Anda di halaman 1dari 10

POLARISASI EKONOMI DUNIA

(Kolerasi Pusat Pertumbahan Ekonomi dengan Administarsi)

A. Latar Belakang

Pusat pertumbuhan merupakan wilayah atau kawasan yang pertumbuhannya


sangat pesat sehingga karena kepesatannya itu dijadikan sebagai pusat
pembangunan yang mempengaruhi kawasan-kawasan lain disekitarnya. Dengan
adanya kawasan-kawasan yang dijadikan pusat pertumbuhan itu, diharapkan
kawasan-kawasan di sekitarnya turut terpengaruh dan terpicu untuk maju.
Beberapa contoh kawasan yang merupakan pusat pertumbuhan, antara lain kota
Jakarta – Bogor – Tangerang – Bekasi atau Jabotabek, pusat industri Batam,
segitiga pertumbuhan Singapura – Johor – Riau atau segitiga SIJORI dan
sebagainya.

Pusat pertumbuhan berpengaruh luas terhadap wilayah-wilayah disekitarnya,


dan pusat pertumbuhan itu sendiri dapat dicitrakan dengan titik-titik simpul yang
berbentuk geometris heksagonal segi enam. Wilayah segi enam itu merupakan
wilayah-wilayah yang penduduknya terlayani oleh tempat sentral yang
bersangkutan. Tempat-tempat sentral yang dimaksud dapat berupa pusat-pusat
perbelanjaan, kota, atau pun pusat-pusat kegiatan lainnya. Oleh tempat-tempat
sentral itu, wilayah atau tempat-tempat lain di sekitarnya akan tertarik, misalnya,
ibukota provinsi dapat menarik beberapa kota atau ibukota kabupaten, ibukota
kabupaten menarik beberapa kecamatan, dan seterusnya secara hierarkis
(Christaller, 1933).

Teori Perroux mengemukakan sebuah teori Pusat Pertumbuhan (Pole


Growth) yang merupakan teori yang menjadi dasar dari strategi
kebijakanpembangunan industri daerah yang banyak terpakai di berbagai negara
dewasa ni. Pertumbuhan tidak muncul di berbagai daerah pada waktu yang
bersamaan, pertumbuhan hanya terjadi di beberapa tempat yang disebut pusat
pertumbuhan dengan intensitas yang berbeda. Inti dari teori ini adalah adanya
industry unggulan yang merupakan penggerak dalam pembangunan ekonomi
daerah. Selanjutnya timbul daerah yang relatif maju akan mempengaruhi daerah-
daerah yang relatif pasif (Arsyad, 1999).
Terbentuknya pusat pertumbuhan dapat terjadi secara alami maupun dengan
perencanaan sebagaimana Pemerintah melalui Undang-undang Nomor 22
Tahun 1999 revisi menjadi Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
“Pemerintah Daerah” dan Undang-undang Nomor 25 revisi menjadi Undang-
Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan keuangan antar
Pemerintah Pusat dan Daerah, mengenai pelimpahan wewenang dari
pemerintah pusat kepada pemerintah daerah untuk merencanakan dan
mengelola pembangunan daerahnya masing-masing berdasarkan potensi dan
permasalahan wilayah.

Salah satu kebijakan yang diambil pemerintah untuk menciptakan


keseimbangan antara tingkat pertumbuhan ekonomi dan kepadatan penduduk
yang kemudian bedampak pada seluruh kegiatan administrasi disuatu daerah
kota yaitu dengan melalui pemusatan atau pengalokasian industri-industri atau
kegiatan ekonomi ke suatu kawasan yang berada dipinggiran kota agar menjadi
daya tarik untuk bekerja maupun tinggal dikawasan tersebut. Hal ini adalah bukti
dimana pusat pertumbuhan ekonomi dapat di atur direncanakan dalam
perencanaan pembangunan kota maupun daerah serta kegiatan administrasi
yang berjalan baik.

B. Teori Pusat Pertumbuhan


1. Teori Polarisasi Ekonomi
Teori polarisasi ekonomi dikemukakan oleh Gunar Myrdal. Menurut
Myrdal, setiap daerah mempunyai pusat pertumbuhan yang menjadi daya
tarik bagi tenaga buruh dari pinggiran. Pusat pertumbuhan tersebut juga
mempunyai daya tarik terhadap tenaga terampil, modal, dan barang-barang
dagangan yang menunjang pertumbuhan suatu lokasi. Demikian terus-
menerus akan terjadi pertumbuhan yang makin lama makin pesat atau akan
terjadi polarisasi pertumbuhan ekonomi (polarization of economic growth).

