Anda di halaman 1dari 9

Penyakit Ekonomi Makro

(Pengangguran)

Kelompok 9
1.Aloysius Henry Juan Erlangga - 21.D1.0211
2.Devano Vincent Prayogo - 21.D1.0194
3.Tessalonika Leomongga Damanik - 21.D1.215
4.Audrey Jeannyta - 21.D1.0234
Apa itu Pengangguran?

Pengangguran secara umum adalah istilah untuk orang yang tidak bekerja sama sekali, sedang
mencari kerja, bekerja kurang dari dua hari selama seminggu, atau seseorang yang sedang
berusaha mendapatkan pekerjaan yang layak.
Sebab pengangguran

Penyebab pengangguran di Indonesia adalah adanya ketidakseimbangan antara pekerjaan dan jumlah
tenaga kerja yang meningkat setiap tahunnya. Adanya persaingan ketat di antara para fresh graduate
maupun yang sudah berpengalaman membuat fenomena baru bahwa ketidakseimbangan tersebut telah
terjadi, dan laju pertumbuhan penduduk yang tidak diimbangi dengan ketersediaan lapangan kerja yang
luas.
Jenis pengangguran
Berdasarkan cirinya:
1.Pengangguran Terbuka – Pengangguran yang tidak memiliki pekerjaan. Bisa jadi karena belum mendapat
pekerjaan atau memang tidak mau bekerja. Pengangguran terbuka disebabkan oleh lapangan kerja yang tidak
tersedia, atau tidak adanya kecocokan antara lowongan kerja dan latar belakang pendidikan.
2.Pengangguran Terselubung – Pengangguran yang terjadi karena tenaga kerja yang tidak bekerja secara
optimal/produktivitasnya rendah. Kondisi ini bisa disebabkan karena ketidaksesuaian latar belakang
pendidikan, atau pekerjaan tidak sesuai dengan bakat dan kemampuan pekerja.

Bedasarkan penyebabnya:
3.Pengangguran Siklikal – Kondisi ini terjadi karena adanya perubahan dalam kegiatan perekonomian negara.
Mundurnya perekonomian akan mengakibatkan daya beli masyarakat yang juga menurun, sehingga
perusahaan akan mengurangi produksi dan memberhentikan karyawannya.
4.Pengangguran Struktural – Kondisi ini disebabkan oleh adanya perubahan struktur perekonomian yang
memerlukan keterampilan-keterampilan baru. Hal tersebut dapat mengakibatkan pencari kerja tidak mampu
memenuhi persyaratan yang ditentukan oleh pembuka lapangan kerja.
3.Pengangguran Friksional – Kondisi ini terjadi karena adanya kesulitan
mempertemukan pihak pencari kerja dengan pihak yang menyediakan lapangan kerja.
Hal ini disebabkan karena adanya kendala informasi, waktu ataupun jarak geografis.
4.Pengangguran Teknologi – Pengangguran ini disebabkan oleh adanya perkembangan
teknologi, yang menyebabkan tenaga kerja manusia diganti menjadi mesin. Perusahaan
cenderung lebih memilih tenaga mesin dibanding tenaga manusia karena lebih cepat,
mudah, dan hemat biaya.
5.Pengangguran Musiman – Kondisi ini disebabkan oleh siklus ekonomi yang
berfluktuasi karena adanya pergantian musim sehingga pekerja harus menghentikan
aktivitas produksi untuk sementara. Biasanya terjadi pada bidang pertanian dan
perikanan, seperti petani dan nelayan.
6.Setengah Pengangguran – Kondisi ini merupakan pekerja yang mempunyai pekerjaan,
namum jam kerjanya sedikit, biasanya kurang dari 35 jam dalam seminggu.
Apa saja akibat dari tingginya tingkat
pengangguran?

1. Menurunkan Pendapatan Masyarakat

Daya beli masyarakat yang turun menyebabkan turunnya permintaan terhadap barang dan jasa.
Komponen konsumsi (C) dari Gross Domestic Product (GDP) juga turun. Ini artinya
perekonomian negara turun.

2. Menurunkan Tingkat Investasi Modal

Investasi (I) merupakan komponen dari Gross Domestic Product (GDP). Investasi berkorelasi
positif dengan GDP. Sehingga pengangguran dapat menurunkan GDP. Itu berarti semakin
banyak orang yang menganggur maka GDP (Produk Domestik Bruto) yang dihasilkan akan
turun.
3. Menurunkan Penerimaan Pemerintahan

Semakin tinggi jumlah pengangguran, maka pajak dari masyarakat juga turun. Penerimaan
pemerintah turun, sehingga pengeluaran pemerintah (G) juga turun.

4. Menurunkan Keterampilan Masyarakat

Keadaan menganggur dapat menyebabkan para tenaga kerja kehilangan pengalaman atau
penurunan keterampilan yang dimilikinya. Semakin lama menganggur, maka semakin banyak
kehilangan pengalaman dan keterampilannya.

5. Meningkatkan Biaya Sosial

Pengangguran menimbulkan beban terhadap masyarakat akibat biaya-biaya sosial yang harus
dikeluarkan, seperti biaya perawatan pasien yang stress (depresi) karena menganggur, biaya
keamanan, biaya pengobatan akibat tindakan kriminalitas yang dilakukan para penganggur, serta
biaya pemulihan dan renovasi akibat demonstrasi kerusuhan yang dipicu oleh ketidakpuasan &
kecemburuan sosial para penganggur.
Fenomena Pengangguran di Indonesia
Februari 2021: Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) sebesar
6,26 persen
Thank You

Anda mungkin juga menyukai