PENDAHULUAN
1.3 Manfaat
1.3.1 Bagi Institusi
Dapat digunakan sebagai referensi untuk meningkatkan mutu asuhan
keperawatan khususnya dalam bidang manajemen keperawatan
1.3.2 Bagi Rumah Sakit
Dapat digunakan untuk meningkatkan kinerja perawat dalam memenuhi
kepuasan pasien dan kemajuan rumah sakit kedepannya.
1.3.3 Bagi Pasien
a. Membantu menyelesaikan masalah pasien sehingga mempercepat masa
penyembuhan
b. Memberikan perawatan secara profesional dan efektif kepada pasien.
c. Memberikan kepuasan kepada pasien.
27
BAB 2
KONSEP TEORI SUPERVISI
2.1 Pengertian
Supervisi merupakan upaya membantu pembinaan dan peningkatan
kemampuan pihak yang disupervisi agar mereka dapat melaksanakan tugas
kegiatan yang telah ditetapkan secara efisien dan efektif (Sujana D, 2004).
Arief (2008) merumuskan supervisi sebagai suatu proses kegiatan dalam
upaya meningkatkan kemampuan dan ktrampilan tenaga pelaksaan pogram,
sehingga program itu dapat terlaksana sesuai dengan proses dan hasil yang
diharapkan. Supervisi keperawatan adalah kegiatan pengawasan dan pembinaan
yang dilakukan secara berkesinambungan oleh supervisor mencakup masalah
pelayanan keperawatan, masalah (Depkes, 20110).
2. Sasaran
Sasaran atau obyek dari supervisi adalah pekerjaan yang dilakukan oleh
bawahan yang melakukan pekaryaan. Sasaran yang dilakukan oleh bawahan
disebut sebagai sasaran langsung.
3. Frekuensi
Supervisi harus dilakukan dengan frekuwensi yang berbeda. Supervisi yang
dilakukan hanya sekali, bukanlah supervisi yang baik. Tidak ada pedoman yang
pasti mengenai seberapa sering supervisi dilakukan. Pegangan umum yang
digunakan bergantung pada derajat kesulitan pekerjaan yang dilakukan serta sifat
penyesuaian yang akan dilakukan.
Menurut Nursalam (2002) Dalam melakukan supervisi yang tepat,
supervisior harus bisa menentukan kapan dan apa yang perlu dilakukan supervisi
dan bantuan. Sepanjang kontrol/ supervisi penting, bergantung pada bagaimana
staf melihatnya:
a. Overcontrol. Kontrol yang terlalu berlebihan akan merusak delegasi yang
diberikan sehingga staf tidak akan dapat memiliki tanggung jawabnya.
27
b. Undercontrol. Kontrol yang kurang juga akan berdampak buruk terhadap
delegasi, dimana staf akan tidak produktif melaksanakan tugas limpah dan
berdampak secara signifikan terhadap hasil yang diharapkan. Hal ini akan
berdampak terhadap pemborosan waktu dan anggaran yang sebenarnya dapat
dihindarkan. Berikan kesempatan waktu dan anggaran yang sebenarnya dapat
dihindarkan. Berikan kesempatan waktu yang cukup kepada staf untuk berpikir
dan melaksanakan tugas tersebut.
4. Tujuan
Tujuan supervisi adalah memberikan bantuan kepada bawahan secara
langsung, sehingga bawahan memiliki bekal yang cukup untuk dapat melaksakan
tugas atau pekerjaan dengan hasil yang baik.
Menurut WHO (1999), tujuan pengawasan adalah:
1. Menjamin bahwa pekerjaan dilaksakan sesuai dengan tujuan yang telah
ditetapkan dalam tempo yang diberikan dengan menggunakan sumber daya
yang tersedia.
2. Memungkinkan pengawas menyadari kekurangan-kekurangan para petugas
kesehatan dalam hal kemampuan, pengetahuan, dan pemahaman serta
mengatur pelatihan yang sesuai.
3. Memungkinkan para pengawas mengenali dan memberi penghargaan atas
pekerjaan yang baik dan mengenali staf yang layak diberikan kenaikan jabatan
dan pelatihan lebih lanjut.
4. Memungkinkan manajemen bahwa sumber yang disediakan bagi petugas telah
cukup dan dipergunakan dengan baik.
5. Memungkinkan manajemen menentukan penyebab kekurangan pada kinerja
tersebut.
5. Tekhnik
Kegiatan pokok pada supervisi pada dasarnya mencakup empat hal yang
bersifat pokok, yaitu: (1) Menetapkan masalah dan prioritas: (2) Menetapkan
penyebab masalah, prioritas dan jalan keluarnya: (3) Melaksanakan jalan keluar:
dan (4) menilai hasil yang dicapai untuk tindak lanjut berikutnya.
27
Untuk dapat melaksanakan supervisi yang baik ada dua teknik, yaitu:
1. Pengamanan langsung
Pengamanan yang langsung dilaksakan supervisi dan harus memperhatikan:
a. Sasaran pengamatan
Pengamatan langsung yang tidak jelas sasarannya, dapat menimbulkan
kebingungan. Untuk mencegah keadaan seperti ini, maka pengamatan
langsung ditujukan pada sesuatu yang bersifat pokok dan strategis.
b. Objektivitas pengamatan
Pengamatan langsung yang tidak terstandarisasi dapat mengganggu
objektivitas. Untuk mencegah keadaan seperti ini, maka pengamatan
langsung ditujukan pada suatu daftar isian atau checklist yang telah
dipersiapkan.
c. Pendekatan pengamatan
Pengamatan langsung sering menimbulkan berbagai dampak dan kesan
negatif, misalnya: rasa takut, tidak senang, atau kesan menganggu
pekerjaan. Dianjurkan pendekatan pengamatan dilakukan secara edukatif
dan suportif, bukan kekuasaan atau otoriter.
2. Kerja sama
Keberhasilan pemberian bantuan dalam upaya meningkatkan penampilan
bawahan dalam supervisi, perlu terjalin kerja sama antara supervisor dengan
yang disupervisi. Kerja sama tersebut akan terwujud bila terjalin komunikasi
yang baik, sehingga mereka yang disupervisi merasakan masalah yang
dihadapi adalah juga masalah mereka sendiri (Azwar, 1996).
27
BAB 3
PENERAPAN SUPERVISI KEPERAWATAN PADA METODE
ASUHAN KEPERAWATAN PROFESIONAL (MAKP)
3.1 Pengertian
Supervisi adalah suatu tehnik pelayanan yang tujuan utamanya adalah
mempelajari dan memperbaiki secara bersama-bersama (H. Burton, 1997).
Supervisi keperawatan adalah suatu proses pemberian sumber-sumber yang
dibutuhkan untuk menyelesaikan tugas dalam rangka mencapai tujuan.
Supervis
Menciptakan Kegiatan dan Tujuan i
serta instrumen/alat ukur
PA PA
PEMBINAAN (3F)
Penyampaian penilaian
(fair) Kinerja Perawat dan
Feed Back Kualitas Pelayanan
Follow up, pemecahan Meningkat
masalah dan reward
27
Keterangan : Kegiatan supervisi
Delegasi dan supervisi
Manajer Bertugas
Perencana Pelaksanaan
Tugas-Tugas Pelaksana
Pelaksanaan Pengawasan
Perencanaan
A B C D E F
Pada gambar 2 di atas terlihat bahwa para bawahan yang menerima delegasi
tugas dan kekuasaan, selanjutnya mendelegasikan tugas dan kekuasaan kepada
bawahannya. Pada keadaan ini, manajer terdahulu lebih banyak ia memutuskan
perhatian dalam pengawasa. Jika diperhatikan pada kedua gambar di atas, tampak
bahwa tugas-tugas perencanaan dan pelaksanaan sebagian besar dapat
27
didelegasikan, sedangkan tugas pengawasan tidak dapat didelegasikan (hanya
sebagian kecil saja).
