Anda di halaman 1dari 8

FANTASI

Makalah ini disusun untuk memenuhi mata kuliah Dasar Pemahaman


Tingkah Laku
Dosen Pengampu: Isnaini Budi Hastuti, M.Psi., PSIKOLOG.

Disusun oleh :
Kelompok 4
1. Ardi Alfino Medya Putra (191221152)
2. Inarotun Riswanda Nur Aini (191221153)
3. Anwar Abdul Majid (191221154)
4. Elma Indriana (191221155)
5. Jihan Dewi Rahmawati (191221156)

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM


FAKULTAS USHULUDDIN DAN DAKWAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SURAKARTA
2020/2021
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Fantasi ialah kemampuan jiwa untuk membentuk tanggapan-
tanggapan atau bayangan-bayangan baru. Fantasi merupakan kemampuan
jiwa manusia yang dapat terjadi secara disadari maupun tidak disadari.
Berfantasi dapat menimbulkan daya imajinasi manusia dalam menciptakan
sesuatu yang belum ada, yakni sesuatu yang baru. Setiap orang mempunyai
dan mengalami fantasi yang berbeda-beda. Bahkan pada satu objek yang
sama, tiap individu akan memiliki fantasi yang berbeda-beda. Melalui
fantasi, manusia dapat melepaskan diri dari keadaan yang dihadapi dan
menjangkau kedepan, masuk kedalam keadaan yang akan mendatang.
Pembahasan tentang fantasi akan dibahas lebih lanjut oleh penulis dalam
bab selanjutnya.

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu fantasi?
2. Apa saja faktor yang mempengaruhi fantasi?
3. Apa saja macam-macam fantasi?
4. Apa sisi positif dan sisi negatif dari fantasi ?
5. Bagaimana tes fantasi?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu fantasi.
2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi fantasi.
3. Untuk mengetahui macam-macam fantasi.
4. Untuk mengetahui sisi positif dan sisi negatif fantasi.
5. Untuk mengetahui tes fantasi.
BAB II
PENDAHULUAN

A. Pengertian Fantasi

Yang dimaksud dengan fantasi ialah kemarnpuan jiwa untuk


membentuk tanggapan-tanggapan atau bayangan-bayangan baru. Fantasi
sebagai kemampuan jiwa manusia dapat terjadi secara disadari, yaitu apabila
individu betul-betul menyadari akan fantasi-fantasinya. Misal seorang
pelukis yang sedang menciptakan lukisan dengan kemampuan fantasinya,
seorang pemahat yang sedang memamahat arca atas dasar daya fantasinya
dan secara tidak disadari, yaitu apabila individu secara tidak sadar telah
dituntun oleh fantasinya. Keadaan semacarn ini banyak dijumpai pada anak-
anak. Anak sering mengemukakan hal-hal yang bersifat fantastis, sekalipun
tidak ada niat atau maksud dari anak untuk berdusta. Misal seorang anak
memberikan berita yang tidak sesuai dengan keadaan nyatanya, sekalipun ia
tidak bermaksud untuk berbohong. Dalarn hal semacam ini anak secara
tidak disadari telah dituntun oleh fantasinya.

Wikipedia bahasa Indonesia online menyatakan fantasi adalah hal


yang berhubungan dengan khayalan atau dengan sesuatu yang tidak benar-
benar ada dan hanya ada dalam benak atau pikiran saja. Kata lain fantasi
adalah imajinasi. Fantasi bisa juga merupakan sebuah genre yang
menggunakan bentuk sihir dan supranatural sebagai salah satu elemen plot,
tema dan seting dalam sebuah film. Genre fantasi secara umum dibedakan
dengan genre sains fiksi yang lebih bertemakan ilmiah dan horor tentang hal
yang mengerikan.

