Anda di halaman 1dari 23

USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

JUDUL PROGRAM :
IDENTIFIKASI TINJAUAN FILOSOFIS MOTIF , DAN NILAI ESTETIKA
BATIK PEKALONGAN SEBAGAI IDENTITAS BUDAYA
MASYARAKAT PEKALONGAN
BIDANG KEGIATAN :
PKM - PENELITIAN
Diusulkan Oleh

Mustangin

7211413002 / 2013

Rini Handayani

7101413171 / 2013

Fitri Febriyanti

2611411023 / 2011

Niken Larasati

2501413054 / 2013

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG


SEMARANG
2014
i

ii

Daftar Isi
Proposal Pengajuan Program Kreativitas Mahasiswa
HALAMAN COVER
HALAMAN PENGESAHAN ..
DAFTAR ISI .
Ringkasan Proposal Pengajuan Program Kreativitas Mahasiswa
BAB I :

BAB II :

BAB III:

BAB IV:

PENDAHULUAN
a. Latar Belakang Masalah .
b. Perumusan Masalah ...
c. Tujuan Program .
d. Luaran yang Diharapkan dari Program .
e. Kegunaan Program .
TINJAUAN PUSTAKA
a. Tinjauan Pustaka ....

i
ii
iii
iv

1
3
3
3
4
5

METODE PENELITIAN
a. Dasar penelitian
b. Sumber Data ....
c. Pengumpulan Data
d. Validitas Data
e. Penyajian Data ..

6
7
7
8
8

BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN


a. Jadwal kegiatan ..
b. Tahapan Pelaksanaan .
c. Rincian Biaya Pelaksanaan Program .

8
9
10

LAMPIRAN LAMPIRAN ..

iii

RINGKASAN
Proposal Pengajuan Program Kreativitas Mahasiswa
Keanekaragaman budaya yang ada di Indonesia merupakan salah satu ciri khas
yang tidak ternilai harganya, di Indonesia terdapat beraneka ragam suku dan adat
istiadat yang memiliki kebudayaan dan menjadi ciri khas suku-sukunya. Pada
umumnya kebudayaan yang ada di Indonesia sudah ada sejak dahulu dan
dikerjakan secara turun temurun. Salah satu dari keanekaragaman kebudayaan
Indonesia adalah kebudayaan seni batik yang sudah melekat pada masyarakat
Indonesia, khususnya masyarakat Jawa. Di setiap daerah yang sebagian
masyarakat memproduksi batik di Indonesia, bentuk motif batik satu sama lain
berbeda-beda namun memiliki nama yang sama, dalam hal ini saling
mempertahankan tradisi proses teknologinya dan selera masing-masing. Motif
batik pada tiap-tiap daerah itu sampai saat ini masih terlihat jelas unsur-unsur
yang mempengaruhi pertumbuhannya baik dari pewarnaan, corak susunan,
penempatan hiasan, dan isian pada motif dilukiskan. Motif batik yang tercatat
dalam pembendaharaan budaya oleh pemerintah sangatlah banyak dan beragam,
mulai dari kombinasi gambar, bentuk, bangun, warna, garis, sampai corak corak
yang dianggap mewakili budaya masing masing daerah. Batik selain menjadi
budaya juga merupakan identitas yang menerangkan keagungan luhur
masyarakatnya, dalam motif, warna dan nilai estetikanya sangat erat dengan
keadaan masyarakat serta budaya yang dianut oleh masyarakat, namun dewasa ini
masyarakat mulai meninggalkan dan mengacuhkan aspek filosofis dari motif,
warna, corak dan nilai estetika dari batik, masyarakat lebih cenderung memaknai
batik hanya sebagai warisan budaya yang perlu dilestarikan tanpa mengerti arti
filosofis batik yang sesungguhnya. Dengan motif yang khas di masing-masing
daerah tersebut, batik dapat hidup berkembang dan tumbuh sebagai kegiatan yang
bersifat naluri, Membicarakan batik Pekalongan tidak terlepas dari unsur-unsur
keindahan yang melekat pada batik tersebut terutama pada motif batik khas
Pekalongan yang digemari oleh konsumen dalam maupun luar daerah Pekalongan,
sertabentuk proporsi dan komposisi yang diekspresikan dalam bentuk motif yang
terlihat melebar dan dinamis, warnanyapun mencirikhaskan batik khas pesisiran
dengan menampilkan warna-warna yang lebih cerah. Sehingga Luaran dari
Penelitian ini adalah (1) Menghasilkan sebuah Artikel jurnal mengenai nilai
filosofis Motif, Warna, dan nilai estetika batik Pekalongan sebagai identitas
budaya masyarakat kabupaten Pekalongan. Dari jurnal ini maka akan
dipublikasikan sebagai pengenalan budaya secara massive dan bernilai filosofis
yang tinggi. (2) Memberikan solusi kepada pemerintah dalam menerapkan
kebijakan pariwisata, budaya dan pendidikan untuk dapat memasukan nilai nilai
filosofis sebagai karakter luhur sebuah budaya masyarakat yang terkandung dalam
Batik Pekalongan. (3) Eksplorasi budaya daerah secara massive dan terstruktur
dengan memandang aspek filosofi sebagai tumpuan awal yang dapat
meningkatkan budaya dan kesadaran masyarakat terhadap Batik Pekalongan.
Kata Kunci : Batik, Arti Filosofis, Corak, Motif, Nilai Estetika

