KELOMPOK 10
DISUSUN OLEH :
MIFTAHUL JANNAH ( 7018210015 )
MELLIAWATI ( 7018210246 )
MICHAEL ALFREDO ( 7018210269)
1-D
UNIVERSITAS PANCASILA
Jalan Raya Lenteng Agung Timur No.56-80, Srengseng Sawah, Jagakarsa, RT.01/RW.03,Kota Jakarta
Selatan, Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta 12640
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur marilah kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah banyak memberikan nikmat
kepada kita. Rahmat beserta salam semoga tetap tercurahkan kepada pemimpin akhir zaman yang sangat
dipanuti oleh pengikutnya yakni Nabi Muhammad SAW.
Makalah dengan tema Inflasi dan Pengangguran ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Pengantar
Ilmu Ekonomi (PIE) dan juga untuk khalayak ramai sebagai bahan penambah ilmu pengetahuan serta
informasi yang semoga bermanfaat.
Makalah ini kami susun dengan segala kemampuan kami dan semaksimal mungkin. Namun, kami
menyadiri bahwa dalam penyusunan makalah ini tentu tidaklah sempurna dan masih banyak kesalahan
serta kekurangan. Maka dari itu kami sebagai penyusun makalah ini mohon kritik, saran dan pesan dari
semua yang membaca makalah ini terutama Dosen Mata Kuliah PIE yang kami harapkan sebagai bahan
koreksi untuk kami.
Tim Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .................................................................................................................................. i
DAFTAR ISI................................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang Masalah ................................................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah .......................................................................................................................... 1
1.3 Tujuan Penulisan Makalah ............................................................................................................. 2
1.4 Manfaat Penulisan Makalah ........................................................................................................... 2
BAB II LANDASAN TEORITIS............................................................................................................... 3
2.1 Definisi dan Pengertian Pengangguran .......................................................................................... 3
2.2 Jenis – Jenis Pengangguran ........................................................................................................... 3
2.3 Definisi dan Pengertian Inflasi ....................................................................................................... 5
2.4 Teori Inflasi .................................................................................................................................... 6
2.5 Macam – macam Inflasi ................................................................................................................. 7
BAB III PEMBAHASAN ........................................................................................................................... 9
3.1 Dampak Pengangguran dalam ekonomi ......................................................................................... 9
3.2 Faktor – faktor Pengangguran ...................................................................................................... 10
3.3 Penyebab Pengangguran .............................................................................................................. 10
3.4 Kerugian dan Keuntungan Inflasi ................................................................................................ 11
3.5 Efek yang ditimbulkan dari inflasi ............................................................................................... 12
3.6 Mencegah adanya inflasi .............................................................................................................. 13
3.7 Hubungan Pengangguran dan Inflasi ........................................................................................... 14
BAB IV PENUTUP ................................................................................................................................... 15
4.1 Simpulan ....................................................................................................................................... 15
4.2 Rekomendasi ................................................................................................................................ 16
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................................ 17
HASIL DISKUSI....................................................................................................................................... 18
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Penganguran dan Inflasi adalah dua masalah ekonomi utama yang dihadapi setiap masyarakat.
Kedua masalah ekonomi itu dapat mewujudkan efek buruk yang bersifat ekonomi politik dan sosial.
Untuk menghindarinya berbagai kebijakan ekonomi perlu dijalankan. Analisis dalam bab ini bertujuan
untuk menerangkan tentang bentuk – bentuk masalah pengangguran dan inflasi yang dihadapi suatu
perekonomian dan bentuk kebijakan pemerintah yang dapat dijalankan untuk mengatasi masalah tersebut.
