Disusun Oleh :
KELAS B KELOMPOK 6
Hijrawati DM (2021050101059)
Assalamu’laikum wr. wb
Ucapan terima kasih juga kami sampaikan kepada dosen pengampuh yang
telah memberikan arahan kepada kami sehingga dapat menyelesaikan makalah ini.
Wassalamualaikum wr. wb
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I Pendahuluan
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
BAB II Pembahasan
A. Pengangguran
B. Inflasi
C. Kebijakan Pemerintah
D. Kebijakan Segi Penawaran
A. Kesimpulan
Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam indikator ekonomi makro ada tiga hal terutama yang menjadi pokok
permasalahan ekonomi makro. Pertama adalah masalah ketidakefisienan dalam
penggunaan faktor-faktor produksi yang tersedia dalam perekonomian. Kedua
adalah masalah inflasi. Inflasi adalah indikator pergerakan harga-harga barang dan
jasa secara umum, yang secara bersamaan juga berkaitan dengan kemampuan
daya beli.
B. Rumusan Masalah
1. Masalah Pengangguran
2. Masalah Inflasi
3. Kebijakan Pemerintah
4. Kebijakan Segi Penawaran
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengangguran
Pengangguran adalah orang yang masuk dalam kategori angkatan kerja
(penduduk yang berumur 15-59 tahun,ada beberapa negara lain memakai
kategori 15-64 tahun) yang sedang mencari pekerjaan dan belum
mendapatkannya. Jumlah tenaga kerja atau angkatan kerja tidak boleh
disamakan dengan jumlah penduduk. Mengapa demikian? Sebagian dari
penduduk tidak dapat digolongkan sebagai angkatan kerja karena terlalu muda
atau terlalu tua untuk dapat bekerja secara efektif. Golongan penduduk ini tidak
termasuk ke dalam angkatan kerja. Tetapi tidak semua penduduk yang berada
dalam lingkungan umur 15-59 tahun atau 15-64 tahun dapat dipandang sebagai
Angkatan Kerja. Apabila mereka tidak bekerja dan tidak mencoba mencari
pekerjaan,walaupun umur mereka seperti di atas, maka mereka tidak termasuk
golongan Angkatan Kerja. Adapun pengangguran menurut faktor penyebabnya
ialah:
1. Pengangguran Friksional / Pengangguran Normal
Pada setiap masa sebagian kecil dari angkatan kerja adalah
dalam keadaan menganggur atas kemauan sendiri. Mereka berhenti
dari tempat pekerjaan yang lama dan mencari pekerjaan lain.
Maksud mereka berhenti dari pekerjaan tersebut adalah untuk
mencari pekerjaan yang lebih baik, memperoleh pendapatan yang
lebih tinggi dan memperoleh jaminan sosialatau fasilitas lainnya
yang lebih baik. Pengangguran yang ingin memperoleh pekerjaan
yang lebih baik tersebut dinamakan Pengangguran Friksional.
2. Pengangguran Struktural
Kemajuan teknologi di kegiatan-kegiatan ekonomi lain, perubahan
dalam cita rasa masyarakat dan masuknya pesaing baru yang lebih
efisien di pasar adalah beberapa faktor yang dapat mengakibatkan
kemunduran dalam sesuatu kegiatan ekonomi. Apabila hal ini
terjadi, terpaksalah para pekerja diberhentikan oleh instansi yang
mempekerjakan mereka. Pengangguran yang demikian dinamakan
Pengangguran Struktural.
3. Pengangguran Teknologi
Pengangguran dapat pula disebabkan oleh adanya
pergantian tenaga manusia oleh mesin-mesin atau bahan-bahan
kimia. Misalnya : racun lalang dan rumput, telah mengurangi
penggunaan tenaga kerja untuk membersihkan sawah, ladang dan
perkebunan. Begitu juga, mesin telah mengurangi keperluan tenaga
kerja untuk mengorek tanah, memotong rumput, membersihkan
hutan untuk ditanami, dsb. Pengangguran yang ditimbulkan oleh
berlakunya pergantian tenaga manusia dengan mesin-mesin yang
lebih modern disebut Pengangguran Teknologi.
4. Pengangguran Siklikal
Pengangguran siklikal adalah pengangguran yang
menganggur akibat imbas naik turun siklus ekonomi sehingga
permintaan tenaga kerja lebih rendah daripada penawaran kerja.
1. Pengangguran Terbuka
Pengangguran terbuka adalah pengangguran yang benar-
benar terlihat menganggurnya(nyata dilihat), tidak ada pekerjaan
sama sekali.
2. Pengangguran tersembunyi
Apabila dalam suatu kegiatan ekonomi jumlah tenaga kerja
sangat berlebihan, sehingga berada dalam suatu keadaan di mana
sebagian tenaga kerjanya dipindahkan ke sektor lain tetapi
produksi dalam kegiatan itu tidak berkurang, maka dalam kegiatan
itu telah berlaku suatu jenis pengangguran yang dinamakan
Pengangguran Tersembunyi atau Pengangguran Tak Kentara.
3. Pengangguran musiman
Pengangguran yang terjadi pada masa-masa tertentu di
dalam suatu tahun. Biasanya pengangguran seperti itu berlaku pada
masa-masa dimana kegiatan bercocok tanam sedang menurun
kesibukannya. Di dalam masa itu, para petani tidak melakukan
pekerjaan sama sekali, berarti mereka dalam keadaan menganggur.
Tetapi pengangguran itu adalah untuk sementara saja, dan berlaku
dalam waktu-waktu tertentu. Oleh sebab itu, dinamakan
Pengangguran Musiman.
4. Setengah pengangguran
Setengah pengangguran, terdiri atas pengangguran sukarela
(voluntary unemployment) dan dukalara (involuntary
unemployment). Pengangguran suka rela adalah pengangguran
yang menganggur untuk sementara waktu karena ingin mencari
pekerjaan lain yang lebih baik. Sedangkan pengangguran duka lara
adalah pengengguran yang menganggur karena sudah berusaha
mencari pekerjaan namun belum berhasil mendapatkan kerja.
B. Inflasi
Inflasi adalah suatu proses meningkatnya harga-harga secara umum
dan terus-menerus (continue) berkaitan dengan mekanisme pasar yang
dapat disebabkan oleh berbagai macam faktor-faktor, atau bisa juga di
sebut penurunan nilai mata uang.
2. Berdasarkan Penyebabnya
a. Inflasi Tarikan & Permintaan
Biasanya terjadi pada masa perkonomian
berkembang dengan pesat kesempatan kerja yang tinggi
menciptakan tingkat pendapatan yang tinggi dan
selanjutnya menimbulkan pengeluaran yang melebihi
kemampuan ekonomi mengeluarkan barang dan jasa.
Pengeluaran yang berlebihan ini akan menimbulkan inflasi.
AS
P2 AD3
Tingkat
harga PF
AD2
P1
AD1
Y1 YF Y2
Pendapatan Nasional Rill
P3
P2
AD2
P1
AD1
AD
Y3 Y2 YF = Y1
c. Inflasi Diimpor
Inflasi dapat juga bersumber dari kenaikan harga-harga
yang diimpor. Inflasi ini akan wujud apabila barang-barang import
yang mengalami kenaikan harga mempunyai peranan yang penting
dalam kegiatan pengeluaran perusahaan-perusahaan
C. Kebijkan Pemerintah
Kebijakan fiskal dan kebijakan moneter umumnya dianggap
sebagai kebijakan untuk mengelola sisi permintaan akan barang dan jasa
dalam suatu perekonomian. Kedua kebijakan ini menyangkut masalah
pengelolaan permintaan dengan tujuan untuk mempertahankan produksi
nasional suatu perekonomian atau suatu negara yang mendekati
kesempatan kerja penuh (full employment) dan juga mempertahankan
tingkat harga barang dan jasa pada tingkat yang sudah tercapai sekarang.
Apabila terdapat kelebihan permintaan di atas penawaran akan dapat
menimbulkan inflasi, sedangkan apabila terdapat kelebihan penawaran di
atas permintaan akan terjadi deflasi dan pengangguran
Pemerintah dapat mempengaruhi permintaan dalam perekonomian
dengan menggunakan kebijakan fiskal yaitu dengan cara meningkatkan
dan mengurangi pengeluaran pemerintah dan subsidi, meningkatkan dan
mengurangi tingkat pajak, sedangkan dengan kebijakan moneter
pemerintah dapat mengurangi atau menambah jumlah uang yang beredar,
atau dengan campuran dua kebijakan itu yaitu dengan mengubah
pengeluaran, pengenaan pajak ataupun jumlah uang yang beredar secara
bersama-sama
1. Kebijakan Fiskal
Kebijakan fiskal adalah kebijakan yang dilaksanakan oleh
pemerintah dengan cara memanipulasi anggaran pendapatan dan
belanja negara, artinya pemerintah dapat meningkatkan atau
menurunkan pendapatan negara atau belanja negara dengan tujuan
untuk mempengaruhi tinggi rendahnya tingkat pendapatan
nasional.
Kebijakan Anggaran/ Politik Anggaran:
a. Anggaran Defisit (Defisit Budget) / Kebijakan Fiskal
Ekspansif Anggaran defisit adalah kebijakan pemerintah
untuk membuat pengeluaran lebih besar dari pemasukan
negara guna memberi stimulus pada perekonomian.
Umumnya sangat baik digunakan jika keaadaan ekonomi
sedang resesif.
2. Kebijakan Moneter
Kebijakan Moneter adalah kebijakan yang diambil oleh
pemerintah atau Bank Central yang berhubungan dengan jumlah
uang yang beredar dan tingkat suku bunga. Di dalam kebijakan
moneter hal yang biasa dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu
adalah menahan inflasi, dan mendorong usaha pembangunan
nasional. Kebijakan moneter pada dasarnya merupakan suatu
kebijakan yang bertujuan untuk mencapai keseimbangan internal
(pertumbuhan ekonomi yang tinggi, stabilitas harga, pemerataan
pembangunan) dan keseimbangan eksternal (keseimbangan neraca
pembayaran) serta tercapainya tujuan ekonomi makro, yakni
menjaga stabilisasi ekonomi yang dapat diukur dengan kesempatan
kerja, kestabilan harga serta neraca pembayaran internasional yang
seimbang.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
a) Masalah Pengangguran
Adanya ppengangguran membuat pendapatan nasional
berkurang, Maka kebijakan pemerintah adalah membuka lapangan
pekerjaan untuk menampung banyaknya pngangguran tersebut.
Namun, ketika dengan banyaknya lapangan kerja yang mencapai
kesempatan tenaga kerja penuh akan menimbulkan potensi inflasi
karena proses kenaikan harga upah tenaga kerja berefek kepada
naiknya harga barang.
b) Masalah Inflasi
Inflasi yang terjadi akbit kenaikan harga harga yang beredar
di masyarakat membuat daya beli masyarakat akan berkurang.
Karena masyarakat akan berpikir memebeli barang mahal yang di
tawarkan oleh perusahaan tersebut. Maka masyarakat yang yang
memepunyai daya beli berkurang tadi akan lebih cenderung
menggunaan uangya untuk spekulasi yang menjanjikan profit lebih
besar.
c) Kebijakan Pemerintah
Kebijakan pemerintah. Dengan melihat inflasi yang
berlebihan maka langkah pemerintah mengatur kebijakannya
melalui bank central dengan menaikkan suku bunga agar nasabah
cenderung ingin menabung dengan adanya persentase bunga bank
yang tinggi.
Kebijakan pemerintah dengan banyaknya pengangguran
yaitu dengan membuka lapangna pekerjaan yang merata sehingga
pengangguran semakin kecil atau bahkan tidak ada lagi
pengangguran.