2. Ditinjau dari aspek bidang (spesialisasi).
Pendelegasian dari aspek ini sesuai dengan organisasi karena masing-
masing bidang mempunyai uraian tugas sesuai fungsi masing-masing bidang.
Pendelegasian yang efektif memiliki beberapa ciri-ciri yaitu :
a. Unsur pendelegasian harus lengkap dan jelas.
b. Harus mendelegasikan kepada orang yang tepat.
c. Pemberi delegasi harus memberikan peralatan yang cukup dan mengusahakan
d. keadaan lingkungan yang efisien.
e. Pemberi delegasi harus memberikan inisiatif atau rangsangan material maupun
non material.
27
BAB 4
RENCANA KEGIATAN
4.2 Metode
1. Observasi
2. Tindakan
3. Evaluasi dan Diskusi
4.3 Media
1. Lembar Supervisi
2. Standar Asuhan keperawatan
4.4 Pengorganisasian
Supervisor : H. Harto., S.Kep., Ns.
Pembimbing : Mat Khamim S.Kep., Ns. (Pembimbing Klinik)
Farida Juanita, Ns., M.Kep. (Pembimbing Akademik)
Kepala Ruangan : Yeni Sofianti, S.Kep.
Perawat Primer : Munirotul Faizah, S,Kep.
Perawat Associate : Sariyono., S.Kep.
27
4.5 Mekanisme Kegiatan
N Kegiatan Pelaksan Tempat Waktu
o a
1 Karu mengucapkan salam dan KARU Nurse 2
menyampaikan pada PP bahwa akan Station menit
diadakan Supervisi tentang tindakan
pemasangan O2 pada pasien.
DILAKUKAN
NO PARAMETER BOBOT
YA TDK
I Persiapan Alat 10
1. Tabung oksigen lengkap dengan 1
manometer, kereta tabung, sarung tabung
oksigen dan kunci inggris.
2. Masker 1
3. Hanscoen 0,5
4. Air 1
5. flow meter 1
6. Humidifier 1
7. Selang oksigen 1
8. Nasal canule 1
9. Kasa 1
10. Vaselin pelumas 1
11. Tali 0,5
12. Plester 0,5
13. Gunting 0,5
14. Buku catatan
II Persiapan pasien 10
1. Memberitahu pasien tengtang prosedur 4
yang akan dilakukan
2. Menutup pintu dan jendela 2
3. Menyiapkan pasien dalam posisi yang tepat 4
III Pelaksanaan 70
1. Persiapkan semua bahan serta perlengka- 5
pan yang diperlukan dengan teratur
2. Mencuci tangan
3. Memakai hanscoen dan masker 5
4. Kji keadaan klien, keadaan lubang hidung 1
serta kedalaman pernafasan dan frekuensi 1
pernafasan
5. Berikan posisi yang nyaman
6. Sambung kanule keselang oksigen dari hu- 2
midifier, lumasi kanule dengan pelumas 5
vaselin.
7. Cek humidifier sudah berisi air atau belum
27
8. Tutup flow meter dan buka tabung dengan 5
putaran penuh. 5
9. Buka flow meter dan mencobanya pada
kulit muka melalui ujung selang. 5
10. Maukan cabang canule ke lubang hidung 5
kurang dari 1-1,5 cm dan kaitkan tali di-
belakang telinga pasien lalu rapatkan pen-
gatur selang okigen
11. Pasang kasa diantara sela hidung dan
telinga, lakukan fiksasi dengan plester. 5
12. Atur aliran oksigen sesuai dengan kebu-
tuhan. 5
13. Tanyakan pada klien apakah masih sesak.
14. Observasi dan hitung pernafasan pasien 1
dan catat hasilnya 5
15. Rapikan pasien.
16. Berikan HE pada pasien dan keluarga 2
Tidak boleh merokok di dalam 10
lingkungan klien.
