INFLASI
Puji dan syukur kita ucapkan kehadirat Allah SWT atas berkat dan rahmatnya makalah
ini Ekonomi Moneter 1 “Inflasi” ini bisa diselesaikan dalam rangka pemenuhan tugas kuliah.
Banyak proses yang dilalui dalam peneyelesaian makalah ini, kami sangat berterimaskasih
kepada pihak yang ikut serta membantu kami.
Adapun makalah ini jauh dari kata sempurna apabila ada saran dan kritik yang
membangun kami dengan besar hati menerima segala masukan untuk meningkatkan kemampuan
menulis kami. Semoga dengan makalah ini dapat menambah wawasan tentang inflasiyang terjadi
di Indonesia..
DAFTAR ISI
COVER.............................................................................................................................................i
KATA PENGATAR........................................................................................................................ii
BAB I .............................................................................................................................................. 4
PENDAHULUAN .......................................................................................................................... 4
1.1 Latar Belakang ..................................................................................................................... 4
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................................. 5
1.3 Tujuan ................................................................................................................................... 5
BAB II............................................................................................................................................. 6
PEMBAHASAN ............................................................................................................................. 6
2.1 Definisi Inflasi ...................................................................................................................... 6
2.3 Sebab-Sebab Terjadinya Inflasi ........................................................................................... 8
2.4 Dampak Terjadinya Inflasi ................................................................................................ 10
2.5 Teori-teori Inflasi ................................................................................................................ 11
2.6 Inflasi yang pernah terjadi di Indonesia ............................................................................. 16
2.7 Kebijakan Pemerintah Mengatasi Krisis Akibat Inflasi..................................................... 18
BAB III ......................................................................................................................................... 21
PENUTUP..................................................................................................................................... 21
3.1 Kesimpuan .......................................................................................................................... 21
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................................... iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Inflasi merupakan suatu fenomena ekonomi yang sangat menarik untuk dibahas terutama
yang berkaitan dengan dampaknya yang luas terhadap agregat makro ekonomi. Pertama,
inflasi domestik yang tinggi menyebabkan tingkat balas jasa yang riil terhadap asset finansial
domestik semakin rendah ( bahkan seringkali negatif ), sehingga dapat mengganggu
mobilisasi dana domestik dan bahkan dapat mengurangi tabungan domestik yang menjadi
sumber dana investasi. Kedua, dapat menyebabkan daya saing barang ekspor berkurang dan
dapat menimbulkan defesit dalam transaksi berjalan dan sekaligus dapat meningkatkan
hutang luar negeri. Ketiga, inflasi dapat memperburuk distribusi pendapatan dengan
terjadinya transfer sumberdaya dari konsumen dan golongan berpenghasilan tetap kepada
produsen. Keempat, inflasi yang tinggi dapat mendorong terjadinya pelarian modal keluar
negeri. Kelima, inflasi yang tinggi akan dapat mennyebabkan kenaikan tingkat bunga
nominal yang dapat mengganggu tingkat investasi yang dibutuhkan untuk memacu tingkat
pertumbuhan ekonomi tertentu (Hera Susanti et all,1995).
Inflasi juga merupakan masalah yang dihadapi setiap perekonomian. Sampai dimana
buruknya masalah ini berbeda di antara 2 satu waktu ke waktu yang lain, dan berbeda pula
dari satu Negara ke Negara lain. Tingkat inflasi yaitu presentasi kenaikan harga – harga
dalam suatu tahun tertentu, biasanya digunakan sebagai ukuran untuk menunjukkan sampai
dimana buruknya masalah ekonomi yang dihadapi. Dalam perekonomian yang pesat
berkembang inflasi yang rendah tingkatannya yang dinamakan inflasi merayap yaitu inflasi
yang kurang dari sepuluh persen setahun. Seringkali inflasi yang lebih serius atau berat, yaitu
inflasi yang tingkatnya mencapai diatas seratus persen setahun. Pada waktu peperangan atau
ketidak setabilan politik, inflasi dapat mencapai tingkat yang lebih tinggi yang kenaikan
tersebut dinamakan hiperinflasi (Sukirno,2004). Inflasi merupakan salah satu peristiwa
moneter yang sangat penting dan dijumpai di hampir semua Negara di dunia.
Inflasi adalah kecenderungan dari harga – harga untuk menaik secara umum dan terus
menerus. Kenaikan harga dari satu atau dua barang saja tidak dapat disebut inflasi, kecuali
bila kenaikan tersebut meluas kepada atau mengakibatkan kenaikan sebagian besar dari
barang – barang lain. (Boediono.1995). Brodjonegoro (2008) menyatakan bahwa
permasalahan pertama yang paling kritis dalam kebijakan moneter adalah kesulitan
pengambil kebijakan dalam mengendalikan laju inflasi. Dalam pengertian, memang laju
inflasi Indonesia relative rendah, lebih banyak dibawah dua digit, tetapi selalu membutuhkan
kerja ekstra keras.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana definisi dari inflasi?
2. Apa jenis-jenis inflasi?
3. Apa sebab-sebab terjadinya inflasi?
4. Bagaimana dampak terjadinya inflasi?
5. Apa saja Teori-teori Inflasi?
6. Jelaskan tentang inflasi yang pernah terjadi di Indonesia?
7. Bagaimana kebijakan yang dilakukan pemerintah untuk mengatasi inflasi ?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi-definisi inflasi.
2. Untuk mengetahui jenis-jenis inflasi.
3. Untuk mengetahui sebab-sebab terjadinya inflasi.
4. Untuk mengetahui dampak terjadinya inflasi.
5. Untuk mengetahui teori-teori inflasi.
6. Untuk mengetahui tentang inflasi yang pernah terjadi di Indonesia.
7. Untuk mengetahui kebijakan-kebijakan yang dilakukan pemerintah untuk mengatasi
inflasi.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Inflasi
Pada awalnya inflasi diartikan sebagai kenaikan jumlah uang beredar atau kenaikan
likuiditas dalam suatu perekonomian. Pengertian tersebut mengacu pada gejala umum yang
ditimbulkan oleh adanya kenaikan jumlah uang beredar yang diduga telah menyebabkan
adanya kenaikan harga-harga.
Dalam perkembangan lebih lanjut, inflasi secara singkat dapat diartikan sebagai suatu
kecenderungan meningkatnya harga-harga barang dan jasa secara umum dan terus-menerus.
Dalam pengertian tersebut, terdapat dua pengertian penting yang merupakan kunci dalam
memahami inflasi. Yang pertama adalah kenaikan harga secara umum dan yang kedua adalah
terus-menerus.
Dalam inflasi harus terkandung unsur kenaikan harga, dan selanjutnya kenaikan harga
tersebut adalah harga secara umum. Hanya kenaikan harga yang terjadi secara umum yang
dapat disebut sebagai inflasi. Hal ini penting untuk membedakan kenaikan harga atas barang
dan jasa tertentu. Misalnya, meningkatnya harga beras atau harga cabe merah saja belum
dapat dikatakan sebagai inflasi. Inflasi adalah kenaikan harga-harga secara umum, artinya
inflasi harus menggambarkan kenaikan harga sejumlah besar barang dan jasa yang
dipergunakan (atau dikonsumsi) dalam suatu perekonomian.
Kata kunci kedua adalah terus menerus, kenaikan harga yang terjadi karena faktor
musiman, misalnya, menjelang hari-hari besar atau kenaikan harga sekali saja dan tidak
mempunyai pengaruh lanjutan juga tidak dapat disebut inflasi karena kenaikan harga tersebut
bukan masalah kronis ekonomi. Berhubung inflasi merupakan kenaikan harga barang dan
jasa secara umum, maka untuk mengukur perubahan inflasi dari waktu ke waktu pada
umumnya dipergunakan suatu angka indeks. Angka indeks tersebut disusun dengan
memperhitungkan sejumlah barang dan jasa yang akan dipergunakan untuk menghitung
besarnya angka inflasi. Perubahan angka indeks dari satu waktu ke waktu yang lain, yang
dinyatakan dalam angka persentase, adalah besarnya angka inflasi dalam periode tersebut.
Contoh : apabila angka indeks harga konsumen pada Juni 2007 sebesar 99.14 dan angka
indeks tersebut pada Juni 2008 menjadi 110.08, maka inflasi tahunan pada bulan Juni 2008
adalah 11.03%2. Perkembangan kenaikan harga sejumlah barang dan jasa secara umum dalam
suatu periode waktu ke waktu tersebut disebut sebagai laju inflasi (inflation rate) .
2.2 Jenis-Jenis Inflasi
Berdasarkan tingkat keparahannya, inflasi dibagi menjadi 4 yaitu:
Inflasi Ringan, yaitu inflasi yang mudah untuk dikendalikan dan belum begitu
menganggu perekonomian suatu negara. Terjadi kenaikan harga barang/ jasa secara
umum, yaitu di bawah 10% per tahun dan dapat dikendalikan.
Inflasi Sedang, yaitu inflasi yang dapat menurunkan tingkat kesejahteraan masyarakat
berpengahsilan tetap, namun belum membahayakan aktivitas perekonomian suatu
negara. Inflasi ini berada di kisaran 10% – 30% per tahun.
Inflasi Berat, yaitu inflasi yang mengakibatkan kekacauan perekonomian di suatu
negara. Pada kondisi ini umumnya masyarakat lebih memilih menyimpan barang dan
tidak mau menabung karena bunganya jauh lebih rendah ketimbang nilai inflasi. Inflasi
ini berada di kisaran 30% – 100% per tahun.
Inflasi Sangat Berat(Hyperinflation), yaitu inflasi yang telah mengacaukan
perekonomian suatu negara dan sangat sulit untuk dikendalikan meskipun dilakukan
kebijakan moneter dan fiskal. Inflasi ini berada di kisaran 100% ke atas per tahun.
Domestic inflation, yaitu inflasi yang bersumber dari dalam negeri. Inflasi ini terjadi
karena jumlah uang di masyarakat lebih banyak daripada yang dibutuhkan. Inflasi jenis ini
juga dapat terjadi ketika jumlah barang/ jasa tertentu berkurang sedangkan permintaan
tetap sehingga harga-harga naik.
Imported inflation, yaitu inflasi yang bersumber dari luar negeri. Inflasi ini terjadi pada
negara yang melakukan perdagangan bebas dimana ada kenaikan harga di luar negeri.
Contoh, Indonesia melakukan impor barang modal dari negara lain. Ternyata harga
barang-barang modal di negara tersebut naik, kenaikan harga tersebut berdampak bagi
Indonesia sehingga mengakibatkan inflasi.
Turunnya nilai tukar mata uang dalam negeri dengan mata uang asing atau depresiasi.
Kenaikan nilai tukar mata uang juga menyebabkan bahan baku atau barang dari luar
negeri menjadi semakin mahal.
Inflasi di luar negeri khususnya negara partner dagang menyebabkan barang dan produk
dari luar negeri juga semakin mahal.
Ketidakseimbangan antara jumlah tenaga kerja dan permintaan barang produksi
membuat pemerintah akan menaikkan harga produksi. Salah satu cara menikkan harga
produksi adalah dengan menaikkan upah atau gaji karyawan serta merekrut karyawan
baru dengan tawaran gaji atau upah yang lebih tinggi. Kebijakan yang seperti ini
menyebabkan biaya produksi meningkat, sehingga harga barang produksi juga menjadi
naik.
Inflasi yang disebabkan oleh kenaikan biaya produksi biasanya terjadi di negara dengan
pertumbuhan ekonomi yang sedang berkembang atau tumbuh pesat namun dengan angka
pengangguran yang cukup rendah. Di negara yang seperti ini, supply tenaga kerja terbatas
namun permintaan akan suatu barang produksi tinggi.
Selain itu inflasi karena guncangan penawaran juga dapat terjadi karena faktor lain seperti
bencana alam dan lain sebagainya. Namun juga bisa terjadi karena pemerintah menaikkan
harga suatu barang tertentu.
4. Inflasi campuran (Mixedinflation)
Inflasi campuran atau mixedinflation terjadi karena adanya kenaikan penawaran dan
permintaan. Hal ini terjadi karena adanya ketidakseimbangan antara penawaran dan
permintaan. Ketika permintaan terhadap suatu barang atau jasa bertambah, kemudia
mengakibatkan penyediaan barang dan faktor produksi menjadi turun. Sementara itu,
pengganti atau substitusi untuk barang dan jasa tersebut terbatas atau tidak ada. Keadaan
yang tidak seimbang ini akan menyebabkan harga barang dan jasa menjadi naik. Inflasi jenis
ini akan sangat sulit diatasi atau dikendalikan ketika kenaikan supply akan suatu barang atau
jasa lebih tinggi atau setidaknya setara dengan permintaan.
5. Inflasi ekspektasi (Expectedinflation)
Expectedinflation atau inflasi inspektasi terjadi sebagai akibat dari perilaku masyarakat
yang berpendapat bahwa kondisi ekonomi di masa yang akan datang akan menjadi lebih
baik lagi. Harapan masyarakat akan kondisi ekonomi di masa yang akan datang juga bisa
menyebabkan terjadinya inflasi permintaan atau juga inflasi biaya produksi. Inflasi jenis ini
tergolong sulit untuk dideteksi karena kejadiannya tidak terlalu signifikan.
6. Kekacauan ekonomi dan politik
Situasi ekonomi dan politik di suatu negara juga mempengaruhi adanya inflasi. Bila
suatu negara dalam kondisi yang tidak aman, harga-harga barang di negara tersebut
cenderung mahal. Hal ini juga pernah terjadi di Indonesia ketika ada kekacauan politik dan
ekonomi pada tahun 1998. Pada masa tersebut, level inflasi di Indonesia mencapai 70%
padalah level inflasi yang normal berkisar antara 3 hingga 4%.
Penyebab terjadinya inflasi dibagi menjadi banyak faktor dan beberapa diantaranya juga
terjadi di Indonesia. Secara umum, inflasi merupakan kejadian atau gejala ekonomi yang
tidak bisa dihilangkan secara tuntas. Upaya-upaya yang dilakukan pemerintah biasanya
hanya pada sebatas mengendalikan atau mengurangi inflasi.
Putong, Iskandar.2003. Pengantar Ekonomi Mikro dan Makro. Jakarta: Ghalia Indonesia
Rahardja Prathama.2008.Teori Ekonomi Makro.Jakarta:Fakultas Ekonomi Universitas
Indonesia
Boediono.1987.Sinopsisi Pengatar Ilmu Ekonomi No.5.EKONOMI
MONETER.Yogyakarta:BPFE-Yogyakarta
https://tirto.id/krisis-ekonomi-1960-an-sanering-gagal-sukarno-dilengserkan-cXZi