Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

KORUPSI DALAM PERSPEKTIF ISLAM

Dosen Pengampu: Rudi Iskandar, M.Pd.

Disusun Oleh:
Kelompok 9

Alfiyyah Dalilah W 202001500557

Sinta Bela 202001500578


Melvie Emilya 202001500586
Reni Dwi Lestari 202021500575
Dhama Sinta Noyi A 202001500659

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN DAN PENGETAHUAN SOSIAL
UNIVERSITAS INDRAPRASTA
2023
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah washolatu wassalamu ‘ala rasulillah wa’ala alihi wasohbihi


wamawwalah amma ba'du. Puji syukur kami haturkan kehadirat Allah Swt. yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami bisa menyelesaikan Makalah dengan
judul "Korupsi dalam Perspektif Islam".

Tidak lupa juga kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah turut
memberikan kontribusi dalam penyusunan makalah ini. Tentunya, tidak akan bisa maksimal
jika tidak mendapat dukungan dari berbagai pihak.

Sebagai penyusun, kami menyadari bahwa masih terdapat kekurangan, baik dari
penyusunan maupun tata bahasa penyampaian dalam makalah ini. Oleh karena itu, kami
dengan rendah hati menerima saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki
makalah ini.

Kami berharap semoga makalah yang kami susun ini memberikan manfaat dan juga
inspirasi untuk pembaca.

Jakarta, April 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................................................. i


KATA PENGANTAR ............................................................................................................... i
DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................................... 2


A. Latar Belakang ................................................................................................................ 2
B. Rumusan Masalah ........................................................................................................... 2
C. Tujuan ............................................................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN .......................................................................................................... 3


A. Pengertian Korupsi.......................................................................................................... 3
B. Pengertian Korupsi dalam Islam ..................................................................................... 4
C. Sejarah korupsi................................................................................................................ 5
D. Faktor Terjadinya Korupsi...............................................................................................7
E. Dampak korupsi dalam islam..........................................................................................8
F. Pencegahan Kejahatan Korupsi.......................................................................................9
G. Peran Mahasiswa Dalam Penanggulangan Tindak Pidana Korupsi………………….11

BAB III PENUTUP ................................................................................................................ 12


A. Kesimpulan ................................................................................................................... 12
B. Saran ............................................................................................................................. 12

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 13

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Masalah korupsi bukan lagi sebagai masalah baru dalam persoalan hukum dan ekonomi
bagi suatu negara, karena masalah korupsi telah ada sejak ratusan tahun yang lalu baik di
negara maju maupun di negara berkembang termasuk di Indonesia. Korupsi di Indonesia
saat ini sudah demikian parah ibarat sebuah lingkaran setan yang tidak diketahui ujung
pangkalnya dari mana menguraikan dan mencegahnya serta menjadi masalah yang luar
biasa karena telah berjangkit ke seluruh lapisan masyarakat sehingga sudah merupakan
bagian kebudayaan masyarakat.
Terdapat banyak ungkapan yang dapat di pakai untuk menggambarkanpengertian
korupsi, meskipun tidak seutuhnya benar. Akan tetapi tidak terlalumenjauh dari hakikat dan
pengertian korupsi itu sendiri. Ada sebagian yang menggunakan istilah “ikhtilas” untuk
menyebutkan prilaku koruptor, meskipun dalam kamus di temukan arti aslinya yaitu
mencopet atau merampas harta orang lain. Realitanya praktikal korupsi yang selama ini
terjadi ialah berkaitan denganpemerintahan sebuah Negara atau public office, sebab esensi
korupsi merupakan perilaku yang menyimpang dari norma-norma yang berlaku di
pemerintahan yang terletak pada penggunaan kekuasaan dan wewenang yang terkadung
dalam suatu jabatan di pihak lain terdapat unsure perolehan atau keuntungan,baik berupa
uang atau lainnya. 1
B. Rumusan Masalah
1. Pengertian korupsi
2. Sejarah korupsi dalam Islam
3. Faktor tenyebab terjadinya korupsi
4. Dampak korupsi
5. Pencegahan korupsi
6. Peran mahasiswa dalam penanggulangan korupsi
C. Tujuan
Untuk mengetahui lebih dalam pengetahuan apa saja tentang korupsi dalam islam, dan
sehingga kita dapat mencegah hal itu terjaadi di sekitar kita.

1
academia.edu Makalah korupsi menurut islam

2
BAB II
PEMBAHASAN

1. PENGERTIAN
A. Pengertian Korupsi
Korupsi berasal dari Bahasa latin yaitu Corruptus dan Corruption, artinya buruk,
bejad, menyimpang dari kesucian, perkataan menghina, atau memfitnah. Dalam Black
Law Dictionary di modul Tindak Pidana Korupsi KPK, Korupsi adalah suatu perbuatan
yang dilakukan dengan sebuah maksud untuk mendapatkan beberapa keuntungan yang
bertentangan dengan tugas resmi dan kebenarankebenaran lainnya "sesuatu perbuatan dari
suatu yang resmi atau kepercayaan seseorang yang mana dengan melanggar hukum dan
penuh kesalahan memakai sejumlah keuntungan untuk dirinya sendiri atau orang lain yang
bertentangan dengan tugas dan kebenarankebenaran lainnya.
Korupsi adalah semua yang memiliki keterkaitan terhadap tindakan yang diancam
dengan sanksi sebagaimana diatur didalam Undang-undang No. 31 Tahun 1999 Tentang
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi dan Undang-undang No. 20 Tahun 2001 tentang
pengubahan Atas UU No. 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi
Dan Peraturan Mahkamah Agung Nomor 1 tahun 2020.
Korupsi merupakan perbuatan seseorang atau sekelompok orang, menyuap orang
atau kelompok lain untuk mempermudah keinginannya dan mempengaruhi si penerima
untuk memberikan pertimbangan khusus guna mengabulkan permohonannya3. Dari sudut
pandang hukum, tindak pidana korupsi secara garis besar mencakup unsur-unsur perbuatan
melawan hukum, penyalah gunaan kewenangan, kesempatan atau sarana. Memperkaya
diri sendiri, orang lain atau korupsi dan merugikan keuangan negara atau perekonomian
negara4.

2
Indonesiabaik.id infografis jerat hukuman barun bagi koruptor
3
Andi Hamzah, Pemberantasan Korupsi (melalui hukum pidana nasional danInternasional), Raja Grafindo,
Jakarta, hlm.28
4
Baharudin Lopa, Kejahatan Korupsi dan Penegakan Hukum, Jakarta: Kompas, 2002, hlm. 6

3
B. Pengertian Korupsi dalam Islam

Ajaran Islam yang sangat menjunjung tinggi pemeliharaan akan kesucian baiklahir
maupun bathin, menghendaki agar manusia (umat islam) dalam melakukansesuatu harus sesuai
fitrahnya, yakni apa yang telah dtentukan dalam al-Quran
dan As Sunnah yang merupakan sumber hukum tertinggi. Pemeliharaan akan kesucianbegitu
ditekankan dalam hukum Islam, agar manusia (umat Islam) tidak terjerumusdalam perbuatan
kehinaan atau kedhaliman baik terhadap dirinya maupun terhadaporang lain. Pelanggaran
sesuatu hal dalam hukum (pidana) Islam tidak terlepas daritujuan pokok hukum Islam (al
maqashid asy-syari’ah alkhams) yang merupakan hal esensial bagi terwujudnya ketentraman
hidup manusia. Adapun tujuan pokok hukumIslam tersebut adalah memelihara keselamatan
agama, jiwa, akal, harta danketurunan. Salah satu tujuan pokok hukum Islam ialah memelihara
keselamatan(kesucian) harta. Harta merupakan rezeki dalam arti material, karena dalam
bahasaagama rezeki melipuu rezeki material dan rezeki spiritual.

Islam membagi Istilah Korupsi kedalam beberapa Dimensi. Yaitu risywah(suap),


saraqah (pencurian) al gasysy (penipuan) dan khianat (penghianatan). Yangpertama, korupsi
dalam dimensi suap (risywah) dalam pandangan hukum Islammerupakan perbuatan yang tercela
dan juga merupakan dosa besar serta Allah sangat melaknatnya. Islam tidak menentukan apa
hukuman bagi pelaku suap, akantetapi menurut fuquha bagi pelaku suap-menyuap ancaman
hukumanya berupa hukuman ta’zir (jarimah ta’zir) yang disesuaikan dengan peran masing-
masing dalam kejahatan. Suap adalah memberikan sesuatu kepada orang penguasa ataupegawai
dengan tujuan supaya yang menyuap mendapat keuntungan dari itu ataudipermudahkan
urusanya. Jika praktek suap itu dilakuakan dalam ruang lingkupperadilan atau proses
penegakkan hokum maka hal itu merupakan kejahatan yangberat atau sejahat-jahatnya
kejahatan. Abu Wail mengatakan bahwa apabilaseorang hakim menerima hadiah, maka berarti
dia telah makan barang haram, danapabila menerima suap, maka dia sampai pada kufur. 5

5 academia.edu Makalah korupsi menurut islam

4
C. Sejarah Korupsi

Menoleh ke belakang di tahun 2009-an, ada kasus korupsi yang dilakukan oleh mantan
Kapolri Jendral Rusdiharjo,sebagai tersangka dalam kasus pungli KBRI, Aulia Pohan besan
Presiden SBY tersangka korupsi aliran dana Bank Indonesia, Kemas Yahya Rahman mantan
JAM Pidsus dalam kasus penangkapn jaksa Urip Gunawan ( kasus suap BLBI ) dan yang masih
tetap hangat adalah kasus Bank Century yang beraroma korupsi didalamnya sampai pada
akhirnya ada kasus kriminalitas KPK buntut dari terkuaknya kasus korupsi tersebut.

Kasus-kasus korupsi itu terus bergulir silih berganti dari waktu ke waktu, tahun ke tahun
semakin banyak dan terus bergulir menghiasi lembaran hitam bangsa ini. Korupsi seakan
dianggap halyang biasa dan menjadi budaya dan identitas bangsa ini yang konon penduduknya
adalah penganut agama Islam terbanyak di jagad raya ini. Ironis sekali. Anehnya lagi, para
pelaku korupsi seakan tidak pernah kapok dan tidak punya rasa malu sama sekali, bahkan
dilakukan secara berjamaah dan sistemik, satu koruptor ditangkap, muncul koruptor-koruptor
berikutnya. Dari hari ke hari, minggu ke minggu, bulan ke bulan, tahun ke tahun berikutnya,
satu persatu kasus korupsi terungkap ke khalayak umum.

Dengan menyimak kasus per-kasus yang terjadi menimbulkan kegelisahan tersendiri


dan pertanyaan apa yang terjadi, mengapa Indonesia menjadi penganut Islam terbesar di dunia
,terkenal religius sekaligus menjadi negara terkorup nomor enam di dunia?. Inilah yang
melatarbelakangi tulisan ini. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Moh. Zahid,
pemberantasan korupsi di Indonesia mengalami banyak kegagalan,karena korupsi hanya
dipandang dari segi hukum saja. Padahal korupsi sangat berkaitan dengan berbagai faktor
separti faktor sosial, ekonomi,politik, budaya bahkan agama. 6

6
Jawa Pos, Ramai-ramai Serang Balik Cicak, hlm.1-2 Indonesia menempati urutan negara terkorup no6 di dunia.

5
Dari sinilah Ulama’ Klasik maupun Kontemporer sepakat bahwa perbuatan korupsi
hukumnya haram karena bertentangan dengan prinsip maqasid al-shari’ah dengan alasan
sebagai berikut7;
1. Perbuatan korupsi termasuk kategori perbuatan curang dan menipu yang berpotensi
merugikan keuangan negara yang notabene adalah uang publik (rakyat). Dalam hal ini Allah
mengecam pelakunya. Periksa QS.Ali Imran:161 yang artinya:

Artinya: “Tidak mungkin seorang Nabi berkhianat dalam urusan harta rampasan perang.
Barangsiapa yang berkhianat dalam urusan rampasan perang, maka pada hari Kiamat ia akan datang
dengan membawa apa yang telah dikhianati itu, kemudian tiap-tiap diri akan diberi pembalasan tentang
apa yang ia kerjakan dengan pembalasan yang setimpal, sedang mereka tidak dianiaya” (QS. Alu
Imran: 161) 8.
2. Sedangkan memanfaatkan harta hasil korupsi baik yang dilakukan untuk kepentingan
pribadi, keluarga dan bantuan sosial apalagi untuk membangun sarana ibadah tetap haram.
Sama halnya seperti orang yang memanfaatkan hasil usaha dari suatu pekerjaan yang
dilarang oleh Islam seperti berjudi, merampok, menipu, dan pekerjaan ilegal lainnya.
Karena pada prinsipnya harta yang diperoleh dari hasil korupsi, berjudi, menipu, merampok
dan lain sebagainya bukan hak milik yang sah sehingga tidak berhak untuk memanfaatkan
hartatersebut sekalipun untuk kebaikan9, sebagaimana dijelaskan dalam al-Qur’an:

Artinya; Dan janganlah kamu memakan harta sebagian yang lain diantara kamu dengan cara yang batil
(tidak sah), dan jangan kamu membawa urusan harta itu kepadahakim, supaya kamu dapat memakan
sebagian harta orang lain itu dengan jalanberbuat dosa padahal kamu mengetahui. (QS. Al-Baqarah:
188)

7
Setiawan Budi, Fiqh Aktual (Jakarta: Gema Insani Press,2003) , hlm. 20-21. sakinah
8
Depag RI, al-Qur’an dan Terjemahnya (Jakarta: PT.Sari Agung,2000), hlm. 129
9
Setiawan Budi Utomo, Fiqh Aktual, hlm. 21-22

6
D. FAKTOR TERJADINYA KORUPSI
a. Faktor Internal
Faktor internal merupakan faktor penyebab korupsi yang datang dari diri pribadi. Faktor
ini terdiri dua aspek perilaku, yaitu individu dan sosial. Aspek perilaku individu meliputi
sifat tamak atau rakus manusia, moral yang kurang kuat, san gaya hidup konsumtif.
Sementara aspek sosial dapat terjadi karena dorongan perilaku keluarga. Kaum behavioris
mengatakan bahwa lingkungan keluarga lah yang secara kuat memberi dorongan bagi
orang untuk korupsi dan mengalahkan sifat baik seseorang yang sudah menjadi sifat
pribadinya.
Lingkungan dalam hal ini malah memberi dorongan dan bukan memberi hukuman pada
orang ketika ia menyalahgunakan kekuasaannya.

