Anda di halaman 1dari 11

Supervisi Keperawatan

http://elsye.staff.umy.ac.id/supervisi-
keperawatan/
October 4, 2016

Pemberian asuhan Keperawatan yang dilakukan oleh perawat memiliki berbagai risiko
terhadap keselamatan pasien (patient safety). Validitas asuhannya dan kompetensi dari
perawatnya selalu harus di monitoring, agar mutu pelayanan keperawatan di rumah sakit
tetap terjaga mutunya. Rumah sakit telah menyiapkan standar asuhan yang akan diberikan
pada pasien, dan menyiapkan tenaga keperawatan yang handal untuk memberikan pelayanan
yang prima terhadap pasien. Resiko yang harus dihindari dari pemberi pelayanan yang tidak
prima adanya Inciden, baik itu berupa Kejadian Nyaris Cedera (KNC), Kejadian Tidak
Diharapkan (KTD) bahkan Sentinel Oleh sebab itu perlu ada monitoring dan pembinaan yang
berkelanjutan dalam bentuk Supervisi yang dilakukan oleh seorang Supervisor Keperawatan,
mereka Independent, tidak merangkap pekerjaan sebagai tenaga pelaksana ataupun strukturan
lainnya.

Fakta dilapangan yang sekarang terjadi di Rumah sakit, Supervisor di laksanakan oleh Kepala
Ruangan (rangkap jabatan) ataupun sejumlah Perawat pelaksana yang di tunjuk oleh RS
untuk melaksanakan kegiatan Supervisi Keperawatan (realisasi Supervisi Rumah sakit).
Kondisi ini berisiko terhadap pelayanan buruk ditandai dengan  yang tidak terimonitornya
pelayanan klinis yang diberikan perawat secara komprehensif oleh perawat di Rumah sakit.
Mengingat definisi Operasional dari Supervisi Keperawatan sangat berbeda dengan teorinya
yang bertujuan untuk menjaga mutu pelayanan. Sedangkan definisi Clinical supervision is,“a
formal process of professional support and learning which enables individual practitioners to
develop knowledge and competence, assume responsibility for their own practice and
enhance consumer protection and safety of care in complex clinical situations”. (DH, 1993).
Supervisi klinik dilakukan untuk memperoleh refleksi dan membagi pengalaman dari praktik
yang dilakukan, sebagai bagian dari upaya Continuing Professional Development (CPD). 

Menurut Bond & Holland, 1998 Clinical supervision can be offered through the framework
of different models. The most common model in nursing focuses on three key functions as
described, terdiri dari 3 yaitu :

1.  Formative – educational
2. Normative – managerial
3. Restorative – supportive

Formative Function ; menyiapkan dan melaksanaan proses refleksi dari proses


pembelajaran. It enables the practitioner to recognise strengths and weaknesses in their
work, to further develop skills and knowledge to relate theory to practice in a critical way.
Restorative Function ; menyiapkan seorang praktisi yang akan mendukung suatu hubungan
dengan perawat  berkaitan dengan pemberian respon terhadap emosi dan mengurangi distress
yang muncul karena situasi dan interaksi/hubungan yang kurang baik.

Normative Function – is concerned with safe practice, maintaining and developing standards
and ensuring that both local and national clinical standards are adhered to Clinical
supervision is a collaborative dynamic process including the components of teaching and
mentorship, which goes beyond a nurturing role.

Supervisi dalam keperawatan


http://mankep.blogspot.com/2012/12/supervisi-dalam-keperawatan.html

1.    Pengertian Supervisi


Supervisi adalah suatu proses kemudahan untuk penyelesaian tugas-tugas keperawatan (Swansburg &
Swansburg, 1999). Supervisi adalah merencanakan, mengarahkan, membimbing, mengajar,
mengobservasi, mendorong, memperbaiki, mempercayai, mengevaluasi secara terus menerus pada
setiap perawat dengan sabar, adil serta bijaksana (Kron, 1987).
Berdasarkan definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa supervisi merupakan suatu  cara yang efektif
untuk mencapai tujuan organisasi.

