Anda di halaman 1dari 20

is i

r v
p e
Su

Ns. IKA PURWANTO,


M.Kep
Definisi

• Supervisi adalah suatu proses kemudahan untuk penyelesaian tugas-


tugas keperawatan (Swansburg & Swansburg, 1999).
• Supervisi adalah merencanakan, mengarahkan, membimbing, mengajar,
mengobservasi, mendorong, memperbaiki, mempercayai, mengevaluasi
secara terus menerus pada setiap perawat dengan sabar, adil serta
bijaksana (Kron, 1987).

• Berdasarkan definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa supervisi


merupakan suatu  cara yang efektif untuk mencapai tujuan organisasi.

• Supervisiadalah melakukan pengamatan secara langsung dan berkala


oleh “atasan” terhadap pekerjaan yang dilakukan “Bawahan” untuk
kemudian bila ditemukan masalah, segera diberikan bantuan yg bersifat
langsung guna mengatasinya ( Suarli,2018).
Tujuan
Memberikan bantuan kepada bawahan secara
langsung sehingga dengan bantuan tersebut
bawahan akan memiliki bekal yang cukup untuk
dapat melaksanakan tugas atau pekerjaan
dengan hasil yang baik (Suarli, 2018).
Manfaat Supervisi
Apabila supervisi dapat dilakukan dengan baik, akan diperoleh banyak
manfaat, diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Dapat lebih meningkatkan efektifitas kerja, peningkatan ini erat
kaitannya dengan peningkatan pengetahuan dan keterampilan
bawahan, serta makin terbinanya hubungan dan suasana kerja yang
lebih harmonis antara atasan dan bawahan.
2. Dapat lebih meningkatkan efisiensi kerja, peningkatan ini erat kaitannya
dengan makin berkurangnya kesalahan yang dilakukan bawahan,
sehingga pemakaian sumber daya (tenaga, harta, dan sarana) yang
sia-sia akan dapat dicegah (Azwar 1996, dalam Nursalam, 2007).

Apabila kedua peningkatan ini dapat diwujudkan, maka sama artinya


bahwa tujuan organisasi telah tercapai dengan baik. 
Prinsip Pokok Dalam SUPERVISI
Agar supervisi dapat dijalankan dengan baik maka seorang suprvisor harus memahami prinsip- prinsip
supervisi dalam keperawatan sebagai berikut :
a. Supervisi dilakukan sesuai dengan struktur organisasi
b. Didasarkan atas hubungan profesional dan bukan pribadi.
c. Kegiatan direncanakan secara matang.
d. Bersifat edukatif, supporting dan informal.
e. Memberikan perasaan aman pada staf dan pelaksana keperawatan
f. Membentuk hubungan kerjasama yang demokratis antara supervisor dan staf.
g. Harus objektif dan sanggup mengadakan “self evaluation”.
h. Harus progresif, inovatif, fleksibel dan dapat mengembangkan kelebihan masing-masing perawat yang
disupervisi.
i. Konstruktif dan kreatif dalam mengembangkan diri disesuaikan dengan kebutuhan.
j. Dapat meningkatkan kinerja bawahan dalam upaya meningkatkan kualitas asuhan keperawatan.
k. Suprvisi dilakukan secara teratur dan berkala.
l. Supervisi dilaksanakan secara fleksibel dan selalu disesuaikan dengan perkembangan.
Cara Supervisi
a. Supervisi Langsung :
• Supervisi dilakukan langsung pada kegiatan yang sedang
berlangsung. Cara supervisi ini ditujukan untuk
bimbingan dan arahan serta mencegah dan memperbaiki
kesalahan yang terjadi.
 Cara supervisi terdiri dari :
1.   Merencanakan

• Seorang supervisor, sebelum melakukan supervisi harus membuat


perencanaan tentang apa yang akan disupervisi, siapa yang akan disupervisi,
bagaimana tekniknya, kapan waktunya dan alasan dilakukan supervisi
(Kron, 1987).

• Dalam membuat perencanaan diperlukan unsur-unsur : Objektif / tujuan dari


perencanaan, Uraian Kegiatan, Prosedur, Target waktu pelaksanaan,
penanggung jawab dan anggaran (Suarli, 2009).
2.   Mengarahkan
Pengarahan yang dilakukan supervisor kepada staf
meliputi pengarahan tentang bagaimana kegiatan
dapat dilaksanakan sehingga tujuan organisasi dapat
tercapai. Dalam memberikan pengarahan diperlukan
kemampuan komunikasi dari supervisor dan
hubungan kerjasama yang demokratis antara
supervisor dan staf.
Cara pengarahan yang efektif adalah :

• Pengarahan harus lengkap


• Menggunakan kata-kata yang tepat
• Bebicara dengan jelas dan lambat
• Berikan arahan yang logis.
• Hindari memberikan banyak arahan pada satu waktu.
• Pastikan bahwa arahan dipahami.
• Yakinkan bahwa arahan supervisor dilaksanakan sehingga perlu
kegiatan tindak lanjut.
3.    Membimbing
 Agar staf dapat menyelesaikan pekerjaan dengan baik, maka dalam
melakukan suatu pekerjaan, staf perlu bimbingan dari seorang
supervisor.
Supervisor harus memberikan bimbingan pada staf yang mengalami
kesulitan dalam menjalankan tugasnya, bimbingan harus diberikan
dengan terencana dan berkala.
Staf dibimbing bagaimana cara untuk melakukan dan menyelesaikan suatu
pekerjaan. Bimbingan yang diberikan diantaranya dapat berupa : pemberian
penjelasan, pengarahan dan pengajaran, bantuan, serta pemberian contoh
langsung.
4.    Memotivasi

Supervisor mempunyai peranan penting dalam memotivasi staf untuk


mencapai tujuan organisasi. Kegiatan yang perlu dilaksanakan supervisor
dalam memotivasi antara lain adalah (Nursalam, 2015) :
 Mempunyai harapan yang jelas terhadap staf dan mengkomunikasikan harapan
tersebut kepada para staf.
 Memberikan dukungan positif pada staf untuk menyelesaikan pekerjaan.
 Memberikan kesempatan pada staf untuk menyelesaikan tugasnya dan memberikan
tantangan-tantangan yang akan memberikan pengalaman yang bermakna.
 Memberikan kesempatan pada staf untuk mengambil keputusan sesuai tugas limpah
yang diberikan.
 Menciptakan situasi saling percaya dan kekeluargaan dengan staf.
 Menjadi role model bagi staf.
5.   Mengobservasi (Nursalam, 2015)

• Untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi staf


dalam melaksanakan tugasnya sehingga dapat
menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan yang
diharapkan, maka supervisor harus melakukan
observasi terhadap kemampuan dan perilaku staf
dalam menyelesaikan pekerjaan dan hasil pekerjaan
yang dilakukan oleh staf.
6.    Mengevaluasi

Evaluasi merupakan proses penilaian pencapaian tujuan, apabila


suatu pekerjaan sudah selesai dikerjakan oleh staf, maka diperlukan
suatu evaluasi upaya pelaksanaan dan membandingkan dengan
rencana yang telah disusun sebelumnya.
Evaluasi juga digunakan untuk menilai apakah pekerjaan tersebut
sudah dikerjakan sesuai dengan ketentuan untuk mencapai tujuan
organisasi. Evaluasi dapat dilakukan dengan cara menilai langsung
kegiatan, memantau kegiatan melalui objek kegiatan. Apabila suatu
kegiatan sudah di evaluasi, maka diperlukan umpan balik terhadap
kegiatan tersebut.
b.    Supervisi Tidak Langsung

• Supervisi dilakukan melalui laporan tertulis, seperti laporan


pasien dan catatan asuhan keperawatan dan dapat juga
dilakukan dengan menggunakan laporan lisan seperti saat
timbang terima dan ronde keperawatan.
• Pada supervisi tidak langsung dapat terjadi kesenjangan fakta,
karena supervisor tidak melihat langsung kejadian dilapangan.
Oleh karena itu agar masalah dapat diselesaikan , perlu
klarifikasi dan umpan balik dari supevisor dan staf.
KOMPETENSI
Seorang supervisor harus memiliki kemampuan dalam :
1. Memberikan pengarahan dan petunjuk yang jelas, sehingga dapat dimengerti
oleh staf dan pelaksana keperawatan.
2. Memberikan saran, nasehat dan bantuan kepada staf/ pelaksana keperawatan
3. Memberikan motivasi untuk meningkatkan semangat kerja staf dan
pelaskanaan keperawatan
4. Proses kelompok (dinamika kelompok)
5. Memberikan latihan dan bimbingan yang diperlukan oleh staf dan pelaksanaan
keperawatan
6. Melakukan penilaian terhadap penampilan kinerja perawat
7. Mengadakan pengawasan agar asuhan keperawatan lebih baik
ALUR SUPERVISI
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai