Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH PENGANTAR ILMU EKONOMI

PENGANGGURAN DAN INFLASI

KELOMPOK 10

DOSEN MATA KULIAH


YUSUP,MM

DISUSUN OLEH :
MIFTAHUL JANNAH ( 7018210015 )
MELLIAWATI ( 7018210246 )
MICHAEL ALFREDO ( 7018210269)
1-D

UNIVERSITAS PANCASILA
Jalan Raya Lenteng Agung Timur No.56-80, Srengseng Sawah, Jagakarsa, RT.01/RW.03,Kota Jakarta
Selatan, Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta 12640
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur marilah kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah banyak memberikan nikmat
kepada kita. Rahmat beserta salam semoga tetap tercurahkan kepada pemimpin akhir zaman yang sangat
dipanuti oleh pengikutnya yakni Nabi Muhammad SAW.

Makalah dengan tema Inflasi dan Pengangguran ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Pengantar
Ilmu Ekonomi (PIE) dan juga untuk khalayak ramai sebagai bahan penambah ilmu pengetahuan serta
informasi yang semoga bermanfaat.

Makalah ini kami susun dengan segala kemampuan kami dan semaksimal mungkin. Namun, kami
menyadiri bahwa dalam penyusunan makalah ini tentu tidaklah sempurna dan masih banyak kesalahan
serta kekurangan. Maka dari itu kami sebagai penyusun makalah ini mohon kritik, saran dan pesan dari
semua yang membaca makalah ini terutama Dosen Mata Kuliah PIE yang kami harapkan sebagai bahan
koreksi untuk kami.

Jakarta , 7 September 2018

Tim Penyusun

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .................................................................................................................................. i
DAFTAR ISI................................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang Masalah ................................................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah .......................................................................................................................... 1
1.3 Tujuan Penulisan Makalah ............................................................................................................. 2
1.4 Manfaat Penulisan Makalah ........................................................................................................... 2
BAB II LANDASAN TEORITIS............................................................................................................... 3
2.1 Definisi dan Pengertian Pengangguran .......................................................................................... 3
2.2 Jenis – Jenis Pengangguran ........................................................................................................... 3
2.3 Definisi dan Pengertian Inflasi ....................................................................................................... 5
2.4 Teori Inflasi .................................................................................................................................... 6
2.5 Macam – macam Inflasi ................................................................................................................. 7
BAB III PEMBAHASAN ........................................................................................................................... 9
3.1 Dampak Pengangguran dalam ekonomi ......................................................................................... 9
3.2 Faktor – faktor Pengangguran ...................................................................................................... 10
3.3 Penyebab Pengangguran .............................................................................................................. 10
3.4 Kerugian dan Keuntungan Inflasi ................................................................................................ 11
3.5 Efek yang ditimbulkan dari inflasi ............................................................................................... 12
3.6 Mencegah adanya inflasi .............................................................................................................. 13
3.7 Hubungan Pengangguran dan Inflasi ........................................................................................... 14
BAB IV PENUTUP ................................................................................................................................... 15
4.1 Simpulan ....................................................................................................................................... 15
4.2 Rekomendasi ................................................................................................................................ 16
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................................ 17
HASIL DISKUSI....................................................................................................................................... 18

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Penganguran dan Inflasi adalah dua masalah ekonomi utama yang dihadapi setiap masyarakat.
Kedua masalah ekonomi itu dapat mewujudkan efek buruk yang bersifat ekonomi politik dan sosial.
Untuk menghindarinya berbagai kebijakan ekonomi perlu dijalankan. Analisis dalam bab ini bertujuan
untuk menerangkan tentang bentuk – bentuk masalah pengangguran dan inflasi yang dihadapi suatu
perekonomian dan bentuk kebijakan pemerintah yang dapat dijalankan untuk mengatasi masalah tersebut.
Di samping itu satu hal penting lain yang akan diuraikan dalam bab ini adalah mengenai kebijakan
pemerintah untuk mengendalkan penawaran uang. Dengan demikian pada hakikatnya bab ini akan
membincangkan dua hal pengangguran dan inflasi yang dihadapi suatu ekonomi dan bentuk kebijakan
pemerintah yang dapat dijalankan untuk mengatasi masalah tersebut

Uraian dalam bab terdahulu telah menunjukan bahwa perekonomian tidak selalu mencapai
kesempatan kerja penuh. Di kebanyakan Negara masalah utama yang dihadapi adalah masalah
pengangguran. Analisis di bab – bab yang lalu telah menunnjukan bahwa mekanisme pasar tidak mampu
untuk mengatasi masalah ini dan sekanjutnya sebagian ahli-ahli ekonomi berpendapat pemerintah perlu
menjalankan kebijakan-kebijakan ekonomi untuk mengatasinya. Tiga bentuk kebijakan pemerintah dapat
dijalankan : kebijakan fiskal, kebijakan moneter, kebijakan segi penawaran.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa dampak pengangguran dalam ekonomi ?


2. Apa saja faktor – faktor pengangguran ?
3. Apa penyebab dari pengangguran ?
4. Apa saja kerugian dan keuntungan inflasi ?
5. Apa saja efek yang ditimbulkan dalam inflasi ?
6. Bagaimana cara mencegah adanya inflasi ?
7. Apa hubungan pengangguran dengan inflasi ?

