Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

Ketenagakerjaan di Indonesia

Disusun Oleh :
1. Nurwulaningtyas Laila Andit (2016011001) Reg A
2. Laini Nabila(2016011006) Reg B
3. Valerian Calvin Havido (2016011007) Reg A
4. Syilvani Asyifa (2016011008) Reg B
5. Bagio Alief (2016011016) Reg B
6. Safromi (2016011023) Reg A
7. Aliya Rahmadewi (2016011029) Reg A
8. Annisa (2016011031) Reg A
9. Emanuel Jalu (2016011049) Reg A
10. Jelita Zuhra Izdihar (2016011068) Reg B
11. Rohmad Maulana (2016011073) Reg A

Jurusan Sosiologi
Fakultas Ilmu Sosial dan Politik
Universitas Lampung
2021
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr Wb

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat-Nya
sehingga makalah ketenagakerjaan setempat dapat selesai tepat waktu. Makalah yang berjudul
“Ketenagakerjaan di Indonesia” ini disusun untuk memenuhi tugas dari dosen mata kuliah
Demografi dan Dinamika Kependudukan.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa makalah ketenagakerjaan ini masih sangat jauh
dari sempurna, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua
pihak demi kesempurnaan makalah ini, di masa yang akan datang. Penulis menyampaikan
ucapan terima kasih kepada dosen mata kuliah Demografi dan Dinamika Kependudukan Bapak
Junaidi,S.Pd., M.Sos atas arah dari beliau penulis dapat menyelesaikan makalah ketenagakerjaan
ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Wassalamualaikum Wr Wb

Lampung , 01 Desember 2021

Penulis
Daftar Isi

Cover ............................................................................................................ i

Kata Pengantar ............................................................................................. ii

Daftar Isi........................................................................................................ iii

BAB I Pendahuluan ..................................................................................... 4

1.1 Latar Belakang ....................................................................................... 4

1.2 Rumusan Masalah .................................................................................. 5

1.3 Tujuan Penulisan .................................................................................... 5

BAB II Pembahasan ...................................................................................... 6

2.1 Penduduk ................................................................................................. 6

2.2 Tenaga Kerja dan Angkatan Kerja.......................................................... 7

2.3 Kesempatan Kerja, Angkatan Kerja dan Pasar Kerja ............................. 8

2.4 Pendekatan Angkatan Kerja dan Pemanfaatan Angkatan Kerja ............ 11

2.5 Pengangguran Dan Jenis Jenis Pengangguran ........................................ 13

2.6 Proyeksi angkatan kerja .......................................................................... 16

2.7 Analisis ketenagakerjaan di Indonesia .................................................... 17

BAB III Penutup .......................................................................................... 18

3.1 Kesimpulan ............................................................................................ 18

Daftar Pustaka ............................................................................................... 19


Bab I

Pendahuluan

1.1 Latar Belakang Masalah

Kepiawaiyan suatu negara dalam mengelola sumber daya manusia merupakan pusaka
dalam mendorong kemajuan suatu negara. Sumber daya manusia merupakan sektor vital yang
akan menjalankan dan memanfaatkan sumber daya lainnya, jika sumber daya manusia dibina dan
diarahan dengan benar maka akan membawa perubahan yang besar. Sumber Daya Manusia
adalah kemampuan terpadu dari daya pikir dan daya fisik yang dimiliki oleh suatu individu.
Pelaku dan sifatnya dilakukan oleh lingkungan dan keturunannya, sedangkan prestasi kerjanya
dimotivasi oleh keinginan agar bisa memenuhi kepuasannya. Peran negara dalam membangun
sumber daya manusia sangat diperlukan karena negara mempunyai peran dan kewajiban dalam
mencapai visi Indonesai Emas 2045.

Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk terbanyak ke 3 di dunia setelah


India dan China ada sekitar 270,20 juta jiwa penduduk yang ada di Indonesia. Indonesia
diperkirakan akan mengalami bonus demografi pada tahun 2045. Fenomena ini bisa menjadi
pusaka dan celaka bagi negara dalam mengelola sumber daya manusianya, pusaka bilamana para
penduduk usia produktif dimanfaatkan dalam mendukung kemajuan bangsa seperti dalam sektor
kesehatan, ekonomi, sosial dan politik, dan celaka jika penduduk Indonesia akan menjadi beban
negara dan hidup mereka sangat bergantung kenapa negara. Namun dalam meningkatkan
kualitas sumber daya manusia tidak bisa dilakukan oleh satu lembaga namun harus berkolaborasi
dengan para pihak swasta untuk sama-sama meningkatkan kualitas sumber daya manusia.
Perusahaan dan pemerintah terus berkolaborasi dalam membentuk sumber daya manusia yang
berkualitas oleh mulai dari pengadaan pelatihan, memberikan bantuan dll merupakan bentuk
sikap saling mendukung antar lembaga.

Ketenagakerjaan merupakan salah satu bidang yang sangat penting dalam usaha
memajukan perekonomian bangsa. Tenaga kerja yang memadai dari segi kuantitas dan kualitas
menjadi aspek penting dalam pembangunan ekonomi, yaitu sebagai sumber daya untuk
menjalankan proses produksi dan distribusi barang dan jasa, serta sebagai sasaran untuk
menciptakan dan mengembangkan pasar. Untuk mewujudkan tenaga kerja yang baik maka perlu
sumber daya manusia yang baik. Ketenagakerjaan menjadi bidang yang terpukul keras oleh
pandemi covid 19 karena terjadi pembatasan diberbagai sektor sehingga menimbulkan kerugian
kerugian diperusahaan dan menyebabkan terjadinya pemutusan hubungan kerja (PHK).
Berdasarkan penjelasan diatas maka penulis tertarik untuk membuat makalahberjudul
“Ketenagakerjaan di Indonesia”.
1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan pemaparan diatas maka penulis merumuskan permasalahan sebagai berikut :

1. Apa yang dimaksud dengan ketenagakerjaan ?


2. Apa yang dimaksud dengan penduduk ?
3. Apa perbedaan dari tenaga kerja, angkatan kerja, kesempatan kerja dan pasar kerja ?
4. Bagaimana pendekatan angkatan kerja ?
5. Bagaimana pemanfaatan angkatan kerja ?
6. Apa yang dimaksud pengangguran dan jenis-jenisnya ?
7. Bagaimana proyeksi angkatan kerja ?
8. Bagaimana analisa tentang ketenagakerjaan di Indonesia ?

1.3 Tujuan Penulisan

Tujuan dari penulisan ini adalah untuk mengetahui ketenagakerjaan, mengetahui


perbedaan penduduk, tenaga kerja, angkatan kerja,kesempatan kerja dan pasar kerja serta
mengetahui bagaimana pendekatan angkatan kerja dan pemanfaatan angkatan kerja, tingkat
partisipasi angkatan kerja. Mengetahui pengangguran dan jenis-jenis pengangguran, proyeksi
angkatan kerja serta analisa tentang ketenagakerjaan di Indonesia.
Bab II

Pembahasan

2.1 Penduduk

Penduduk adalah warga negara Indonesia dan orang asing yang bertempat tinggal di
Indonesia. Sedangkan kependudukan adalah hal ikhwal yang berkaitan dengan jumlah, struktur,
pertumbuhan, persebaran, mobilitas, penyebaran, kualitas dan kondisi kesejahteraan yang
menyangkut politik, ekonomi, sosial budaya, agama serta lingkungan penduduk setempat .
Menurut Dr. Kartomo penduduk adalah sejumlah orang yang mendiami suatu daerah tertentu.
Apabila di daerah didiami oleh banyak orang dan menetap di sana, maka itu bisa diartikan
sebagai penduduk terlepas warga negara atau pun bukan. Perkembangan kependudukan dan
pembangunan keluarga berdasarkan prinsip pembangunan kependudukan yang terdiri atas:

a. Kependudukan sebagai titik sentral kegiatan pembangunan.


b. Pengintegrasian kebijakan kependudukan ke dalam pembangunan sosial budaya,
ekonomi, dan lingkungan hidup.
c. Partisipasi semua pihak dan gotong royong.
d. Perlindungan dan pemberdayaan terhadap keluarga sebagai unit terkecil dalam
masyarakat.
e. Kesamaan hak dan kewajiban antara pendatang dan penduduk setempat.
f. Perlindungan terhadap budaya dan identitas penduduk lokal, dan
g. Keadilan dan kesetaraan gender.

2.1.1 Perbedaan Penduduk dan Warga Negara

Penduduk adalah setiap WNI maupun WNA yang tinggal dan menetap di wilayah
Indonesia. Sedangkan WNI merupakan orang yang secara hukum diakui sebagai warga negara,
namun tidak melulu harus menjadi penduduk Indonesia. Contohnya, seorang pemain bola yang
bermain untuk klub Persib Bandung disebut sebagai penduduk karena ia harus menetap di
Indonesia, bermain untuk klub. Sedangkan pemain asing Persib tersebut belum bisa disebut
sebagai WNI. sebab ia harus mengajukan permohonan pindah kewarganegaraan terlebih dahulu
dan memenuhi syarat-syarat untuk menjadi WNI. Contoh berikutnya adalah TKI yang bekerja di
luar negeri. Secara resmi mereka masih merupakan WNI, namun telah menjadi penduduk negara
tempat mereka bekerja. Hal yang sama berlaku untuk para tenaga kerja asing (TKA) yang
bekerja di Indonesia. Karena mereka bekerja dan bertempat tinggal di Indonesia, maka TKA
tersebut bisa disebut sebagai penduduk Indonesia.
2.2 Tenaga Kerja dan Angkatan Kerja

2.2.1 Tenaga Kerja

Tenaga kerja adalah penduduk yang telah memasuki usia kerja, baik yang sudah bekerja
atau aktif mencari kerja, yang masih mau dan mampu untuk melakukan pekerjaan. Tenaga kerja
adalah faktor produksi yang sangat penting bagi setiap negara, di samping faktor alam dan faktor
modal. Dikatakan demikian, sebab walaupun suatu negara mempunyai sumber daya alam dan
modal yang besar, dia tetap membutuhkan tenaga kerja sebagai salah satu faktor produksinya.
Tenaga kerja, modal, dan sumber daya alam yang merupa- kan faktor produksi tidak hanya
berperan penting dalam peningkatan jumlah produksi, tetapi juga dapat mendorong naiknya
pendapatan nasional. Tingginya pendapatan nasional memungkinkan terbentuknya tabungan,
baik tabungan masya- rakat, tabungan perusahaan, atau tabungan pemerintah.

