Disusun oleh:
1. Bintara Denis Dega Akmala 0751
2. Daniel M. Rafli agustias 0752
3. Fahrina Nur Fadhila 0759
KATA PENGANTAR
i
Puji dan syukur marilah kita panjatkan kehadirat Allah SWT. yang
telah banyak memberikan beribu-ribu nikmat kepada kita selaku umatnya. Rahmat
beserta salam semoga tetap tercurah limpahkan kepada jungjunan kita, sang
revolusioner, pemimpin akhir zaman yang sangat dipanuti oleh pengikutnya yakni
Nabi Muhammad SAW. Sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini guna
memenuhi tugas untuk mata kuliah Pengantar Ekonomi dengan judul "Kebijjakan
Fiskal dan Keseimbangan Pendapatan Nasional "
Makalah kami yang berjudul “Kebijjakan Fiskal dan Keseimbangan
Pendapatan Nasional " ini sengaja di bahas karena sangat penting untuk kita
khususnya sebagai mahasiswa yang ingin lebih mengenal mengenai pembahasan
ini. Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami
miliki, oleh karena itu kami mengharapkan segala bentuk saran serta masukan
bahkan kritikan yang membangun. Serta kami mengucapkan terimakasih kepada
semua pihak yang telah memberikan pengarahan-pengarahan sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini dengan lancar. Tak lupa kepada Ibu Munifa, M.E
selaku dosen mata kuliah Pengantar Ekonomi , dan teman-teman yang lain untuk
memberikan sarannya kepada kami agar makalah ini dapat lebih baik lagi.
Demikian, semoga makalah ini bermanfaat khususnya bagi penyusun dan
umumnya kepada semua yang telah membaca.
DAFTAR ISI
Kata Pengantar …………………………………………………………………ii
Daftar Isi ………………………………………………………………….…….iii
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………...…1
ii
A. Latar Belakang …………………………………………………………....1
B. Rumusan Masalah ……………………………………………………...…2
C. Tujuan…………………………………………………………………..…2
D. Manfaat……………………………………………………………………3
A. Kesimpulan ……………...……………………………………………...16
Daftar Pustaka……...…………………………………………………………...17
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
pengeluaran perbelanjaan atau pengeluaran untuk membeli barang dan jasa,
misalnya konsumsi pemerintah, perusahaan yang melakukan investasi, serta
kegiatan ekspor dan impor. Contoh-contoh tersebut sama halnya dengan
penawaran barang dan jasa atau keinginan pemerintah, pengusaha, dan
masyarakat untuk menghasilkan barang dan jasa yang meliputi aggregate supply.
Jadi Dalam kebijakan fiskal dan keseimbangan pendapatan nasional ini harus
dilakukan Secara baik, karena di dalam kebijakan fiskal itu berhubungan dengan
pendapatan dan pengeluaran nasional sedangkan pada keseimbangan pendapatan
nasional itu berhubungan dengan keinginan masyarakat untuk melakukan
pengeluaran pembelajaan , jadi ketika keduanya berjalan dengan baik maka
perekonomian di negara itu juga akan lebih baik, Sebab hal tersebut balance.1
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
D. Manfaat Penelitian
1
Setiawan, H.2018.Analisis Dampak Kebijakan Fiskal Dan Moneter Terhadap Kinerja
Makroekonomi Di Indonesia Dengan Model Structural Vector Autoregression (Svar).
Jurnal Ilmu Ekonomi Terapan, 3(2), 23-43.
2
perekonomian yang terjadi sehingga kegiatan perekonomian di provinsi
Banten bisa berjalan dengan baik.
2. Untuk Akademis: Dapat memberikan manfaat dan menambah wacana
keilmuan tentang bagaimana pemerintah berupaya dalam menangani suatu
masalah perekonomian sehinggga dapat dijadikan sebagai bahan referensi
bagi peneliti di masa yang akan datang.
3. Untuk Peneliti: Dapat memberikan wawasan dan ilmu pengetahuan bagi
peneliti sendiri.
BAB II
PEMBAHASAN
3
A. Kebijakan fiskal
1. Pengertian Kebijakan Fiskal
Kebijakan fiskal adalah kebijakan yang diterapkan oleh pemerintah yang
berhubungan dengan pendapatan dan pengeluaran nasional untuk
meningkatkan stabilitas ekonomi dan mendorong pertumbuhan ekonomi.
Kebijakan fiskal berperan sangat penting dalam mendukung stabilitas
ekonomi negara dan tujuannya adalah untuk mengendalikan stabilitas
ekonomi dan mendorong pertumbuhan ekonomi.2
Kata Fiskal berasal dari bahasa Latin Fiscus, yang berarti pemegang
kekuasaan keuangan pertama di Roma kuno. Sementara itu, KBBI
mendefinisikan fiskal sebagai segala sesuatu yang berkaitan dengan
penerimaan negara atau urusan perpajakan. Kebijakan fiskal pertama kali
diusulkan oleh British John Maynard Keynes pada tahun 1883. Menurut John
Maynard Keynes, kebijakan fiskal dapat membantu negara mencapai stabilitas
ekonomi dan komersial. Sebab, kebijakan tersebut memungkinkan penerimaan
pajak digunakan untuk menyesuaikan belanja negara. Menurut Keynes,
kebijakan fiskal yang diterapkan dalam jangka waktu yang lama dapat
mengatasi permasalahan ekonomi suatu negara. Selain itu, diyakini mampu
mengatasi masalah makro internal lainnya seperti inflasi, lemahnya nilai tukar
mata uang dan kurangnya lapangan pekerjaan yang tersedia. 3
Kebijakan fiskal adalah salah satu kebijakan ekonomi yang
dikeluarkan oleh suatu negara dalam rangka mengatur dan mengarahkan
perekonomian agar berkembang ke arah yang lebih menguntungkan. Cara
karakteristik Kebijakan ekonomi ini melibatkan modifikasi atau pemutakhiran
pengelolaan pendapatan dan belanja negara. Inti dari kebijakan fiskal adalah
2
Ananda Bayu Krisna, B. 2020. Kebijakan Fiksal. Teknik industri umsida, 1-15
3
Ardiansyah Faris. 2020 . Kebijakan Fiskal. Teknik industri umsida
4
upaya mengelola penerimaan pajak untuk memenuhi kebutuhan masyarakat
yang lebih luas.
b. Pengeluaran Belanja
Instrumen kebijakan fiskal yang kita bahas berikutnya adalah
pengeluaran belanja negara, Perihal ini semacam konsep dasar dari apapun
yang terjadi, apalagi dalam hidup kita sendiri. Misal pemasukan keluarga
menurun, pastinya kita akan berupaya untuk berhemat serta memencet
pengeluaran supaya terjadi keseimbangan antara pemasukan dan
pengeluaran. Dalam konteks negara, nilai belanja negara bisa dikurangi
ataupun ditambah sesuai kebutuhan. Apabila neraca pembayaran negara
defisit, maka pemerintah dapat mengurangi pengeluaran belanjanya di
sektor tertentu, misalnya penundaan pembayaran THR untuk PNS.
c. Obligasi Publik
Instrumen kebijakan fiskal yang terakhir adalah tentang penerbitan
obligasi ataupun surat utang untuk masyarakat negara. Pesan utang ini
populer dalam bidang investasi, dimana rakyat yang mempunyai dana,
ditawarkan buat membeli surat utang dari negara, serta negara akan
5
mencicil hutang tersebut beserta bunga pinjaman. Salah satu produknya
adalah SBN Ritel ataupun Surat Berharga Negara yang diperjual belikan.
Surat ini diperdagangkan selaku produk investasi. Apabila kalian
memutuskan buat membeli SBN Ritel, tidak hanya hendak memperoleh
imbal balik hasil.4
b. Pengelolaan Anggaran
Pendekatan ini lebih banyak disukai dari pada Pendekatan
“Pembelanjaan Fungsional” sebab pengeluaran pemerintah, perpajakan
serta pinjaman dimaksudkan untuk pencapaian kesetabilan ekonomi yang
4
Nainggolan Pinondang, Purba Bonaraja, dkk. 2021 . Pengantar Ilmu Ekonomi.
Publisher : Yayasan Kita Menulis
6
lebih baik lagi. Dalam pendekatan ini, hubungan antara pengeluaran
pemerintah serta perpajakan senantiasa dipertahankan, namun penyesuaian
dalam anggaran senantiasa dilakukan untuk memperkecil ketidakstabilan
ekonomi, sehingga pada suatu saat bisa terjadi defisit ataupun surplus.
Tokoh dalam pendekatan ini adalah Alvin Hasen yang mengusulkan kalau
dalam masa tekanan mental di mana banyak pengangguran, pengeluaran
pemerintah bisa menjadi salah satunya obat. Dalam pemikiran lebih
lanjut, pemakaian anggaran belanja yang balance dibutuhkan untuk jangka
Panjang, dengan catatan kalau dalam masa tekanan mental ditempuh
anggaran defisit sedangkan dalam masa inflasi ditempuh anggaran belanja
surplus. Dalam perkembangan yang lebih jauh lagi, pendekatan ini
senantiasa berupaya untuk mempertahankan terjadinnya anggaran belanja
yang balance, tanpa defisit anggaran belanja. Sehingga dalam masa defresi
(Perekonomian Lesu) pengeluaran pemerintah akan ditingkatkan serta
penerimaan dari pajak pun akan ditingkatkan pula, namun jangan sampai
memunculkan deplasi. Dan kebalikannya dalam masa inflasi, pajak akan
dimanfaatkan sebaik-baiknya guna menghindari munculnya akibat inflasi
yang tidak inginkan.
7
2). Dalam masa inflasi- ada peningkatan dalam penerimaan pemerintah
terutama dari pajak pendapatan serta tidak perlu sangat banyak
tunjangan pengangguran sehingga akan ada surplus anggaran belanja.
5
Ananda Bayu Krisna, B. 2020. Kebijakan Fiksal. Teknik industri umsida
8
b. Mengurangi angka pengangguran serta memperluas lapangan pekerjaan.
Hal ini tentu sudah kita ketahui bahwa pengangguran adalah salah
satu pokok masalah dalam suatu negara. Di Indonesia sendiri tingkat
pengangguran sudah berkurung sebanyak 140.000 jiwa. Dalam persentase
tingkat pengangguran terbuka pada bulan Februari tahun 2017 angkanya
mencapai hingga 5,33% dan dalam bulan Februari tahun ini angkanya
sudah menurun di tingkat 5,13%. Hal itu tentunya tidak lepas dari
penerapan kebijakan fiskal di Indonesia kebijakan fiskal memang
dilakukan serta menjadi prioritas utama dalam usaha pencegahan
munculnya angka pengangguran.
6
Ardiansyah Faris. 2020 . Kebijakan Fiskal. Teknik industri umsida
9
5. Jenis Jenis Kebijakan Fiskal
10
fungsi otoriter, fungsi perencanaan, fungsi pengawasan, fungsi alokasi, fungsi
stabilisasi serta fungsi Distribusi.
a. fungsi otoritas yaitu ketika anggaran negara jadi pedoman untuk mencari
pendapatan serta belanja untuk tahun yang bersangkutan
11
nasional yang dicapai pada keseimbangan tersebut. Selanjutnya dengan
memperhatikan berbagai kemungkinan perubahan kurva AD dan AS, dapat
pula ditunjukkan akibat dari perubahan tersebut kepada tingkat harga dan
kegiatan perekonomian negara
12
Gambar 2.1
Contoh:
Soal !
Misalkan ( dalam milyar rupiah) fungsi konsumsi( C)= 20+ 0, 75Y dan
besarnya investasi (I)= 10, maka besarnya pendapatan nasional dengan
pendekatan 2 sektor yaitu sebagai berikut.
Jawab !
13
3. Model Keseimbangan Pendapatan Nasional 3 Sektor
Gambar 2.2
14
serta luar negara. Melakukan perdagangan internasional merupakan aktivitas
yang lazim dilakukan oleh berbagai negara. Sejak berabad- abad yang lalu,
ketika berbagai perekonomian masih belum begitu berkembang, perdagangan
ekspor serta impor sudah mereka jalani. Pada ketika ini kegiatan ekspor serta
impor merupakan bagian yang penting dalam kegiatan setiap perekonomian.
Walaupun bagaimanapun, secara relatif kepentingannya berbeda dari suatu
negara ke negara lain.
Gambar 2.3
8
https://www.academia.edu/49219158/Agung_Andana_Yoshanda_191020
700091_Pendapatan_Nasional. Di akses pada 5 Mei 2023
15
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Kebijakan fiskal adalah kebijakan yang diterapkan oleh pemerintah yang
berhubungan dengan pendapatan dan pengeluaran nasional dalam
meningkatkan Stabilitas ekonomi dan pertumbuhan ekonomi. Instrumen
kebijakan fiskal ada beberapa sektor yang dimanfaatkan pemerintah untuk
melindungi Stabilitas perekonomian makro antara lain, Pajak, Pengeluaran
Belanja, Obligasi Publik. Dalam kebijakan fiskal itu ada 4 macam antara lain,
Pembiayaan Fungsional, Pengelolaan Anggaran, Stabilitas Anggaran Otomatis,
Anggaran Belanja Seimbang. Tujuan kebijakan fiskal itu untuk meningkatkan
perkembangann ekonomi dan PDB suatu negara , mengurangi angka
pengangguran serta memperluas lapangan pekerjaan, menstabilkan harga
berbagi produk dan menanggulangi terbentuknya inflasi. Kebijakan fiskal ada 2
jenis yaitu kebijakan fiskal ekspansif dan kontraktif.
2. Keseimbangan pendapatan nasional atau pada istilahnya (Equilibrium
National Income) adalah suatu keinginan masyarakat untuk melakukan
pengeluaran perbelanjaan atau pengeluaran untuk membeli barang dan jasa,
misalnya konsumsi pemerintah, perusahaan yang melakukan investasi, serta
kegiatan ekspor dan impor. Model keseimbangan pendapatan nasional ada 2
yakni , Model keseimbangan pendapatan nasional 2 sektor, 3sektor, dan Model
keseimbangan pertumbuhan terbuka
16
DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/49219158/
Agung_Andana_Yoshanda_191020700091_Pendapatan_Nasional. Di
akses pada 5 Mei 2023
17