Di samping itu satu hal penting lain yang akan diuraikan dalam bab ini adalah mengenai kebijakan
pemerintah untuk mengendalkan penawaran uang. Dengan demikian pada hakikatnya bab ini akan
membincangkan dua hal pengangguran dan inflasi yang dihadapi suatu ekonomi dan bentuk kebijakan
pemerintah yang dapat dijalankan untuk mengatasi masalah tersebut
Uraian dalam bab terdahulu telah menunjukan bahwa perekonomian tidak selalu mencapai
kesempatan kerja penuh. Di kebanyakan Negara masalah utama yang dihadapi adalah masalah
pengangguran. Analisis di bab – bab yang lalu telah menunnjukan bahwa mekanisme pasar tidak mampu
untuk mengatasi masalah ini dan sekanjutnya sebagian ahli-ahli ekonomi berpendapat pemerintah perlu
menjalankan kebijakan-kebijakan ekonomi untuk mengatasinya. Tiga bentuk kebijakan pemerintah dapat
dijalankan : kebijakan fiskal, kebijakan moneter, kebijakan segi penawaran.
1
1.3 Tujuan Penulisan Makalah
Manfaat penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui materi pengangguran dan inflasi
dalam mata kuliah pembelajaran pengantar ilmu ekonomi
2
BAB II
LANDASAN TEORITIS
Menganggur tidak sama dengan tidak bekerja atau tidak mau bekerja. Orang yang tidak mau
bekerja, tidak dapat dikatakan sebagai pengangguran. Sebab jika dia mencari pekerjaan mungkin
dengan segera mendapatkannya. Alasan lain orang tidak mau bekerja antara lain adalah ibu – ibu
yang harus mengurus anak, kawula muda yang harus sekolah / kuliah dulu.
Contoh paragraf diatas merupakan pengantar untuk membuat lebih mudah memahami konsep
pengangguran (unemployment). Sebab definisi ekonomi tentang pengangguran tidak identik dengan
tidak (mau) bekerja. Seseorang baru dikatakan menganggur bila dia ingin bekerja dan telah berusaha
mencari kerja, namun tidak mendapatkannya. Berdasarkan kategori usia, usia angkatan kerja adalah
15-64 tahun. Yang masuk kelompok bukan usia kerja (usia non produktif) adalah anak-anak (0-14
tahun) dan manusia lanjut usia (manula) yang berusia ≥65 tahun.
Pengertian pengangguran menurut para ahli. :
1) Menurut Nanga, pengangguran adalah suatu keadaan di mana seseorang yang tergolong dalam
kategori angkatan kerja tidak memiliki pekerjaan dan secara aktif tidak sedang mencari pekerjaan.
2) Menurut Sukirno, pengangguran adalah jumlah tenaga kerja dalam perekonomian yang secara
aktif mencari pekerjaan tetapi belum memperolehnya.
3) Menurut Menakertrans, pengangguran adalah orang yang tidak bekerja, sedang mencari
pekerjaan, mempersiapkan usaha baru, dan tidak mencari pekerjaan karena merasa tidak mungkin
mendapakan pekerjaan.
4) Menurut Payman J. Simanjuntak, pengangguran adalah orang yang tidak bekerja berusia angkatan
kerja yang tidak bekerja sama sekali atau bekerja kurang dari dua hari selama seminggu sebelum
pencacahan dan berusaha memperoleh pekerjaan
Dalam studi ekonomi makro yang lebih lanjut, pembahasan masalah pengangguran akan dilakukan
lebih spesifik dan cermat. Misalnya, akan dibahas apakah pengangguran yang terjadi merupakan
pengangguran sukarela (voluntary unemployment) atau pengangguran dukarela (involuntary
unemployment).
3
I. Pengangguran Friksional (Frictional Unemployment)
Apabila dalam suatu periode tertentu perekonomian terus-menerus berkembang pesat, jumlah dan
tingkat pengangguran akan menjadi semakin rendah. Pada akhirnya perekonomian dapat mencapai
tingkat penggunaan tenaga kerja penuh (full employment), yaitu apabila pengangguran tidak melebihi
4%. Pengangguran ini dinamakan pengangguran friksional (frictional unemployment). Pengangguran
jenis ini bersifat sementara dan terjadi karena adanya kesenjangan antara pencari kerja dengan
lowongan kerja. Kesenjangan ini dapat berupa kesenjangan waktu, informasi, ataupun karena kondisi
geografis/jarak antara pencari kerja dan kesempatan (lowongan) kerja. Mereka yang masuk dalam
kategori pengangguran sementara umumnya rela menganggur (voluntary unemployment) untuk
mendapat pekerjaan.
4
IV. Pengangguran Musiman (Seasonal Unemployment)
Berkaitan erat dengan fluktuasi kegiatan ekonomi jangka pendek,terutama terjadi di sector
pertanian. Misalnya diluar musim tanam dan panen, petani umumnya menganggur, sampai menunggu
musim tanam dan panen berikutnya.
Inflasi adalah kenaikan harga barang – barang yang bersifat umum dan terus – menerus. Dari
definisi ini, ada tiga komponen yang harus dipenuhi agar dapat dikatakan telah terjadi infasi:
Kenaikan Harga
Bersifat Umum
Berlangsung Terus – Menerus
2. Menurut Boediono
Beliau adalah salah satu gawang ekonomi di Bank Indonesia yang kemudian naik menjadi Wakil
Presiden Indonesia bersama Presiden ke-6, Susilo Bambang Yudhoyono pada periodenya yang
kedua.
“Inflasi merupakan suatu kecenderungan mengenai harga-harga agar naik pada umumnya dan
juga secara terus-menerus. Keadaan ketika harga dari satu atau beberapa barang naik, maka itu
bukanlah dapat dikatakan sebagai inflasi. Namun, jika harga barang yang naik tersebut meluas
dan menyebabkan naiknya sebagian besar dari barang-barang lainnya itulah yang dinamakan
dengan inflasi.” Baca juga 4 Peran Lembaga Keuangan dan Jenisnya
5
3. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS)
Lembaga ini mengemukakan bahwa pengertian dari inflasi adalah sebuah nilai ketika tingkat dari
harga yang berlaku di dalam suatu bidang ekonomi. Sebagai salah satu dari indikator di dalam
melihat kestabilitasian perekonomian satu wilayah tertentu, perkembangan harga jasa dan barang
pada umumnya dapat dihitung melalui indeks harga dari para konsumen. Dengan demikian,
angka inflasi amatlah mempengaruhi besar kecilnya produksi suatu barang.
4. Winardi
Inflasi merupakan suatu periode pada masa tertentu, terjadi ketika kekuatan dalam membeli
terhadap kesatuan moneter menurun. Pengertian Inflasi tersebut dapat timbul apabila nilai uang
yang didepositokan beredar lebih banyak dibandingkan atas jumlah barang atau pun jasa yang
ditawarkan.
(Baca juga : Jenis Pajak Penghasilan)
5. Dwi Eko Waluyo
Inflasi merupakan salah satu bentuk penyakit-penyakit ekonomi yang sering timbul dan dialami
hampir di seluruh negara. Kecenderungan dari kenaikan harga-harga pada umumnya serta terjadi
secara terus-menerus. Teori ini dikemukakan dalam buku beliau yang berjudul Teori Ekonomi
Makro terbitan tahun 2002.
6. Sadono Sukirno
Beliau adalah salah satu ekonom terkenal Indonesia. Sadono Sukirno menyebut inflasi adalah
suatu proses kenaikan harga-harga yang berlaku dalam suatu perekonomian. Pernyataan ini
dinyatakan pada tahun 2002 dalam bukunya yang berjudul makro ekonomi di halaman 15.
6
2. Teori Keynes
Menurut teori ini, inflasi terjadi karena suatu masyarakat ingin hidup di luar batas kemampuan
ekonominya. Poses inflasi menurut pandangan ini, tidak lain adalah proses perebutan bagian rezeki di
antara kelompok-kelompok sosial yang menginginkan bagian yang lebih besar dari pada yang bisa
disediakan oleh masyarakat tersebut. Proses perebutan ini akhirnya diterjemahkan menjadi keadaan
dimana permintaan masyarakat akan barang-barang selalu melebihi jumlah barang-barang yang
tersedia .
3. Teori Strukturalis
Teori strukturalis adalah teori mengenai inflasi yang di dasarkan atas pengalaman di negara-
negara Amerika Latin. Teori ini memberi tekanan pada ketegaran (inflexibilities) dari struktur
perekonomian negara-negara berkembang. Menurut teori ini, ada dua ketegaran utama dalam
perekonomian Negara-negara sedang berkembang yang bisa menimbulkan inflasi, yaitu :
a. Ketidakelastisan dari penerimaan ekspor, yaitu nilai ekspor yang tumbuh secara lamban
dibanding dengan pertumbuhan sektor-sektor lain.
b. Ketidakelastisan dari supply atau produksi bahan makanan di dalam negeri.
7
2) Inflasi Dorongan Biaya Produksi (Cost Push Inflation),
yaitu inflasi yang terjadi karena kenaikan biaya produksi. Biaya produksi yang naik akan mendorong
naiknya harga-harga barang dan jasa. Selain itu, kenaikan biaya produksi akan mengakibatkan
turunnya jumlah produksi sehingga penawaran menjadi berkurang, jika penawaran berkurang
sedangkan permintaan diasumsikan tetap, maka akibatnya harga-harga akan naik.
3) Inflasi lain-lain, yaitu inflasi yang terjadi karena berbagai penyebab selain yang sudah
disebutkan di atas. Seperti, Inflasi yang disebabkan karena pencetakan uang baru dan inflasi karena
lambatnya produksi barang tertentu.
1) Inflasi dari Dalam Negeri (Domestic Inflation), yaitu inflasi yang hanya
disebabkan oleh faktor-faktor penyebab dari dalam negeri. Faktor-faktor penyebab tersebut antara
lain, adanya pencetakan uang baru untuk menutup anggaran negara yang defisit karena naiknya
permintaan masyarakat dan karena kenaikan biaya produksi di dalam negeri (seperti naiknya upah
buruh).
2) Inflasi dari Luar Negeri (Imported Inflation), yaitu inflasi yang disebabkan oleh faktor-faktor
penyebab dari luar negeri. Inflasi ini timbul karena adanya perdagangan antarnegara. Jika suatu
negara mengalami inflasi maka inflasi tersebut dapat menular ke negara-negara lain yang memiliki
hubungan dagang dengannya. Contohnya, jika negara kita mengimpor faktor-faktor produksi (berupa
bahan baku dan mesin) serta mengimpor barang-barang jadi (seperti motor, mesin cuci, dan kipas
angin) dari Jepang, maka jika di Jepang harga faktor-faktor produksi dan barang jadi tersebut naik
(inflasi), otomatis negara kita juga akan mengalami inflasi. Sebab barang-barang yang kita buat
dengan faktorfaktor produksi dari Jepang tentu akan dijual lebih mahal, dan barangbarang jadi dari
Jepang pun dijual lebih mahal.
8
BAB III
PEMBAHASAN
9
Jadi jelaslah bahwa semakin banyak orang yang menganggur maka semakin turun juga penerimaan
negara.
10
c. Siklus bisnis yang melemah
Siklus bisnis secara actual di ukur dari GNP riil yang merupakan nilai pasar dari barang dan jasa
yang dihasilkan selama satu tahun. Pada saat puncak kegiatan bisnis, kebutuhan akan tenaga kerja
sangat besar sehingga pada kondisi ini jumlah pengangguran relative rendah atau sebaliknya.
Terjadinya Inflasi seringkali menyebabkan berbagai dampak buruh bagi masyarakat. Namun
ternyata, pada kasus tertentu Inflasi dapat menguntungkan bagi beberapa pihak. Berikut merupakan
kerugian dan keuntungan dari terjadinya Inflasi bagi oknum oknum tertentu.