iv

BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Keanekaragaman budaya yang ada di Indonesia merupakan salah satu ciri
khas yang tidak ternilai harganya, di Indonesia terdapat beraneka ragam suku dan
adat istiadat yang memiliki kebudayaan dan menjadi ciri khas suku-sukunya. Pada
umumnya kebudayaan yang ada di Indonesia sudah ada sejak dahulu dan
dikerjakan secara turun temurun. Salah satu dari keanekaragaman kebudayaan
Indonesia adalah kebudayaan seni batik yang sudah melekat pada masyarakat
Indonesia, khususnya masyarakat Jawa. Di setiap daerah yang sebagian
masyarakat memproduksi batik di Indonesia, bentuk motif batik satu sama lain
berbeda-beda namun memiliki nama yang sama, dalam hal ini saling
mempertahankan tradisi proses teknologinya dan selera masing-masing. Motif
batik pada tiap-tiap daerah itu sampai saat ini masih terlihat jelas unsur-unsur
yang mempengaruhi pertumbuhannya baik dari pewarnaan, corak susunan,
penempatan hiasan, dan isian pada motif dilukiskan.
Motif batik yang tercatat dalam pembendaharaan budaya oleh pemerintah
sangatlah banyak dan beragam, mulai dari kombinasi gambar, bentuk, bangun,
warna, garis, sampai corak corak yang dianggap mewakili budaya masing
masing daerah. Batik selain menjadi budaya juga merupakan identitas yang
menerangkan keagungan luhur masyarakatnya, dalam motif, warna dan nilai
estetikanya sangat erat dengan keadaan masyarakat serta budaya yang dianut oleh
masyarakat, namun dewasa ini masyarakat mulai meninggalkan dan mengacuhkan
aspek filosofis dari motif, warna, corak dan nilai estetika dari batik, masyarakat
lebih cenderung memaknai batik hanya sebagai warisan budaya yang perlu
dilestarikan tanpa mengerti arti filosofis batik yang sesungguhnya.
Dengan motif yang khas di masing-masing daerah tersebut, batik dapat
hidup berkembang dan tumbuh sebagai kegiatan yang bersifat naluri, misalnya di
daerah Wiradesa, Kabupaten Pekalongan. Membicarakan batik Pekalongan di
Kecamatan Wiradesa tidak terlepas dari unsur-unsur keindahan yang melekat pada
batik tersebut terutama pada motif batik khas Pekalongan yang digemari oleh
konsumen dalam maupun luar daerah Pekalongan, serta bentuk proporsi dan
komposisi yang diekspresikan dalam bentuk motif yang terlihat melebar dan
dinamis, warnanyapun mencirikhaskan batik khas pesisiran dengan menampilkan
warna-warna yang lebih cerah. Berdasarkan analisis situasi atau penjelasan data
tersebut, maka dipandang perlu adanya kajian lebih mendalam tentang bentuk
motif, warna, dan nilai estetik batik Pekalongan khususnya pada Wiradesa,
Pekalongan.

C. PERUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang di atas, permasalahan yang akan dikaji dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana masyarakat memandang motif, warna dan nilai estetika batik
sebagai identitas budaya masyarakat kabupaten Pekalongan?
2. Mengapa masyarakat tidak mengetahui tentang filosofis dari motif, warna
dan nilai estetika batik Pekalongan sebagai identitas budaya masyarakat
kabupaten Pekalongan?
3. Bagaimana solusi terkait ketidak tahuan masyarakat terhadap makna
filosofis dari motif, warna dan nilai estetika batik Pekalongan sebagai
identitas budaya masyarakat kabupaten Pekalongan?
D. TUJUAN PROGRAM
Berdasarkan permasalahan di atas, tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui pandangan masyarakat pada nilai filosofis dari motid, warna
dan estetika batik Pekalongan sebagai identitas budaya masyarakat
kabupaten Pekalongan.
2. Mengetahui faktor yang menyebabkan terjadinya ketidaktahuan
masyarakat terkait dengan filosofi dari motif, warna dan nilai estetika batik
Pekalongan.
3. Mengetahui solusi yang dapat diterapkan agar masyarakat mengetahui
nilai filosofis batik Pekalongan sebagai identitas budaya masyarakat
kabupaten Pekalongan.
E. LUARAN YANG DIHARAPKAN
Berdasarkan tujuan penelitian tersebut di atas, luaran yang diharapkan
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Menghasilkan sebuah Artikel jurnal mengenai nilai filosofis Motif, Warna,
dan nilai estetika batik Pekalongan sebagai identitas budaya masyarakat
kabupaten Pekalongan. Dari jurnal ini maka akan dipublikasikan sebagai
pengenalan budaya secara massive dan bernilai filosofis yang tinggi.
2. Memberikan solusi kepada pemerintah dalam menerapkan kebijakan
pariwisata, budaya dan pendidikan untuk dapat memasukan nilai nilai
filosofis sebagai karakter luhur sebuah budaya masyarakat yang
terkandung dalam Batik Pekalongan.
3. Eksplorasi budaya daerah secara massive dan terstruktur dengan
memandang aspek filosofi sebagai tumpuan awal yang dapat
meningkatkan budaya dan kesadaran masyarakat terhadap Batik
Pekalongan.

F. KEGUNAAN PROGRAM
Adapun kontribusi dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Secara normatif, penelitian ini dapat berkontribusi sebagai sarana
pengembangan dalam membuat kebijakan terutama dalam bidang budaya,
yang terkait dengan bentuk, realita, dan faktor-faktor yang mempengaruhi
implementasinya serta kepentingan-kepentingan di dalamnya.
2. Secara teoritis, penelitian ini dapat memberikan gambaran tentang
perkembangan pelaksanaan sosialisasi budaya yang luhur yang
dikemudian hari akan menjadi bahan referensi yang berguna baik dalam
bahan ajar perkuliahan.
3. Secara praktis, penelitian ini dapat memberikan:
(1) Bagi Masyarakat,
Sumbangan pengetahuan kepada masyarakat untuk mengenal
budayanya sendiri dalam balutan Batik Pekalongan pada aspek
filosofis dari motif, warna dan nilai estetika.
(2) Bagi pemerintah,
Dapat digunakan sebagai referensi guna evaluasi mengenai
kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah sebagai sarana dalam
perumusan kebijakan selanjutnya dalam mempopulerkan budaya
lokal sebagai langkah awal peningkatan pariwisata.
(3) Bagi mahasiswa,
Dapat dijadikan bahan referensi mahasiswa lainnya untuk
memahami aspek filosofi dari motif, warna dan nilai estetika Batik
Pekalongan dan mengimplementasikannya sebagai nilai luhur
masyarakat.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Batik merupakan kain atau busana yang dibuat dengan menggunakan
canting sebagai alat mengambar dan malam sebagai zat perintang, termasuk
penggunaan motif-motif tertentu yang memiliki kekhasan (Prasetyo, 2010: 1).
Seiring dengan pendapat tersebut Hamzuri menyatakan(1998: 70), batik sebagai
lukisan atau gambar pada mori yang dibuat dengan alat bernama canting. Orang
melukis atau menggambar atau menulis pada mori memakai canting disebut
membatik (bahasa Jawa : ambathik). Dari berbagai pendapat di atas maka dapat
disimpulkan batik adalah teknik menghias permukaan kain atau bahan lain
dengan menggunakan perintang berupa lilin atau malam. Alat yang digunakan
untuk menorehkan malam yaitu canting dan kuas serta penggunaan pewarnaan
dengan teknik celup rintang. Proses pencelupan dilakukan berulang-ulang untuk
menentukan atau membuat beberapa warna. Hasil dari membatik tersebut berupa
selembarkain yang mempunyai ragam hias yang memiliki corak dan warna
khusus yang dimiliki oleh batik itu
sendiri.
Unsur-unsur dalam batik merupakan struktur atau prinsip dasar
penyusunan batik. Struktur batik terdiri dari unsurpola atau motif batik yang
disusun berdasarkan pola atau struktur yang sudah baku (Wulandari, 2011: 105).
Susunan tersebut meliputi motif utama, motif pengisi, dan isian. Istilah estetik
adalah hal-hal yang dapat diserap dengan panca indra (Gie, 1975: 15). Estetika
sendiri baru muncul tahun 1750 oleh seorang filsuf minor bernama Baumgarten
(1714-1762) istilah ini diambil dari bahasa Yunani kuno aistheton yang berarti
kemampuan melihat lewat penginderaan (Sumardjo, 2000: 24). Djelantik (1999:
17), menyatakan bahwa unsur benda atau peristiwa kesenian mengandung tiga
aspek yang mendasar, yaitu: (1) wujud atau rupa, (2) bobot atau isi, (3)
penampilan atau penyajian Menurut Kuswadi (1981) , Secara etimologis batik
mempunyai pengertian akhiran tik dalam kata batik berasal dari kata menitik
atau menetes. Dalam bahasa kuno disebut serat, dan dalam bahasa ngoko disebut
tulis atau menulis dengan lilin. mbatik berasal dari kata tik yag
berarti kecil. Dengan demikian dapat dikatakan mbatik adalah menulis
atau menggambar serba rumit (kecil-kecil).
Arti batik dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia ialah kain dan
sebagainya yang bergambar (bercorak beragi) yang pembuatannya dengan
cara titik (mula-mula ditulisi atau ditera dengan lilin lalu diwarnakan dengan
tarum dan soga) (WJS Poerwadarminta,1976:96). Pendapat senada dikemukakan
Murtihadi dan Mukminatun (1997:3) yang menyatakan batik adalah cara
pembuatan bahan sandang berupa tekstil yang bercorak pewarnaan dengan
menggunakan lilin sebagai penutup untuk mengamankan warna dari perembesan
warna yang lain di dalam pencelupan.
4

Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat dikemukakan bahwa batik


adalah bahan tekstil hasil pewarnaan menurut corak khas motif batik, secara
pencelupan rintang dengan menggunakan lilin batik sebagai bahan perintang.
Yang dimaksud dengan teknik membuat batik adalah proses proses pekerjaan dari
tahap persiapan kain sampai menjadi kain batik. Pekerjaan persiapan meliputi
segala pekerjaan pada kain mori hingga siap dibuat batik seperti
nggirah/ngetel (mencuci), nganji(menganji), ngemplong(seterika, kalendering.
Sedangkan proses membuat batik meliputi pekerjaan pembuatan batik yang
sebenarnya terdiri dari pelekatan lilin batik pada kain untuk membuat motif,
pewarnaan batik (celup, colet, lukis/painting, printing), yang terakhir
adalah penghilangan lilin dari kain . (Sewan Soesanto, 1974).
Djoemena (1990) yang menyatakan bahwa batik merupakan kegiatan
melukis, alat yang digunakan untuk melukis adalah canting. Hasil lukisan ini
kemudian disebut dengan nama ragam hias, umumnya sangat dipengaruhi oleh
letak geografis daerah pembuat batik yang bersangkutan, adat istiadat yang ada di
daerah yang bersangkutan, keadaan alam sekitarnya termasuk flora dan fauna, dan
adanya kontak atau hubungan antar daerah pembatikan Setiap daerah pembatikan
di Indonesia mempunyai motif dan tata warna yang berbeda-beda. Menurut
Djoemena (1990: 10), para pencipta motif batik pada zaman dahulu tidak
sekedar mencipta sesuatu yang indah dipandang mata saja, tetapi mereka juga
member makna atau arti yang erat hubungannya dengan filsafat hidup yang
mereka hayati. Mereka menciptakan sesuatu ragam hias dengan pesan dan
harapan yang tulus dan luhur semoga akan membawa kebaikan serta
kebahagiaan bagi si pemakai.
Ragam hias dalam seni rupa lebih sering dikenal dengan istilah ornamen.
Kata ornamen berasal dari bahasa Latin ornare yang berarti hiasan atau
menghiasi. Menurut Gustami (dalam Sunaryo, 2009: 3) ornamen adalah
produk seni yang ditambahkan atau sengaja dibuat untuk tujuan sebagai hiasan.
Penambahan ornamen pada sebuah produk pada umumnya diharapkan membuat
penampilan produk tersebut menarik, dalam arti estetis, dan menjadi lebih
bernilai. Secara umum ragam hias yang ada di Indonesia sangat banyak
jumlahnya. Menurut Toekio (2000:10) jenis-jenis ragam hias yang ada di
Indonesia dapat dikelompokkan menjadi beberapa bagian, yaitu: (a) ragam hais
geometris; (b) ragam hias tumbuh-tumbuhan; (c) ragam hias mahluk hidup; (d)
ragam hias dekoratif

BAB III
METODE PENELITIAN
Untuk memperoleh data dan informasi yang akurat tentang permasalahan
yang dibahas sehingga hasilnya memuaskan dan dapat dipertanggungjawabkan
kepada semua pihak perlu diadakan kajian-kajian dan penelitian serta pengamatan
terhadap objek penelitian. Oleh karena itu diperlukan metode-metode yang tepat
dan sesuai dengan apa yang dilakukan dalam memperoleh data-data baik secara
kualitas maupun kuantitas. Metode disini diartikan sebagai suatu cara atau teknis
yang dilakukan dalam proses penelitian. Sedangkan penelitian itu sendiri diartikan
sebagai sebagai upaya dalam bidang Ilmu Pengetahuan yang
dalam penelitian ini, maka teknik-teknik pengumpulan datayang
digunakan dijalankan untuk memperoleh fakta-fakta dan prinsip-prinsip dengan
sabar, hati-hati dan sistematis untuk mewujudkan kebenaran (Mardalis, 2004 :
24).
A. DASAR PENELITIAN
Penelitian ini penelitian deskriptif kualitatif yaitu metode penelitian yang
digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alami dengan pendekatan
kualitatif untuk menghasilkan data deskriptif tentang uraian obyek berupa batik
Pekalongan yang diteliti sebagai sesuatu yang mengandung makna keindahaan
melalui pengamatan secara langsung. Penelitian kualitatif yaitu mempunyai tujuan
untuk memberikan gambarkan secepat mungkin tentang suatu individu, keadaan,
gejala, atau kelompok tertentu dan untuk mendeskripsikan data secara sistematis
terhadap fenomena yang dikaji berdasarkan data yang diperoleh untuk mencapai
tujuan penelitian secara kualitatif.
Sesuai dengan bentuk penelitian kualitatif dan sumber data yang
digunakan untuk dapat menjawab dan menjelaskan pokok permasalahan dalam
penelitian ini adalah metode observasi, wawancara, dan dokumentasi. Dalam
penelitian ini teknik pemeriksaan keabsahan data menggunakan teknik triangulasi
data, karena data yang diperolehbersifat kualitatif dan memerlukan penjelasan
secara deskriptif. Trianggulasi data, yaitu teknik yang digunakan seorang peneliti
guna menyilangkan informasi yang diperoleh dari sumber, sehingga data yang
benar-benar absah dan digunakan fakta yang di proses lebih lanjut (Ruslan, 2004:
16).