Menurut Yanto Subiyanto (1980, hal.18) fantasi adalah kemampuan


jiwa untuk membentuk tanggapan/bayangan baru. Menurut Julianto
Simanjuntak (2007, hal.108) fantasi adalah kemampuan jiwa yang dapat
membentuk satu tanggapan baru dengan tanggapan yang lama. Fantasi dapat
terjadi secara sadar dan tidak sadar. Sedangkan menurut Abu Ahmadi
(2009) mengatakan bahwa fantasy (fantasi/khayalan) adalah kemampuan
jiwa untuk membentuk tanggapan-tanggapan atau bayangan baru. Melalui
fantasi, manusia dapat melepaskan diri dari keadaan yang dihadapi dan
menjangkau kedepan, masuk kedalam keadaan yang akan mendatang.

B. Faktor yang Mempengaruhi Fantasi

1. Terdapat waktu yang lebih yang digunakan untuk berhayal


2. Adanya harapan-harapan/ cita-cita yang tinggi
3. Adanya kesulitan pemecahan masalah
4. Adanya kelemahan yang terdapat pada seorang individu
5. Adanya perasaan pesimis terhadap masa depan

C. Macam-Macam Fantasi

Jenis-jenis fantasi menurut Bimo Walgito dalam bukunya dapat diuraikan


sebagai berikut :

1. Fantasi disadari
Yaitu apabila individu betul-betul menyadari akan fantasinya. Misal,
seorang pelukis yang sedang menciptakan lukisan dengan kemampuan
fantasinya, pemahat yang sedang memahat arca atas dasar daya
fantasinya.
2. Fantasi tidak disadari
Yaitu apabila tidak secara sadar telah dituntun oleh fantasinya. Keadaan
semacam ini banyak dijumpai pada anak-anak. Anak sering
mengemukakan hal-hal yang bersifat fantastis, sekalipun tidak ada niat
atau maksud dari anak untuk berdusta. Misal, seorang anak memberikan
berita yang tidak sesuai dengan keadaan senyatanya, sekalipun ia tidak
ada maksud untuk berbohong. Dalam hal semacam ini, anak dengan
tidak disadari dituntun oleh fantasinya.
Menurut Bimo Walgito dalam bukunya fantasi dibagi menjadi 6 macam:
a. Fantasi disadari: fantasi yang terjadinya disadari oleh individu yang
bersangkutan. Misal: seseorang sedang berimajinasi tentang suatu
kejadian untuk novelnya.
b. Fantasi yang tidak disadari: fantasi yang terjadinya tanpa disadari atau
disengaja oleh yang bersangkutan. Fantasi semacam ini terjadi pada
anak-anak, yang kadang-kadang menimbulkan dusta semu pada anak
tersebut.
c. Fantasi Aktif: Fantasi yang terjadinya melibatkan secara aktif gejala-
gejala jiwa lainnya seperti pikiran, kemauan, perasaan, dan lainnya.
d. Fantasi Pasif: Fantasi yang terjadi-nya tidak melibatkan gejala-gejala
jiwa lainnya secara pasif. Pada fantasi pasif seolah-olah kedasaran
dibiarkan untuk tempat bermainnya daya fantasi.
e. Fantasi Mencipta: Fantasi aktif yang mampu menghasilkan karya
kreatif misalnya lagu, lukisan, cerpen, novel, dsb.
f. Fantasi Tuntunan: Fantasi aktif yang yang terjadinya dibawah tuntunan
sesuatu misalnya fantasi yang timbul pada saat membaca novel, melihat
film, mendengarkan lagu, dsb.

D. Sisi Positif dan Negatif Fantasi

Sisi positif fantasi :


1. Daya fantasi manusia mampu membuatnya lebih kreatif.
2. Daya fantasi manusia dapat membuatnya masuk kedunia imajiner,
misalnya pada saat membaca novel.
3. Dengan fantasi pasif (melamun), manusia dapat menghibur dirinya
sejenak (asal tak terus menerus)

Sisi negatif fantasi :


1. Fantasi pasif (melamun) tidak begitu merugikan asal hal itu dilakukan
sebentar saja dan tidak sering terjadi.
2. Jika melamun dijadikan kebiasaan, seseorang akan mengalami kesulitan
dalam menghadapi masalah di dunia nyata, karena terjebak dalam dunia
imajiner.