Badan Pusat Statistik mendefinisikan tenaga kerja (manpower) sebagai seluruh penduduk
dalam usia kerja (15 tahun keatas) yang berpotensi memproduksi barang dan jasa. BPS (Badan
Pusat Statistik) membagi tenaga kerja (employed), yaitu:

1. tenaga kerja penuh (full employed), adalah tenaga kerja yang mempunyai jumlah jam
kerja > 35 jam dalam seminggu dengan hasil kerja tertentu sesuai dengan uraian tugas;

2. tenaga kerja tidak penuh atau setengah pengangguran (under employed), adalah tenaga
kerja dengan jam kerja < 35 jam seminggu; dan

3. tenaga kerja yang belum bekerja atau sementara tidak bekerja (unemployed), adalah
tenaga kerja dengan jam kerja 0 > 1 jam perminggu. Menurut undang-undang No 13 Tahun 2003
Tentang Ketenagakerjaan Pasal 1, tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melaksanakan
pekerjaan baik di dalam maupun di luar hubungan kerja guna menghasilkan barang dan jasa
untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Menurut Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 Tentang
Ketenagakerjaan Pasal 8 mengenai perencanaan tenaga kerja dan informasi ketenagakerjaan
meliputi: Kesempatan kerja, Pelatihan kerja, Produktivitas tenaga kerja, Hubungan industrial,
Kondisi lingkungan kerja, Pengupahan dan Kesejahteraan tenaga kerja.

Masalah ketenagakerjaan terus menerus mendapat perhatian dari berbagai pihak, seperti
pemerintah, lembaga pendidikan, masyarakat dan keluarga. Pemerintah melihat masalah
ketenagakerjaan sebagai salah satu bahkan sentral pembangunan nasional, karena
ketenagakerjaan itu pada hakikatnya adalah tenaga pembangunan yang banyak sumbangannya
terhadap keberhasilan pembangunan bangsa termasuk pembangunan di sektor ketenagaan itu
sendiri. Dimana pembangunan ketenagakerjaan bertujuan untuk:

1. Memberdayakan dan mendayagunakan tenaga kerja secara optimum,


2. Menciptakan pemerataan kesempatan kerja dan penyediaan tenaga kerja yang sesuai
dengan pembangunan nasional,
3. Memberikan perlindungan bagi tenaga kerja dalam mewujudkan kesejahteraannya,
dan
4. Meningkatkan kesejahteraan tenaga kerja dan keluarganya

Sitanggang dan Nachrowi, 7 memberikan ciri-ciri tenaga kerja yang antara lain:

1. Tenaga kerja umumnya tersedia di pasar tenaga kerja dan biasanya siap untuk digunakan
dalam suatu proses produksi barang dan jasa. Kemudian perusahaan atau penerima tenaga
kerja meminta tenaga kerja dari pasar tenaga kerja. Apabila tenaga kerja tersebut telah
bekerja, maka mereka akan menerima imbalan berupa upah atau gaji.
2. Tenaga kerja yang terampil merupakan potensi sumber daya manusia (SDM) yang sangat
dibutuhkan pada setiap perusahaan untuk mencapai tujuan.

2.3 Kesempatan Kerja, Angkatan Kerja dan Pasar Kerja

2.3.1 Kesempatan Kerja

Kesempatan kerja merupakan tersedianya lapangan kerja bagi angkatan kerja yang
membutuhkan pekerjaan. Dengan kata lain kebutuhan akan tenaga kerja disebut sebagai
kesempatan kerja. Pernyataan itu dapat dilihat dari kondisi ketenagakerjaan di Indonesia.
Masalah yang masih terjadi di Indonesia dimana jumlah angkatan kerja dan tenaga kerja
meningkat, namun tidak dibarengi dengan kesempatan kerja yang sama. Oleh karena itu, dari
sekian banyak angkatan kerja pasti terdapat penduduk yang tidak bekerja atau disebut sebagai
pengangguran. Dapat disimpulkan bahwa semakin banyak lapangan kerja yang tersedia dalam
suatu negara, semakin besar pula kesempatan kerja bagi tenaga kerja, sehingga semakin kecil
tingkat pengangguran, dan berlaku sebaliknya.

2.3.2 Angkatan Kerja

Angkatan kerja adalah penduduk yang sudah memasuki usia kerja, baik yang sudah bekerja,
belum bekerja, atau sedang mencari pekerjaan. Menurut ketentuan pemerintah Indonesia,
penduduk yang sudah memasuki usia kerja adalah mereka yang berusia minimal 15 tahun sampai
65 tahun. Jadi Penduduk yang termasuk angkatan kerja adalah penduduk usia kerja (15 tahun dan
lebih) yang bekerja, atau punya pekerjaan namun sementara tidak bekerja dan pengangguran.
Sedangkan Penduduk yang termasuk bukan angkatan kerja adalah penduduk usia kerja (15 tahun
dan lebih) yang masih sekolah, mengurus rumah tangga atau melaksanakan kegiatan lainnya
selain kegiatan pribadi.

2.3.4 Pasar Kerja

Pasar kerja merupakan sarana tempat pertemuan antara penjual dan pembeli tenaga kerja. Yang
dimaksud penjual tenaga kerja disini adalah para pencari kerja dan pembeli tenaga kerja adalah
lembaga/perusahaan yang memerlukan tenaga kerja. Jadi di pasar kerja lah yang
mengkoordinasikan pertemuan antara pencari kerja dan perusahaan yang memerlukan tenaga
kerja. Di Indonesia sendiri, penyelenggaraan pasar tenaga kerja ditangani oleh Departemen
Tenaga Kerja. Perusahaan yang membutuhkan tenaga kerja dapat menyampaikan jumlah dan
kualifikasi tenaga kerja yang dibutuhkan beserta persyaratannya ke Departemen Tenaga Kerja.
Kemudian Depnaker akan mengumumkan kepada masyarakat umum tentang adanya permintaan
tenaga kerja tersebut.

