Pembangunan adalah suatu upaya meningkatkan segenap sumber daya yang dilakukan secara
berencana dan berkelanjutan dengan prinsip daya guna yang merata dan berkeadilan. Dalam hal ini
dapat dikatakan bahwa pembangunan berorientasi pada pembangunan masya- rakat, dimana
pendidikan menempati posisi yang utama dengan tujuan untuk membuka wawa- san dan kesadaran
warga akan arah dan cita-cita yang lebih baik. Effendi ( 2002 : 2 )
Namun dalam pembangunan dibutuhkan strategi yang jitu. Banyak negara berkembang yang
salah atur dalam strategi dan proses pembangunannya, berefek pada terjebaknya negara tersebut
pada jurang kemiskinan yang lebih dalam.
1. Pusat Pertumbuhan
Adalah wilayah atau kawasan yang pertumbuhannya sangat pesat sehingga karena
kepesatannya itu dijadikan sebagai pusat pembangunan yang mempengaruhi kawasan – kawasan
lain di sekitarnya. Dengan adanya kawasan-kawasan yang dijadikan pusat pertum buhan itu,
diharapkan kawasan-kawasan di sekitarnya turut terpengaruh dan terpicu untuk maju. Beberapa
contoh kawasan yang merupakan pusat pertumbuhan, antara lain kota Jakarta – Bogor – Tangerang
– Bekasi ( Jabotabek ), pusat industri Batam, segitiga pertum buhan Singapura – Johor – Riau.
2. Teori Pertumbuhan
Beberapa teori tentang pusat pertumbuhan yang dikemukakan oleh para ahli antara lain
sebagai berikut ,
Teori ini dikembangkan oleh ahli ekonomi Perancis Francois Perroux pada tahun 1955.
Inti dari teori ini menyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi ditiap daerah tidak terjadi di sembarang
tempat melainkan di lokasi tertentu yang disebut kutub pertumbuhan.
Untuk mencapai tingkat pendapatan tinggi harus dibangun beberapa tempat pusat
Kegiatan ekonomi yang disebut dengan growth pole ( kutub pertumbuhan ). Pandangan Perrouk
mengenai proses pertumbuhan adalah teori tata ruang ekonomi, dimana industri pendorong
memiliki peranan awal dalam membangun sebuah pusat
Pertumbuhan. Industri pendorong ini memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
1). Tingkat konsentrasi tinggi
2). Tingkat teknologi maju
3). Mendorong perkembangan industri di sekitarnya
4). Manajemen yang profesional dan modern
5). Sarana dan prasarana yang sudah lengkap
Konsep growth pole dapat didefinisikan geografis dan fungsional. Secara geografis growth pole
dapat digambarkan sebagai suatu lokasi yang memiliki fasilitas dan kemudahan sehingga
menimbulkan daya tarik bagi berbagai kalangan untuk mendirikan berbagai macam usaha di daerah
tersebut dan masyarakat senang memanfaatkan fasilitas tersebut. Secara fungsional growth pole
dapat diartikan sebagai suatu lokasi konsentrasi kelompok ekonomi ( industri, bisnis dll ) yang
mengakibatkan pengaruh ekonomi kedalam maupun keluar wilayah tersebut.