NIM : 02011381924482
Kelas :B
Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Sriwijaya Kampus Bukit 2019
Statistik pengangguran
Tingkat pengangguran adalah persentase mereka yang ingin bekerja, namun tidak memiliki
pekerjaan. Tingkat pengangguran diperoleh melalui survei terhadap ribuan rumah tangga.
Tingkat pengangguran dapat dihitung dengan cara membandingkan jumlah pengangguran
dengan jumlah angkatan kerja yang dinyatakan dalam persen. Ketiadaan pendapatan
menyebabkan penganggur harus mengurangi pengeluaran konsumsinya yang menyebabkan
menurunnya tingkat kemakmuran dan kesejahteraan. Pengangguran yang berkepanjangan
juga dapat menimbulkan efek psikologis yang buruk terhadap penganggur dan keluarganya.
Tingkat pengangguran yang terlalu tinggi juga dapat menyebabkan
kekacauan politik keamanan dan sosial sehingga mengganggu pertumbuhan dan
pembangunan ekonomi. Akibat jangka panjang adalah menurunnya produk nasional
bruto (PNB, GNP) dan pendapatan per kapita suatu negara. Di negara-negara berkembang
seperti Indonesia, dikenal istilah "pengangguran terselubung" di mana pekerjaan yang
semestinya bisa dilakukan dengan tenaga kerja sedikit, dilakukan oleh lebih banyak orang.
Jumlah pengangguran biasanya seiring dengan pertambahan jumlah penduduk serta tidak
didukung oleh tersedianya lapangan kerja baru atau keengganan untuk menciptakan lapangan
kerja (minimal) untuk dirinya sendiri atau memang tidak memungkinkan untuk mendapatkan
lapangan kerja atau tidak memungkinkan untuk menciptakan lapangan kerja. Sebenarnya,
kalau seseorang menciptakan lapangan kerja, menciptakan lapangan kerja (minimal) untuk
diri sendiri akan berdampak positif untuk orang lain juga, misalnya dari sebagian hasil yang
diperoleh dapat digunakan untuk membantu orang lain walau sedikit saja. Pada perekonomian
yang maju, sebagian besar orang yang menjadi pengangguran memperoleh pekerjaan dalam
waktu singkat. Meskipun demikian, sebagian besar pengangguran yang diamati dalam periode
tertentu dapat disebabkan oleh sekelompok orang yang tidak bekerja untuk waktu yang lama.
[1]
Jenis pengangguran
Berdasarkan jam kerja
Berdasarkan jam kerja, pengangguran dikelompokkan menjadi 3 macam:
Pengangguran terselubung (disguised unemployment) adalah tenaga kerja yang tidak
bekerja secara optimal karena suatu alasan tertentu.
Pengangguran setengah menganggur (under unemployment) adalah tenaga kerja yang
tidak bekerja secara optimal karena tidak ada lapangan pekerjaan, biasanya tenaga kerja
setengah menganggur ini merupakan tenaga kerja yang bekerja kurang dari 35 jam
selama seminggu.
Pengangguran terbuka (open unemployment) adalah tenaga kerja yang sungguh-
sungguh tidak mempunyai pekerjaan. Pengganguran jenis ini cukup banyak karena
memang belum mendapat pekerjaan padahal telah berusaha secara maksimal.
Berdasarkan penyebab terjadinya
Berdasarkan penyebab terjadinya, pengangguran dikelompokkan menjadi 9 macam:
Penyebab pengangguran
Pengangguran umumnya disebabkan karena jumlah angkatan kerja tidak sebanding dengan
jumlah lapangan pekerjaan yang mampu menyerapnya. Pengangguran seringkali menjadi
masalah dalam perekonomian karena dengan adanya pengangguran, produktivitas dan
pendapatan masyarakat akan berkurang sehingga dapat menyebabkan
timbulnya kemiskinan dan masalah-masalah sosial lainnya.
Tingkat pengangguran dapat dihitung dengan membandingkan jumlah pengangguran dengan
jumlah angkatan kerja yang dinyatakan dalam persen.