A. Komponen Pasar Tenaga Kerja

Di dalam pasar ini atau dalam istilah asingnya adalah labour market, terdapat beberapa
komponen pendukung di dalamnya. Komponen tersebut sebgai berikut:

1. Populasi Angkatan Kerja


Populasi angkatan kerja atau partisipasi angkatan kerja berpacu pada jumlah individu yang
tersedia untuk bekerja di pasar tenaga kerja. Komponen ini akan mempertimbangkan seluruh
pekerja yang menawarkan skill dan layanan mereka kepada perusahaan yang dituju atau
mengajukan penawaran.
2. Populasi Pelamar atau Applicant Population
Komponen pelamar adalah mengacu pada orang-orang yang melamar pada pekerjaan tertentu
sesuai dengan keahlian dan keterampilan mereka. Nantinya, pihak perekrut akan mensurvey
tenaga kerja dan memilih individu yang memenuhi kualifikasi yang ditetapkan perusahaan.
Sebagai contoh, perusahaan mencari individu yang ahli pada bidang IT ataupun desain grafis.
3. Kelompok Pemohon atau Applicant Pool
Kelompok pemohon atau applicant pool adalah jumlah individu yang melamar pada
pekerjaan tertentu dengan mengirimkan CV atau resume mereka. Pada komponen ini
biasanya dianggap sebagai tahapan pertama dari proses seleksi di mana recruiter dari tiap
organisasi akan menerima lamaran dan menyaring calon kandidat untuk menentukan siapa
saja yang lolos ke tahap selanjutnya.
4. Kandidat yang Terpilih atau Individual Selected
Dalam komponen ini adalah tahapan selanjutnya dari komponen kelompok pemohon.
Komponen kandidat terpilih adalah individu yang lolos pada tahap penyaringan dan telah
direkrut atau dipekerjakan pada perusahaan tersebut. Individu yang lolos pada tahap
penyaringan tersebut adalah mereka yang memenuhi kualifikasi yang dinilai berdasarkan
beberapa faktor.

B. Jenis Pasar Tenaga Kerja

Labour market memiliki 8 jenis pasar yang berbeda-beda, antara lain:

1. Berdasarkan Prioritas
Pada jenis pertama ini akan diklasifikasikan lagi ke dalam 2 jenis.
a. Primary Labour Market
Pasar ini biasanya ditemukan pada sektor usaha yang menggunakan padat modal, dimana
tenaga pasar ini menawarkan jabatan atau posisi yang sudah cukup stabil serta
pendapatan yang tinggi.
b. Secondary Labour Market
Pada pasar sekunder ini biasanya ditemukan pada industri seperti rumah makan, kasir,
ataupun hotel. Jenis ini menawarkan jabatan atau posisi yang belum cukup stabil dan
kurang memberikan kesempatan perkembangan karir pada karyawan.

2. Berdasarkan Pendidikan
Pasar atas dasar pendidikannya dibagi menjadi 2 jenis, antara lain:
a. Skilled Labour Market (Pasar Tenaga Kerja Terdidik)
Pada pasar ini perusahaan akan mencari tenaga kerja yang berpendidikan dan memiliki
skill yang memadai. Misalnya, tenaga kerja yang dipilih dokter, akuntan, bidan,
pengacara, dan lain-lain.
b. Unskilled Labour Market (Pasar Tenaga Kerja Tidak Terdidik)
Berbeda dengan tidak terdidik, pasar tidak terdidik ini adalah perusahaan yang tidak
mementingkan skill atau pendidikan tertentu. Misalnya adalah juru parkir, pedagang
asongan, supir, dan sebagainya.

3. Berdasarkan Asal Tenaga Kerja


Jika dijabarkan berdasarkan asal tenaga kerja, maka jenis-jenisnya adalah:
a. Intern dan Ekstern
Untuk pasar tenaga kerja intern adalah pasar yang mendahulukan karyawan yang sudah
ada untuk mengisi lowongan kerja yang sedang dibutuhkan, seperti halnya perusahaan
yang memberikan kenaikan pangkat atau promosi pada karyawan. Sedangkan pasar
tenaga kerja ekstern yaitu memberikan peluang bagi orang luar untuk mengisi lowongan
kerja yang tersedia pada perusahaan.
b. Dalam Negeri dan Luar Negeri
Pasar tenaga kerja dalam negeri adalah pasar yang melakukan aktivitas jual-beli tenaga
kerja yang berada dalam negeri. Sedangkan dipasar luar negeri adalah aktivitas jual-beli
tenaga kerja yang berada di luar negeri. Baik didalam maupun luar negeri sama-sama
saling menguntungkan satu sama lain. Seperti halnya Indonesia yang mempunyai jumlah
penduduk yang banyak sangat membutuhkan pasar tenaga kerja luar negeri untuk
mengurangi pengangguran dan menambah devisa negara. Contohnya adalah TKI (Tenaga
Kerja Indonesia) yang ditugaskan ke negara Arab, Malaysia, Thailand, dan lainnya.
4. Berdasarkan Kekuatan dan Persaingan
Kekuatan perusahaan dan tenaga kerja kadangkala berbeda. Di bawah ini jenis pasar tenaga
berdasarkan kekuatan dan persaingan dengan perusahaan:
a. Persaingan Sempurna
Pada pasar persaingan sempurna adalah tenaga kerja yang menawarkan jasa dan skillnya
secara independen atau perseorangan pada perusahaan yang dituju. Tenaga kerja tidak
memiliki keterikatan pada serikat atau organisasi tertentu. Pada pasar ini berlaku hukum
penawaran kerja, semakin besar gaji yang diminta, maka semakin sedikit permintaan
pada tenaga kerja. Sedangkan semakin rendah gaji yang ditawarkan, maka semakin
banyak permintaan pada tenaga kerja. Untuk penawaran, semakin tinggi gaji yang
ditawarkan perusahaan maka akan semakin banyak tenaga kerja yang berminat,
sedangkan semakin rendah gaji yang ditawarkan perusahaan, maka akan semakin sedikit
tenaga kerja yang berminat.
b. Monopoli
Jenis pasar monopoli adalah perkumpulan para tenaga kerja yang bersatu dalam serikat
pekerja atau serikat buruh yang menuntut gaji serta fasilitas lainnya kepada perusahaan
untuk meningkatkan kesejahteraan karyawan. Pada pasar monopoli, serikat pekerja
memiliki hak monopoli dalam menjual atau menawarkan jasanya. Penentuan tingkat upah
pada pasar jenis ini dilakukan dengan 3 cara:
 Menuntut gaji yang lebih tinggi dari gaji ekuilibrium.
 Membatasi atau mengurangi penawaran tenaga kerja.
 Meningkatkan permintaan tenaga kerja.
c. Monopsoni
Pasar monopsoni adalah perusahaan yang memiliki otoritas atau kekuatan yang lebih
tinggi dibandingkan para tenaga kerja. Hal ini disebabkan karena dalam suatu wilayah
hanya memiliki 1 perusahaan dengan jumlah tenaga kerja.
Jumlah tenaga kerja yang banyak itu tidak termasuk ke dalam serikat buruh atau serikat
pekerja. Akibatnya, gaji yang diberikan kepada karyawan biasanya di bawah upah
ekuilibrium atau upah keseimbangan.
d. Monopoli Bilateral
Jenis terakhir adalah monopoli bilateral, pasar ini terjadi karena terdapat dua kekuatan
yang saling bertentangan. Kondisi ini bisa terjadi antara serikat pekerja dengan
perusahaan yang menggunakan tenaga kerja. Baik serikat pekerja dan perusahaan sama-
sama memiliki kekuatan yang sama dalam menuntut keinginannya. Maka terjadilah
persaingan antara kedua belah pihak dan disebut dengan istilah monopoli bilateral.

2.4. Pendekatan Angkatan Kerja dan Pemanfaatan Angkatan Kerja

Pembedaan orang yang bekerja dan menganggur tidak menunjukkan apa-apa


mengenai tingkat pendapatan dan produktivitas seseorang. Pada dasarnya orang bekerja
untuk memperoleh penghasilan. Ada orang yang yang bekerja 40 jam seminggu atau lebih
tetapi pendapatannya rendah, sedang yang lain bekerja kurang dari 20 jam mempunyai
penghasilan yang lebih besar. Pendekatan Angkatan Kerja (Labor Force Approach).
Pendekatan ini memberikan batas yang jelas tentang kegiatan yang dilakukan dalam
seminggi ini, sehingga secara tegas dapat diketahui kegiatan apa yang benar-benar
dilakukan sebagai kegiatan utamanya. Pendekatan ini lebin dikenal sebagai pendekatan
aktivitas kini dengan jangka waktu tertentu (Mantra, 2009) Menurut Adioetomo (2010),
terdapat dua perbaikan yang diusulkan dalam teori ini yaitu : Pertama, activity concept,
bahwa yang termasuk dalam angkatan kerja (labor force) harus orang yang secara aktif
bekerja atau sedang aktif mencari pekerjaan. Kedua, aktivitas dilakukan dalam suatu
batasan waktu tertentu sebelum wawancara. Teori angkatan kerja umumnya disertai
dengan referensi waktu

Pendekatan angkatan kerja yang membedakan orang bekerja dan menganggur


menimbulkan masalah sehingga dikembangkan pendekatan lain yaitu pendekatan
pemanfaatan tenaga kerja (labor utilization approach). Pendekatan pemanfaatan tenaga
kerja menitikberatkan pada seseorang apakah dia cukup dimanfaatkan dalam kerja dilihat
dari segi jumlah jam kerja, produktivitas kerja, dan pendapatan yang diperoleh. Dengan
pendekatan ini angkatan kerja dibedakan dalam tiga golongan yaitu :

Pertama, orang yang menganggur yaitu orang yang sama sekali tidak bekerja dan
berusaha mencari pekerjaan. Kedua, setengah menganggur yaitu mereka yang kurang
dimanfaatkan dalam bekerja dilihat dari segi jam kerja, produktivitas kerja dan
pendapatan. Ketiga, orang yang bekerja penuh. Setengah penganggur dapat digolongkan
berdasarkan jumlah jam kerja, produktivitas kerja dan pendapatan dalam dua kelompok
yaitu setengah penganggur kentara yakni mereka yang bekerja kurang dari 35 jam
seminggu dan setengah penganggur tidak kentara yakni mereka yang produktivitas kerja
dan pendapatannya rendah.

1. Pendekatan angkatan kerja (labour force approach).

Pendekatan ini mendefinisikan penganggur sebagai angkatan kerja yang tidak bekerja.

2. Pendekatan pemanfaatan tenaga kerja (labour utilization approach) Dalam


pendekatan ini, angkatan kerja dibagi menjadi tiga kelompok yaitu:
a. Menganggur (Unemployed) yaitu mereka yang sama sekali tidak bekerja atau sedang
mencari pekerjaan. Kelompok ini sering disebut juga sebagai pengangguran terbuka (Open
Employment).
b. Setengah menganggur (Underemployed) yaitu mereka yang bekerja, tetapi belum
dimanfaatkan secara penuh, artinya jam kerja mereka dalam seminggu kurang dari 35 jam.
c. Bekerja penuh (Employed) yaitu mereka yang bekerja penuh atau jam kerjanya
mencapai 35 jam perminggu.