Jangan menambah flowmeter
Segera lapor bila terjadi sesak bertam-
bah
17. Bereskan alat
18. Cuci tangan 1
19. Dokumentasi 1
1
III Sikap 10
1. Menjaga privasi klien 3
2. Lakukan dengan teliti 4
3. Menjaga kebersihan 3
TOTAL 100
Rumus Penilaian :
27
BAB 5
LAPORAN HASIL KEGIATAN
5.2 Pengorganisasian
Kepala Ruangan : Yeni Sofianti, S.Kep.
Perawat Primer : Munirotul Faizah, S,Kep.
Perawat Associate : Sariyono., S.Kep.
Supervisor : H. Harto., S.Kep., Ns.
Pembimbing : Mat Khamim S.Kep., Ns. (Pembimbing Klinik)
Farida Juanita, Ns., M.Kep. (Pembimbing Akademik)
5.3 Presensi
1. Supervisor dari RSUD Dr. Soegiri 1 orang
2. Pembimbing dari pendidikan 1 orang
3. Pembimbing Ruangan Kemuning RSUD Dr. Soegiri Lamongan 1 orang
4. Mahasiswa STIKES Muhammadiyah Lamongan sebanyak 12 orang.
27
5.4 Hasil Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
Persiapan dilakukan 2 hari sebelum acara dimulai. Acara dilakukan mundur
satu hari dari jadwal gannt chart yang telah dibuat.
2. Evaluasi proses
No Waktu Kegiatan
1 10.30-11.10 Pelaksanaan Supervisi pada tindakan pemasangan
oksigenasi..
1. Evaluasi Hasil
a. Kegiatan dihadiri 93% atau 2 orang dari yang diundang dan 12 maha-
siswa.
b. Selama kegiatan, masing-masing mahasiswa bekerja sesuai dengan tu-
gasnya.
c. Acara dimulai lebih dari waktu yang telah ditentukan.
d. Kegiatan berjalan lancar dan tujuan mahasiswa tercapai dengan baik.
27
5.5 Hambatan
a. Pelaksanaan Supervisi tentang tindakan pemasangan oksigenasi masih ku-
rang optimal karena kurangnya ketelitian KARU terhadap cara penilaian tin-
dakan yang dilakukan oleh PP dan PA.
b. Dalam pelaksanaan Supervisi, mahasiswa belum berpengalaman dalam
melakukan Supervisi sehingga mahasiswa belum bisa menjiwai dengan per-
annya masing-masing.
5.6 Dukungan
a. Pengorganisasian Supervisi yang terstruktur
b. Proses bimbingan pelaksanaan Supervisi oleh supervisor, pembimbing ruan-
gan, dan pembimbing akademik.
c. Adanya alur yang terstruktur dengan baik
d. Hubungan saling percaya yang terjalin antara pihak perawat ruangan dengan
mahasiswa sebagai pelaksana
e. Tersedianya fasilitas pendukung untuk kelancaran proses Supervisi yang
baik di Ruang Kemuning RSUD Dr. Soegiri Lamongan.
27
BAB 6
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
1. Supervisi merupakan upaya membantu pembinaan dan peningkatan
kemampuan pihak yang disupervisi agar mereka dapat melaksanakan tugas
kegiatan yang telah ditetapkan secara efisien dan efektif
2. Tujuan supervisi adalah pemenuhan dan peningkatan pelayanan pada klien
dan keluarga yang berfokus pada kebutuhan, ketrampilan, dan kemampuan
dalam melaksakan tugas.
6.2 Saran
1. Kegiatan supervisi penting untuk dilakukan secara rutin dan terjadwal seba-
gai upaya peningkatan mutu pelayanan kesehatan kepada pasien demi terca-
painya visi misi ruangan maupun rumah sakit.
27
DAFTAR PUSTAKA
27
“Pendidikan Profesi Ners Keperawatan Manajemen”
Pelaksanaa
Pelaksan n
No Kegiatan Tempat Waktu Ya Tida
a
k
27