MAKRO
Disusun Oleh:
AYI SURYANI
ENDANG SUSANTO
ENDRI AGUSTIAN
INTAN AMALIA
SELLI INDAH LESTARI
Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa, atas limpahan
karunia sehingga makalah Pengantar Ekonomi Makro dapat diselesaikan. Kami juga
mengucapkan Terima Kasih kepada Bapak Gurhanawan M.SI selaku dosen mata
kuliah Pengantar Ekonomi Makro yang sudah membantu kami dalam proses
penulisan makalah ini.
Makalah ini disusun untuk dapat memahami konsep dasar ekonomi makro dan
penerapan dalam perekonomian. Kelebihan makalah ini adalah menyajikan konsep
dasar “Masalah Ekonomi Makro” secara sederhana dan mudah dipahami oleh
pembaca.
Penyusunan makalah ini bertujuan untuk memenuhi nilai tugas mata kuliah
Pengantar Ekonomi Makro. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran
agar makalah semakin lebih baik.
i
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI............................................................................................................................ii
I PENDAHULUAN.................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang........................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...................................................................................................1
1.3 Tujuan......................................................................................................................1
II PEMBAHASAN..................................................................................................................2
2.1 Inflasi........................................................................................................................2
2.2 Pengangguran..........................................................................................................5
2.2.1 Profil Pengangguran di Indonesia.................................................................6
2.2.2 Jenis – jenis pengangguran............................................................................7
2.2.3 Sebab-Sebab Pengangguran...........................................................................8
2.2.4 Dampak Pengangguran..................................................................................9
III PENUTUP........................................................................................................................14
3.1 Kesimpulan............................................................................................................14
3.2 Saran.......................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................15
ii
I PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Makalah ini bertujuan untuk membahas pengertian dan factor-faktor yang
terkait dengan inflasi dan pengangguran dalam ekonomi makro.
1
II PEMBAHASAN
2.1 Inflasi
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) inflasi merupakan
kemerosotan nilai uang (kertas) karena banyak dan cepatnya uang (kertas) beredar
sehingga menyebabkan naiknya harga barang-barang . Inflasi merupakan suatu
proses kenaikan harga secara terus menerus yang terdapat dalam suatu perekonomian
Menurut Boediono (1990), inflasi diartikan sebagai kecenderungan dari harga-harga
secara umum terus menerus naik (bertambah). Berikut komponen didalam
memahami suatu inflasi yaitu; tingginya jumlah uang yang beredar di suatu negara,
jumlah barang terbatas, atau kenaikan harga yang terus menerus.
Inflasi adalah naiknya harga-harga komoditi secara umum disebabkan oleh
tidak sinkronnya antara program sistem pengadaan komoditi (produksi, penentuan
harga, pencetakan uang dan lain sebagainya) dengan pendapatan yang dimiliki oleh
masyarakat. Sebenarnya inflasi bukan masalah yang terlalu berarti apabila keadaan
tersebut diiringi oleh tersedianya komoditi yang diperlukan secara cukup dan
ditimpali dengan naiknya tingkat pendapatan yang lebih besar dari % tingkat inflasi
tersebut (daya beli masyarakat lebih besar dari tingkat inflasi). Akan tetapi manakala
biaya produksi untuk menghasilkan komoditi semakin tinggi yang menyebabkan
harga jualnya juga menjadi relatif tinggi sementara disisi lain tingkat pendapatan
masyarakat relatif tetap maka barulah inflasi ini menjadi sesuatu yang
membahayakan apalagi bila berlangsung dalam waktu yang relatif lama dengan porsi
berbanding terbalik antara tingkat inflasi terhadap tingkat pendapatan (daya
beli).secara umum inflasi merugikan bagi Sebagian besar masayarakat untuk
mengatasi dan mengantisipasi kerugian ini maka Masyarakat dan seluruh pelaku
ekonomi lainnya harus mampu membaca gejala dan trend inflasi yang telah terjadi
seblumnya,jika berdasarkan pengalaman tahuntahun seblmnya kebijakankebijakan
ekonomi ratarata inflasi 10% pertahun, maka pengusaha dapat memasukan
perubahan harga itu dalam struktur harga barang yang dihasilkannya . begitu pula
denga kelompok Masyarakat yang berpendapatan tetap , dapat menuntut kenaikan
gaji atau upah sebesar ratarata infalsi yang terjadi . sehingga pendapatannya secara
real tidak mengalami penurunan
2
masyarakat yang memiliki pendapata rendah, kegiatan pinjam meminjam (pemberi
pinjaman beruntung, peminjam merugi), spekulasi dan persaingan dalam
perdagangan internasional. Negara berkembang yang mengalami defisit nerca
perdagangan dan menganut APBN defisit, biasanya melakukan penambahan dengan
mencetak uang untuk membiayai pengeluaran pemerintah. Apabila penctakan uang
tidak diimbangi dengan kenaikan pendapatan nasional (GNP)Kenaikan harga atau
inlfasipun tidak akan terjadi secara langsung dirasakan pada tahun pencetakan tahun
tersebut, tetapi akan terasa setelah beberapa tahun (di Indonesia dampak inflasi
dirasakan setelah 2 - 3 tahun) dari tahun saat terjadi penambahan uang dengan
pencetakan uang baru fenomena ini sesuai dengan teori kuantitas Irving FisherJadi
dapat dikatakan bahwa teori kuantitas uang ini merupakan fondasi dari teori-teori
ekonomi saat ini.
Fenomena inflasi di Indonesia menurut pandangan koynes adalah inflasi yang
terjadi akibat kenaikan gaji pegawai negeriJika Pemerintah Indonesia mengumumkan
gaji pegawai negeri, maka pemerintah menambah pengeluaran rutinnya. Kenaikan
gaji tersebut biasanya akan diikuti kenaikan harga-harga bahan pokok seperti beras
dan minyak gorengKenaikan harga barang-barang lain menyebabkan pengusaha
swasta menaikan investasi karena ada keuntungan akibat harga tersebut. Kenaikan
harga bahan pokok yang diikuti kenaikan harga barang-barang lainnya menyebabkan
tuntutan karyawan dan buruh untuk menaikan upahnya menyesuaikan kenaikan
harga bahan pokok dan barang-barang lainnyaPada realitanya, tuntutan karyawan dan
buruh seperti ini jarang sekali dapat dipenuhi karena posisi tawaran yang rendah.
Inflasipun sebenarnya bersifat relatif, karena ukuran berat atau ringannya
bergantung pada kekuatan masyarakat dan negara yang mengalami inflasiPengaruh
positif inflasi terjadi apabila inflasi masih dibawah persentasi tingkat bunga kredit
yang berlaku bagi negara majuhal demikian akan mendorong kegiatan ekonomi dan
pembangunan, karena pengusaha dinegara maju dapat memanfaatkan kenaikan harga
untuk berinvestasi memproduksi, serta menjual barang dan jasa.
Sedangkan tingkat inflasi di Indonesia selama 10 tahun terakhir rata-rata
7,98%. Salah satu cara mengatasinya yaitu dengan kebijakan moneter oleh
pemerintah yang dalam hal ini menjadi tugas Bank Indonesia (BI)Kenaikan harga
dari satu atau dua barang saja tidak dapat disebut inflasi kecuali jika kenaikan itu
meluas dan mengakibatkan kenaikan harga pada barang lainnya. Kebalikan dari
inflasi disebut deflasi
Ragam inflasi dikategorikan menjadi:
1. inflasi ringan terjadi ketika kenaikan harga berada di bawah angka
10%pertahun
2. Inflasi sedang antara 10%-30% pertahun
3. Inflasi berat antara 30%-100% pertahun
4. Hiperinflasi (inflasi yang tidak terkendali), terjadi ketika kenaikan harga
berada di atas 100% pertahun
3
Indeks Harga Konsumen (IHK)Yakni indeks yang menghitung rata-rata perubahan
harga dari suatu paket barang dan jasa yang dikonsumsi oleh rumah tangga dalam
kurun waktu tertentu. Perubahan IHK dari waktu ke waktu menggambarkan tingkat
kenaikan (inflasi) atau tingkat penurunan (deflasi) dari barang dan jasaPenentuan
barang dan jasa dalam keranjang IHK dilakukan atas dasar Survei Biaya Hidup
(SBH) yang dilakukan BPS Kemudian BPS akan memonitor perkembangan harga
dari barang dan jasa tersebut secara bulanan di 82 kota seluruh Indonesia, di pasar
tradisional dan modern terhadap beberapa jenis barang atau jasa di setiap kota. Inflasi
yang diukur IHK dikelompokkan ke 7 kelompok pengeluaran, yakni:
1. Kelompok bahan makanan
2. Kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau
3. Kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar
4. Kelompok sandang
5. Kelompok kesehatan
6. Kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga
7. Kelompok transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan
Biasanya inflasi di Indonesia akan tinggi menjelang Hari Raya Idul Fitri, Idul
Adha, atau terganggunya produksi akibat cuaca, dan momen lainnya. Kalau tidak ada
upaya dari pemerintah, inflasi tersebut akan cenderung bergerak tak terkendali.
Kenaikan harga barang terus menerus atau inflasi terjadi bukan tanpa sebab.
Secara umum, ada beberapa faktor penyebab terjadinya inflasi, antara lain:
a. Meningkatnya jumlah permintaan atau demand pada suatu jenis barang
tertentu. Saat permintaan naik, namun stok atau suplai terbatas, pasti akan
terjadi lonjakan harga.
b. Biaya produksi sebuah barang atau jasa mengalami kenaikan. Hal ini
disebabkan karena terjadi peningkatan harga bahan baku maupun upah
pekerja. Dari situlah, produsen akan mengambil tindakan mengerek harga jual
barang atau jasa.
c. Saat jumlah uang yang beredar di masyarakat cukup tinggi. Ketika jumlah
uang yang ada di masyarakat meningkat hingga dua kali lipat, harga barang
pun akan mengalami peningkatan yang setara Hal ini disebabkan karena
kenaikan daya beli masyarakat, tetapi stok barang tetap statis.
4
untuk bahan baku, barang setengah jadi, atau produk-produk akhir yang dibutuhkan
konsumen. Terutama yang tidak dimiliki atau tidak diproduksi di dalam negeri.
Bisnis internasional ini juga dapat berupa perdagangan jasa, seperti perbankan,
konsultan, hotel, asuransi, travel, atau transportasi. Jika di dalam negeri terjadi
kenaikan harga, artinya harga produk dalam negeri menjadi lebih mahal. sebaliknya,
jika produk dalam negeri lebih mahal dibandingkan dengan produkproduk luar
negeri, maka akan menyebabkan produk domestik menjadi lebih sulit bersaing
dengan produk impor.
2.2 Pengangguran
Pengangguran (unemployment) merupakan masalah yang selalu hampir ada
dalam setiap perekonomian, terutama di negara berkembang seperti Indonesia.
Secara umum, pengangguran didefinisikan sebagai ketidakmampuan angkatan kerja
(labor force) untuk memperoleh pekerjaan sesuai yang mereka butuhkan dan mereka
inginkan. Dengan kata lain, pengangguran merujuk pada situasi atau keadaan di
mana seseorang menghadapi ketiadaan kesempatan Kerja. Pengangguran tidaklah
selalu identik dengan orang yang tidak memiliki pekerjaan atau sedang mencari
pekerjaan. Orang yang sudah memiliki pekerjaan dan menjalankan pekerjaannya juga
dapat digolongkan sebagai pengangguran karena konsep pengangguran dapat dilinat
dari tiga dimensi, yaitu:
a. Waktu
b. Intensitas pekerjaan
c. Produkivitas
5
Setengah penganggur, baik yang kentara maupun yang tidak kentara dapat
dihitung dengan cara membagi jumiah penduduk yang setengah menganggur pada
tahun dengan jumiah angkatan kerja pada tahun yang bersangkutan.
2.2.1 Profil Pengangguran di Indonesia
Masalah pengangguran, yang terbuka maupun yang samar-samar merupakan
penyakityang bersifat struktural dan kronis yang melanda seluruh negara
berkembang. Bersifat struktural berarti masalah pengangguran ini berkaitan dengan
berbagai aspek, baik aspek ekonomi maupun aspek sosial, politi, dan
kemasyarakatan. Sedangkan pengang-guran bersifat kronis, artinya masalah
pengangguran dari waktu ke waktu bukannya mengalami perbaikan, akan tetapi
justru permasalahan pengangguran semakin parah dan jumiahnyapun terus
meningkat. Penyebab yang paling mendasar adalah pencari kerja setiap tahun terus
bertambah, sedangkan lapangan kerja yang tersedia bagi mereka tidak mencukupi,
kalaupun bertambah tidakiah sebanding dengan tambahan pencari kerja tersebut
Akibatnya, setiap tahun jumiah penganggur yang benar-benar
terbuka terus meningkat Menurut Edgar O. Edwards menggolongkan pengangguran
menjadi 5 bentuk, yaitu:
6
perusahaan mengakibatkan mereka menghasilkan pekerjaan yang tidak
memuaskan Misalnya mesin yang dimillki sudah usang, kondisi pabrik yang
tidak nyaman, maupun bahan baku yang tidak tersedia secara rutin.
7
2.2.3 Sebab-Sebab Pengangguran
8
4. Penyediaan dan Pemanfaatan Tenaga Kerja antar daerah tidak
seimbangJumlah angkatan kerja disuatu daerah mungkin saja lebih
besar dari kesempatan kerja, sedangkan di daerah lainnya dapat terjadi
keadaan sebaliknyaKeadaan tersebut dapat mengakibatkan
perpindahan tenaga kerja dari suatu daerah ke daerah lain, bahkan dari
suatu negara ke negara lainnya
9
2. Pengangguran akan menyebabkan pendapatan nasional yang berasal dari sektor
pajak berkurangHal ini terjadi karena pengangguran yang tinggi akan menyebabkan
kegiatan perekonomian menurun sehingga pendapatan masyarakat pun akan
menurun. Dengan demikian, pajak yang harus dibayar dari masyarakat pun akan
menurunJika penerimaan pajak menurundana untuk kegiatan ekonomi pemerintah
juga akan berkurang sehingga kegiatan pembangunan pun akan terus menurun
10
menyukai calon pegawai yang sudah memiliki keterampilan atau keahlian
tertentu. Masalah tersebut amat relevan di negara kita mengingat sejumlah
penganggur adalah orang yang belum memiliki keterampilan atau keahlian
tertentuUntuk mengatasi masalah tersebut, perlu digalakan lembaga yang
mendidik tenaga kerja menjadi siap pakaiYang paling penting dalam
pendidikan dan pelatihan kerja itu adalah kesesuaian program dengan
kualifikasi yang dituntut oleh kebanyakan perusahaan.
11
pada suatu kondisi terdapat keseimbangan anatara permintaan dan penawaran tenaga
kerja yang memberikan tingkat upah tertentu, pengangguran masih saja tetap ada, hal
ini dikarenakan informasi yang kurang keahlian yang tidak sesuai dengan lowongan
dan sebagainya. Jadi menurut Lipsey, sehubungan dengan teori Phillips, penawaran
dan permintaan itu menentukan tingkat upah dan perubahan tingkat upah tergantung
dari adanya kelebihan permintaan tenaga kerja. Dengan demikian, makin besar
kelebihan permintaan tenaga kerja, maka tingkat upah akan semakin besar, ini berarti
tingkat pengangguran akan semakin kecil/rendah. Karena hubungan antara kelebihan
permintaan tenaga kerja sebanding dengan kenaikan upah, maka berarti bila tingkat
upah tinggi maka pengangguran rendah, sebaliknya bila tingkat upah rendah, maka
pengangguran tinggi. Namun, bila dibalik pernyataannya menjadi bila tingkat
pengangguran tinggi, maka upah rendah dan bila pengangguran rendah, maka upah
tinggi. Perlu diingat bahwa asumsi dasar dari teori ini adalah bahwa bila upah riil
sama dengan upah nominal, dimana upah riil adalah upah nominal dibagi dengan
harga yang berlaku.