Ketiadaan pendapatan menyebabkan penganggur harus mengurangi pengeluaran konsumsinya
yang menyebabkan menurunnya tingkat kemakmuran dan kesejahteraan. Pengangguran yang
berkepanjangan juga dapat menimbulkan efek psikologis yang buruk terhadap penganggur
dan keluarganya. Tingkat pengangguran yang terlalu tinggi juga dapat menyebabkan
kekacauan politik, keamanan dan sosial sehingga mengganggu proses pembangunan.
Akibat pengangguran
Bagi perekonomian negara
1. Penurunan pendapatan perkapita.
2. Penurunan pendapatan pemerintah yang berasal dari sektor pajak.
3. Meningkatnya biaya sosial yang harus dikeluarkan oleh pemerintah.
4. Dapat menambah hutang negara.
Bagi masyarakat
Inflasi
Pengertian Inflasi
Inflasi mempunyai pengertian sebagai sebuah gejala kenaikan harga barang yang
bersifat umum dan terus-menerus. Inflasi adalah proses kenaikan harga-harga secara terus-
menerus yang bersumber dari terganggunya keseimbangan antara arus uang dan barang. Dari
pengertian ini, Inflasi mempunyai penjelasan bahwa Inflasi merupakan suatu gejala dimana
banyak terjadi kenaikan harga barang yang terjadi secara sengaja ataupun secara alami yang
terjadi tidak hanya di suatu tempat, melainkan diseluruh penjuru suatu negara bahkan dunia.
Kenaikan harga ini berlangsung secara berkesinambungan dan bisa makin meninggi
lagi harga barang tersebut jika tidak ditemukannya solusi pemecahan penyimpangan –
penyimpangan yang menyebabkan terjadinya Inflasi tersebut. Perlu diingat bahwa kenaikan
harga dari satu atau dua barang saja tidak disebut Inflasi. Inflasi menurut defenisi para ahli
yaitu :
1. Kecenderungan dari harga-harga untuk naik secara umum dan secara terus-
menerus. (Boediono, 1985: 161)
2. Inflasi adalah proses kenaikan harga-harga umum secara terus-menerus selama periode
tertentu. (Nopirin, 1990: 25)
3. Suatu keadaan dimana terjadi senantiasa turunnya nilai uang. (Mannullang, 1993: 83)
4. Inflasi terjadi apabila tingkat harga-harga dan biaya-biaya umum naik, harga beras, bahan
bakar, harga mobil naik, tingkat upah, harga tanah, dan semua barang-barang modal
naik. (Samuelson dan Nordhaus, 1993: 293)
Penggolongan Inflasi
A. Berdasarkan Parah Tidaknya Inflasi
· Inflasi Ringan (Di bawah 10% setahun)
· Inflasi Sedang
· Inflasi Berat ( antara 50-100% setahun)
· Hiper Inflasi (di atas 100% setahun)
Laju Inflasi dapat berbeda antar asatu Negara dengan Negara lainnya atau dalam satu
Negara dalam waktu yang berbeda. Atas dasar besarnya laju Inflasi maka Inflasi dapat di bagi
ke dalam tiga kategori yaitu :
1. Inflasi merayap (creeping Inflation)
Di tandai dengan laju Inflasi yang rendah (kurang dari 10% pertahun). Kenaikan harga
berjalan secara lambat, dengan persentase yang kecil serta dalam jangka yang relatif lama.
2. Inflasi Menengah (galloping Inflation)
Ditandai dengan laju Inflasi yang cukup besar dalam waktu yang relatif pendek serta
mempunyai sifat akselerasi (harga dalam waktu mingguan atau bulanan) efeknya terhadap
perekonomian lebih besar daripada Inflasi yang merayap (creeping inflation)
3. Inflasi tinggi (Hyper inflation)
Merupakan Inflasi yang paling parah akibatnya harga-harga naik sampai 5 atau 6 kali
lipat. Masyarakat tidak lagi berkeinginan untuk menyimpan uang sebab nilai uang merosot
dengan tajam sehingga perputaran uang semakin cepat dan harga naik secara akselerasi.
Biasanya keadaan ini timbul apabila pemerintah mengalami defisit anggaran belanja yang
dibelanjakan dan ditutupi dengan mencetak uang.