b. Faktor eksternal merupakan faktor penyebab korupsi yang datang dari sebab-sebab luar.
Ini meliputi beberapa aspek, yaitu:
a. Aspek sikap masyarakat terhadap korupsi
Nilai-nilai di masyarakat kondusif untuk terjadinya korupsi di antaranya adalah:
• Masyarakat kurang menyadari bahwa korban utama korupsi adalah masyarakat
sendiri.
• Masyarakat kurang menyadari bila dirinya terlibat korupsi.
• Masyarakat kurang menyadari bahwa korupsi akan bisa dicegah dan diberantas
bila mereka ikut aktif dalam agenda pencegahan dan pemberantasan.
b. Aspek ekonomi
yang menjadi faktor penyebab korupsi adalah pendapatan yang tidak mencukupi.
c. Aspek politis
Aspek politis yang menjadi faktor penyebab korupsi seperti kepentingan politis,
meraih dan mempertahakan kekuasaan.
d. Aspek organisasi
Aspek organisasi yang menjadi faktor penyebab korupsi di antaranya adalah:
* Kurang adanya sikap keteladanan pimpinan
* Tidak adanya kultur organisasi yang benar
* Kurang meadainya sistem akuntabilitas yang benar
* Kelemahan sistem pengendalian manajemen
* Lemahnya pengawasan.

ilustrasi Korupsi (Freepik/Wirestock)

7
E. DAMPAK KORUPSI DALAM ISLAM

1. Korupsi penyebab kehinaan dan siksa api

Korupsi juga menjadi penyebab dari kehinaan serta siksa api neraka di hari kiamat.

Nabi Muhammad Saw. bersabda : “(karena) sesungguhnya ghulūl (korupsi) itu adalah

kehinaan, aib dan api neraka bagi pelakunya”.

2. Perbuatan korupsi dapat menyengsarakan rakyat.

Kepercayaan yang diamanatkan oleh rakyat untuk dilaksanakan sebaik-baiknya,

tetapi dengan adanya korupsi maka kehidupan rakyat akan menjadi , tidak terurus

menderita.

3. Terhalang masuk surga.

Seseorang yang mati saat membawa harta korupsi atau ghulul maka ia tidak

mendapat jaminan atau terhalang masuk surga. Hal tersebut juga dipahami dari sabda

Nabi Saw.:“Barangsiapa berpisah ruh dari jasadnya (mati) dalam keadaan terbebas dari

tiga perkara, maka ia (dijamin) masuk surga. Yaitu kesombongan, ghulul (korupsi) dan

hutang”.

4. Do’anya tidak dikabulkan

Harta yang didapatkan dengan cara korupsi adalah haram sehingga ia akan

menjadi salah satu penyebab tidak terkabulnya doa. Nabi Muhammad Saw. bersabda:

” Wahai manusia, sesungguhnya Allah itu baik, tidak menerima kecuali yang baik. 12

12
an-nur.ac.id.ancaman pelaku korupsi dalam islam

8
F. PENCEGAHAN KEJAHATAN KORUPSI
Perilaku korupsi di Indonesia sangat terkait erat dengan dimensi penyuapan,
pengadaan barang dan jasa, serta penyalahgunaan anggaran yang umumnya dilakukan oleh
pihak swasta dan pegawai pemerintahan. Oleh karena itu, upaya pencegahan korupsi sangat
diperlukan. Pemberantasan korupsi tidak cukup dilakukan hanya dengan komitmen semata.
Komitmen tersebut harus diaktualisasikan dalam bentuk strategi yang komprehensif untuk
meminimalisasi tindak korupsi. Upaya pencegahan korupsi dapat dlakukan secara preventif,
detektif, dan represif. Upaya pencegahan preventif dan represif agar tindak korupsi tidak
lagi terjadi adalah meminimalisasi faktor-faktor penyebab atau peluang terjadinya korupsi
dan mempercepat proses penindakan terhadap pelaku tindak korupsi.
a. Strategi Preventif
Upaya preventif adalah usaha pencegahan korupsi yang diarahkan untuk
meminimalisasi penyebab dan peluang seseorang melakukan tindak korupsi. Upaya
preventif dapat dilakukan dengan:
• Memperkuat Dewan Perwakilan Rakyat atau DPR.
• Memperkuat Mahkamah Agung dan jajaran peradilan di bawahnya.
• Membangun kode etik di sektor publik.
• Membangun kode etik di sektor partai politik, organisasi profesi, dan asosiasi
bisnis.
• Meneliti lebih jauh sebab-sebab perbuatan korupsi secara berkelanjutan.
• Penyempurnaan manajemen sumber daya manusia atau SDM dan peningkatan
kesejahteraan pegawai negeri.
• Mewajibkan pembuatan perencanaan strategis dan laporan akuntabilitas
kinerja bagi instansi pemerintah.
• Peningkatan kualitas penerapan sistem pengendalian manajemen.
• Penyempurnaan manajemen barang kekayaan milik negara atau BKMN.
• Peningkatan kualitas pelayanan kepada masyarakat.
• Kampanye untuk menciptakan nilai atau value secara nasional.

9
b. Strategi Detektif
Upaya detektif adalah usaha yang diarahkan untuk mendeteksi terjadinya
kasus-kasus korupsi dengan cepat, tepat, dan biaya murah. Sehingga dapat segera
ditindaklanjuti. Berikut upaya detektif pencegahan korupsi:
• Perbaikan sistem dan tindak lanjut atas pengaduan dari masyarakat.
• Pemberlakuan kewajiban pelaporan transaksi keuangan tertentu.
• Pelaporan kekayaan pribadi pemegang jabatan dan fungsi publik.
• Partisipasi Indonesia pada gerakan anti korupsi dan anti pencucian uang di
kancah internasional.
• Peningkatan kemampuan Aparat Pengawasan Fungsional Pemerintah ata
APFP dalam mendeteksi tindak pidana korupsi.

10
G. PERAN MAHASISWA DALAM PENANGGULANGAN TINDAK PIDANA
KORUPSI
Korupsi adalah suatu gerakan jangka panjang yang harus melibatkan seluruh
pemangku kepentingan yang terkait, yaitu pemerintah, swasta, dan masyarakat. Dalam
konteks inilah peran mahasiswa sebagai salah satu bagian penting dari masyarakat sangat
diharapkan.Untuk dapat berperan optimal dalam pemberantasan korupsi adalah
pembenahan terhadap diri dan kampusnya. Dimana mahasiswa harus mendemonstrasikan
bahwa diri dan kampusnya harus bersih dan jauh dari perbuatan korupsi. Upaya
pemberantasan korupsi dimulai dari awal masuk perkuliahan.
Masa ini merupakan masa penerimaan mahasiswa, dimana mahasiswa diharapkan
mengkritisi kebijakan internal kampus dan sekaligus melakukan pressure kepada
pemerintah agar undang-undang yang mengatur pendidikan tidak memberikan peluang
terjadinya korupsi. Selanjutnya pada proses perkuliahan. Pada masa ini, perlu penekanan
terhadap moralitas mahasiswa dalam berkompetisi untuk memperoleh nilai yang setinggi-
tingginya, tanpa melalui cara-cara yang curang. Upaya preventif yang dapat dilakukan
adalah dengan membentengi diri dari rasa malas belajar. Pada tahap akhir perkuliahan,
dimana mahasiswa memperoleh gelar kesarjanaan sebagai tanda akhir proses belajar secara
formal. Mahasiswa harus memahami bahwa gelar kesarjanaan yang diemban memiliki
konsekuensi berupa tanggung jawab moral sehingga perlu dihindari upaya-upaya melalui
jalan pintas.
Dalam masyarakat peran mahasiswa adalah sebagai kontrol sosial, mahasiswa dapat
melakukan peran preventif terhadap korupsi dengan membantu masyarakat dalam
mewujudkan ketentuan dan peraturan yang adil dan berpihak pada rakyat banyak, sekaligus
mengkritisi peraturan yang tidak adil dan tidak berpihak pada masyarakat. Mahasiswa juga
dapat melakukan peran edukatif dengan memberikan bimbingan dan penyuluhan kepada
masyarakat baik pada saat melakukan kuliah kerja lapangan mengenai masalah korupsi dan
mendorong masyarakat berani melaporkan adanya korupsi yang ditemuinya pada pihak
yang berwenang. Selain itu, mahasiswa juga dapat melakukan strategi investigatif dengan
melakukan pendampingan kepada masyarakat dalam upaya penegakan hukum terhadap
pelaku korupsi serta melakukan tekanan kepada apparat penegak hukum untuk bertindak
tegas terhadap pelaku tindak pidana korupsi

11
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Dari kajian di atas dapat disimpulkan bahwa, fenomena maraknya korupsi dan
tertangkapnya beberapa koruptor menunjukkan rusaknya etika- moral anak bangsa negeri
ini. Sekalipun belum ada fiqih anti korupsi dalam agama, diharapkan kedepannya dapat
diupayakan supaya dalam pembuatan aturan positif dijiwai oleh semangat religiusitas .
Tindakan koruptif adalah suatu perbuatan yang sangat dibenci dalam agama apapun.
Korupsi adalah tindakan yang dilarang baik oleh agama maupun Undang-undang negara,
karena perbuatan ini sudah meruntuhkan sendi- sendi kehidupan berbangsa dan bernegara
sehingga korupsi dinyatakan sebagai tindakan exstra ordinary dan untuk membrantasnya
negara telah membuat Undang- undang Anti Korupsi (UU Anti Tipikor).
Saran
1) Pelaku korupsi harus menyadari bahwa korupsi merupakan tindakan yang menyalahi
aturan agama, serta bertentangan dengan prinsip untuk kemaslahatan umat. Korupsi
merupakan perbuatan yang dilaknat dan sangat dibenci oleh Allah. Semangat Islamuntuk
melawan korupsi mesti diserukan. Di berbagai kesempatan, pendek kata, Islam
memerintahkan untuk menjauhi Korupsi harus menjadi unsur penting Dalam agenda
dakwah Islam. Pendidikan Pun ikut berperang penting dalam Pembentukan mentalitas,
Dunia pendidikan Mesti terlibat aktif dalam menyelesaikan Masalah maraknya korupsi.
Dunia Pendidikan mesti meninjau kembali Dirinya untuk menemukan jawaban Mengapa
pendidikan di Indonesia Melahirkan sedemikian banyak koruptor. Kelemahan-kelemahan
yang Menyebabkan dunia pendidikan gagal Mencetak anak bangsa yang pandai Sekaligus
berbudi luhur sudah waktunya Diperbaiki, gerakan anti korupsi juga Penting untuk menjadi
bagian dari Kegiatan belajar mengajar di berbagai Sekolah, kalau tidak masuk dalam
Kurikurulum pendidikan, paling tidak ia Menjadi kegiatan ekstrakurikuler.

2) Merevisi kembali Undang-Undang permberantasan korupsi dan kepada para penyusun


Undang-Undang Tindak Pidana Korupsi agar lebih memperhatikan masalah sanksi kepada
para koruptor sebaiknya menerapkan sanksi yang lebih tegas dan bisa memberikan jera
kepada pelaku tindak pidana korupsi. Sanksi yang sangat tegas yang terdapat dalam Hukum
Pidana Islam bisa menjadi pilihan untuk diadopsi ke dalam Undang-Undang

12
DAFTAR PUSTAKA

(n.d.). Retrieved from file:///C:/Users/USER/Downloads/4591-10953-1-SM.pdf

(n.d.). Retrieved from repository.uin: https://repository.uin-suska.ac.id/8174/2/BAB%20I.pdf

ANCAMAN PELAKU KORUPSI DALAM ISLAM. (2022, November 16). Retrieved from

https://an-nur.ac.id/: https://an-nur.ac.id/ancaman-pelaku-korupsi-dalam-islam/

Setiawan, B. (2003). Fiqih Aktual. Gema Insani Press, 20-21.

13

Anda mungkin juga menyukai