B. SUMBER DATA
Sumber data penelitian dibagi 2 (dua) macam, sumber data primer dan
sumber data sekunder, hal ini untuk kembali mencocokan data agar valid dan
teruji keabsahannya.

a. Sumber data Primer didapatkan dari hasil pengumpulan data melalui


wawancara, observasi dan dokumentasi yang akan dilakukan di 3
sentral industry batik Kabupaten Pekalongan, serta pada Koperasi
Pengrajin Batik (KPB) dan para pengamat serta penggiat budaya.
b. Sumber data sekunder didapatkan dari artikel, jurnal maupun karya
ilmiah yang sudah ada dan di publikasikan sebagai referensi yang
keabsahan dan kevalidannya telah teruji.
C. PENGUMPULAN DATA
Pengumpulan data merupakan suatu proses dimana peneliti mencari data
yang dibutuhkan guna menunjang penelitian yang tengah dikerjakan. Kegiatan
pengumpulan data ini penting sekali karena kegiatan ini mencari data dari
berbagai sumber yang dianggap berkompeten untuk menunjang hasil penelitian
yang dikehendaki dan menghasilkan data yang valid dan dapat dipertanggung
jawabkan kebenarannya.
Untuk itu maka diperlukan penyu hklksunan instrumen pengumpulan data
dan penanganan yang serius agar diperoleh hasil yang sesuai dengan kegunaannya
yaitu pengumpulan variabel yang tepat.
Berdasarkan pendekatan yang
dipergunakan dalam memperoleh data, maka teknik pengumpulan data yang
dipergunakan adalah :
(1) Studi Dokumentasi
Studi dokumentasi adalah teknik pengumpulan data yang tidak
langsung ditujukan kepada subjek penelitian. Dokumentasi bisa
berupa buku harian, surat kabar,transkip, tesis, desertasi, majalah,
laporan, catatan kasus (case records), dan dokumen lainnya.
(2) Observasi
Memberikan data khususnya data kualitatif. Pengamatan tersebut
disesuaikan dengan tema yang Dalam penelitisn ini, penulis
berusaha mengamati objek-objek yang dapat dimbil sehingga data
yang diperoleh merupakan data yang valid dan dapat
dipertanggungjawabkan kebenarannya.
(3) Wawancara atau Interview
Wawancara dalam penelitian bertujuan untuk mengumpulkan
keterangan tentang kehidupan manusia serta pendapat-pendapat
mereka. Dalam penerapan, wawancara dijadikan sebagai sarana
pelengkap yaitu sebagai alat informasi dalam melengkapi data dan
sebagai sarana penguji yaitu digunakan untuk menguji kebenaran
atau ketepatan data yang diperoleh.

D. VALIDITAS DATA
Validasi data kekerasan dimaksudkan agar setiap data yang dikumpulkan
adalah data yang shahih, kuat dan akurat, bukannya estimasi atau perkiraan.
E. PENYAJIAN DATA
Data-data yang telah terkumpul, baik data kualitatif maupun kuantitatif
diklasifikasikan sesuai dengan jenis-jenis datanya. Setelah itu hasil penelitian
disusun secara sistematis dan runtut dengan menggunakan metode induktif, yaitu
dengan berdasarkan pada kajian-kajian pesoalan yang bersifat khusus untuk
mengambil dasar-dasar pengetahuan yang bersifat umum. Kesimpulan akan
ditarik sebagai jawaban atas permasalahan yang ada.
(1) Tempat penelitian
Semua data yang diperlukan dalam penelitian ini diperoleh dari beberapa
tempat narasumber yang berkaitan dengan masalah ini yaitu :
a.
b.
c.
d.
e.
f.