2.5 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja

Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) adalah persentase banyaknya angkatan


kerja terhadap banyaknya penduduk yang berumur sepuluh tahun ke atas. Fungsi dari
adanya TPAK adalah untuk mengidentifikasi persentase penduduk usia kerja yang aktif
secara ekonomi disuatu negara atau wilayah. Untuk menghitung TPAK kita bisa
menggunakan rumus sebagai berikut:

Keterangan: a = Jumlah angkatan kerja

b = Jumlah penduudk 15 tahun keatas

Dengan interpretasi bahwa semakin tinggi TPAK maka menunjukkan bahwa semakin
tinggi pula pasokan tenaga kerja (Labour Supply) yang tersedia untuk memproduksi barang
dan jasa dalam suatu perekonomian.

2.6 Pengangguran Dan Jenis Jenis Pengangguran

Pengangguran atau tuna karya merupakan istilah yang diberikan kepada orang yang tidak bekerja
sama sekali atau orang yang sedang mencari pekerjaan. Pengangguran juga dapat diartikan
sebagai sebuah situasi ketika seseorang tidak memiliki pekerjaan. Pengangguran merupakan
golongan dari angkatan kerja yang belum melakukan kegiatan yang dapat menghasilkan uang.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat jumlah pengangguran di Indonesia per Agustus 2021
sebanyak 9,1 juta orang atau turun 670 ribu dibandingkan periode sama tahun lalu yang
sebanyak 9,77 juta orang

1. Setengah Menganggur

Orang-orang yang termasuk dalam setengah menganggur adalah ketika tenaga kerja yang tidak
bekerja dengan maksimal. Biasanya pengangguran jenis ini juga memiliki jam kerja kurang dari
35 jam per minggu.

2. Pengangguran Friksional

Pengangguran friksional terjadi karena adanya sebuah kesulitan, yaitu mempertemukan pencari
kerja dengan lowongan pekerjaan. Hal ini terjadi karena banyak hal akan tetapi biasanya letak
geografis dan kekurangan informasi menjadi penyebab utamanya. Tak hanya itu, pencari kerja
yang berhenti karena mencari kesempatan yang lebih baik

3. Pengangguran Struktural

Pengangguran struktural terjadi ketika adanya perubahan dalam sektor ekonomi yang
menciptakan ketidakcocokan antara keterampilan yang dimiliki pekerja dan keterampilan yang
dibutuhkan oleh pengusaha. Selain itu resesi yang panjang sering menciptakan jenis
pengangguran struktural. Para pekerja yang menganggur terlalu lama perlahan akan kehilangan
keterampilan mereka dan kondisi ini menyebabkan peningkatan pengangguran alami yang lebih
tinggi

4. Pengangguran Musiman

Sesuai dengan namanya, jenis pengangguran musiman terjadi karena perubahan musim di suatu
daerah atau negara. Misalnya saja petani, mereka hanya akan bekerja pada saat musim tanam dan
musim panen tetapi setelah itu mereka akan menganggur

5. Pengangguran Teknologi
Pengangguran teknologi merupakan pengangguran yang cukup sering terjadi di era saat ini.
Pengangguran ini terjadi karena bidang-bidang produksi yang dulunya dikerjakan dengan tenaga
manusia, sekarang bisa menjadi lebih mudah jika dikerjakan dengan teknologi.

6. Pengangguran Siklis

Jenis pengangguran ini disebabkan karena pengurangan tenaga kerja sebagai akibat dari siklus
bisnis atau fluktuasi ekonomi seperti resesi. Ketika ekonomi sedang naik, perusahaan
mempekerjakan lebih banyak pekerja, dan tingkat pengangguran menurun. Sebaliknya, ketika
ekonomi sedang bergerak ke bawah, pengangguran meningkat, ketika perusahaan membiarkan
pekerja pergi, dan berhenti mempekerjakan mereka dengan cepat sebelum pensiun, seperti yang
mereka lakukan dalam periode ekonomi yang kuat

2.7 Proyeksi angkatan kerja

Berikut adalah keadaan angkatan kerja di Indonesia Februari 2021. Data yang disajikan dalam
publikasi ini diperoleh dari hasil Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) semester I (bulan
Februari 2021), yang dilaksanakan di seluruh Indonesia. Data yang disajikan merupakan hasil
pengolahan dengan menggunakan penimbang proyeksi penduduk Survei Penduduk Antar Sensus
(SUPAS) 2015-2045.

Total penduduk Indonesia pada Februari 2021 berdasarkan hasil proyeksi penduduk Survei
Penduduk Antar Sensus (SUPAS) 2015 diperkirakan sebanyak 271,36 juta orang. Penduduk usia
kerja sebesar 205,36 juta orang, bertambah 1,39 juta orang (0,68 persen) dibandingkan keadaan
enam bulan sebelumnya (203,97 juta orang) dan bertambah 2,76 juta orang (1,36 persen)
dibandingkan keadaan setahun yang lalu (202,60 juta orang).

Jumlah angkatan kerja di Indonesia pada Februari 2021 mencapai 139,81 juta orang, bertambah
sekitar 1,59 juta orang (1,15 persen) dibanding Agustus 2020 sebesar (138,22 juta orang) dan
berkurang sekitar 410 ribu orang (0,29 persen) dibanding Februari 2020 sebesar 140,22 juta
orang.

