Anda di halaman 1dari 35

Nama : Muhammad Kevin Taradong

NIM : 02011381924482
Kelas :B
Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Sriwijaya Kampus Bukit 2019

Pengangguran atau tunakarya (bahasa Inggris: unemployment) adalah istilah untuk orang


yang tidak bekerja sama sekali, sedang mencari kerja, bekerja kurang dari dua hari selama
seminggu, atau seseorang yang sedang berusaha mendapatkan pekerjaan yang layak.
Pengangguran umumnya disebabkan karena jumlah angkatan kerja atau para pencari kerja
tidak sebanding dengan jumlah lapangan kerja yang ada yang mampu menyerapnya.
Pengangguran seringkali menjadi masalah dalam perekonomian, karena dengan adanya
pengangguran, produktivitas dan pendapatan masyarakat akan berkurang sehingga dapat
menyebabkan timbulnya kemiskinan dan masalah-masalah sosial lainnya. Pencarian kerja
(bahasa Inggris: job search) adalah proses mencocokkan pekerja dengan pekerjaan yang
sesuai.

Statistik pengangguran

Tingkat pengangguran adalah persentase mereka yang ingin bekerja, namun tidak memiliki
pekerjaan. Tingkat pengangguran diperoleh melalui survei terhadap ribuan rumah tangga.
Tingkat pengangguran dapat dihitung dengan cara membandingkan jumlah pengangguran
dengan jumlah angkatan kerja yang dinyatakan dalam persen. Ketiadaan pendapatan
menyebabkan penganggur harus mengurangi pengeluaran konsumsinya yang menyebabkan
menurunnya tingkat kemakmuran dan kesejahteraan. Pengangguran yang berkepanjangan
juga dapat menimbulkan efek psikologis yang buruk terhadap penganggur dan keluarganya.
Tingkat pengangguran yang terlalu tinggi juga dapat menyebabkan
kekacauan politik keamanan dan sosial sehingga mengganggu pertumbuhan dan
pembangunan ekonomi. Akibat jangka panjang adalah menurunnya produk nasional
bruto (PNB, GNP) dan pendapatan per kapita suatu negara. Di negara-negara berkembang
seperti Indonesia, dikenal istilah "pengangguran terselubung" di mana pekerjaan yang
semestinya bisa dilakukan dengan tenaga kerja sedikit, dilakukan oleh lebih banyak orang.
Jumlah pengangguran biasanya seiring dengan pertambahan jumlah penduduk serta tidak
didukung oleh tersedianya lapangan kerja baru atau keengganan untuk menciptakan lapangan
kerja (minimal) untuk dirinya sendiri atau memang tidak memungkinkan untuk mendapatkan
lapangan kerja atau tidak memungkinkan untuk menciptakan lapangan kerja. Sebenarnya,
kalau seseorang menciptakan lapangan kerja, menciptakan lapangan kerja (minimal) untuk
diri sendiri akan berdampak positif untuk orang lain juga, misalnya dari sebagian hasil yang
diperoleh dapat digunakan untuk membantu orang lain walau sedikit saja. Pada perekonomian
yang maju, sebagian besar orang yang menjadi pengangguran memperoleh pekerjaan dalam
waktu singkat. Meskipun demikian, sebagian besar pengangguran yang diamati dalam periode
tertentu dapat disebabkan oleh sekelompok orang yang tidak bekerja untuk waktu yang lama.
[1]

Jenis pengangguran
Berdasarkan jam kerja
Berdasarkan jam kerja, pengangguran dikelompokkan menjadi 3 macam:
 Pengangguran terselubung (disguised unemployment) adalah tenaga kerja yang tidak
bekerja secara optimal karena suatu alasan tertentu.
 Pengangguran setengah menganggur (under unemployment) adalah tenaga kerja yang
tidak bekerja secara optimal karena tidak ada lapangan pekerjaan, biasanya tenaga kerja
setengah menganggur ini merupakan tenaga kerja yang bekerja kurang dari 35 jam
selama seminggu.
 Pengangguran terbuka (open unemployment) adalah tenaga kerja yang sungguh-
sungguh tidak mempunyai pekerjaan. Pengganguran jenis ini cukup banyak karena
memang belum mendapat pekerjaan padahal telah berusaha secara maksimal.
Berdasarkan penyebab terjadinya
Berdasarkan penyebab terjadinya, pengangguran dikelompokkan menjadi 9 macam:

 Pengangguran friksional (frictional unemployment) adalah pengangguran yang


disebabkan adanya kesulitan mempertemukan antara pihak yang membutuhkan tenaga
kerja dengan pihak yang memiliki tenaga kerja (angkatan kerja).
 Pengangguran struktural (Structural unemployment) adalah pengangguran yang
disebabkan oleh penganggur yang mencari lapangan pekerjaan tidak mampu memenuhi
persyaratan yang ditentukan pembuka lapangan kerja.
 Pengangguran teknologi (Technology unemployment) adalah pengangguran yang
disebabkan perkembangan/pergantian teknologi. Perubahan ini dapat menyebabkan
pekerja harus diganti untuk bisa menggunakan teknologi yang diterapkan.
 Pengangguran kiknikal adalah pengangguran yang disebabkan kemunduran ekonomi
yang menyebabkan perusahaan tidak mampu menampung semua pekerja yang ada.
Contoh penyebabnya, karena adanya perusahaan lain sejenis yang beroperasi atau daya
beli produk oleh masyarakat menurun.
 Pengangguran musiman adalah pengangguran akibat siklus ekonomi yang
berfluktuasi karena pergantian musim. Umumnya pada bidang pertanian dan perikanan.
Contohnya adalah para petani dan nelayan.
 Pengangguran setengah menganggur adalah pengangguran di saat pekerja yang hanya
bekerja di bawah jam normal (sekitar 7-8 jam per hari).
 Pengangguran keahlian adalah pengangguran yang disebabkan karena tidak adanya
lapangan kerja yang sesuai dengan bidang keahlian. Pengangguran jenis ini disebut juga
pengangguran tidak kentara dikarenakan mempunyai aktivitas berdasarkan keahliannya
tetapi tidak menerima uang. Contohnya adalah anak sekolah (siswa) atau mahasiswa.
Mereka adalah ahli pencari ilmu, tetapi mereka tidak menghasilkan uang dan justru harus
mengeluarkan uang atau biaya, misalnya harus membeli paket buku LKS atau membayar
biaya kursus yang diselenggarakan oleh sekolahnya sendiri. Contoh lainnya adalah
(misalnya) seorang pelatih pencak silat yang tidak meminta gaji dari organisasinya.
Pengangguran tidak kentara ini, juga bisa disebut sebagai pengangguran terselubung.
 Pengangguran total adalah pengangguran yang benar-benar tidak mendapat
pekerjaan, karena tidak adanya lapangan kerja atau tidak adanya peluang untuk
menciptakan lapangan kerja.

Penyebab pengangguran
Pengangguran umumnya disebabkan karena jumlah angkatan kerja tidak sebanding dengan
jumlah lapangan pekerjaan yang mampu menyerapnya. Pengangguran seringkali menjadi
masalah dalam perekonomian karena dengan adanya pengangguran, produktivitas dan
pendapatan masyarakat akan berkurang sehingga dapat menyebabkan
timbulnya kemiskinan dan masalah-masalah sosial lainnya.
Tingkat pengangguran dapat dihitung dengan membandingkan jumlah pengangguran dengan
jumlah angkatan kerja yang dinyatakan dalam persen.
Ketiadaan pendapatan menyebabkan penganggur harus mengurangi pengeluaran konsumsinya
yang menyebabkan menurunnya tingkat kemakmuran dan kesejahteraan. Pengangguran yang
berkepanjangan juga dapat menimbulkan efek psikologis yang buruk terhadap penganggur
dan keluarganya. Tingkat pengangguran yang terlalu tinggi juga dapat menyebabkan
kekacauan politik, keamanan dan sosial sehingga mengganggu proses pembangunan.

Akibat pengangguran
Bagi perekonomian negara

1. Penurunan pendapatan perkapita.
2. Penurunan pendapatan pemerintah yang berasal dari sektor pajak.
3. Meningkatnya biaya sosial yang harus dikeluarkan oleh pemerintah.
4. Dapat menambah hutang negara.
Bagi masyarakat

1. Pengangguran merupakan beban psikologis dan psikis.


2. Pengangguran dapat menghilangkan keterampilan, karena tidak digunakan apabila
tidak bekerja.
3. Pengangguran akan menimbulkan ketidakstabilan sosial dan politik

Inflasi

Pengertian Inflasi
Inflasi mempunyai pengertian sebagai sebuah gejala kenaikan harga barang yang
bersifat umum dan terus-menerus. Inflasi adalah proses kenaikan harga-harga secara terus-
menerus yang bersumber dari terganggunya keseimbangan antara arus uang dan barang. Dari
pengertian ini, Inflasi mempunyai penjelasan bahwa Inflasi merupakan suatu gejala dimana
banyak terjadi kenaikan harga barang yang terjadi secara sengaja ataupun secara alami yang
terjadi tidak hanya di suatu tempat, melainkan diseluruh penjuru suatu negara bahkan dunia. 
Kenaikan harga ini berlangsung secara berkesinambungan dan bisa makin meninggi
lagi harga barang tersebut jika tidak ditemukannya solusi pemecahan penyimpangan –
penyimpangan yang menyebabkan terjadinya Inflasi tersebut. Perlu diingat bahwa kenaikan
harga dari satu atau dua barang saja tidak disebut Inflasi. Inflasi menurut defenisi para ahli
yaitu :
1.     Kecenderungan dari harga-harga untuk naik secara umum dan secara terus-
menerus. (Boediono, 1985: 161)
2.     Inflasi adalah proses kenaikan harga-harga umum secara terus-menerus selama periode
tertentu. (Nopirin, 1990: 25)
3.     Suatu keadaan dimana terjadi senantiasa turunnya nilai uang.  (Mannullang, 1993: 83)
4.     Inflasi terjadi apabila tingkat harga-harga dan biaya-biaya umum naik, harga beras, bahan
bakar, harga mobil naik, tingkat upah, harga tanah, dan semua barang-barang modal
naik. (Samuelson dan Nordhaus, 1993: 293)
 Penggolongan Inflasi
A.       Berdasarkan Parah Tidaknya Inflasi
·       Inflasi Ringan (Di bawah 10% setahun)
·       Inflasi Sedang
·       Inflasi Berat ( antara 50-100% setahun)
·       Hiper Inflasi (di atas 100% setahun)
Laju Inflasi dapat berbeda antar asatu Negara dengan Negara lainnya atau dalam satu
Negara dalam waktu yang berbeda. Atas dasar besarnya laju Inflasi maka Inflasi dapat di bagi
ke dalam tiga kategori yaitu :
1.     Inflasi merayap (creeping Inflation)
Di tandai dengan laju Inflasi yang rendah (kurang dari 10% pertahun). Kenaikan harga
berjalan secara lambat, dengan persentase yang kecil serta dalam jangka yang relatif lama.
2.     Inflasi Menengah (galloping Inflation)
Ditandai dengan laju Inflasi yang cukup besar dalam waktu yang relatif pendek serta
mempunyai sifat akselerasi (harga dalam waktu mingguan atau bulanan) efeknya terhadap
perekonomian lebih besar daripada Inflasi yang merayap (creeping inflation)
3.     Inflasi tinggi (Hyper inflation)
Merupakan Inflasi yang paling parah akibatnya harga-harga naik sampai 5 atau 6 kali
lipat. Masyarakat tidak lagi berkeinginan untuk menyimpan uang sebab nilai uang merosot
dengan tajam sehingga perputaran uang semakin cepat dan harga naik secara akselerasi.
Biasanya keadaan ini timbul apabila pemerintah mengalami defisit anggaran belanja yang
dibelanjakan dan ditutupi dengan mencetak uang.
B.       Berdasar Sebab musabab awal dari Inflasi
·         Demand Inflation, karena permintaan masyarakat akan berbagai barang terlalu kuat
·         Cost Inflation, karena kenaikan biaya produksi
a.     Inflasi permintaan (Demand Inflasi),  yang timbul karena permintaan masyarakat akan
berbagai barang bertambah terlalu kuat akibat tingkat harga umum naik (misalnya karena
bertambahnya pengeluaran perusahaan).
b.     Inflasi biaya (cost-Push inflation), Inflasi jenis ini timbul karena kenaikan ongkos produksi.
Inflasi ini dikenal dengan istilah cost-push inflation atau supply inflation. Untuk lebih
jelasnya simak baik-baik kurva di atas. Apabila ongkos produksi ini misalnya disebabkan
kenaikan harga alat-alat produksi yang didatangkan dari luar negeri atau kenaikan bahan
mentah maupun bahan baku.
c.     Inflasi campuran
Kedua mmacam Inflasi yang telah dijelaskan di atas jarang sekali di jumpai dalam praktik
sehari-hari. Pada umumnya, Inflasi yang terjadi di berbagai negara merupakan campuran dari
kedua macam Inflasi tersebut. Inflasi campuran merupakan campuran antara Inflasi
permintaan (demand-pull inflation) dan Inflasi biaya (cost-push inflation).