Sentra Industrik Batik Pekalonganan


Koperasi Pengrajin Batik Pekalonganan
Pasar Batik Pekalonganan
Pemerhati budaya Pekalongan
Dinas pariwisata dan kebudayaan Kabupaten Pekalongan
Masyarakat Kabupaten Pekalongan

BAB IV
BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN
A. JADWAL KEGIATA
No
1
1)
2)
3)
4)
2
1)
2)
3)
4)
5)
6)
7)
8)
9)
3
1)
2)
3)
4)
5)

Kegiatan

Bulan ke:
2
3
4

Persiapan Program Penelitian


Pengumpulan data dan informasi
awal
Perizinan kegiatan
Koordinasi tim
Menyiapkan instrumen penelitian
Pelaksanaan Program Penelitian
Penyusunan instrument penelitian
Survei sasaran dan sumber data
Penyebaran angket
Koordinasi Tim (Lanjutan)
Survei sasaran dan sumber data II
Wawancara terhadap narasumber
Penarikan angket
Wawancara dan uji keabsahan data
Evaluasi Akhir
Bimbingan program
Pasca Pelaksanaan Program
Monitoring Evaluasi (MONEV)
Internal
Monitoring Evaluasi (MONEV)
DIKTI
Analisis keberlanjutan kegiatan
penelitian
Publikasi Penelitian
Laporan Akhir

B. RANCANGAN BIAYA PENELITIAN


No

Jenis

Peralatan penunjang
Sewa Handycam
Sewa Kamera
Recorder
Angket

a.
b.
c.
d.

Kuantitas

Biaya (Rp) / Jumlah (Rp)


Kuantitas

2 Kali
Rp. 250.000
2 Kali
Rp. 250.000
1 Buah
Rp. 300.000
250 Angket Rp. 10.000
Toal Biaya Peralatan Penunjang

Bahan habis pakai


a. Konsumsi
6 Kali
Rp. 112.000
b. Pembuatan
Booklet 30
Rp. 70.000
publikasi
Ekslemplar
Total Biaya Habis Pakai
3
Perjalanan
a. Transportasi
untuk 6 Kali
Rp. 150.000
pengumpulan data awal ke 6
lokasi penelitian
b. Transportasi masa penelitian 6 Kali
Rp. 150.000
ke 6 lokasi penelitian
Total Biaya Perjalanan
4
Lain Lain
a. Administrasi pengumpulan 5 Kali
Rp. 20.000
data awal
b. Proposal Pengabdian
5 Bundel
Rp. 10.000
c. Perizinan kegiatan dan 16 Kali
Rp. 10.000
birokrasi
d. Publikasi kegiatan
e. Dokumentasi kegiatan
f. Pembuatan Laporan Akhir 5 Bundel
Rp. 10.000
dan review kegiatan
g. Pembuatan Video
2 Video
Rp. 100.000
h. Publikasi Website
1 1d 1 Website
Rp. 100.000
Total Biaya Lain - Lain
JUMLAH TOTAL

Rp. 500.000
Rp. 500.000
Rp. 300.000
Rp. 2.500.000
Rp. 3.800.000

Rp. 672.000
Rp. 2.100.000
Rp. 2.772.000
Rp. 900.000

Rp. 900.000
Rp. 1.800.000
Rp. 100.000
Rp. 50.000
Rp. 160.000
Rp. 500.000
Rp. 100.000
Rp. 50.000
Rp. 200.000
Rp. 100.000
Rp. 1.260.000
Rp. 9.632.000

10

DAFTAR PUSTAKA
Djelantik. 1999.

Sebuah

Pengantar Estetika.

Masyarakat Seni Pertunjukan

Indonesia. Bandung.
Doellah Santosa. 2002.

Batik Pengaruh Zaman dan Lingkungan. Bandung:

Penerbit ITB.
Hamzuri. 1998. Batik Klasik. Jakarta: Djambatan.
Kuswadji.1981. Mengenal Seni Batik di Yogyakarta. Yogyakarta : Proyek
Pengembangan Permuseuman Yogyakarta
Moleong, Leksy. 2002.

Metodologi penelitian kualitatif. Jakarta: PT Remaja

RosdaKarya.
Murtihadi dkk. 1979. Pengembangan Teknologi Batik Menurut SMIK.
Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Nian S. Djoemena.1990. Ungkapan Sehelai Batik. Jakarta: Djambatan
Prasetyo Anindito. 2010.

Batik Karya Agung Warisan Budaya Dunia.

Yogyakarta: Pura Pustaka.