Jumlah penduduk yang bekerja pada Februari 2021 sebesar 131,06 juta orang, bertambah sekitar
2,61 juta orang (2,03 persen) jika dibandingkan dengan keadaan Agustus 2020 (128,45 juta
orang), dan berkurang 2,23 juta orang (1,67 persen) jika dibandingkan dengan keadaaan Februari
2020 (133,29 juta orang).

Jumlah pengangguran pada Februari 2021 mencapai 8,75 juta orang, berkurang sekitar 1,02 juta
orang jika dibandingkan keadaan Agustus 2020 (9,77 juta orang), dan bertambah 1,82 juta orang
jika dibandingkan dengan keadaan Februari 2020 (6,93 juta orang). Tingkat Pengangguran
Terbuka (TPT) di Indonesia pada Februari 2021 mencapai 6,26 persen, mengalami penurunan
sebesar 0,81 persen poin dibanding TPT Agustus 2020 (7,07 persen) dan mengalami kenaikan
sebesar 1,32 persen poin dibanding TPT Februari 2020 (4,94 persen). Peningkatan TPT yang
cukup signifikan merupakan salah satu dampak pandemi Covid-19 terhadap ketenagakerjaan di
Indonesia.

Menurut data BPS, terdapat 19,10 juta orang (9,30 persen penduduk usia kerja) yang terdampak
Covid-19. Terdiri dari pengangguran karena Covid-19 (1,62 juta orang), Bukan Angkatan Kerja
(BAK) karena Covid-19 (0,65 juta orang). Sementara, orang yang tidak bekerja karena Covid-19
(1,11 juta orang), dan penduduk bekerja yang mengalami pengurangan jam kerja karena Covid-
19 (15,72 juta orang).

Pembangunan ketenagakerjaan tidak hanya mencakup pengurangan pengangguran, tetapi


semakin dituntut dapat mengurangi kemiskinan dan meningkatkan kesejahteraan penduduk.
Rencana Tenaga Kerja Nasional (RTKN) 2020-2024 disusun untuk menjadi arahan bagi
pembangunan ketenagakerjaan sampai dengan 2024. Pada 2020-2024 jumlah penduduk usia
kerja (PUK) diproyeksikan bertambah 14,5 juta orang. Dengan proyeksi Tingkat Partisipasi
Angkatan Kerja (TPAK) naik menjadi 68,60 persen pada 2024, angkatan kerja diproyeksikan
meningkat menjadi 145,4 juta orang.

2.8 Analisis ketenagakerjaan di Indonesia

Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) mencatat kurang lebih 50.000 buruh yang
terkena Pemutusan Hubungan Kerja PHK (PHK) sejak awal tahun 2021. Pandemi virus corona
(Covid-19) menjadi salah satu penyebab terjadinya PHK tersebut. Meskipun, tak seluruhnya
PHK disebabkan oleh kondisi pandemi Covid-19. "Ancaman PHK sudah di depan mata. Data
KSPI kurang lebih 50.000 buruh ter-PHK dari mulai awal tahun 2021," ujar Presiden KSPJ Said
Iqbal dalam siaran pers, Selasa (24/8). industri garmen dan tekstil menjadi salah satu sektor
penyumbang PHK. Merosotnya permintaan dari negara tujuan ekspor menjadi penekanan sektor
industri tersebut. untuk produksi sepatu seperti Nike, Adidas, Puma dengan orientasi ekspor
terjadi penurunan kapasitas produksi karena permintaan menurun. Sama halnya dengan industri
tekstil seperti Uniqlo atau H&M. di Bandung Barat buruh yang di-PHK hampir 7.100 orang dan
di Cimahi hampir 4.000 orang. Industri lain yang terkena PHK yaitu pabrik yang memproduksi
komponen otomotif dengan orientasi ekspor. "Katakanlah onderdil mobil atau jok mobil, karena
orderan turun dan kapasitas produksi turun ya terdampak. Dan itu sudah di-PHK masih ratusan
buruh yang ter-PHK di komponen otomotif. Karyawan kontrak dipecat. Untuk produksi sepatu
seperti Nike, Adidas, Puma dengan orientasi ekspor terjadi penurunan kapasitas produksi karena
permintaan menurun. Sama halnya dengan industri tekstil seperti Uniqlo atau H&M.

Dari kasus diatas dapat sama sama kita analisis tingginya kasus PHK akibat dari adanya
pandemi covid 19 menjadikan tingkat pengangangguran semakin meningkat , dimana terjadinya
sebuah angka penggangguran yang cukup tinggi akibat PHK tersebut. Penggangguran ini disebut
dengan pengangguran sikikis Jenis pengangguran ini disebabkan karena pengurangan tenaga
kerja sebagai akibat dari siklus bisnis atau fluktuasi ekonomi seperti resesi. Ketika ekonomi
sedang naik, perusahaan mempekerjakan lebih banyak pekerja, dan tingkat pengangguran
menurun. Sebaliknya, ketika ekonomi sedang bergerak ke bawah, pengangguran meningkat,
ketika perusahaan membiarkan pekerja pergi, dan berhenti mempekerjakan mereka dengan cepat
sebelum pensiun, seperti yang mereka lakukan dalam periode ekonomi yang kuat. Dimana tujuan
dari ketenagakerjaan yang seharusnya menciptakan pemerataan kesempatan kerja dan
penyediaan tenaga kerja yang sesuai dengan pembangunan nasional, serta meningkatkan
kesejahteraan tenaga kerja dan keluarganya tidak berjalan dengan semestinya. Hal ini juga
menyebabkan sebuah permasalahan sosial bagi indoneska, angkatan kerja yang seharusnya
mempunyai pekerjaan menjadi tidak mempunyai pekerjaan.
Bab III

