Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH TATA KELOLA PEMERINTAHAN YANG BAIK

DISUSUN OLEH :

FERDYANSYAH (163610209)

PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS ISLAM RIAU

2017
i

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya sehingga
makalah ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa saya juga mengucapkan banyak
terima kasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan
sumbangan baik materi maupun pemikirannya.

Dan harapan saya semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, untuk kedepannya dapat memperbaiki bentuk
maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman saya, saya yakin masih


banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu saya sangat mengharapkan
kritik dan saran yang membangun dari pembaca.

Pekanbaru, 24 september 2017

Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .......................................................................................... i
DAFTAR ISI ........................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1


1. Latar Belakan ............................................................................................. 1
2. Rumusan masalah ................................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN ...................................................................................... 3

1. Pengertian good govemence ................................................................................. 3


2. Prinsip pokok good & clean govemence............................................................... 4
3. Good and clean govemence and control social ..................................................... 5
4. Good and clean govemence dan gerakan Anti korupsi ......................................... 6
5. Good and clean govemence dan kinerja birokrasi pelayanan public .................... 6
6. Good and clean govemence dalam islam .............................................................. 7

BAB III PENUTUP .............................................................................................. 8

1. Kesimpulan ........................................................................................................... 8
2. Saran ..................................................................................................................... 9

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 10


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Penulis ingin katakan ketika berbicara Good governance maka sering di gunakan sebagai
standar sistem good local governance di katakan baik dalam menjalankan sistem
disentaralisasi dan sebagai parameter yang lain untuk mengamati praktek demokrasi dalam
suatu negara.Parapemegang jabatan publik harus dapat mempertangung jawabkan kepada
publik apa yang mereka lakukan baik secara pribadi maupun secara publik. Seorang presiden
Gebernur, Bupati, Wali Kota, anggota DPR dan MPR dan pejabat politik lainnya harus
menjelaskan kepada publik mengapa memilih kebijaksanaan X, bukan kebijaksanaan Y,
mengapa memilih menaikkan pajak ketimbang melakukan efesiensi dalam pemerintahan dan
melakukan pemberantasan korupsi sekali lagi apa yang di lakukan oleh pejabat publik harus
terbuka dan tidak ada yang di tutup untuk di pertanyakan oleh public.
Tidak hanya itu apa yang di lakukan oleh keluarganya, sanak saudara dan bahkan teman
dekatnya sendiri sering di kaitkan dan di letakkan pada posisi pejabat publik, mengapa
demikian? Alasan sebenarnya sederhana saja, karena pejabat tersebut mendapat amanah dari
masyarakat maka dia harus dapat menegang amanah tersebut. Konsep Good governance
pertama kali di perkenalkan oleh UNDP, sebab munculnya konsep ini di sebabkan oleh tidak
terjadinya akuntabilitas, tranparansi. Artinya banyak negara dunia ketiga ketika di beri
bantuan dana tersebut banyak yang tidak tepat sasaran, sehinga negara maju engan
memberikan bantuan terhadap negara dunia ketiga adalah karena belum terciptanya sistem
birokrasi yang efektif, efesien dan tidak adanya tranparansi, akuntabilitas bantuan dana dari
negara maju. Konsekuensinya banyak terjadi korupsi yang di lakukan oleh dunia ketiga
ketika bantuan di turunkan oleh negara maju.

Pada akhir dasa-warsa yang lalu, konsep good governance ini lebih dekat di pergunakan
dalam reformasi publik. Di dalam disiplin atau profesi manajemen publik konsep ini di
pandang sebagai suatu aspek dalam paradigma baru ilmu administrasi publik. Paradigma baru
ini menekankan pada peran manajer publik agar memberikan pelayanan yang berkualitas
kepada masyarakat, mendorong dan meningkatkan otonomi manajerial terutama sekali

1
mengurangi campur tangan kontrol yang di lakukan oleh pemerintah pusat, Tanparansi,
akuntabilitas publik dan di ciptakan pengelolahan manajerial yang bersih dan bebas dari
korupsi. Tata kepermerintahan yang baik )good Governance) merupakan suatu konsep yang
akhir-akhir ini di pergunakan secara regule di dalam ilmu politik dan administarsi publik
(administarasi negara). Konsep ini lahir sejalan dengan konsep-konsep dan terminologi
demokrasi, masyarakat sipil, partisipasi rakyat, hak asasi manusia dan pembangunan
masyarakat secara berkelanjutan. Berkembanglah kemudian sebuah konsep tata pemerintahan
yang diharapkan dapat menjadi solusi untuk berbagai permasalahan tersebut.

Konsep itu yaitu Good governance. Governance berbeda dengan government yang artinya
pemerintahan. Karena government hanyalah satu bagian dari governance. Bila pemerintahan
adalah sebuah infrastruktur, maka governance juga bicara tentang suprastrukturnya. Banyak
sekali definisi tentang good governance. Kita ambil satu saja untuk sebagai bahan analisa.
Bank Dunia dalam laporannya tentang governance and development tahun 1992 mengartikan
good governance sebagai pelayanan publik yang efisien, sistem pengadilan yang dapat
diandalkan, pemerintahan yang bertanggungjawab pada publiknya (Bintan R. Saragih).
Bergulirnya reformasi membawa angin segar bagi proses demokratisasi di Indonesia. Sebuah
rezim yang amat kuat, solid sekaligus juga korup dan sentralistis terpaksa menyudahi
perannya sebagai penguasa negeri ini. Berarti terbuka sebuah kesempatan emas untuk
memulai proses perbaikan di berbagai bidang. Sebagai catatan saja kondisi kita waktu itu
adalah kondisi yang amat terpuruk. Tak hanya di bidang ekonomi saja, tapi juga di bidang
hukum, birokrasi dan juga moralitas.

1.2 Perumusan Masalah

1. Apa yang di maksud dengan good govemence dan clean good govemence ?
2. Bagaimana prinsip dari good govemence dan clean govemence ?
3. Bagaimana pelaksanaan prinsip good govemence dan clean govamence dalam sistem
pemerintahan negara ?
4.sebutkan hambatan hambantan dalam melaksanakan prinsip good govamence dan clean
govamence dalam system pemerintahan negri ?

2
BAB II

PEMBAHASAN

TATA KELOLA PEMERINTAHAN YANG BAIK DAN BERSIH (GOOD & CLEAN
GOVAMENCE)

A. Pengertian Good and clean Governance

Good and clean governance memiliki pengertian segala hal yang berkaitan dengan tindakan
atau tingkah laku yang bersifat mengarahkan, mengendalikan, atau memengaruhiurusan
public untuk mewujudkan nilai-nilai tersebut dalam khidupan sehari-hari.Di Indonesia, good
governance dapat diartikan sebagai pemerintahan yang baik,bersih, dan berwibawa.
Maksudnya baik yaitu pemerintahan negara yang berkaitan dengansumber social, budaya,
politik, serta ekonomi diatur sesuai dengan kekuasaan yangdilaksanakan masyarakat.
sedangkan pemerintahan yang bersih adalah pemerintahan yangefektif, efesien, transparan,
jujur, dan bertnggung jawab.Good and clean governance dapat terwujud secara maksimal
apabila unsur negara danmasyarakat madani (yang di dalamnya terdapat sector swasta) saling
terkait. Syarat atau ketentuan agar pemerintahan bisa berjalan dengan baik yaitu : bisa
bergerak secara sinergis,tidak saling berbenturan atau berlawanan dan mendapat dukungan
dari rakyat,pembangunan dilaksanakan secara efektif dan efisien dalam hal biaya dan waktu.

UUD 1945, Yang mengandung tata cara dasar yang mengatur kehidupan kebangsaan dan
kenegaraan, memberi kesempatan yang paling besar bagi kelancaran dan kelangsungan
pembangunan bangsa Indonesia. Penghormatan dan pengamalan UUD sesungguhnya
merupakan syarat mutlak bagi kekukuhan suatu bangsa.

3
B. prinsip-prinsip pokok good & clean govamence

Dalam dalam good and clean govamence, terdapat asas-asas yang perlu diperhatikan, yaitu :

1. Partisipasi

Asas Partisipasi adalah bentuk keikutsertaan warga masyarakat dalam pengambilan


keputusan, baik secara langsung maupun lewat lembaga perwakilan sah yang mewakili
aspirasi mereka bentuk partisipasi menyeluruh ini di bangun berdasarakan prinsip demokrasi
kebebasan berkumpul dan mengungkapkan pendapat secara konstruktif

2. Penegakan hokum

Asas ini merupakan keharusan pengelolaan pemerintah secara professional yang di


dukung oleh penegakan hokum yang berwibawa realisasi wujud pemerintah yang baik dan
bersih harus juga diimbangi dengan komitmen pemerintah untuk menegakkan hokum yang
mengandung unsure-unsur berikut :

Supremasi Hukum : setiap tindakan unsure-unsur kekuasaan Negara, dan peluang partisipasi
masyarakat dalam kehidupan berbangsa dan bernegara didasarkan pada hokum dan aturan
yang jelas dan tegas dijamin pelaksanaannya secara benar serta indenpenden.

Kepastian hukum : setiap kehidupan berbangsa dan bernegara diatur oleh hukum yang jelas
dan pasti tidak duplikatif, dan tidak bertentangan satu sama lainny.

Hukum yang responsive :aturan hukum diatur berdasarkan aspirasi masyarakat luas dan
mampu menyediakan berbagai kebutuhan public secara adil.

Penegakan hukum yang konsisten dan non-diskriminatif

Indenpenden peradilan : yakni peradilan yang indenpenden, bebas dari pengaruh kekuasaan
atau kekuatan lainnya

3. Transparansi

Asas ini merupakan unsure lain yang menopang terwujudnya good and clean govamence
menurut para ahli, jika tidak ada prinsip ini, isa menimbulkan tindakan korupsi. Ada 8 unsur
yang harus diterapkan transparansi yaitu : penetapan posisi/jabatan/kedudukan, kekayaan
pejabat public, pemberian penghergaan, penetapan kebijakan, kesehatan, moralitas pejabat
dan aparatur pelayanan masyaratakat, keamanan dan ketertiban, serta kebijakan strategis
untuk pencerahan kehidupan masyarakat.

4
4. Responsif

Asas rensponsif adalam dalam pelaksanaanya pemerintah harus tanggap terhadap


persoalan-persoalan masyarakat, harus memahami kebutuhan masyarakat, harus proaktif
mempelajari dan menganalisa kebutuhan masyarakat.

5. Konsensus

Asas konsensus adalah bahwa keputusan apapun harus dilakukan melalui proses
musyawarah melalui consensus, cara pengambilan keputusan consensus memiliki kekuatan
memaksa terhadap semua yang terlibat untuk melaksanakan keputusan tersebut dan
memutuskan semua atau sebagian pihak, serta mengikat sebagian bersar kompnen yang
bermusyawarah

6. Kesetaraan

Asas kesetaraan adalah kesamaan dalam perlakuan dan pelayanan public. Asas ini
mengharuskan setiap pelaksanaan pemerintah bersikap dan berperilaku adil dalam hal
pelayanan public tanpa membedakan suku, jenis, keyakinan, jenis kelamin, dan kelas social.

7. Efektifitas dan Efisien

Pemerintahan yang baik dan bersih harus memenuhi criteria efektif (berdaya guna)
dan efesien (berhasil guna) Efektif dapat di ukur dari sberapa besar produk yang dapat
menjangkau kepentingan masyarakat dari berbagai kelompok, efesiensi umumnya diukur
dengan rasionalitas biaya pembangunan untuk memenuhi kebutuhan semua masyarakat.

8. Akuntabilitas

Asas akuntabilitas adalah pertanggung jawaban pejabat public terhadap masyarakat


yang memberinya wewenang untuk mengurusi kepentingan mereka, setiap pejabat public
dituntut untuk mempertanggung jawabkan semua kebijakan, perbuatan, moral, maupun
netralitas sikapnya terhadap masyarakat.

9. Visi strategis

Visi strategis adalah pandangan-pandangan strategis untuk menghadapi masa yang


akan dating kualifikasin ini menjadi penting dalam rangka relisasi good and clean govamence
dengan kata lain kebijakan apapun yang akan di ambil saat ini harus diperhitungkan
akibatnya untuk sepuluh atau duapuluh tahun ke depan

C. Good and clean govemence dan control social

Untuk mewujudkan pemerintahan yang baik dan bersih berdasarkan prinsip-prinsip


pokok good and clean govemence setidaknya dapat di lalukan melalui prioritas program

(a) penguatan fungsi dan peran lembaga perwakilan

5
(b) kemandirian lembaga peradilan
(c) profesionalitas dan integrasi aparatur pemerintah
(d) penguatan partisipasi masyarakat madani
(e) peningkatan kesejahteraan rakyat dalam kerangka otonomi daerah dengan
pelaksanaan otonomi daerah, pencapaian tingkat kesejahteraan dapat terwujudkan
secara lebih yang dapat akhirnya akan mendorong kemandirian masyarakat

D. Good and clean govemence dan gerakan Anti korupsi

Korupsi merupakan permasalahan besar yang merusak keberhasilan pembangunan


nasional. Korupsi adalah tingkah laku individu yang menggunakan wewenang dan jabatan
guna meraih keuntungan pribadi, merugikan kepentingan umum dan negara secara spesifik.
Korupsi menyebabkan ekonomi menjadi labil, politik yang tidak sehat, dan kemerosotan
moral bangsa yang terus menerus merosot.

Jeremy Pope mengemukakan bahwa korupsi terjadi jika peluang dan keinginan berada
dalam waktu yang bersamaan. Peluang dapat dikurangi dengan cara mengadakan
perubahan secara sistematis. Sedangkan keinginan dapat dikurangi denagan cara
membalikkan siasat “laba tinggi, resiko rendah” menjadi “laba rendah, resiko tinggi”:
dengan cara menegakkan hukum dan menakuti secara efektif, dan menegakan mekanisme
akuntabilitas. Penanggulangan korupsi dapat dilakukan dengan cara berikut:

1. adanya political will dan political action dari pejabat negara dan pimpinan lembaga
pemerintahan pada setiap satuan kerja organisasi untuk melakukan langkah proaktif
pencegahan dan pemberantasan tindakan korupsi.
2. Penegakan hukum secara tegas dan berat (mis. Eksekusi mati bagi para koruptor)
3. Mendukung lembaga-lembaga yang mendukung upaya pemberantasan korupsi
4. Membangun mekanisme penyelenggaraan pemerintah yang menjamin terlaksananya
praktik good and clean govemence
5. Memberikan pendidikan anti korupsi, baik dari pendidikan formal atau informal
6. Gerakan agama anti korupsi yaitu keragakn membangun kesadaran keagamaan dan
mengembangkan spiritual anti korupsi.

E. Good and clean govemence dan kinerja birokrasi pelayanan public

Pelayanan umum atau pelayanan publik adalah pemberian jasa baik oleh pemerintah,
pihak swasta atas nama pemerintah ataupun pihak swasta kepada masyarakat, dengan atau
tanpa pembayaran guna memenuhi kebutuhan dan/ atau kepentingan masyarakat. Beberapa
alasan mengapa pelayanan publik menjadi titik strategis untuk memulai pengembangan dan
penerapan good and clean governance di Indonesia.

6
F. Good and clean govemence dalam islam

Dalam system pemerintahan islam, Imam (Khalifah) Mempunyai kawajiban


mensejahtrakan rakyatnya dengan segala cara yang di atur oleh syariat, salah satunya adalah
dengan memberikan subsidi atau pemberian yang meringankan beban hidup rakyat , subsidi
secara umum terbagi dua macam.

1. Pemberian, Yaitu harta yang di berikan oleh imam dari baitul mal kepada orang-
orang yang memiliki hak yang diberikan setiap tahunnya.
2. Rizki, Yaitu harta yang di berikan oleh imam dari baitul mal kepada orang-orang
yang memiliki hak yang diberikan setiap bulannya.

7
BAB III

PENUTUP

3.1 kesimpulan

Di dalam perjalanan otonomi daerah banyak terjadi dan penyimpangan otonomi


daerah, banyaknya terjadi korupsi, pemindahan korupsi dari pusat ke daerah (terciptanya raja-
raja kecil), birokrasi yang berbelit-belit tidak efektif dan membutuhkan waktu yang lama dan
ini terjadi hampir di nagari di Sumbar. Dalam pelaksaaan otonomi daerah pemerintahan kita
selalu berupaya untuk mewujudkan kondisi yang kondusif untuk tercapainya Good local
governance. Upaya tersebut terlihat dengan di lakukanya penyempurnaan berbagai peraturan
perundangan yang ada misalnya, UU No 17 Tahun 2003 tentang keuangan negara, UU No 1
Tahun 2004 tentang perbendaharaan negara, UU No 25 Tahun 2004 tentang sistem
perencanaan pembangunan nasional, UU No 32 Tahun 2004 tentang pemerintahan daerah
dan UU No 33 Tahun 2004 tentang perimbangan keuangan antar pemerintah pusat dan
pemerintahan daerah.

