Anda di halaman 1dari 43

ANALISIS KINERJA BADAN USAHA MILIK DESA (BUMDes)

ANUGERAH DI DESA PEMATANG BENTENG


KECAMATAN SUNGAI TABUKAN
KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA

OLEH
AZIZAH

YAYASAN BAKTI MUSLIMIN AMUNTAI


SEKOLAH TINGGI ILMU PERTANIAN
AMUTAI
2023
ANALISIS KINERJA BADAN USAHA MILIK DESA (BUMDes)
ANUGERAH DI DESA PEMATANG BENTENG
KECAMATAN SUNGAI TABUKAN
KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA

OLEH
AZIZAH
NPM. 2019020004

Usulan

Untuk Memenuhi Persyaratan Melakukan


Penelitian Dalam Rangka Penyusunan Skripsi

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS


SEKOLAH TINGGI ILMU PERTANIAN
AMUNTAI
2023
Judul Skripsi : Analisis Kinerja Badan Usaha Milik Desa (BUMDes)
Anugerah di Desa Pematang Benteng Kecamatan
Sungai Tabukan Kabupaten Hulu Sungai Utara

Nama : Azizah

NPM : 2019020004

Program Studi : Agribisnis

Disetujui Tim Pembimbing:

Pembimbing I, Pembimbing II,

Dr. Ir. H. Ahmad Suhaimi, DEA Rum Van Royensyah, S.P., M.P
(Tanggal: ) (Tanggal: )

Diketahui:

Ketua Program Studi Ketua Sekolah Tinggi Ilmu


Agribisnis, Pertanian Amuntai,

Muhamad Solekan, S.P., M.P. Dr. Ir. H. Ahmad Suhaimi, DEA


NIK. 19900112 2017 07 NIP. 19660912 199203 1 005
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis persembahkan ke hadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat, taufik dan hidayah serta segala karunia-Nya sehingga

usulan skripsi yang berjudul “Analisis Kinerja Badan Usaha Milik Desa

(BUMDes) Anugerah di Desa Pematang Benteng Kecamatan Sungai Tabukan

Kabupaten Hulu Sungai Utara” ini dapat diselesaikan.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-

besarnya kepada Bapak Dr. Ir. H. Ahmad Suhaimi, DEA dan Bapak Rum Van

Royensyah, S.P., M.P selaku pembimbing yang telah banyak memberikan ilmu,

petunjuk, bimbingan serta saran-saran dalam penulisan dan penyusunan usulan

skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini masih terdapat kekurangan.

Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran agar kiranya dalam

penulisan selanjutnya penulis dapat lebih menyempurnakannya.

Amuntai, Januari 2023

Penulis
DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ............................................................................... iii

DAFTAR ISI .............................................................................................. iv

DAFTAR TABEL ...................................................................................... vi

DAFTAR GAMBAR ................................................................................. vii

DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................. viii

PENDAHULUAN ..................................................................................... 1

Latar Belakang .................................................................................. 1


Perumusan Masalah .......................................................................... 6
Tujuan Penelitian .............................................................................. 6
Keguanaan Penelitian ....................................................................... 7

TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................ 8

Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) ............................................... 8


Manfaat Badan Usaha Milik Desa .................................................... 9
Kinerja .............................................................................................. 9
Kinerja BUMDes .............................................................................. 12
Manajemen Umum ........................................................................... 12
Manajemen Kelembagaan ................................................................ 13
Manajemen Permodalan ................................................................... 14
Hasil Penelitian Terdahulu ............................................................... 14
Landasan Teori ................................................................................. 16
Kerangka Pemikiran Penelitian ........................................................ 21

METODOLOGI PENELITIAN ................................................................. 22

Tempan dan Waktu Penelitian .......................................................... 22


Jenis dan Sumber Data ...................................................................... 22
Jenis Penelitian ................................................................................. 22
Metode Pengumpulan Data ............................................................... 23
Analisis Data ..................................................................................... 23
Definisi Operasional dan Batasan Masalah ...................................... 24

ORGANISASI PENELITIAN ................................................................... 26

JADWAL PELAKSANAAN PENELITIAN ............................................ 27

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 28

LAMPIRAN ............................................................................................... 30

v
DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

1. Daftar Jumlah BUMDes Per Provinsi Se-Indonesia


Tahun 2022 ......................................................................................... 2

2. Daftar Jumlah BUMDes Provinsi Se Kalimantan Selatan


Tahun 2022 ......................................................................................... 4

3. Daftar Nama BUMDes di Kecamatan Sungai Tabukan


Kabupaten Hulu Sungai Utara Tahun 2022 ........................................ 5

4. Skor dan Kriteria Manajemen Umum ................................................. 19

5. Skor dan Kriteria Manajemen Kelembagaan ...................................... 20

6. Skor dan Kriteria Manajemen Permodalan ......................................... 20

7. Penggolongan Kondisi BUMDes Berdasarkan Skor Kinerja ............. 24


DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman

1. Kerangka Penelitian Kinerja BUMDes Anugerah


Desa Pematang Benteng ...................................................................... 21
DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Halaman

1. Kuesioner Penelitian Manajemen Umum ........................................... 31

2. Kuesioner Penelitian Manajemen Kelembagaan ................................ 33

3. Kuesioner Penelitian Manajemen Permodalan ................................... 34


PENDAHULUAN

Latar Belakang

Indonesia sebagai negara berkembang aktif melaksanakan pembangunan

secara terencana dan bertahap, tanpa mengabaikan upaya pemerintahan dan

stabilitas. Pembangunan Nasional berupaya untuk mencapai pertumbuhan

ekonomi yang relatif tinggi, yang pada akhirnya memungkinkan peningkatan taraf

hidup dan kesejahteraan seluruh rakyat (Syahputra, 2020).

Pemerintah memiliki kebijakan untuk mengembangkan perekonomian

desa. Oleh karena itu, pemerintah terus berupaya mendorong perekonomian desa

melalui UU No. 6 Tahun 2014 disebutkan bahwa desa dihimbau untuk memiliki

badan usaha yang berguna untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, terutama

kebutuhan pokok dan tersedianya sumber daya desa yang belum termanfaatkan

serta manusia yang mampu mengelola badan usaha sebagai aset penggerak

perekonomian masyarakat. Salah satu lembaga yang dibangun di pedesaan adalah

BUMDes.

Menurut (Alkadafi et al, 2021) Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) di

Indonesia telah lama diperkenalkan oleh pemerintah, sebagai upaya menciptakan

pendekatan baru dalam penguatan kelembagaan sosial ekonomi desa. Melalui

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, kepala

desa di Indonesia telah mengamanatkan pendirian Badan Usaha Milik Desa.

Kemudian diperkuat dengan Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang

Desa, dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 39 Tahun 2010 tentang Badan

Usaha Milik Desa.


2

Tata kelola operasional BUMDes diperjelas melalui Peraturan Menteri

Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Republik Indonesia

Nomor 4 Tahun 2015 tentang Pendirian, Pengurusan dan Pengelolaan, serta

Pembubaran Badan Usaha Milik Desa. Kemudian mendapat regulasi terbaru yaitu

Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2021 tentang BUMDes, idealnya menjadi

harapan baru percepatan penguatan sosial ekonomi desa skala lokal. Berbagai

hasil kajian penelitian yang dilakukan oleh pemerhati desa dan akademisi terkait

dengan badan usaha milik desa (Alkadafi et al, 2021).

Berikut adalah jumlah BUMDes tingkat Kabupaten per Provinsi yang ada

di Indonesia :

Tabel 1. Daftar Jumlah BUMDes Per Provinsi Se-Indonesia Tahun 2022


No Nama Provinsi Unit
1 Aceh 5.077
2 Sumatera Utara 2.614
3 Sumatera Barat 548
4 Riau 1.506
5 Jambi 705
6 Sumatera Selatan 2.059
7 Bengkulu 821
8 Lampung 2.184
9 Kepulauan Bangka Belitung 306
10 Kepulauan Riau 198
11 Jawa Barat 4.088
12 Jawa Tengah 5.854
13 DI Yogyakarta 352
14 Jawa Timur 5.705
15 Banten 508
16 Bali 621
17 Nusa Tenggara Barat 980
18 Nusa Tenggara Timur 1.001
19 Kalimantan Barat 1.375
20 Kalimantan Tengah 704
21 Kalimantan Selatan 1.095
22 Kalimantan Timur 680
23 Kalimantan Utara 110
24 Sulawesi Utara 917
3

25 Sulawesi Tengah 947


26 Sulawesi Selatan 2.086
27 Sulawesi Tenggara 1.224
28 Sulawesi Barat 293
29 Gorontalo 406
30 Maluku 453
31 Maluku Utara 536
32 Papua Barat 435
Jumlah 46.388
Sumber: Kemendesa PDTT, 2022

Tabel 1 menunjukkan bahwa Provinsi Jawa Tengah memiliki BUMDes

terbanyak diantara provinsi lainnya. Data ini menunjukkan bahwa perkembangan

BUMDes di Indonesia semakin meningkat dan memiliki potensi besar dalam

memajukan dan mengembangkan perekonomian desa serta mempertahankan

pendapatan asli desa dan juga berpeluang menciptakan lapangan kerja bagi

masyarakat. Berbeda jauh dengan wilayah Kalimantan, khususnya di Kalimantan

Selatan yang baru dibangun 1.095 unit BUMDes, dan mungkin belum semuanya

berkembang. Hal ini menunjukkan bahwa Kalimantan Selatan masih dalam

proses membangun desa yang mandiri, mandiri secara ekonomi untuk

kesejahteraan masyarakat di desa tersebut.

Wilayah Kalimantan khususnya Kalimantan Selatan sudah memiliki

BUMDes di setiap kabupatennya. Hal ini juga menunjukkan bahwa Kalimantan

Selatan juga memiliki potensi untuk memberdayakan masyarakat dalam

membangun desa agar masyarakat sejahtera dan dapat mengurangi kemiskinan

dan pengangguran. Berikut beberapa unit BUMDes yang telah dibangun di

kabupaten yang ada di Kalimantan Selatan dapat dilihat pada tabel 2.


4

Tabel 2. Daftar Jumlah BUMDes Provinsi Se Kalimantan Selatan Tahun 2022


No Nama Kabupaten Jumlah Desa Jumlah BUMDes
1 Kabupaten Barito Kuala 195 146 Unit
2 Kabupaten Tapin 126 105 Unit
3 Kabupaten Hulu Sungai Selatan 144 27 Unit
4 Kabupaten Hulu Sungai Tengah 161 146 Unit
5 Kabupaten Hulu Sungai Utara 214 81 Unit
6 Kabupaten Tabalong 121 97 Unit
7 Kabupaten Tanah Bumbu 114 100 Unit
8 Kabupaten Balangan 154 15 Unit
9 Kabupaten Tanah Laut 130 116 Unit
10 Kabupaten Kota Baru 198 58 Unit
11 Kabupaten Banjar 277 204 Unit
Jumlah 1.459 1.095
Sumber: Kemendesa PDTT, 2022

Tabel 2 menunjukkan bahwa pada tingkat kabupaten pada tahun 2022

Kabupaten Hulu Sungai Utara akan memiliki 81 unit BUMDes dari 214 desa.

Pendirian Badan Usaha Milik Desa di Kabupaten Hulu Sungai Utara sebagaimana

diatur dalam peraturan daerah No. 20 Tahun 2011 tentang Badan Usaha Milik

Desa (BUMDes). Pemerintah Kabupaten Hulu Sungai Utara melakukan

sosialisasi ke beberapa kecamatan untuk menyampaikan kepada Desa pentingnya

mendirikan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) untuk meningkatkan pendapatan

asli desa dan memberdayakan masyarakat.

Kabupaten Hulu Sungai Utara memiliki 81 unit BUMDes dari 10

Kecamatan. Kecamatan Banjang memiliki 6 unit BUMDes, Kecamatan Amuntai

Utara memiliki 6 unit BUMDes, Kecamatan Haur Gading memiliki 12 unit

BUMDes, Kecamatan Babirik memiliki 4 unit BUMDes, Kecamatan Sungai

Pandan memiliki 21 unit BUMDes, Kecamatan Amuntai Selatan memiliki 17 unit

BUMDes, Kecamatan Paminggir memiliki 1 BUMDes. Unit BUMDes,

Kecamatan Sungai Tabukan memiliki 6 unit BUMDes, Kecamatan Danau

Panggang memiliki 3 unit BUMDes, dan Kecamatan Amuntai Tengah memiliki 5


5

unit BUMDes. Berikut beberapa desa di Kecamatan Sungai Tabukan yang telah

membangun Badan Usaha Milik Desa (BUMDes), dapat dilihat pada tabel 3.

Tabel 3. Daftar Nama BUMDes di Kecamatan Sungai Tabukan Kabupaten Hulu


Sungai Utara Tahun 2022
No Desa Nama BUMDes Unit Usaha
Jasa tenda serobong, Pengelolaan
1 Sungai Tabukan Maju Bersama pasar, Isi galon ulang, dan
Pengelolaan Gedung
2 Nelayan Syifa Simpan Pinjam
Penyewaan tenda, Penagihan
3 Galagah Hulu Berkat Usaha
listrik, dan PDAM
Sarana air bersih dan Penyewaan
4 Teluk Cati Beruntung jaya
tenda
Pematang Penyewaan tenda dan
5 Anugerah
Benteng Penjualan gas elpiji
6 Pasar Sabtu Maha Karya -
Sumber: Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kabupaten Hulu Sungai
Utara Tahun 2022

Tabel 3 menunjukkan desa-desa di Kecamatan Sungai Tabukan Kabupaten

Hulu Sungai Utara memiliki 6 unit Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) pada

tahun 2022 yang telah dibangun oleh pemerintah desa dan masyarakat desa masih

belum berkembang karena kegiatan operasional BUMDes sering mengalami

kendala. Seperti permasalahan pada sistem manajemen yang belum baik dan

kualitas sumber daya manusia yang masih kurang. Perangkat desa juga merangkap

sebagai pengurus BUMDes yang terdiri dari ketua, sekretaris, dan bendahara.

Kinerja pegawai akan sangat mempengaruhi kinerja BUMDes, tingkat kinerja

pegawai dan pengelola lembaga akan mempengaruhi kinerja lembaga (Gibson,

1996).
6

Perumusan Masalah

Berdasarkan paparan pada latar belakang tersebut dapat dirumuskan

permasalahan sebagai berikut:

1. Bagaimana kinerja manajemen umum pada BUMDes Anugerah Desa

Pematang Benteng Kecamatan Sungai Tabukan Kabupaten Hulu Sungai

Utara.

2. Bagaimana kinerja manajemen kelembagaan pada BUMDes Anugerah Desa

Pematang Benteng Kecamatan Sungai Tabukan Kabupaten Hulu Sungai

Utara.

3. Bagaimana kinerja manajemen permodalan pada BUMDes Anugerah Desa

Pematang Benteng Kecamatan Sungai Tabukan Kabupaten Hulu Sungai

Utara.

Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah yang telah dikemukakan, maka penelitian

ini bertujuan:

1. Mengetahui kinerja manajemen umum pada BUMDes Anugerah Desa

Pematang Benteng Kecamatan Sungai Tabukan Kabupaten Hulu Sungai

Utara.

2. Mengetahui kinerja manajemen kelembagaan pada BUMDes Anugerah Desa

Pematang Benteng Kecamatan Sungai Tabukan Kabupaten Hulu Sungai

Utara.
7

3. Mengetahui kinerja manajemen permodalan pada BUMDes Anugerah Desa

Pematang Benteng Kecamatan Sungai Tabukan Kabupaten Hulu Sungai

Utara.

Kegunaan Penelitian

1. Bagi Pemerintah Desa diharapkan hasil penelitian ini dapat digunakan

sebagai bahan masukan untuk menyusun suatu kebijakan dan pertimbangan

dalam meningkatkan kinerja BUMDes.

2. Bagi penulis dapat menambah pengalaman dan menjadi pembanding antara

ilmu yang diperoleh dibangku kuliah dalam aplikasi nyata didunia kerja dan

publik (masyarakat) juga sebagai syarat untuk mencapai gelar sarjana.

3. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan hasil penelitian ini dapat menambah

pengetahuan para pembaca maupun sebagai salah satu bahan referensi atau

bahan pertimbangan dalam penelitian selanjutnya dan sebagai wacana

keilmuan bagi yang lainnya.


TINJAUAN PUSTAKA

Badan Usaha Milik Desa (BUMDes)

Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) adalah lembaga usaha desa yang

dikelola oleh masyarakat dan pemerintah desa dalam upaya memperkuat

perekonomian desa dan dibentuk berdasarkan kebutuhan dan potensi desa

(Alkadafi, 2014). Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan

Transmigrasi Nomor 4 Tahun 2015 tentang Pendidikan, Pengurusan dan

Pembinaan, Serta Pembubaran Badan Usaha Milik Desa menyebutkan bahwa

Badan Usaha Milik Desa yang selanjutnya disebut BUMDes adalah badan usaha

yang modalnya seluruhnya atau sebagian besar dimiliki oleh desa melalui 21

penyertaan langsung yang berasal dari aset desa yang dipisahkan untuk mengelola

aset, jasa pelayanan, dan usaha lainnya untuk sebesar-besarnya kesejahteraan

masyarakat desa.

Pendirian BUMDes tidak lepas dari sumber modal yang akan digunakan

dalam kegiatan usahanya. Asal dana BUMDes berasal dari alokasi dana desa,

sumber anggaran desa ada enam yaitu Pendapatan Asli Desa, Alokasi Dana Desa

(ADD), Dana Bagi Hasil Pajak dan Retribusi Daerah (DBHPRD), Bantuan

Keuangan Pemerintah (pusat dan daerah), Hibah Pihak Ketiga, dan pendapatan

lain yang sah yang bersumber dari APDB, sehingga dengan ini diharapkan dapat

berkontribusi langsung ke PAD. Menurut Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014,

yang disebut dengan dana desa adalah anggaran yang bersumber dari APBN dan

dana tersebut dialokasikan setiap tahun. Dana desa ini digunakan untuk desa dan

dikirim melalui APBN kabupaten atau kota setiap tahun. Sedangkan alokasi dana

desa menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 37 Tahun 2007 tentang
9

pedoman pengelolaan keuangan desa, 30% untuk belanja desa dan sisanya untuk

pemberdayaan masyarakat termasuk infrastruktur masyarakat melalui BUMDes

(Shanti Verinica, dkk .2020).

Sedangkan menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 11

Tahun 2021 tentang Badan Usaha Milik Desa disebutkan bahwa Badan Usaha

Milik Desa yang selanjutnya disebut BUMDesa adalah badan hukum yang

didirikan oleh desa dan/atau bersama desa untuk mengelola usaha. Memanfaatkan

aset, mengembangkan investasi dan produktivitas, memberikan pelayanan,

dan/atau menyediakan jenis usaha lain untuk sebesar-besarnya kesejahteraan

masyarakat desa.

Manfaat Badan Usaha Milik Desa

Badan Usaha Milik Desa sudah terkenal di berbagai daerah, manfaat

pendirian BUMDes sangat baik karena meningkatkan perekonomian desa,

mengoptimalkan aset desa, mengembangkan rencana kerjasama pihak ketiga,

menciptakan peluang dan jaringan pasar untuk mendukung kebutuhan masyarakat,

menciptakan lapangan pekerjaan, dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat

melalui peningkatan pelayanan publik, penumbuhan dan pemerataan ekonomi

desa, peningkatan pendapatan masyarakat desa, dan pendapatan asli desa.

Kinerja

Kinerja merupakan istilah yang saat ini sering digunakan dalam

masyarakat dan organisasi, baik swasta maupun pemerintah. Kinerja mengacu

pada tingkat pencapaian tugas yang dilakukan oleh seseorang. Ini

menggambarkan seberapa baik seseorang memenuhi tuntutan pekerjaannya.

Menurut Murdijanto P. (2001:29) menyatakan bahwa “Kinerja adalah hasil kerja


10

yang dapat dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi

dengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing dalam rangka upaya

pencapaian tujuan organisasi yang bersangkutan secara sah, tidak melanggar

hukum dan sesuai dengan moral dan etika.”

Pengertian kinerja atau prestasi kerja dibatasi oleh Maier (dalam Anoraga

P, 1995:47) sebagai keberhasilan seseorang dalam melaksanakan suatu pekerjaan.

Lebih tegas lagi, Lawler dan Potter menyatakan bahwa kinerja adalah “successful

role achievement” yang diperoleh seseorang dari tindakannya. Dari batasan

tersebut Anoragan menyimpulkan bahwa kinerja adalah hasil yang dicapai oleh

seseorang sesuai dengan standar yang berlaku pada pekerjaan yang bersangkutan.

Berdasarkan beberapa pendapat tentang kinerja dan prestasi kerja, penulis

dapat menyimpulkan bahwa pengertian kinerja dan prestasi kerja mengandung

substansi pencapaian hasil kerja oleh seseorang atau sekelompok orang. Dengan

demikian hasil kerja dan prestasi kerja merupakan cerminan dari hasil yang

dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang. Kinerja perorangan (individual

performance) dengan kinerja lembaga (institutional performance) atau kinerja

perusahaan (corporate performance) terdapat hubungan yang erat. Dengan

perkataan lain bila kinerja karyawan (individual performance) baik maka

kemungkinan besar kinerja perusahaan (corporate performance).

Peran kinerja sangat menentukan terwujudnya tujuan pemerintah, namun

untuk memimpin rakyat cukup sulit. Selain diharapkan mampu, cakap dan

terampil, tenaga kerja juga harus mau dan memiliki kesungguhan untuk bekerja

secara efektif dan efisien. Kemampuan dan keterampilan tidak akan ada artinya
11

jika tidak diikuti dengan semangat kerja dan disiplin pegawai dalam mewujudkan

tujuan.

Gambaran kinerja melibatkan tiga komponen penting, yaitu: tujuan,

ukuran, dan penilaian. Penentuan tujuan dari masing-masing unit organisasi

merupakan strategi untuk meningkatkan kinerja. Tujuan ini akan memberikan

arah dan pengaruh bagaimana seharusnya perilaku kerja yang diharapkan

organisasi bagi setiap personelnya. Namun penetapan tujuan saja tidak cukup,

karena diperlukan suatu ukuran, apakah seseorang telah mencapai kinerja yang

diharapkan. Untuk standar kinerja kuantitatif dan kualitatif untuk setiap tugas

dan posisi memainkan peran penting.

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi peningkatan kinerja pegawai

atau manajer, diantaranya yang pertama adalah kompensasi (berupa gaji) yang

mempengaruhi kinerja pegawai, artinya dengan memberikan kompensasi yang

adil sesuai dengan hasil kerja pegawai maka akan menimbulkan peningkatan

kinerja karyawan (Pramana dan Sudharma, 2013). Faktor selanjutnya adalah

pengalaman kerja yang memiliki pengaruh terhadap kinerja karyawan.

Pengalaman kerja merupakan pengetahuan dan keahlian yang dimiliki seseorang

sebagai hasil pekerjaan yang telah dilakukan seseorang pada periode sebelumnya

(Robbin dan Timothy, 2008). Faktor selanjutnya yang mempengaruhi kinerja

seseorang adalah motivasi kerja. Menurut Aristarini (2013) menyatakan bahwa

tingkat motivasi kerja berpengaruh terhadap kinerja pegawai. Motivasi adalah

keinginan untuk melakukan usaha yang lebih tinggi dari periode sebelumnya

untuk mencapai hasil yang maksimal (Robbins, 2003). Faktor lain yang dianggap

mempengaruhi kinerja seseorang adalah gaya kepemimpinan, menurut Sugiono


12

(2011) menyatakan bahwa gaya kepemimpinan berpengaruh terhadap peningkatan

kinerja seseorang. Gaya kepemimpinan merupakan pola khas yang dipilih oleh

seorang pemimpin ketika berhadapan dengan staf atau bawahannya untuk bersedia

melakukan suatu pekerjaan (Durbin, 2000).

Kinerja BUMDes

Keberhasilan dan perkembangan BUMDes dalam menjalankan tugas dan

kewajibannya terletak pada pengurus BUMDes, meskipun bentuk BUMDes

terkesan lebih sederhana dibandingkan badan usaha lainnya, namun pelaksanaan

program BUMDes tidaklah sederhana karena dalam melaksanakan program yang

ada, pengurus BUMDes harus benar-benar memahami situasinya. Serta potensi

desa setempat dan harus selalu berinovasi untuk menghadapi setiap perubahan

yang ada, dengan tidak mengabaikan tujuan yang ditetapkan oleh satu faktor saja,

melainkan dipengaruhi oleh berbagai faktor yang ada, seperti sumber daya

manusia, keuangan, prosedur operasi standar (SOP) dan lain-lain (Jaryono dan

Tohir, 2019).

Manajemen Umum

Manajemen umum adalah seni mengatur, memimpin, membimbing dan

memanfaatkan sumber daya manusia dan sumber daya lainnya untuk mencapai

tujuan yang direncanakan. Manajemen sebagai seni dipandang sebagai keahlian,

kecakapan, kemampuan, dan kecakapan dalam menerapkan prinsip, metode dan

teknik dalam menggunakan sumber daya manusia dan sumber daya alam secara

efektif dan efisien untuk mencapai tujuan. Manajemen sebagai ilmu juga dapat

dilihat sebagai pendekatan terhadap seluruh dunia empiris, yaitu dunia yang
13

terikat oleh faktor ruang dan waktu, dunia yang dapat diamati oleh panca indra

manusia.

Manajemen Kelembagaan

Manajemen kelembagaan adalah suatu proses kerja sama melalui orang

lain atau sumber daya lain, dengan tatanan dan pola hubungan antar masyarakat

atau antar organisasi yang saling mengikat sehingga hubungan antar orang atau

organisasi terbentuk dalam wadah yang di dalamnya terdapat batasan-batasan

faktor dan memiliki tujuan yang sama. Peran kelembagaan sangat penting dalam

pengelolaan sumber daya dan distribusi manfaat, untuk itu unsur kelembagaan

perlu diperhatikan dalam upaya peningkatan potensi desa untuk mendukung

pembangunan desa. Keberadaan kelembagaan ekonomi desa sangat terbantu

dalam hal hubungan lintas pengaturan antara pemilik input dalam menghasilkan

output ekonomi desa dan dalam mengatur distribusi output tersebut.

Menurut (Pratama et al, 2021) Manajemen kelembagaan merupakan proses

mengelola organisasi yang memiliki aturan-aturan sebagai pedoman bagi

masyarakat sehingga tujuan dari suatu lembaga itu sendiri dapat tercapai.

Manajemen kelembagaan memiliki hal-hal yang dapat menjadikan suatu lembaga

menuju pada keadaan yang lebih baik. Apabila manajemen kelembagaan

diterapkan sesuai dengan langkah dan tahapan berdasarkan ketentuan dan

prosedur yang berlaku maka lembaga khususnya sektor publik dapat optimal

dalam memebuhi kebutuhan barang publik dan pelayanan publik kepada

masyarakat.
14

Manajemen Permodalan

Manajemen permodalan adalah suatu kegiatan dimana salah satu anggota

mempunyai wewenang untuk mengatur permodalan dalam usaha yang dijalankan.

Modal juga merupakan penanaman modal yang dilakukan oleh pemegang saham

atau pelaku usaha dimana apabila terjadi sesuatu yang tidak diinginkan, pihak dari

modal dapat mengajukan gugatan sesuai dengan peraturan yang ada.

Hasil Penelitian Terdahulu

Menurut penelitian Mulyani (2021) dengan judul Analisis Kinerja Badan

Usaha Milik Desa (BUMDes) di Desa Penghidupan Kecamatan Kampar Kiri

Tengah Kabupaten Kampar. Menunjukkan bahwa penelitian Analisis Kinerja

Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) di Desa Penghidupan Kecamatan Kampar

Kiri Tengah Kabupaten Kampar berada pada interval hasil “Baik” yang menjadi

titik kelemahan dalam Kinerja BUMDes ini adalah Kualitas Layanan yang

diterima masyarakat karena masyarakat masih kurang memahami dari manfaat

tujuan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) hayati di Desa Penghidupan

Kecamatan Kampar Kiri Tengah Kabupaten Kampar.