 Faktor-faktor Penyebab Timbulnya Inflasi


1.     Jumlah uang beredar
Menurut sudut pandang kaum moneteris jumlah uang beredar adalah faktor utama yang
di tuding sebagai penyebab timbulnya Inflasi di setiap Negara berkembang, tidak terkecuali di
Indonesia. Di Indonesia jumlah uang beredar ini lebih banyak diterjemahkan dalam konsep
narrow money (MI). Hal ini terjadi karena masih adanya tanggapan, bahwa uang dikuasai
hanya merupakan bagian dari likuiditasi perbankan.
Sejak tahun 1976 presentase uang kuartal yang beredar (48,7%) lebih kecil daripada
presentase jumlah uang giral yang beredar (51,3%).sehingga mengindikasikan bahwa telah
terjadi proses modernisasi di sektor moneter Indonesia juga mengindikasikan bahwa semakin
sulitnya proses pengendalian jumlah uang beredar di Indonesia, dan semakin meluasnya
moneterisasi dalam kegiatan perekonomian subsisten, akibatnya memberikan kecenderungan
meningkatnya laju Inflasi.
Menurut data yang dihimpun dalam Laporan Bank Dunia menunjukan laju
pertumbuhan rata-rata jumlah uang beredar di Indonesia pada periode tahun 1980-1992 relatif
tinggi jika dibandingkan dengan Negara-negara ASEAN lainnya (kecuali Filipina).kenaikan
jumlah uang beredar di Indonesia pada tahun 1970-an sampai awal tahun 1980-an lebih
disebabkan oleh pertumbuhan kredit likuiditas dan defisit anggaran belanja pemerintah.
Pertumbuhan ini dapat merupakan efek langsung dari kebijakan Bank Indonesia dalam sector
keuangan (terutama dalam hal penurunan reserve requirement)
2.     Defisit Anggaran Belanja Pemerintah
Seperti halnya yang umum terjadi pada Negara berkembang, anggaran belanja
pemerintah Indonesia pun sebenarnya mengalami defisit, meskipun Indonesia menganut
prinsip anggaran berimbang. Defisitnya anggaran belanja ini banyak sekali disebabkan oleh
hal-hal yang menyangkut keterangan struktural ekonomi Indonesia, yang acap kali
menimbulkan kesenjangan antara kemauan dan kemampuan untuk membangun. Selama
pemerintahan Orde lama defisit anggaran belanja ini acapkali di biaya dari dalam negeri
dengan cara melakukan pencetakan uang baru, mengingat orientasi kebijaksanaan
pembangunan ekonomi yang inward looking policy, sehingga menyebabkan tekanan Inflasi
yang hebat, tetapi sejak era Orde Baru, defisit anggaran belanja ini di tutup dengan pinjaman
luar negeri yang nampaknya relatif aman terhadap tekanan Inflasi.
Dalam era pemerintahan Orde baru, kebutuhan terhadap percepatan pertumbuhan
ekonomi yang telah dicanangkan sejak Pembangunan Jangka Panjang, menyebabkan
kebutuhan dana untuk melakukan pembangunan sangat besar. Dengan mengingat bahwa
potensi mobilisasi dana pembangunan dari masyarakat (baik dari sektor tabungan masyarakat
maupun pendapatan pajak) di dalam negeri pada saat itu yang sangat terbatas (belum
berkembang), juga kemampuan sector swasta yang terbatas dalam melakukan pembangunan,
menyebabkan pemerintah harus berperan sebagai motor pembangunan. Hal ini menyebabkan
pos pengeluaran APBN menjadi lebih besar daripada penerimaan rutin.
Artinya, peran pengeluaran pemerintah dalam investasi tidak dapat di imbangi dengan
penerimaan, sehingga menimbulkan kesenjangan antara pengeluaran dan penerimaan Negara,
atau dapat dikatakan telah defisit struktural dalam keuangan Negara. Pada saat terjadinya oil
booming, era tahun 70-an, pendapatan pemerintah di sector migas meningkat pesat, sehingga
jumlah uang primer pun semakin meningkat. Hal ini menyebabkan kemampuan pemerintah
untuk berekspansi investasi di dalam negeri semakin meningkat. Dengan kondisi tingkat
pertumbuhan produksi domestic yang relatif lebih lamban akibat kapasitas produksi nasional
yang masih berada dalam keadaan under-employment, peningkatan permintaan (investasi)
pemerintah menyebabkan terjadi relokasi sumberdaya dari masyarakat ke pemerintah, seperti
yang terkonsep dalam analisis Keynes tentang Inflasi. Hal inilah yang menyebabkan
timbulnya tekanan Inflasi.
Tetapi, sejak berubahnya orientasi ekspor Indonesia ke komoditi non migas, sejalan
dengan merosotnya harga minyak bumi di pasar ekspor (sejak 1982), menyebabkan
kemampuan pemerinntah untuk membiayai pembangunan nasional semakin berkurang pula,
sehingga pemerintah tidak dapat lagi mempertahankan posisinya sebagai penggerak (motor)
pembangunan. Dengan kondisi seperti ini, menyebabkan secara bertahap peran sebagai
penggerak utama pembangunan nasional, dengan demikian sumber tekanan Inflasi pun
beralih dari pemerintah ke non pemerintah (swasta).
Tekanan Inflasi pada periode ini lebih di sebabkan oleh meningkatnya tingkat
agresifitas sektor swasta dalam melakukan ekspansi usaha, yang didukung oleh
perkembangan sektor perbankan yang semakin ekspansif pula. Dengan kondisi sumberdaya
modal domestic yang masih saja relatif terbatas, maka pinjaman luar negeri yang sifatnya
komersial maupun non komersial pun semakin meningkat. Peran pemerintah ini dapat
dimaklumi karena kemampuan swasta nasional dalam pembangunan infrastruktur ekonomi
masih sangat terbatas.

Efek Yang Ditimbulkan Dari Inflasi


1.     Efek terhadap pendapatan (Equity Effect)
Efek terhadap pendapatan sifatnya tidak merata, ada yang dirugikan tetapi ada pula yang di
untungkan dengan adanya Inflasi. Seseorang yang memperoleh pendapatan tetap akan
dirugikan oleh adanya Inflasi. Misalnya seorang yang memperoleh pendapatan tetap Rp.
500.000,00 per tahun sedang laju Inflasi sebesar 10%, akan menderita kerugian penurunan
pendapatan riil sebesar laju Inflasi tersebut, yakni Rp.50.000,00
2.     Efek terhadap efisiensi (Efficiency Effect)
Inflasi dapat pula mengubah pola alokasi faktor-faktor produksi. Perubahan ini dapat terjadi
melalui kenaikan permintaan akan berbagai macam barang yang kemudian dapat mendorong
terjadinya perubahan dalam produksi beberapa barang tertentu sehingga mengakibatkan
alokasi faktor produksi menjadi tidak efisien.
3.     Efek terhadap Output (Output Effect)
Dalam menganalisa kedua efek diatas (Equity dan Efficiency Effect) digunakan suatu
anggapan bahwa output tetap. Hal ini dilakukan supaya dapat diketahui efek Inflasi terhadap
distribusi pendapatan dan efisiensi dari jumlah output tertentu tersebut.
4.     Inflasi dan Perkembangan Ekonomi.
Inflasi yang tinggi tingkatnya tidak akan menggalakan perkembangan ekonomi. Biaya yang
terus menerus naik menyebabkan kegiatan produktif sangat tidak menguntungkan. Maka
pemilik modal biasanya lebih suka menggunakan uangnya untuk tujuan spekulasi. Antara lain
tujuan ini dicapai dengan pembeli harta-harta tetap setiap tanah, rumah dan bangunan. Oleh
karena pengusaha lebih suka menjalankan kegiatan investasi yang bersifat seperti ini,
investasi produktif akan berkurang dan tingkat kegiatan ekonomi menurun. Sebagai akibatnya
lebih banyak pengangguran akan terwujud.
5.     Inflasi dan Kemakmuran masyarakat.
Disamping menimbulkan efek buruk di atas kegiatan ekonomi Negara, Inflasi juga
akan menimbulkan efek-efek berikut kepada individu masyarakat :
a.      Inflasi akan menimbulkan pendapatan riil orang-orang yang berpendapatan tetap.
b.     Inflasi akan mengurangi nilai kekayaan yang berbentuk uang.
c.      Memperburuk pembagian kekayaan.

Cara Mencegah Inflasi


1.     Kebijakan Moneter
Kebijakan ini adalah kebijakan yang berasal dari bank sentral dalam mengatur jumlah uang
yang beredar melalui instrument-instrumen moneter yang dimiliki oleh bank sentral. Melalui
instrument ini diharapkan peredaran uang dapat diatur dan Inflasi dapat di kendalikan sesuai
dengan yang telah ditargetkan sebelumnya. Terdapat tiga kebijakan yang dapat di tempuh
bank sentral dalam mengatur Inflasi :
a.      Kebijakan Diskonto.
Kebijakan diskonto (discount policy) adalah kebijakan bank sentral untuk mempengaruhi
peredaran uanng dengan jalan menaikkan dan menurunkan tingkat bunga. Kaitannya dengan
bank syari'ah yaitu dengan jalan menaikkan dan menurunkan tingkat nisbah bagi hasil.
a.      Operasi Pasar Terbuka. 
Yaitu dengan jalan membeli dan menjual surat-surat berharga.
b.     Kebijakan Persediaan Kas (cash ratio policy).
Yaitu kebijakan bank sentral untuk mempengaruhi peredaran uang dengan jalan
menaikkan dan menurunkan presentasi persediaan kas dari bank.
2.     Kebijaksanaan Fiskal
Kebijaksanaan fiskal menyangkut pengaturan tentang pengeluaran pemerintah serrta
perpajakan yang secara langsung dapat mempengaruhi permintaan total dan dengan demikian
akan mempengaruhi harga. Inflasi dapat dicegah melalui penurunan permintaan total.
Kebijakan fiskal yang berupa pengurangan pengeluaran pemerintah serta kenaikan pajak akan
dapat mengurangi permintaan total, sehingga Inflasi dapat ditekan.
3.     Kebijaksanaan Yang Berkaitan Dengan Output.
Kenaikan Output dapat memperkecil laju Inflasi. Kenaikan jumlah output ini dapat
dicapai misalnya dengan kebijaksanaan penurunan bea masuk sehingga impor barang
cenderung meningkat. Bertambahnya jumlah barang didalam negeri cenderung menurunkan
harga.

4.     kebijaksanaan Penentuan Harga dan Indexing.


Ini dilakukan dengan penentuam ceiling harga, serta mendasarkan pada indeks harga tertentu
untuk gaji ataupun upah (dengan demikian gaji/upah secara riil tetap). Kalau indeks harga
naik maka gaji/upah juga dinaikan.

Cara Mengatasi Inflasi


Untuk mengatasi terjadinya Inflasi, bisa dilakukan kebijakan uang ketat meliputi :
1.     Peningkatan tingkat suku bunga
2.     Penjualan surat berharga
3.     Peningkatan cadangan Kas
4.     Pengetatan pemberian kredit
Dalam pemulihan makro ekonomi, tim ekonomi pemerintah harus mampu
menciptakan kestabilan makro ekonomi, dengan menekan inflation rate menjadi single digit,
sekitar 8%. Makro ekonomi yang menyangkut tiga komponen yaitu interest rate, inflation rate
dan exchange rate, yang semuanya saling tergantung dan saling mempengaruhi satu sama
lain. Di sisi lain, dengan diturunkannya BI rate, hal tersebut berpengaruh pada turunnya suku
bunga perbankan dan akan mendorong investor menanamkan investasi lebih banyak.
Aktivitas perekonomian terus berputar. Dengan demikian akan mampu menyerap
tenaga kerja dalam jumlah yang besar secara bertahap, sehingga pendapatan masyarakat akan
ikut naik. Dalam rangka menungkatkan iklim investasi secara nasional guna menanggulangi
dan meningkatkan di sektor riil.

Kurs

A.     Nilai tukar rupiah


Menurut Adiningsih, dkk (1998: 155), nilai tukar rupiah adalah harga rupiah terhadap
mata uang negara lain. Jadi, nilai tukar rupiah merupakan nilai mata uang rupiah yang
ditranslasikan ke dalam mata uang negara lain. Misalnya nilai tukar rupiah terhadap dolar
Amerika, nilai tukar rupiah terhadap Euro, dan lain sebagainya. Kurs merupakan salah satu
indikator yang mempengaruhi aktivitas di pasar saham maupun di pasar uang karena investor
cenderung akan berhati-hati untuk melakukan investasi portofolio.
Kurs merupakan salah satu indikator yang mempengaruhi aktivitas di pasar saham
maupun di pasar uang karena investor cenderung akan berhati-hati untuk melakukan investasi
portofolio.Terdepresiasinya kurs rupiah terhadap mata uang asing khususnya dolar Amerika
memiliki pengaruh yang negatif terhadap ekonomi dan pasar modal (Sitinjak dan Kurniasari,
2003).
Kurs mata uang menunjukkan harga mata uang apabila ditukarkan dengan mata uang
lain. Penentuan nilai kurs mata uang suatu negara dengan mata uang negara lain ditentukan
sebagai mana halnya barang yaitu oleh permintaan dan penawaran mata uang yang
bersangkutan. Hukum ini juga berlaku untuk kurs rupiah, jika demand akan rupiah lebih
banyak daripada suplainya maka kurs rupiah ini akan terapresiasi, demikian pula sebaliknya.
Apresiasi atau depresiasi akan terjadi apabila negara menganut kebijakan nilai tukar
mengambang bebas (free floating exchange rate) sehingga nilai tukar akan ditentukan oleh
mekanisme pasar (Kuncoro, 2001).
Jadi, dapat disimpulkan nilai tukar rupiah adalah suatu perbandingan antara nilai mata
uang suatu negara dengan negara lain. Heru (2008) menyatakan bahwa nilai tukar
mencerminkan keseimbangan permintaan dan penawaran terhadap mata uang dalam negeri
maupun mata uang asing $US. Merosotnya nilai tukar rupiah merefleksikan menurunnya
permintaan masyarakat terhadap mata uang rupiah karena menurunnya peran perekonomian
nasional atau karena meningkatnya permintaan mata uang asing $US sebagai alat pembayaran
internasional. Semkin menguat kurs rupiah sampai batas tertentu berarti menggambarkan
kinerja di pasar uang semakin menunjukkan perbaikan. Sebagai dampak meningkatnya laju
inflasi maka nilai tukar domestic semakin melemah terhadap mata uang asing. Hal ini
mengakibatkan menurunnya kinerja suatu perusahaan dan investasi di pasar modal menjadi
berkurang.

B.     Penentuan Nilai Tukar


Ada beberapa faktor penentu yang mempengaruhi pergerakan nilai tukar, yaitu (Madura,
1993):
1.      Faktor Fundamental
Faktor fundamental berkaitan dengan indikator ekonomi seperti inflasi, suku
bunga,perbedaan relatif pendapatan antar negara, ekspektasi pasar dan intervensi bank sentral.
2.      Faktor Teknis
Faktor teknis berkaitan dengan kondisi permintaan dan penawaran devisa pada saat
tertentu. Apabila ada kelebihan permintaan, sementara penawaran tetap, maka harga valuta
asing akan terapresiasi, sebaliknya apabila ada kekurangan permintaan, sementara penawaran
tetap maka nilai tukar valuta asing akan terdepresiasi.
3.      Sentimen Pasar
Sentimen pasar lebih banyak disebabkan oleh rumor atau berita politik yang bersifat
insidentil, yang dapat mendorong harga valuta asing naik atau atau turun secara tajam dalam
jangka pendek. Apabila rumor atau berita sudah berlalu, maka nilai tukar akan kembali
normal.

C.      Nilai tukar mata uang


Nilai tukar mata uang dibagi menjadi dua yaitu :
·         Nilai tukar nominal, adalah nilai tukar yang ditulis dengan angka nominal. Misalnya US$
1,00=Rp10.000. kurs antara dua Negara adalah yang dinamakan kurs nominal.
·         Nilai tukar Riil atau kurs riil (riil exchange rate) adalah harga relative dari barang-
barang kedua Negara yang menyatakan tingkat dimanakita dapat memperdagangkan barang-
barang dari suatu Negara untuk barang-barang dari suatu Negara untuk barang-barang Negara
lain. Oleh karena itu nilai tukar riil juga disebut terms of trade.

Secara umum dapat dituliskan = Nilai tukar nominal x  Harga barang domestic
Harga barang luar negeri

Nilai tukar riil diantara kedua Negara dihitung dari nilai tukar nominal dan tingkat
harga di kedua Negara.Jika nilai tukar riil adalah tinggi, berarti harga barang-barang luar
negeri relative murah, dan harga barang-barang domestic relatif mahal. Dan sebaliknya, jika
nilai tukar riil rendah, berarti harga barang-barang luar negeri relative mahal, dan harga-harga
barang domestic relative murah.

D.     Sejarah perkembangan kebijakan nilai tukar di Indonesia


Berdasarkan sejarah, negara Indonesia telah menerapkan tiga sistem nilai tukar, yaitu:
1.      Sistem kurs tetap (1970 - 1978)
Sesuai dengan Undang-Undang No.32 Tahun 1964, Indonesia menganut sistem nilai
tukar kurs resmi Rp. 250/dolar Amerika sementara kurs uang lainnya dihitung berdasarkan
nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika. Untuk menjaga kestabilan nilai tukar pada tingkat
yang ditetapkan, Bank Indonesia melakukan intervensi aktif di pasar valuta asing.

2.      Sistem mengambang terkendali (1978 - Juli 1997)


Pada masa ini, nilai tukar rupiah didasarkan pada system sekeranjang mata uang
(basket of currencies). Kebijakan ini diterapkan bersama dengan dilakukannya devaluasi
rupiah pada tahun 1978. Dengan sistem ini, bank Indonesia menetapkan kurs indikasi
(pembatas) dan membiarkan kurs bergerak di pasar dengan spread tertentu. Bank Indonesia
hanya melakukan intervensi bila kurs bergejolak melebihi batas atas atau bawah dari spread.

3.      Sistem kurs mengambang (14 Agustus 1997 - sekarang)


Sejak pertengahan Juli 1997, nilai tukar rupiah terhadap US dolar semakin melemah.
Sehubungan dengan hal tersebut dan dalam rangka mengamankan cadangan devisa yang terus
berkurang maka bank Indonesia memutuskan untuk menghapus rentang intervensi (sistem
nilai tukar mengambang terkendali) dan mulai menganut sistem nilai tukar mengambang
bebas (free floating exchange rate) pada tanggal 14 Agustus 1997. Penghapusan rentang
intervensi ini juga dimaksudkan untuk mengurangi kegiatan intervensi bank Indonesia
terhadap rupiah dan memantapkan pelaksanaan kebijakan moneter dalam negeri.

E.    Sistem Kurs Mata Uang

Menurut Triyono (2008) terdapat lima jenis sistem kurs utama yang berlaku, yaitu:
sistem kurs mengambang (floating exchang rate), kurs tertambat (pegged exchange rate),
kurs tertambat merangkak (crawling pegs),sekeranjang mata uang (basket of currencies), kurs
tetap (fixed exchange rate)

1.      Sistem kurs mengambang


Kurs ditentukan oleh mekanisme pasar dengan atau tanpa adanya campur tangan
pemerintah dalam upaya stabilisasi melalui kebijakan moneter apabila terdapat campur tangan
pemerintah maka sistem ini termasuk mengambang terkendali (managed floating exchange
rate).

2.      Sistem kurs tertambat


Suatu negara menambatkan nilai mata uangnya dengan sesuatu atau sekelompok mata
uang negara lainnya yang merupakan negara mitra dagang utama dari negara yang
bersangkutan, ini berarti mata uang negara tersebut bergerak mengikuti mata uang dari negara
yang menjadi tambatannya.
3.      Sistem kurs tertambat merangkak
Di mana negara melakukan sedikit perubahan terhadap mata uangnya secara periodik
dengan tujuan untuk bergerak ke arah suatu nilai tertentu dalam rentang waktu tertentu.
Keuntungan utama dari sistem ini adalah negara dapat mengukur penyelesaian kursnya dalam
periode yang lebih lama jika dibanding dengan sistem kurs terambat.
4.      Sistem sekeranjang mata uang
Keuntungannya adalah sistem ini menawarkan stabilisasi mata uang suatu negara
karena pergerakan mata uangnya disebar dalam sekeranjang mata uang. Mata uang yang
dimasukan dalam keranjang biasanya ditentukan oleh besarnya peranannya dalam membiayai
perdagangan negara tertentu.
5.      Sistem kurs tetap
Dimana negara menetapkan dan mengumumkan suatu kurs tertentu atas mata
uangnya dan menjaga kurs dengan cara membeli atau menjual valas dalam jumlah yang tidak
terbatas dalam kurs tersebut. Bagi negara yang memiliki ketergantungan tinggi terhadap
sektor luar negeri maupun gangguan seperti sering mengalami gangguan alam, menetapkan
kurs tetap merupakan suatu kebijakan yang beresiko tinggi.

Kurs Pembayaran

Pengertian Neraca Pembayaran


            Adalah catatan yang berisi keseluruhan pembayaran oleh suatu Negara dengan
Negara lain karena adanya pembelian barang atau jasa dan keseluruhan pembayaran
dari Luar Negeri karena adanya penjualan barang atau jasa dalam suatu waktu tertentu
(biasanya satu tahun).

            Pengertian diatas bukan menunjukan modal atau kekayaan tetapi menunjukan


suatu perubahan posisi keuangan internasional suatu Negara terhadap Negara lain.
Posisi keuangan tersebut bukan ditunjukan oleh saldonya tetapi terutama pada
Likuiditas dan Solvabilitasnya yaitu “apakah  posisinya Defisit atau
Surplus”. Transaksi pembelian dan penjualan akan menimbulkan pembayaran dan
penerimaan.

            Segala transaksi yang menimbullkan  pembayaran atau hutang kepada pihak


Luar Negeri dicatat dalam Transaksi Debet sedangkan yang menimbulkan penerimaan
atau tagihan kepada Luar Negeri akan dicatat dalam Transaksi Kredit.

            Sebagaimana dikemukakan dalam Balance Of Payments (BOP)manual edisi


kelima yang diterbitkan tahun 1993,  secara umum neraca pembayaran didefinisikan
sebagai “ a statistical statement that systematically summarizes, for a specific period,
the economic transaction of an economy with the rest of the world”. Dengan kata
lain, “Neraca Pembayaran merupakan suatu catatan yang sistematis mengenai
transaksi ekonomi yang dilakukan oleh penduduk (residen) suatu Negara dengan
penduduk Negara lainya (nonresident) dalam jangka waktu tertentu”.

            Dari definisi tersebut terdapat beberapa pengertian penting yang perlu


diuraikan lebih lanjut, yaitu mengenai catatan yang sistematis, transaksi ekonomi,
pengertian penduduk dan bukan penduduk, serta periode waktu tertentu.

a.       Catatan Sistematis

            Sebagaimana penyusunan neraca perusahaan, Neraca Pembayaran juga


disusun secara sistematis, yaitu dengan mengelompokan transaksi ekonomi secara
berurutan, mulai dari transaksi riil dan transaksi keuangan yang menggambarkan lalu
lintas sumber daya (resources flow) sampai dengan hasil akhir yang menggambarkan
surplus atau deficit keseluruhan transaksi.

b.      Transaksi Ekonomi

            Transaksi ekonomi yang dicatat dalam Neraca Pembayaran merupakan


transaksi yang menimbulkan terjadinya perpindahan kepemilikan asset dan kewajiban
antara penduduk dengan bukan penduduk. Transaksi tersebut meliputi transaksi
barang, jasa, pengahsilan (income), unrequited transfer, yaitu penyediaan barang dan
jasa (real resources) dan atau asset financial tanpa imbalan, seperti pemberian barang
sebagai hadiah atau hibah; serta transaksi yang terkait dengan asset dan kewajiban
financial luar negeri. Transaksi ekonomi sebagaimana dimaksud pada umumnya
melibatkan dua pihak, yaitu penduduk dan bukan penduduk.Namun, transaksi yang
melibatkan sesame penduduk harus pula dicatat dalam Neraca Pembayaran, sepanjang
transaksi tersebut mengakibatkan perpindahan kepemilikan asset dan kewajiban
financial luar negeri antar penduduk dalam sector yang berbeda.Sebagai contoh,
apabila bank sentral menjual devisanya kepada bank komersial, maka telah terjadi
perpindahan kepemilikan asset financial luar negeri dari sector otoritas moneter ke
sector perbankan.

c.       Penduduk

            Pengertian penduduk dalam Neraca Pembayaran berbeda dengan pengertian


penduduk dalam kehidupan sehari-hari. Secara umum, pengertian penduduk suatu
Negara dalam Neraca Pembayaran dapat diartikan sebagai individu atau lembaga baik
pemerintah maupun swasta, yang pusat kegiatan ekonominya (center of economy
interest), seperti kegiatan konsumsi dan produksi, dilakukan di Negara yang
bersangkutan. Penentuan status penduduk berdasarkan pusat kegiatan ekonomi
sebagaimana dimaksud di atas dapat dilakukan dengan memperhatikan domisili
individu atau lembaga di suatu Negara, yaitu sekurang-kurangnya satu tahun.Dengan
demikian, pengertian penduduk dalam Neraca Pembayaran berbeda dengan
pengertian penduduk dalam kehidupan sehari-hari yang biaasanya didasarkan status
kewarganegaraanya.

d.      Periode waktu tertentu

            Periode waktu pencatatan Neraca Pembayaran biasanya dalam kurun waktu


satu tahun namun masing-masing Negara dapat menyusunnya dalam periode
triwulanan atau semesteran.

            Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pencatatan Neraca Pembayaran


menggunakan konsep flows bukan stocks karena cakupan transaksi ekonomi
internasional yang dicatat terjadi dalam suatu cakupan waktu tertentu. Mengingat
pencatatan transaksi berdasarkan konsep flows, maka penyajian Neraca Pembayaran
dalam tahunan, semesteran atau triwulanan masing-masing menggambarkan transaksi
selama 12 bulan, 6 bulan atau 3 bulan dari tahun yang bersangkutan.

Macam-macam Transaksi Dalam Neraca Pembayaran


            Transaksi dalam neraca pembayaran dapat dibedakan dalam dua macam
transaksi adalah sebagai berikut:

a.       Transaksi debet

            Yaitu transaksi yang menyebabkan mengalirnya arus uang (Devisa) dari dalam
negeri ke luar negeri. Transaksi ini disebut transaksi negatif (-), yaitu transaksi yang
menyebabkan berkurangnya posisi cadangan devisa.

Ciri ciri transaksi debet yaitu :

1.      Diberi tanda minus (-) ini menunjukan bahwa negara yang mempunyai neraca
pembayaran telah “menerima sesuatu” dari Luar Negeri .

2.      Adanya pengurangan Devisa karena pembayaran ke Luar Negeri

3.      Adanya tagihan-tagihan tunai yang harus dibayarkepada Luar Negeri.

4.      Kewajiban-kewajiban untuk melakukan pembayaran kepada Luar Negeri.

b.      Transaksi kredit

            Yaitu transaksi yang menyebabkan mengalirnya arus uang (devisa) dari luar
negeri ke dalam negeri. Transaksi ini disebut juga transaksi positif (+), yaitu transaksi
yang menyebabkan bertambahnya posisi cadangan devisa negara.

Ciri ciri transaksi kredit


1.      Diberi tanda plus (+) ini menunjukan bahwa negara yang mempunyai neraca
pembayaran telah “mengirimkan sesuatu”  ke Luar Negeri.

2.      Adanya penambahan Devisa karena menerima tagihan dari Luar Negeri

3.      Adanya tagihan-tagihan tunai yang harus dibayar oleh Luar Negeri

4.      Bertambahnya hak untuk menerima pembayaran dari luar Negeri.

Bentuk Umum Neraca Pembayaran


                 Pendapatan yang berkaitan dengan neraca pembayaran

a.       PDB/GDP (Produk Domestik Bruto/Gross Domestik Product)

            Produk Domestik Bruto adalah jumlah produk berupa barang dan jasa yang
dihasilkan oleh unit produksi dalam batas wilayah suatu negara selama satu
tahun.Dalam perhitungannya, termasuk juga hasil produksi dan jasa yang dihasilkan
oleh perusahaan/orang asing yang beroperasi di wilayah yang bersangkutan.

b.      PNB/GNP (Produk Nasional Bruto/Gross Nasional Product)

            PNB adalah seluruh nilai produk barang dan jasa yang dihasilkan masyarakat
suatu negara dalam periode tertentu, selama satu tahun, yang meliputi barang dan jasa
yang dihasilkan oleh masyarakat negara tersebut yang berada di luar negeri.

GNP = GDP – Produk netto terhadap luar negeri

c.       Pendapatan per Kapita

            Pendapatan perkapita adalah besarnya pendapatan rata-rata penduduk di suatu


negara.Pendapatan perkapita didapatkan dari hasil pembagian pendapatan
nasional suatu negara dengan jumlah penduduk negara tersebut.Pendapatan perkapita
juga merefleksikan PDB perkapita.

d.      Pendapatan Nasional

            Pendapatan nasional adalah merupakan jumlah seluruh pendapatan yang


diterima oleh masyarakat dalam suatu negara selama satu tahun.

Komponen Neraca Pembayaran


            Berdasarkan neraca pembayaran kita dapat mengetahui bahwa neraca dibagi
ke dalam beberapa transaksi ekonomi internasional. Secara garis besar transaksi
ekonomi internasional (luar negeri) atau pos-pos dasar suatu negara dapat dibedakan
sebagai berikut :

a.       Transaksi Dagang (Trade Account)


            Transaksi dagang adalah semua transaksi ekspor dan impor barang-barang
(merchandise) dan jasa-jasa.Transaksi dagang dibedakan menjadi transaksi barang
(visible trade) yang merupakan transaksi ekspor dan impor barang dagangan, dan
transaksi jasa (invisible trade) yang merupakan transaksi eskpor dan impor jasa.Untuk
transaksi ekspor dicatat di sisi kredit, sedangkan transaksi impor dicatat di sisi debit.

b.      Transaksi Pendapatan Modal (Income on Investment)

            Transaksi pendapatan modal adalah semua transaksi penerimaan atau


pendapatan yang berasal dari penanaman modal di luar negeri serta penerimaan
pendapatan modal asing di negeri kita. Pendapatan tersebut dapat berupa bunga,
dividen, dan keuntungan lain. Penerimaan bunga dan dividen merupakan transaksi
kredit, sedangkan pembayaran bunga dan dividen kepada penduduk negara asing
merupakan transaksi debit.

c.       Transaksi Unilateral (Unilateral Transaction)

            Transaksi unilateral adalah transaksi sepihak atau transaksi satu arah, artinya
transaksi tersebut tidak menimbulkan kewajiban untuk membayar atas barang atau
bantuan yang diberikan.Berikut ini yang tergolong dalam transaksi unilateral adalah
hadiah (gift), bantuan (aid), dan transfer unilateral. Apabila suatu negara memberi
hadiah atau bantuan ke negara lain, maka transaksi ini termasuk transaksi debit.
Sebaliknya, jika suatu negara menerima hadiah atau bantuan dari negara lain,
termasuk dalam transaksi kredit.

d.      Transaksi Penanaman Modal Langsung (Direct Investment)

            Transaksi penanaman modal langsung adalah semua transaksi yang


berhubungan dengan jual beli saham dan jual beli perusahaan yang dilakukan oleh
penduduk suatu Negara dengan penduduk negara lain. Apabila terjadi pembelian
saham atau perusahaan dari tangan penduduk negara lain, maka pos direct investment
didebit, dan bila terjadi penjualan saham atau penduduk asing yang mendirikan
perusahaan di wilayah kekuasaannya, maka pos ini dikredit.

e.       Transaksi Utang Piutang Jangka Panjang (Long Term Loan)

            Transaksi utang piutang jangka panjang adalah semua transaksi kredit jangka
panjang yang pembayarannya lebih dari satu tahun.Sebagai contoh transaksi
penjualan obligasi kepada penduduk negara lain, menerima pembayaran kembali
pinjaman-pinjaman jangka panjang yang dipinjamkan kepada penduduk negara lain,
atau mendapatkan pinjaman jangka panjang dari negara lain, maka pos ini dicatat di
sebelah kredit, dan bila terjadi transaksi pembelian obligasi atau lainnya yang
berkaitan dengan utang piutang jangka panjang, maka pos ini dicatat di sebelah debit.
f.       Transaksi Utang-piutang jangka pendek (Short Term Capita1)

            Transaksi utang piutang jangka pendek adalah semua transaksi utang piutang
yang jatuh temponya tidak lebih dari satu tahun. Transaksi ini umumnya terdiri atas
transaksi penarikan dan pembayaran surat-surat wesel.

g.      Transaksi Lalu Lintas Moneter (Monetary Acomodating)

            Transaksi lalu lintas moneter adalah pembayaran terhadap transaksi-transaksi


pada current account (transaksi perdagangan, pendapatan modal, dan transaksi
unilateral) dan investment account (transaksi penanaman modal langsung, utang
piutang jangka pendek, dan utang piutang jangka panjang). Apabila jumlah
pengeluaran current account dan investment account lebih besar daripada
penerimaannya, maka perbedaan tersebut merupakan defisit yang harus ditutup
dengan saldo kredit monetary acomodating.

            Dari transaksi tersebut, maka transaksi ekonomi internasional dikelompokkan


menjadi tiga bagian, yaitu:

a.       Transaksi Berjalan (Current Account)

            Transaksi berjalan adalah semua transaksi ekspor dan impor barang-barang


dan jasa-jasa. Secara umum meliputi: transaksi perdagangan, transaksi pendapatan
modal dan transaksi unilateral.

b.      Neraca Modal (Capital Account)

            Neraca modal adalah neraca yang menunjukkan perubahan dalam harta


kekayaan (asset) suatu negara di luar negeri dan aset asing di suatu negara, di luar aset
cadangan pemerintah. Neraca modal meliputi: transaksi penanaman modal langsung,
transaksi utang piutang jangka panjang dan transaksi utang piutang jangka pendek.

c.       Selisih yang Belum Diperhitungkan (Error and Omissions)=

            Selisih yang belum diperhitungkan merupakan rekening penyeimbang apabila


nilai transaksi-transaksi kredit tidak sama persis dengan nilai transaksi debit. Dengan
adanya rekening selisih perhitungan ini, maka jumlah total nilai transaksi kredit dari
suatu Neraca Pembayaran Internasional (NPI) akan selalu sama dengan transaksi
debitnya.

            Menurut para ahli ekonomi komponen neraca pembayaran  dikelompokan


menjadi lima bagian, yaitu:

a.       Neraca  Barang
            Mencatat transaksi dagang berupa (visible trade) ini meliputi kegiatan Ekspor
dan Impor barang (komoditas) Pada sisi Debet dicatat Impor barang dan pada pada
sisi Kredit dicatat Ekspor barang.

b.      Neraca Jasa

            Mencatat transaksI dagang berupa jasa (invisible trade) , ini meliputi segala
jasa yang diselenggarakan untuk dan oelh Luar Negeri Pada sisi Debet mencatat
segala jasa yang diterima dari Luar Negeri atau  jasa yang diselenggarakan/diberikan
oleh Luar Negeri.Sedangkan pada sisi Kredit  mencatat segala jasa yang diberikan
kepada Luar Negeri atau jasa yang diselenggarakan untuk Luar Negeri.

c.       Neraca Pendapatan Modal

            Neraca pendapatan modal atau hasil-hasil modal terdiri atas bunga,deviden,


upah tenaga kerja asing, bantuan atau hadiah   

Hal-hal yang dicatat pada sisi debet yaitu  :

1.      Bunga yang dibayarka ke Luar Negeri atas penanaman modal asing (dalam bentuk
obligasi) yang telah diterima

2.      Deviden yang dibayarkan ke Luar Negeri atas penanaman modal asing (dalam
bentuk saham) yang telah diterima.

3.      Bantuan/hadiah (grants) yang diberikan, upah tenaga kerja asing yang


dibayarkan .           

                  Sedangkan pada sisi kredit dicatat tentang penerimaan bunga,         deviden


dan keuntungan atas penanaman modal di Luar Negeri, termasuk        juga
penerimaan upah tenaga kerja kita dari Luar Negeri

a.       Neraca Modal

            Neraca modal yang terdiri atas  pinjaman/kredit, pembelian/penjualan effect


(surat surat berharga)

Pada sisi debet dicatat tentang:

            Pinjaman atau kredit yang diberikan kepada luar negeri dan ditulis tanda
minus (-) sebab negara yang bersangkutan (yang  membuat neraca pembayaran)
“menerima surat hutang” dari luar negeri, yang berarti bahwa pihak luar
negeri  menyatakan kesanggupan akan mengembalikan  pinjamannya pada suatu
tanggal  jatuh tempo yang telah ditentukan. Pembelian surat-surat berharga (effect)
seperti saham dan obligasi dari luar negeri.

Sedangkan pada sisi kredit dicatat tentang :


            Pinjaman atau kredit yang diterima dari luar negeri dan ditulis tanda plus (+)
sebab negara yang bersangkutan (yang membuat neraca pembayaran) sebenarnya
“mengirim surat hutang”  ke luar negeri, yang berarti bahwa pihak yang
bersangkutan  (yang membuat neraca pembayaran) menyatakan kesanggupannya akan
mengembalikan pinjamannya pada suatu tanggal jatuh tempo yang telah ditentukan.

penjualan surat surat berharga (effect) kepada luar negeri

b.      Neraca Moneter

            Pada neraca ini mencangkup perubahan-perubahan cadangan devisa baik yang


berupa stock emas maupun berupa mata uang keras serta posisinya terhadap
internastional monetery fund.

            Pada neraca ini dicatat transaksi – transaksi yang merupakan “neraca


pamungkas/penyelesaian” dari transaksi yang terdapat di neraca barang, neraca jasa,
neraca pendapatn modal, dan neraca modal.

            Neraca moneter atau lalu lintas moneter sebenarnya merupakan neraca


saldooleh sebab itu tanda minus (-) berarti pertambahan cadangan devisa, seperti
stock emas, mata uangb keras termasuk special drawing right(aset cadangan
internasional).  sedangkan tanda plus (+) berarti pengurangan cadamgam devisa.

            Pertambahan cadangan devisa dengan tanda minus (-) dan pengurangan


cadangan devisa dengan tanda plus (+) hanya berlaku di dalam neraca moneter saja
sedangkan pada neraca yang lain belaku seperti ciri ciri pada transaksi debet dan
kredit  yang sudah disebutkan sebelumnya.

Mekanisme Neraca Pembayaran


            Terdapat tiga mekanisme atau proses penting yang menyangkut neraca
pembayaran internasional, yaitu sebagai berikut.

a.       Penyesuaian melalui perubahan harga-harga atau mekanisme harga (price effects).

b.      Penyesuaian melalui perubahan pendapatan nasional atau mekanisme pendapatan


(income effects).

c.       Penyesuaian melalui perubahan stok uang atau mekanisme moneter (real balance
effects).

Defisit dan Surplus Neraca Pembayaran


            Dalam neraca pembayaran terdapat kemungkinan terjadinya surplus dan
defisit.Adapun defisit terjadi apabila jumlah ekspor lebih kecil daripada impor,
sedangkan apabila jumlah ekspor lebih besar daripada impor posisi neraca
pembayaran menunjukkan surplus. Neraca pembayaran suatu negara juga dapat
dikatakan seimbang apabila stok nasional (cadangan devisa) tidak berubah dan tidak
ada aliran modal/pinjaman akomodatif.

            Defisit atau surplus neraca pembayaran yang terjadi pada suatu negara
dikarenakan oleh komponen berikut:

a.       Stok Nasional

            Jika terjadi penurunan stok nasional berarti defisit, dan jika terjadi kenaikan
stok nasional berarti surplus.

b.      Pinjaman Akomodatif

            Pinjaman yang masuk karena berkaitan dengan adanya kelebihan impor berarti
merupakan bagian dan defisit, sedangkan pinjaman yang masuk atas kemauannya
sendiri (pinjaman otonom) tidak memengaruhi defisit.

c.       Defisit total

            adalah besarnya penurunan stok nasional  ditambah pinjaman akomodatif.

Pengaruh Neraca Pembayaran terhadap Perekonomian Negara


            Sebagaimana kamu ketahui, bahwa neraca pembayaran suatu negara mencatat
semua transaksi negara tersebut dengan luar negeri. Adapun dampak neraca
pembayaran terhadap perekonomian adalah sebagai berikut :

a.       Perubahan Kurs Devisa

            Jika neraca pembayaran defisit, maka kurs valuta asing mengalami kenaikan
dan kurs rupiah mengalami penurunan.Dan bila terjadi surplus, maka kurs valuta
asing mengalami penurunan dan kurs rupiah mengalami kenaikan.

b.      Perubahan Harga

            Jika ekspor lebih besar daripada impor berarti barang yang ada di dalam negeri
sangat laku terjual di luar negeri, maka harga barang dalam negeri menjadi
meningkat.

c.       Perubahan Tingkat Pendapatan

            Ekspor merupakan komponen pendapatan nasional, sehingga berubahnya nilai


ekspor akan mengakibatkan berubahnya pendapatan nasional.

d.      Perubahan Tingkat Bunga

            Jika investasi dari luar negeri banyak mengalir ke dalam negeri, maka tingkat
bunga yang berlaku rendah karena hubungan antara tingkat bunga dengan tingkat
investasi adalah berbanding terbalik.Sebaliknya, jika investasi yang terjadi menurun,
maka tingkat bunga yang berlaku tinggi.

Kegunaan  Neraca Pembayaran


                  Neraca mempunyai fungsi atau kegunaan yaitu sebagai berikut :

a.       Sebagai alat pembukuan, pemerintah perlu mengambil keputusan yang tepat dalam
perdagangan internasional, hal ini mencakup jumlah barang dan jasa yang keluar atau
masuk dalam batas wilayah negaranya serta untuk memperoleh keterangan-
keterangan mengenai anggaran alat pembayaran luar negeri.

b.      Sebagai alat pengukur kondisi ekonomi suatu negara. Dilihat dari pengaruh
transaksi luar negeri terhadap pendapatan nasional negara tersebut.

c.       Merupakan alat untuk memperoleh informasi mengenai perdagangan internasional.

d.      Sebagai alat untuk membandingkan pos-pos dalam neraca pembayaran negara


tersebut dengan negera lain.

e.       Sebagai alat kebijakan moneter suatu negara.

f.       Mengetahui posisi keuangan internasional di suatu negara

g.      Sebagai salah satu indikator yang akan dipertimbangkan oleh imf atau negara donor
untuk memberikan bantuan  keuangan

h.      Sebagai slah satu indikator fundamental ekonomi suatu negara selain inflasi, GDP
dan sebagainya.

            Neraca pembayaran sangat berguna untuk menunjukkan struktur dan


komposisi transaksi ekonomi dan posisi keuangan internasional dari suatu negara.Tak
hanya itu, BOP juga digunakan sebagai suatu indikator dalam mempertimbangkan
pemberian bantuan kepada suatu negara. Jika dibandingkan dengan indikator lainnya
seperti laju pertumbuhan PDB, tingkat pendapatan per kapita, inflasi, suku bunga, dan
nilai tukar mata uang domestik maka BOP merupakan salah satu indikator yang
fundamental.

            BOP terdiri dari tiga neraca saldo, yakni saldo neraca transaksi berjalan (TB),
saldo neraca modal (CA), dan saldo neraca moneter (MA). Saldo TB adalah jumlah
saldo dari neraca perdagangan (NP) yang mencatat nilai ekspor (X) dan impor(M)
barang, jasa (NJ), yang mencatat X dan M jasa termasuk pembayaran / pendapatan
royalti dan bunga deposito, transfer keuntungan bagi investor asing, pembayaran
bunga cicilan utang luar negeri (ULN), dan kiriman uang masuk dari tenaga kerja
Indonesia (TKI) di luar negeri.
            CA adalah neraca yang mencatat arus modal (K) jangka pendek dan jangka
panjang yang masuk dan keluar, yang terdiri atas K pemerintah neto dan lalu lintas K
swasta neto.K pemerintah neto adalah selisih antara pinjaman yang baru didapat pada
periode sebelumnya yang sudah jatuh tempo. Sedangkan lalu lintas K swasta neto
adalah selisih antara dana investasi (I) masuk, pinjaman swasta dari luar negeri, dan
pelunasan utang pokok swasta dan dana I ke luar negeri.

            Dana I terdiri dari dua macam, yaitu I langsung atau disebut juga I jangka
panjang atau penanaman modal asing (PMA). Sedangkan dana I tidak langsung atau
jangka pendek adalah investasi portofolio (IP). Dalam cara pencatatannya modal M
dan arus masuk K dianggap sebagai keuntungan bagi negara yang bersangkutan. Oleh
karena itu,  berada di transaksi kredit (positif), sedang arus K keluar (kerugian) dicata
sebagai transaksi debit (negatif).

            MA adalah neraca yang mencatat perubahan cadangan devisa (CD)


berdasarkan arus devisa yang masuk ke dan keluar dari suatu negara dalam suatu
periode tertentu. Perubahan CD diperoleh dari penjumlahan saldo TB dan saldo CA,
jadi bukan CD yang dicata secara resmi, yang disebut dengan neraca cadangan (RA).
Relasi antara BOP, dan CD atau RA adalah:

CD = BOP = TB + CA

Kemiskinan

Dari berbagai sudut pandang tentang pengertian kemiskinan, pada dasarnya bentuk
kemiskinan dapat dikelompokkan menjadi tiga pengertian, yaitu:

1. Kemiskinan Absolut. Seseorang dikategorikan termasuk ke dalam golongan miskin absolut


apabila hasil pendapatannya berada di bawah garis kemiskinan, tidak cukup untuk memenuhi
kebutuhan hidup minimum, yaitu: pangan, sandang, kesehatan, papan, dan pendidikan.

2. Kemiskinan Relatif. Seseorang yang tergolong miskin relatif sebenarnya telah hidup di atas
garis kemiskinan tetapi masih berada di bawah kemampuan masyarakat sekitarnya.

3. Kemiskinan Kultural. Kemiskinan ini berkaitan erat dengan sikap seseorang atau
sekelompok masyarakat yang tidak mau berusaha memperbaiki tingkat kehidupannya
sekalipun ada usaha dari pihak lain yang membantunya.

Keluarga miskin adalah pelaku yang berperan sepenuhnya untuk menetapkan tujuan,
mengendalikan sumber daya, dan mengarahkan proses yang mempengaruhi kehidupannya.
Ada tiga potensi yang perlu diamati dari keluarga miskin yaitu:
1. Kemampuan dalam memenuhi kebutuhan dasar, contohnya dapat dilihat dari aspek
pengeluaran keluarga, kemampuan menjangkau tingkat pendidikan dasar formal yang
ditamatkan, dan kemampuan menjangkau perlindungan dasar.

2. Kemampuan dalam melakukan peran sosial akan dilihat dari kegiatan utama dalam mencari
nafkah, peran dalam bidang pendidikan, peran dalam bidang perlindungan, dan peran dalam
bidang kemasyarakatan.

3. Kemampuan dalam menghadapi permasalahan dapat dilihat dari upaya yang dilakukan
sebuah keluarga untuk menghindar dan mempertahankan diri dari tekanan ekonomi dan non
ekonomi.

Kemiskinan merupakan masalah yang ditandai oleh berbagai hal antara lain rendahnya
kualitas hidup penduduk, terbatasnya kecukupan dan mutu pangan, terbatasnya dan
rendahnya mutu layanan kesehatan, gizi anak, dan rendahnya mutu layanan pendidikan.
Selama ini berbagai upaya telah dilakukan untuk mengurangi kemiskinan melalui penyediaan
kebutuhan pangan, layanan kesehatan dan pendidikan, perluasan kesempatan kerja dan
sebagainya.

Berbagai upaya tersebut telah berhasil menurunkan jumlah penduduk miskin dari 54,2 juta
(40.1%) pada tahun 1976 menjadi 22,5 juta (11.3%) pada tahun 1996. Namun, dengan
terjadinya krisis ekonomi sejak Juli 1997 dan berbagai bencana alam seperti gempa bumi dan
tsunami pada Desember 2004 membawa dampak negatif bagi kehidupan masyarakat, yaitu
melemahnya kegiatan ekonomi, memburuknya pelayanan kesehatan dan pendidikan,
memburuknya kondisi sarana umum sehingga mengakibatkan bertambahnya jumlah
penduduk miskin menjadi 47,9 juta (23.4%) pada tahun 1999. Kemudian pada 5 tahun
terakhir terlihat penurunan tingkat kemiskinan secara terus menerus dan perlahan-lahan
sampai mencapai 36,1 juta (16.7%) di tahun 2004 seperti yang terlihat pada gambar di bawah
ini (catatan: terjadi revisi metode di tahun 1996).

Pemecahan masalah kemiskinan memerlukan langkah-langkah dan program yang dirancang


secara khusus dan terpadu oleh pemerintah dan merupakan tanggung jawab bersama antara
pemerintah dan masyarakat. Penulis ingin menitikberatkan karya ilmiah ini dengan 3 masalah
utama kemiskinan di Indonesia, yaitu: terbatasnya kecukupan dan mutu pangan, terbatasnya
dan rendahnya mutu layanan kesehatan, serta terbatasnya dan rendahnya mutu layanan
pendidikan.

1. Terbatasnya Kecukupan dan Mutu Pangan

Hal ini berkaitan dengan rendahnya daya beli, ketersediaan pangan yang tidak merata, dan
kurangnya dukungan pemerintah bagi petani untuk memproduksi beras sedangkan masyarakat
Indonesia sangat tergantung pada beras. Permasalahan kecukupan pangan antara lain terlihat
dari rendahnya asupan kalori penduduk miskin dan buruknya status gizi bayi, anak balita, dan
ibu.

2. Terbatasnya dan Rendahnya Mutu Layanan Kesehatan

Hal ini mengakibatkan rendahnya daya tahan dan kesehatan masyarakat miskin untuk bekerja
dan mencari nafkah, terbatasnya kemampuan anak dari keluarga untuk tumbuh kembang, dan
rendahnya kesehatan para ibu. Salah satu indikator dari terbatasnya akses layanan kesehatan
adalah angka kematian bayi. Data Susenas (Survai Sosial Ekonomi Nasional) menunjukan
bahwa angka kematian bayi pada kelompok pengeluaran terendah masih di atas 50 per 1.000
kelahiran hidup.

3. Terbatasnya dan Rendahnya Mutu Layanan Pendidikan

Hal ini disebabkan oleh tingginya biaya pendidikan, terbatasnya kesediaan sarana pendidikan,
terbatasnya jumlah guru bermutu di daerah, dan terbatasnya jumlah sekolah yang layak untuk
proses belajar-mengajar. Pendidikan formal belum dapat menjangkau secara merata seluruh
lapisan masyarakat sehingga terjadi perbedaan antara penduduk kaya dan penduduk miskin
dalam masalah pendidikan.

Faktor Penyebab Kemiskinan

Ada dua kondisi yang menyebabkan kemiskinan bisa terjadi, yaitu:

1. Kemiskinan alamiah. Kemiskinan alamiah terjadi akibat sumber daya alam yang terbatas,
penggunaan teknologi yang rendah, dan bencana alam.

2. Kemiskinan buatan. Kemiskinan ini terjadi karena lembaga-lembaga yang ada di


masyarakat membuat sebagian anggota masyarakat tidak mampu menguasai sarana ekonomi
dan berbagai fasilitas lain yang tersedia hingga mereka tetap miskin.

Bila kedua faktor penyebab kemiskinan tersebut dihubungkan dengan masalah mutu pangan,
kesehatan, dan pendidikan maka dapat disimpulkan beberapa faktor penyebab kemiskinan
antara lain:

1. Kurang tersedianya sarana yang dapat dipakai keluarga miskin secara layak misalnya
puskesmas, sekolah, tanah yang dapat dikelola untuk bertani.

2. Kurangnya dukungan pemerintah sehingga keluarga miskin tidak dapat menjalani dan
mendapatkan haknya atas pendidikan dan kesehatan yang layak dikarenakan biaya yang
tinggi
3. Rendahnya minat masyarakat miskin untuk berjuang mencapai haknya karena mereka
kurang mendapat pengetahuan mengenai pentingnya memliki pendidikan tinggi dan
kesehatan yang baik.

4. Kurangnya dukungan pemerintah dalam memberikan keahlian agar masyarakat miskin


dapat bekerja dan mendapatkan penghasilan yang layak.

5. Wilayah Indonesia yang sangat luas sehingga sulit bagi pemerintah untuk menjangkau
seluruh wilayah dengan perhatian yang sama. Hal ini menyebabkan terjadi perbedaan masalah
kesehatan, mutu pangan dan pendidikan antara wilayah perkotaan dengan wilayah yang
tertinggal jauh dari perkotaan.

Kesenjangan Pendapatan

Definisi Kesenjangan Pendapatan


Ketimpangan pendapatan yang terjadi di Indonesia sangat terlihat jelas, dari istilah
yang kayak semakin kaya dan yang miskin semakin miskin. Hal ini sangat berdampak pada
pendapatan tersebut tidak cukup hanya bicara mengenai subsidi modal terhadap kelompok
miskin maupun peningkatan pendidikan ( ketrampilan ) tenaga kerja di Indonesia. Lebih
penting dari itu ,persoalan yang terjadinya sesungguhnya adalah akibat kebijakan
pembangunan ekonomi yang kurang tepat dan bersifat struktural. Maksudnya kebijakan masa
lalu yang begitu menyokong sektor industri dengan mengorbankan sektor lainnya patut
direvisi karena telah mendorong munculnya ketimpangan sektoral yang berujung kepada
kesenjangan pendapatan. Dari perspektif ini agenda mendesak bagi Indonesia adalah
memikirkan kembali secara serius model pembangunan ekonomi yang secara serius model
pembangunan ekonomi yang secara serentak bisa memajukan semua sektor dengan
melibatkan seluruh rakyat sebagai partisipan. Sebagian besar ekonom meyakini bahwa
strategi pembangunan itu adalah modernisasi pertanian dengan melibatkan sektor industri
sebagai unit pengolahnya.
Ketimpangan atau kesenjangan pendapatan adalah menggambarkan distribusi
pendapatan masyarakat di suatu daerah atau wilayah pada waktu tertentu. Kaitan kemiskinan
dengan ketimpangan pendapatan ada beberapa pola yaitu :
a)      Semua anggota masyarakat mempunyai income tinggi ( tak ada miskin) tetapi ketimpangan
pendapatannya tinggi.
b)      Semua anggota masyarakat mempunyai income tinggi ( tak ada miskin) tetapi ketimpangan
pendapatannya rendah ( ini yang paling baik).
c)      Semua anggota masyarakat mempunyai income rendah ( semuanya miskin) tetapi
ketimpangan pendapatannya tinggi.
d)     Semua anggota masyarakat mempunyai income yang rendah (semuanya miskin) tetapi
ketimpangan pendapatannya rendah.
e)      Tingkat income masyaraka bervariasi ( sebagian miskin,sebagian tidak miskin)tetapi
ketimpangan pendapatannya tinggi.
f)       Tingkat income masyarakat bervariasi (sebagian miskin, sebagian tidak miskin)tetapi
ketimpangan  pendapatannya rendah.

2.2 Masalah Dasar

           Di Indonesia pada awal pemerintahan Orde Baru, pemerintah menetapkan


kebijaksanaan pembangunan yang disebut dengan “TRICKLE DOWN EFFECTS” yaitu
bagaimana mencapai laju pertumbuhan ekonomi yang tinggi dalam suatu periode yang relatif
singkat. Pembangunan ekonomi nasional dimulai dari Pulau Jawa (khususnya jawa Barat),
dengan alasan bahwa di Pulau Jawa sudah tersedia infrastruktur, dengan harapan bahwa hasil-
hasil pembangunan itu akan menetes ke sektor dan wilayah lain di Indonesia. Akan tetapi
sejarah menunjukkan bahwa setelah 10 tahun berlalu sejak Pelita I (1969) ternyata efek
tersebut tidak tepat. Perekonomian Indonesia pada 2010 tumbuh 6,1 persen, melampaui target
5,8 persen. Nilai produk domestik bruto naik dari Rp 5.603,9 triliun pada 2009 menjadi Rp
6.422,9 triliun tahun lalu. Namun, pertumbuhan ekonomi ini menimbulkan kesenjangan di
masyarakat. Pengamat ekonomi mengatakan, kelompok masyarakat yang sangat kaya masih
menjadi penyokong utama pertumbuhan ekonomi melalui konsumsi rumah tangga mereka. 
Hal ini sangat jelas bahwa orang yang sangat kaya memegang peranan penting dalam
perekonomian Indonesia.
Pengentasan kesenjangan pendapatan  tetap merupakan salah satu masalah yang
paling mendesak di  Indonesia. Jumlah penduduk Indonesia yang hidup dengan penghasilan
kurang dari AS$2-per hari hampir sama dengan jumlah total penduduk yang hidup dengan
penghasilan kurang dari AS$2- per hari dari semua negara di kawasan Asia Timur kecuali
Cina. Komitmen pemerintah untuk mengentaskan kemiskinan tercantum dalam Rencana
Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) 2005-2009 yang disusun berdasarkan Strategi
Nasional Penanggulangan Kemiskinan (SNPK).  Di samping turut menandatangani Tujuan
Pembangunan Milenium (atau Millennium Development Goals) untuk tahun 2015, dalam
RPJM-nya pemerintah telah menyusun tujuan-tujuan pokok dalam pengentasan kemiskinan
untuk tahun 2009, termasuk target ambisius untuk mengurangi angka kemiskinan dari 18,2
persen pada tahun 2002 menjadi 8,2 persen pada tahun 2009.  Walaupun
angka kesenjangan pendapatan nasional mendekati kondisi sebelum krisis, hal ini tetap berarti
bahwa sekitar 40  juta orang saat  ini hidup di bawah garis kemiskinan. Lagi pula, walaupun
Indonesia sekarang merupakan negara berpenghasilan menengah, proporsi penduduk yang
hidup dengan penghasilan kurang dari AS$2-per hari sama dengan negara-negara
berpenghasilan rendah di kawasan ini, misalnya Vietnam.
Ada  tiga ciri yang menonjol dari kesenjangan pendapatan di  Indonesia.
1.      Banyak  rumah  tangga   yang berada di sekitar garis kemiskinan nasional, yang setara
dengan PPP AS$1,55-per hari, sehingga banyak penduduk yang meskipun tergolong tidak
miskin tetapi rentan terhadap kemiskinan.
2.      Ukuran kemiskinan didasarkan pada pendapatan, sehingga tidak menggambarkan batas
kemiskinan yang sebenarnya. Banyak orang yang mungkin tidak tergolong  (miskin dari segi
pendapatan) dapat dikategorikan sebagai miskin atas dasar kurangnya akses terhadap
pelayanan dasar serta rendahnya indikator-indikator pembangunan  manusia.
3.      Perbedaan antar daerah merupakan ciri mendasar dari kemiskinan di Indonesia.
Banyak penduduk Indonesia rentan terhadap kemiskinan. Angka kemiskinan nasional
sejumlah besar penduduk yang hidup sedikit saja di atas garis kemiskinan nasional. Hampir
42 persen dari seluruh rakyat.
Kemiskinan  dari  segi  non-pendapatan  adalah  masalah  yang  lebih  serius 
dibandingkan  dari kemiskinan dari segi pendapatan. Bidang-bidang khusus yang patut
diwaspadai adalah:
·    Angka gizi buruk (malnutrisi) yang tinggi dan bahkan meningkat pada tahun-tahun terakhir:
seperempat anak di bawah usia lima tahun menderita gizi buruk di  Indonesia,  dengan angka
gizi buruk tetap sama dalam tahun- tahun terakhir kendati telah terjadi penurunan angka
kemiskinan.
·    Kesehatan ibu yang jauh lebih buruk dibandingkan dengan negara-negara di kawasan yang
sama, angka kematian ibu di Indonesia adalah 307 (untuk 100.000 kelahiran hidup), tiga kali
lebih besar dari Vietnam dan enam kali lebih besar dari Cina dan Malaysia hanya sekitar 72
persen persalinan dibantu oleh bidan terlatih.
·    Lemahnya  hasil  pendidikan. Angka melanjutkan  dari  sekolah  dasar  ke  sekolah
menengah masih  rendah, khususnya di antara penduduk miskin: di antara kelompok umur
16-18 tahun pada kuintil termiskin, hanya 55 persen yang lulus SMP, sedangkan angka untuk
kuintil terkaya adalah 89 persen untuk kohor yang sama.
·    Rendahnya akses  terhadap air bersih, khususnya di antara penduduk miskin.   Untuk kuintil
paling  rendah, hanya 48 persen yang memiliki akses air bersih di daerah pedesaan,
sedangkan untuk perkotaan, 78 persen.
·    Akses terhadap sanitasi merupakan masalah sangat penting.  Delapan puluh persen 
penduduk miskin di pedesaan dan 59 persen penduduk miskin di perkotaan tidak memiliki
akses terhadap tangki septik, sementara itu hanya kurang dari satu persen dari seluruh
penduduk  Indonesia yang  terlayani oleh saluran pembuangan kotoran berpipa.
Perbedaan antar daerah yang besar di bidang kemiskinan. Keragaman antar daerah
merupakan ciri khas Indonesia, di antaranya tercerminkan dengan adanya perbedaan antara
daerah pedesaan dan perkotaan. Di pedesaan, terdapat sekitar 57 persen dari orang miskin di
Indonesia yang juga seringkali tidak memiliki akses terhadap pelayanan infrastruktur dasar
hanya sekitar 50 persen masyarakat miskin di pedesaan mempunyai akses terhadap sumber
air bersih, dibandingkan dengan 80 persen bagi masyarakat miskin di perkotaan.  Tetapi yang
penting, dengan melintasi kepulauan Indonesia yang sangat luas, akan ditemui perbedaan
dalam kantong-kantong kemiskinan di dalam daerah itu sendiri.
Studi-studi mengenai distribusi pendapatan di Indonesia pada umumnya
menggunakan data BPS mengenai pengeluaran konsumsi rumah tangga dari Survei Sosial
Ekonomi Nasional (Susenas).
Demikian pula pengertian pendapatan yang artinya pembayaran yang di dapat karena
bekerja atau menjual jasa tidak sama dengan pengertian kekayaan. Kekayaan seseorang bisa
jauh lebih besar dari pada pendapatannya.
Boleh dikatakan bahwa baru sejak akhir 1970-an pemerintah Indonesia ulai
memperlihatkan kesungguhan dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Sejak
saat itu aspek pemerataan dalam trilogi pembangunan semakin di tekankan dan ini
diidentifikasikan dalam delapan jalur pemerataan, sudah banyak program-program dari
pemerintah pusat hingga saat ini mencerminkan upaya tersebut seperti:
a)      Program serta kebijakan yang mendukung pembangunan industri kecil
b)      Rumah tangga dan koperasi
c)      IDT
d)     Program keluarga sejahtera
e)      Program keluarga berencana (kb)
f)       Program makanan tambahan bagi anak sekolah dasar
g)      Program transmigrasi
h)      Peningkatan UMR atau provinsi (UMP)
i)        Jaringan pengamana sosial yang di sponsori bank dunia

2.3 Faktor Penyebab Kesenjangan Pendapatan

Secara teoritis perubahan pola distribusi pendapatan di perdesaan di sebabkan oleh


faktor-faktor berikut:
1. Akibat arus penduduk/L dari perdesaan ke perkotaaan yang selama Orde Baru berlansung
sangat pesat.
2. Struktur pasar dan besarnya distoris yang berbeda di perdesaan dengan perkotaan.
3. Dampak positif dari proses pembanguan ekonomi nasional diantaranya:
a.  Semakin banyaknya kegiatan-kegiatan ekonomi di perdesaan di luar sektor pertanian
seperti industri manufaktur.
b. Tingkat produktivitas dan pendapatan (dalam nilai riil) L di sektor pertanian meningkat.
c.  Potensi SDA ( sumber daya alam) yang ada di perdesaan semakin baik karena di
manfaatkan oleh penduduk desa (pemakain semakin optimal)
Tingkat kesenjangan distribusi pendapatan diIndonesia dapat juga di ukur dengan
metode Bank Dunia, yakni membagi jumlah populasi ke dalam tiga kelompok yakni:
a.    40% berpedapatan rendah
b.    40%  berpendapatan menengah
c.    20 %  berpendapatan tinggi
            Kelompok pertama adalah bagian dari populasi terkaya sedangkan kelompok ke tiga
adalah bagian dari populasi termiskin dan kelompok kedua sering di sebut/ dikatakan sebagai
masyarakat kelas menengah.
            Di Indonesia kemiskinan dan kesenjangan pendapatan merupakan salah satu masalah
besar. Terutama melihat kenyataan bahwa laju penguranag jumlah orang miskin di tanah air
bedasarkan garis kemiskinan yang berlaku jauh lebih lambat dibandingkan laju perekonomian
pertumbuhan ekonomi dalam kurun waktu sejak PELITA I hingga 1997( sebelum krisi
ekonomi).
Adapun indikator – indikator kesenjangan pendapatan antara lain sebagai beikut :
1.      UMR yang ditentukan pemerintah antara pegawai swasta dan pegawai Pemerintah yang
berbeda.
2.       PNS ( golongan atas ) lebih sejahtera dibandingkan petani.
3.       Pertanian kalah jauh dalam menyuplai Produk Domestik Bruto ( PDB ) yang hanya sekitar
9.3 % di tahun 2011, padahal Indonesia merupakan Negara agraris.
Selain itu,penyebab kesenjangan pendapatan di negara Indonesia adalah :
a.       Laju Pertumbuhan Penduduk.
Pertumbuhan penduduk Indonesia terus menigkat di setiap 10 tahun menurut hasil sensus
penduduk.Meningkatnya jumlah penduduk membuat Indonesia semakin terpuruk dengan
keadaan ekonomi yang belum mapan. Jumlah penduduk yang bekerja tidak sebanding dengan
jumlah beban ketergantungan. Penghasilan yang minim ditambah dengan banyaknya beban
ketergantungan yang harud ditanggung membuat penduduk hidup di bawah garis kemiskinan.
b.      Angkatan Kerja, Penduduk yang Bekerja dan Pengangguran.
Secara garis besar penduduk suatu negara dibagi menjadi dua yaitu tenaga kerja dan bukan
tenaga kerja. Yang tergolong tenaga kerja ialah penduduk yang berumur didalam batas usia
kerja. Batasan usia kerja berbeda-beda disetiap negara yang satu dengan yang lain. Batas usia
kerja yang dianut oleh Indonesia ialah minimum 10 tahun tanpa batas umur maksimum. Jadi
setiap orang atau semua penduduk kesenjangan dikatakan lunak,distribusi pendapatan
nasional dikatakan cukup merata.
c.       Tingkat pendidikan yang rendah.
Rendahnya kualitas penduduk juga merupakan salah satu penyebab kemiskinan di suatu
negara. Ini disebabkan karena rendahnya tingkat pendidikan dan tingkat pengetahuan tenaga
kerja. Untuk adanya perkembangan ekonomi terutama industry, jelas sekali dibutuhkan lebih
banyak tenaga kerja yang mempunyai skill atau paling tidak dapat membaca dan menulis.
d.      Kurangnya perhatian dari pemerintah.
Pemerintah yang kurang peka terhadap laju pertumbuhan masyarakat miskin dapat menjadi
salah satu faktor kemiskinan. Pemerintah tidak dapat memutuskan kebijakan yang mampu
mengendalikan tingkat kemiskinan di negaranya. Faktor lain yang masih memperlambat
pencapaian penurunan kemiskinan sebagai berikut :
1.      Belum meratanya program pembangunan,khususnya di pedesaan,luar Pulau Jawa,daerah
terpencil,dan daerah perbatasan. Sekitar 63.5% penduduk miskin hidup di daerah pedesaan.
Kemiskinan diluar  Pulau Jawa termasuk Nusa Tenggara, Maluku dan Papua juga lebih tinggi
dibandingkan di Pulau Jawa. Oleh karena itu, upaya penanganan kemiskinan seharusnya lebih
difokuskan di daerah-daerah tersebut.
2.      Masih terbatasnya akses masyarakat miskin terhadap pelayanan dasar.
3.      Masih besarnya jumlah penduduk yang rentan untuk jatuh miskin,baik karena guncangan
ekonomi,bencana alam,dan juga akibat kurangnya akses terhadap pelayanan dasar dan sosial.
4.      Kondisi kemiskinan sangat dipengaruhi oleh fluktuasi harga kebutuhan pokok. Sehubungan
dengan itu ,upaya penanggulangan kemiskinan melalui stabilitas harga kebutuhan pokok
harus dilakukan secara komprehensif dan terpadu. Hal ini bertujuan agar penanggulangan
kemiskinan,baik di perdesaan maupun perkotaan dapat berjalan secara efektif dan efisien.

2.4  Dampak Kemiskinan dan Cara Mengatasinya.

Kemiskinan merupakan suatu fenomena yang sering ditemui, entah itu di negara maju atau
pun di negara berkembang seperti Indonesia. Banyaknya masalah kemiskinan di Indonesia itu
tentunya disebabkan oleh beberapa faktor pemicu. Dari faktor pemicu inilah akan tercipta
suatu dampak kemiskinan.

Dampak dari kesenjangan pendapatan terhadap masyarakat umumnya begitu banyak dan


kompleks yaitu :
-          Pengangguran
Karena tidak bekerja dan tidak memiliki penghasilan yang sesuai dengan usahanya mereka
tidak mampu memenuhi kebutuhan pangannya. Secara otomatis pengangguran telah
menurunkan daya saing dan beli masyarakat. Sehingga,akan memberikan dampak secara
langsung terhadap tingkat pendapatan,nutrisi,dan tingakt pengeluaraan rata-rata.
-          Kekerasan
Sesungguhnya kekerasan yang terjadi akhir-akhir ini efek dari pengangguran. Karena
seseorang tidak mampu lagi mencari nafkah melalui jalan yang benar dan halal. Ketika tidak
ada lagi jaminan bagi seseorang dapat bertahan dan menjaga keberlangsungan hidupnya maka
jalan pintas pun dilakukan,seperti merampok,menodong,mencuri atau menipu ( dengan cara
mengintimidasi orang lain) didalam kendaraan umum.
-          Pendidikan
Tingkat putus sekolah yang tinggi merupakan fenomena yang terjadi dewasa ini.Mahalnya
biaya pendidikan membuat masyarakat miskin tidak dapat lagi menjangkau dunia sekolah
atau pendidikan. Mereka tidak dapat menjangkau dunia pendidikan yang sangat mahal itu.
Sebab mereka begitu miskin. Untuk makan satu kali sehari saja mereka sudah kesulitan.
Tingginya tingkat putus sekolah berdampak pada rendahnya tingkat pendidikan seseorang.
Dengan begitu akan mengurangi kesempatan seseorang mendapatkan pekerjaan  yang lebih
layak.
-          Kesehatan
Seperti kita ketahui,biaya pengobatan sekarang sangat mahal. Hampir setiap klinik
pengobatan apalagi rumah sakit swasta besar menerapkan tarif atau ongkos pengobatan yang
biayanya melangit. Sehingga ,biayanya tak terjangkau oleh kalangan miskin.
-          Konflik sosial bernuasa SARA
Tanpa bersikap munafik konflik SARA muncul akibat ketidakpuasan dan kekecewaan atas
kondisi miskin yang akut. Hal ini menjadi bukti lain dari kemiskinan yang kita alami. M
Yudhi Haryono menyebut akibat ketiadaan jaminan keadilan”keamanan” dan perlindungan
hukum dari negara,persoalan ekonomi-politik yang obyektif disublimasikan ke dalam
bentrokan identitas yang subjtektif.
Terlebih lagi fenomena bencana alam yang kerap melanda negeri ini yang berdampak
langsung terhadap meningkatnya jumlah orang miskin. Kesemuanya menambah deret panjang
daftar kemiskinan. Dan, semuanya terjadi hampir merata di setiap daerah di Indonesia ,baik di
pedesaan maupun di perkotaan.
Pada prinsipnya, pemerintah dalam program pembangunannya telah menjadikan kemiskinan
sebagai salah satu fokus utamanya. Program umum pemerintah sendiri adalah program
pembangunan yang berfokus pada pengentasan kemiskinan, peningkatan pertumbuhan
ekonomi dan perluasan lapangan kerja.
Banyak kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah untuk dapat mengatasi berbagai macam
masalah kemiskinan dan kesenjangan pendapatan, antara lain adalah sebagai berikut :
1.    Kebijaksanaan tidak langsung
Kebijaksanaan tidak langsung diarahkan pada penciptaan kondisi yang menjamin
kelangsungan setiap upaya penanggulangan kemiskinan. Kondisi yang dimaksudkan antara
lain adalah suasana sosial politik yang tentram, ekonomi yang stabil dan budaya yang
berkembang.
2.    Kebijaksanaan langsung
Kebijaksanaan langsung diarahkan kepada peningkatan peran serta dan produktifitas sumber
daya manusia ,khususnya golongan masyarakat berpendapatan rendah. Melalui penyediaan
kebutuhan dasar seperti sandang,pangan dan papan, kesehatan dan pendidikan, serta
pengembangan kegiatan – kegiaatan sosial ekonomi yang berkelanjutan untuk mendorong
kemandirian golongan masyarakat yang berpendapatan rendah.
Selain dari pihak pemerintah, dari pihak masyarakaat yang bersangkutan pun juga mengatasi
kemiskinan dan kesenjangan pendapatan di negeri ini ,langkah-langkah tersebut adalah :
1.    Usaha individu
Seseorang boleh berusaha untuk menyelesaikan maslah kemiskinan yang dihadapinya oleh
dirinya. Pada lazimnya seseorang itu dapat mengatasi kemiskinan dirinya dengan cara
penerusan pendidikan ke jenjang yang tinggi.
2.    Penyedekahan
Penyedekahan merupakan saru cara yang baik untuk membantu golongan termiskin dalam
masyarakat .Tetapi ia tidak dapat mengatasi masalah kemiskinan  secara keseluruhan.
3.    Pembangunan Ekonomi
Pembangunan ekonomi dengan cara penambahan barang-barang dan perkhidmatan yang
ditawarkan dalam pasaran di sebuah negara, pembangunan ekonomi merupakan cara yang
paling berkesan untuk mengatasi masalah kemiskinan.
4.    Pembangunan Masyarakat
5.    Pasaran Bebas
Jika ada pembangunan ekonomi ada pula pengurangan kemiskinan. Jika KDNK tumbuh
dengan 1% kemiskinan akan dikurangi dengan lebih kurang 1%.
Selain dengan cara –cara diatas , kemiskinan dan kesenjangan pendapatan  juga dapat diatasi
dengan cara sebagai berikut :
1.    Bantuan kemiskinan atau membantu secara langsung kepada orang miskin. Ini telah
menjadi bagian pendekatan dari masyarakat Eropa sejak zaman pertengahan.
2.    Bantuan terhadap keadaan individu. Banyak macam kebijakan yang dijalankan untuk
mengubah situasi orang miskin berdasarkan perorangan termasuk hukuman,pendidikan,kerja
sosial,pencarian krja,dan lain-lain.
3.    Persiapan bagi yang lemah . daripada memaberikan bantuan secara langsung kepada
orang miskin ,banyak negara sejahtera menyediakan bantuan untuk orang yang dikategorikan
sebagai oran g yang lebih miskin, seperti orang tua atau orang dengan ketidakmampuan , atau
keasdaan yang membuat orang miskin, seperti kebutuhan akan perawatan kesehatan.

Pertumbuhan Ekonomi
A. Konsep Pertumbuhan Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi (Economic Growth) adalah perkembangan kegiatan dalam


perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang diproduksikan dalam masyarakat
bertambah dan kemakmuran masyarakat meningkat. Masalah pertumbuhan ekonomi dapat
dipandang sebagai masalah makro ekonomi dalam jangka panjang. Perkembangan
kemampuan memproduksi barang dan jasa sebagai akibat pertambahan faktor-faktor produksi
pada umumnya tidak selalu diikuti oleh pertambahan produksi barang dan jasa yang sama
besarnya.

Pertambahan potensi memproduksi sering kali lebih besar dari pertambahan


produksi yang sebenarnya. Dengan demikian perkembangan ekonomi adalah lebih lambat
dari potensinya. ( Sadono Sukirno;10).

Prof. Simon Kuznets mendefinisikan pertumbuhan ekonomi itu adalah kenaikan


jangka panjang dalam kemampuan suatu negara untuk menyediakan semakin banyak barang
barang ekonomi kepada penduduknya. Kemampuan ini tumbuh sesuai dengan kemajuan
teknologi, penyesuaian kelembagaan, dan ideologi yang diperlukannya

Definisi ini memiliki tiga komponen :


1. Pertumbuhan ekonomi suatu bangsa terlihat dari meningkatnya secara terus-menerus
persediaan barang.
2. Teknologi maju merupakan faktor dalam pertumbuhan ekonomi yang menentukan derajat
kemampuan dalam penyediaan aneka macam barang kepada penduduk; dan kepada penduduk
3. Penggunaan teknologi secara luas dan efisien memerlukan penyesuaan di bidang
kelembagaan dan ideologi sehingga inovasi yang dihasilkan oleh ilmu pengetahuan dapat
dimanfaatkan secara tepat dimanfaatkan
4. Teori pertumbuhan ekonomi sebagai penjelasan mengenai faktor mengenai faktor – faktor
apa yang menentukan kenaikan ouput per kapita dalam jangka panjang, dan mengenai
bagaimana faktor mengenai bagaimana faktor – faktor tersebut berinteraksi faktor satu sama
lain sehingga terjadi proses pertumbuhan.

Dengan kata lain dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan ekonomi adalah proses


perubahan kondisi perekonomian suatu negara secara berkesinambungan menuju keadaan
yang lebih baik selama periode tertentu.
B. Perbedaan dan Persamaan Pertumbuhan Ekonomi dan Pembangunan Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi dapat diartikan juga sebagai proses kenaikan kapasitas


produksi suatu perekonomian yang diwujudkan dalam bentuk kenaikan pendapatan nasional.
Sedangkan pembangunan ekonomi adalah suatu proses kenaikkan pendapatan total dan
pendapatan perkapita dengan memperhitungkan adanya pertambahan penduduk dan disertai
dengan perubahan fundamental dalam struktur ekonomi suatu negara dan pemerataan
pendapatan bagi penduduk suatu negara.

Pembangunan ekonomi tidak dapat lepas dari pertumbuhan ekonomi, pembangunan


ekonomi mendorong pertumbuhan ekonomi, dan sebaliknya pertumbuhan ekonomi
memperlancar proses pembangunan ekonomi.

Perbedaan pertumbuhan ekonomi dan pembangunan ekonomi yaitu :

Pertumbuhan ekonomi :

1. Merupakan proses naiknya produk per kapita dalam jangka panjang

2. Tidak memperhatikan pemerataan pendapatan

3. Tidak memperhatikan pertambahan penduduk

4. Belum tentu dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat

5. Pertumbuhan ekonomi belum tentu disertai dengan pembangunan ekonomi

Pembangunan ekonomi:

1.    Merupakan proses perubahan yang terus menerus menuju perbaikan termasuk usaha
meningkatkan produk per kapita

2. Memperhatikan pemerataan pendapatan termasuk pemerataan pembangunan dan hasil-


hasilnya

3. Memperhatikan pertambahan penduduk

4. Memperhatikan pertambahan penduduk

5. Pembangunan ekonomi selalu dibarengi dengan pertumbuhan ekonomi

Pertumbuhan ekonomi dan pembangunan ekonomi memiliki persamaan yaitu :


1. Kedua-duanya merupakan kecenderungan di bidang ekonomi

2. Pokok permasalahan akhir adalah besarnya pendapatan per kapita

3. Kedua-duanya menjadi tanggung jawab pemerintah dan memerlukan dukungan rakyat

4.Kedua-duanya berdampak pada kesejahteraan rakyat

Indikator yang digunakan untuk menghitung tingkat pertumbuhan ekonomi yaitu :

1. Produk Domestik Bruto (PDB),yaitu nilai barang dan jasa dalam suatu negara yang
diproduksikan oleh faktor-faktor produksi milik warga negara tersebut dan negara asing.

2. Produk Nasional Bruto (PNB), yaitu nilai barang dan jasa yang dihitung hanyalah barang
dan jasa yang diproduksikan oleh faktor-faktor produksi yang dimiliki oleh warga negara dari
negara yang pendapatan nasionalnya dihitung.

C. Teori-Teori Pertumbuhan Ekonomi

1. Teori Pertumbuhan Klasik


Menurut pandangan ahli-ahli ekonomi Klasik ada empat faktor yang mempengaruhi
pertumbuhan ekonomi, yaitu jumlah penduduk, jumlah stock barang-barang modal, luas
tanah, dan kekayaan alam, serta tingkat teknologi yang digunakan. Walaupun menyadari
bahwa pertumbuhan ekonomi tergantung kepada banyak faktor, ahli-ahli ekonomi Klasik
terutama menitikberatkan perhatiannya kepada pengaruh pertambahan penduduk kepada
pertumbuhan ekonomi.
Dalam teori pertumbuhan mereka, dikemukanan suatu teori yang menjelaskan
perkaitan antara pendapatan per kapita penduduk dan jumlah penduduk. Teori tersebut
dinamakan teori penduduk optimum. Apabila terdapat kekurangan penduduk, produksi
marjinal adalah lebih tinggi daripada pendapatan per kapita. Maka pertambahan penduduk
akan menaikkan pendapatan per kapita. Akan tetapi jika penduduk semakin banyak maka
akan berlaku hukum hasil lebih yang semakin berkurang,yaitu produksi marjinal akan mulai
mengalami penurunan.

2. Teori Schumpeter
Teori Schumpeter menekankan tentang pentingnya peranan pengusaha di dalam
mewujudkan pertumbuhan ekonomi. Dalam teori ini ditunjukkan bahwa para pengusaha
merupakan golongan yang akan terus menerus membuat pembaharuan atau inovasi dalam
kegiatan ekonomi. Inovasi tersebut meliputi : memperkenalkan barang baru, mempertinggi
efisien cara memproduksi dalam menghasilkan sesuatu barang, memperluas pasar suatu
barang ke pasaran yang baru, mengembangkan sumber bahan mentah yang baru dan
mengadakan perubahan dalam organisasi dengan tujuan mempertinggi efisiensi kegiatan
perusahaan. Berbagai kegiatan inovasi ini akan memerlukan investasi baru

3. Teori Harrod-Domar
Teori Harrod-Donar dalam analisisnya bertujuan menerangkan syarat yang harus
dipenuhi supaya suatu perekonomian dapat mencapai pertumbuhan yang teguh atau steady
growth dalam jangka panjang. Teori ini beranggapan bahwa modal harus dipakai secara
efektif, karena pertumbuhan ekonomi sangat dipengaruhi oleh peranan pembentukan modal
tersebut.

4. Teori Pertumbuhan Neo Klasik


Abramovits dan Solow dalan teori pertumbuhan Neo Klasik mengemukakan bahwa
faktor terpenting dalam mewujudkan pertumbuhan ekonomi bukanlah pertambahan modal
dan pertambahan tenaga kerja. Faktor yang paling penting adalah kemajuan teknologi dan
pertambahan kemahiran dan kepakaran tenaga kerja. ( Sadono Sukirno ; 433 )
D. Faktor-Faktor Pertumbuhan Ekonomi

Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi adalah:

1.      Faktor Sumber Daya Manusia

Sama halnya dengan proses pembangunan, pertumbuhan ekonomi juga dipengaruhi


oleh SDM. Sumber daya manusia merupakan faktor terpenting dalam proses pembangunan,
cepat lambatnya proses pembangunan tergantung kepada sejauhmana sumber daya
manusianya selaku subjek pembangunan memiliki kompetensi yang memadai untuk
melaksanakan proses pembangunan.

2.  Faktor Sumber Daya Alam

Sebagian besar negara berkembang bertumpu kepada sumber daya alam dalam
melaksanakan proses pembangunannya. Namun demikian, sumber daya alam saja tidak
menjamin keberhasilan proses pembanguan ekonomi, apabila tidak didukung oleh
kemampaun sumber daya manusianya dalam mengelola sumber daya alam yang tersedia.
Sumber daya alam yang dimaksud dinataranya kesuburan tanah, kekayaan mineral, tambang,
kekayaan hasil hutan dan kekayaan laut.

3.  Faktor Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat mendorong


adanya percepatan proses pembangunan, pergantian pola kerja yang semula menggunakan
tangan manusia digantikan oleh mesin-mesin canggih berdampak kepada aspek efisiensi,
kualitas dan kuantitas serangkaian aktivitas pembangunan ekonomi yang dilakukan dan pada
akhirnya berakibat pada percepatan laju pertumbuhan perekonomian.

4. Faktor Budaya

Faktor budaya memberikan dampak tersendiri terhadap pembangunan ekonomi


yang dilakukan, faktor ini dapat berfungsi sebagai pembangkit atau pendorong proses
pembangunan tetapi dapat juga menjadi penghambat pembangunan. Budaya yang dapat
mendorong pembangunan diantaranya sikap kerja keras dan kerja cerdas, jujur, ulet dan
sebagainya. Adapun budaya yang dapat menghambat proses pembangunan diantaranya sikap
anarkis, egois, boros, KKN, dan sebagainya.
5. Sumber Daya Modal

Sumber daya modal dibutuhkan manusia untuk mengolah SDA dan meningkatkan
kualitas IPTEK. Sumber daya modal berupa barang-barang modal sangat penting bagi
perkembangan dan kelancaran pembangunan ekonomi karena barang-barang modal juga
dapat meningkatkan produktivitas. (http://id.wikipedia.org/wiki/Pertumbuhan_ekonomi )

Faktor-faktor yang menghambat pertumbuhan ekonomi diantaranya adalah :

1.         Korupsi

     Korupsi akan mempersulit pembangunan karena akan membuat kekacauan dan


ketidakefisienan  

     dalam pembelanjaan.

2.         Laju inflasi

Inflasi akan berdampak pada menurunnya indeks kepercayaan konsumen karena


masyarakat cenderung mengurangi belanja karena berhati-hati terhadap resiko kenaikkan
harga tinggi.

3.         Tingkat suku bunga

     Tingkat suku bungan akan mempengaruhi investasi.

4. Kenaikkan harga bahan bakar minyak

     Kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) mempengaruhi pertumbuhan ekonomi


nasional karena dampak kebijakan tersebut menimbulkan "multiplayer effect" menyeluruh
terhadap perekonomian.

5. Situasi keamanan yang tidak kondusif

     Ada beberapa pandangan untuk menciptakan kondisi ekonomi yang kokoh dibutuhkan
stabilitas politik dan keamanan. Investor yang pada saat ini dianggap sebagai salah satu yang
berperan dalam pertumbuhan ekonomi suatu negara tidak akan mau menanamkan modalnya
(investasi jangka pendek maupun jangka panjang) jika keamanan tidak stabil

Anda mungkin juga menyukai