Anda di halaman 1dari 30

Tugas Kelompok Dosen Pembimbing

Psikologi Umum Muhammad Julkifli, M.Pd.I

GEJALA JIWA CAMPURAN (PERHATIAN, KELETIHAN,


SUGESTI)

OLEH :
AYU :19.01.11.1437

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM AL FALAH


JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
BANJARBARU
2020
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah segala puji bagi Allah Swt yang telah mencurahkan ni’mat

iman dan Islam pada hamba-hamba-Nya, atas limpahan taufik dan hidayahnya saya

dapat meyelesaikan tugas ini pada Mata Kuliah Psikologi Umum dengan judul

“Gejala Jiwa Campuran (Perhatian, Keletihan, Sugesti”.

Tidak ada daya dan upaya selain dalam kehendak Allah Swt, semoga kita

dalam selalu berada dalam ridho-Nya. Amin. Dan akhirnya hanya kepada Allah Swt

kita bertawakal dan memohon ampun dari segala dosa.

Banjarbaru, 27 Maret 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................... i

DAFTAR ISI.............................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN

a. Latar Belakang............................................................................... 1

b. Rumusan Masalah.......................................................................... 3

c. Tujuan Masalah.............................................................................. 3

BAB II PEMBAHASAN

1. Perhatian.......................................................................................... 5

a. Pengertian Perhatian................................................................... 5

b. Macam-Macam Perhatian.......................................................... 4

c. Faktor Yang Mempengaruhi Perhatian...................................... 8

d. Jenis-Jenis Perhatian.................................................................. 11

2. Kelelahan........................................................................................ 12

a. Pengertian Kelelahan................................................................. 12

b. Gejala Kelelahan Pada Manusia................................................ 13

c. Sebab-Sebab Kelelahan............................................................. 14

d. Macam-Macam Kelelahan........................................................ 15

3. Sugesti........................................................................................... 16

a. Pengertian Sugesti.................................................................... 17

ii
b. Alat-Alat Sugesti..................................................................... 19

c. Manfaat Sugesti ...................................................................... 21

4. Kaitan Gejala Jiwa Campuran (Perhatian, Kelelahan, Sugesti) Dalam


Pendidikan................................................................................... 22

BAB III PENUTUP

a. kesimpulan................................................................................. 24

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................... 26

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Definisi psikologi berasal dari bahasa yunani “psycho” yang artinya jiwa,

dan “logos” yang artinya ilmu pengetahuan. Jadi secara etimologi artinya ilmu

yang mempelajari tentang jiwa, baik macam-macam gejalanya, prosesnya maupun

latar belakangnya. Berbicara tentang jiwa terlebih dahulu kita harus dapat

membedakan anatara nyawa dan jiwa. Dimana nyawa adalah daya jasmanilah

yang adanya tergantung pada hidup jasmani yaitu perbuatan yang ditimbulkan oleh

proses belajar, misalnya instink, reflex dan nafsu. Sedangkan jiwa, jiwa adalah

daya hidup rohaniah yang sifatnya abstrak yang menjad penggerak dan penyalur

bagi sekalian perbuatan pribadi. Didalam psikologi ada gejala-gejala yang harus

kita ketahui, diantaranya adalah gejala perasaan, gejala kemauan dan gejala

campuran. Dan yang akan kita bahas dalam makalah kami adalah tentang gejala

campuran, dimana gejala campuran itu terdiri dari perhatian, sugesti dan

kelelahan.

Pendidikan adalah proses predisposisi positip seseorang, artinya orang

yang telah melaksanakan proses pendidikan berarti orang tersebut telah memiliki

perubahan positip contoh nya : dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak bisa

1
menjadi bisa, dari tidak trampil menjadi trampil dan seterusnya. Orang yang belum

menunjukkan perubahan tersebut secara dikotomis orang tersebut belum

melakukan pendidikan, sekalipun rielnya dia sudah mengikuti proses

pendidikannya. Namun secara maknawiyah nya orang yang belum tampak

perubahannya maka bisa dikatakan sebagai orang yang belum mencapai hasil

belajar. Pendidikan bisa dilaksanakan sejak dini yaitu sejak pra natal atau sejak

masa ayunan hingga sampai dengan ajal. Berarti pendidikan tidak terbatas oleh

ruang dan waktu, pendidikan bisa terjadi ketika ada hubungan interelasi atau

interaksi individu satu dengan lainnya pasti disitu terjadi saling membelajarkan,

walaupun hasilnya belum tampak.

Proses interaksi dan interelasi yang disusun secara sengaja, dan

berkelanjutan untuk mencapai perubahan perilaku yang dipolakan itulah yang

disebut dengan pendidikan bisa dalam arti formal ataupun pendidikan non formal,

perubahan tersebut terjadi karena adanya proses internalisasi pada diri setiap

individu. Proses internalissasi diawali ketika individu menerima/menangkap obyek

(phisik atau psikologis) melaui indera kemudian dikirim ke otak, selanjutnya otak

mencerna dan menganalisa, mensintesakan dan selanjutkan memutuskan untuk

menyiapakan respone ( Sikap ) atau langsung meresponse melalui anggota tubuh

yang sesuai dengan stimulusnya ( perilaku) Disinilah Fungsi fungsi jiwa ataupun

gejala gejala jiwa bekerja untuk menentukan sikap dan perilaku yang ditampakan.

Pendidikan member corak warna kualitas sikap dan perilaku seseorang. Semakin

2
tinggi atau bagusnya pendidikan yang dihayati oleh individu, maka semakin

bagus,halus, atau elegen perilaku seseorang, sebaliknya makin rendah atau

Penerapan proses pendidikan dalam pengembangan fungsi jiwa campuran

(perhatian , kelelahan, sugesti) kurangnya pendidikan yang dihayati oleh indivdu

maka perilaku yang ditampakkan terlihat kaku, kasar dan cenderung agresif.

B. Rumusan Masalah

1. Apa saja pengertian dari perhatian?

2. Apa saja macam-macam dan hal yang bisa menarik perhatian?

3. Apa yang dimaksud dengan kelelahan?

4. Apa gejala dan sebab-sebab kelelahan?

5. Apa saja macam-macam kelelahan?

6. Apa yang dimaksud dengan sugesti?

7. Apa saja alat sugesti?

8. Apa saja manfaat sugesti?

9. Apa kaitan Gejala Jiwa Campuran (Perhatian, Kelelahan, Sugesti) Dalam

Pendidikan?

3
C. Tujuan Penulisan

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memaparkan lebih rinci

apa itu gejala campuran dalam psikologi yang terdiri dari perhatian, kelelahan dan

sugesti. Selain itu juga kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi

kita semua.

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. GEJALA JIWA CAMPURAN (PERHATIAN, KELELAHAN, SUGESTI)

1. Perhatian

Dalam istilah psikologi, perhatian diartikan sebagai suatu reaksi yang

dilakukan oleh organisme dan kesadaran seseorang. Perhatian ialah konsentrasi

atau aktifitas jiwa kita terhadap pengamatan, pengertian, dan sebagainya

dengan mengenyampingkan yang lain daripada itu. Perhatian adalah reaksi

umum yang menyebabkan bertambahnya aktifitas daya konsentrasi dan fokus

terhadap satu objek, baik didalam maupun di luar dirinya.Perhatian juga adalah

merupakan penyeleksian terhadap stimuli yang ditermia oleh individu yang

bersangkutan. Menurut Dr. Aryan Ardhana, perhatian adalah suatu kegiatan

jiwa. Perhatian dapat didefinisikan sebagai proses pemusatan phase-phase atau

unsur-unsur pengalaman dan mengabaikan yang lainnya. Sedang menurut Drs.

Dakir, perhatian adalah keaktifan peningkatan kesadaran dalam pemusatannya

kepada barang sesuatu baik di dalam maupun di luar diri kita.

b. Macam-Macam Perhatian

5
Ada beberapa macam perhatian, diantaranya ialah :

1. Perhatian Spontan dan Disengaja

Perhatian Spontan (Perhatian Asli atau Langsung) ialah Perhatian

yang timbul dengan sendirinya oleh karena tertarik pada sesuatu dan tidak

didorong oleh kemauan. Perhatian Disengaja ialah Perhatian yang

timbulnya didorong oleh kemauan karena adanya tujuan tertentu,

biasanya ditujukan kepada sesuatu objek. Misalnya siswa SPG mendapat

tugas dari orang tuanya untuk belajar. Didorong oleh tugas dari orang tua

dan cita-citanya sendiri, maka setiap saat perhatiannya terhadap pelajaran

cukup besar. Mereka sadar bahwa berhasil atau tidaknya ujian,akan

berpengaruh kepada dirinya dan akan mempunyai arti besar bagi

hidupnya.

2. Perhatian Statis dan Dinamis

Perhatian Statis ialah Perhatian yang tetap terhadap sesuatu. Ada

orang yang dapat mencurahkan perhatiannya kepada sesuatu seolah-olah

tidak berkurang kekuatannnya, dan dalam waktu yang agak lama orang

dapat melakukan sesuatu dengan perhatian yang kuat. Misalnya, Seorang

anak memperhatikan sekali pelajaran seni suara. Pelajaran itu cocok

untuknya. Dalam waktu agak lama perhatiannya terhadap suasana music

atau seni masih cukup kuat tidak mudah berpindah kepada objek lain.

6
Perhatian Dinamis ialah Perhatian yang mudah berubah-ubah, mudah

bergerak, mudah berpindah dari objek satu ke objek yang lain.

3. Perhatian Konsentratif dan Distributif

Perhatian Konsentratif (Perhatian Memusat) ialah Perhatian yang

hanya ditujukan kepada satu objek (masalah) tertentu. Misalnya,

seseorang sedang memecahkan soal aljabar yang sangat sulit. Saat itu

jiwa dipusatkan pada soal-soal aljabar dan erhatian tidak bercabang.Sifat

ini umumnya kukuh dan kuat tidak gampang pindah ke objek lain.

Perhatian Distributif (Perhatian Terbagi-bagi) ialah Membagi-bagi

perhatiannya kepada beberapa arah dengan sekali jalan/dalam waktu yang

bersamaan. Misalnya, guru sedang mengajar, sopir sedang mengemudi

mobil, polisi lalu lintas bertugas ditengah-tengah jalan yang ramai.

4. Perhatian Sempit dan Luas

Perhatian Sempit ialah orang yang dengan mudah dapat

memusatkan perhatiannya kepada suatu objek yang terbatas, sekalipun ia

berada dalam lingkungan ramai.Orang semacam itu tidak mudah

memindahkan perhatiannya ke objek lain, jiwanya tidak mudah tergoda

oleh keadaan disekelilingnya. Perhatian Luas ialah Orang yang mudah

sekali tertarik oleh kejadian-kejadian sekelilingnya. Perhatiannya tidak

7
dapat mengarah kepada hal-hal tertentu, mudah terangsang dan mudah

mencurahkan jiwanya kepada hal-hal baru.

5. Perhatian Fiktif dan Fluktuatif

Perhatian Fiktif (Perhatian Melekat) ialah Perhatian yang mudah

dipusatkan pada suatu hal dan boleh dikatakan bahwa perhatiannya dapat

melekat lama pada objeknya. Biasanya orang ini teliti sekali dalam

mengamati sesuatu, bagian-bagiannya dapat ditangkap dan apa yang

dilihatnya dapat diuraika secara obyektif. Perhatian Fluktuatif

(Bergelombang) ialah Orang yang umumnya dapat memperhatikan

bermacam-macam hal sekaligus, tetapi kebanyakan tidak saksama.

Perhatian Fluktuatif (Bergelombang) ialah Orang yang umumnya dapat

memperhatikan bermacam-macam hal sekaligus, tetapi kebanyakan tidak

saksama.Perhatiannya sangat subyektif sehingga melekat pada hal-hal

yang dirasa penting bagi dirinya.

c. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perhatian

Ada beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi perhatian. Sebuah

perhatian tidak timbul begitu saja pada diri seseorang. Di bawah ini akan

diuraikan beberapa faktor yang dapat mempengaruhi perhatian menurut Abu

Ahmadi (2003) sebagai berikut.

8
1. Pembawaan

Adanya pembawaan tertentu yang berhubungan dengan objek

yang direaksi, maka sedikit atau banyak akan timbul perhatian terhadap

objek tertentu.

2. Latihan dan Kebiasaan

Meskipun dirasa tidak ada bakat pembawaan tentang suatu

bidang, tetapi karena hasil daripada latihan-atihan atau kebiasaan, dapat

menyebabkan mudah timbulnya perhatian terhadap bidang tersebut.

3. Kebutuhan

Adanya kebutuhan tentang sesuatu memungkinkan timbulnya

perhatian terhadap objek tersebut. Kebutuhan merupakan dorongan,

sedangkan dorongan itu mempunyai tujuan yang harus dicurahkan

kepadanya.

