Anda di halaman 1dari 5

KELOMPOK 5

PAK B LOGIKA

1. Pengertian Generalisasi

Generalisasi merupakan suatu proses penalaran yang bertolak dari sejumlah fenomena
individual (khusus) menuju kesimpulan umum yang mengikat seluruh fenomena sejenis
dengan fenomena individual yang diselidiki dalam suatu kelompok. Generalisasi
merupakan salah satu jenis penalaran Induktif. Fenomena Individual sebagai landasan
penalaran induktif merupakan fenomena dalam bentuk proposisi (pernyataan yang
utuh). Suatu kesimpulan yang dihasilkan dari penalaran ini (Kecuali Generalisasi
sempurna), tidak sampai kepada kebenaran pasti tetapi kebenaran kemungkinan besar
(probability).

B. Macam-macam Generalisasi

Berdasarkan kuantitas suatu fenomena, Generalisasi dapat dibagi menjadi dua macam
yaitu :

1. Generalisasi sempurna, adalah generalisasi dimana fenomena individual yang


menjadi dasar penyimpulan diselidiki semuanya tanpa terkecuali. Generalisasi
sempurna dinilai tidak praktis dan tidak ekonomis .Kesimpulan yang didapat
tidak bisa dibantah karena sebagaimana adanya. Misalnya,
 Setelah kita memasuki semua kamar tidur di hotel Pierre tendean tanpa
terkecuali, kita menemukan bahwa semuanya memiliki tempat tidur. Maka
dapat disimpulkan semuanya memiliki tempat tidur
 Setelah melakukan sensus kepada 100 KK di Manado Tua, kita
menemukan bahwa 80 KK Berekonomi rendah, dan 20 KK lainnya
berekonomi menegah keatas. Dapat disimpulkan bahwa sebagian besar
Kepala keluarga di manado tua masih memiliki kemampuan ekonomi
yang rendah.

2. Generalisasi tidak sempurna, merupakan generalisasi yang berdasarkan data


dari sebagian fenomena untuk mendapatkan kesimpulan yang berlaku bagi
fenomena sejenis yang belum diselidiki. Misalnya
KELOMPOK 5
PAK B LOGIKA

 Setelah kita menyelidiki sebagian warga kota Manado, ditemukan bahwa


mereka adalah orang-orang yang suka bergotong royong, maka kita
menyimpulkan bahwa warga kota Manado adalah masyarakat yang suka
bergotong royong. Penyimpulan ini disebut tidak sempurna karena dari
segi kuantitas, fenomena individu tidak diteliti dari semua warga kota
Manado, melainkan hanya sebagian.

Contoh lain :
1) Premis :
1. Piere adalalah mahasiswa semester 5 yang mendapat nilai A Pada mata kuliah
Logika
2. Rohan adalalah mahasiswa semester 5 yang mendapat nilai A Pada mata
kuliah Logika
3. Niken adalalah mahasiswa semester 5 yang mendapat nilai A Pada mata kuliah
Logika
Konklusi :
Semua mahasiswa Semester 5 mendapat nilai A pada mata kuliah logika (Masih
kemungkinan)
2) Premis
1. Fanda adalah mahasiswa kelas PAK E yang sudah berpacaran
2. Niken adalah mahasiswa kelas PAK E yang sudah berpacaran
3. Fabiola adalah mahasiswa kelas PAK E yang belum berpacaran
Konklusi
Kebanyakan mahasiswa PAK E sudah berpacaran (kemungkinan)
Semakin banyak Jumlah individual yang diselidiki fenomenanya , maka akan semakin
kuat kemungkinan suatu konklusi.
Meskipun macam generalisasi ini tidak menghasilkan kesimpulan sampai ketingkat
pasti sebagaimana generalisasi sempurna, tetapi corak generalisasi ini jauh lebih
praktis dan lebih ekonomis dibandingkan dengan generalisasi sempurna. Jika
berbicara Generalisasi, maka sebenarnya kita sedang berbicara generalisasi tidak
sempurna. Para ahli logika menyebut generalisasi ini sebagai tehknik penyusunan
pengetahuan yang paling banyak digunakan dalam menyusun pengetahuan.1 Saking
banyakya penggunaan terhadap teknik ini, para ahli menyebutnya induksi tidak