1. Kerugian Inflasi
Inflasi memperbanyak jumlah masyarakat produktif yang menganggur karena banyaknya PHK
yang dilakukan perusahaan perusahaan. Harga dalam berbagai barang konsumsi masyarakat menjadi
mahal. Sehingga untuk menutupinya seringkali masyarakat harus memperkecil pengeluaran akan
kebutuhannya. Para pemborong atau kontraktor, harus mengeluarkan tambahan biaya agar dapat menutup
pengeluaran karena terjadinya inflasi. Sehingga keuntungannya menjadi berkurang.
Bagi para kreditor atau pemberi pinjaman karena nilai riil dari pinjaman yang diberikan dapat
menjadi lebih kecil. Misalnya pada saat sebelum inflasi pinjaman sebesar Rp.500.000,00 setara dengan
25 gram emas. Namun setelah inflasi dapat menjurun menjadi 20 gram emas. Bagi para penabung
11
terjadinya inflasi dapat memperbesar tingkat bunga dan menurunkan nilai uang yang ditabung
dibandingkan ketika sebelum terjadinya inflasi.
2. Keuntungan Inflasi
Keuntungan inflasi dapat juga di rasakan bagi suatu perusahaan yang memiliki stok persediaan
barang dari sebelum terjadinya inflasi.
Bagi para pedagang, inflasi dijadikan sebagai kesempatan untuk mempermainkan harga
dengan cara menaikkan harga untuk memperoleh keuntungan yang besar.
Bagi para orang orang atau perusahaan yang mengadakan spekulasi, mereka akan
menimbun barang sebanyak banyaknya sebelum terjadinya inflasi untuk menjualnya saat
terjadinya inflasi. Kenaikan harga akan menguntungkan mereka.
Bagi para peminjam, terjadinya inflasi tidak mempengaruhi jumlah pinjamannya jika
peminjaman terjadi sebelum terjadinya inflasi.
Meskipun saat inflasi terjadi kenaikan harga. Contohnya para pengambil KPR BTN inflasi
akan mengakibatkan harga bahan bangunan menjadi naik. Namun jumlah kewajiban yg
harus dibayar kpada BTN tidak ikut dinaikkan.
12
Dalam menganalisa kedua efek diatas (Equity dan Efficiency Effects) digunakan suatu anggapan
bahwa output tetap. Hal ini dilakukan supaya dapat diketahui efek inflasi terhadap distribusi
pendapatan dan efisiensi dari jumlah output tertentu tersebut.
a. Kebijaksanaan Moneter
Sasaran kebijaksanaan moneter di capai melalui pengaturan jumlah uang beredar (M). salah satu
komponen jumlah uang adalah uang giral (demand deposit). Uang giral dapat terjadi melalui dua
cara, pertama apabila seseorang memasukkan uang kas ke bank dalam bentuk giro, kedua, apabila
seseorang memperoleh pinjaman dari bank tidak diterima kas tetapi dalam bentuk giro.
Instrument lain yang dapat dipakai untuk mencegah inflasi adalah politik pasar terbuka ( jual/beli
surat berharga) dengan cara menjual surat berharga bank sentral dapat menekan perkembangan
jumlah uang beredar sehingga laju inflasi dapat lebih rendah.
d. Kebijaksanaan Fiskal
Kebijaksanaan fiskal menyangkut pengaturan tentang pengeluaran pemerintah serta perpajakan
yang secara langsung dapat mempengaruhi permintaan total dan dengan demikian akan
mempengaruhi harga. Inflasi dapat dicegah melalui penurunan permintaan total, sehingga inflasi
dapat ditekan.
13
e. Kebijaksanaan yang berkaitan dengan Output
Kenaikan output dapat memperkecil laju inflasi. Kenaikan jumlah output ini dapat dicapai
misalnya dengan kebijaksanaan penurunan bea masuk sehingga impor barang cenderung
meningkat. Bertambahnya jumlah barang di dalam negeri cenderung menurunkan harga.
Hubungan pengangguran dengan upah dan gaji serta inflasi digambarkan oleh Kurva Phillips
yang ditemukan oleh A.W Phillips. Kurva Phillips bermanfaat untuk menganalisa pergerakaan
pengangguran dan inflasi dalam jangka pendek. Ketika upah dan gaji tinggi, maka pengangguran
rendah, dan inflasi tinggi. Upah dan gaji tinggi karena pekerja akan menekankan kenaikan upah dan
gaji saat ada beberapa alternatif pekerjaan di luar pekerjaan sekarang. Upah dan gaji yang tinggi akan
menyebabkan dorongan permintaan meningkat, kalau agregat permintaan naik, maka harga akan naik
dan menimbulkaan inflasi. Sebaliknya, ketika upah dan gaji rendah, maka pengangguran tinggi dan
inflasi rendah. Upah dan gaji yang rendah tidak akan menyebabkan dorongan permintaan meningkat,
kalau agregat permintaan turun, maka harga akan turun dan tidak akan menimbulkan inflasi.
Kurva Phillips mengilustrasikan suatu trade-off teori inflasi. Menurut pandangan ini, negara dapat
mengusahakan tingkat pengangguran yang lebih rendah apabila bersedia membayar dengan tingkat
inflasi yang lebih tinggi. Trade-off ditunjukkan dengan kemiringan kurva Phillips.
Kurva Phillips jangka panjang berbentuk vertikal, karena dalam jangka panjang hanya terdapat
satu tingkat pengangguran yang konsisten dengan inflasi yang tetap, tingkat pengangguran ini disebut
dengan pengangguran alamiah. Tingkat pengangguran alamiah adalah tingkat dimana tekanan ke atas
dan ke bawah terhadap inflasi harga dan upah berada dalam keseimbangan
14
BAB IV
PENUTUP
4.1 Simpulan
Inflasi adalah kecenderungan dari harga-harga naik secara umum dan terus-menerus. Kenaikan
harga diukur dengan menggunakan indeks harga antara lain Indeks Harga Konsumen, Indeks Harga
Perdagangan Besar, dan Indeks Harga Implisit. Menurut sifatnya yaitu Inflasi ringan (di bawah 10%
setahun), Inflasi sedang (antara 10 - 30% setahun), Inflasi berat (antara 30 - 100 % setahun) dan
Hiperinflasi ( di atas 100% setahun). Inflasi menurut sebabnya yaitu Demand pull Inflation dan Cost
Push Inflation. Inflasi menurut asalnya yaitu Inflasi yang berasal dari dalam negeri (domestic inflation)
dan Inflasi yang berasal dari luar negeri (imported inflation).
Teori inflasi ada 3 yaitu Teori Kuantitas yang menyoroti peranan dalam proses inflasi dari jumlah
uang yang beredar dan “psikologi” (harapan) masyarakat mengenai kenaikan harga-harga (expectations),
Teori Keynes yaitu inflasi terjadi karena suatu masyarakat ingin hidup di luar batas kemampuan
ekonominya. Dan Teori Strukturalis yang memberi tekanan pada ketegaran (inflexibilities) dari struktur
perekonomian negara-negara berkembang yang bisa menimbulkan inflasi yaitu ketidakelastisan dari
penerimaan ekspor dan ketidakelastisan dari supply atau produksi bahan makanan di dalam negeri.
Efek dari inflasi yaitu efek terhadap pendapatan (Equity Effect), Efek terhadap Efisiensi ( Efficiency
Effect) dan Efek terhadap Output (Output Effects). Pemerintah melakukan beberapa kebijakan untuk
menekan laju inflasi, yaitu melalui Kebijakan Fiskal, Kebijakan Moneter dan Deregulasi Sektor Industri.
Pengangguran adalah seseorang yang sudah digolongkan dalam angkatan kerja, yang secara aktif
sedang mencari pekerjaan pada suatu tingkat upah tertentu, tetapi tidak dapat memperoleh pekerjaan yang
diinginkannya. Jenis- jenis pengangguran ada empat, yaitu Pengangguran Friksional, Pengangguran
Struktural, Pengangguran Siklis dan Pengangguran Musiman. Pengangguran akan menimbulkan dampak
negatif jika sifat pengangguran sudah sangat struktural dan atau kronis diantaranya Terganggunya
stabilitas perekonomian dan Terganggunya stabilitas sosial politik
Hubungan pengangguran dengan upah dan gaji serta inflasi digambarkan oleh Kurva Phillips yang
ditemukan oleh A.W Phillips. Kurva Phillips bermanfaat untuk menganalisa pergerakaan pengangguran
dan inflasi dalam jangka pendek. Ketika upah dan gaji tinggi, maka pengangguran rendah, dan inflasi
tinggi. Upah dan gaji tinggi karena pekerja akan menekankan kenaikan upah dan gaji saat ada beberapa
15
alternatif pekerjaan di luar pekerjaan sekarang. Upah dan gaji yang tinggi akan menyebabkan dorongan
permintaan meningkat, kalau agregat permintaan naik, maka harga akan naik dan menimbulkaan inflasi
dan sebaliknya.
4.2 Rekomendasi
Sangat penting untuk mempelajari masalah inflasi dan pengangguran. Karena hal ini menyangkut
perekonomian secara keseluruhan. Begitu banyaknya pengangguran yang terjadi saat ini, kita bisa
menganalisa serta mencari solusi atas permasalahan pengangguran di Indonesia
16
DAFTAR PUSTAKA
1. Rahardja Prathama, Manurung Mandala, 2017, Pengantar Ilmu Ekonomi (Makro & Mikro) Edisi
Ketiga : Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta, hlm.359-386.
2. Sukirno Sadono, 2006, Makroekonomi Teori Pengantar Edisi Ketiga : Divisi Buku Perguruan
Tinggi, PT RajaGrafindo Persada Jakarta,hlm. 326-355.
3. https://ardra.biz/ekonomi/ekonomi-makro/teori-inflasi/
4. http://www.ekonomikontekstual.com/2014/03/memaparkan-dampak-pengangguran-menurut-
ilmu-ekonomi.html
5. http://dilihatya.com/1139/pengertian-pengangguran-menurut-para-ahli
6. https://dosenekonomi.com/ilmu-ekonomi/ekonomi-makro/pengertian-inflasi-menurut-para-ahli
17
Hasil Diskusi
Kebijakan fiskal ini ialah kebijakan yang dilakukan pemerintah dengan cara mengubah
penerimaan dan pengeluaran negara, untuk mengatasi inflasi, pemerintah dapat melakukan
kebijakan fiskal sebagai berikut :
Mengurangi Pengeluaran Pemerintah
Menaikkan Tarif Pajak
Selain dengan kebijakan moneter dan fiskal untuk mengatasi inflasi pemerintah dapat
menjalankan kebijakan berikut ini.
18
Tidak Mengimpor Barang-Barang Dari Negara Yang Sedang Mengalami Inflasi
Dengan Menetapkan Harga Maksimum
Melarang Penimbunan Barang Yang Biasa Dilakukan Pedagang
Dengan Menjaga Kestabilan Tingkat Upah
Melarang Penimbunan Barang Yang Biasa Dilakukan Pedagang
Dengan Menjaga Kestabilan Tingkat Upah
2) Penanya : Muhammad Nuzurul ( Kelompok 12 )
Pertanyaan : Mengapa masyarakat sarjana masih banyak yang pengangguran ?