4. Kewajiban

Kewajiban mengandung tanggung jawab yang harus dipenuhi oleh

orang yang bersangkutan. Bagi orang yang bersangkutan dan menyadari

atas kewajibannya, maka orang tersebut tidak akan bersikap masa bodoh

dalam melaksanakan tugasnya, oleh karena itu orang tersebut akan

melaksanakan kewajibannya dengan penuh perhatian.

9
5. Keadaan Jasmani

Keadaan tubuh yang sehat atau tidak, segar atau tidak, sangat

mempengaruhi perhatian seseorang terhadap sesuatu objek

6. Suasana Jiwa

Keadaan batin, perasaan, fantasi, pikiran dan sebagainya sangat

mempengaruhi perhatian seseorang, mungkin dapat membantu, dan

sebaliknya dapat juga menghambat.

7. Suasana di Sekitar

Adanya bermacam-macam perangsang di lingkungan sekitar,

seperti kegaduhan, keributan, kekacauan, temperatur, sosial ekonomi,

keindahan, dan sebagainya dapat mempengaruhi perhatian individu.

8. Kuat tidaknya Perangsang

Seberapa kuat perangsang yang bersangkutan dengan objek itu

sangat mempengaruhi perhatian individu. Kalau objek itu memberikan

perangsang yang kuat, maka perhatian yang akan individu tunjukan

terhadap objek tersebut kemungkinan besar juga. Sebaliknya kalau objek

itu memberikan perangsang yang lemah, perhatian juga tidak begitu

besar. Jadi banyak sekali faktor yang dapat mempengaruhi perhatian

seseorang terhadap orang lain, meliputi pembawaan, latihan, kebiasaan,

10
kebutuhan, kewajiban, keadaan jasmani, suasana jiwa, suasana

lingkungan sekitar, kuat atau tidaknya rangsangan yang dapat

menimbulkan perhatian.

Minat dan perhatiaan pada umumnya dianggap sama/ tidak ada

perbedaan. Minat (interesse) adalah sikap jiwa seorang termasuk ketiga

fungsi jiwanya (kognisi, konasi, emosi), yang tertuju pada sesuatu, dan

dalam hubungan itu unsur perasaan yang terkuat. Perhatiaan adalah

keaktifan jiwa yang diarahkan kepada sesuatu objek tertentu. Di dalam

gejala perhatian, ketiga fungsi jiwa tersebut diatas pun juga ada, tetapi

unsur pikiranlah yang terkuaat pengaruhnya. Minat ialah sesuatu

pemusatan perhatiaan yang tidak disengaja yang terlahir dengan penuh

kemauannya dan yang tergantung dari bakat dan lingkungannya.

d. Jenis-Jenis Perhatian

Perhatian dapat dibedakan menurut bentuk dan sifatnya. Masing-masing

pembedaan itu sebagai berikut :

1. Menurut bentuknya, perhatian dibedakan atas :

a) Perhatian sengaja yaitu jenis perhatian yang terjadi apabila individu ingin

menyaring secara kuat dan ingin menangkap kesan lebih jelas.

11
b) Perhatian tidak sengaja yaitu jenis perhatian dalam mana tidak ada usaha

sadar dari individu untuk memusatkan perhatiannya pada suatu

penginderaan tertentu, tetapi indera secara tidak sengaja terpusatkan pada

bagian-bagian indera tertentu.

c) Perhatian habitual yaitu kecenderungan individu untuk memusatkan

perhatiannya pada hal-hal tertentu dalam setiap keadaan lingkungan dengan

meninggalkan perangsang-perangsang lainnya.

2. Menurut sifatnya, perhatian dibedakan atas :

a) Perhatian spontan langsung atau direct dan perhatian paksaan yaitu jenis

perhatian yang tidak sengaja, individu merasa senang terhadap obyek yang

diamati.

b) Perhatian konsentratif dan perhatian distributif, mengacu pada obyek yang

diamati.

c) Perhatian sempit dan perhatian persevatif.

2. Kelelahan

a. Pengertian Kelelahan (Fatigue)

12
Pengertian Kelelahan secara sempit memang hanya sebatas lelah

fisik yang dirasakan saja. Hal ini dikarenakan setiap orang yang merasakan

kelelahan hanya terbatas pada keluhan-keluhan fisik yang mereka rasakan

saja. Kelelahan adalah perpaduan dari wujud penurunan fungsi mental dan

fisik yang menghasilkan berkurangnya semangat kerja sehingga

mengakibatkan efektifitas dan efisiensi kerja menurun (saito,1999).