Good governance awalnya sebagai obat penawar yang di gunakan untuk menghilangkan
penyakit korupsi yang semakin mengakar ini di tawarkan barat kepada negara berkembang
yang rentan terjadi korupsi. Ibaratkan ketika badan kita panas maka yang terbayang oleh kita
adalah Bodrex untuk mendinginkan badan tanpa kita sadari padahal panas badan kita di
sebabkan kambuhnya ginjal, memang itu untuk sementara waktu Bodrex akan bekerja
mendinginkan tubuh kita tapi penyakit ginjal tidak akan pernah sembuh dengan Bodrex. Ini
terbukti ketika konsep Good Governance yang di kembangkan di Africa Selatan Gagal total,
namun yang jelas Konsep Good Governance harus di sesuaikan dengan variasi lokal dalam
nagari sehinga konsep tersebut sesuai di terapkan di nagari, Konsekuensinya nagari akan siap
dengan Good Governace karena sesuai dengan nilai-nilai lokal di mana daerah itu berada.
Pirnsip good govenance merupakan konsep-konsep yang erat kaitanya dengan pelayanan
publik. Pelayanan publik yang selama ini di rasakan masyarakat belum bisa memberikan
kemudahan dan kesejahteraan bagi masyarakat itu sendiri, banyak pelayanan publik yang di
berikan kepada masyarakat tidak efesien dan tidak efektif serta tidak akuntabilitasnya tidak
terjamin. Inti dari good governance sangat serderhana, pada hakikatnya good governance
bagaimana memberikan pelayanan kepada masyarakat dengan sebaik baiknya. Patologi dari
good governance (penyakit dari birokrasi) adalah terjadinya pelayanan berbelit belit, tentu
mnegunakan waktu yang cukup lama dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat.
Kapan pelayanan dikatakan baik apabila. Satu pelayanan yang efesian artinya, adalah
perbandingan yang terbalik antara input dan output yang di capai dengan input yang menimal
maka tingkat efesiansi menjadi lebih baik. Input pelayanan dapat berupa uang, tenaga dan
waktu dan materi yang di gunakan untuk mencapai output. Harga pelayanan publik harus
dapat terjangkau oleh kemampuan ekonomi masyarakat. Kedua; pelayanan yang non-
partisipan. Artinya adalah, sistem pelayanan yang memberlakukan penguna pelayan secara
adil tanpa membedakan dan berdasarkan status sosial ekonomi, kesekuan etnik, agama

8
kepartaian, latar belakang pengunaan pelayanan tidak boleh di jadikan pertimbangan dalam
memberikan pelayanan. penyelengaraan pemberian pelayan berdasarkan pada prinsip equal
before the law kesamaan dalam hukum dan pemerintahan. Ketiga; adalah efektif, responsif.
Artinya adalah, tidak membutuhkan waktu yang lama dan tidak berbelit belit misalnya dalam
mengurus KTP, kebanyakan kalau kita punya uang, maka mengurusnya lancar tapi kalau
tidak di kasih uang ke pada petugas yang ada di nagari maka pelayanan yang di berikan
sangat lama. Responsif artinya adalah, cepat tanggap terhadap kebutuhan masyarakat.

3.2 Saran

Mudah-mudahan kedepan pelayanan yang di berikan melaui konsep good governance


akan menjadikan kehidupan bernagari lebih mudah dalam memperoleh pelayanan dan
memberikan pelayanan yang terbaik untuk masyarakat yang ada di pemerintahan nagari serta
tidak membutuhkan biaya yang besar untuk memperoleh sebuah layanan.

Sebagai pel atau obat terhadap penyakit pelayan yang terjadi selama ini adalah konsep good
governance, dapat di terapkan kepada petugas pelayan publik yang ada di nagari . Dengan
cara memberikan pelatihan pelayanan publik kepada petugas yang ada di nagari. Sekali lagi
kita berharap pelayan publik yang efesien efektif dan akuntabilitas dapat di wujudkan
Negara.

9
DAFTAR PUSTAKA

https://waskitozx.wordpress.com/makalah/makalah-pendidikan-umum/pendidikan-
kewarga-negaraan/tata-kelola-pemerintahan-yang-baik-dan-bersih/

http://www.mongabay.co.id/tata-kelola-prinsip-tata-kelola-yang-baik/

Radjab Dasril. 2005. Hukum tata Negara Indonesia Jakarta Rineka cipta

10

Anda mungkin juga menyukai