Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN
1.Latar Belakang
Berfantasi atau yang kita sama-sam ketahui khayalan adalah suatu jiwa yang dapat
membentuk tanggapan baru berdasarkan tanggapan-tanggapan yang sudah ada. Fantasi juga
sebagai hasil dari pengenlan. Karena berfantasi juga dapat menimbulkan daya imajinasi kita
dalam menciptakan sesuatu yang belum ada,yakni sesuatu yang baru. Setiap orang mempunyai
fantasi yang berbeda-beda bahkan pada satu objek yang sama, tiap individu akan memiliki
fantasi yang berbeda-beda. Karena fantasi bersifat leluasa atau bebas dan tidak terikat, terkadang
berfantasi tanpa di sadari,mudah sekali berubah dan bersifat menciptakan untuk membuat
sesuatu yang baru. Oleh karena ini kami akan mencoba atau mengkaji lebih dalam tentang
Fantasi dalam ilmu Psikologi.
2.Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari Fantasi
2. Bagaimana perkembangan Fantasi
3. Apa macam-macam dan jenis-jenis fantasi
4. Apa faktor yang mempengaruhi Fantasi
5. Apa kegunaan dan bahaya fantasi
3. Tujuan Masalah
1. Mengetahui pengertian Fantasi
2. Mengetahui perkembangan Fantasi
3. Mengetahui macam-macam dan jenis-jenis Fantasi
4. Mengetahui apa faktor yang mempengaruhi Fantasi
5. Mengetahui kegunaan dan bahaya fantasi
BAB II
PEMBAHASAN

1. Pengertian Fantasi
Fantasi yaitu suatu daya jiwa yang dapat membentuk tanggapan baru berdasarkan tangapan-
tangapan yang sudah ada.
Menurut aliran ilmu jiwa modern memberikan pengertian,suatu daya jiwa untumenciptakan
sesuatu yang baru.
Menurut Suryabrata (1989) mengatakan fantasi sebagai daya untuk membentuk tanggapan baru
dengan pertolongan tanggapan-tangpan yang telah ada. Tanggapan yang baru tidaka harus sesuai
dengan objek-objek yang sudah ada. Misalnya, melalui fantasi seorang ibu hamil menemukan
metode perawatan bayi sebagai ide dan kreatifitasnya merawat. Relevansi antara fantasi dan
kehidupan manusia sehari-hari ialah :
A Orang dapat melepaskan diri dari ruang atau waktu sehingga orang dapat memahami apa yang
terjadi di tempat lain sekalipun pada waktu yang berbeda.
A. Orang bisa menempatkan diri dalam kehidupan pribadi orang lain sehingga dia bisa memahami
kondisi orang lain, budaya, atau masalah kemanusiaan.
B. Orang dapat melepaskan diri dari berbagai kesukaran yang dihadapi dan melupakan hal-hal
yang tidak menyenangkan.
C. Orang dapat menciptakan sesuatu yang ingin dicapainya.
Definisinya dari fantasi ialah sesuatu tanggapan yang sudah ada dan menciptakan sesuatu hal
yang baru .
Secara garis besar fantasi di kelompokan menjadi beberapa bagian :
Pertama, menurut kesadarannya, yakni fantasi yang tidak disadari dan fantasi yang disadari.
Fantasi yang tidak disadari adalah fantasi yang terjadi dengan tidak sengaja atau melampui dunia
nyata dengan tidak sengaja. Misalnya seseorang yang menyampaikan informasi yang tidak
benar, dimana semula dan kenyataan dia tidak bermaksud berdusta. Adapun fantasiyang disadari
adalah fantasi yang terjadi dengan sengaja dan ada usaha ke dunia imajinasi, contohnya
umpamanya buku berusaha mencari data tambahan sebagai pendukung imajinasinya.
Kedua, menurut keaktifannya yakni fantasi sadar aktif dan sadar pasif. Bagi sebagaian orang
ada yang berfantasi sadar dengan aktif dan ada pula yang tidak aktif. Fantasi secara aktif ialah
fantasi yang dikendalikan pikiran dan kemauan, misalnya seorang remaja yang bercita-cita
menjadi seorang penerbang yang direpresentasikan dalam kegiatan belajar dibidang
penerbangan. Sementara, fantasi pasif ialah fantasi yang tidak dikendalikan seolah-olah hanya
pasif saja sebagai wadah bermainnya tanggapan, missal membayangkan keindahan Danau Toba .
Ketiga, menurut representasinya, yakni representasi yang berifat abstraksi,determinasi,dan
kombinasi. Fantasi yang bersifat mengabstrasikan berarti ada bagian-bagian fantasi yang
dihilangkan, misal tanggapan lapangan bola tanpa rumput atau tumbuh-tumbuhan, maka kita
refrensentasi sebagai padang pasir. Fantasi yang bersifat determinasi adalah fantasi yang apabila
dalam berfantasi sudah ada skema tertentu lalu diisi dengan gambaran lain, misalnya gambaran
telaga yang diperbesar, maka tercipta gambaran lautan. Sementara fantasi yang bersifat
kombinasi adalah penggabungan antara tanggapan yang saling berhubungan, misalnya fantasi
kepala gajah yang dikombinasikan dengan tubuh manusia, maka tercipta fantasi Ganesha.
Keempat menurut hasil kreasi, yakni berkaitan dengan daya cipta bebas dan terpimpin.
Fantasi menciptakan adalah fantasi yang menghasilkan daya cipta dan kreatifitas yang benar-
benar baru. Misalnya mengarang novel atau menciptakan alat-alat permainan anak yang benar-
benar baru. Adapun, yang dimaksud fantasi terpimpin adalah fantasi yang hanya mengikuti
gambaran angan-angan yangsudah ada. Jadi fantasinya muncul akibat orang orang lain atau
dampak membaca buku cerita.
2. Perkembangan Fantasi
Dalam perkembangannya fantasi yaitu daya jiwa untuk menciptakan tanggapan baru yang
didasarkan bantuan yang sudah ada dalam psikologi ini disebut fantasi. Dalam perkembangannya
fantasi dibagi menjadi dua macam yaitu :
Fantasi terpimpin (tuntunan), yaitu timbulnya fantasi dikarenakan adanya kesan setelah
menanggapi hasil ciptaan orang lain, atau tuntutan oleh karya orang lain tersebut.
Fantasi mencipta, yaitu timbulnya fantasi seseorang yang muncul karena kekuatan (potensi)
yang ada pada dirinya secara murni tanpa adanya tuntuna dari luar.
Fantasi yang ada pada diri seseorang itu bersifat:
1. Leluasa , bebas tidak terikat
2. Spontan terkadang tanpa disadari
