Anda di halaman 1dari 17

TUGAS PENGANTAR EKONOMI MAKRO

PENGANGGURAN INFLASI DAN KEBIJAKAN PEMERINTAH SERTA KEBIJAKAN


PEMERINTAH TENTANG PENGANGGURAN DAN INFLASI
DOSEN PENGAMPUH:
Drs. Sefanya Oratmangun, SE. MM

Prodi : Manajemen Dan Akuntasi

KELOMPOK 4 :

1. JOHANES DAVID JOIVERD LOLAROH (Ketua


kelompok)
2. SALZA SALBILAH
3. BAGASKARA MOKOGINTA
4. SUPRIANTO BETUEL LALEDA
5. JERICHO HABIL MARAMIS
6. ANSAR ISLAMUDDIN
7. NOVAN STEVAN PALAR WALUKOW
8. INDAH SARI MENGGA
9. SANG MADE SWANDIAWAN
10. WANDI MARSELINO BASIR
11. RIFALDY SIDANGOLI

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI (STIE PIONEER MANADO)


T.A 2022/2023
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………………………………..i
DAFTAR ISI ………………………………………………………………………….......ii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................................1
A. Latar belakang...........................................................................................................1
B. Rumusan masalah......................................................................................................3
C. Tujuan penulisan........................................................................................................3
D. Metode Dan Teknik Penulisan...................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN......................................................................................................4

1. PENGANGGURAN.................................................................................................4
2. INFLASI...................................................................................................................8
3. Kebijakan Pemerintah...............................................................................................13
A. Kebijakan Fiskal........................................................................................................14
B. Kebijakan Moneter....................................................................................................15
BAB III PENUTUP..............................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................20
Kata Pengantar
Puji dan syukur kami pajatkan kehadapan hadiratmu atas limpah dan berkatmu sehingga
kelompok kami dapat menyelesaikan makalah tentang “ PENGANGGURAN INFLASI DAN
KEBIJAKAN PEMERINTAH” ini. Makalah ini merupakan laporan yang dibuat sebagai dalam
memenuhi kriteria mata kulia Pengantar Ekonomi Makro.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta
pengetahuankita tentang Pengangguran inflasi dan kebijakan pemerintah. Kami juga menyadari
sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kami berharap adanya kritikan dan saran demi perbaikan makalah kami buat,
mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yan dibangun.
Demikian kata pengantar ini kami buat apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang
berkenan kami mohon maaf. Sekian dan terimakasih.
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam indikator ekonomi makro ada tiga hal terutama yang menjadi pokok
permasalahan ekonomi makro. Pertama adalah ketidak efesienan dalam
menggunakan faktor-faktor produksi yang tersedia dalam perekonomian. Kedua
adalah masalah inflasi. Inflasi adalah indikator pergerakan harga-harga barang
dan jasa secara umum, yang bersamaan juga berkaitan dengan kemampuan daya
beli.

Inflasi mencermikan stabilitas herga, semakin rendah nilai suatu inflasi berarti
semakin besar adanya kecenderungan ke arah stabilitas herga. Namun masalah
inflasi tidak hanya berkaitan dengan purchasing power atau daya beli dari
masyarakat. Sedangkan daya beli masyarakat sangat bergantung kepada upah riil.
Inflasi sebenarnya tidak terlalu bermasalah jika kenaikan harga diberangi dengan
kenaikan upah riil.

Masalah ketiga adalah ketidakefesienan dalam menggunakan tambahan-


tambahan faktor-faktor produksi yang berlaku dari tahun ke tahun. Masalah ini
menyebabkan masalah pengangguran tenaga kerja dan faktor-faktor produksi
lainnya harus secara terus menerus difikirkan dan dipecahkan. Memang masalah
pengangguran telah menjadi momok yang begitu menakutkan khususnya di
negara-negara berkembang seperti di Indonesia. Negara berkembang seringkali
dihadapkan dengan besarnya angka pengangguran karenanya sempitnya lapangan
pekerjaan dan besarnya jumlah penduduk. Juga masalah ini menyebabkan dari
waktu ke waktu tidak kemakmuran masyarakat selalu lebih rendah daripada tidak
kemakmuran yang mungkin mereka capai.

Maka dari itu, kami membuat makalah ini dengan bertujuan untuk menunjukan
keadaan-keadaan yang menimbulkan masalah-masalah itu, bentuk-bentuk dari
masalah itu, dan akitab-akibat buruk dari masalah itu kepada keseluruhan
perekonomian dan kepada perorangan-perorangan dalam perekonomian.

B. Rumusan Masalah `
Rumusan masalah dalam pembahasan makalah ini adalah :
1. Masalah pengangguran
2. Masalah inflasi
3. Masalah pengangguran dan kebijakan fisikal
4. Masalah pengangguran dan kebijakan moneter
5. Masalah imflasi dan kebijakan pemerintah

C. Tujuan penulisan
1. Mengetahui apa itu pengangguran, dan kebijakan pemerintah
2. Memperluas wawasan tentang pengangguran, inflasi, dan kebijaka pemerintah
3. Menuntut mahasiswa mengetahui tentang pengengguran, inflasi dan kebijakan
pemerintah

D. Metode Dan Teknik Penulisan

Berbagai metode dan teknik penulisan dapat kita gunakan. Namun dalam hal ini
metode dan teknik penulisan yang kami gunakan dengan cara browsing internet dan
kajian buku.
BAB II
PEMBAHASAN

1. PENGANGGURAN
Pengangguran adalah orang yang masuk dalam kategori angkatan kerja (penduduk yang
berumur 17-59 tahun, ada beberapa negara yang memakai kategori 17-65 tahun) yang
sedang mencari pekerjaan dan belum mendapatkannya. Jumlah tenaga kerja atau
angkatan kerja tidak boleh disamakan dengan jumlah penduduk. Mengapa demikian?
Sebagian dari penduduk tidak dapat digolongkan sebagai angkatan kerja karena terlalu
muda atau terlalu tua untuk dapat bekerja secara efektif. Golongan penduduk ini tidak
termasuk ke dalam angkatan kerja. Tetapi tidak semua penduduk yang berada dalam
lingkaran umur 17-59 tahun atau 17-65 tahun dapat dipandang sebagai angkatan kerja.
Apabila mereka tidak bekerja dan tidak mencoba mencari pekerjaan, walaupun umur
mereka seperti atas , maka mereka tidak termasuk golongan angkatan kerja. Golongan
masyarakat seperti itu adalah pelajar sekolah menengah (sebelum tingkat universitas),
mahasiswa dan ibu rumah tangga. Dengan demikian, jumlah tenaga kerja atau amgkatan
kerja pada suatu waktu tertentu adalah banyaknya jumlah penduduk yang berada dalam
lingkungan umur di atas yang bekerja atau sedang mencari pekerjaan.

 Rumus Menghitung Tingkat Pengangguran


Perbandingan diantara jumlah angkatan kerja yang menganggur dengan angkatan
kerja keseluruhannya di sebut Tingkat Pengangguran. Untuk mengukur tingkat
pengangguran pada suatu wilayah bisa didapat dari persentase membagi jumlah
pengangguran dengan jumlah angkatan kerja.

Tingkat Pengangguran= Jumlah pengangguran/ Jumlah AngkatanKerja 100%

 Jenis-Jenis Pengangguran

a. Menurut faktor penyebab, terbagai atas :


1. Pengangguran Friksional/ Pengangguran Normal

Pada setiap masa sebagian kecil dari angkatan kerja adalah dalam keadaan
menganggur atas kemauan sendiri. Mereka berhenti dari tempat pekerjaan yang
lama dan mencari pekerjaan lain. Maksud mereka berhenti dari pekerjaan tersebut
adalah untuk mencari pekerjaan yang lebih baik, memperoleh pendapatan yang
lebih tinggi dan memperoleh jaminan sosial atau fasilitas lainna yang lebih baik.
Pengangguran yang ingin memperoleh pekerjaan yang leih baik tersebut
dinamakan Pengangguran Friksional

2. Pengangguran Struktual/ Structural Unemployment

Kemajuan teknologi di kegiatan-kegiatan ekonomi lain, perubahan dalam cita


rasa masyarakat dan masuknya pesaing baru yang lebih efesien di pasar adalah
beberapa faktor yang dapat mengakibatkan kemunduran dalam suatu kegiatan
ekonomi. Apabila hal ini terjadi, terpaksalah para pekerja diberhentikan oleh
instasi yang memperkerjakan merekan. Pengangguran yang demikian dinamakan
Pengangguran Struktural.

3. Pengangguran Teknologi

Pengangguran dapat pula disababkan oleh adanya pergantian tenaga manusia


oleh mesin-mesin dan bahan-bahan kimia. Misalnya : racun lalang dan rumput,
telah mengurangi penggunaan tenaga kerja untuk membersihkan sawah, ladang
dan perkebunan. Begitu juga, mesin telah mengurangi keperluan tenaga kerja
untuk mengorek tanah, memotong rumput, membersihkan hutan untuk ditanami,
dsb. Pengangguran ditimbulkan oleh berlakunya pergantian tenaga manusia
dengan mesin-mesin yang lebih modern disebut Pengangguran Teknologi.

4. Pengangguran Siklikal

Penganggguran siklikal adalah pengangguran yang menganggur akibat imbas


naik turun siklus ekonimi sehingga permintaan tenaga kerja lebih rendah daripada
penawaran kerja.

b. Menurut ciri-cirinya, terdiri dari :


1. Pengangguran Terbuka
Pengangguran terbuka adalah pengangguran yang benar-benar telihat
mengangguran(nyata dilihat), tidak ada pekerjaan sama sekali.

2. Pengangguran Tersembunyi

Apabila dalam suatu kegiatan ekonomi jumlah tenaga kerja sangat berlebihan,
sehingga berada dalam suatu keadaan di mana sebagian tenaga kerjanya
dipindahkan ke sektor lain tetapi produksi dalam kegiatan itu tidak berkurang,
maka dalam kegiatan itu telah berlaku suatu jenis pengangguran yang dinamakan
Pengangguran Tersembunyi atau Pengangguran Tak Kentara.

3. Pengangguran Musiman

Pengangguran yang terjadi pada masa-masa tertentu di dalam suatu tahun.


Biasanya pengangguran seperti itu berlaku pada masa-masa dimana kegiatan
bercocok tanam sedang menurun kesibukannya. Di dalam masa itu, para petani
tidak melakukan pekerjaan sama sekali, berarti mereka dalam keadaan
mengangguran. Tetapi pengangguran itu adalah untuk sementara saja, dan berlaku
dalam waktu-waktu tertentu.Oleh sebab itu, dinamakan Pengangguran musiman.

4. Setengah Pengangguran

Setengah Pengangguran, terdiri atas pengangguran sukarela (voluntary


unemployment) dan dukalara (involuntary unemployment). Pengangguran suka
rela adalah pengangguran yang menganggur untuk sementara waktu karena ingin
mencari pekerjaan lain yang lebih baik. Sedangkan pengangguran duka lara
adalah pengangguran yang menganggur karena suka sudah berusaha mencari
pekerjaan namun belum berhasil mendapatkan kerja.

 Beberapa hal yang menyebabkan pengangguran antara lain:


1. Penduduk yang relatif banyak
2. Pendidikan dan keterampilan yang rendah
3. Angkatan kerja yang tidak dapat memenuhi persyaratan yang diminta dunia kerja
4. Teknologi yang semakin modern
5. Pengusaha yang selalu mengejar keuntungan dengan cara melakukan
pengehematan-pengehematan
6. Penerapan rasionalisasi
7. Adanya lapangan kerja yang dipengaruhi musi
8. Ketidakstabilan perekonomian, politik dan keamanan suatu negara

 Akibat-akibat buruk yang ditimbulkan oleh penganggguran


1. Peningkatan tindakan kriminalisasi
2. Tingkat kesehatan menurun
3. Terjadinya kekacauan sosial dan politik (demokrasi dan perebutan kekuasaan)
4. Hilangnya kepercayaan diri dan menurunnya kemampuan kerja
5. Perselisihan dalam keluarga

2. INFLASI

Inflasi adalah suatu proses meningkatnya harga-harga secara umum dan terus-menerus
(kontinu) berkaitan dengan mekanisme pasar yang dapat diseabkan oleh berbagai macam
faktor-faktor, atau bisa juga disebut penurunan nilai mata uang.

 Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya inflasi adalah sebagai berikut :


a. Tingkat dan permintaan barang dan jasa yang meningkat namun persediaan barang
dan jasa terbatas
b. Kenaikan harga bahan dan biaya produksi
c. Tuntutan kenaikan upah dari pekerja
d. Kenaikan harga barang impor
e. Penambahawan penawaran uang dengan cara mencetak uang baru
f. Kekacauan politik dan ekonomi seperti yang pernah terjadi di Indonesia tahun 1998
akibatnya inflasi mencapai 70%

 Macam Inflasi
1. Berdasarkan tingkat keparahannya
1. Inflasi ringan (kurang dari 10% per tahun)
2. Inflasi sedang (antara 10-30% per tahun)
3. Inflasi berat (30-100% per tahun)
4. Inflasi liar atau hyper inflasi yaitu kenaikan harga-harga barang lebih
dari 100% pertahun.