Qurbani (2015) dengan judul Analisis Kinerja Koperasi Simpan Pinjam

Berbasis Syari’ah di Kabupaten Magelang Tahun 2011-2013. Menunjukkan

bahwa pada tahun 2011 kinerja sampel yang dinilai terdapat 5 KJKS (71,43%)

dalam kondisi sehat, 2 KJKS (28,57%) dalam kondisi cukup sehat, dengan poin

rata-rata 81,32 poin dari total 100 poin. Tahun 2012 terdapat 4 KJKS (57,14%)

dalam kondisi sehat, dan 3 KJKS (42,86%) dalam kondisi cukup sehat, dengan

poin rata-rata 80,72 poin dari total 100 poin. Tahun 2013 terdapat 4 KJKS

(57,14%) dalam kondisi sehat, dan 3 KJKS (42,86%) dalam kondisi cukup sehat,
15

dengan poin rata-rata 80,82 poin dari total 100 poin. Perkembangan dari KJKS di

Kabupaten Magelang dari tahun 2011 ke tahun 2012 apabila dilihat dari rata-rata

skor mengalami penurunan dari 81,82 poin menjadi 80,72 poin, sedangkan tahun

2013 mengalami sedikit peningkatan 0,10 poin dari tahun sebelumnya yang

sebesar 80,72 poin menjadi 80,82 poin.

Purnama (2019) dengan judul Analisis Kinerja BUMDes Maju Bersama di

Desa Rukam Hulu Kecamatan Amuntai Selatan Kabupaten Hulu Sungai Utara.

Menunjukkan bahwa manajemen umum mendapatkan skor rata-rata 1,25 (kurang

baik), manajemen kelembagaan mendapatkan skor rata-rata 2 (cukup baik) dan

untuk manajemen permodalan mendapatkan skor rata-rata 0,6 (tidak baik).

Rizki (2022) dengan judul Analisis Kinerja Badan Usaha Milik Desa

(Studi BUMDes Tuah Baru Desa Kotabaru Seberida Kecamatan Keritang

Kabupaten Indragiri Hilir). Menunjukkan bahwa Kinerja Badan Usaha Milik

Desa Tuah Baru Desa Kotabaru Seberida berda pada kategori “Cukup Baik”

Dalam rangka meningkatkan perekonomian masyarakat seperti harus konsisten

menjalankan unit usaha yang sudah dibentuk, kegiatan dan program-program

BUMDes hendaknya sesuai dengan kebutuhan dan kondisi masyarakat desa serta

melibatkan masyarakat kurang mampu agar berdaya sehingga dapat terciptanya

ekonomi mandiri, serta tidak terlalu banyak pembagian hasil usaha pada masa

pengembangan usaha BUMDes ini.

Guna (2019) dengan judul Eksistensi Badan Usaha Milik Desa (BUMDes)

Dalam Meningkatkan Perekonomian Masyarakat (Studi Kasus : Desa Gunung

Para II Kecamatan Dolok Merawan Kabupaten Serdang Bedagai). Menunjukkan

bahwa pelaksanaan prinsip pengelolaan Bandan Usaha Milik Desa secara


16

kooperatif berjalan dengan ”Baik” dengan skor 78%. Pelaksanaan prinsip

pengelolaan BUMDes secara partisipatif berjalan dengan “Baik” dengan skor

73%. Pelaksanaan prinsip Pengelolaan BUMDes secara emansipatif berjalan

dengan “Sangat Baik” dengan skor 85%. Pelaksanaan prinsip pengelolaan

BUMDes transparan berjalan dengan “Sangat Baik” dengan skor 86%.

Pelaksanaan perinsip pengelolaan BUMDes secara akuntabek berjalan dengan

“Baik” dengan skor 79%. Pelaksanaan prinsip pengolahan BUMDes secara

suistanabel berjalan dengan “Baik” dengan skor 74%.

Landasan Teori

Manajemen Kinerja

Secara umum pengertian manajemen kinerja adalah kegiatan manajerial

yang bertujuan untuk memastikan bahwa tujuan organisasi telah tercapai secara

konsisten dengan berbagai cara yang efektif dan efisien. Menurut (Becal, 1999)

pengertian manajemen kinerja adalah suatu proses kerja sekelompok orang untuk

mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya, dimana proses kerja ini

berlangsung secara terus menerus dan berkesinambungan.

Tujuan dari manajemen kinerja adalah untuk menciptakan lingkungan di

mana setiap orang dapat melakukan yang terbaik dari kemampuan mereka

sehingga secara efektif dan efisien menghasilkan pekerjaan dengan kualitas

terbaik. Tujuan manajemen kinerja dapat dibagi menjadi tiga, yaitu:

1. Tujuan Strategik

Tujuan strategik berkaitan dengan aktivitas karyawan yang sesuai

dengan tujuan organisasi. Implementasi strategi membutuhkan penjelasan

tentang hasil yang akan dicapai, perilaku, karakteristik karyawan yang


17

dibutuhkan, pengembangan pengukuran, dan sistem umpan balik untuk

kinerja karyawan.

2. Tujuan Administratif

Tujuan administratif berhubungan dengan evaluasi pekerjaan untuk

keperluan keputusan administratif, review, promosi, pemutusan hubungan

kerja, dan lain-lain.

3. Tujuan pengembangan

Manajemen kinerja juga bertujuan untuk mengembangkan kapasitas

karyawan potensial di bidang pekerjaannya, memberikan pelatihan bagi

karyawan yang kinerjanya buruk, dan menempatkannya pada posisi yang

tepat.

Secara umum pengertian manajemen adalah ilmu dan perencanaan,

pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan usaha anggota organisasi dan

penggunaan sumber daya organisasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Manajemen mempunyai kegiatan memimpin, mengorganisasikan, mengatur,

mengendalikan, dan mengembangkan.

Tingkat manajemen dalam organisasi dibedakan menjadi tiga golongan

yaitu antara lain:

1. Top Manajement

Merupakan jenjang tertinggi dan biasa disebut dengan manajer senior.

Top manager bertanggung jawab atas kebijakan-kebijakan dan strategi

perusahaan.
18

2. Middle Manajement

Merupakan pengawas unit kerja atau merupakan rencana yang sesuai dengan

tujuan dan tingkatan yang lebih tinggi dan melaporkannya kepada top

manajement.

3. Lower Manajemen

Merupakan tingkatan yang paling bawah dalam suatu organisasi yang

memimpin dan mengawasi tenaga-tenaga operasional.

Manajemen perencanaan meliputi urusan pemilihan, tujuan organisasi dan

penentuan strategi, kebijakan, program, metode, sistem, anggaran dan standar

yang diperlukan untuk mencapai tujuan. Pengorganisasian adalah proses

menyusun struktur organisasi yang sesuai dengan tujuan, sumber daya organisasi,

dan lingkungan di mana organisasi itu berada. Pengorganisasian bertujuan untuk

membagi kegiatan besar menjadi kegiatan yang lebih kecil. Selain itu

memudahkan para manajer untuk mengawasi dan menentukan orang-orang yang

dibutuhkan untuk melaksanakan tugas-tugas yang telah dibagi. Selain itu,

penyiapan personel (staffing) adalah pelatihan dan pengembangan serta

memberikan orientasi kepada anggota atau manajer dalam lingkungan kerja yang

menguntungkan dan produktif. Pengarahan berfungsi untuk membuat karyawan

melakukan apa yang diinginkan dan harus dilakukan. Kemudian supervisi adalah

tindakan seorang manajer untuk menilai dan mengendalikan jalannya suatu

kegiatan guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan.


