Anda di halaman 1dari 28

SUPERVISI DAN

MONITORING BIDAN

SUCIATI YR, SST, M.TR.Keb


PENDAHULUAN

• Mutu YANKES sangat erat hubungannya dgn kepuasan


pelanggan dan keselamatan pasien (patien safety)
• Kepuasan pelanggan merupakan upaya untuk memberi rasa
puas dan menumbuhkan kepercayaan terhadap konsumen
sehingga konsumen merasa dirinya diperhatikan dengan baik
dan benar
KONSEP DASAR KEPUASAN

1. Attitude ( Sikap )
Bidan diharapkan memiliki sikap yg baik, ramah dan penuh simpati
2. Attenttion ( Perhatian )
Bidan diharapkan senantiasa memperhatikan dan mencermati
keinginan kien sehingga pelanggan merasa puas dan terpenuhi
keinginannya
3. Action ( Tindakan )
Pada konsep perhatian , pelanggan menunjukan minat untuk
mendapatkan pelayanan atau suatu tindakan
UU Kebidanan no. 4 th 2019
Pasien berhak memperoleh pelayanan sesuai
kompetensi, kode etik, standar profesi, standar pelayanan

SUPERVISI DAN MONITORING


SUPERVISI DAN MONITORING
DEFINISI

Supervisi
Suatu kegiatan yang dilakukan berupa pengawasan, pengontrolan,
pengendalian maupun pengevaluasian.
Menurut Gillies (1994), supervisi atau pengawasan merupakan salah
satu dari prinsip perilaku kepemimpinan. Supervisi dilakukan untuk
melihat pekerjaan yang sedang berlangsung dan memperbaikinya
apabila terjadi pelaksanaan yang tidak baik.
Menurut RCN (2007), supervise merupakan proses memastikan
kegiatan dilaksanakan sesuai dengan tujuan organisasi, dengan cara
melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan kegiatan.
 Fayol dan Swanburg (2010), supervisi merupakan pemeriksaan apakah
segala sesuatunya terjadi sesuai dengan rencana, instruksi, serta prinsip
yang telah ditentukan yang bertujuan untuk menunjukkan kekurangan &
kesalahan agar dapat diperbaiki dan tidak terjadi lagi.
 Supervisi adalah melakukan pengamatan secara langsung dan berkala
oleh atasan terhadap pekerjaan yang dilakukan bawahan yang kemudian
bila ditemukan masalah segera dilakukan bantuan yang bersifat langsung
guna mengatasinya (Suarli, 2012).
 Marquis & Huston (2010), supervisi adalah kegiatan yang direncanakan
untuk membantu tenaga keperawatan dalam melakukan pekerjaan
mereka secara efektif.
 Supervisi klinis adalah mekanisme dukungan untuk praktisi
profesional klinis di mana mereka dapat berbagi pengalaman
organisasi, perkembangan dan emosional dengan aman dalam
rangka meningkatkan pengetahuan dan keterampilan.
Proses ini akan menyebabkan peningkatan kesadaran termasuk
akuntabilitas dan praktek reflektif ( Lynch & Happel, 2008).
MONITOTING
 Kegiatan untuk mengikuti suatu program dan pelaksanaanya secara
mantap, teratur dan terus menerus dengan cara mendengar, melihat
dan
mengamati & mencatat keadaan serta perkembangan program tersebut.
 Upaya rutin dalam mengidentifikasi pelaksanaan program yang telah
direncanakan, waktu pelaksanaan program sebagaimana telah
dijadwalkan, dan kemajuan dalam mencapai tujuan program (UNESCO).
 Suatu kegiatan untuk mengikuti perkembangan program yang dilakukan
secara mantap dan teratur serta terus menerus (Suherman, dkk.1988).
 Monitoring merupakan fungsi manajemen yang berkesinambungan
yang mempunyai tujuan utama menyediakan umpan balik dan
indikasi awal tentang bagaimana kegiatan-kegiatan dilaksanakan,
perkembangan atau pencapaian kinerja dari waktu ke waktu serta
melaporkan pencapaian hasil yang diharapkan kepada manajer dan
stakeholders.
 Monitoring melacak kinerja yang nyata terhadap apa yang
direncanakan atau diharapkan dengan menggunakan standar yang
telah ditetapkan sebelumnya.
Monitoring meliputi kegiatan pengumpulan dan analisis data
tentang proses dan hasil dari pelaksanaan program atau kegiatan
dan memberikan rekomendasi untuk melakukan tindakan koreksi.
Hasil monitoring dipakai sebagai dasar tindakan manajemen, mulai
dari penjaminan kegiatan tetap pada tracknya sampai pada tindakan
koreksi dan/ atau penyesuaian.
TUJUAN SUPERVISI & MONITORING