Menurut kroemer 1997, kelelahan merupakan gejala yang ditandai

adanya perasaan lelah dan kita akan mersa segan dan aktifitas akan melemah

serta ketidakseimbangan pada kondisi tubuh. Kelelahan mempengaruhi

kapasitas fisik, mental dan tingkat emosional seseorang, dimana dapat

mengakibatkan kurangnya kewaspadaan, yang ditandai dengan kemunduran

reaksi pada sesuatu dan berkurangnya kemampuan motorik.

b. Gejala Kelelahan Pada Manusia

Sejak lahir sampai menjelang meninggal dunia manusia mempunyai

dorongan –dorongan untuk bergerak dan melakukan bermacam-macam

kesibukan. Gerak-gerak yang dlakukan itu tidak sama bentuk dan

tingkatannya, ada yang beruspa gerak-gerak reaksi, disusul gerak kaki dan

tangan, merangkak, berjalan, berlari, dan ada pula kesibukan-kesibukan

bekerja, kesemuanya membutuhkan kekuatan dan kemampuan. Semua gerak

13
dan kesibukan itu mempunyai arti bagi manusia. Tetapi pada suatu saat

kekuatan untuk berbuat itu makin lama makin berkurang. Berkurangnya

kekuatan bergerak (baik jasmani maupun rohani), akan member pengaruh

mengurangkan prestasi-prestasi yang akan dicapai. Gejala berkurangnya

manusia untuk melakukann sesuatu disebut

kelelahan/keletihan/kelesuan/kepenatan.

Sebaliknya kita mengetahui juga, bahwa tenaga manusia itu ada

batasnya.Batas itulah yang menunjukkan datangnya keletihan.Dalam

melakukan pekerjaan sehari-hari, orang melakukan kerja jasmani dan rohani.

Karena sesuatu kesibukan maka sampailah orang pada batas kekuatannya

dan saat itu tibalah keadaan lelah. Sebenarnya kelelahan itu adalah sesuatu

keadaan atau kondisi, baik kondisi jasmani maupun kondisi psikis, bukan

suatu dorongan tertentu.Namun demikian kelelahan mempunyai pengaruh

yang besar terhadap kehidupan manusia. Karena alasan itulah maka

kelelahan dimasukkan didalam gejala campuran.

c. Sebab-sebab Kelelahan

Kelelahan disebabkan karena berlangsungnya suatu aktifitas atau

pekerjaan, baik aktifitas jasmani maupun rohani. Maka ada kemungkinan:

14
1. Kelelahan disebabkan oleh pekerjaan jasmani, misalnya : mencangkul,

berolahraga, berjalan jauh, memikul berat, bersepeda dan sebagainya.

2. Kelelahan disebabkan oleh pekerjaan jiwa, misalnya memikirkan

masalah–masalah yang pelik, lama berkonsentrasi, mengerjakan soal-soal

hitungan, membaca terlalu lama dan sebagainya.

d. Macam-macam kelelahan

1. Kelelahan Jasmani : Kalau kekuatan jasmani berkurang, sehingga tidak

dapat melkukan sesuatu dengan semestinya, maka orang itu mengalami

kelelahan jasmani.

2. Kelelahan Rohani : Kalau kekuatan jiwa berkurang, sehingga tidak dapat

melakukan pekerjaan psikis dengan semestinya, maka orang itu dikatakan

mengalami kelelahan rohani atau kelelahan jiwa.

Di samping kelelahan fisik, kita juga mengenal kelelahan psikis.

Pada kelelahan psikis sering muncul gejala lemas bagaikan habis terkuras

tenaga, dan muncul gangguan dalam funsi-fungsi psikis, misalnya

berkurangnya daya konsentrasi dan minat, hilang daya ingatan, cepat lupa

dll. Kelelahan otot tidak ada, akan tetapi lebih banyak muncul gejala

nerveus dan sakit kepala. Gejala kelelahan dikelas tampak nyata dengan

15
penampilan sebagai berikut: orang / anak-anak menjadi gelisah, bergerak

kian kemari, kaki digeser-geserkan, tangan digerak-gerakan menjadi tidak

sabaran, menjadi ribut dan sukar dikendalikan, tiddak berminat, berulang-

ulang melihat jam, dll.

Hubungan kelelahan Jasmani dan Kelelahan Rohani

Manusia adalah suatu psiko-somatis, selamanya tidak dapat diadakan

pemisahan antara jiwa dan raganya.Oleh karena itu kelelahan jasmani tidak

dapat dipisahkan pula dengan kelelahan rohani, dan sebaliknya. Hal-hal yang

mungkin terjadi:

1. Baik Kelesuan Jasmani maupun Rohani dirasakan oleh seluruh pribadi.

2. Pekerjaan Jasmani dapat menimbulkan kelelahan Rohani

3. Pekerjaan Rohani dapat menimbulkan kelelahan Jasmani

4. Kelelahan Jasmani dapat mengurangi kegiatan jiwa dan jasmani.

Dengan singkat dapat dikatakan bahwa antara Jasmani dan Rohani,

antara Kelesuan Jasmani dan Kelesuan Rohani mempunyai hubungan

timbale balik dan saling mempengaruhi.

3. Sugesti

16
a. Pengertian sugesti

Sugesti (saran), ialah pengaruh terhadap jiwa dan tigkah laku

seseorang dengan maksud tertentu, sehingga pikiran, perasaan dan kemauan

terpengaruh olehnya, dan menuruti saja pengaruh tersebut, tanpa dengan

pemikiran atau pertimbangan lebih dahulu. Sugesti adalah pengaruh yang

berlangsung terhadap kehidupan yang psikis dan segenap perbuatan kita,

dengan mana perasaan , pikiran dan kemauan kita sedikit / banyak dibatasi

oleh karenanya. Orang-orang yang mudah terkena sugesti disebut sugestibel,

dan mereka yang memiliki daya pengaruh terhadap orang lain disebut

sugestif.

Otosugesti adalah sugesti yang keluar dari diri sendiri. Otosugesti itu

mempunyai pengaruh yang besar sekali tehadap sukses atau gagalnya usaha

kiat. Kecemasan dan ketidakpercayaan diri misalnya, memeberikan

pengaruh sugestif yang melelahkan pada pribadi. Sebaliknya optimisme dan

kepercayaan diri memberi sugesti yang poositif pada keberhasilan suatu

pekerjaan. Keadaan dimana seseorang sangat peka terhadap sugesti ialah

dalam keadaan hipnosia. Hipnosia adalah kondisi yang mirip sekali dengan

tidur, namun tetap disertai dengan unsur konsentrasi dan perhatian, dengan

mana orang yang bersangkutan terbuka sekali bagi sugesti-sugesti yang

diberikan oleh hipnotiseu (yang menhipnotisir), dan tidak peka terhadap

perangsang-perangsang lainnya.

17
Sugesti mempunyai arti yang besar dalam pemestian dan fakta sosial,

misalnya di sekolah-sekolah, bidang perguruan, di balai pengadilan bidang

pemerintahan, penentuan keputusan, dll. Individu-individu yang

bersangkutan akan tersugerir oleh nasehat-nasehat, informasi-informasi

lisan, tulisan disurat kabar, ucapan saksi, dll. Betapapun besarnya pengaruh

sugesti ini pada orang lain, namun tetap saja ada batas pengaruhnya. Agar

supaya sugesti-sugesti itu diterima, diperlukan adanya psikis yang sama,

yaitu pikiran dan perasaan yang kurang lebih sejenis dalam kehidupan

sendiri, sama dengan milik pemberi sugesti. Semua jenis pekerjaan bisa

diperingan oleh sugesti-sugesti yang positif. Maka kemampuan memberi

sugesti yang positif ini dimasukan dalam kategori untuk seni mengajar dan

seni memimpin. Yaitu seni untuk membangkitkan gairah kerja dan gairah

belajar, menciptakan suasana yang menggembirakan, penuh harapan,

menimbulkan minat, dll. Namun hendaknya diusahakan agar anak didik

tidak bergantung pada sugesti-sugesti ini.

Sugesti tersebut masih perlu diberikan selama anak atau orang

dewasa yang bersangkutan belum mampu memilih jalan hidupnya sendiri,

dan memerlukan bimbingan. Dengan begitu, sugesti juga bisa dimanfaatkan

untuk pendidikan kemauan dan pemupukan dan pemilihan motivasi. Lambat

laun, sugesti-sugesti ini perlu dikurangi, agar orang sampai pada pikiran

18
sendiri, wawasan / insight sendiri keyakinan sendiri dan tanggung jawab

sendiri.

b. Alat-alat sugesti, Seperti ;

1. Pandangan mata. Misalnya dengan pandangan mata yang menyala atau

meredup orang dapat mencapai apa yang dikehendaki, meskipun orang

yang dipandang itu merasa terpikat atau terpaksa.