2. Berrdasarkan penyebab , inflasi terbagi atas :


1. Inflasi permintaan (cost push inflasion) adalah inflasi yang disebabkan oleh
adanya tarikan permintaan terhadap barang barang dan jasa, sehingga mendorong
harga untuk meningkat. Tarikan permintaan ini biasanya disebakan oleh adanya
pembelajaraan defisit atau anggaran belanja pemerintah yang defisit (deficit
funancing)
2. Inflasi penawaran (cost push inflation) adalah inflasi yang ditimbulkan karena
desakan kenaikan biaya produk, terutama kenaikan biaya tenaga kerja atau upah
buruh
3. Inflasi spiral ( spiral inflation) Adalah inflasi disebabakan oleh kenaikan harga
yang didorong oleh kenaikan upah, dan diikuti oleh kenaikan harga lagi, dan
diikuti oleh kenaikan upah lagi.
4. Inflasi impor atau imported Inflation jenis ini terjadi karena pengaruh inflasi dari
luar negari , yaitu akibat adanya perdagangan antara negara.

 Mengukur Inflasi
Inflasi diukur dengan menghitung perubahan tingkat persentase perubahan sebuah
indeks harga tersebut di antaranya :

 Indeks harga konsumen (IHK) Atau consumer price indes (CPI)


 Indeks biaya hidup atau cosf-of-living indes (COLI)
 Indeks harga produsen (IHP)
 Indeks harga komoditas
 Indeks harga barang-barang modal
 Deflator PDB

 Kurva Philips
Terdapat suatu trade-off antara tingkat inflasi dan tingkat pengangguran, yaitu
bila tingkat pengangguran tinggi, laju inflasi rendah; sedangkan bila tingkat
pengangguran rendah, laju inflasi tinggi. Keaadan ini pertama kali di kemukakan
oleh A.W.Philips pada tahun 1958 yang mulanya melukiaskan hubungan antara
tingkat perubahan upah dengan tingkat perubahan kesempatan kerja.

Kurva philips ini memiliki tiga ciri yaitu :


1. Mempunyai lereng yang negatif, sehingah kurva ini turun dari kiri atas ke
kanan bawah
2. Kurva philips mempunyai intersep pada sumbu horizontal pada tingkatt
pengangguran natural dimana pada saat itu tingkat inflasi sama dengan nol
3. Kurva ini menunjukan tanggapa tingkat pengangguran terhadap perubahan
tingkat inflasi. Ini ditunjukan oleh besar kecilnya lereng kurva philips
tersebut.

 Dampak Inflasi

1. Dampak positif
Apabila inflasi itu ringan, justru mempunyai pengaruh yang positif dalam arti
dapat mendorong perekonomian lebih baik,yaitu meningkatkan pendapatan
nasional dan membuat orang bergairah untuk bekerja, menabung dan mengadakan
investasi.

2. Dampak negatif
1. Bertambahnya jumlah pengangguran dan memperlambat pembangunan
2. Menurunkan pendapat riel dari orang yang berpenghasilan tetap
3. Kekacauan sosial dan politik.

3. Kebijakan Pemerintah
Kebijakan fiskal dan kebijakan moneter umunya dianggap sebagai kebijakan untuk
mengelolah sisi permintaan akan barang dan jasa dalam suatu perekonomian. Kedua
kebijakan ini menyakut masalah pengelolaan permintaan dengan tujuan untuk
mempertahankan produksi nasional suatu perekonomian atau suatu negara yang mendekati
kesempatan kerja penuh dan juga mempertahankan tingkat harga barang dan jasa pada
tingkat yang sudah tercapai sekarang. Apabila terdapat kelebihan permintaan di atas
penawaran akan dapat menimbulkan inflasi , sedangkan apabila terdapat kelebihan
penawaran di atas permintaan akan terjadi deflasi dan pengangguran.