1
1.3 Tujuan Penulisan Makalah

1. Mengetahui Dampak Pengangguran Dalam Ekonomi


2. Mengetahui Faktor – Faktor Pengangguran
3. Mengetahui Penyebab Pengangguran
4. Mengetahui Hubungan Pengangguran dengan Inflasi
5. Mengetahui Kerugian dari Inflasi
6. Mengetahui Keuntungan dari Inflasi
7. Mengetahui Efek yang ditimbulkan dalam Inflasi
8. Mengetahui Mencegah adanya Inflasi

1.4 Manfaat Penulisan Makalah

Manfaat penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui materi pengangguran dan inflasi
dalam mata kuliah pembelajaran pengantar ilmu ekonomi

2
BAB II
LANDASAN TEORITIS

2.1 Definisi dan Pengertian Pengangguran

Menganggur tidak sama dengan tidak bekerja atau tidak mau bekerja. Orang yang tidak mau
bekerja, tidak dapat dikatakan sebagai pengangguran. Sebab jika dia mencari pekerjaan mungkin
dengan segera mendapatkannya. Alasan lain orang tidak mau bekerja antara lain adalah ibu – ibu
yang harus mengurus anak, kawula muda yang harus sekolah / kuliah dulu.
Contoh paragraf diatas merupakan pengantar untuk membuat lebih mudah memahami konsep
pengangguran (unemployment). Sebab definisi ekonomi tentang pengangguran tidak identik dengan
tidak (mau) bekerja. Seseorang baru dikatakan menganggur bila dia ingin bekerja dan telah berusaha
mencari kerja, namun tidak mendapatkannya. Berdasarkan kategori usia, usia angkatan kerja adalah
15-64 tahun. Yang masuk kelompok bukan usia kerja (usia non produktif) adalah anak-anak (0-14
tahun) dan manusia lanjut usia (manula) yang berusia ≥65 tahun.
Pengertian pengangguran menurut para ahli. :
1) Menurut Nanga, pengangguran adalah suatu keadaan di mana seseorang yang tergolong dalam
kategori angkatan kerja tidak memiliki pekerjaan dan secara aktif tidak sedang mencari pekerjaan.
2) Menurut Sukirno, pengangguran adalah jumlah tenaga kerja dalam perekonomian yang secara
aktif mencari pekerjaan tetapi belum memperolehnya.
3) Menurut Menakertrans, pengangguran adalah orang yang tidak bekerja, sedang mencari
pekerjaan, mempersiapkan usaha baru, dan tidak mencari pekerjaan karena merasa tidak mungkin
mendapakan pekerjaan.
4) Menurut Payman J. Simanjuntak, pengangguran adalah orang yang tidak bekerja berusia angkatan
kerja yang tidak bekerja sama sekali atau bekerja kurang dari dua hari selama seminggu sebelum
pencacahan dan berusaha memperoleh pekerjaan

2.2 Jenis – Jenis Pengangguran

Dalam studi ekonomi makro yang lebih lanjut, pembahasan masalah pengangguran akan dilakukan
lebih spesifik dan cermat. Misalnya, akan dibahas apakah pengangguran yang terjadi merupakan
pengangguran sukarela (voluntary unemployment) atau pengangguran dukarela (involuntary
unemployment).
3
I. Pengangguran Friksional (Frictional Unemployment)
Apabila dalam suatu periode tertentu perekonomian terus-menerus berkembang pesat, jumlah dan
tingkat pengangguran akan menjadi semakin rendah. Pada akhirnya perekonomian dapat mencapai
tingkat penggunaan tenaga kerja penuh (full employment), yaitu apabila pengangguran tidak melebihi
4%. Pengangguran ini dinamakan pengangguran friksional (frictional unemployment). Pengangguran
jenis ini bersifat sementara dan terjadi karena adanya kesenjangan antara pencari kerja dengan
lowongan kerja. Kesenjangan ini dapat berupa kesenjangan waktu, informasi, ataupun karena kondisi
geografis/jarak antara pencari kerja dan kesempatan (lowongan) kerja. Mereka yang masuk dalam
kategori pengangguran sementara umumnya rela menganggur (voluntary unemployment) untuk
mendapat pekerjaan.

II. Pengangguran Struktural (Structural Unemplayment)


Karena sifatnya yang mendasar. Pencari kerja tidak mampu memenuhi persyaratan yang
dibutuhkan untuk lowongan pekerjaan yg tersedia. Hal ini terjadi dalam perekonomian berkembang
pesat.
Makin tinggi dan rumitnya proses produksi dan atau teknologi produksi yang digunakan,
menuntut persyaratan tenaga kerja yang juga makin tinggi. Dilihat dari sifatnya, pengangguran
structural lebih sulit diatasi disbanding pengangguran friksional,membutuhkan pendanaan yg besar
dan waktu yang lama. Untuk Indonesia,pengangguran structural merupakan masalah besar dimasa
mendatang, jika tidak ada perbaikan kualitas SDM.

III. Pengangguran Siklis (Cyclical Unemployment)


Atau disebut juga pengangguran konjungtur adalah pengangguran yg diakibatkan oleh perubahan
dalam tingkat kegiatan perekonomian. Pada waktu kegiatan ekonomi mengalami
kemunduran,perusahaan harus mengurangi kegiatan memproduksi. Dalam pelaksanaannya jam kerja
dikurangi, sebagian mesin produksi tidak digunakan, dan sebagian tenaga kerja diberhentikan.
Dengan demikian, kemunduran ekonomi akan menaikan jumlah dan tingkat pengangguran.
Diperlukan kebijakan-kebijakan ekonomi guna meningkatkan kegiatan ekonomi dan diusahakan
menambah penyediaan kesempatan kerja untuk tenaga kerja baru memasuki pasar tenaga kerja
(sebagai akibat bertambahnya penduduk).

4
IV. Pengangguran Musiman (Seasonal Unemployment)
Berkaitan erat dengan fluktuasi kegiatan ekonomi jangka pendek,terutama terjadi di sector
pertanian. Misalnya diluar musim tanam dan panen, petani umumnya menganggur, sampai menunggu
musim tanam dan panen berikutnya.

2.3 Definisi dan Pengertian Inflasi

Inflasi adalah kenaikan harga barang – barang yang bersifat umum dan terus – menerus. Dari
definisi ini, ada tiga komponen yang harus dipenuhi agar dapat dikatakan telah terjadi infasi:
 Kenaikan Harga
 Bersifat Umum
 Berlangsung Terus – Menerus

Pengertian Inflasi menurut para ahli :

1. Menurut Bank Indonesia


Bank Indonesia merupakan induk bank di Negara ini. Sehingga setiap kebijakan yang diambil
dijadikan jalur bagi unit-unit perekonomian lain. Begitu pun dengan teori-teori yang
dikemukakan. Bank Indonesia (BI) mendefinisikan inflasi dalam Inflation Targeting Framework
“Inflasi adalah kecenderungan harga-harga untuk meningkat secara umum dan terus menerus”.

2. Menurut Boediono
Beliau adalah salah satu gawang ekonomi di Bank Indonesia yang kemudian naik menjadi Wakil
Presiden Indonesia bersama Presiden ke-6, Susilo Bambang Yudhoyono pada periodenya yang
kedua.
“Inflasi merupakan suatu kecenderungan mengenai harga-harga agar naik pada umumnya dan
juga secara terus-menerus. Keadaan ketika harga dari satu atau beberapa barang naik, maka itu
bukanlah dapat dikatakan sebagai inflasi. Namun, jika harga barang yang naik tersebut meluas
dan menyebabkan naiknya sebagian besar dari barang-barang lainnya itulah yang dinamakan
dengan inflasi.” Baca juga 4 Peran Lembaga Keuangan dan Jenisnya

5
3. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS)
Lembaga ini mengemukakan bahwa pengertian dari inflasi adalah sebuah nilai ketika tingkat dari
harga yang berlaku di dalam suatu bidang ekonomi. Sebagai salah satu dari indikator di dalam
melihat kestabilitasian perekonomian satu wilayah tertentu, perkembangan harga jasa dan barang
pada umumnya dapat dihitung melalui indeks harga dari para konsumen. Dengan demikian,
angka inflasi amatlah mempengaruhi besar kecilnya produksi suatu barang.
4. Winardi
Inflasi merupakan suatu periode pada masa tertentu, terjadi ketika kekuatan dalam membeli
terhadap kesatuan moneter menurun. Pengertian Inflasi tersebut dapat timbul apabila nilai uang
yang didepositokan beredar lebih banyak dibandingkan atas jumlah barang atau pun jasa yang
ditawarkan.
(Baca juga : Jenis Pajak Penghasilan)
5. Dwi Eko Waluyo
Inflasi merupakan salah satu bentuk penyakit-penyakit ekonomi yang sering timbul dan dialami
hampir di seluruh negara. Kecenderungan dari kenaikan harga-harga pada umumnya serta terjadi
secara terus-menerus. Teori ini dikemukakan dalam buku beliau yang berjudul Teori Ekonomi
Makro terbitan tahun 2002.
6. Sadono Sukirno
Beliau adalah salah satu ekonom terkenal Indonesia. Sadono Sukirno menyebut inflasi adalah
suatu proses kenaikan harga-harga yang berlaku dalam suatu perekonomian. Pernyataan ini
dinyatakan pada tahun 2002 dalam bukunya yang berjudul makro ekonomi di halaman 15.

2.4 Teori Inflasi

Teori inflasi di bagi menjadi tiga yaitu :


1. Teori Kuantitas
Teori ini menyoroti peranan dalam proses inflasi dari jumlah uang yang beredar dan
“psikologi” (harapan) masyarakat mengenai kenaikan harga-harga (expectations). Inti dari teori ini
adalah :
a. Inflasi hanya bisa terjadi kalau ada penambahan volume uang yang beredar (apakah berupa
penambahan uang kartal atau penambahan uang giral tidak menjadi soal).
b. Laju inflasi ditentukan oleh laju pertambahan jumlah uang yang beredar dan oleh “psikologi”
(harapan) masyarakat mengenai kenaikan harga-harga di masa mendatang.

6
2. Teori Keynes
Menurut teori ini, inflasi terjadi karena suatu masyarakat ingin hidup di luar batas kemampuan
ekonominya. Poses inflasi menurut pandangan ini, tidak lain adalah proses perebutan bagian rezeki di
antara kelompok-kelompok sosial yang menginginkan bagian yang lebih besar dari pada yang bisa
disediakan oleh masyarakat tersebut. Proses perebutan ini akhirnya diterjemahkan menjadi keadaan
dimana permintaan masyarakat akan barang-barang selalu melebihi jumlah barang-barang yang
tersedia .
3. Teori Strukturalis
Teori strukturalis adalah teori mengenai inflasi yang di dasarkan atas pengalaman di negara-
negara Amerika Latin. Teori ini memberi tekanan pada ketegaran (inflexibilities) dari struktur
perekonomian negara-negara berkembang. Menurut teori ini, ada dua ketegaran utama dalam
perekonomian Negara-negara sedang berkembang yang bisa menimbulkan inflasi, yaitu :
a. Ketidakelastisan dari penerimaan ekspor, yaitu nilai ekspor yang tumbuh secara lamban
dibanding dengan pertumbuhan sektor-sektor lain.
b. Ketidakelastisan dari supply atau produksi bahan makanan di dalam negeri.

2.5 Macam – macam Inflasi

Adapun macam-macam inflasi dapat golongkan sebagai berikut:

a. Inflasi Berdasarkan Tingkat Keparahan


1) Inflasi ringan, yaitu inflasi yang besarnya kurang dari 10% per tahun.
2) Inflasi sedang, yaitu inflasi yang besarnya antara 10% – 30% per tahun.
3) Inflasi berat, yaitu inflasi yang besarnya antara 30% – 100% per tahun.
4) Inflasi sangat berat atau hiperinflasi, yaitu inflasi yang besarnya di atas 100% per tahun.

b. Inflasi Berdasarkan Benyebab

1) Inflasi Tarikan Permintaan (Demand Pull Inflation),


yaitu inflasi yang terjadi karena kelebihan permintaan atas barang dan jasa. Kelebihan permintaan
yang tidak dapat dipenuhi produsen tersebut tentu akan mendorong kenaikan harga-harga, karena
permintaan lebih besar daripada penawaran.

7
2) Inflasi Dorongan Biaya Produksi (Cost Push Inflation),
yaitu inflasi yang terjadi karena kenaikan biaya produksi. Biaya produksi yang naik akan mendorong
naiknya harga-harga barang dan jasa. Selain itu, kenaikan biaya produksi akan mengakibatkan
turunnya jumlah produksi sehingga penawaran menjadi berkurang, jika penawaran berkurang
sedangkan permintaan diasumsikan tetap, maka akibatnya harga-harga akan naik.

3) Inflasi lain-lain, yaitu inflasi yang terjadi karena berbagai penyebab selain yang sudah
disebutkan di atas. Seperti, Inflasi yang disebabkan karena pencetakan uang baru dan inflasi karena
lambatnya produksi barang tertentu.

c. Inflasi Berdasarkan Asal Terjadinya

1) Inflasi dari Dalam Negeri (Domestic Inflation), yaitu inflasi yang hanya
disebabkan oleh faktor-faktor penyebab dari dalam negeri. Faktor-faktor penyebab tersebut antara
lain, adanya pencetakan uang baru untuk menutup anggaran negara yang defisit karena naiknya
permintaan masyarakat dan karena kenaikan biaya produksi di dalam negeri (seperti naiknya upah
buruh).

2) Inflasi dari Luar Negeri (Imported Inflation), yaitu inflasi yang disebabkan oleh faktor-faktor
penyebab dari luar negeri. Inflasi ini timbul karena adanya perdagangan antarnegara. Jika suatu
negara mengalami inflasi maka inflasi tersebut dapat menular ke negara-negara lain yang memiliki
hubungan dagang dengannya. Contohnya, jika negara kita mengimpor faktor-faktor produksi (berupa
bahan baku dan mesin) serta mengimpor barang-barang jadi (seperti motor, mesin cuci, dan kipas
angin) dari Jepang, maka jika di Jepang harga faktor-faktor produksi dan barang jadi tersebut naik
(inflasi), otomatis negara kita juga akan mengalami inflasi. Sebab barang-barang yang kita buat
dengan faktorfaktor produksi dari Jepang tentu akan dijual lebih mahal, dan barangbarang jadi dari
Jepang pun dijual lebih mahal.

8
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Dampak Pengangguran dalam ekonomi

1) Menjadikan Aktivitas perekonomian menjadi turun


Menurunnya daya beli masyarakat merupakan akibat dari masalah pengangguran. Padahal jika
daya beli turun maka akan mengakibatkan permintaan terhadap barang dan jasa menjadi turun.
Selanjutnya akibat dari menurunnya permintaan terhadap barang dan jasa maka menyebabkan para
produsen maupun investor menjadi lesu dalam berproduksi maupun melakukan perluasan ataupun
pendirian industri baru yang berujung pada menurunnya aktivitas perekonomian.

2) Mengakibatkan biaya sosial meningkatkan


Adanya masalah pengangguran dapat mengakibatkan biaya sosial menjadi meningkat. Hal ini
Karena, pengangguran memaksakan masyarakat untuk memikul segala biaya, mulai dari biaya
keamanan serta biaya pengobatan yang timbul akibat meningkatnya kriminalitas yang mungkin
dilakukan oleh para penganggur, biaya perawatan pasien yang stres atau depresi karena menganggur,
dan biaya pemulihan atau renovasi beberapa tempat yang rusak akibat demonstrasi atau kerusuhan
yang dipicu oleh kecemburuan sosial dan ketidakpuasan para penganggur.

3) Mengakibatkan Pertumbuhan Ekonomi dan Pendapatan Per-Kapita turun


Kita ketahui bahwa Orang menganggur tidak dapat menghasilkan barang ataupun jasa. Hal ini
berarti dengan semakin banyak penganggur maka Produk Domestik Bruto (PDB) yang dihasilkan
menjadi semakin menurun (rendah). Dengan menurunnya produk domestik bruto maka akan
menyebabkan menurunnya pertumbuhan ekonomi sekaligus menurunnya pendapatan per kapita.
Pendapatan per kapita otomatis akan menurun jika PDB turun hal ini karena pendapatan per kapita
dihitung dengan rumus pendapatan domestik bruto tahun tertentu dibagi dengan jumlah penduduk
pada tahun tersebut. Dengan menurunnya pendapatan per kapita maka akan menyebabkan
menurunnya tingkat kesejahteraan masyarakat.
4) Mengakibatkan Penerimaan Negara turun
Seseorang yang menganggur tentu saja tidak memiliki penghasilan, dengan keadaan ini maka
penerimaan pemerintah khususnya yang diperoleh dari pajak penghasilan (Pph) akan menjadi turun.

9
Jadi jelaslah bahwa semakin banyak orang yang menganggur maka semakin turun juga penerimaan
negara.

5) Mengakibatkan Tingkat Keterampilan turun


Pengangguran mengakibatkan keterampilan seseorang menjadi turun. Dengan menganggur maka
tingkat keterampilan seseorang menjadi menurun. Semakin lama seseoran menganggur, maka
semakin menurun juga tingkat keterampilan orang tersebut. Demikianlah pemaparan beberapa
dampak pengangguran dalam ilmu ekonomi, artikel ini merupakan kelanjutan dari penjelasan terkait
jenis-jenis pengangguran dan cara menangani pengangguran yang dapat dilakukan. Mudah-mudahan
melalui artikel ini dan artikel terkait dengan artikel ini saudara dapat lebih memahami tentang
pengangguran dan dapat terhindar dari dampak pengangguran

3.2 Faktor – faktor Pengangguran

Faktor penyebab adanya pengangguran, diantaranya:


a. Penduduk yang relatif banyak.
b. Pendidikan dan keterampilan yang rendah.
c. Angkatan kerja yang tidak dapat memenuhi persyaratan yang diminta dunia kerja.
d. Teknologi yang semakin modern.
e. Pengusaha yang selalu mengejar keuntungan dengan cara melakukan penghematan.
f. Lingkungan yang kurang memadai.
g. Adanya lapangan kerja yang dengan dipengaruhi musim.

3.3 Penyebab Pengangguran

a. Pertumbuhan penduduk yang tinggi


Ketidakseimbangan antara pertumbuhan jumlah penduduk yang tinggi dengan kemampuan
perekonomian menyediakan lapangan pekerjaan akan menyebabkan terjadinya pengangguran.

b. Rendahnya laju investasi produktif


Rendahnya investasi di Negara berkembang merupakan salah satu penyebab rendahnya kesempatan
kerja yang tersedia bagi masyarakat. Meskipun sumber daya alam yang dimiliki melimpah, tetapi
kapasitas produksi dan sumber daya yang ada belum digunakan secara penuh (underemployment).

10
c. Siklus bisnis yang melemah
Siklus bisnis secara actual di ukur dari GNP riil yang merupakan nilai pasar dari barang dan jasa
yang dihasilkan selama satu tahun. Pada saat puncak kegiatan bisnis, kebutuhan akan tenaga kerja
sangat besar sehingga pada kondisi ini jumlah pengangguran relative rendah atau sebaliknya.

d. Rendahnya kualitas pendidikan masyarakat.


Pengangguran dapat terjadi karena masyarakat tidak mampu memanfaatkan kesempatan kerja yang
tersedia. Ketidakmampuan dalam memanfaatkan kesempatan kerja tersebut, salah satunya
disebabkan oleh ketidaksesuaian keahlian yang dibutuhkan dengan keahlian tenaga kerja yang
dimiliki.

e. Strategi industry yang labor saving


Kemajuan teknologi yang terjadi di satu sisi mengakibatkan jumlah output yang mampu dihasilkan
dan meningkatnya pertumbuhan ekonomi. Di sisi lain, kemajuan teknologi kadang juga diikuti
dengan penghematan penggunaan tenaga kerja (labor saving) pada suatu proses produksi dan
menggunakan modal secara intensif yang pada akhirnya akan menimbulkan pengangguran.

3.4 Kerugian dan Keuntungan Inflasi

Terjadinya Inflasi seringkali menyebabkan berbagai dampak buruh bagi masyarakat. Namun
ternyata, pada kasus tertentu Inflasi dapat menguntungkan bagi beberapa pihak. Berikut merupakan
kerugian dan keuntungan dari terjadinya Inflasi bagi oknum oknum tertentu.

1. Kerugian Inflasi
Inflasi memperbanyak jumlah masyarakat produktif yang menganggur karena banyaknya PHK
yang dilakukan perusahaan perusahaan. Harga dalam berbagai barang konsumsi masyarakat menjadi
mahal. Sehingga untuk menutupinya seringkali masyarakat harus memperkecil pengeluaran akan
kebutuhannya. Para pemborong atau kontraktor, harus mengeluarkan tambahan biaya agar dapat menutup
pengeluaran karena terjadinya inflasi. Sehingga keuntungannya menjadi berkurang.
Bagi para kreditor atau pemberi pinjaman karena nilai riil dari pinjaman yang diberikan dapat
menjadi lebih kecil. Misalnya pada saat sebelum inflasi pinjaman sebesar Rp.500.000,00 setara dengan
25 gram emas. Namun setelah inflasi dapat menjurun menjadi 20 gram emas. Bagi para penabung
11
terjadinya inflasi dapat memperbesar tingkat bunga dan menurunkan nilai uang yang ditabung
dibandingkan ketika sebelum terjadinya inflasi.

2. Keuntungan Inflasi
Keuntungan inflasi dapat juga di rasakan bagi suatu perusahaan yang memiliki stok persediaan
barang dari sebelum terjadinya inflasi.
 Bagi para pedagang, inflasi dijadikan sebagai kesempatan untuk mempermainkan harga
dengan cara menaikkan harga untuk memperoleh keuntungan yang besar.
 Bagi para orang orang atau perusahaan yang mengadakan spekulasi, mereka akan
menimbun barang sebanyak banyaknya sebelum terjadinya inflasi untuk menjualnya saat
terjadinya inflasi. Kenaikan harga akan menguntungkan mereka.
 Bagi para peminjam, terjadinya inflasi tidak mempengaruhi jumlah pinjamannya jika
peminjaman terjadi sebelum terjadinya inflasi.
 Meskipun saat inflasi terjadi kenaikan harga. Contohnya para pengambil KPR BTN inflasi
akan mengakibatkan harga bahan bangunan menjadi naik. Namun jumlah kewajiban yg
harus dibayar kpada BTN tidak ikut dinaikkan.