Jawaban : Faktor-faktor makro mungkin banyak pengangguran karena faktor sarjananya
sendiri yang tulalit. Maksudnya banyak lulusan sarjana S1 yng hanya modal teori doang tapi tidak
mengasah skillsnya.
Dan alasan lain yang menjadi factor penyebab mengapa sarjana masih banyak yang menganggur
1. Terlalu jual mahal
2. Idealis ingin pekerjaaan sesuai dengan jurusan
3. Kurang bergaul
4. Tidak mau keluar dari daerah asal
5. Malas bekerja dan tidak mau buka usaha
3) Penanya : Kaifa Tawangsari ( Kelompok 9 )
Pertanyaan : Bagaimana cara mengatasi pengangguran ?
Jawaban :
1) Cara Mengatasi Pengangguran Struktural
Pengangguran Struktural merupakan akibat dari perubahan struktur ekonomi,dan dapat diatasi
dengan menggunakan empat cara,antara lain sebagai berikut.
memindahkan tenaga kerja dari daerah yang memiliki lebih tenaga kerjanya ke daerah
yang mengalami kekurangan tenaga kerja
mengadakan penelitian tenaga kerja untuk mengisi informasi lowongan pekerjaan
mengadakan mobilitas tenaga kerja seperti tenaga-tenaga pertanian dipindahkan ke daerah
pertanian atau transmigrasi
mendirikan proyek padat karya di daerah yang mengalami pengangguran
2) Cara Mengatasi Pengangguran Siklis
19
Pengangguran Siklis merupakan akibat dari kemunduran ekonomi.Awalnya permintaan
masyarakat berkurang,investasi ikut berkurang,dan menyebabkan produk juga ikut
berkurang.Pengangguran ini dapat diatasi dengan dua cara,yaitu sebagai berikut.
meningkatkan dan mengarahkan permintaan terhadap barang dan jasa
meningkatkan pendapatan masyarakat agar daya belinya meningkat
3) Cara Mengatasi Pengangguran Musiman / Seasonal
Pengangguran musiman akibat dari perubahan musim atau pengangguran musiman dapat
diatasi dengan cara sebagai berikut.
memberikan keterampilan lain kepada tenaga kerja musiman
memberikan penjelasan atau informasi adanya kesempatan kerja di sektor lain
4) Cara Mengatasi Pengangguran Teknologi
Pengangguran teknologi dapa diatasi dengan memberikan pelatihan atau kursus tentang
teknologi masa kini yang akan diterpakan di perusahaan.Hal ini bertujuan supaya pekerja
memiliki pengetahuan dan keterampilan cukup untuk melakukan pekerjaan dengan menggunakan
teknologi baru tersebut sehingga pekerja tidak menjadi penganggur karena tidak memiliki
keterampialn yang memadai untuk dapat melaksanakan pekerjaan.Namun demikian jika hl ini
tidak bisa dilakukan,pekerja yang terkena dampak teknologi baru tersebut dapat dipindahkan
untuk melaksanakan pekerjaan lain atau bekerja di bidang lain yang tidak menuntut penguasaan
keterampilan tertentu.
4) Penanya : Leone Adhicitra ( Kelompok 7 )
Pertanyaan : Posisi dan pekerjaan apa yang tidak dirugikan inflasi ?
Jawaban :
5) Penanya : Lovika Restalla ( Kelompok 10 )
Pertanyaan : Bagaimana cara mengatasi pengangguran siklis ?
Jawaban : Cara Mengatasi Pengangguran Siklis
Pengangguran Siklis merupakan akibat dari kemunduran ekonomi.Awalnya permintaan
masyarakat berkurang,investasi ikut berkurang,dan menyebabkan produk juga ikut
berkurang.Pengangguran ini dapat diatasi dengan dua cara,yaitu sebagai berikut.
meningkatkan dan mengarahkan permintaan terhadap barang dan jasa
meningkatkan pendapatan masyarakat agar daya belinya meningkat
20