19

Penilaian aspek manajemen meliputi tiga komponen yaitu :

1. Manajemen Umum

Manajemen umum merupakan komponen pertama yang dinilai dari

aspek manajemen. Komponen ini menilainya dengan menggunakan 15 soal

dengan bobot 3 atau skor kredit 0,20 untuk setiap jawaban pertanyaan positif,

berikut penilaiannya:

Tabel 4. Skor dan Kriteria Manajemen Umum


Positif Nilai Kredit Bobot Kriteria
1 0,20
2 0,40
3 0,60
4 0,80
5 1,00
6 1,20
0 – 0,75 Tidak Baik
7 1,40
0,76 – 1,50 Kurang Baik
8 1,60
1,51 – 2,25 Cukup Baik
9 1,80
2,26 – 3,00 Baik
10 2,00
11 2,20
12 2,40
13 2,60
14 2,80
15 3,00
Sumber: Permen Nomor 35.3/Per/M.KUKM/X/2007

2. Manajemen Kelembagaan

Manajemen kelembagaan merupakan komponen selanjutnya yang

digunakan untuk menilai aspek manajemen, komponen ini menilai organisasi

dan jabatan di BUMDes, rincian tugas dari pengelola BUMDes, Standar

Operasional Manajemen (SOM), Standar Operasional Prosedur (SOP) dan

lain sebagainya. Komponen ini menilainya menggunakan 11 pertanyaan

dengan bobot 3 atau 0,27 nilai kredit untuk setiap jawaban pertanyaan positif,

berikut ini penilaiannya:


20

Tabel 5. Skor dan Kriteria Manajemen Kelembagaan


Positif Nilai Kredit Bobot Kriteria
1 0,27
2 0,54
3 0,81
4 1,08
0 – 0,75 Tidak Baik
5 1,35
0,76 – 1,50 Kurang Baik
6 1,62
1,51 – 2,25 Cukup Baik
7 1,89
2,26 – 3,00 Baik
8 2,16
9 2,43
10 2.70
11 3,00
Sumber: Permen Nomor 35.3/Per/M.KUKM/X/2007

3. Manajemen Permodalan

Manajemen permodalan merupakan komponen selanjutnya dalam

menilai aspek manajemen. Komponen ini menilai bagaimana pengelola

dalam mengelola modal yang ada, seperti pengalokasian modal, peningkatan

modal dari tahun sebelumnya, peningkatan simpanan dan lain sebagainya.

Komponen ini penilaiannya juga melalui wawancara kepada yang

bersangkutan. Komponen ini menilainya menggunakan 5 pertanyaan dengan

bobot 3 atau 0,60 nilai kredit untuk setiap jawaban pertanyaan positif, berikut

ini penilaiannya:

Tabel 6. Skor dan Kriteria Manajemen Permodalan


Positif Nilai Kredit Bobot Kriteria
1 0,60
0 – 0,75 Tidak Baik
2 1,20
0,76 – 1,50 Kurang Baik
3 1,80
1,51 – 2,25 Cukup Baik
4 2,40
2,26 – 3,00 Baik
5 3,00
Sumber: Permen Nomor 35.3/Per/M.KUKM/X/2007
21

Kerangka Pemikiran Penelitian

Berdasarkan landasan teori yang telah diuraikan sebelumnya, maka

dibuatlah bagan kerangka pemikiran Analisis Kinerja BUMDes Anugerah di Desa

Pematang Benteng Kecamatan Sungai Tabukan Kabupaten Hulu Sungai Utara

sebagai berikut:

BUMDes Anugerah

Kinerja

Manajemen Umum Manajemen Kelembagaan Manajemen Permodalan

Kualifikasi Kerja

Baik Cukup Baik Kurang Baik Tidak Baik

Gambar 1 Kerangka Pemikiran Analisis Kinerja BUMDes Anugerah di Desa


Pematang Benteng Kecamatan Sungai Tabukan Kabupaten Hulu
Sungai Utara
METODOLOGI PENELITIAN

Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Desa Pematang Benteng Kecamatan Sungai

Tabukan Kabupaten Hulu Sungai Utara. Waktu penelitian dilakukan dari bulan

Januari sampai April 2023, mulai tahap persiapan, pengumpulan data, pengolahan

data, sampai penulitas laporan.

Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan

sekunder. Data primer diperoleh dari hasil wawancara langsung dengan pengelola

BUMDes menggunakan kuesioner pertanyaan yang telah dipersiapkan.

Sedangkan data sekunder yaitu data yang didapat dari Dinas Pemberdayaan

Masyarakat dan Desa Kabupaten Hulu Sungai Utara.

Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian

kualitatif yang dilakukan dengan pendekatan deskriptif. Penelitian kualitatif

menurut Kirk dan Miller dalam Moleong (2006) adalah suatu bentuk tradisi

tertentu pada ilmu sosial yang berdasarkan pada pengamatan terhadap manusia

baik dalam kawasannya maupun dalan peristilahannya. Penelitian deskriptif

merupakan penelitian yang bertujuan menginterpretasikan suatu keadaan,

peristiwa, obyek atau segala sesuatu terkait variabel-variabel yang dapat

dijelaskan dengan angka-angka maupun kata-kata.


23

Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

dengan menggunakan metode wawancara. Wawancara adalah proses memperoleh

keterangan/data untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab, sambil bertatap

muka antara pewawancara dengan responden dengan menggunakan alat yang

dinamakan panduan wawancara atau daftar pertanyaan (Siregar, 2013).

Analisis Data

Menjawab tujuan dalam penelitian ini digunakan analisis deskriptif

kualitatif, terdapat aspek manajemen dengan 3 komponen yaitu manajemen

umum, manajemen kelembagaan, dan manajemen permodalan. Setelah itu 3

komponen tersebut dilakukan penilaian dan diperoleh skor secara keseluruhan.

Perhitungan nilai kredit berdasarkan kepada hasil penilaian atas jawaban

pertanyaan aspek manajemen terhadap seluruh komponen dengan komposisi

pertanyaan dari tiga aspek yaitu:

1. manajemen umum dengan 15 pertanyaan (bobot 3 atau 0,20 nilai kredit untuk

setiap jawaban pertanyaan positif)

2. manajemen kelembagaan dengan 11 pertanyaan (bobot 3 atau 0,27 nilai kredit

untuk setiap jawaban pertanyaan positif)

3. manajemen permodalan dengan 5 pertanyaan (bobot 3 atau 0,60 nilai kredit

untuk setiap jawaban pertanyaan positif

Hasil yang diperoleh dipergunakan untuk menetapkan predikat tingkat

kinerja BUMDes yang dibagi dalam 4 (empat) golongan yaitu Baik, Cukup Baik,

Kurang Baik, dan Tidak Baik. Penetapan predikat kinerja BUMDes Anugerah

adalah sebagai berikut:


24

Tabel 7. Penggolongan Kondisi BUMDes Berdasarkan Skor Kinerja


Skor Predikat
2,26 – 3,00 Baik
1,51 – 2,25 Cukup Baik
0,76 – 1,50 Kurang Baik
0 – 0,75 Tidak Baik
Sumber: Permen Nomor 35.3/Per/M.KUKM/X/2007

Setelah diketahui skor dari kondisi kinerja BUMDes tersebut. Kondisi

yang dimiliki apakah kinerja BUMDes itu termasuk kinerja Baik, Cukup Baik,

Kurang Baik, dan Tidak Baik.

Definisi Operasional dan Batasan Masalah

Definisi Operasional

1. BUMDes adalah lembaga usaha desa yang dikelola oleh masyarakat dan

pemerintahan desa dalam upaya memperkuat perekonomian desa dan

dibentuk berdasarkan kebutuhan dan potensi desa.

2. Kinerja adalah adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau

kelompok orang dalam suatu organisasi dengan wewenang dan tanggung

jawab masig-masing dalam rangka upaya mencapai tujuan organisasi

bersangkutan secara legal, tidak melanggar hukum dan sesuai dengan moral

maupun etika.

3. Kinerja BUMDes Keberhasilan serta berkembangnya BUMDes dalam

Melaksanakan tugas dan kewajiban terletak di pundak para pengurus

BUMDes, para pungurus BUMDes harus benar-benar memahami keadaan

serta potensi desa setempat dan harus selalu berinovasi untuk menghadapi

setiap perubahan yang ada, dengan tidak mengabaikan tujuan yang telah

ditetapkan oleh satu faktor saja, melainkan dipengaruhi oleh berbagai faktor
25

yang ada, seperti sumberdaya manusia, finansial, standard operasional

prosedur (SOP) dan lain-lain.

4. Manajemen Umum adalah untuk mengatur, memimpin, membimbing dan

memanfaatkan sumber daya manusia dan sumber daya lainnya untuk

mencapai suatu tujuan yang telah direncanakan.

5. Manajemen Kelembagaan adalah suatu proses bekerja sama melalui orang

lain atau sumber daya lainnya, dengan suatu tatanan dan pola hubungan antar

masyarakat atau organisasi yang saling mengikat sehingga terbentuk

hubungan antar manusia atau organisasi dalam suatu wadah yang didalamnya

terdapat faktor-faktor pembatas dan memiliki tujuan bersama.

6. Manajemen Permodalan adalah suatu kegiatan yang dimana salah satu

anggota memiliki wewenang untuk mengatur permodalan dalam usaha yang

dilakoni.

Pembatasan Masalah

1. Tempat penelitian ini di Desa Pematang Benteng Kecamatan Sungai Tabukan

Kabupaten Hulu Sungai Utara

2. Penelitian ini terbagi pada 3 kriteria yaitu Manajemen Umum, Manajemen

Kelembagaan dan Manajemen Permodalan yang berpedoman pada peraturan

Manteri Negara Nomor 35.3/Per/M.KUKM/X/2007


ORGANISASI PENELITIAN

Organisasi Penelitian ini terdiri dari:

Dosen Pembimbing

Dosen Pembimbing I : Dr. Ir. H. Ahmad Suhaimi, DEA

Dosen Pembimbing II : Rum Van Royensyah, S.P., M.P

Pelaksana

Nama : Azizah

NPM : 2019020004

Program Studi : Agribisnis


JADWAL PELAKSANAAN PENELITIAN

Bulan
Kegiatan Januari Februari Maret April
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1
a. Survei Pendahuluan
b. Penyusunan dan
konsultasi usulan skripsi
c. Komprehensif
2
a. Pengumpulan Data
b. Tabulasi Data
c. Pengolahan Data
3
a. Penyusunan dan
konsultasi laporan skripsi
b. Seminar Skripsi
c. Sidang Skripsi

Dibuat oleh:

Azizah
NPM. 2019020004

Disetujui Tim Pembimbing:

Pembimbing I, Pembimbing II,

Dr. Ir. H. Ahmad Suhaimi, DEA Rum Van Royensyah, S.P., M.P
(NIP. 19660912 199203 1 005) (NIDN. 111 42027 501)

Diketahui:

Ketua Program Studi


Agribisnis,

Muhamad Solekan, S.P., M.P


(NIK. 19900112 2017 07)
DAFTAR PUSTAKA

Ali, S. 2009. Pedoman penilaian kesehatan koperasi jasa keuangan syariah dan
unit keuangan syariah koperasi. Permen. Nomor
35.3/Per/M.KUKM/X/2007.(https://bmtugsantara.co.id/data_upload/Perme
n_2007_10_35.3_Pedoman_Penilaian_KJKS_UJKS.pdf). Diakses 25
januari 2023

br Siahaan, S. V., & Vuspitasari, B. K. 2020. ANALISA PEMILIHAN


PENGURUS DAN UNIT USAHA BUMDES DESA SUKA MAJU
KECAMATAN SUNGAI BETUNG KABUPATEN BENGKAYANG
KALIMANTAN BARAT. Sebatik, 24(2), 159-164.

Data BUMDes. 2022. Data jumlah BUMDes di Kabupaten Hulu Sungai Utara.

Kemendesa PDTT. Data BUM Desa / BUM Desa Bersama. Diakses Senin 19
Desember 2022

FIRMAN, M. 2019. Analisis Kinerja Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) Putra
Mandiri Tanjung Bias Terhadap Kemandirian Ekonomi Desa Senteluk
Kecamatan Batulayar Kabupaten Lombok Barat (Doctoral dissertation,
Universitas_Muhammadiyah_Mataram).

Guna, L. A. 2019. Eksistensi Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) Dalam


Meningkatkan Perekonomian Masyarakat (Doctoral dissertation).

Jaryono, J., & Tohir, T. 2019. Analisis Kinerja BUMDes “Mitra Usaha Makmur”
dalam Pengaruhnya Terhadap Pendapatan Asli Desa (PADes) Desa
Susukan Kecamatan Sumbang Kabupat

Masterplandesa 2022. Meningkatkan Perekonomian Desa Melalui BUMDes.


Diakses Minggu 5 Februari 2023

Montria, T. A., Sunarko, B., Lestari, S., & Raharjo, S. 2022, July. Analisis
Pengaruh Kinerja BUMDes “Warga Sejahtera” Terhadap Kesejahteraan
Masyarakat di Desa Sokaraja Kulon Kecamatan Sokaraja Kabupaten
Banyumas. In MidYear National Conference and Call for Paper (Vol. 1,
No. 01).en Banyumas. Keunggulan Kompetitif Berkelanjutan (SCA) , 9 (1).

Mulatsih, L. S. 2020. Manajemen Kinerja. Fakultas Ekonomi dan Bisnis.


(https://ekonomi.bunghatta.ac.id/index.php/id/artikel/896-manajemen-
kinerja-pengertian-tujuan-manfaat-dan-syarat-syaratnya). Diakses 18
Februari 2023.

Mulyani, R. 2021. Analisis Kinerja Badan Usaha Milik Desa (BUMDES) Di Desa
Penghidupan Kecamatan Kampar Kiri Tengah Kabupaten
Kampar (Doctoral dissertation, Universitas Islam Riau).
29

Nurtang. 2021. ANALISIS KINERJA BADAN USAHA MILIK DESA DALAM


MENINGKATKAN PENDAPATAN ASLI DESA PADA DESA
LACCORI KECAMATAN DUA BOCCOE KABUPATEN BONE.

OKTAVIA, I. 2021. ANALISIS MANAJEMEN PENDAPATAN TERHADAP


KINERJA KEUANGAN PADA BUMDES KOLAI MANGMESA
KECAMATAN MALUA.

Rizki, R. 2022. Analisis Kinerja Badan Usaha Milik Desa (Studi BUMDes Tuah
Baru Desa Kotabaru Seberida Kecamatan Keritang Kabupaten Indragiri
Hilir) (Universitas Islam Riau).

Ruyatnasih, Y., & Megawati, L. 2017. Pengantar Manajemen: Teori , Fungsi dan
Kasus (CV. Absolute Media, Krapyak Kulon Panggungharjo Sewon Bantul
Yogyakarta).

SYARI’AH DI KABUPATEN, M. T., & QURBANI, D. ANALISIS KINERJA


KOPERASI SIMPAN PINJAM BERBASIS.

Taringan, Y. S. 2009. Summary of Citing Internet Sites. Manajemen


Kelembagaan. Diakses tanggal 25 Januari 2023

WATI, B. A. S. N. 2022. ANALISIS KINERJA BADAN USAHA MILIK DESA


(BUMDES) ARTHA MITRA KESUMA DALAM MENYEDIAKAN
PELAYANAN KEPADA MASYARAKAT DESA BENCAH KESUMA
KECAMATAN KABUN KABUPATEN ROKAN HULU (Doctoral
dissertation, UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF
KASIM RIAU).
LAMPIRAN
31

Lampiran 1. Kuesioner Penelitian

Daftar Pertanyaan Responden Kepada Pengelola


BUMDes Anugerah di Desa Pematang Benteng
Kecamatan Sungai Tabuka Kabupaten Hulu Sungai Utara

A. Karakteristik Responden

1. Nama : ..........................................................................

2. Jenis Kelamin : ..........................................................................

3. Umur : ............... Tahun

4. Pekerjaan : ..........................................................................

5. Alamat : ..........................................................................

..........................................................................

6. Tingkat Pendidikan : tidak tamat SD/SD/SMP/SMA/S1....................

Tabel 1. Kuesioner Penelitian Manajemen Umum


No Manajemen Umum Nilai Positif/Negatif keterangan
BUMDes memiliki tata tertib
kerja SDM yang meliputi disiplin
1
kerja yang memadai dalam
melaksanakan pekerjaan
Seluruh komponen berpartisipasi
2 memberikan dukungan dalam
pengelolaan BUMDes
Seluruh komponen ikut serta
3 dalam meningkatkan usaha
BUMDes
Seluruh komponen dapat
4 bekerjasama dengan baik dalam
pengelolaan BUMDes
Seluruh kegiatan yang
dilaksanakan dalam pengelolaan
5
BUMDes memiliki pengaruh pada
kepentingan umum
Seluruh kegiatan yang
6 dilaksanakan dalam pengelolaan
BUMDes bersifat terbuka
32

Seluruh kegiatan yang


dilaksanakan dalam pengelolaan
7
BUMDes diketahui oleh
masyarakat
Seluruh kegiatan yang dilakukan
dalam pengelolaan BUMDes
8
dapat dipertanggung jawabkan
secara teknis
Seluruh kegiatan yang
9 dilaksanakan dalam pengelolaan
BUMDes terus berkembang
Seluruh kegiatan yang
dilaksanakan dalam pengelolaan
10
BUMDes dapat dilestarikan
dengan baik
Pengambilan keputusan yang
11 bersifat operasional dilakukan
oleh pengelola secara independent
Pengurus dan atau pengelola
BUMDes memiliki komitmen
untuk menangani permasalahan
12
yang dihadapi serta melakukan
tindakan perbaikan yang
siperlukan
Pengurus BUMDes yang
mengangkat pengelola, tidak
mencampuri kegiatan operasional
sehari-hari yang cenderung
13
menguntungkan kepentingan
sendiri, keluarga atau
kelompoknya sehingga dapat
merugikan BUMDes
Pengurus, pengawas, dan
pengelola BUMDes di dalam
melaksanakan kegiatan
operasional tidak melakukan hal-
14
hal yang cenderung
menguntungkan diri sendiri,
keluarga dan kelompoknya, atau
berpotensi merugikan BUMDes
33

Pengurus melakukan fungsi


pengawas terhadap pelaksanaan
15
tugas pengelola sesuai dengan
tugas wewenangnya secara efektif

Tabel 2. Kuesioner Penelitian Manajemen Kelembagaan


No Manajemen Kelembagaan Nilai Positif/Negatif Keterangan
Apakah BUMDes Anugerah
memiliki visi, misi dan tujuan
1
yang jelas (dibuktikan dengan
dokumen tertulis)
Apakah BUMDes Anugerah telah
memiliki rencana kerja jangka
panjang minimal untuk 3 tahun ke
2
depan dan dijadikan sebagai
acuan BUMDes dalam
menjalankan usahanya
Apakah BUMSDes Anugerah
memiliki rencana kerja tahunan
3 yang digunakan sebagai dasar
acuan kegiatan usaha selama 1
tahun
Adakah kesesuaian antara rencana
4 kerja jangka pendek dengan
rencana jangka panjang
Apakah visi, misi, tujuan dan
rencana kerja diketahui dan
5 dipahami oleh pengururs,
pengawas, pengelola dan seluruh
karyawan
Bagan organisasi yang ada telah
mencerminkan seluruh kegiatan
6 BUMDes dan tidak terdapat
jabatan kosong atau perangkapan
jabatan
BUMDes koperasi memiliki
7 rincian tugas yang jelas untuk
masing-masing karyawannya
34

Di dalam struktur kelembagaan


BUMDes terdapat struktur yang
8
melakukan fungsi sebagai dewan
pengawas
BUMDes terbukti mempunyai
Standar Operasional dan
9
Manajemen (SOM) dan Standar
Operasional Prosedur (SOP)
BUMDes telah menjalankan
10 kegiatannya sesuai SOM dan SOP
BUMDes
BUMDes mempunyai system
11 pengamanan yang baik terhadap
semua dokumen penting

Tabel 3. Kuesioner Penelitian Manajemen Permodalan


No Manajemen Permodalan Nilai Positif/Negatif Keterangan
Tingkat pertumbuhan modal
sendiri sama atau lebih besar dari
1 tingkat pertumbuhan asset
(dihitung berdasarkan data yang
ada di Neraca)
Tingkat pertumbuhan modal
sendiri yang berasal dari anggota
sekurang kurangnya sebesar 10%
2
dibandingkan tahun sebelumnya
(dihitung berdasarkan data yang
ada di Neraca)
Penyisihan cadangan dari Sisa
Hasil Usaha (SHU) sama atau
3
lebih besar dari seperempat SHU
tahun berjalan
Simpanan wad’ah simpanan
mudharabah berjangka BUMDes
4
meningkat minimal 10% dari
tahun sebelumnya
Investasi harta tetap dari
inventaris serta pendanaan
5
ekspansi perkantoran dibiayai
dengan modal sendiri

Anda mungkin juga menyukai