1
Mundiri (1994 :129)
KELOMPOK 5
PAK B LOGIKA

sempurna. Hal itu dapat dilihat dari ilmu biologi mengenai konsep Darwin yang
menyatakan bahwa semua kucing putih yang bermata biru adalah tuli, dimana hal
tersebut melalui proses generalisasi tidak sempurna. Generalisasi tidak sempurna
dapat dijumpai pada pikiran anak kecil, bahkan pada hewan sekalipun. Anak kecil yang
pernah terluka jari-jarinya karena bermain-main dengan pisau akan berhati-hati jika
pada suatu saat dia menggunakannya, karena dia mengetahui bahwa (semua pisau)
adalah barang berbahaya. Seekor anak anjing yang telah pernah mencocorkan
moncongnya pada radiator listrik tidak akan mengulangi lagi untuk selanjutnya karena
ia mengetahui hal tersebut adalah menyakitkan. Meskipun tindakan si bocah dan anak
anjing tersebut bukan didasarkan kesadaran penalaran, namun tindakan serupa adalah
corak penyimpulan generalisasi. Meskipun generalisasi ini hanya mendasarkan pada
sejumlah fenomena namun kesimpulan yang dihasilkannya akan sahih dan kuat apabila
didasarkan atas prosedur yang benar.
 Berdasarkan sifatnya, Induksi tidak sempurna terbagi dua
- Dalam ilmu Alam (sciences), dimana kesimpulan yang diambil melalui induksi tidak
sempurna berlaku umum dan mutlak dan tidak ada pengecualian. Hukum kepastian
dan kemutlakan ini hanya berlaku dalam bidang alamiah saja. Hukum alam juga
dapat disebut sebagai hukum umum-mutlak (dalam lingkungan alam itu). Misalnya
hukum air dan pembekuannya. Air akan membeku jika didinginkan. Atau sebaliknya
hukum pencairan. Es batu akan meleleh ketika ditaruh/diarahkan pada tempat yang
panas.
- Dalam ilmu sosial. Berbeda dari ilmu alam, ilmu sosial memiliki pengecualian karena
sering dipengaruhi oleh kehendak manusia itu sendiri. Misalnya Banyak mahasiswa
IAKN yang suka berenang. Kita tidak dapat menyimpulkan bahwa semua
mahasiswa IAKN suka berenang. Karena pada dasarnya, suka berenang bukan sifat
mutlak manusia dimanapun juga. Karena itu generalisasinya dapat menggunakan
ungkapan kebanyakan

 Berdasarkan bentuknya Generalisasi terbagi dalam dua bentuk :


1. Loncatan induktif. Generalisasi yang bersifat loncatan induktif tetap bertolak dari
beberapa fakta, namun fakta yang digunakan belum mencerminkan seluruh fenomena
KELOMPOK 5
PAK B LOGIKA

yang ada. Fakta tersebut kemudian dianggap sudah mewakili seluruh persoalan yang
diajukan. Misalnya “ kasus pembunuhan di Manado semakin marak terjadi. Para
pembunuh tidak segan-segan melakukan kejahatan tersebut tanpa memiliki rasa pri
kemanusiaan. Kasus-kasus seperti ini bukanlah satu hal yang baru dalam dunia
kriminalitas Karena itu, kewaspadaan terhadap kejahatan ini perlu di tingkatkan”
2. Tanpa Loncatan induktif
Suatu generalisasi yang memberi fakta secara lengkap yang dapat menggambarkan
keseluruhan fenomena yang terjadi. Misalnya Gempa Bumi di Manado pada hari
Senin 4 November 2019 memiliki kekuatan 7,2 skalarichter. Dalam sejarah kota
manado, belum pernah terjadi gempa dengan kekuatan seperti itu. Gempa bumi
tersebut merupakan merupakan Gempa bumi yang terhebat sepanjang tahun 2019.

 Generalisasi Empirik dan Generalisasi penjelasan


- Generalisasi Empirik merupakan Generalisasi yang hanya menjelaskan fenomenanya
tanpa diserta penjelasan “mengapa” (alasan). Sederhananya dimengerti sebagai
generalisasi yang berdasarkan pengalaman saja. Misalnya burung gagak berbulu
hitam, semua nyamuk tidak bergigi (bagaimana bisa digigit nyamuk), matahari terbit
ditimur, setiap bangun pagi pasti bau mulut dan lain-lain.
- Generalisasi penjelasan bukan hanya berdasarkan pengalaman tetapi sudah ada
penjelasannya, dengan demikian generalisasi tersebut lebih menjadi kuat.
Generalisasi penjelasan adalah generalisasi yang menjelaskan mengapa fenomena
itu terjadi dan apa yang menyebabkannya dengan demikian didapatkan kesimpulan
yang dapat dipercaya. Misalnya, semua kuda nil merendam didalam air (kulit kuda nil
tidak memiliki pori untuk mendinginkan tubuh) dll.

 Generalisasi Ilmiah
Perbedaan utama generalisasi biasa dan ilmiah terletak pada Metode, kualitas dan
ketepatan dalam perumusannya. Tanda- tanda penting dalam generalisasi ilmiah
adalah :
- Datanya dikumpulkan dengan observasi yang cermat, dilaksanakan oleh tenaga
terdidik. Pencatatan hasil observasi dilakukan dengan tepat dan cermat.
KELOMPOK 5
PAK B LOGIKA

- Adanya penggunaan instrument untuk mengukur serta mendapatkan ketepatan


sehingga kekeliruan sebesar mungkin dapat terhindari.
- Adanya pengujian, perbandingan serta klasifikasi fakta.
- Dipublikasikan untuk memungkinkan adanya pengujian kembali, kritik dan
pengetesan atas generalisasi yang dibuat.

Mundiri, Logika, Jakarta : Raja Grafindo persada, 1994

Anda mungkin juga menyukai