3.5 Efek yang ditimbulkan dari inflasi

1. Efek terhadap Pendapatan (Equity Effect)


Efek terhadap pendapatan sifatnya tidak merata, ada yang dirugikan tetapi ada pula yang diuntungkan
dengan adanya inflasi. Seseorang yang memperoleh endapatan tetap akan dirugikan oleh adanya
inflasi. Misalnya seorang yang memperoleh pendapatan tetap Rp. 500.000,00 per tahun sedang laju
inflasi sebesar 10%, akan menderita kerugian penurunan pendapatan riil sebesar laju inflasi tersebut,
yakni Rp. 50.000,00.

2. Efek terhadap Efisiensi (Efficiency Effects)


Inflasi dapat pula mengubah pola alokasi faktor-faktor produksi. Perubahan ini dapat terjadi melalui
kenaikan permintaan akan berbagai macam barang yang kemudian dapat mendorong terjadinya
perubahan dalam produksi beberapa barang tertentu sehingga mengakibatkan alokasi factor produksi
menjadi tidak efisien.

3. Efek terhadap Output (Output Effects)

12
Dalam menganalisa kedua efek diatas (Equity dan Efficiency Effects) digunakan suatu anggapan
bahwa output tetap. Hal ini dilakukan supaya dapat diketahui efek inflasi terhadap distribusi
pendapatan dan efisiensi dari jumlah output tertentu tersebut.

4. Inflasi dan Perkembangan Ekonomi


Inflasi yang tinggi tingkatnya tidak akan menggalakkan perkembangan ekonomi. Biaya yang terus
menerus naik menyebabkan kegiatan produktif sangat tidak menguntungkan. Maka pemilik modal
biasanya lebih suka menggunakan uangnya untuk tujuan spekulasi. Antara lain tujuan ini dicapai
dengan pembeli harta-harta tetap seperti tanah, rumah dan bangunan. Oleh karena pengusaha lebih
suka menjalankan kegiatan investasi yang bersifat seperti ini, investasi produktif akan berkurang dan
tingkat kegiatan ekonomi menurun. Sebagai akibatnya lebih banyak pengangguran akan wujud.

5. Inflasi dan Kemakmuran Masyarakat


Disamping menimbulkan efek buruk ke atas kegiatan ekonomi negara, inflasi juga akan menimbulkan
efek-efek yang berikut kepada individu kepada masyarakat :
a) Inflasi akan menurunkan pendapatan riil orang-orang yang berpendapatan tetap.
b) Inflasi akan mengurangi nilai kekayaan yang berbentuk uang.
c) Memperburuk pembagian kekayaan.

3.6 Mencegah adanya inflasi

a. Kebijaksanaan Moneter
Sasaran kebijaksanaan moneter di capai melalui pengaturan jumlah uang beredar (M). salah satu
komponen jumlah uang adalah uang giral (demand deposit). Uang giral dapat terjadi melalui dua
cara, pertama apabila seseorang memasukkan uang kas ke bank dalam bentuk giro, kedua, apabila
seseorang memperoleh pinjaman dari bank tidak diterima kas tetapi dalam bentuk giro.
Instrument lain yang dapat dipakai untuk mencegah inflasi adalah politik pasar terbuka ( jual/beli
surat berharga) dengan cara menjual surat berharga bank sentral dapat menekan perkembangan
jumlah uang beredar sehingga laju inflasi dapat lebih rendah.
d. Kebijaksanaan Fiskal
Kebijaksanaan fiskal menyangkut pengaturan tentang pengeluaran pemerintah serta perpajakan
yang secara langsung dapat mempengaruhi permintaan total dan dengan demikian akan
mempengaruhi harga. Inflasi dapat dicegah melalui penurunan permintaan total, sehingga inflasi
dapat ditekan.
13
e. Kebijaksanaan yang berkaitan dengan Output
Kenaikan output dapat memperkecil laju inflasi. Kenaikan jumlah output ini dapat dicapai
misalnya dengan kebijaksanaan penurunan bea masuk sehingga impor barang cenderung
meningkat. Bertambahnya jumlah barang di dalam negeri cenderung menurunkan harga.

f. Kebijaksanaan penentuan harga dan indexing


Ini dilakukan dengan penentuan ceiling harga, serta mendasarkan pada indeks harga tertentu
untuk gaji ataupun upah (dengan demikian gaji/upah secara riil tetap). Kalau indeks harga naik,
maka gaji/ upah juga dinaikkan.

3.7 Hubungan Pengangguran dan Inflasi

Hubungan pengangguran dengan upah dan gaji serta inflasi digambarkan oleh Kurva Phillips
yang ditemukan oleh A.W Phillips. Kurva Phillips bermanfaat untuk menganalisa pergerakaan
pengangguran dan inflasi dalam jangka pendek. Ketika upah dan gaji tinggi, maka pengangguran
rendah, dan inflasi tinggi. Upah dan gaji tinggi karena pekerja akan menekankan kenaikan upah dan
gaji saat ada beberapa alternatif pekerjaan di luar pekerjaan sekarang. Upah dan gaji yang tinggi akan
menyebabkan dorongan permintaan meningkat, kalau agregat permintaan naik, maka harga akan naik
dan menimbulkaan inflasi. Sebaliknya, ketika upah dan gaji rendah, maka pengangguran tinggi dan
inflasi rendah. Upah dan gaji yang rendah tidak akan menyebabkan dorongan permintaan meningkat,
kalau agregat permintaan turun, maka harga akan turun dan tidak akan menimbulkan inflasi.
Kurva Phillips mengilustrasikan suatu trade-off teori inflasi. Menurut pandangan ini, negara dapat
mengusahakan tingkat pengangguran yang lebih rendah apabila bersedia membayar dengan tingkat
inflasi yang lebih tinggi. Trade-off ditunjukkan dengan kemiringan kurva Phillips.
Kurva Phillips jangka panjang berbentuk vertikal, karena dalam jangka panjang hanya terdapat
satu tingkat pengangguran yang konsisten dengan inflasi yang tetap, tingkat pengangguran ini disebut
dengan pengangguran alamiah. Tingkat pengangguran alamiah adalah tingkat dimana tekanan ke atas
dan ke bawah terhadap inflasi harga dan upah berada dalam keseimbangan

14
BAB IV

PENUTUP

4.1 Simpulan

Inflasi adalah kecenderungan dari harga-harga naik secara umum dan terus-menerus. Kenaikan
harga diukur dengan menggunakan indeks harga antara lain Indeks Harga Konsumen, Indeks Harga
Perdagangan Besar, dan Indeks Harga Implisit. Menurut sifatnya yaitu Inflasi ringan (di bawah 10%
setahun), Inflasi sedang (antara 10 - 30% setahun), Inflasi berat (antara 30 - 100 % setahun) dan
Hiperinflasi ( di atas 100% setahun). Inflasi menurut sebabnya yaitu Demand pull Inflation dan Cost
Push Inflation. Inflasi menurut asalnya yaitu Inflasi yang berasal dari dalam negeri (domestic inflation)
dan Inflasi yang berasal dari luar negeri (imported inflation).

Teori inflasi ada 3 yaitu Teori Kuantitas yang menyoroti peranan dalam proses inflasi dari jumlah
uang yang beredar dan “psikologi” (harapan) masyarakat mengenai kenaikan harga-harga (expectations),
Teori Keynes yaitu inflasi terjadi karena suatu masyarakat ingin hidup di luar batas kemampuan
ekonominya. Dan Teori Strukturalis yang memberi tekanan pada ketegaran (inflexibilities) dari struktur
perekonomian negara-negara berkembang yang bisa menimbulkan inflasi yaitu ketidakelastisan dari
penerimaan ekspor dan ketidakelastisan dari supply atau produksi bahan makanan di dalam negeri.

Efek dari inflasi yaitu efek terhadap pendapatan (Equity Effect), Efek terhadap Efisiensi ( Efficiency
Effect) dan Efek terhadap Output (Output Effects). Pemerintah melakukan beberapa kebijakan untuk
menekan laju inflasi, yaitu melalui Kebijakan Fiskal, Kebijakan Moneter dan Deregulasi Sektor Industri.

Pengangguran adalah seseorang yang sudah digolongkan dalam angkatan kerja, yang secara aktif
sedang mencari pekerjaan pada suatu tingkat upah tertentu, tetapi tidak dapat memperoleh pekerjaan yang
diinginkannya. Jenis- jenis pengangguran ada empat, yaitu Pengangguran Friksional, Pengangguran
Struktural, Pengangguran Siklis dan Pengangguran Musiman. Pengangguran akan menimbulkan dampak
negatif jika sifat pengangguran sudah sangat struktural dan atau kronis diantaranya Terganggunya
stabilitas perekonomian dan Terganggunya stabilitas sosial politik

Hubungan pengangguran dengan upah dan gaji serta inflasi digambarkan oleh Kurva Phillips yang
ditemukan oleh A.W Phillips. Kurva Phillips bermanfaat untuk menganalisa pergerakaan pengangguran
dan inflasi dalam jangka pendek. Ketika upah dan gaji tinggi, maka pengangguran rendah, dan inflasi
tinggi. Upah dan gaji tinggi karena pekerja akan menekankan kenaikan upah dan gaji saat ada beberapa

15
alternatif pekerjaan di luar pekerjaan sekarang. Upah dan gaji yang tinggi akan menyebabkan dorongan
permintaan meningkat, kalau agregat permintaan naik, maka harga akan naik dan menimbulkaan inflasi
dan sebaliknya.

4.2 Rekomendasi

Sangat penting untuk mempelajari masalah inflasi dan pengangguran. Karena hal ini menyangkut
perekonomian secara keseluruhan. Begitu banyaknya pengangguran yang terjadi saat ini, kita bisa
menganalisa serta mencari solusi atas permasalahan pengangguran di Indonesia

16
DAFTAR PUSTAKA

1. Rahardja Prathama, Manurung Mandala, 2017, Pengantar Ilmu Ekonomi (Makro & Mikro) Edisi
Ketiga : Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta, hlm.359-386.
2. Sukirno Sadono, 2006, Makroekonomi Teori Pengantar Edisi Ketiga : Divisi Buku Perguruan
Tinggi, PT RajaGrafindo Persada Jakarta,hlm. 326-355.
3. https://ardra.biz/ekonomi/ekonomi-makro/teori-inflasi/
4. http://www.ekonomikontekstual.com/2014/03/memaparkan-dampak-pengangguran-menurut-
ilmu-ekonomi.html
5. http://dilihatya.com/1139/pengertian-pengangguran-menurut-para-ahli
6. https://dosenekonomi.com/ilmu-ekonomi/ekonomi-makro/pengertian-inflasi-menurut-para-ahli

17
Hasil Diskusi

1) Penanya : Johanes Chandra ( Kelompok 11 )


Pertanyaan : Bagaimaa cara mencegah Inflasi ?
Jawaban : Cara Mengatasi Inflasi
Untuk mengatasi inflasi pada intinya pemerintah dapat melakukan tiga hal yaitu :
 Dengan mengurangi jumlah uang yang beredar.
 Memperbanyak jumlah berang dan jasa.
 Dengan menetapkan harga maksimum ( agar harga tidak terus naik ).
Kebijakan Moneter Yang Bersifat Mengurangi Jumlah Uang Beredar
Hal ini salah satu untuk mengatasi inflasi tentu digunakan kebijakan moneter yang bersifat
mengurangi jumlah uang yang beredar yang meliputi :
 Kebijakan Pasar Terbuka
 Kebijakan Diskonto
 Kebijakan Cadangan Kas
 Kebijakan Kredit Selektif
 Sanering
 Menarik Atau Memusnahkan Uang Lama
 Membatasi Pencetakan Uang Baru