Teori polarisasi ekonomi Myrdal ini menggunakan konsep pusat-pinggiran


(coreperiphery). Konsep pusat-pinggiran merugikan daerah pinggiran,
sehingga perlu diatasi dengan membatasi migrasi (urbanisasi), mencegah
keluarnya modal dari daerah pinggiran, membangun daerah pinggiran, dan
membangun wilayah pedesaan.
Adanya pusat pertumbuhan akan berpengaruh terhadap daerah
disekitarnya. Pengaruh tersebut dapat berupa pengaruh positif dan negatif.
Pengaruh positif terhadap perkembangan daerah sekitarnya disebut spread
effect. Misalnya adalah terbukanya kesempatan kerja, banyaknya investasi
yang masuk, upah buruk semakin tinggi, serta penduduk dapat memasarkan
bahan mentah. Sedangkan pengaruh negatifnya disebut backwash effect,
misalnya adalah adanya ketimpangan wilayah, meningkatnya kriminalitas,
kerusakan lingkungan, dan lain sebagainya.
2. Teori Kutub Pertumbuhan
Teori ini dikembangkan oleh ahli ekonomi Perancis Francois Perroux pada
tahun 1955. Inti dari teori ini menyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi di tiap
daerah tidak terjadi di sembarang tempat melainkan di lokasi tertentu yang
disebut kutub pertumbuhan. Untuk mencapai tingkat pendapatan tinggi harus
dibangun beberapa tempat pusat kegiatan ekonomi yang disebut dengan
growth pole (kutub pertumbuhan). Pandangan Perroux mengenai proses
pertumbuhan adalah teori tata ruang ekonomi, dimana industri pendorong
memiliki peranan awal dalam membangun sebuah pusat pertumbuhan.
Industri pendorong ini memiliki ciri-ciri sebagai berikut

1. Tingkat konsentrasi tinggi

2. Tingkat Teknologi Maju

3. Mendorong perkembangan industri di sekitarnya


4. Manajemen yang professional dan modern

5. Sarana dan prasarana yang sudah lengkap

Konsep Growth pole dapat didefinisikan secara geografis dan


fungsional. Secara geografis growth pole dapat digambarkan sebagai suatu
lokasi yang memiliki fasilitas dan kemudahan sehingga menimbulkan daya
tarik bagi berbagai kalangan untuk mendirikan berbagai macam usaha di
daerah tersebut dan masyarakat senang memanfaatkan fasilitas tersebut.
Secara fungsional growth pole dapat diartikan sebagai suatu lokasi
konsentrasi kelompok ekonomi (industri, bisnis dll) yang mengakibatkan
pengaruh ekonomi ke dalam maupun keluar wilayah tersebut.
3. Teori Pusat Pertumbuhan
Teori pusat pertumbuhan dikemukakan oleh Boudeville. Menurut
Boudeville (ahli ekonomi Prancis), pusat pertumbuhan adalah sekumpulan
fenomena geografis dari semua kegiatan yang ada di permukaan Bumi. Suatu
kota atau wilayah kota yang mempunyai industri populasi yang kompleks,
dapat dikatakan sebagai pusat pertumbuhan. Industri populasi merupakan
industri yang mempunyai pengaruh yang besar (baik langsung maupun tidak
langsung) terhadap kegiatan lainnya.
4. Teori Tempat Sentral
Teori tempat sentral dikemukakan oleh Walter Christaller (1933), seorang
ahli geografi dari Jerman. Teori ini didasarkan pada lokasi dan pola
persebaran permukiman dalam ruang. Dalam suatu ruang kadang ditemukan
persebaran pola permukiman desa dan kota yang berbeda ukuran luasnya.
Teori pusat pertumbuhan dari Christaller ini diperkuat oleh pendapat August
Losch (1945) seorang ahli ekonomi Jerman.
Keduanya berkesimpulan, bahwa cara yang baik untuk menyediakan
pelayanan berdasarkan aspek keruangan dengan menempatkan aktivitas
yang dimaksud pada hierarki permukiman yang luasnya meningkat dan
lokasinya ada pada simpul-simpul jaringan heksagonal. Lokasi ini terdapat
pada tempat sentral yang memungkinkan partisipasi manusia dengan jumlah
maksimum, baik mereka yang terlibat dalam aktivitas pelayanan maupun
yang menjadi konsumen dari barang-barang yang dihasilkannya.
Tempat-tempat tersebut diasumsikan sebagai titik simpul dari suatu
bentuk geometrik berdiagonal yang memiliki pengaruh terhadap daerah di
sekitarnya. Hubungan antara suatu tempat sentral dengan tempat sentral
yang lain di sekitarnya membentuk jaringan sarang lebah seperti yang kamu
lihat pada gambar samping

.
C. Pengertian, Tujuan dan Ciri- ciri Administrasi
Administrasi adalah sebuah bentuk usaha dan aktivitas yang berhubungan
dengan pengaturan kebijakan agar dapat mencapai target/ tujuan organisasi.
Jadi, boleh dibilang bahwa administrasi punya peranan yang sangat krusial
dalam semua aktivitas sebuah organisasi.
Selain itu, pengertian administrasi secara sempit dapat diartikan sebagai
bentuk aktivitas yang meliputi catat-mencatat, surat-menyurat, pembukuan
sederhana, ketik-mengetik, dan kegiatan lain yang sifatnya teknis ketatausahaan.
Sedangkan pengertian administrasi secara luas adalah semua proses kerjasama
antara dua orang atau lebih yang bertujuan untuk mencapai target dengan
memanfaatkan sarana dan prasarana tertentu secara berdaya guna dan berhasil
guna. Menurut Ulbert, dalam artian luas arti administrasi adalah penyusunan dan
pencatatan data/ informasi secara sistematis, baik internal maupun eksternal
sebagai upaya untuk menyediakan keterangan serta memudahkan untuk
mendapatkannya kembali, baik itu sebagian ataupun seluruhnya. Sedangkan
defenisi administrasi dalam arti sempit dikenal dengan istilah tata usaha.
Adapun yang telah diterangkan diatas merupakan penjelasan bagaimana
pegeritian dari administrasi itu sendiri kemudian tujuannya antara lain :
1. Agar seorang usaha dapat memantau aktivitas administrasi
perusahaannya.
2. Agar seorang pelaksana usaha dapat menilai kegiatan-kegiatan
pengorganisasian perusahaan.
3. Agar seorang pelaksana usaha dapat menyusun program peningkatan
usaha dan kegiatan pengorganisasian.
4. Agar seorang pelaksana usaha dapat mengamankan kegiatan-kegiatan
usaha dan organisasi perusahaan.
Mengenai tujuan administrasi yang telah diatas ada ciri-ciri yang terdapat
dalam administrasi yaitu :
1. Administrasi memiliki tujuan yang jelas
2. Di dalam Administrasi terdapat kelompok manusia yang terdiri dari dua
orang atau lebih
3. Administrasi selalu berhubungan dengan kegiatan kerjasama
4. Di dalam Administrasi terdapat usaha atau proses kerja
5. Kegiatan di dalam Administrasi selalu terdapat kepemimpinan,
bimbingan, dan pengawasan
D. Korelasi Pusat Pertumbuhan Ekonomi dengan Kegiatan Administrasi
Pembangunan ekonomi dalam konteks wilayah seringkali diperhadapkan
dengan sifat alami wilayah (natural of regional). Sifat alami wilayah pada
dasarnya merupakan suatu kendala dalam pembangunan ekonomi wilayah.
Dalam rangka pengembangan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi dikenal
beberapa batasan wilayah perencanaan yaitu wilayah fungsional, wilayah
homogen dan wilayah administrasi. Batasan wilayah fungsional menunjukkan
bahwa adanya keterpaduan dan interaksi antara komponen-komponen di dalam
wilayah. Interaksi antara komponen-komponen atau sektor dalam wilayah
berlangsung menunjukkan jalannya fungsi ekonomi wilayah tersebut. Wilayah
fungsional sebagai contoh wilayah nodal.
Pembagian wilayah pengembangan ekonomi ke dalam wilayah nodal ini
merupakan suatu sistem hirarki hubungan antara pusat-pusat bisnis dan
perdagangan. Dimana suatu pusat kota kecil tergantung pada pusat besar, dan
kedua kota kecil dan besar pusat bergantung pada pusat bisnis yang lebih besar
terutama untuk barang-barang ekonomi khusus. Pusat-pusat bisnis dan
perdagangan memiliki wilayah pelayanan yang disebut sebagai daerah belakang
(hinterland) dan daerah belakang yang lebih luas. Konsep pusat pertumbuhan
menunjukkan area didalam wilayah kota menegah dan desa merupakan bagian