Yang menjadi pertanyaan adalah dimanakah hubungan antara tingkat upah
dengan inflasi sehubungan dengan penjelasan teoritis. Lihatlah Kembali salah satu
penyebab inflasi yang dijelaskan di atas, yaitu cost push inflation, dimana salah satu
penyebab naiknya harga barang adalah adanya tuntutan
kenaikan upah, sehingga untuk mengatasi biaya produksi dan operasi, maka harga
produk dijual dengan harga relatif mahal dari sebelumnya (artinya manakala upah
tinggi, maka tingkat inflasi tinggi, dan sebaliknya)
12
Gambar 1. Kurva Phillips A.W. Phillips menggambarkan bagaimana sebaran
hubungan antara inflasi dengan tingkat pengangguran didasarkan pada asumsi bahwa
inflasi merupakan cerminan dari adanya kenaikan permintaan agregat. Dengan
naiknya permintaan agregat, maka sesuai dengan teori permintaan, jika permintaan
naik maka harga akan naik. Dengan tingginya harga (inflasi) maka untuk memenuhi
permintaan tersebut produsen meningkatkan kapasitas produksinya dengan
menambah tenaga kerja (asumsinya tenaga kerja merupakan satu-satunya input yang
dapat meningkatkan output). Akibat dari peningkatan permintaan tenaga kerja maka
dengan naiknya harga-harga (inflasi), pengangguran berkurang.
Tiga masalah utama dan mendasar dalam perekonomian Indonesia secara
makro ekonomi adalah persoalan ketenagakerjaan atau pengangguran dan inflasi
yang tinggi serta pertumbuhan ekonomi yang relatif rendah dan belum berkualitas.
Penanggulangan atau kebijakan pada dua masalah ini pun tidak dapat diprioritaskan
mana yang akan diselesaikan terlebih dahulu, semuanya bergantung pada kondisi
struktural perekonomian.
Kurva Phillips tidak berlaku di Indonesia karena inflasi di Indonesia tidak
disebabkan oleh permintaan agregat melainkan kenaikan harga, misalnya akibat
kenaikan BBM. Selain itu kebanyakan perusahaan di Indonesia menerapkan padat
modal bukan padat karya, sehingga pertumbuhan lapangan kerja lebih kecil
dibandingkan dengan pertumbuhan angkatan kerja. Suatu perekonomian negara
dikatakan baik jika pada suatu ketika tingkat inflasi dan pengangguran yang terjadi
lebih rendah dibanding tingkat pertumbuhan ekonomi yang dicapai. Tujuan utama
dari kebijakan ekonomi makro adalah untuk memecahkan masalah inflasi sebagai
penyebab terjadinya ketidakstabilan harga dan untuk memecahkan masalah
pengangguran. Jadi kebijakan ekonomi makro harus dapat mencapai sasarannya,
yaitu menciptakan stabilitas harga dan dalam waktu bersamaan menciptakan
kesempatan kerja.
13
III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pengujian data yang dilakukan secara statistik, dapat
diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut :
1. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa inflasi berpengaruh negatif terhadap
pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Artinya ketika inflasi meningkat maka
pertumbuhan ekonomi juga akan rendah.
2. Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara pengangguran terhadap
pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Hal ini disebabkan karena walaupun
pertumbuhan ekonomi terus mengalami peningkatan akan tetapi tingkat
pengangguran tidak mengalami penurunan yang berarti.
3.2 Saran
Berdasarkan hasil pembahasan dan analisis data, menunjukkan bahwa pengangguran
dan inflasi Secara bersama-sama mempunyai pengaruh signifikan, dan secara
masingmasing juga mempunyai pengaruh signifikan. Melihat kondisi di atas, ada
beberapa saran yang diberikan yaitu :
1. Pemerintah bisa membuat agar pengusaha menaikkan hasil produksinya.
Menekankan tingkat upah, melakukan pengawasan harga dan sekaligus menetapkan
harga maksimal. Pemerintah seharusnya melakukan distribusi secara langsung.
Dimana hal ini diharapkan agar tidak terjadinya kenaikan harga.
2. Pemerintah perlu merangsang terciptanya lapangan pekerjaan baru, dengan
memperhatikan usaha kecil, dan menengah (UKM) karena pada sektor itulah orang
menganggur banyak bekerja. UKM dapat menyerap banyak tenaga kerja apabila
14
dikembangkan dengan baik dan juga didukung oleh pemerintah.
15
DAFTAR PUSTAKA
https://www.dpr.go.id/doksetjen/dokumen/
apbn_analisis_keberadaan_tradeoff_inflasi_dan_pengangguran_%28kurva_phillips
%29_di_indonesia20140821142142.pdf
16