Kebijakan Fiskal ( Kebijakan Anggaran )

Kebijakan fiskal ini ialah kebijakan yang dilakukan pemerintah dengan cara mengubah
penerimaan dan pengeluaran negara, untuk mengatasi inflasi, pemerintah dapat melakukan
kebijakan fiskal sebagai berikut :
 Mengurangi Pengeluaran Pemerintah
 Menaikkan Tarif Pajak

Kebijakan Bukan Moneter Dan Bukan Fiskal

Selain dengan kebijakan moneter dan fiskal untuk mengatasi inflasi pemerintah dapat
menjalankan kebijakan berikut ini.

 Menambah Hasil Produksi


 Mempermudah Masuknya Barang Impor

18
 Tidak Mengimpor Barang-Barang Dari Negara Yang Sedang Mengalami Inflasi
 Dengan Menetapkan Harga Maksimum
 Melarang Penimbunan Barang Yang Biasa Dilakukan Pedagang
 Dengan Menjaga Kestabilan Tingkat Upah
 Melarang Penimbunan Barang Yang Biasa Dilakukan Pedagang
 Dengan Menjaga Kestabilan Tingkat Upah
2) Penanya : Muhammad Nuzurul ( Kelompok 12 )
Pertanyaan : Mengapa masyarakat sarjana masih banyak yang pengangguran ?
Jawaban : Faktor-faktor makro mungkin banyak pengangguran karena faktor sarjananya
sendiri yang tulalit. Maksudnya banyak lulusan sarjana S1 yng hanya modal teori doang tapi tidak
mengasah skillsnya.
Dan alasan lain yang menjadi factor penyebab mengapa sarjana masih banyak yang menganggur
1. Terlalu jual mahal
2. Idealis ingin pekerjaaan sesuai dengan jurusan
3. Kurang bergaul
4. Tidak mau keluar dari daerah asal
5. Malas bekerja dan tidak mau buka usaha
3) Penanya : Kaifa Tawangsari ( Kelompok 9 )
Pertanyaan : Bagaimana cara mengatasi pengangguran ?
Jawaban :
1) Cara Mengatasi Pengangguran Struktural
Pengangguran Struktural merupakan akibat dari perubahan struktur ekonomi,dan dapat diatasi
dengan menggunakan empat cara,antara lain sebagai berikut.
 memindahkan tenaga kerja dari daerah yang memiliki lebih tenaga kerjanya ke daerah
yang mengalami kekurangan tenaga kerja
 mengadakan penelitian tenaga kerja untuk mengisi informasi lowongan pekerjaan
 mengadakan mobilitas tenaga kerja seperti tenaga-tenaga pertanian dipindahkan ke daerah
pertanian atau transmigrasi
 mendirikan proyek padat karya di daerah yang mengalami pengangguran
2) Cara Mengatasi Pengangguran Siklis

19
Pengangguran Siklis merupakan akibat dari kemunduran ekonomi.Awalnya permintaan
masyarakat berkurang,investasi ikut berkurang,dan menyebabkan produk juga ikut
berkurang.Pengangguran ini dapat diatasi dengan dua cara,yaitu sebagai berikut.
meningkatkan dan mengarahkan permintaan terhadap barang dan jasa
meningkatkan pendapatan masyarakat agar daya belinya meningkat
3) Cara Mengatasi Pengangguran Musiman / Seasonal
Pengangguran musiman akibat dari perubahan musim atau pengangguran musiman dapat
diatasi dengan cara sebagai berikut.
memberikan keterampilan lain kepada tenaga kerja musiman
memberikan penjelasan atau informasi adanya kesempatan kerja di sektor lain
4) Cara Mengatasi Pengangguran Teknologi
Pengangguran teknologi dapa diatasi dengan memberikan pelatihan atau kursus tentang
teknologi masa kini yang akan diterpakan di perusahaan.Hal ini bertujuan supaya pekerja
memiliki pengetahuan dan keterampilan cukup untuk melakukan pekerjaan dengan menggunakan
teknologi baru tersebut sehingga pekerja tidak menjadi penganggur karena tidak memiliki
keterampialn yang memadai untuk dapat melaksanakan pekerjaan.Namun demikian jika hl ini
tidak bisa dilakukan,pekerja yang terkena dampak teknologi baru tersebut dapat dipindahkan
untuk melaksanakan pekerjaan lain atau bekerja di bidang lain yang tidak menuntut penguasaan
keterampilan tertentu.
4) Penanya : Leone Adhicitra ( Kelompok 7 )
Pertanyaan : Posisi dan pekerjaan apa yang tidak dirugikan inflasi ?
Jawaban :
5) Penanya : Lovika Restalla ( Kelompok 10 )
Pertanyaan : Bagaimana cara mengatasi pengangguran siklis ?
Jawaban : Cara Mengatasi Pengangguran Siklis
Pengangguran Siklis merupakan akibat dari kemunduran ekonomi.Awalnya permintaan
masyarakat berkurang,investasi ikut berkurang,dan menyebabkan produk juga ikut
berkurang.Pengangguran ini dapat diatasi dengan dua cara,yaitu sebagai berikut.
meningkatkan dan mengarahkan permintaan terhadap barang dan jasa
meningkatkan pendapatan masyarakat agar daya belinya meningkat

20

Anda mungkin juga menyukai