dari wilayah pusat pertumbuhan (kota). Perwujudan dari konsep wilayah nodal
sebagai kontras dalam pengembangan kawasan metropolitan.
Pengembangan kawasan metropolitan ditujukan agar pertumbuhan suatu
Provinsi yang hirarkinya lebih tinggi dapat mendorong pengembangan wilayah
provinsi lainnya dalam negara tersebut. Setiap pusat pertumbuhan metropolitan
memiliki fungsi dan menunjukkan adanya hubungan keterkaitan antara suatu
area metropolitan dengan area metropolitan lainnya dalam konteks hubungan
positif untuk dapat saling tumbuh secara bersamaan. Suatu pusat pertumbuhan
metropolitan merupakan gabungan dari berbagai aktivitas ekonomi yang tertata
menurut lokasi, keberadaan sumberdaya dan aktivitas ekonomi yang
berlangsung didalamnya. Pada metropolitan yang hirarkinya lebih tinggi terdapat
pusat metropolitan (nodal) yang aktivitas ekonominya ditujukan untuk tujuan
bisnis dan pemasaran dan kota-kota satelit dengan usaha-usaha ekonomi skala
lebih kecil. Di pinggiran area metropolitan yang hirarkinya lebih tinggi tersebut
terdapat area-area metropolitan lainya dengan pusat-pusat kegiatan ekonomi
yang sepesifik area tersebut. Pusat kota (node) suatu area metropolitan
setidaknya memiliki jumlah penduduk 50.000 jiwa atau lebih atau sekurang-
kurangnya 50.000 jiwa dari total 100.000 penduduk dalam kawasan metropolitan.
Konsep pengembangan metropolitan ini mempunyai manfaat penting dalam
mencega migrasi kota desa dan efesiensi penggunaan sumberdaya alam
terutama tanah. Sebagai contoh di Amerika serikat tahun 1950-an, dari 55%
jumlah penduduk hanya memanfaatkan lahan seluas 5% dan pada peningkatan
penduduk 75% memanfaatkan 16% luas lahan. Dari sisi pertumbuhan, dengan
adanya pengembangan kawasan metropolitan menciptakan kota-kota dalam
negara AS dapat tumbuh secara bersamaan. Pengembangan kawasan
metropolitan juga mengurangi pertumbuhan penduduk, dimana hanya sekitar
30% popolasi penduduk tinggal di pusat kota metropolitan, sedangkan 45%
tinggal di kota-kota satelit. Hal ini berbeda dengan wilayah yang non-
metropolitan dimana sebagian besar penduduk lebih terkonsentrasi pada kota
besar dibandingkan kota-kota kecil dan pedesaan.
Batasan wilayah pengembangan dalam konteks wilayah homogen pada
dasarnya untuk tujuan pengelolaan, dimana wilayah dibagi ke dalam satuan-
satuan yang kurang lebih homogen. Homogenitas wilayah dapat disebabkan
karena faktor fisik alam dan sosial-ekonomi. Segi fisik alam seperti kesamaan
dalam hal kondisi tanah, iklim, topografi dan penggunaan lahan. Segi sosial
ekonomi terkait dengan produksi, tingkat pendidikan dan pendapatan.
Homogenetisa kerena faktor alam merupakan faktor penting bagi pembagunan
ekonomi. Hal ini karena sumberdaya alam setiap wilayah berbeda-beda
sehingga yang menentukan potensi pemanfaatan sumberdaya untuk
pembangunan ekonomi. Homogenetas yang bersifat positif (topografi datar,
tanah subur, iklim memadai, tersedia sumberdaya hutan dan tambang)
berpeluang bagi terlaksananya berbagai aktivitas ekonomi dengan pengelolaan
yang terbatas. Sebaliknya homogenitas yang bersifat negatif (wilayah berbukit,
kesuburan terbatas, iklim kering sumberdaya hutan dan tambang terbatas)
menyebabkan terbatasnya pemanfaatan sumberdaya bagi pengembangan
ekonomi dan menuntut adanya penaganan secara khusus dalam mendorong
pengembangan ekonomi wilayah. Wilayah-wilayah yang secara homogen tingkat
pendidikan dan keterampilan masyarakat yang memadai dapat mendorong