B. Berdasar Sebab musabab awal dari Inflasi
· Demand Inflation, karena permintaan masyarakat akan berbagai barang terlalu kuat
· Cost Inflation, karena kenaikan biaya produksi
a. Inflasi permintaan (Demand Inflasi), yang timbul karena permintaan masyarakat akan
berbagai barang bertambah terlalu kuat akibat tingkat harga umum naik (misalnya karena
bertambahnya pengeluaran perusahaan).
b. Inflasi biaya (cost-Push inflation), Inflasi jenis ini timbul karena kenaikan ongkos produksi.
Inflasi ini dikenal dengan istilah cost-push inflation atau supply inflation. Untuk lebih
jelasnya simak baik-baik kurva di atas. Apabila ongkos produksi ini misalnya disebabkan
kenaikan harga alat-alat produksi yang didatangkan dari luar negeri atau kenaikan bahan
mentah maupun bahan baku.
c. Inflasi campuran
Kedua mmacam Inflasi yang telah dijelaskan di atas jarang sekali di jumpai dalam praktik
sehari-hari. Pada umumnya, Inflasi yang terjadi di berbagai negara merupakan campuran dari
kedua macam Inflasi tersebut. Inflasi campuran merupakan campuran antara Inflasi
permintaan (demand-pull inflation) dan Inflasi biaya (cost-push inflation).
Kurs
Secara umum dapat dituliskan = Nilai tukar nominal x Harga barang domestic
Harga barang luar negeri
Nilai tukar riil diantara kedua Negara dihitung dari nilai tukar nominal dan tingkat
harga di kedua Negara.Jika nilai tukar riil adalah tinggi, berarti harga barang-barang luar
negeri relative murah, dan harga barang-barang domestic relatif mahal. Dan sebaliknya, jika
nilai tukar riil rendah, berarti harga barang-barang luar negeri relative mahal, dan harga-harga
barang domestic relative murah.
Menurut Triyono (2008) terdapat lima jenis sistem kurs utama yang berlaku, yaitu:
sistem kurs mengambang (floating exchang rate), kurs tertambat (pegged exchange rate),
kurs tertambat merangkak (crawling pegs),sekeranjang mata uang (basket of currencies), kurs
tetap (fixed exchange rate)
Kurs Pembayaran
a. Catatan Sistematis
b. Transaksi Ekonomi
c. Penduduk
a. Transaksi debet
Yaitu transaksi yang menyebabkan mengalirnya arus uang (Devisa) dari dalam
negeri ke luar negeri. Transaksi ini disebut transaksi negatif (-), yaitu transaksi yang
menyebabkan berkurangnya posisi cadangan devisa.
1. Diberi tanda minus (-) ini menunjukan bahwa negara yang mempunyai neraca
pembayaran telah “menerima sesuatu” dari Luar Negeri .
b. Transaksi kredit
Yaitu transaksi yang menyebabkan mengalirnya arus uang (devisa) dari luar
negeri ke dalam negeri. Transaksi ini disebut juga transaksi positif (+), yaitu transaksi
yang menyebabkan bertambahnya posisi cadangan devisa negara.
Produk Domestik Bruto adalah jumlah produk berupa barang dan jasa yang
dihasilkan oleh unit produksi dalam batas wilayah suatu negara selama satu
tahun.Dalam perhitungannya, termasuk juga hasil produksi dan jasa yang dihasilkan
oleh perusahaan/orang asing yang beroperasi di wilayah yang bersangkutan.
PNB adalah seluruh nilai produk barang dan jasa yang dihasilkan masyarakat
suatu negara dalam periode tertentu, selama satu tahun, yang meliputi barang dan jasa
yang dihasilkan oleh masyarakat negara tersebut yang berada di luar negeri.
d. Pendapatan Nasional
Transaksi unilateral adalah transaksi sepihak atau transaksi satu arah, artinya
transaksi tersebut tidak menimbulkan kewajiban untuk membayar atas barang atau
bantuan yang diberikan.Berikut ini yang tergolong dalam transaksi unilateral adalah
hadiah (gift), bantuan (aid), dan transfer unilateral. Apabila suatu negara memberi
hadiah atau bantuan ke negara lain, maka transaksi ini termasuk transaksi debit.
Sebaliknya, jika suatu negara menerima hadiah atau bantuan dari negara lain,
termasuk dalam transaksi kredit.
Transaksi utang piutang jangka panjang adalah semua transaksi kredit jangka
panjang yang pembayarannya lebih dari satu tahun.Sebagai contoh transaksi
penjualan obligasi kepada penduduk negara lain, menerima pembayaran kembali
pinjaman-pinjaman jangka panjang yang dipinjamkan kepada penduduk negara lain,
atau mendapatkan pinjaman jangka panjang dari negara lain, maka pos ini dicatat di
sebelah kredit, dan bila terjadi transaksi pembelian obligasi atau lainnya yang
berkaitan dengan utang piutang jangka panjang, maka pos ini dicatat di sebelah debit.
f. Transaksi Utang-piutang jangka pendek (Short Term Capita1)
Transaksi utang piutang jangka pendek adalah semua transaksi utang piutang
yang jatuh temponya tidak lebih dari satu tahun. Transaksi ini umumnya terdiri atas
transaksi penarikan dan pembayaran surat-surat wesel.
a. Neraca Barang
Mencatat transaksi dagang berupa (visible trade) ini meliputi kegiatan Ekspor
dan Impor barang (komoditas) Pada sisi Debet dicatat Impor barang dan pada pada
sisi Kredit dicatat Ekspor barang.
b. Neraca Jasa
Mencatat transaksI dagang berupa jasa (invisible trade) , ini meliputi segala
jasa yang diselenggarakan untuk dan oelh Luar Negeri Pada sisi Debet mencatat
segala jasa yang diterima dari Luar Negeri atau jasa yang diselenggarakan/diberikan
oleh Luar Negeri.Sedangkan pada sisi Kredit mencatat segala jasa yang diberikan
kepada Luar Negeri atau jasa yang diselenggarakan untuk Luar Negeri.
1. Bunga yang dibayarka ke Luar Negeri atas penanaman modal asing (dalam bentuk
obligasi) yang telah diterima
2. Deviden yang dibayarkan ke Luar Negeri atas penanaman modal asing (dalam
bentuk saham) yang telah diterima.
a. Neraca Modal
Pinjaman atau kredit yang diberikan kepada luar negeri dan ditulis tanda
minus (-) sebab negara yang bersangkutan (yang membuat neraca pembayaran)
“menerima surat hutang” dari luar negeri, yang berarti bahwa pihak luar
negeri menyatakan kesanggupan akan mengembalikan pinjamannya pada suatu
tanggal jatuh tempo yang telah ditentukan. Pembelian surat-surat berharga (effect)
seperti saham dan obligasi dari luar negeri.
b. Neraca Moneter
c. Penyesuaian melalui perubahan stok uang atau mekanisme moneter (real balance
effects).
Defisit atau surplus neraca pembayaran yang terjadi pada suatu negara
dikarenakan oleh komponen berikut:
a. Stok Nasional
Jika terjadi penurunan stok nasional berarti defisit, dan jika terjadi kenaikan
stok nasional berarti surplus.
b. Pinjaman Akomodatif
Pinjaman yang masuk karena berkaitan dengan adanya kelebihan impor berarti
merupakan bagian dan defisit, sedangkan pinjaman yang masuk atas kemauannya
sendiri (pinjaman otonom) tidak memengaruhi defisit.
c. Defisit total
Jika neraca pembayaran defisit, maka kurs valuta asing mengalami kenaikan
dan kurs rupiah mengalami penurunan.Dan bila terjadi surplus, maka kurs valuta
asing mengalami penurunan dan kurs rupiah mengalami kenaikan.
b. Perubahan Harga
Jika ekspor lebih besar daripada impor berarti barang yang ada di dalam negeri
sangat laku terjual di luar negeri, maka harga barang dalam negeri menjadi
meningkat.
Jika investasi dari luar negeri banyak mengalir ke dalam negeri, maka tingkat
bunga yang berlaku rendah karena hubungan antara tingkat bunga dengan tingkat
investasi adalah berbanding terbalik.Sebaliknya, jika investasi yang terjadi menurun,
maka tingkat bunga yang berlaku tinggi.
a. Sebagai alat pembukuan, pemerintah perlu mengambil keputusan yang tepat dalam
perdagangan internasional, hal ini mencakup jumlah barang dan jasa yang keluar atau
masuk dalam batas wilayah negaranya serta untuk memperoleh keterangan-
keterangan mengenai anggaran alat pembayaran luar negeri.
b. Sebagai alat pengukur kondisi ekonomi suatu negara. Dilihat dari pengaruh
transaksi luar negeri terhadap pendapatan nasional negara tersebut.
g. Sebagai salah satu indikator yang akan dipertimbangkan oleh imf atau negara donor
untuk memberikan bantuan keuangan
h. Sebagai slah satu indikator fundamental ekonomi suatu negara selain inflasi, GDP
dan sebagainya.
BOP terdiri dari tiga neraca saldo, yakni saldo neraca transaksi berjalan (TB),
saldo neraca modal (CA), dan saldo neraca moneter (MA). Saldo TB adalah jumlah
saldo dari neraca perdagangan (NP) yang mencatat nilai ekspor (X) dan impor(M)
barang, jasa (NJ), yang mencatat X dan M jasa termasuk pembayaran / pendapatan
royalti dan bunga deposito, transfer keuntungan bagi investor asing, pembayaran
bunga cicilan utang luar negeri (ULN), dan kiriman uang masuk dari tenaga kerja
Indonesia (TKI) di luar negeri.
CA adalah neraca yang mencatat arus modal (K) jangka pendek dan jangka
panjang yang masuk dan keluar, yang terdiri atas K pemerintah neto dan lalu lintas K
swasta neto.K pemerintah neto adalah selisih antara pinjaman yang baru didapat pada
periode sebelumnya yang sudah jatuh tempo. Sedangkan lalu lintas K swasta neto
adalah selisih antara dana investasi (I) masuk, pinjaman swasta dari luar negeri, dan
pelunasan utang pokok swasta dan dana I ke luar negeri.
Dana I terdiri dari dua macam, yaitu I langsung atau disebut juga I jangka
panjang atau penanaman modal asing (PMA). Sedangkan dana I tidak langsung atau
jangka pendek adalah investasi portofolio (IP). Dalam cara pencatatannya modal M
dan arus masuk K dianggap sebagai keuntungan bagi negara yang bersangkutan. Oleh
karena itu, berada di transaksi kredit (positif), sedang arus K keluar (kerugian) dicata
sebagai transaksi debit (negatif).
CD = BOP = TB + CA
Kemiskinan
Dari berbagai sudut pandang tentang pengertian kemiskinan, pada dasarnya bentuk
kemiskinan dapat dikelompokkan menjadi tiga pengertian, yaitu:
2. Kemiskinan Relatif. Seseorang yang tergolong miskin relatif sebenarnya telah hidup di atas
garis kemiskinan tetapi masih berada di bawah kemampuan masyarakat sekitarnya.
3. Kemiskinan Kultural. Kemiskinan ini berkaitan erat dengan sikap seseorang atau
sekelompok masyarakat yang tidak mau berusaha memperbaiki tingkat kehidupannya
sekalipun ada usaha dari pihak lain yang membantunya.
Keluarga miskin adalah pelaku yang berperan sepenuhnya untuk menetapkan tujuan,
mengendalikan sumber daya, dan mengarahkan proses yang mempengaruhi kehidupannya.
Ada tiga potensi yang perlu diamati dari keluarga miskin yaitu:
1. Kemampuan dalam memenuhi kebutuhan dasar, contohnya dapat dilihat dari aspek
pengeluaran keluarga, kemampuan menjangkau tingkat pendidikan dasar formal yang
ditamatkan, dan kemampuan menjangkau perlindungan dasar.
2. Kemampuan dalam melakukan peran sosial akan dilihat dari kegiatan utama dalam mencari
nafkah, peran dalam bidang pendidikan, peran dalam bidang perlindungan, dan peran dalam
bidang kemasyarakatan.
3. Kemampuan dalam menghadapi permasalahan dapat dilihat dari upaya yang dilakukan
sebuah keluarga untuk menghindar dan mempertahankan diri dari tekanan ekonomi dan non
ekonomi.
Kemiskinan merupakan masalah yang ditandai oleh berbagai hal antara lain rendahnya
kualitas hidup penduduk, terbatasnya kecukupan dan mutu pangan, terbatasnya dan
rendahnya mutu layanan kesehatan, gizi anak, dan rendahnya mutu layanan pendidikan.
Selama ini berbagai upaya telah dilakukan untuk mengurangi kemiskinan melalui penyediaan
kebutuhan pangan, layanan kesehatan dan pendidikan, perluasan kesempatan kerja dan
sebagainya.
Berbagai upaya tersebut telah berhasil menurunkan jumlah penduduk miskin dari 54,2 juta
(40.1%) pada tahun 1976 menjadi 22,5 juta (11.3%) pada tahun 1996. Namun, dengan
terjadinya krisis ekonomi sejak Juli 1997 dan berbagai bencana alam seperti gempa bumi dan
tsunami pada Desember 2004 membawa dampak negatif bagi kehidupan masyarakat, yaitu
melemahnya kegiatan ekonomi, memburuknya pelayanan kesehatan dan pendidikan,
memburuknya kondisi sarana umum sehingga mengakibatkan bertambahnya jumlah
penduduk miskin menjadi 47,9 juta (23.4%) pada tahun 1999. Kemudian pada 5 tahun
terakhir terlihat penurunan tingkat kemiskinan secara terus menerus dan perlahan-lahan
sampai mencapai 36,1 juta (16.7%) di tahun 2004 seperti yang terlihat pada gambar di bawah
ini (catatan: terjadi revisi metode di tahun 1996).
Hal ini berkaitan dengan rendahnya daya beli, ketersediaan pangan yang tidak merata, dan
kurangnya dukungan pemerintah bagi petani untuk memproduksi beras sedangkan masyarakat
Indonesia sangat tergantung pada beras. Permasalahan kecukupan pangan antara lain terlihat
dari rendahnya asupan kalori penduduk miskin dan buruknya status gizi bayi, anak balita, dan
ibu.
Hal ini mengakibatkan rendahnya daya tahan dan kesehatan masyarakat miskin untuk bekerja
dan mencari nafkah, terbatasnya kemampuan anak dari keluarga untuk tumbuh kembang, dan
rendahnya kesehatan para ibu. Salah satu indikator dari terbatasnya akses layanan kesehatan
adalah angka kematian bayi. Data Susenas (Survai Sosial Ekonomi Nasional) menunjukan
bahwa angka kematian bayi pada kelompok pengeluaran terendah masih di atas 50 per 1.000
kelahiran hidup.
Hal ini disebabkan oleh tingginya biaya pendidikan, terbatasnya kesediaan sarana pendidikan,
terbatasnya jumlah guru bermutu di daerah, dan terbatasnya jumlah sekolah yang layak untuk
proses belajar-mengajar. Pendidikan formal belum dapat menjangkau secara merata seluruh
lapisan masyarakat sehingga terjadi perbedaan antara penduduk kaya dan penduduk miskin
dalam masalah pendidikan.
1. Kemiskinan alamiah. Kemiskinan alamiah terjadi akibat sumber daya alam yang terbatas,
penggunaan teknologi yang rendah, dan bencana alam.
Bila kedua faktor penyebab kemiskinan tersebut dihubungkan dengan masalah mutu pangan,
kesehatan, dan pendidikan maka dapat disimpulkan beberapa faktor penyebab kemiskinan
antara lain:
1. Kurang tersedianya sarana yang dapat dipakai keluarga miskin secara layak misalnya
puskesmas, sekolah, tanah yang dapat dikelola untuk bertani.
2. Kurangnya dukungan pemerintah sehingga keluarga miskin tidak dapat menjalani dan
mendapatkan haknya atas pendidikan dan kesehatan yang layak dikarenakan biaya yang
tinggi
3. Rendahnya minat masyarakat miskin untuk berjuang mencapai haknya karena mereka
kurang mendapat pengetahuan mengenai pentingnya memliki pendidikan tinggi dan
kesehatan yang baik.
5. Wilayah Indonesia yang sangat luas sehingga sulit bagi pemerintah untuk menjangkau
seluruh wilayah dengan perhatian yang sama. Hal ini menyebabkan terjadi perbedaan masalah
kesehatan, mutu pangan dan pendidikan antara wilayah perkotaan dengan wilayah yang
tertinggal jauh dari perkotaan.
Kesenjangan Pendapatan
Kemiskinan merupakan suatu fenomena yang sering ditemui, entah itu di negara maju atau
pun di negara berkembang seperti Indonesia. Banyaknya masalah kemiskinan di Indonesia itu
tentunya disebabkan oleh beberapa faktor pemicu. Dari faktor pemicu inilah akan tercipta
suatu dampak kemiskinan.
Pertumbuhan Ekonomi
A. Konsep Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi :
Pembangunan ekonomi:
1. Merupakan proses perubahan yang terus menerus menuju perbaikan termasuk usaha
meningkatkan produk per kapita
1. Produk Domestik Bruto (PDB),yaitu nilai barang dan jasa dalam suatu negara yang
diproduksikan oleh faktor-faktor produksi milik warga negara tersebut dan negara asing.
2. Produk Nasional Bruto (PNB), yaitu nilai barang dan jasa yang dihitung hanyalah barang
dan jasa yang diproduksikan oleh faktor-faktor produksi yang dimiliki oleh warga negara dari
negara yang pendapatan nasionalnya dihitung.
2. Teori Schumpeter
Teori Schumpeter menekankan tentang pentingnya peranan pengusaha di dalam
mewujudkan pertumbuhan ekonomi. Dalam teori ini ditunjukkan bahwa para pengusaha
merupakan golongan yang akan terus menerus membuat pembaharuan atau inovasi dalam
kegiatan ekonomi. Inovasi tersebut meliputi : memperkenalkan barang baru, mempertinggi
efisien cara memproduksi dalam menghasilkan sesuatu barang, memperluas pasar suatu
barang ke pasaran yang baru, mengembangkan sumber bahan mentah yang baru dan
mengadakan perubahan dalam organisasi dengan tujuan mempertinggi efisiensi kegiatan
perusahaan. Berbagai kegiatan inovasi ini akan memerlukan investasi baru
3. Teori Harrod-Domar
Teori Harrod-Donar dalam analisisnya bertujuan menerangkan syarat yang harus
dipenuhi supaya suatu perekonomian dapat mencapai pertumbuhan yang teguh atau steady
growth dalam jangka panjang. Teori ini beranggapan bahwa modal harus dipakai secara
efektif, karena pertumbuhan ekonomi sangat dipengaruhi oleh peranan pembentukan modal
tersebut.
Sebagian besar negara berkembang bertumpu kepada sumber daya alam dalam
melaksanakan proses pembangunannya. Namun demikian, sumber daya alam saja tidak
menjamin keberhasilan proses pembanguan ekonomi, apabila tidak didukung oleh
kemampaun sumber daya manusianya dalam mengelola sumber daya alam yang tersedia.
Sumber daya alam yang dimaksud dinataranya kesuburan tanah, kekayaan mineral, tambang,
kekayaan hasil hutan dan kekayaan laut.
4. Faktor Budaya
Sumber daya modal dibutuhkan manusia untuk mengolah SDA dan meningkatkan
kualitas IPTEK. Sumber daya modal berupa barang-barang modal sangat penting bagi
perkembangan dan kelancaran pembangunan ekonomi karena barang-barang modal juga
dapat meningkatkan produktivitas. (http://id.wikipedia.org/wiki/Pertumbuhan_ekonomi )
1. Korupsi
dalam pembelanjaan.
2. Laju inflasi
Ada beberapa pandangan untuk menciptakan kondisi ekonomi yang kokoh dibutuhkan
stabilitas politik dan keamanan. Investor yang pada saat ini dianggap sebagai salah satu yang
berperan dalam pertumbuhan ekonomi suatu negara tidak akan mau menanamkan modalnya
(investasi jangka pendek maupun jangka panjang) jika keamanan tidak stabil