Permintaan dapat mempengaruhi permintaan dalam perekonomian dengan menggunakan


kebijakan fiskal yaitu dengan cara meningkatkan dan mengurangi pengeluaran permintaan
dan subsidi, meningkatkan dan mengurangi tingkat pajak, sedangkan dengan kebijakan dapat
mengurangi atau menambah jumlah uang yang beredar , atau dengan campuran dua
kebijakan itu dengan mengubah pengeluaran, pengenan pajak ataupun jumlah uang yang
beredar secara bersama-sama.

1. Kebijakan moneter akan mempenngaruhi pasar uang dan pasar surat berharga
2. Kedua pasar tersebut akan menentukan tinggi rendahnya tingkat bunga, dan tingkat
bunga akan mempengaruhi permintaan agregat
3. Kebijakan fiskal akan mempengaruhi terhadap permintaan agregat dan penawaran
agregat
4. Pada gilirannya permintaan agregat dan penawaran agregat itu akan menentukan
keaadan di pasar barang dan jasa
5. Kondisi barang dan jasa akan menentukan tingkat harga dan pengerjaan dari faktor-
faktor produksi
6. Selanjutnya dari tingkat harga dan kesempatan kerja akan menentukan tngkat
pendapatan dan tingkat upah yang diharapkan
7. Keduanya akan mempunyai umpan balik yaitu terhadap permintaan agregat, dan upah
harapan mempunyai umpan balik penawaran agregat dan pasar surat berharga.

A. Kebijakan Fiskal
Kebijakan Fiskal adalah kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah dengan cara
memanipulasi anggaran pendapatan dan belanja negara, artinya pemerintah dapat
meningkatkan atau menurunkan pendapatan negara atau belanja negara dengan tujuan
utnuk mempengaruhi tinggi rendahnya tingkat pendapatan nasional.

Kebijakan Anggaran/ Politik Anggaran :


1. Anggaran Defisit (Defisit Budget)/ Kebijakan Fiskal Ekspansif Anggaran defisit
adalah kebijakan pemerintah untuk membuat pengeluaran lebih besar dari
pemasukan negara guna memberi stimulus pada perekonomian. Umumnya sangat
baik digunakan jika keadaan ekonomi sedang resesif.
2. Anggaran Suplus (Suplus Budget)/ kebijakan Fiskal Kontraktif
Anggaran suplus adalah kebijakan pemerintah untuk membuat pemasukannya
lebih besar daripada pengeluarannya. Baiknya pada kondisi yang ekspansi yang
mulai memanas (overheating) untuk menurunkan tekanan permintaan
3. Anggaran berimbang (Balanced Budget)
Anggaran berimbang terjadi ketika pemerintah menetapkan pengeluaran sama
besar dengan pemasukan. Tujuan politik anggaran berimbang yakni terjadinya
kepastian anggaran serta meningkatkan disiplin

B. Kebijakan Moneter

Kebijakan moneter adalah kebijakan yang diambil oleh pemerintah atau bank central
yang berhubungan dengan jumlah uang yang beredar dan tingkat suku bunga. Di dalam
kebijakan moneter hal yang biasa dialakukan untuk mencapai tujuan tertentu adalah
menahan inflasi , dan mendorong usaha pembangungan nasional. Kebijaka moneter pada
dasarnya merupakan suatu kebijakan yang bertujuan untuk mencapai keseimbangan
internal (pertumbuhan ekonomi yang tinggi, stabilitas harga, pemerataan pembangunan)
dan keseimbangan eksternal (keseimbangan neraca pembayaran) serta tercapainya tujuan
ekonomi makro, yakni menjaga stabilitas ekonomi yang dapat diukur dengan kesempatan
kerja, kestabilan harga dan neraca pembayaran internasional yang seimbang.

Kebijakan moneter dapat dilakukan oleh pemerintah dan bank sentral dengan
langsung atau tidak langsung.

 Kebijakan moneter langsung yaitu pemerintah langsung campur tangan dalam


hal peredaran uang atau kredit perbankan.
 Kebijakan moneter tidak langsung dilakukan oleh bank sentral dengan cara
mempengaruhi kemampuan bank-bank umum dalam memberikan kredit.
Pengaturan jumlah uang yang beredar pada masyarakat diatur dengan cara menambah
atau mengurangi jumlah uang yang beredar . kebijakan moneter dapat digolongkan
menjadi dua, yaitu :

 Kebijakan moneter ekspansif/ Monetary Expansive Policy adalah suatu


kebijakan dalam rangka menambah jumlah uang yang beredar
 Kebijakan moneter kontraktif/ monetary contractive adalah suatu
kebijakan dalam rangka mengurangi jumlah uang ketat (tight money policy)