2. Dengan suara (kata-kata). Misalnya dengan kata-kata yang merayu atau

kata-kata kasar seseorang dapat pula menuruti kehendaknya.

3. Dengan air muka. Orang dapat seakan memaksa seseorang menuruti

kehendaknya, bila ia mempergunakan air mukanya. Misalnya dengan muka

berseri, senyum, merah padam, kecut, sinis dan lain-lainnya.

4. Dengan suri teladan, sesungguhnya orang tidak perlu memrintahkan sesuatu

dengan kasar, keras bahkan dengan ancaman kalau ia sendiri tidak

menjalankan apa yang diperintahkan.

5. Dengan gambar. Dengan teknik reklame. Misalnya seseorang lekas

terpengaruh dengan gambar bintang film, kemudian menonton.

19
6. Dengan semboyan. Ini misalnya yang dipergunakan dalam memperbuat

usaha yang besar. Misalnya dalam usaha merebut kemerdekaan kita

bersemboyan merdeka atau mati.

Orang yang mengsugesti disebut sugestif. Dan orang yang mudah disugesti

disebut sugestibel.

c. Sugesti dan Sugestibel

1. Sugesti adalah sesuatu yang mempunyai pengaruh sugesti yang besar.

Orang yang sugestif ialah orang yang mempunyai pengaruh besar (orang

yang mensugesti).

2. Sugestibel adalah sifat-sifat yang mudah kena saran atau sugesti. Orang

yang mudah kena pengaruh sugesti disebut orang yang sugestibel. Orang

yang sugestibel tidak cukup mampu member pertimbangan-pertimbangan

dan keputusan-keputusan tentang sesuatu.Biasanya sifat ini terdapat pada

anak-anak kecil yang kurang perhatian, orang yang kurang

pengalamannya dan orang yang tidak terpelajar.

Sugesti tidak selalu datang dari orang lain. Banyak yang datang

dari diri sendiri. Dan itu disebut dengan auto sugesti. Ini berguna untuk

20
memberi cambuk supaya tidak lekas putus asa. Dan biasanya dapat

memberi kepuasan dalam mengusahakan sesuatu. Misalnya :

1. Dalam menghadapi hidup yang sulit, orang tersebut harus bisa

meyakinkan dirinya bahwa usahanya akan berhasil. Misalnya “ Aku akan

berhasil”.

2. Sudah beberapa jam anak itu tidak menyelesaikan soal stereometri itu,

lalu ia berbisik kepadanya sendiri, sebentar lagi sampai. Dsb.

d. Manfaat sugesti dalam pendidikan

1. Dengan sugesti anak yang malas, yang menderita rasa harga kurang dan

anak yang hampir putus asa, dapat menjadi sehat, dengan sugesti yang positif.

2. Terutama dengan autosugesti, anak dapat mengalami sesuatu semangat

yang baru baginya. Ia menyadari kekuatannya, kelebihannya, dan sebagainya.

3. Denga suara yang lemah lembut, sinar mata yang jernih, roman muka yang

berseri dan bujukan yang manis, guru bisa lebih berhasil mencapai

maksugnya.

Sugesti ini sering dipakai untuk :

1. Pengobatan oleh dokter atau dukun.

21
2. Demonstari-demonstrasi.

3. Rapat-rapat raksasa.

4. Pada diri sendiri (autosugesti).

5. Pada pemeriksaan terdakwa.

6. Sekolah.

7. Perusahaan-perusahaan.1

4. Kaitan Gejala Jiwa (Perhatian, Eletihan, Sugesti) Dalam Pendidikan

Pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan oleh orang dewasa, untuk

mencapai perubahan perilaku dari perilaku yang sederhana ke perilaku yang

komplek, sehingga mereka mampu untuk melakukan aktivitasnya secara

mandiri dan bertanggungjawab. Belajar agar dapat diserap secara maksimal

haruslah di dukung dengan adanya perhatian. Tentu saja perhatian secara fokus.

Sehingga jika dengan suatu perhatian yang terfokus tersebut itu ilmu dapat

terserap secara maksimal maka seorang siswa akan mengalami perkembangan

yang cukup baik pula dan sebaliknya. Karena otak dituntut untuk berfikir dan

berusaha untuk menerapkan ilmu atau yang sudah terserap melalui perhatian

tadi.

1
Anonim, psikologi umum, http://nouna4626.blogspot.com (Diakses : Sabtu 27 Maret 2021)

22
Kelelahan ini dapat mengakibatkan perhatian kita menjadi berkurang

ataupun tidak terfokus. Saran atau sugesti bisa dikatakan sebagai penengah atau

jalan keluar yang hares dilakukan ketika perhatian mulai menimbulkan

kelelahan sehingga ilmu atau pengetahuan yang diserap menjadi tidak

maksimal. Kesimpulan yang dapat diambil dari pembahasan ini adalah bahwa

terdapat hubungan antara tiga aspek jiwa campuran yakni perhatian, kelelahan

dan sugesti terhadap perkembangan kejiwaan pada seorang siswa yang didapat

melalui proses belajar. Penerapan pendidikan memang sangatlah penting pada

jiwa campuran. Hal itu dimaksudkan agar siswa berkembang.

Namun agar dapat berkembang secara maksimal memang hendaknya

dibutuhkan perhatian yang baik atau terfokus. Dalam proses pendidikan

ternyata banyak juga dijumpai suatu kelelahan – kelelahan. Hal itu dapat terjadi

mungkin dikarenakan proses pendidikan yang terlalu monoton dan kaku

ataupun tuntutan harus dapat berkembang. Untuk itu agar dapat menstabilkan

kembali kelelahan tersebut menjadi suatu perhatian yang baik atau terfokus

maka perlu adanya suatu sugesti atau saran. Tentu saja sugesti yang positif.

Sugesti sendiri dapat timbul dari diri sendiri maupun lingkungan sekitar. 2

Donosuko D.P, “penerapan proses pendidkan dalam pengembangan fungsi jiwa


2

campuran”,donosuko.priyatno@leture.utp.ac.id, jurnal ilmiah konseling,vol.21 No.1 (Januari 2021), 1

23
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Didalam psikologi ada gejala-gejala yang harus kita ketahui, salah satunya

gejala campuran. Gejala campuran itu terdiri dari, perhatian, sugesti dan kelelahan.

Perhatian merupakan pemusatan konsentrasi dari seluruh aktifitas atau kegiatan

individu yang ditujukan kepada suatu objek atau sekelompok objek baik yang datang

dari luar maupun yang datang dari dalam. Kelelahan ialah semacam peringatan dari

jiwa kita, kepada jiwa dan raga, bahkan jiwa dan raga telah mempergunakan kekuatan

yang maksimal. Sugesti adalah pengaruh yang berlangsung terhadap kehidupan yang

psikis dan segenap perbuatan kita, dengan mana perasaan, pikiran dan kemauan kita

sedikit / banyak dibatasi oleh karenanya. Orang-orang yang mudah terkena sugesti

disebut sugestibel, dan mereka yang memiliki daya pengaru terhadap orang lain

disebut sugestif.

Terdapat hubungan antara tiga aspek jiwa campuran yakni perhatian,

kelelahan dan sugesti terhadap perkembangan kejiwaan pada seorang siswa yang

24
didapat melalui proses belajar. Penerapan proses pendidikan dalam pengembangan

fungsi jiwa campuran (perhatian , kelelahan, sugesti) memang sangatlah penting pada

jiwa campuran. Hal itu dimaksudkan agar siswa berkembang. Namun agar dapat

berkembang secara maksimal memang hendaknya dibutuhkan perhatian yang baik

atau terfokus. Dalam proses pendidikan ternyata banyak juga dijumpai suatu

kelelahan – kelelahan. Hal itu dapat terjadi mungkin dikarenakan proses pendidikan

yang terlalu monoton dan kaku ataupun tuntutan hares dapat berkembang. Untuk itu

agar dapat menstabilkan kembali kelelahan tersebut menjadi suatu perhatian yang

baik atau terfokus maka perlua Danya suatu sugesti atau saran. Tentu saja sugesti

yang positif. Sugesti sendiri dapat timbul dari diri sendiri maupun lingkungan sekitar.

25
DAFTAR PUSTAKA

Anonim, psikologi umum, http://nouna4626.blogspot.com Diakses : Sabtu 27 Maret


2021
Donosuko D.P, “penerapan proses pendidkan dalam pengembangan fungsi jiwa
campuran”,donosuko.priyatno@leture.utp.ac.id, jurnal ilmiah konseling,vol.21 No.1
(Januari 2021), 1

26

Anda mungkin juga menyukai