 Gillies (1994), adalah untuk memeriksa, menilai dan memperbaiki


penampilan kerja pegawai sesuai dengan kriteria yg telah ditetapkan.
 Swanburg (2010) adalah :
1. Memperhatikan anggota unit organisasi di samping itu area kerja dan
pekerjaan itu sendiri.
2. Memperhatikan rencana, kegiatan, dan evaluasi dari pekerjaannya.
3. Meningkatkan kemampuan pekerjaan melalui orientasi, latihan dan
bimbingan individu sesuai kebutuhannya serta mengarahkan kepada
kemampuan ketrampilan.
TEKNIK
SUPERVISI DAN MONITORING

 Menurut Arwani (2006), secara teknis supervisi dapat dilakukan


secara langsung dan tidak langsung.
1. Supervisi langsung
Bertujuan untuk proses pembimbingan, arahan, dan pencegahan
serta memperbaiki kesalahan yang terjadi (tepat guna).
Supervisi langsung dilakukan pada kegiatan yang sedang
berlangsung. Supervisor terlibat dalam kegiatan agar pengarahan
dan pemberian petunjuk tidak dirasakan sebagai perintah.
2. Supervisi tidak langsung dilakukan melalui laporan tertulis seperti
laporan pasien dan catatan asuhan kebidanan.
Supervisor tidak melihat langsung kejadian dilapangan sehingga
memungkinkan terjadi kesenjangan fakta. Hasil temuan dari
supervisi tidak langsung memerlukan klarifikasi dan umpan balik
diberikan agar tidak terjadi salah persepsi dan masalah segera dapat
diselesaikan (Suyanto, 2008).
 Menurut Suarli (2012), teknik pokok supervisi mencakup empat hal :
1. Menetapkan masalah dan prioritasnya
2. Menetapkan penyebab masalah
3. Melaksanakan jalan keluar
4. Menilai hasil yang dicapai untuk tindak lanjut.
 Douglas dan Swanburg (2010), mengemukakan bahwa dalam
pelaksanaan aktivitas supervisi perlu mempertimbangkan hubungan
interpersoanal dan komunikasi
 Menurut Kirk, Eaton & Auty (2000), proses supervisi dapat dilakukan
dengan cara self-supervision, one-to-one supervision dan team
supervision.
 Bush (2005), mengemukakan supervisi dapat dilakukan dengan cara :
* one-to-one dengan expert berasal dari disiplin ilmu yang sama,
* one-to-one dengan expert berasal dari disiplin ilmu yang berbeda,
* one-to-one yang dilakukan oleh rekan, group supervision dan network
supervision. Kegiatan tersebut dilaksanakan dengan meningkatkan
hubungan interpersonal sehingga tujuan dari supervisi dapat tercapai.
KOMPETENSI SUPERVISOR
Seorang supervisor kebidanan harus memiliki kemampuan :
1. Memberikan pengarahan dan petunjuk yang jelas, sehingga dapat
dimengerti oleh staf dan pelaksana kebidanan
2. Memberikan saran, nasehat dan bantuan kepada staf dan pelaksana.
3. Memberikan motivasi untuk meningkatkan semangat kerja staff dan
pelaksana keperawatan
4. Mampu memahami dinamika kelompok
6. Memberikan latihan dan bimbingan yang diperlukan
7. Melakukan penilaian terhadap penampilan kerja
8. Mengadakan pengawasan agar agar asuhan kebidanan yang diberikan
lebih baik.
PERAN DAN FUNGSI SUPERVISOR