Poerwodarminto. 1989. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka
Riyanto, BA. dkk. 1997. Katalog Batik. Balai Penelitian Pengembangan Industri
Kerajinan dan Batik. Yogyakarta.
Ruslan, Rosady. 2004.

Metode Penelitian Public Relations dan Komunikasi.

Jakarta: Raja Grafindo Persada.


Sachari, Agus. 2002. Estetika Makna, Symbol dan Daya. Bandung: Penerbit ITB.
__________ 1998. Kamus Desain. Bandung: Penerbit ITB.
Sayuti, Suminto A. 2007. Metode Penelitian Kualitatif dan Content Analysis di
Bidang Budaya. Yogyakarta: UNY.
Sewan Soesanto. 1980. Seni Kerajinan Batik Indonesia. Yogyakarta : BBKB :
Dept Perindustrian RI.
----------------- .2002. Katalog Beberapa Desain Motif Etnik Indonesia.
Yogyakarta:

Balai

Besar Penelitian dan Pengembangan Industri

Kerajinan dan Batik


Sugiyono, DR. 2005. Metode Penelitian Administrasi. Bandung: CV. Alfabeta

vi

vii

viii

ix

Lampiran Justifikasi Anggaran Program

No

Jenis

Peralatan penunjang
Sewa Handycam
Sewa Kamera
Recorder
Angket

e.
f.
g.
h.

Kuantitas

Biaya (Rp) / Jumlah (Rp)


Kuantitas

2 Kali
Rp. 250.000
2 Kali
Rp. 250.000
1 Buah
Rp. 300.000
250 Angket Rp. 10.000
Toal Biaya Peralatan Penunjang

Bahan habis pakai


c. Konsumsi
6 Kali
Rp. 112.000
d. Pembuatan
Booklet 30
Rp. 70.000
publikasi
Ekslemplar
Total Biaya Habis Pakai
3
Perjalanan
c. Transportasi
untuk 6 Kali
Rp. 150.000
pengumpulan data awal ke 6
lokasi penelitian
d. Transportasi masa penelitian 6 Kali
Rp. 150.000
ke 6 lokasi penelitian
Total Biaya Perjalanan
4
Lain Lain
i. Administrasi pengumpulan 5 Kali
Rp. 20.000
data awal
j. Proposal Pengabdian
5 Bundel
Rp. 10.000
k. Perizinan kegiatan dan 16 Kali
Rp. 10.000
birokrasi
l. Publikasi kegiatan
m. Dokumentasi kegiatan
n. Pembuatan Laporan Akhir 5 Bundel
Rp. 10.000
dan review kegiatan
o. Pembuatan Video
2 Video
Rp. 100.000
p. Publikasi Website
1 1d 1 Website
Rp. 100.000
Total Biaya Lain - Lain
JUMLAH TOTAL

Rp. 500.000
Rp. 500.000
Rp. 300.000
Rp. 2.500.000
Rp. 3.800.000

Rp. 672.000
Rp. 2.100.000
Rp. 2.772.000
Rp. 900.000

Rp. 900.000
Rp. 1.800.000
Rp. 100.000
Rp. 50.000
Rp. 160.000
Rp. 500.000
Rp. 100.000
Rp. 50.000
Rp. 200.000
Rp. 100.000
Rp. 1.260.000
Rp. 9.632.000

xi

Lampiran : Susunan Organisasi TIM kegiatan dan Pembagian Tugas


No

Nama / NIM

Program
Studi
Akuntansi

Mustangin

Rini Handayani

Pendidikan
Ekonomi

Fitri Febriyanti

Niken Larasati

Pendidikan
Bahasa
Jawa
Pendidikan
Bahasa
Jawa

Bidang Ilmu
Kajian
Filosofis
Batik
Pendidikan
Akuntansi
Kajian
Budaya
Sastra Jawa

Alokasi
Uraian Tugas
Waktu
18 Jam / Ketua
Tim,
Minggu
Managerial dan
Penelitian
16 Jam / Anggota
Tim,
Minggu
Administrasi dan
Artikel
16 Jam / Anggota
Tim,
Minggu
Tinjauan Budaya
dan Publikasi
16 Jam / Anggota Tim,
Minggu

xii

xiii

Anda mungkin juga menyukai