3. Mudah sekali berubah
4. Bersifat menciptakan untuk sesuatu yang baru.
Perkembangan fantasi anak diungkapkan oleh Charlotte Buhler,menjadi 3 fase perkembangan
yaitu :
A. 0;0 – 4;0 tahun masa cerita struwelpeter. Yaitu pada masa ini anak-anak senang
terhadap cerita-cerita anak nakal, rambut panjang,pakaian kumal, kuku panjang, dan lain-lain.
Pada masa ini anak tidak menghiraukan tentang kondisi lingkungan, ia senang mementingkan
dirinya sendiri.
B. 4;0 – 8;0 tahun masa cerita khayal. Pada masa ini anak banyak dipengaruhi oleh daya
khayalnya, maka apa yang dikhayalkan itu adalah kondisi sebenarnya, jadi masa ini sangat
senang pada cerita-cerita khayal atau dongeng (dongeng kancil,raksasa,katak,dan lain-lain).
Walaupun cerita tersebut diulang-ulang, anak tidak akan bosan, tidak jemu, bahkan bila yang
bercerita itu ada kesalahan maka ia langsung menegurnya.
C .8;0 – 12;0 tahun masa cerita realistis. Yaitu pada masa ini sudah mulai senang
terhadap cerita-cerita yang nyata (pahlawan,sejarah,biologi,dan lain-lain). Pada masa ini anak
sudah mulai berkurang pengaruh fantasinya, sebab pegamatannya sudah mulai tertib, ia sudah
dapat membedekan antara yang khayal dan yang realistis.
Ada sesuatu yang erat hubungannya dengan fantasi anak yakni, bahwa anak-anak sering
melakukan dusta fantasi, dusta fantasi ini adalah dusta semua, ia berbuat karena tidak sengaja.
Anak tersebut belum tahu bahwa hal itu salah, atau ia berdusta bukan untuk tujuan-tujuan
tertentu.
Hal tersebut dapat terjadi karena anak belum juga dapat membedakan antara tanggapan
ingatan dan tanggapan fantasi; atau juga dapat disebabkan reaksi menolak, takut, kurang kuat
ingatannya, sugesti, malu, dan lain-lain.
Perkembangan nilai fantasi dalam pendidikan yaitu :
1.Dengan fantasi. Dapat diajarkan kepada anak sejarah ilmu bumi. Dongeng-dongeng,
ilmu alam, dan sebagainya. Yang tidak langsung dapat diamati oleh anak sendiri.
2.Dengan mengetahui peranan fantasi kepada anak, kita tidak akan tergesa-gesa
menghukum. Karena dusta anak,sebab hal itu bukan sengaja dilakukan oleh anak si anak, tetapi
terbawa oleh perkembangannya.
3. Dengan fantasi terpimpin kita dapat membentuk watak anak-anak. Karena itu kepada
anak bolehlah diberi dongeng-dongeng, cerita –cerita dan film-film yang memuat tokoh-tokoh
yang baik sekali didalam hidupnya. Misalnya tokoh kepahlawanan, tokoh keadilan, tokoh
pencipta ulung, dan sebagainya.
4.Dan alat-alat pengajaran di sekolah Kinder Garten Frobel adalah maksud agar fantasi
anak dapat berkembang dengan baik dan leluasa.
Dalam menanggapi masalah keberadaan dan perkembangan fantasi ada dua psikolog
yang kontradiksi; yaitu Dr. Maria Montessori, dan Friedrich Wilhelm Agust Frobel (Jerman 1782
– 1852).
Menurut Dr. Montessori = Berpendapat bahwa fantasi anak dalam perkembangannya
harus dibatasi tidak boleh dibebaskan seleluasa mungkin, sebab jika fantasi tidak dibatasi, dapat
menghambat kemandirian anak-anak, jadi tidak realistis. Karena fantasinya, seorang anak dapat
terlena dengan dunia khayalnya.
Menurut Frobel = Berpendapat bahwa fantasi bagi anak harus diberikan kesempatan
sebebas-bebasnya, sebab dengan keleluasaan berfantasi seorang anak akan memperoleh
kepuasan tersendiri. Dan dengan adanya kepuasan jiwa anak itu, maka ia akan tumbuh dan
berkembang jiwanya secara sehat, dan penuh kreatifitas.
Dengan melihat pendapat ini,maka kiranya dapat diambil jalan yang paling moderat
yakni: terhadap perkembangan fantasi anak, sebaiknya diberikan kesempatan atau dilatih untuk
dikembangkan. Dan agar anak tidak terlalu terlena pada dunia fantasi yang berlebih-lebihan,
maka ada baiknya juga jika dalam latihan perkembangan fantasi agak dibatasi, tetapi tidak perlu
terlalu ketat.
3.Macam-macam dan Jenis-jenis Fantasi
 Macam-macam Fantasi
A. Menurut terjadinya , fantasi ada dua macam yaitu:
Fantasi yang tidak disadari ialah fantasi yang terjadi tanpa kita ketahui bahwa kita berfantasi.
Misalnya : pada waktu melihat sepak bola, kaki-kaki kita ikut seakan-akan ikut menyepak, dan
sebagainya.
Fantasi yang disadari dapat dibedakan menjadi 2 macam yaitu
1. Fantasi yang disadari yang pasif , ialah fantasi yang disadari yang tidak dipimpin oleh akal
maupun kemauan kita.
Contohnya : bila kita sedang melamun.

2. Fantasi disadari yang aktif , ialah fantasi yang disadari yang dipimpin oleh kemauan akal kita.
Contohnya : membayangkan keindahan suatu tempat yang indah
Adapun macam-macam fantasi menurut Bimo Walgito dalam bukunya dapat diuraikan
sebagai berikut : Fantasi umumnya merupakan aktivitas yang menciptakan. Tetapi sekalipun
demikian orang sering membedakan antara fantasi yang menciptakan dan fantasi yang dipimpin.
Fantasi yang menciptakan yaitu merupakan bentuk atau jenis fantasi yang menciptakan sesuatu,
misalnya seorang pelukis menciptakan lukisan berdasarkan atas daya fantasinya. Fantasi yang
dipimpin yaitu bentuk atau jenis fantasi yang dituntun oleh pihak yang lain. Misalnya seseorang
yang melihat film, orang ini dapat mengikuti apa yang dilihatnya dan dapat berfantasi tentang
keadaan atau tempat-tempat yang lain dengan perantaraan film itu, sehingga fantasinya dituntun
berdasarkan film.

1. Fantasi disadari: fantasi yang terjadinya disadari oleh individu Misalnya: seseorang sedang
berimajinasi tentang suatu kejadian untuk novelnya
2. Fantasi yang tidak disadari: fantasi yang terjadinya tanpa disadari atau disengaja oleh
Fantasi semacam ini terjadi pada anak-anak, yang kadang-kadang menimbulkan dusta semu pada
anak .
3. Fantasi Aktif: Fantasi yang terjadi-nya melibatkan secara aktif gejala-gejala jiwa lainnya
seperti pikiran, kemauan, perasaan.dan lain-lain
4. Fantasi Pasif: Fantasi yang terjadi-nya tidak melibatkan gejala-gejala jiwa lainnya secara
pasif. Pada fantasi pasif seolah-olah kedasaran dibiarkan untuk tempat bermainnya daya fantasi.
5. Fantasi Mencipta: Fantasi aktif yang mampu menghasilkan karya kreatif misalnya lagu,
lukisan, cerpen,novel
6. Fantasi Tuntunan: Fantasi aktif yang yang terjadinya dibawah tuntunan sesuatu misalnya
fantasi yang timbul pada saat membaca novel, melihat film, mendengarkan lagu.

Macam-macam Fantasi dibagi menurut caranya orang berfantasi :


1. Fantasi yang mengabstraksi Cara orang berfantasi dengan mengabstraksikan beberapa
bagian sehingga ada bagian-bagian yang dihilangkan. Misalnya ada anak yang belum pernah
melihat gurun pasir, maka untuk menjelaskan digunakan lapangan.
2. Fantasi yang mendeterminasi Yaitu cara orang berfantasi dengan mendeterminasi terlebih
dahulu. Misalnya seorang anak belum pernah melihat harimau, kemudian dikenalkan bahwa
harimau adalah kucing yang besar. Maka dalam fantasinya akan muncul gambaran kucing besar
sebagai harimau.
3. Fantasi yang mengkombinasi Yaitu cara orang berfantasi di mana orang mengkombinasikan
pengertian-pengertian atau bayang-bayang yang ada pada individu yang bersangkutan. Misalnya
fantasi tentang ikan duyung, yaitu makhluk yang memiliki kepala wanita dan berbadan ikan
(Walgito, 1983, hal. 100). Contoh lainnya adalah ingin membangun rumah dengan
mengkombinasi model Eropa dengan atap model rumah Minangkabau.

 Jenis-jenis Fantasi

Menurut jenisnya dibedakan menjadi 3 yaitu:

1. Fantasi mencipta
2. Fantasi terpimpin
3. Fantasi melaksanakan
Fantasi mencipta, ialah fantasi yang dapat menghasilkan sesuatu yang sunguh-sunguh
baru.
Fantasi terpimpin ialah fantasi yang timbul karena sesuatu perangsang dari luar, dan
fantasi hanya menikmatinya.
Fantasi melaksanakan ialah fantasi yang berada diantara fantasi mencipta dan fantasi
terpimpin. Misalnya : seorang penyanyi sedang menyanyikan ssebuah lagu. Pada waktu ia
menyanyikan nada-nada yang tinggi, penyanyi itu tampak marah, dan pada waktu penyanyi itu
menyanyikan nada-nada yang rendah ia tersenyum simpul.
Ia menyanyikan suatu lagu, adalah dengan fantasi terpimpin. Tetapi gaya marah dan
tersenyum adalah dengan fantasi mencipta. Sebab ada penyanyi juga menyanyikan lagu itu tidak
dengan marah ataupun senyum simpul.