Kebijakan moneter dapat dilakukan dengan menjalankan instrumen kebijakan moneter,


yaitu antara lain :

1. a. Operasional Pasar Terbuka (open market operation)

Operasi pasar terbuka adalah cara mengendalikan uang yang beredar dengan menjual
atau membeli surat berharga pemerintah (government securities). Jika ingin
menambah jumlah uang beredar , pemerintah akan membeli surat berharga
pemerintah. Namun , bila ingin jumlah uang yang beredar berkurang, maka
pemerintah akan menjual surat berharga pemerintah kepada masyarakat. Surat
berharga pemerintah antaranya adalah SBI atau singkatan dari Sertifikat Bank
Indonesia dan SBPU atau singkatan atau Surat Berharga Pasar Uang.

1. b. Fasilitas Diskonto (Discount Rate)

Fasilitas diskonto adalah pengaturan jumlah duit yang beredar dengan memainkan
tingkat bunga bank sentral pada bank umum. Bank umum terkadang mengalami
kekurangan uang sehingga harus meminjam ke bank sentral. Untuk membuat jumlah
uang bertambah , pemerintah menurunkan tingkat bunga bank sentral, serta
sebaliknya menaikkan tingkat bunga demi membuat uang yang beredar berkurang
1. c. Rasio Cadangan Wajib (Reserve Requirement ratio)

Rasio cadangan wajib adalah mengatur jumlah uang yang beredar dengan memainkan
jumlah dana cadangan perbankan yang harus disimpan pada pemerintah. Untuk
menambah jumlah uang, pemerintah menurunkan rasio cadangan wajib. Untuk
menurunkan jumlah uang beredar, pemerintah menaikkan rasio

1. d. Himbauan Moral (moral persuasion)

Himbauan moral adalah kebijakan moneter untuk mengatur jumlah uang beredar
dengan jalan memberi imbauan kepada pelaku ekonomi. Contohnya seperti
menghimbau perbankan pemberi kredit untuk berhati-hati dalam mengeluarkan kredit
untuk mengurangi jumlah uang beredar dan menghimbauan agar bank meminjam uang
lebih ke bank sentral untuk memperbanyakak jumlah uang beredar pada perekonomian.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari berbagai uraian diatas mengenai macam dan sebab, serta cara menanggulangi
inflasi , kita telah memahami bahwa inflasi pada tingkat yang rendah akan berfungsi
mendorong perkembangan perekonomian, sedangkan inflasi pada laju yang tinggi justru
akan menghambat perkembangan perekonomian. Inflasi dapat disebabkan oleh tarikan
permintaan yang biasanya timbul karena meningkatnya anggaran deficit pemerintah, dan
dapat pula dikarenakan oleh meningkatnya biaya produksi karena desakan kenaikan upah
tenaga kerja oleh para organisasi buruh.

Terdapat suatu trade-off antara tingkat inflasi dengan tingkat pengangguran, yaitu bila
tingkat inflasi ditekan, tikan pengangguran meningkat; sebaliknya bila tingkat
pengangguran ditekan tingkat inflasi akan menjadi lebih cepat; padahal kedua keadaan itu
sama-sama tidak menyenangkan bagi masyarakat.

Inflasi yang sudah berkembang cepat perlu ditanggulangi karena akan merusak struktur
perekonomia, dan inflasi dapat ditanggulangi secara cepat, namun diberangi dengan
timbulnya angka pengangguran yang tinggi, dan alternative lain inflasi dapat
ditanggulangi secara perlahan, tetapi penyembuhan inflasi menjadi tidak jelas walaupun
diberangi dengan tingkat pengangguran rendah.

Tingkat yang diambil dapat dengan mengurangi jumlah uang yang beredar, dengan
himbauan, dan dapat pula dengan insentif perpajakan dan kebijakan penghematan, atau
dengan campuran dari semua kebijakan itu.
DAFTAR PUSTAKA
Suparmoko,M.1991.Pengantar Ekonomi Makro. BPFE.Yogyakarta
Sukirno,sadono.1985. Pengantar Teori Makro Ekonomi.Bina Grafika.Jakarta
www.google.com

http://organisasi.org/definisi-pengertian-kebijakan-moneter-dan-kebijakan-fiskal-
instrumen-serta-penjelasannya
wikipedia.com

Anda mungkin juga menyukai