peningkatan produktifitas usaha dibandingkan wilayah yang secara homogen
memiliki pendidikan dan pengetahuan masyarakat yang terbatas. Implikasi
sumberdaya yang terbatas, pendidikan dan keterampilan yang rendah
berdampak pada terbatasnya lapangan pekerjaan, rendahnya pendapatan dan
kemiskinan. Berbagai sifat homogenitas yang disebutkan, pada prakteknya
memiliki batas yang tidak tegas dengan batas administrasi serta dalam
pengelolaan sering dilaksanakan secara terpisah-pisah, sehingga menyebabkan
wilayah yang secara homogen memiliki potensi, lebih meningkat
perekonomiannya dibandingkan wilayah-wilayah yang secara homogen terbatas
sumberdaya alam maupun manusianya.
Batasan wilayah pengembangan berdasarkan wilayah Administrasi pada
dasarnya bertujuan untuk pengaturan organisasi dan penentuan kebijakan
pengelolaan sumberdaya alam dan aktivias ekonomi. Batasan wilayah
administratif menggambarkan terdapat didalamnya wilayah fungsional maupun
homogen. Adanya wilayah administrasi diharapkan untuk dapat menciptakan
wilayah lebih homogen, menjalin komonikasi antara wilayah dan aktivitas
ekonomi antara wilayah lebih terkontol. Permaslahannya bahwa suatu negara
yang luas maka akan terdapat wilayah administrasi dalam jumlah yang banyak.
Dimana setiap administrasi sering memiliki otonomi dan kebijakan yang berbeda
dalam pemanfaatan sumberdaya alam bagi pembangunan ekonomi wilayah
administrasi tersebut yang mana antara suatu wilayah administrasi berbeda
dengan wilayah lainnya. Berikutnya bahwa setiap wilayah administrasi sedak
seluruhnya memiliki sarana-prasarana pasar yang mendukung aktivitas ekonomi.
Kebijakan wilayah administrasi yang tidak tepat dan saran-prasarana yang
terbatas menyebabkan terhambatnya pertumbuhan ekonomi.
E. Kesimpulan
Dengan adanya konsep pusat pertumbuhan ekonomi yang telah dijelaskan
berbagai dari teori menurut para pakar ekonomi merupakan konsep pembagunan
ekonomi yang terpusat. Adanya pusat pertumbuhan ekonomi pada suatu wilayah
tentunya tidak lepas dari kegiatan atau proses administrasi yang dilakukan untuk
melakukan suatu perencanaan hingga pengawasan untuk menjalankan tujuan
dari suatu organisasi atau badan usaha baik profit maupun nonprofit.
Kegiatan administrasi merupakan kegitan yang tidak bisa dilepaskan dari
kegiatan organisasi manapun untuk dapat memanajemenkan suatu organisasi
diperlukan administrasi yang baik. Pusat pertumbuhan ekonomi merupakan pola
pembentukan dimasing-masing daerah yang memiliki potensi sebagai ladang
industry atau bisnis yang dapat meningkatkan pendapatan pada suatu wilayah
sehingaa menyebabkan ketimpangan dan kesenjangan antar wilayah tersebut
dan juga menyebabkan sebagian penduduk melakukan migrasi (urbanisasi)
untuk mendapatkan kehidupan yang layak di daerah yang mengalami pusat
pertumbuhan ekonomi yang baik. Dari kegiatan urbanisasi masyarakat kegiatan
administarasi pemeritahan juga semakin terpusat pada suatu wilayah tertentu.
DAFTAR PUSTAKA
Arsyad, L. (1999) Pengantar Perencanaan dan Pembangunan Ekonomi
Daerah, Edisi Pertama, BPFE, Yogyakarta
Christaller, Walter. (1933). Central Places in Southern Germany. Germany.
Eni A dan Tri http://www.ssbelajar.net/2012/12/teori-pusat-pertumbuhan.html
https://www.maxmanroe.com/vid/manajemen/pengertian-administrasi.html
Guru Merry. 22 Nov 2012 . https://majalahpendidikan.com/administrasi-
definisi-tujuan-fungsi-dan-unsur-unsur/
http://uftoriwasit.blogspot.com/2015/08/pembangunan-ekonomi.html

Anda mungkin juga menyukai