Penutup

3.1 Kesimpulan

Ketenagakerjaan adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan tenaga kerja pada
waktu sebelum, selama dan setelah selesai masa hubungan kerja, baik pada pekerjaan yang
menghasilkan barang maupun pekerjaan berupa. Dari aspek hukum ketenagakerjaan merupakan
bidang hukum privat yang memiliki aspek publik, karena meskipun hubungan kerja dibuat
berdasarkan kebebasan para pihak, namun terdapat sejumlah ketentuan yang WAJIB tunduk
pada ketentuan pemerintah dalam artian hukum publik. Penduduk adalah setiap WNI maupun
WNA yang tinggal dan menetap di wilayah Indonesia. Sedangkan WNI merupakan orang yang
secara hukum diakui sebagai warga negara, namun tidak melulu harus menjadi penduduk
Indonesia. Angkatan kerja adalah penduduk yang sudah memasuki usia kerja, baik yang sudah
bekerja, belum bekerja, atau sedang mencari pekerjaan. Kesempatan kerja merupakan
tersedianya lapangan kerja bagi angkatan kerja yang membutuhkan pekerjaan. Dengan kata lain
kebutuhan akan tenaga kerja disebut sebagai kesempatan kerja. Pasar kerja merupakan sarana
tempat pertemuan antara penjual dan pembeli tenaga kerja. Yang dimaksud penjual tenaga kerja
disini adalah para pencari kerja dan pembeli tenaga kerja adalah lembaga/perusahaan yang
memerlukan tenaga kerja

Selama pandemi covid 19 banyak perusahaan melakukan pemutusan hubungan kerja


(PHK) tercatat kurang lebih 50.000 buruh yang terkena Pemutusan Hubungan Kerja PHK (PHK)
sejak awal tahun 2021. Tentu hal ini menimbulkan masalah seperti menaiknya angka
pengangguran, tentu kualitas SDM yang baik akan mampu bertahan dimasa krisis seperti ini oleh
karena itu penting bagi pemerintah, perusahaan dan karyawan untuk meningkatkan kualitas SDM
sehingga mampu bertahan dimasa krisis ini dan tidak terus menuntut kepada pemerintah.
Daftar Pustaka

Badan Pusat Statistik Kota Bandar Lampung, 2015 Tersedia Di: Www.Bps.Go.Id. Situs Resmi
Badan Pusat Statistik
Badan Pusat Statistik. (2021). KEADAAN ANGKATAN KERJA DI INDONESIA FEBRUARI 2021.
Diakses dari
https://www.bps.go.id/publication/2021/06/08/b547a5642aeb04d071cb83d4/keadaan-angkatan-
kerja-di-indonesia-februari-2021.html

Dinas Tenaga Kerja Buleleng.(2019). Pengertian Angkatan dan Tenaga Kerja.


https://disnaker.bulelengkab.go.id/informasi/detail/artikel/pengertian-angkatan-dan-
tenaga-kerja-34
Emhannas. Page 9-Perpustakaan Lemhannas RI. Diakses pada:
http://lib.lemhannas.go.id/public/media/catalog/0010-011600000000010/swf/1699/files/basic-
html/page9.html) page 9

Ini Dia 6 Jenis Pengangguran Yang Ada di Indonesia - SmartPresence. (2020). Diakses dari
https://smartpresence.id/blog/pekerjaan/jenis-jenis-pengangguran

KEMENAKER.(2019). Rencana Tenaga Kerja Nasional Tahun 2020-2024. Diakses Dari


https://satudata.kemnaker.go.id/publikasi?page=2#:~:text=Dengan%20proyeksi%20Tingkat%20P
artisipasi%20Angkatan,menjadi%20145%2C4%20juta%20orang

Nugraha. B. Y. C. (2018). Bab II Tiniauan Pustaka. Repository Untag. Diakses pada:


http://repository.untag-sby.ac.id/864/3/BAB%20II.pdf

Pasal 1 Undang-Undang Nomor 52 Tahun 2009 tentang Perkembangan Kependudukan dan


Pembangunan Keluarga.
Pasal 5 Undang-Undang Nomor 52 Tahun 2009 tentang Perkembangan Kependudukan dan
Pembangunan Keluarga
Pendekatan Angkatan Kerja dan Pendekatan Penggunaan Tenaga Kerja. Diakses pada: http://web-
suplemen.ut.ac.id/espa4319/espa4319a/materi4_2.htm)

Sitanggang Dan Nachrowi,Pengaruh Struktur Ekonomi Pada Penyerapan Tenaga Kerja Sektoral:
Analisis Model Demometrik Di 30 Propinsi Pada 9 Sektor Di Indonesia
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK)- Sirusa BPS. Diakses pada:
https://sirusa.bps.go.id/sirusa/index.php/indikator/51)

Tri Rahayu Irianingsih, S.H.,M.H.(2019). MENGHINDARI MULTITAFSIR, PENGERTIAN


SUMBER DAYA MANUSIA MENURUT UU NOMOR 3 TAHUN 2002.
https://www.kemhan.go.id/pothan/2019/04/08/direktorat-jenderal-potensi-pertahanan-
direktorat-komponen-pendukung.html (diakses pada 1 Desember 2021)

Anda mungkin juga menyukai