Anda di halaman 1dari 4

BUDAYA GOTONG ROYONG

Febri Hastuti

PPKN C 2018

Febrihastuti_ppkn18s1@mahasiswa.unj.ac.id

“Gotong royong merupakan salah satu dasar filsafat indonesia”- M. Nasroen

Indonesia terdiri dari berbagai macam pulau yang terbentang dari sabang sampai merauke.
Terbagi menjadi berbagai macam suku,ras dan agama. Untuk menyatukan berbagai macam
kebergaman yang ada di Indoensia ini maka diperlukannya sikap persatuan, sikap saling
memiliki, serta sikap saling menghormati. Gotong royong merupakan sebuah perwujudan
dari sikap persatuan. Serta merupakan suatu perwujudan dari semangat kebersamaan antar
masyarakat dalam hal saling membantu atau tolong-menolong.Untuk membangun Indonesia
menjadi negara yang maju maka diperlukanlah sebuah sikap gotong royong. Salah satu ciri
dari masyarakat indonesia adalah Gotong royong.

Manusia pada dasarnya merupakan mahluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri. Selama
hidupnya manusia akan selalu membutuhkan peran manusia lain. Contohnya seperti
membantu orang yang sedang kesusahan. Sejak dari sekolah dasar kita sudah diajarkan
mengenai gotong royong. Kita sudah ditanamkan mengenai arti saling tolong menolong
bahkan kemerdekan bangsa Indonesia pun didapat dari sikap gotong royong,kebersamaan,
dan bahu membahu. Maka dari itu, sikap gotong royong masyarakat Indonesia sudah sangat
mendarah daging.

Dunia pendidikan menjadi dasar pembentukan konsep manusia mengenali lingkungan dan
pendidikan lingkungan di sekolah menjadi tempat mengenal konsep lingkungan secara formal
dan ilmiah.. Konsep lingkungan harus mulai diperkenalkan pada dunia pendidikan sebagai
bekal generasi selanjutnya saat membangun lingkungan sekitar. Manusia mulai belajar
menumbuhkan rasa tanggung jawab terhadap dunia sekitar baik pada sesama manusia
maupun dengan alam ketika belajar tentang lingkungan (Nisa & Siswono, n.d.).

Kegiatan gotong royong masih akan bisa terus bertahan jika pendidikan lingkungan yang
diterapkan didalam sekolah. Pendidikan lingkungan sangat berpengaruh bagi generasi
selanjutnya untuk menumbuhkan sikap kecintaannya terhadap lingkungan sekitar. Dalam
mempelajari soal lingkungan tidak selalu hanya anak anak IPA saja yang harus mempelajari
tentang lingkungan. Tetapi, seluruh siswa wajib mempelajari tentang lingkungan. Karena
menjaga lingkungan adalah tugas seluruh umat manusia yang ada di bumi ini.

Upaya menanamkan kebiasaan menganalisis berbagai persoalan lingkungan,selain


dibutuhkan strategi pembelajaran yang sesuai, juga suatu pendekatan pembelajaran yang
dapat memberikan pengalaman nyata pada siswa, agar apa yang dipelajari relevan dengan
masalah yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari.Oleh karena itu pendekatan
pembelajaran di luar kelas atau dikenal dengan outdoor merupakan pendekatan pembelajaran
yang dianggap tepat untuk tujuan tersebut.(Marthinu & Nadiroh, 2017)
Salah satu contoh dalam menjaga lingkungan yaitu dengan gotong royong. Walaupun gotong
royong tidak cuman hanya membersihkan lingkungan tetapi gotong royong juga mempererat
rasa persatuan yang ada di masyarakat.

Jika kita melihat masyarakat desa sikap gotong royong masih terlihat nyata. Salah satu
contohnya yaitu seperti saat ada tetangga yang sedang menyelenggarakan acara seperti acara
pernikahan atau khitanan. Masyarakat desa dengan ikhlas membantu untuk menyelenggarkan
acara tersebut seperti membantu memasak atau mencuci piring. Ditambah jika ada yang
meninggal dilingkungan tersebut maka masyarakat desa akan datang dengan sendirinya tanpa
harus diminta. Merka secara otomatis sudah tahu apa yang harus dikerjakananya dan mereka
saling membantu satu sama lain.

Masyarakat desa biasanya melakukan kegitan rutin mingguan seperti kerja bakti. Bapak-
bapak dan ibu-ibu yang ada didesa saling membagi tugasnya. Seperti bapak-bapak yang
melakukan kegiatan membersihkan lingkungannya sedangkan ibu-ibunya yang bertugas
membuat konsumsi untuk kegiatan tersebut.

Tapi jika kita melihat kehidupan masyarakat kota budaya gotong royong terlihat sudah mulai
luntur. Masyarakat kota semakin sibuk dengan kehidupan pribadinya. Mereka berkerja
berangkat pagi dan pulang sudah larut malam. Bahkan saat hari libur pun mereka hanya ingin
bersantai santai menikmati bersama dirinya sendiri. Sehingga mereka jarang terlihat
bersosialisasi dengan lingkungan sekitarnya.

Ada beberapa faktor yang menyebabkan masyarakat sudah mulai meninggalkan budaya
gotong royong ini yaitu :

1. Rasa Malas

Rasa malas pasti dimiliki oleh semua orang. Tetapi rasa malas itu sendiri bisa dihilangkan
jika kita memang bersungguh-sungguh ingin menghilangkan rasa malas itu. Masyarakat
biasanya malas untuk melakukan kegiatan gotong royong karena mereka takut kelelahan dan
takut aktivitas sehari hari terganggu akibat kegiatan gotong royong.

2. Kesibukan

Saat ini masyarakat lebih memfokuskan bekerja agar mendapatkan uang yang banyak. Dan
mereka rela bekerja dari pagi lalu pulang hingga larut malam. Sehingga mereka jarang
bersosialisasi dengan masyarakat sekitar. Karena kesibukakkan mereka bahkan mereka ada
yang membayar kegiatan gotong royong dengan uang.

3. Pemahaman yang keliru soal bantuan

Tidak sedikit dari masyarakat yang beragapan bahwa masyarakat tidak lagi perlu melakukan
kegiatan gotong royong karena pemerintah sudah menyediakan dana untuk menyewa tenaga
kerja yang berwenang melakukan hal tersebut. Walaupun memang benar adanya bahwa
pemerintah sudah memberi bantuan tetapi kita sebagai masyarakat harus memiliki kepekaan
terhadap suatu peristiwa. Dan tidak semua permaslahan pemerintah bisa menanganinya. Kita
harus berperan aktif untuk membangun Indonesia.

Untuk menjaga budaya gotong royong ini memang bukan hal yang mudah. Tetapi pasti akan
selalu ada cara untuk menanganinya. Salah satunya seperti melakukan sosialisasi tentang
pentingnya budaya gotong royong. Kegiatan ini memang terlihat sepele tetapi jika serius
dalam melakukan program sosialisasinya maka budaya gotong royong akan terus ada di
Indonesia.

Jika kita melihat kehidupan kampus, salah satu bukti nyata gotong royong yang dilakukan
adalah seperti saat Indoensia terkena musibah seperti gempa bumi dan tsunami di Palu
mahasiswa melakukan penggalangan dana serta mendaftakan diri menjadi relawan.

Jadi, gotong royong merupakan aspek yang sangat penting dalam membangun indonesia
menjadi negara yang maju. Karena kemerdekaan indonesia dicapaipun berawal dari sikap
gotong royong. Dalam kehidupan ini kita pasti selalu akan membutuhkan peran manusia. Jika
kita dari awal saja sudah tak acuh terhadap lingkungan sekitar maka siapa yang akan
menolong kita saat kesusahan.

Saat sedang mengisi kuliah filsafat ilmu, Prof.Nadiroh berkata “ Lakukannlah silent sitting.
Dengan melakukan silent sitting sifat-sifat keduniaan kita yang buruk perlahan-lahan akan
menghilang”.

Artinya dengan perlahan lahan sikap kesadaran kita akan muncul, kepedulian kita akan
lingkungan dan sesama meningkat. Silent sitting tidak hanya berhubungan dengan manusia
tetapi juga berhubungan langsung dengan sang pencipta.

Jika kita sudah bisa merasakan akan kehadirannya sang pencipta dalam hidup kita maka
keinginan untuk merusak lingkungan akan hilang. Karena kita akan menyadari bumi yang
indah ini seharusnya kita rawat dan kita jaga. Bumi yang kita tempati ini adalah sebuah
amanah yang sang pencipta kasih untuk dijaga bukan untuk dirusak. Buat apa kita ramai
ramai berdebat siapa yang pantas untuk jadi presiden tetapi lingkungan sekitar tidak dijaga.
Sebab, jika lingkungan kita sudah rusak maka tidak akan ada tempat bagi kita untuk bisa
melakukan segala aktivitas tersebut.
DAFTAR PUSTAKA

Marthinu, E., & Nadiroh. (2017). Pengaruh Experiental Learning dan Pengetahuan
Pembangunan Berkelanjutan terhadap Berpikir Analitik Masalah Lingkungan.
Pendidikan Lingkungan Dan Pembangunan Berkelanjutan, XVIII(2), 38–52.
Nisa, N. C., & Siswono, E. (n.d.). Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi ( Hots ) Tentang
Lingkungan Berdasarkan Latar Belakang Akademik Siswa, XIX(September 2018), 1–14.
Lunturnya Budaya Gotong Royong di Era Globalisasi. (2016).

Anda mungkin juga menyukai