Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

Pengangguran Dan Inflasi Dalam


Perekonomian Indonesia
Disusun untuk Memenuhi tugas Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro
Dosen Pengampu : Deara Shinta Lestari, S.ST., M.E.

Oleh:
RICKY FERNANDO (540210029)
FELIX (540210036)
BOBBY ADITHAMA (640210046)
MARINA CHRISTIANI MARPAUNG (640210025)

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI


INSTITUT BISNIS EKONOMI DAN KEUANGAN
PANGKALPINANG
2022

1
KATA PENGANTAR

Puji Tuhan Allah Yang Maha Baik, Pemurah Hati dan Pengasih. Karena Kasih-
Nya juga Saya dapat menyusun Makalah: Pengangguran Dan Inflasi Dalam
Perekonomian Indonesia dalam memenuhi Tugas Mata Kuliah Pengantar
Ekonomi Makro. Penulis mengharapkan Tugas ini dapat berguna terutama bagi Saya
dan juga teman-teman yang membaca untuk memperluas wawasan terkait konsep-
konsep pengangguran dan inflasi dalam perekonomian Indonesia
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Dosen Pengampu Mata Kuliah
Pengantar Ekonomi Makro. Penulis menyadari bahwa masih terdapat banyak
kekurangan dalam penyusunan Tugas Makalah ini, untuk itu penulis sangat terbuka
untuk menerima kritik dan saran dari berbagai pihak demi penyusunan makalah yang
lebih baik di kemudian hari.

Pangkalpinang, 26 April 2022

Penulis

2
DAFTAR ISI

JUDUL ................................................................................................................... 1
KATA PENGANTAR ........................................................................................... 2
DAFTAR ISI .......................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................. 4
A. Latar Belakang ............................................................................... 4
B. Rumusan Masalah .......................................................................... 5
C. Tujuan ............................................................................................. 5
BAB II PEMBAHASAN .................................................................................... 6
A. Inflasi................................................................................................. 6
B. Pengangguran……………………………………………………… 7
C. Faktor faktor terhadap inflasi………………………………………. 9
D. Hubungan inflasi dan pengangguran………………………………. 10
BAB III PENUTUP ............................................................................................. 11
A. Kesimpulan ..................................................................................... 11
B. Saran ............................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dua indikator kinerja perekonomian yang terus-menerus diamati


adalah inflasi dan pengangguran. Bagaimana kedua ukuran kinerja
perekonomian ini dapat saling berkaitan? Kita melihat bahwa tingkat
pengangguran alamiah bergantung pada berbagai ciri pasar tenaga kerja,
seperti peraturan upah minimum, kekuasaan pasar serikat pekerja, peranan
upah efisiensi dan seberapa efektifnya proses pencarian kerja. Sebaliknya
tingkat inflasi terutama sekali bergantung pada jumlah uang yang beredar yang
dikendalikan oleh bank sentral, oleh sebab itu, pada jangka panjang, inflasi dan
pengangguran secara garis besar bukanlah dua masalah yang saling berkaitan.
Seperti yang kita ketahui sebelumnya bahwa kebijakan moneter dan
kebijakan fiskal dapat menggeser kurva permintaan agregat. Oleh sebab itu,
kebijakan moneter dan fiskal dapat memindahkan perekonomian sepanjang
kurva phillips. Kenaikan jumlah uang yang beredar, peningkatan pengeluaran
pemerintah atau pemotongan pajak meningkatkan permintaan agregat dan
memindahkan perekonomian ke suatu titik pada kurva phillips dengan tingkat
pengangguran yang lebih rendah dan inflasi yang lebih tinggi. Dan begitu juga
sebaliknya. Dengan pemahaman ini kurva phillips menawarkan pilihan-pilihan
kombinasi antara inflasi dan penangguran kepada para pembuat kebijakan
(Mankiw, 2006:364).
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu inflasi dan pengangguran?
2. Bagaimana konsep inflasi dan pengangguran dalam perekonomian
di Indonesia?
3. Apa saja faktor faktor yang mempengaruhi inflasi dalam
perekonomian indonesia?
4. Bagaimana hubungan antara inflasi dan pengangguran?

C. Tujuan
1. Mengetahui inflasi dan pengangguran.
2. Memahami konsep inflasi dan pengangguran dalam
perekonomian di Indonesia.
3. Memahami faktor faktor yang mempengaruhi inflasi dalam
perekonomian Indonesia.
4. Mengetahui hubungan antara inflasi dan pengangguran.

4
BAB II
PEMBAHASAN

1. INFLASI

A. Pengertian Inflasi
Inflasi adalah proses kenaikan harga-harga umum secara
terus-menerus. Sedangkan kebalikan dari inflasi adalah deflasi,
yaitu penurunan harga secara terus menerus, akibatnya daya beli
masyarakat bertambah besar, sehingga pada tahap awal barang-
barang menjadi langka, akan tetapi pada tahap berikutnya jumlah
barang akan semakin banyak karena semakin berkurangnya daya
beli masyarakat. Sedangkan lawan dari inflasi adalah deflasi,
yaitu manakala harga-harga secara umum turun dari periode
sebelumnya (nilai inflasi minus). Akibat dari inflasi secara umum
adalah menurunnya daya beli masyarakat karena secara riil
tingkat pendapatannya juga menurun. Jadi, misalkan besarnya
inflasi pada tahun yang bersangkutan naik sebesar 5%, sementara
pendapatan tetap, maka itu berarti secara riil pendapatan
mengalami penurunan sebesar 5% yang akibatnya relatif akan
menurunkan daya beli sebesar 5% juga.
Tujuan jangka panjang pemerintah adalah menjaga agar
tingkat inflasi yang berlaku berada pada tingkat yang sangat
rendah. Tingkat inflasi nol persen bukanlah tujuan utama
kebijakan pemerintah karena ia adalah sukar untuk dicapai. Yang
paling penting untuk diusahakan adalah menjaga agar tingkat
inflasi tetap rendah. Adakalanya tingkat inflasi meningkat
dengan tiba-tiba atau wujud sebagai akibat suatu peristiwa
tertentu yang berlaku di luar ekspektasi pemerintah, misalnya
efek dari pengurangan nilai uang (depresiasi nilai uang) yang
sangat besar atau ketidakstabilan politik. Menghadapi masalah
inflasi yang bertambah cepat ini pemerintah akan menyusun
5
langkah-langkah yang bertujuan agar kestabilan harga-harga
dapat diwujudkan kembali.

B. Jenis-jenis Inflasi

1. Menurut Sifatnya

Berdasarkan sifatnya inflasi dibagi menjadi 3 kategori utama, sebagai berikut:


Inflasi merayap/rendah (creeping inflation), yaitu inflasi yang besarnya kurang dari 10%
pertahun.
• Inflasi menengah (galloping inflation) besarnya antara 10 – 30% pertahun . Inflasi ini
biasanya ditandai oleh naiknya harga-harga secara cepat dan relatif besar. Angka inflasi pada
kondisi ini biasanya disebut inflasi 2 digit, misalnya 15%, 20%, 30%, dan
sebagainya.
• Inflasi berat (high inflation), yaitu inflasi yang besarnya antara 30 – 100% pertahun. Dalam
kondisi ini harga-harga secara umum naik.
• Inflasi sangat tinggi (hyper inflation), yaitu inflasi yang ditandai oleh naiknya harga secara
drastic hingga mencapai 4 digit (di atas 100%). Pada kondisi ini masyarakat tidak ingin lagi
menyimpan uang, karena nilainya merosot sangat tajam, sehingga lebih baik ditukarkan
dengan barang.