2.    Tujuan Supervisi


     Tujuan supervisi adalah :
     Memberikan bantuan kepada bawahan secara langsung sehingga dengan bantuan tersebut bawahan
akan memiliki bekal yang cukup untuk dapat melaksanakan tugas atau pekerjaan dengan hasil yang
baik (Suarli, 2009).
 3.    Manfaat Supervisi
     Apabila supervisi dapat dilakukan dengan baik, akan diperoleh banyak manfaat, diantaranya adalah
sebagai berikut :
a.    Dapat lebih meningkatkan efektifitas kerja, peningkatan ini erat kaitannya dengan peningkatan
pengetahuan dan keterampilan bawahan, serta makin terbinanya hubungan dan suasana kerja yang
lebih harmonis antara atasan dan bawahan.
b.    Dapat lebih meningkatkan efisiensi kerja, peningkatan ini erat kaitannya dengan makin
berkurangnya kesalahan yang dilakukan bawahan, sehingga pemakaian sumber daya (tenaga, harta,
dan sarana) yang sia-sia akan dapat dicegah (Azwar 1996, dalam Nursalam, 2007).
Apabila kedua peningkatan ini dapat diwujudkan, maka sama artinya bahwa tujuan organisasi telah
tercapai dengan baik. 

4.    Prinsip Supervisi (Suyanto, 2009)


     Agar supervisi dapat dijalankan dengan baik maka seorang suprvisor harus memahami prinsip- prinsip
supervisi dalam keperawatan sebagai berikut :
a.    Supervisi dilakukan sesuai dengan struktur organisasi
b.    Didasarkan atas hubungan profesional dan bukan pribadi.
c.    Kegiatan direncanakan secara matang.
d.   Bersifat edukatif, supporting dan informal.
e.    Memberikan perasaan aman pada staf dan pelaksana keperawatan
f.     Membentuk hubungan kerjasama yang demokratis antara supervisor dan staf.
g.    Harus objektif dan sanggup mengadakan “self evaluation”.
h.    Harus progresif, inovatif, fleksibel dan dapat mengembangkan kelebihan masing-masing perawat
yang disupervisi.
i.      Konstruktif dan kreatif dalam mengembangkan diri disesuaikan dengan kebutuhan.
j.      Dapat meningkatkan kinerja bawahan dalam upaya meningkatkan kualitas asuhan keperawatan.
k.    Suprvisi dilakukan secara teratur dan berkala.
l.      Supervisi dilaksanakan secara fleksibel dan selalu disesuaikan dengan perkembangan.

5.    Cara Supervisi (suyanto, 2009)


     Supervisi dapat dilakukan secara langsung dan tidak langsung, penerapannya disesuaikan dengan
situasi dan kondisi serta tujuan supervisi.

a.     Supervisi Langsung :


Supervisi dilakukan langsung pada kegiatan yang sedang berlangsung. Cara supervisi ini ditujukan
untuk bimbingan dan arahan serta mencegah dan memperbaiki kesalahan yang terjadi.
            Cara supervisi terdiri dari :
1.   Merencanakan
     Seorang supervisor, sebelum melakukan supervisi harus membuat perencanaan tentang apa yang akan
disupervisi, siapa yang akan disupervisi, bagaimana tekniknya, kapan waktunya dan alasan dilakukan
supervisi (Kron, 1987).
     Dalam membuat perencanaan diperlukan unsur-unsur : Objektif / tujuan dari perencanaan, Uraian
Kegiatan, Prosedur, Target waktu pelaksanaan, penanggung jawab dan anggaran (Suarli, 2009).
2.   Mengarahkan
     Pengarahan yang dilakukan supervisor kepada staf meliputi pengarahan tentang bagaimana kegiatan
dapat dilaksanakan sehingga tujuan organisasi dapat tercapai. Dalam memberikan pengarahan
diperlukan kemampuan komunikasi dari supervisor dan hubungan kerjasama yang demokratis antara
supervisor dan staf.
    Cara pengarahan yang efektif adalah :
·           Pengarahan harus lengkap
·           Menggunakan kata-kata yang tepat
·           Bebicara dengan jelas dan lambat
·           Berikan arahan yang logis.
·           Hindari memberikan banyak arahan pada satu waktu.
·           Pastikan bahwa arahan dipahami.
·           Yakinkan bahwa arahan supervisor dilaksanakan sehingga perlu kegiatan tindak lanjut.