4. Faktor Yang Mempengaruhi Fantasi


Adapun fator yang mempengaruhi fantasi antara lain :
1. Kurang adanya penggunaan waktu kosong

2. Adanya harapan-harapan atau cita-cita yang tinggi

3. Adanya kesulitan pemecah masalah

4. Adanya berbgai macam kelemahan pribadi

5. Adanya perasaan pesimis terhadap masa depan

6. Tidak adanya kesibukan yang menentu

7. Sedang di rundung asmara

5. Kegunaan Fantasi dan Bahaya Fantasi

Adapun kegunaan fantasi bagi hidup kita

1. Dengan fantasi para seniman dapat menciptakan sesuatu yang baru dan kita ikut menikmatinya.
2. Dengan fantasi kita dapat ikut bersimpati dengan sesama manusia, meski berjauhan tempatnya.
3. Dengan fantasi kita dapat mengambil intisari daan mengikut perjalanan sejarah, meski sudah
zaman lalu.
4. Dengan fantasi kita dapat merencanakan hidup kita di hari nanti.
5. Dengan fantasi kita juga dapat merintang-rintang duka di hidup kini dan pergi ke dunia yang
indah.
Adapun bahaya fantasi adalah sebagai berikut :
1. Jika fantasi itu terjadi berlebih-lebihan pada seseorang akan terjadi keputusan dalam lamunan
dan mudah putus asa.
2. Jika dengan fantasi orang mudah sekali berdusta,karena kita dikuasai oleh fantasi itu sendiri, dan
akan timbul rasa berdosa.
3. Dalam merencanakan hidup dihari nanti, mudah sekali orang tergelincir ke rencana yang
belebih-lebihan sehingga timbul pengertian pepatah besar pasak daripada tiangnya.
4. Fantasi yang tanpa pimpinan dan penjagaan akan mudah sekali menjadi fantasi yang jauh lebih
liar.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pembahasan ini kita dapat menyimpulkan bahwa fantasi yaitu suatu daya jiwa yang
dapat membentuk tanggapan baru berdasarkan tangapan-tangapan yang sudah ada.
Dengan makalah ini kita juga bisa melihat macam-macam fantasi menurut Bimo Walgito
antara lain fantasi aktif, fantasi fasif, fantasi yang disadari dan fantasi yang tidak disadari.
Dengan fantasi orang dapat menambah bayang bayang atau tanggapan tanggapan,
sehingga dengan demikian akan menambah bahan bayangan yang ada pada individu. Dengan
fantasi kita juga berkreasi atau berkreatifitas karena kita bisa saling bersimpati dengan sesama
manusia dan dengan fantasi juga kita dapat merencanakan hidup kita dihari nanti.
Namun ini tidak berarti bahwa fantasi itu tidak mempunyai keburukan.Keburukannya
ialah dengan fantasi orang dapat meninggalkan alam kenyataan, lalu masuk dalam alam
fantasi.Hal ini merupakan suatu bahaya,karena orang terbawa hidup dalam alam yang tidak
nyata.Fantasi juga dapat menimbulkan kedustaan, takhayul,dan sebagainya.

B. Saran
Dari hasil penyusunan makalah ini, kami berharap kepada teman-teman untuk lebih
banyak lagi membaca dan mencari refrensi lain agar memperoleh pengetahuan atau refrensi yang
lebih luas.kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar makalah ini selanjutnya
akan lebih baik, karena makalah ini masih memiliki banyak kekurangan.
DAFTAR PUSTAKA

Lubis Lumangga Namor, 2010, Pengantar Psikologi. Jakarta: Frenada Media Group.

Sholeh munawar,2005, Psikologi Perkembangan. Jakarta: Rineka Cipta.

Supriyono Widodo,2004. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Sujanto Agus,2009 Psikologi Umum.Jakarta: Bumi Aksara.

Walgito Bimo,1983, Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta: Yayasan Penerbitan Fakultas


Psikologi UGM.

Anda mungkin juga menyukai