E. Tes Fantasi

Untuk mengetahui sampai sejauh mana kemampuan individu dalam


berfantasi, umumnya digunakan tes untuk mengetahuinya. Tes tersebut
antara lain (Walgito, 1983):

1. Tes TAT, yaitu tes yang berujud gambar-gambar, dan dalam tes ini
seorang individu disuruh untuk bercerita tentang gambar.
2. Tes kemustahilan, yaitu tes yang berbentuk gambar-gambar atau cerita-
cerita yang mustahil terjadi. Dalam tes ini seseorang disuruh mencari
sebuah kemustahilan.
3. Heilbronner Wirsma Test, yaitu tes yang berwujud suatu seri gambar
yang makin lama makin sempurna.
4. Tes Rorschach, yaitu tes yang berwujud gambar-gambar, dimana
seorang individu disuruh menginterpretasikan gambar tersebut.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari pembahasan ini kita dapat menyimpulkan bahwa fantasi adalah


sesuatu yang berhubungan dengan khayalan atau dengan sesuatu yang tidak
benar-benar ada dan hanya ada dalam benak atau pikiran saja, nama lain
dari fantasi adalah imajinasi. Macam macam fantasi yaitu fantasi disadari,
fantasi tidak disadari, fantasi aktif, fantasi pasif, fantasi mencipta dan
tuntunan. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi fantasi dalam diri
seseorang antara lain: adanya waktu yang lebih yang digunakan untuk
berhayal, harapan-harapan/ cita-cita yang tinggi, kesulitan pemecahan
masalah, kelemahan pada diri seseorang, dan perasaan pesimis terhadap
masa depan. Fantasi memiliki pengaruh dalam sisi positif dan negatif dalam
diri sesorang. Dalam makalah ini juga dipaparkan beberapa tes yang
digunakan untuk mengetahui tingkat fantasi seseorang.

B. Saran

Terkait dengan hal tersebut, kami menyarankan beberapa hal untuk


diperhatikan, alangkah baiknya kita lebih bijak dalam menyikapi fantasi,
dikarenakan hal itu hanya sebuah khayalan, tidak benar adanya, dan hanya
berbentuk imajinasi semata. Kita harus dapat membatasi diri kita dalam
membangun fantasi agar sisi positif dari berfantasi dapat bermanfaat dalam
hidup kita, dan sisi negatif tidak berpengaruh kepada kita. Dengan adanya
beberapa macam fantasi kita harus paham dan tau tentang hal tersebut,
sehingga kita dapat menyikapinya dengan baik. Bahwasanya didalam
makalah ini masih amat sangat kurang dari kata sempurna, alangkah
baiknya rekan-rekan bisa mengkritik dan memberi saran membangun bagi
kelompok kita agar lebih kedepannya.
DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Abu. 1982. Psikologi Umum. PT. Bina Ilmu : Surabaya


Niamah, Laili. 2014. Fantasi Sebagai Pemicu Kreativitas. Universitas
Ahmad Dahlan.
Simanjuntak, Julianto. 2007. Perlengkapan Seorang Konselor : Catatan
Kuliah dan Refleksi Pembelajar Konseling. LK3 : Tangerang.
Subiyanto, Yanto, Dedi Suryadi. 1980. Tanya Jawab Pengantar Psikologi.
Armico : Bandung.
Thahir, Andi. 2014. Psikologi Belajar Buku Pengantar Dalam Memahami
Psikologi Belajar. LP2M UIN Raden Intan.
Walgito, Bimo. 1983. Pengantar Psikologi Umum. Yayasan Penerbitan
Fakultas Psikologi UGM : Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai