar BUMN atau BUMSyang


memiliki keterkaitan usaha atau hasil produksi akan saling
mengisi kebutuhan.

Dengan sinergi tersebut maka kegiatan proses produksi


akan menjadi lebih efisien dan murah karena pengadaan
bahan baku bisa dilakukan secara bersama-sama. Contoh,
PT Krakatau Steel dapat bersinergi dengan PT. PAL Indonsia
untuk memasok kebutuhan bahan baku berupa pelat baja.

 Dengan memperlambat laju pertumbuhan penduduk

Dengan meminimalisirkan menikah pada usia dini maka


diharapkan dapat menekan laju pertumbuhan sisi angkatan
kerja baru atau melancarkan sistem transmigrasi dengan
mengalokasikan penduduk padat ke daerah yang jarang
penduduk dengan difasilitasi sektor pertanian, perkebunan
atau peternakan oleh pemerintah.

 Menyeleksi Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang akan dikirim ke


luar negeri.

Perlu seleksi secara ketat terhadap pengiriman TKI ke luar


negeri. Sebaiknya diupayakan tenaga-tenaga terampil. Hal
itu dapat dilakukan dan diprakarsai oleh Pemerintah Pusat
dan Daerah.

 Segera harus disempurnakan kurikulum dan sistem pendidikan


nasional (Sisdiknas).
Sistem pendidikan dan kurikulum sangat menentukan
kualitas pendidikan yang berorientasi kompetensi.Karena
sebagian besar para penganggur adalah para lulusan
perguruan tinggi yang tidak siap menghadapi dunia kerja.

 Segera mengembangkan potensi kelautan dan pertanian.

Karena Indonesia mempunyai letak geografis yang strategis


yang sebagian besar berupa lautan dan pulau-pulau yang
sangat potensial sebagai negara maritim dan agraris.
Potensi kelautan dan pertanian Indonesia perlu dikelola
secara baik dan profesional supaya dapat menciptakan
lapangan kerja yang produktif.

Gerakan Nasional Penanggulangan Pengangguran


(GNPP)
Berdasarkan kondisi diatas perlu dilakukan Gerakan
Nasional Penanggulangan Pengangguran (GNPP) dengan
mengerahkan semua unsur-unsur dan potensi di tingkat
nasional dan daerah untuk menyusun kebijakan dan strategi
serta melaksanakan program penanggulangan
pengangguran. Salah satu tolok ukur kebijakan nasional dan
regional haruslah keberhasilan dalam perluasan kesempatan
kerja atau penurunan pengangguran dan setengah
pengangguran.

Gerakan tersebut dicanangkan dalam satu Deklarasi GNPP


yang diadakan di Jakarta 29 Juni 2004. Lima orang tokoh
dari pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten/kota,
perwakilan pengusaha, perwakilan perguruan tinggi,
menandatangani deklarasi tersebut, merekaadalah Gubernur
Riau H.M. Rusli Zainal; Walikota Pangkal Pinang Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung H. Zulkarnaen Karim; Palgunadi;
T. Setyawan,ABAC; pengusaha; DR. J.P. Sitanggang,

UPN Veteran Jakarta; Bambang Ismawan, Bina Swadaya,


LSM; mereka adalah sebagian kecil dari para tokoh yang
memandang masalah ketenagakerjaan di Indonesia harus
segera ditanggulangi oleh segenap komponen bangsa.
Menurut para deklarator tersebut, bahwa GNPP ini
dimaksudkan untuk membangun kepekaan dan kepedulian
seluruh aparatur dari pusat ke daerah, serta masyarakat
seluruhnya untuk berupaya mengatasi pengangguran.

Dalam deklarasi itu ditegaskan, bahwa untuk itu, sesuai


dengan Undang-undang Nomor 13 tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan, sebaiknya segera dibentuk Badan
Koordinasi Perluasan Kesempatan Kerja.

Kesadaran dan dukungan sebagaimana diwujudkan dalam


kesepakatan GNPP tersebut, menunjukan suatu kepedulian
dari segenap komponen bangsa terhadap masalah
ketenagakerjaan, utamanya upaya penanggulangan
pengangguran. Menyadari bahwa upaya penciptaan
kesempatan kerja itu bukan semata fungsi dan tanggung
jawab Depatemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi, akan
tetapi merupakan tanggung jawab kita semua, pihak
pemerintah baik pusat maupun daerah, dunia usaha, maupun
dunia pendidikan. Oleh karena itu, dalam penyusunan
kebijakan dan program masing-masing pihak, baik
pemerintah maupun swasta harus dikaitkan dengan
penciptaan kesempatan kerja yang seluas-luasnya.

Anda mungkin juga menyukai