A. Berdasarkan Sebabnya

6
Menurut (https://www.academia.edu)inflasi berdasarkan penyebab terbagi: •

Demand Pull Inflation. Inflasi ini timbul karena adanya permintaan keseluruhan yang tinggi
di satu pihak, di pihak lain kondisi produksi telah mencapai kesempatan kerja penuh (full
employment), akibatnya adalah sesuai dengan hukum permintaan, bila permintaan banyak
sementara penawaran tetap, maka harga akan naik. Dan bila hal ini berlangsung secara terus-
menerus akan mengakibatkan inflasi yang berkepanjangan. Oleh karena itu, untuk
mengatasinya diperlukan adanya pembukaan kapasitas produksi baru dengan penambahan
tenaga kerja baru.
• Cost Push Inflation. Inflasi ini disebabkan turunnya produksi karena naiknya biaya
produksi (naiknya biaya produksi dapat terjadi karena tidak efisiennya perusahaan, nilai kurs
mata uang negara yang bersangkutan jatuh/menurun, kenaikan harga bahan baku industri,
adanya tuntutan kenaikan upah dari serikat buruh yang kuat dan sebagainya). Akibat naiknya
biaya produksi, maka dua hal yang bisa dilakukan oleh produsen, yaitu: pertama, langsung
menaikkan harga produknya dengan jumlah penawaran yang sama, atau harga produknya
naik (karena tarik menarik permintaan dan penawaran) karena penurunan jumlah produksi.

B. Berdasarkan Asalnya

Berdasarkan asalnya inflasi dibagi menjadi dua, yaitu pertama inflasi yang berasal
dari dalam negeri (domestic inflation) yang timbul karena terjadinya defisit dalam
pembiayaan dan belanja negara yang terlihat pada anggaran belanja negara.

Untuk mengatasinya biasanya pemerintah mencetak uang baru. Selain itu harga-harga
naik dikarenakan musim paceklik (gagal panen), bencana alam yang berkepanjangan dan
sebagainya. Kedua inflasi yang berasal dari luar negeri.

7
Karena negara-negara yang menjadi mitra dagang suatu negara mengalami inflasi yang
tinggi, dapatlah diketahui bahwa harga-harga dan juga ongkos produksi relatif mahal,
sehingga bila terpaksa negara lain harus mengimpor barang tersebut maka harga jualnya di
dalam negeri tentu saja bertambah mahal.

8
2. PENGANGGURAN

A. Pengertian pengangguran
Pengangguran atau orang yang menganggur adalah mereka yang tidak
mempunyai pekerjaan dan sedang tidak aktif mencari pekerjaan. Kategori
orang yang menganggur biasanya adalah mereka yang tidak memiliki
pekerjaan pada usia kerja dan masanya kerja. Usia kerja biasanya usia
yang tidak dalam masa sekolah tetapi di atas usia anakanak (relatif di atas
6 – 18 tahun, yaitu masa pendidikan dari SD – tamat SMU). Sedangkan di atas
usia 18, namun masih sekolah dapatlah dikategorikan sebagai
penganggur, meski untuk hal ini masih banyak yang
memperdebatkannya.

B. Jenis pengangguran

Bedasarkan penyebab terjadinya:


 Pengangguran friksional: sifatnya sementara disebabkan oleh kendala
waktu, informasi dan kondisi geografis antara pelamar dengan pembuka
lamaran pekerjaan. Ini terjadi karena pelamar kerja tidak mampu memenuhi
syarat yang dibutuhkan oleh pembuka lamaran kerja.
 Pengangguran konjungtural: pengangguran yang disebabkan oleh naik
turunnya siklus ekonomi.
 Pengangguran struktural: pengangguran yang diakibatkan oleh perubahan
struktur ekonomi dan corak ekonomi dalam jangka panjang.

Berdasarkan Cirinya:
 Pengangguran Terbuka: Pengangguran ini tercipta sebagai akibat
pertambahan lowongan pekerjaan yang lebih rendah dari pertambahan tenaga
kerja.
 Pengangguran Tersembunyi: Di banyak negara berkembang, seringkali
didapati bahwa jumlah pekerja dalam suatu kegiatan ekonomi adalah lebih
banyak dari yang sebenarnya diperlukan supaya ia dapat menjalankan
kegiatannya dengan efisien.
 Setengah Menganggur: Di negara – negara berkembang penghijrahan atau
migrasi dari desa ke kota adalah sangat pesat. Sebagai akibatnyatidak semua
orang yang pindah ke kota dapat memperoleh pekerjaan dengan mudah

9
C. Faktor penyebab terjadinya pengangguran
Kurangnya pendidikan juga berpengaruh terhadap pelamar atau pencari kerja
di era sekarang banyak pengusaha yang meminta data agar di pilah berda pada
tingkat berapa individu ini berada, perusahaan juga tidak ingin memasukan
orang tidak ada pengalaman dan pendidikan yang kurang karena akan
menyebabkan kerugian, dan penyebab lainya yaitu:
1. Jumlah Tenaga Kerja dan Jumlah Lapangan Pekerjaan Tidak Seimbang
kuragnya lowongan pekerjaan meskipun orang berpendidikan sekalipun yang
mecari dengan contoh magister atau sarjana jika tidak ada lowongan akan
berdampak seperti orang lainya dan menambah jumlah pengangguran
2. Kemajuan Teknologi
dikarenakan biayanya lebih murah sehingga perusahan menggunakan robot
atau alat canggih lainya karena hal ini pabrik banyak yang menggunakan
kecanggihan ini, yang disebababkan pekerjaanya lebih cepat daripada manusia
3. Keterampilan dan Pengalaman Pemohon Tidak Sesuai Kriteria
Akan banyaknya persaingan anatara pelamar teaga kerja meskipun perusahaan
telah memberikan syarat untuk masuk kedalam perusahaan, jika ingin semakin
mudah untuk masuk salam perusahaan jelas harus memeiliki pengalaman yang
banyak karena perusahaan ingin menerima pekerja yang sudah mengerti dalam
bidangnya oleh sebab itu orang yang tidak mememiliki pengalaman akan
sulutit untuk mendapatkan pekerjaan di pperusahaan
4. Kurangnya Pendidikan
jika seseorang tidak memiliki cukup pendidikan biasanya akan menjadi kuli
serabutan atau jika orang itu tidak memiliki jiwa ushaa akan selamanya berada
di keadaan seperti itu dan sebaliknya jika orang yang berpendidikan akan lebih
mudah mendapkan pekerjaan
5. Kemiskinan
banyaknya pengangguran disebakan pula oleh kemeiskinan sehingga
masyarakat tidak mendapatkan pendidikan pendidikanyang cukup karena
individu ini tumbuh dalam keluarga yang kekurangan
6. PHK
pengurangan keyawan atau disebut juga dengan PHK yang sangat tidak
disukai oleh karyawan kerja suwasta dikarenakan kontrak kerja habis

10
perusahaan melakukan hal ini di tujukan untuk menstabilkan sistem kerja, dan
karena ini banyak orang terkenak PHK kebingungan untuk mencari pekerjaan

D. Akibat pengangguran
Bagi perekonomian Indonesia :
1. Penurunan pendapatan perkapita.
2. Penurunan pendapatan pemerintah yang berasal dari pajak.
3. Meningkatnya biaya sosial yang harus dikeluarkan pemerintah.
Bagi masyarakat :
1. Menjadi beban psikologis dan psikis.
2. Dapat menghilangkan keterampilan karena tidak pernah dipakai untuk
bekerja.
3. Menimbulkan ketidakstabilan sosial dan politik, sperti meningkatnya tindak
kriminalitas.

3. Faktor faktor yang mempengaruhi inflasi dalam perekonomian Indonesia


Sejumlah teori telah dikembangkan untuk menjelaskan faktor-faktor yang
mempengaruhi inflasi. Menurut pandangan monetaris penyebab utama inflasi
adalah kelebihan penawaran uang dibandingkan yang diminta oleh
masyarakat.
sedangkan non monetaris, yaitu keynesian tidak menyangkal pendapat
pandangan monetaris tetapi menambahkan bahwa tanpa ekspansi uang
beredar,
kelebihan permintaan agregat dapat saja terjadi jika terjadi kenaikan
pengeluaran konsumsi, investasi, pengeluaran pemerintah atau ekspor bersih.
Dengan demikian, inflasi dapat disebabkan oleh faktor moneter dan non
moneter. Penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi inflasi di
Indonesia telah banyak dilakukan diantaranya adalah Theodores, Vecky,
Henly (2014). Teori yang mendasari penelitian tersebut adalah ada banyak
faktor yang mempengaruhi perubahan inflasi, secara garis besar dibagi
menjadi dua bagian yaitu tarikan permintaan atau demandpull inflation dan
desakan biaya atau cost push inflation. Selain itu ada beberapa faktor yang
dipertimbangkan dalam mempengaruhi inflasi, yaitu :

11
1. Tingkat suku bunga : Kenaikan tingkat suku bunga yang sangat tinggi,
pada satu sisi akan efektif untuk mengurangi money suplly, tetapi di sisi
lain akan meningkatkan suku bunga kredit untuk sektor riil (Atmadja,
1999). Oleh karena itu, tingkat suku bunga dapat memicu inflasi.
2. Imported Inflation : Kenaikan harga umum dan berkelanjutan karena
kenaikan biaya produk-produk impor dan disebabkan oleh penurunan nilai
mata uang suatu negara. Semakin banyak uang yang terdepresiasi di pasar
valuta asing maka akan semakin tinggi harga impor
3. Tingginya permintaan : Kenaikan harga-harga inflasi ini disebabkan
karena ketersediaan barang yang tidak sepadan dengan tingginya
permintaan. Biasanya karena stok barang menipis dan permintaan sangat
tinggi, maka stok barang yang tersedia mengalami kenaikan harga.

4. Hubungan antara inflasi dan pegangguran


Arti inflasi dan pengangguran telah dijelaskan secara singkat di atas,
sebagaimana diketahui bahwa manakala inflasi terlalu tinggi, maka
masyarakat cenderung tidak ingin menyimpan uangnya lagi, tetapi akan
diubah dalam bentuk barang, baik barang yang siap dipakai atau harus melalui
proses produksi (membuat rumah misalnya). Sementara pengangguran adalah
orang yang tidak bekerja dan sedang mencari pekerjaan. Dalam kondisi
tingkat inflasi yang relatif tinggi, maka secara teoritis para pengangguran akan
banyak memperoleh pekerjaan, bukan saja karena banyak masyarakat
membutuhkan tenaganya, tetapi juga para produsen seharusnya akan
memanfaatkan momentum kenaikan harga barang dengan menambah
produksinya yang tentu saja harus membuka kapasitas produksi baru dan ini
tentu memerlukan tenaga kerja baru sampai pada tingkat full employment.

12
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dalam perekonomian tertutup, dan dalam jangka pendek, pengangguran
dan inflasi merupakan masalah ekonomi yang perlu di hadapi dan di atasi.
Dalam sistem pasar bebas, kedua masalah ini tidak dapat dengan sendirinya
diatasi. Kebijakan pemerintah perlu dijalankan apabila salah satu kedua masalah
tersebut timbul. Sesuai dengan keperluan ini dalam analisis makro ekonomi
perlu diperhatikan dengan lebih baik mengenai kdua masalah tersebut dan
bentuk – bentuk kebijakan pemerintah yang dapat digunakan untuk mengatasi
kedua masalah.

B. Saran
Menurut kami sebaiknya pemerintah dapat mengatasi pengangguran
yang terjadi di Indonesia yaitu dengan membuka lapangan kerja atau
menyediakan lapangan kerja. Dalam menghadapi kemiskinan di zaman global
diperlukan usaha-usaha yang lebih kreatif, inovatif, dan eksploratif. Selain itu,
globalisasi membuka peluang untuk meningkatkan partisipasi masyarakat
Indonesia yang unggul untuk lebih eksploratif. Di dalam menghadapi zaman
globalisasi ke depan mau tidak mau dengan meningkatkan kualitas SDM dalam
pengetahuan, wawasan, skill, mentalitas, dan moralitas yang standarnya adalah

13
standar global.

DAFTAR PUSTAKA

[1] Amelia Naim Indrajaya. Menumbuhkan Integritas dengan Mengembangkan


Karakter Anti Korupsi pada Remaja.Vol. 3, No 1. Th. 2021 e-ISSN: 2747-0040 p-
ISSN: 2715-5080, hlm. 12
[2]

14

Anda mungkin juga menyukai