3.    Membimbing
Agar staf dapat menyelesaikan pekerjaan dengan baik, maka dalam melakukan suatu pekerjaan, staf
perlu bimbingan dari seorang supervisor. Supervisor harus memberikan bimbingan pada staf yang
mengalami kesulitan dalam menjalankan tugasnya, bimbingan harus diberikan dengan terencana dan
berkala. Staf dibimbing bagaimana cara untuk melakukan dan menyelesaikan suatu pekerjaan.
Bimbingan yang diberikan diantaranya dapat berupa : pemberian penjelasan, pengarahan dan
pengajaran, bantuan, serta pemberian contoh langsung.

4.    Memotivasi
Supervisor mempunyai peranan penting dalam memotivasi staf untuk mencapai tujuan organisasi.
Kegiatan yang perlu dilaksanakan supervisor dalam memotivasi antara lain adalah (Nursalam, 2007) :
·           Mempunyai harapan yang jelas terhadap staf dan mengkomunikasikan harapan tersebut kepada
para staf.
·           Memberikan dukungan positif pada staf untuk menyelesaikan pekerjaan.
·           Memberikan kesempatan pada staf untuk menyelesaikan tugasnya dan memberikan tantangan-
tantangan yang akan memberikan pengalaman yang bermakna.
·           Memberikan kesempatan pada staf untuk mengambil keputusan sesuai tugas limpah yang
diberikan.
·           Menciptakan situasi saling percaya dan kekeluargaan dengan staf.
·           Menjadi role model bagi staf.
5.   Mengobservasi (Nursalam, 2007)
Untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi staf dalam melaksanakan tugasnya sehingga dapat
menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan yang diharapkan, maka supervisor harus melakukan observasi
terhadap kemampuan dan perilaku staf dalam menyelesaikan pekerjaan dan hasil pekerjaan yang
dilakukan oleh staf.
6.    Mengevaluasi
     Evaluasi merupakan proses penilaian pencapaian tujuan, apabila suatu pekerjaan sudah selesai
dikerjakan oleh staf, maka diperlukan suatu evaluasi upaya pelaksanaan dan membandingkan dengan
rencana yang telah disusun sebelumnya.
Evaluasi juga digunakan untuk menilai apakah pekerjaan tersebut sudah dikerjakan sesuai dengan
ketentuan untuk mencapai tujuan organisasi. Evaluasi dapat dilakukan dengan cara menilai langsung
kegiatan, memantau kegiatan melalui objek kegiatan. Apabila suatu kegiatan sudah di evaluasi, maka
diperlukan umpan balik terhadap kegiatan tersebut.

b.    Supervisi Tidak Langsung


Supervisi dilakukan melalui laporan tertulis, seperti laporan pasien dan catatan asuhan keperawatan
dan dapat juga dilakukan dengan menggunakan laporan lisan seperti saat timbang terima dan ronde
keperawatan. Pada supervisi tidak langsung dapat terjadi kesenjangan fakta, karena supervisor tidak
melihat langsung kejadian dilapangan. Oleh karena itu agar masalah dapat diselesaikan , perlu
klarifikasi dan umpan balik dari supevisor dan staf.

SUPERVISI DALAM MENEJEMEN KEPERAWATAN


SUPERVISI DALAM KEPERAWATAN
http://sukardjoskmmkes.blogspot.com/2010/10/supervisi-dalam-menejemen-keperawatan.html

Supervisi dan evaluasi merupakan bagian yang penting dalam manajemen serta keseluruhan
tanggung jawab pemimpin. Pemahaman ini juga ada dalam manajemen keperawatan. Untuk
mengelola asuhan keperawatan dibutuhkan kemampuan manajemen dari Perawat profesional. Oleh
karena itu sebagai seorang manajer keperawatan atau sebagai Perawat profesional diharapkan
mempunyai kemampuan dalam supervisi dan evaluasi.

Supervisi merupakan bagian dari fungsi directing pengarahan (dalam fungsi manajemen yang
berperan untuk mempertahankan agar segalam kegiatan yang telah diprogram dapat dilaksanakan
dengan baik dan lancar. Supervisi secara langsung memungkinkan manajer keperawatan
menemukan berbagai hambatan/permasalahan dalam pelaksanaan asuhan keperawatan di ruangan
dengan mencoba memandang secara menyeluruh faktor-faktor yang mempengaruhi dan bersama
dengan staf keperawatan untuk mencari jalan pemecahannya.

Sukar seorang manajer keperawatan untuk mempertahankan mutu asuhan keperawatan tanpa
melakukan supervisi, karena masalah –masalah yang terjadi di unit keperawatan tidak seluruhnya
dapat diketahui oleh manajer keperawatan melalui informasi yang diberikan oleh staf keperawatan
yang mungkin sangat terbatas tanpa melakukan supervisi keperawatan.
PENGERTIAN SUPERVISI
Supervisi mempunyai pengertian yang sangat luas, yaitu meliputi segalam bantuan dari
pemimpin/penanggung jawab keperawatan yang tertuju untuk perkembangan para perawat dan
staf lainnya dalam mencapai tujuan asuhan keperawatan.
Kegiatan supervisi semacam ini adalah merupakan dorongan, bimbingan dan kesempatan bagi
pertumbuhan keahlian dan kecakapan para perawat.

Prajudi Atmosudiro (1982), Supervisi diartikan sebagai pengamatan atau pengawasan secara
langsung terhadap pelaksanaan pekerjaan yang sifatnya rutin.

Swansburg (1999), Supervisi adalah suatu proses kemudahan sumber-sumber yang diperlukan untuk
penyelesaian tugas-tugasnya.

Thora Kron (1987), Supervisi adalah merencanakan, mengarahkan, membimbing, mengajar,


mengobservasi, mendorong, memperbaiki, mempercayai, mengevaluasi secara terus menerus pada
setiap perawat dengan sabar, adil serta bijaksana sehingga setiap perawat dapat memberikan
asuhan keperawatan dengan baik, terampil, aman, cepat dan tepat secara menyeluruh sesuai
dengan kemampuan dan keterbatasan dari perawat.

Supervisi mengandung pengertian yang lebih demokratis. Dalam pelaksanaannya supervisi bukan
hanya mengawasi apakah seluruh staf keperawatan menjalankan tugasnya dengan sebaik-baiknya
sesuai dengan instruksi atau ketentuan yang telah digariskan, tetapi juga bersama para perawat
bagaimanan memperbaiki proses keperawatan yang sedang berlangsung. Jadi dalam kegiatan
supervisi seluruh staf keperawatan bukan sebagai pelaksanan pasif, melainkan diperlukan sebagai
patner kerja yang memiliki ide-ide, pendapat dan pengalaman yang perlu didengar, dihargai dan
diikutsertakan dalam usaha-usaha perbaikan proses keperawatan. Dengan demikian supervisi
diartikan sebagai suatu aktifitas pembinaan yang direncanakan untuk membantu para tenaga
keperawatan dan staf lainnya dalam melakukan pekerjaan mereka secara efektif.

Supervisor harus mengusahakan seoptimal mungkin kondisi kerja yang nyaman. Ini tidak hanya
meliputi lingkungan fisik, tetapi juga suasana kerja diantara para tenaga keperawatan dan tenaga
lainnya. Juga meliputi jumlah persediaan dan kelayakan peralatan agar memudahkan pelaksanaan
tugas. Lingkungan yang sehat bila dapat memberikan rasa bebas dan keinginan untuk bekerja lebih
baik. Supervisor juga mengusahakan semangat kebersamaan dengan lebih menekankan “kita”
daripada “saya”.

Pada suatu saat supervisor akan memerlukan bantuan dalam mengambil keputusan melalui
pengamalan dalam tugas untuk menemukan metoda yang lebih baik guna melaksankan
pendelegasian tugas dalam kelompok kerja, tentu memerlukan dukungan dari anggota kelompok.
Walaupun supervisor memperhatikan kondisi dan hasil kerja, tetapi perhatian utama ialah
manusianya, untuk itu harus mengenal tiap individu dan mampu merangsang agar tiap pelaksana
mau meningkatkan diri. Salah satu tujuan utama dari supervisi adalah orientasi, latihan dan
bimbingan individu, berdasarkan kebutuhan individu dan mengarah pada pemanfaatan kemampuan
dan pengembangan ketrampilan yang baru.
Dalam pelaksanaan supervisi, supervisor membuat suatu keputusan tentang suatu pekerjaan yang
akan dilaksanakan, kemudian siapa yang akan melaksanakan. Untuk itu supervisor perlu
memberikan penjelasan dalam bentuk arahan kepada para pelaksana.

SASARAN SUPERVISI
Sasaran yang harus dicapai dalam supervisi adalah sebagai berikut :
1. Pelaksanan tugas sesuai dengan pola
2. Struktur dan hirarki sesuai dengan rencana
3. Staf yang berkualitas dapat dikembangkan secara kontinue/sistematis
4. Penggunaan alat yang efektif dan ekonomis.
5. Sistem dan prosedur yang tidak menyimpang
6. Pembagian tugas, wewenang ada pertimbangan objek/rational
7. Tidak terjadi penyimpangan/penyelewengan kekuasaan, kedudukan dan keuangan.

TUJUAN SUPERVISI

Mengusahakan seoptimal mungkin kondisi kerja yang nyaman, ini tidak hanya meliputi lingkungan
fisik, tetapi juga suasana kerja diantaranya para tenaga keperawatan dan tenaga lainnya , juga
meliputi jumlah persediaan dan kelayakan perawatan agar memudahkan pelaksanaan tugas. Oleh
karena itu tujuan supervisi adalah :

1.Mengorganisasikan staf dan pelaksanan keperawatan


2.Melatih staf dan pelaksana keperawatan
3.Memberikan arahan dalam pelaksanaan tugasnya agar menyadari dan mengerti terhadap peran,
fungsi sebagai staf dan pelaksana asuhan keperawatan.
4.Memberikan layanan kemampuan staf dan pelaksana keperawatan dalam memberikan asuhan
keperawatan.

KOMPETENSI

Seorang supervisor harus memiliki kemampuan dalam :


1.Memberikan pengarahan dan petunjuk yang jelas, sehingga dapat dimengerti oleh staf dan
pelaksana keperawatan.
2.Memberikan saran, nasehat dan bantuan kepada staf/pelaksana keperawatan
3.Memberikan motivasi untuk meningkatkan semangat kerja staf dan pelaskanaan keperawatan
4.Proses kelompok (dinamika kelompok)
5.Memberikan latihan dan bimbingan yang diperlukan oleh staf dan pelaksanaan keperawatan
6.Melakukan penilaian terhadap penampilan kinerja perawat
7.Mengadakan pengawasan agar asuhan keperawatan lebih baik.

FUNGSI

1.Dalam keperawatan fungsi supervisi adalah untuk mengatur dan mengorganisir proses pemberian
pelayanan keperawatan yang menyangkut pelaksanaan kebijakan pelayanan keperawatan tentang
standar asuhan yang telah disepakati.
2.Fungsi utama supervisi modern adalah menilai dalam memperbaiki factor-factor yang
mempengaruhi proses pemberian pelayanan asuhan keperawatan.
3.Fungsi utama supervisi dalam keperawatan adalah mengkoordinasikan, menstimuli, dan
mendorong ke arah peningkatan kualitas asuhan keperawatan.
4.Fungsi supervisi adalah membantu (assisting), memberi support (supporting) dan mangajak untuk
diikutsertakan (sharing).

PRINSIP

Prinsip-prinsip supervisi dalam keperawatan adalah :


1.Didasarkan atas hubungan profesional dan bukan pribadi
2.Kegiatan yang direncanakan secara matang
3.Bersifat edukatif, supporting dan informal
4.Memberikan perasaan aman pada staf dan pelaksanaan keperawatan
5.Membentuk suatu kerjasama yang demokratis antara supervisor dan staf dan pelaksana
keperawatan.
6.Harus objektif dan sanggup mengadakan “self evaluation”.
7.Harus progresif, inovatif, fleksibel dan dapat mengembangkan kelebihan masing-masing
8.Konstruktif dan kreatif dalam mengembangkan diri disesuaikan dengan kebutuhan.
9.Dapat meningkatkan kinerja bawahan dalam upaya meningkatkan kualitas asuhan keperawatan.

KARAKTERISTIK

Dalam keperawatan, supervisi yang baik apabila memiliki karekteristik :


1.mencerminkan kegiatan asuhan keprawatan yang sesungguhnya
2.mencerminkan pola organisasi/struktur organisasi keperawatan yang ada
3.kegiatan yang berkesinambungan yang teratur atau berkala
4.dilaksanakan oleh atasan langsung (Kepala unit/Kepala Ruangan atau penanggung jawab yang
ditunjuk).
5.Menunjukkan kepada kegiatan perbaikan dan peningkatan kualitas asuhan keperawatan.

CARA SUPERVISI

1.Langsung

Supervisi dilakukan langsung pada kegiatan yang sedang berlangsung. Pada supervisi modern
diharapkan supervisor terlibat dalam kegiatan agar pengarahan dan pemberian petunjuk tidak
dirasakan sebagai perintah. Cara memberikan pengarahan yang efektif adalah :
Pengarahan harus lengkap
Mudah dipahami
Menggunakan kata-kata yang tepat
Berbicara dengan jelas dan lambat
Berikan arahan yang logis
Hindari memberikan banyak arahan pada satu saat
Pastikan bahwa arahan dipahami
Yakinkan bahwa arahan anda dilaksanakan atau perlu tindak lanjut

2.Tidak langsung
Supervisi dilakukan melalui laporan baik tertulis maupun lisan,. Supervisor tidak melihat langsung
kejadian di lapangan, sehingga mungkin terjadi kesenjangan fakta. Umpan balik dapat diberikan
secara tertulis.

KEGIATAN RUTIN SUPERVISOR

Tugas-tugas rutin yang harus dilakukan oleh supervisor setiap harinya (bittel,a987) adalah sebagai
berikut:

1.Sebelum pertukaran shift (15-30 menit)

Mengecek kecukupan fasilitas/peralatan/sarana untuk hari itu


Mengecek jadwal kerja

2.Pada waktu mulai shift (15-30 menit)

Mengecek personil yang ada


Menganalisa keseimbangan personil dan pekerjaan
Mengatur pekerjaan
Mengidentifikasi kendala yang muncul
Mencari jalan supaya pekerjaan dapat diselesaikan.

3.Sepanjang hari dinas (6-7 jam):

Mengecek pekerjaan setiap personil, dapat mengarahkan, instruksi, mengoreksi atau memberikan
latihan sesuai kebutuhannya.
Mengecek kemajuan pekerjaan dari personil sehingga dapat segera membantu apabila diperlukan
Mengecek pekerjaan rumah tangga
Mengecek kembali pekerjaan personil dan kenyamanan kerja, terutama untuk personil baru.
Berjaga-jaga di tempat apabila ada pertanyaan, permintaan bantuan atau hal-hal yang terkait.
Mengatur jam istirahat personil
Mendeteksi dan mencatat problem yang muncul pada saat itu dan mencari cara memudahkannya.
Mengecek kembali kecukupan alat/fasilitas/sarana sesuai kondisi operasional
Mencatat fasilitas/sarana yang rusak kemudian melaporkannya
Mengecek adanya kejadian kecelakaan kerja
Menyiapkan dan melaporkan secara rutin mengenai pekerjaan.

4.Sekali dalam sehari (15-30 menit)

Mengobservasi satu personil atau area kerja secara kontinu untuk 15 menit. Melihat dengan
seksama hal-hal yang mungkin terjadi seperti : Keterlambatan pekerjaan, lamanya mengambil
barang, kesulitan pekerjaan dan lain sebagainya.

5.Sebelum pulang

Membuat daftar masalah yang belum terselesaikan dan berusaha untuk memecahkan persoalan
tersebut keesokan harinya.
Pikirkan pekerjaan yang telah dilakukan sepanjang hari dengan mengecek hasilnya, kecukupan
material dan peralatannya.
Lengkapi laporan harian sebelum pulang
Membuat daftar pekerjaan untuk harinya, membawa pulang memperlajari di rumah sebelum pergi
bekerja kembali.

SUPERVISOR KEPERAWATAN

Yang termasuk supervisor keperawatan adalah:

1.Kepala ruangan, kepala ruangan bertanggung jawab dalam supervisi pelayanan keperawatan diunit
kerjanya. Kepala rungan merupakan ujung tombak penentu tercapai tidaknya tujuan pelayanan
dalam memberikan asuhan keperawatan dan pendokumentasian di unit kerjanya.

2.Pengawas Keperawatan, beberapa ruangan atau unit pelayanan berada di bawah satu instalasi,
pengawas perawatan bertanggung jawab dalam melakukan supervisi pada areanya yaitu beberapa
kepala ruangan yang berada dalam satu instalasi tertentu, misalnya instalasi rawat inap, instalasi
rawat jalan dan lain-lain.

3.Kepala seksi, beberapa instansi digabung dibawah satu pengawasan kepala seksi. Kepala seksi
mengawasi pengawas keperawatan dalam melaksanakan tugas secara langsung dan seluruh perawat
secara tidak langsung.

4.Kepala Bidang keperawatan, Kabid Keperawatan bertanggung jawab untuk melakukan supervisi
kepada kepala seksi secara langsung dan semua perawat secara tidak langsung.

Dengan demikian supervisi berikatan dengan struktur organisasi yang menggambarkan garis
tanggung jawab, siapa yang menjadi supervisor dan siapa yang disupervisi.

PERAN DAN FUNGSI KEPALA RUANGAN


Pada kesempayan ini yang akan dibahas lebih lanjut adalah peran dan fungsi kepala ruangan dalam
meningkatkan asuhan keperawatan, melalui supervisi.

Menutur Depkes RI 1994, “ Kepala ruangan adalah seorang tenaga perawat profersional yang diberi
tanggung jawab dan wewenang dalam mengelola kegiatan pelayanan keperawatan di satu ruang
rawat.”

Tanggung jawab kepala rungan dapat diidentifikasi sesuai dengan perannya meliputi:
1.Manajemen personalia/ketenagaan, meliputi penerimaan, seleksi, orientasi, pengembangan
tenaga, penilain penampilan kerja, promosi dan penyediaan ketenagaan staf keperawatan.
2.Manajemen operasional, meliputi perencanaan, pengorganisasian, dan pengarahan dalam
pelayanan keperawatan.
3.Manajemn kuliatas pelayan, meliputi pengembangan standar asuhan keperarawatan, program
kendali mutu, program evaluasi team dan persiapan untuk akreditasi pelayanan keperawatan.
4.Manajemen finansial, meliputi budget, cost control dalam pelayanan keperawatan.

Penerapan kepemimpinan dalam keperawatan


Pemberian pelayanan dan asuhan keperawatan merupakan suatu kegiatan yang kompleks dan
melibatkan berbagai individu. Agar tujuan keperawatan tercapai maka diperlukan berbagai kegiatan
dalam menerapkan kepeminpinan khususnya bagi kepala rungan menurut Kron (1981) kegiatan
tersebut meliputi: Perencanaan dan pengorganisasian, membuat penugasan dan memberi
pengarahan, pemberian bimbingan, mendorong kerja sama dan berpartisipasi, melakukan koordinasi
kegiatan dan melakukan evaluasi hasil penampilan kerja.

Melalui kegiatan-kegiatan ini diharapkan kepala ruangan dapat melakukan tanggung jawabnya
sebagai manajer dan pemimpin yang efektif.

Dalam melaksanakan pelayanan dan asuhan keperawatan kepala ruangan sebagai pemimpin
bertanggung jawab dalam :
1)Membantu perawat lain mencapai tujuan yang ditentukan
2)Mengarahkan kegiatan-kegiatan keperawatan
3)Bertanggung jawab atas tindakan keperawatan yang dilakukan
4)Pelaksanaan keperawatan sebagai standar
5)Penyelesaian pekerjaan dengan benar
6)Pencapaian tujuan keperawatan
7)Memperhatikan kesejahteraan bawahan
8)Memotivasi bawahan

Anda mungkin juga menyukai