Peran
1. Sebagai perencana.
Seorang supervisor dituntut mampu membuat perencanaan
sebelum melaksanakan supervisi. Dalam perencanaan seorang
supervisor banyak membuat keputusan mendahulukan tugas dan
pemberian arahan, untuk memperjelas tugasnya untuk siapa,
kapan waktunya, bagaimana, mengapa, termasuk memberikan
instruksi.
2 Sebagai pengarah.
Seorang supervisor harus mampu memberikan arahan yang baik saat
supervisi. Semua pengarahan harus konsisten dan membantu
pelaksana dalam menampilkan tugas dengan aman dan efisien .
Pengarahan diberikan untuk menjamin agar mutu asuhan kebidanan
berkualitas standar. Tanpa adanya pengarahan, karyawan cenderung
melakukan pekerjaan menurut cara pandang mereka pribadi.
3. Sebagai pelatih.
Seorang supervisor dalam memberikan supervisi harus dapat
berperan sebagai pelatih dalam pemberian asuhan kebidanan.
Prinsip dari pengajaran dan pelatihan harus menghasilkan perubahan
perilaku, yang meliputi mental, emosional, aktivitas fisik, atau
mengubah perilaku, gagasan, sikap dan cara mengerjakan sesuatu.
4. Sebagai penilai.
Seorang supervisor dalam melakukan supervisi dapat memberikan
penilaian yang baik. Penilaian akan berarti dan dapat dikerjakan
apabila tujuannya spesifik dan jelas, terdapat standar penampilan
kerja dan observasinya akurat.
Fungsi
1. Teacher
Membantu untuk mengembangkan pengetahuan dan keterampilan,
meningkatkan kesadaran diri, melalui proses pembelajaran dengan
mengidentifkasi kebutuhan untuk meningkatkan professional.
Supervisor adalah guru, pelatih dan role model profesional.
2. Consultant
Sebagai konsultan kinerja serta memantau masalah yang ada dan juga
menentukan alternatif penyelesaian masalah untuk mencapai tujuan bersama.
Konsultan sebagai unit terdepan dalam organisasi untuk mengenali dan
mengatasi masalah yang ada.
3. Coach
Memberikan dukungan dalam pembentukan moral, menilai
kebutuhan serta kekuatan, menyarankan berbagai pendekatan klinis,
model serta mengatasi kelelahan melalui pelatihan terus menerus.
4. Mentor (role model)
supervisor mengajarkan supervisees melalui peran model,
memfasilitasi pengembangan professional serta melatih generasi
berikutnya.
MODEL SUPERVISI

Menurut Suyanto (2008), beberapa model supervisi dapat diterapkan :


1. Model konvensional
Supervisi dilakukan melalui inspeksi langsung untuk menemukan masalah
dan kesalahan dalam pemberian asuhan. Supervisi dilakukan untuk
mengoreksi kesalahan dan memata-matai staff dalam menjalankan tugas.
Model ini sering tidak adil karena hanya melihat sisi negatif dari
pelaksanaan
sehingga sulit terungkap sisi positif / keberhasilan yang telah dilakukan.
2. Model ilmiah
Supervisi dilakukan dengan pendekatan yang sudah direncanakan
sehingga tidak hanya mencari kesalahan atau masalah saja.
Supervisi memiliki karakteristik:
a. Dilakukan secara berkesinambungan
b. Dilakukan dengan prosedur
c. Instrument dan standar supervisi yang baku
d. Menggunakan data yang obyektif sehingga dapat diberikan umpan
balik dan bimbingan.
3. Model klinis
Supervisi ini bertujuan untuk membantu pelaksana dalam
mengembangkan profesionalisme sehingga penampilan kinerjanya
dalam pemberian asuhan. Supervisi yang dilakukan secara sistematis
melalui pengamatan pelayanan asuhan yang diberikan oleh seorang
bidan selanjutnya dibandingkan dengan standar kebidanan.
4. Model artistik
Model ini dilakukan dengan pendekatan personal untuk menciptakan
rasa aman sehingga supervisor dapat diterima oleh pelaksana yang
akan di supervisi.
Pendekatan interpersonal akan menciptakan hubungan saling
percaya sehingga hubungan antara pelaksana dengan supervisor
akan terbuka yang mempermudah proses supervisi.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai