Anda di halaman 1dari 10

Gejala-Gejala Campuran

Makalah

Dosen Pengampu: Ibnul Arobi,M.Fil.I

Disusun oleh : Kelompok VII

1. Jauharatul Kamalia (7278)


2. Kevin Dinoval Aziz (7279)
3. Ikromullah Hakiki (7270)
4. Ilvatun Khomsiyah (7271)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH

UNIVERSITAS ISLAM ZAINUL HASAN GENGGONG

KRAKSAAN-PROBOLINGGO

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur marilah kita panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan
kemudahan kepada kami, sehingga dapat menyelesaikan makalah yang berjudul "Gejala-
Gejala Campuran".

Sholawat dan salam semoga tetep tercurahkan kepada pahlawan revolusi islam yang
telah membawa umat manusia dari kegelapan menuju cahaya yang terang benderang yakni
baginda Nabi besar Muhammad SAW.

Adapun tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu syarat mata
kuliah studi psikologi pendidikan dan pembelajaran. Kami menyadari bahwa makalah ini
masih jauh dari kata sempurna. Untuk itu, kami mohon maaf apabila dalam penulisan makalah
ini masih terdapat kesalahan-kesalahan yang merupakan akibat dari kelemahan kami semata.

Semoga makalah sederhana ini dapat di pahami bagi siapapun yang membacanya. Dan
semoga tugas makalah yang telah di susun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang
yang membacanya.

Kraksaan 17 Juni
2023

(Penyusun)

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ii

DAFTAR ISI......................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... .1

1. Latar Belakang ............................................................................................. 1


2. Rumusan Masalah ........................................................................................ 1
3. Tujuan Masalah ............................................................................................ 1

BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................ 2

1. Perhatian…… ............................................................................................. .2
2. Sugesti……… ............................................................................................. .3
3. Kelelahan…… ............................................................................................ .4

BAB III PENUTUP ............................................................................................ …7

1. Kesimpulan ............................................................................................ …..7


2. Saran………… ............................................................................................ 7

DAFTAR PUSTAKA. ............................................................................................ 8

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Psikologi kognitif adalah studi ilmiah tentang jiwa yang berpikir dan berkaitan
dengan bagaimana kita memperhatikan serta memperoleh informasi mengenai dunia,
bagaimana informasi tersebut disimpan dan diproses oleh otak, dan bagaimana kita
memecahkan problem, berpikir, dan merumuskan bahasa.1
Gejala perhatian, kelelahan, dan sugesti ini selalu ada di diri seseorang dan selalu
dalam kehidupan sehari-hari, tetapi kita juga bisa menghindari dengan beberapa cara
dan peringatan agar dapat memajukan perhatian. Menghindari kelelahan dan sugesti.
Perhatian itu sangat penting dipengaruhi oleh perasaan dan suasana hati, dan atas
ketentuan kemauan kita. Artinya ika seseorang itu Susana hatinya lagi kacau maka
sangat sulit rasa perhatian ini timbul. Sedangan kelelahan itu seperti kalian kehilangan
energi pada diri sehingga menadi susut sebagai akibnat pemakaian energy yang
berlebihan karena menyelsaikan tugas-tugas. Sedangakan sugesti ini pemberi pengaruh
atau pandangan orang lain tanpa memikiran dampaknya.
B. Rumusan masalah
1. Bagaimana definisi dari perhatian?
2. Bagaimana definisi sugesti?
3. Bagaimana definisi kelelahan?
C. Tujuan masalah
1. Untuk mengetahui definisi perhatian
2. Untuk mengetahui definisi sugesti
3. Untuk mengetahui definisi kelelahan

1 Solso, Cognitive Psychology. (Needham Heights, MA: Sixth Edition. Allyn & Bacon, 2001), 2.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Perhatian
Perhatian adalah reaksi umum yang menyebabkan bertambahnya aktifitas daya
konsentrasi, terhadap pengamatan, pengertian, dan sebagainya dengan mengesampingkan
yang lain dari pada itu. 2 Perhatian merupakan pemusatan atau konsentrasi dari seluruh
aktivitas individu yang di tujukan kepada sesuatu atas sekumpulan objek.3
Selain itu individu dapat mencurahkan konsentrasinya pada banyak objek sekaligus
dalam satu waktu. Jadi objek yang dicakup tidak hanya bersifat tunggal atau satu objek
saja, tetapi melainkan bisa sekumpulan objek. Dengan demikian, dapat disimpulkan pula
bbahwa perhatian merupakan proses penyeleksian.
Perhatian sangatlah dipengaruhi oleh perasaan dan suasana hati, serta ditentukan oleh
kemauan (konasi/motivasi). Sesuatu yang dianggap luhur, mulia, dan indah akan sangat
memikat perhatian. Demikian pula sesuatu hal yang dapat menimbulkan rasa nyeri dan
ketakutan,akan mencekam perhatian. Sebaliknya, segala sesuatu yang membosankan,
sepele, dan terus-menerus berlangsung tidak akan bisa mengikat perhatian.
Dalam percakapan sehari-hari, terkadang kita juga dapat dikacaukan oleh pengertian
perhatian dan minat. Dalam praktiknya, perhatian seolah-olah lebih menonjolkan fungsi
pikir, sementara minat seolah-olah lebih menonjolkan fungsi rasa. Padahal, kenyataanya,
apa yang menarik minat kta menyebabkan kita berperhatian.4
Perhatian memiliki beragam jenis yang di antaranya adalah sebagai berikut.
1. Perhatian spontan dan disengaja.
2. Perhatian statis dan dinamis, atau perhatian yang tetap terhadap sesuatu, atau
perhatian yang mudah berubah-ubah.
3. Perhatian konsentratif dan distributif, atau perhatian yang hanya ditujukan kepada
suatu objek (masalah) tertentu, dan perhatian yang dibagi-bagi pada beberapa arah
sekaligus.

2 Warsah & Baheri, Psikologi: Suatu Pengantar, (Yogyakarta: Tunas Gemilang Press, 2021), 146

3 Fikky Prasetya, Buku Ajar Psikologi Kesehatan, (Guepedia, 2020), 105

4 Warsah & Baheri, Psikologi: Suatu Pengantar, (Yogyakarta: Tunas Gemilang Press, 2021), 147

2
4. Perhatian sempit dan luas, yang artinya seseorang dengan perhatian sempit mudah
memusatkan perhatiannya pada suatu objek spesifik, sebaliknya individu dengan
perhatian luas kesulitan mengarah pada suatu spesifik.
5. Perhatian fiktif (melekat) dan fluktuatif, atau perhatian yang dapat melekat lama
dan perhatian yang berubah-ubah lekatannya atau hanya melekat pada yang dirasa
penting saja.

B. Sugesti
Sugesti adalah pengaruh terhadap jiwa atau laku seseorang dengan maksud tertentu,
sehingga pikiran dan kemauan terpengaruh olehnya (Warsah & Daheri, 2021, hlm. 157).
Misalnya, hal ini dapat ditimbulkan kepada siswa yang akan mengikuti apa yang
dikehendaki oleh gurunya (supaya mau belajar). Hal tersebut dapat terjadi karena siswa
yang sedang belajar memang sedang dalam keadaan, situasi, dan kondisi untuk untuk belajar
di lingkungan yang mendukungnya pula (sekolah), dan guru memiliki kewajiban dan
wewenang untuk mengajar.
Lebih lanjut mengenai sugesti, Ahmadi (dalam Warsah & Daheri, 2021, hlm. 157)
pernah berkata “Sugesti adalah pengaruh atas jiwa atau perbuatan seseorang sehingga
pikiran, perasaan dan kemauannya terpengaruh dan dengan begitu orang mengakui atau
meyakini apa yang dikehendaki dari padanya”. Artinya, sugesti adalah pengaruh atas jiwa
atau perbuatan seseorang, sehingga pikiran, perasaan dan kemauannya terpengaruh, dan
dengan begitu orang mengakui apa yang dikehendaki dari padanya.
Inti dari pada sugesti ialah didesakkan suatu keyakinan kepada seseorang, yang olehnya
diterima mentah-mentah, tanpa pertimbangan yang dalam. Hal tersebut dapat dilakukan
apabila syaratnya terpenuhi, yakni:
1. Pihak yang mempengaruhi, mendesakkan suatu keyakinan, pendapat atau anggapan
kepada orang lain.
2. Pihak yang dipengaruhi, didesak untuk menurut dan menerima pendapat atau
tanggapan yang dikenakan kepadanya.
Tanpa adanya kedua hal tersebut, maka sugesti tidak akan terjadi (hanya satu pihak).
Menyugesti orang berarti mempengaruhi proses kejiwaan (pikiran, perasaan, dan kemauan)
orang lain, sehingga orang yang disugesti mengikuti dan berbuat apa seperti yang
disugestikan kepadanya.

3
Cara Menyugesti
Tampak bahwa sugesti merupakan salah satu gejala yang sangat bisa dimanfaatkan
untuk berbagai hal untuk memersuasi atau mendorong orang lain agar melakukan sesuatu.
Caranya sendiri dapat berupa:
1. Membujuk, seperti bagaimana guru selalu berusaha agar didiknya maju, yaitu
dengan jalan membujuk agar ia lebih rajin agar hidupnya dapat sukses atau bisa
membantu orangtua
2. Memuji, merupakan suatu pernyataan yang positif tentang seseorang, dengan tulus
dan sejujurnya. Pujian itu adalah sesuatu ucapan yang membuat orang yang
mendengarnya merasa tersanjung, sehingga dapat juga memberikan motivasi
3. Menakut-nakuti, Misalnya dengan memperingatkan anak yang suka makan cokelat
berlebih, awas jangan terlalu banyak makan cokelat, nanti gigimu bolong dan
perutmu juga bisa sakit
4. Dengan menunjukkan kekurangan atau kelebihan, contohnya adalah bagaimana
seorang guru akan memperingatkan bahwa jika siswanya tidak rajin belajar, maka
kemungkinan sekolahmu akan gagal, dan tidak bisa sukses. Sebaliknya, apabila ia
rajin dan sekolahnya berhasil, maka ia ia juga akan berhasil dalam kehidupan.
Selain untuk meyakinkan diri sendiri dan orang lain, sugesti juga dapat dijadikan
fasilitas bagi pengobatan gangguan psikologi. Contohnya adalah pengobatan gangguan
psikologi di klinik hipnoterapi menggunakan komunikasi terapeutik.

C. Kelelahan
Manusia selalu terlibat dalam berbagai gerak dan kesibukan berarti dalam hidupnya.
Akan tetapi lama-kelamaan kekuatan untuk berbuat itu akan semakin berkurang.
Berkurangnya kekuatan bergerak (baik jasmani maupun rohani), akan berpengaruh pada
kinerja aktivitas yang diperbuat. Gejala berkurangnya manusia untuk melakukan sesuatu
disebut kelelahan, keletihan, kelesuan, atau kepenataan.5
Menurut Suma’mur (2014) Keadaan dan perasaan lelah atau kelelahan adalah reaksi
fungsional pusat kesadaran yaitu otak (cortex celebri), yang dipengaruhi oleh dua sistem
antagonistis yaitu sistem penghambat (inhibisi) dan sistem penggerak (aktivasi).6

5 Warsah & Baheri, Psikologi: Suatu Pengantar, (Yogyakarta: Tunas Gemilang Press, 2021), 153

6 Suma'mur, Higene Perusahaan dan Kesehatan Kerja, (Jakarta: Gunung Api, 2014)

4
Sistem penghambat (inhibisi) bekerja terhadap talamus (thalamus) yang mampu
menurunkan kemampuan manusia bereaksi dan menyebabkan kecenderungan untuk
tidur.Sementara itu sistem penggerak (aktivasi) terdapat dalam formasio retikularis
(formation reticularis) yang dapat merangsang pusat vegetatif untuk konversi ergotropis dari
organ dalam tubuh kearah kegiatan bekerja, berkelahi, melarikan diri, dan lain-lain.
Maka berdasarkan konsep tersebut keadaan seseorang pada suatu saat sangat tergantung
kepada hasil kerja antara dua sistem antagonistis yang dimaksud. Apabila sistem
penghambat berada pada posisi lebih kuat daripada sistem penggerak, seseorang berada
dalam kondisi kelelahan. Sebaliknya, apabila sistem penggerak lebih kuat dari sistem
penghambat, maka seseorang berada dalam keadaan segar atau tidak lelah.
Kelelahan disebabkan karena berlangsungnya suatu aktivitas atau pekerjaan, baik
aktivitas jasmani maupun rohani yang dikerjakan dalam waktu cukup lama terus menerus.
Namun demikian penyebab kelelahan juga beragam, amat tergantung dari jenis atau macam
kelelahannya sendiri. Beberapa macam atau jenis kelelahan itu adalah sebagai berikut.
1. Kelelahan jasmani, yaitu kelelahan yang disebabkan oleh kekuatan jasmani atau
tubuh yang berkurang, sehingga tidak dapat melakukan sesuatu dengan semestinya.
Faktor kelelahan jasmani seperti dapat disebabkan oleh penggunaan daya fisik besar
hingga mencapai batasnya, atau faktor kesehatan dan cacat tubuh.
2. Kelelahan rohani, Kekuatan jiwa disebabkan oleh pikiran, perasaan dan kemauan
yang berkurang, sehingga tidak dapat melakukan pekerjaan psikis dengan
semestinya.
3. Kelelahan jasmani dan rohani, Sebetulnya, kelelahan jasmani tidak dapat
dipisahkan dengan kelelahan rohani, dan sebaliknya. Singkatnya, dapat dikatakan
bahwa antara kelelahan jasmani dan kelelahan rohani mempunyai hubungan timbal
balik dan saling mempengaruhi (Ahmadi, 2003 dalam Warsah & Daheri, 2018, hlm.
156). Misalnya, kelelahan dan stres karena kondisi yang berkaitan dengan pekerjaan
berisiko akan mengganggu efektivitas dan produktivitas pekerja karena memang
pekerjaan semacam ini menguras banyak tenaga jasmani dan rohani.

5
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kami dapat menyimpulkan bahwa dalam psikologi ini terdapat gejala-gejala yang
perlu kita ketahui salah satunya adalah gejala campuran. Gejala campuran ini terdiri
dari perhatian, sugesti, dan kelelahan.

1. Perhatian merupakan konsentrasi dari seluruh aktivitas individu yang di tujukan


kepada sesuatu atas sekumpulan objek.
2. Sugesti adalah pengaruh atas jiwa atau perbuatan seseorang, sehingga pikiran,
perasaan dan kemauannya terpengaruh, dan dengan begitu orang mengakui apa
yang dikehendaki dari padanya. Cara untuk mensugestikan ini bisa dilakukan
dengan berbagai cara, yang pertama bisa dilakukan dengan cara membujuknya, lalu
memuji, bisa juga dengan cara menakut-nakuti, atau dengan cara menunjukkan
kelebihan atau kelemahannya.
3. Kelelahan adalah gejala berkurangnya aktivitas manusia untuk melakukan sesuatu.
Kelelahan ini dapat disebabkan karena berlangsungnya aktivitas yang cukup berat
dalam waktu yang cukup lama dan dilakukan secara terus menerus.

B. Saran
Sebaiknya setiap individu ataupun organisme jauhilah perasaan menjenukan,
membosankan dan sepele yang berlangsung secara terus-menerus. Perbanyaklah
istirahat ketika melakukan tugas atau pekerjaan agar terhindar dari gejala kelelahan.

6
DAFTAR PUSTAKA

Candi, John Royle, and Dedi Kurnia Syah Putra. “Proses Komunikasi Terapeutik
Dalam Hipnoterapi Di Trance Clinic Kota Bandung.” eProceedings of
Management 2.1 (2015).
Prasetya, Fikky. 2020. Buku Ajar Psikologi Kesehatan. Guepedia.
Solso, R. L. 2001. Cognitive Psychology. Needham Heights, MA: Sixth Edition. Allyn
& Bacon
Suma’mur, P.K. 2014. Higene Perusahaan dan Kesehatan Kerja. Jakarta : Gunung
Agung.
Warsah, I., Daheri, M. 2021. Psikologi: suatu pengantar. Yogyakarta: Tunas Gemilang
Press.

Anda mungkin juga menyukai